• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I Sekolah Dasar"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS I SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Fajar Mualifah Veani NIM : 151134237. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

▸ Baca selengkapnya: bu veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS I SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Fajar Mualifah Veani NIM : 151134237. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN sripsi ini peneliti persembahkan kepada : 1.. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Kedua orang tua peneliti yang tersayang, almarhum Suprihanta dan almarhumah Wiji Suprattiwi yang memberikan saya kesempatan untuk melanjutkan sekolah S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma.. 3.. Mamak peneliti Sumiyem yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. 4.. Nenek peneliti Kasemi yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. 5.. Saudara peneliti Hafidz Jita Afilia, Amalia Amin Fauzi dan Latif Sumanjaya Ahmad yang selalu mendampingi dan membantu dalam menyusun skripsi ini.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Karena sesunngguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada Allah, berharaplah (Q.S Al-Insyirah ayat 5-8). Ya Allah, please make my heart stong when I fell down (Ya Allah, tolong buat hatiku kuat ketika aku merasa jatuh) (Fajar Mualifah Veani). Ikuti alur dan bersyukur karena itu sudah takdir-Nya yang terbaik untukmu (Fajar Mualifah Veani). vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS I SEKOLAH DASAR Fajar Mualifah Veani Universitas Sanata Dharma 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul sempoa dalam mata pelajaran Matematika untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Research and Development (R&D). Langkah yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah (1) Menganalisis kebutuhan dan tujuan, (2) Menganalisis pembelajaran, (3) Menganalisis pembelajar dan konteks, (4) Merumuskan tujuan performansi, (5) Mengembangkan instrumen, (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, (7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar, (8) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merevisi, serta (10) Mengembangkan dan melaksanakan evaluasi sumatif. Modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I ini diuji cobakan di SD Negeri Dayuharjo. Berdasarkan penilaian dari validator diketahui bahwa modul yang disusun bernilai 2,89 dalam kategori “baik” dalam aspek cover modul, pengenalan sempoa, penggunaan bahasa, penyusunan kalimat, pemilihan soal, dan kesesuaian materi. Dalam uji keterbacaan modul oleh siswa bernilai 3,6 masuk dalam kategori “sangat baik” dalam aspek cover modul, penggenalan sempoa, penggunaan bahasa, pemilihan soal, dan kesesuaian materi. Modul Sempoa Materi Penjumlahan untuk Peserta Didik Kelas I Sekolah Dasar ini dapat membuat peserta didik lebih mandiri dari pada sebelumnya. Kata Kunci : pengembangan modul, sempoa, penjumlahan. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSRACT DEVELOPMENT OF ABACUS MODULE TO LEARN ADDITION’S MATTER FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Fajar Mualifah Veani Sanata Dharma University 2019 The purpose of this research is to develop abacus module in mathematics subject for student grade I in elementary school. The method used in this research is Research and Development (R&D). This research and development used 10 steps (1) Identify instructional goal(s), (2) Conduct instructional analysis, (3) Analyze learners and contexts, (4) Write performance objectives, (5) Develop assessment instrument, (6) Develop instructional strategy, (7) Develop and select instructional materials, (8) Design and conduct formative evaluation of instruction, (9) Revise instruction, and (10) Design and conduct summative evaluation. This abacus module on addition’s matter for student grade I tried out in SD Negeri Dayuharjo. According to the evaluation from validator before it is tried out known that the module has score 2,8 categorized in “good”on cover’s module, abacus’s introducing, language, sentence, task selection, and material suitability . In read-test from students this modul has score 3,6 categorized in “very good” on cover’s module, abacus’s introducing, language, task selection, and material suitability. This Abacus Module on Addition’s Matter for First Grade Student in Elementary School can make students more independent than before. Keyword: module development, abacus, addition matter. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul, “Pengembangan Modul Sempoa Materi Penjumlahan untuk Peserta Didik Kelas I Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang dilakukan agar memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih yang seutuhnya peneliti ucapkan kepada : 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Ibu Chistiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen validator yang telah membantu memaksimalkan hasil penelitian dalam skripsi ini.. 3.. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pikiran untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 4.. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.. 5.. Kedua orang tua peneliti almarhum Suprihanta dan almarhumah Wiji Suprattiwi yang memberikan saya kesempatan untuk melanjutkan sekolah S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma.. 6.. Mamak peneliti Sumiyem yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. 7.. Nenek peneliti Kasemi yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. 8.. Saudara peneliti Hafidz Jita Afilia, Amalia Amin Fauzi dan Latif Sumanjaya Ahmad yang selalu mendampingi dan membantu dalam menyusun skripsi ini.. 9.. Keluarga besar peneliti yang selalu memotivasi dan memberi doa, sehingga skripsi ini dapat selesai.. 10. Bapak Drs. Abu Yamin selaku Kepala Sekolah SD Negeri Dayuharjo Yogyakarta. yang. telah. memberikan. izin. kepada. peneliti. untuk. melakukanpenelitian. 11. Ibu Agnes, selaku ahli sempoa yang telah membantu dalam penilaian modul sempoa dalam skripsi ini.. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Ibu Azil dan Ibu Daryati, selaku guru kelas yang telah membantu dalam penilaian modul sempoa dalam skripsi ini. 13. Teman seperjuangan skrisip Candra Dipta Anindya dan Wulan Kartika Sari yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Keluarga besar SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu terselenggaranya penelitian untuk skripsi ini. 15. Sahabat-sahabat peneliti Dwi Nur Suraningrum, Erryna Santi Wijayatika, Maya Puspita Sari, Halimah Dwi Cahyani, Bastari Dwi Kurniawati, Ayu Dwi Ratna Sari, Cindy Tri Kusuma, Teressa Ariani, Lidwina Tutusari Mieke, Risalia Nur Laili dan Antonia Triyatmi yang telah memberikan dukungan dan memotivasi agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti memiliki motivasi yang baik dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan dan bantuan yang telah diberikan semua pihak baik berupa dukungan moral maupun material mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orangorang yang membaca khususnya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... ix ABSTRACT ...................................................................................................... x KATA PENGANTAR .................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7 E. Definisi Operasional ................................................................................... 8 F. Spesifikasi Produk ...................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 11 A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 11 1. Matematika ................................................................................................. 11 1.1 Karakteristik Matematika .......................................................................... 12 1.2 Pembelajaran Matematika ......................................................................... 13 1.3 Operasi Hitung dalam Pembelajaran Matematika ..................................... 13. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4 Penjumlahan .............................................................................................. 14 2. Sempoa ....................................................................................................... 14 2.1 Sejarah ....................................................................................................... 14 2.2 Pengertian Sempoa .................................................................................... 15 2.3 Bentuk dan Bagian Sempoa ...................................................................... 16 2.4 Cara Penggunaan Sempoa ......................................................................... 18 2.5 Operasi Hitung Penjumlahan dalam Sempoa ............................................ 22 2.6 Manfaat Sempoa ........................................................................................ 28 2.7 Kelebihan Sempoa .................................................................................... 29 3. Modul ......................................................................................................... 33 3.1 Pengertian Modul ...................................................................................... 33 3.2 Manfaat Modul .......................................................................................... 33 3.3 Karakteristik Modul .................................................................................. 34 B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 36 C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 40 D. Pertanyaan Peneliti ..................................................................................... 42 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 43 1. Menganalisis Kebutuhan dan Tujuan ......................................................... 43 2. Menganalisis Pembelajaran ........................................................................ 44 3. Menganalisis Pembelajar dan Konteks ....................................................... 44 4. Merumuskan Tujuan Performansi .............................................................. 44 5. Mengembangkan Instrumen ....................................................................... 45 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran .................................................... 45 7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar ............................................... 45 8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif ..................................... 46 9. Merevisi ...................................................................................................... 46 10. Mengembangkan dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif ........................... 46 B. Setting Penelitian ........................................................................................ 47 1. Subjek Penelitian ........................................................................................ 47 2. Objek Penelitian ......................................................................................... 47. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 47 4. Waktu Penelitian ........................................................................................ 48 C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 48 1. Menganalisis Kebutuhan dan Tujuan ......................................................... 48 2. Menganalisis Pembelajaran ........................................................................ 49 3. Menganalisis Pembelajar dan Konteks ....................................................... 49 4. Merumuskan Tujuan Performansi .............................................................. 50 5. Mengembangkan Instrumen ....................................................................... 51 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran .................................................... 51 7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar ............................................... 52 8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif ..................................... 52 9. Merevisi ...................................................................................................... 53 10. Mengembangkan dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif ........................... 53 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55 1. Angket ........................................................................................................ 55 2. Wawancara ................................................................................................. 56 3. Observasi .................................................................................................... 57 E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 58 1. Pedoman Wawancara ................................................................................. 60 2. Pedoman Observasi .................................................................................... 62 3. Angket Penilaian Modul ............................................................................. 64 4. Angket Kuisioner Keterbacaan Produk untuk Peserta Didik Kelas I ......... 66 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 67 1. Teknik Analisis Data Kualitatif .................................................................. 67 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ................................................................ 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 71 A. Hasil Penelitian Pengembangan ................................................................. 71 1. Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Penjumlahan untuk Peserta didik Kelas I Sekolah dasar ........................................................................ 71 1.1 Menganalisis Kebutuhan dan Tujuan ........................................................ 71 1.2 Menganalisis Pembelajaran ....................................................................... 74. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.3 Menganalisis Pembelajar dan Konteks ..................................................... 77 1.4 Merumuskan Tujuan Performansi ............................................................. 79 1.5 Mengembangkan Instrumen ...................................................................... 80 1.6 Mengembangkan Strategi Pembelajaran ................................................... 83 1.7 Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar .............................................. 83 1.8 Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif .................................... 86 1.9 Merevisi ..................................................................................................... 89 1.9.1 Cover Modul .......................................................................................... 89 1.9.2 Pengenalan Sempoa ............................................................................... 91 1.9.3 Penggunaan Bahasa ............................................................................... 94 1.9.4 Penyusunan Kalimat .............................................................................. 95 1.9.5 Pemilihan Soal dan Kesesuaian Materi ................................................. 96 1.10 Mengembangkan dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif ........................ 99 1.10.1 Uji Coba Hari Pertama ........................................................................ 100 1.10.2 Uji Coba Hari Kedua ........................................................................... 103 1.10.3 Uji Coba Hari Ketiga .......................................................................... 105 B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 110 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 118 A. Kesimpulan ................................................................................................. 119 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 121 C. Saran ........................................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sahabat Kecil ..................................................................................... 25 Tabel 2.2 Sahabat Besar ..................................................................................... 25 Tabel 2.3 Sahabat Gabungan .............................................................................. 26 Tabel 2.4 Teman Kecil ....................................................................................... 27 Tabel 2.5 Teman Besar ...................................................................................... 27 Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian ................................................ 59 Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Awal dengan Guru Kelas I .............................. 60 Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas I setelah Uji Coba ............ 61 Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik Kelas I setelah Uji Coba ........... 62 Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Penilaian Modul oleh Para Ahli ............................. 65 Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuisioner Uji Keterbacaan Produk untuk Peserta Didik ..... 66 Tabel 3.7 Klasifikasi Kualitas Modul ................................................................ 70 Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Modul ................................................................ 81 Tabel 4.2 Instrumen Uji Keterbacaan Modul ..................................................... 82 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Modul ........................................................................ 88 Tabel 4.4 Data Rekapitulasi Penilaian Modul .................................................... 88 Tabel 4.5 Data Penilaian Validator dalam Aspek Cover Modul ........................ 90 Tabel 4.6 Data Penilaian Validator dalam Aspek Pengenalan Sempoa ............. 92 Tabel 4.7 Data Penilaian Validator dalam Aspek Penggunaan Bahasa ............. 94 Tabel 4.8 Data Penilaian Validator dalam Aspek Penyusunan Kalimat ............ 96 Tabel 4.9 Data Penilaian Validator dalam Aspek Pemilihan Soal ..................... 97 Tabel 4.10 Data Penilaian Validator dalam Aspek Kesesuaian Materi ............. 98 Tabel 4.11 Hasil Penilaian Uji Keterbacaan Modul ........................................... 108 Tabel 4.12 Data Rekapitulasi Penilaian Uji Keterbacaan Modul ...................... 109. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sempoa Cina .................................................................................. 16 Gambar 2.2 Sempoa Jepang ............................................................................... 17 Gambar 2.3 Literatur Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ....................... 39 Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Modul Sempoa ....................................... 54 Gambar 4.1 Cover Modul Sebelum Revisi ........................................................ 91 Gambar 4.2 Cover Modul Setelah Revisi .......................................................... 91 Gambar 4.3 Bagian-bagian Sempoa Sebelum Revisi ........................................ 92 Gambar 4.4 Bagian-bagian Sempoa Setelah Revisi ........................................... 92 Gambar 4.5 Teman Kecil Sebelum Revisi ......................................................... 93 Gambar 4.6 Teman Kecil Setelah Revisi ........................................................... 93 Gambar 4.7 Teman Besar Sebelum Revisi ........................................................ 93 Gambar 4.8 Teman Besar Setelah Revisi ........................................................... 93 Gambar 4.9 Halaman cara Penggunaan Sempoa ............................................... 94 Gambar 4.10 Bahasa dalam Kalimat Sebelum Revisi ....................................... 95 Gambar 4.11 Bahasa dalam Kalimat Setelah Revisi .......................................... 95 Gambar 4.12 Kalimat Perintah dalam Latihan Soal Sebelum Revisi ................ 96 Gambar 4.13 Kalimat Perintah dalam Latihan Soal Setelah Revisi ................... 96 Gambar 4.14 Latihan Soal .................................................................................. 98 Gambar 4.15 Halaman Mengenai Latihan Soal Tambahan ............................... 98. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Validasi Produk di SD ................................................... 129 Lampiran 2 Surat Izin Validasi Kepada Dosen Ahli Matematika ...................... 130 Lampiran 3 Surat Izin Validasi Kepada Ahli Sempoa ....................................... 131 Lampiran 4 Hasil Validasi Kepada Produk oleh Dosen Ahli Matematika ........ 132 Lampiran 5 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Sempoa ....................................... 134 Lampiran 6 Hasil Validasi Produk oleh Guru Kelas IA .................................... 136 Lampiran 7 Hasil Validasi Produk oleh Guru Kelas IB ..................................... 138 Lampiran 8 Hasil Uji Keterbacaan Modul oleh Peserta Didik .......................... 140 Lampiran 9 Surat Izin Melakukan Penelitian ..................................................... 152 Lampiran 10 Surat Telah Melakukan Penelitian ................................................ 153 Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian .............................................................. 154 Lampiran 12 Modul Sempoa (dicetak terpisah) ................................................. 156 Lampiran 13 Curriculum Vitae .......................................................................... 157. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini diuraikan (1) Latar belakang, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, dan (5) Ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang Menurut Susanto (2013:185), matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir, berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaian masalah sehari-hari dan dunia kerja serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sama seperti pernyataan Sutarto dan Syarifuddin (dalam Syahrir dan Susilawati, 2015:2) yang menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Jadi, matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang berguna karena dapat meningkatkan daya pikir dalam menyelesaian masalah dalam kehidupan seharihari manusia. Kegiatan dalam mata pelajaran Matematika salah satunya yaitu berhitung. Dalam hal ini terdapat beberapa materi antara lain operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Penjumlahan merupakan materi dasar yang perlu dikuasai seorang peserta didik dalam menempuh pendidikan di sekolah dasar. Materi ini perlu dikuasai oleh para peserta didik agar konsep-konsep lain dalam pembelajaran Matematika maupun mata pelajaran lainnya lebih mudah. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. dikuasai. Hal ini sejalan dengan pernyataan Faiza dan Nurhenti (2015:1) yang menyatakan bahwa, kegiatan berhitung merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kognitif anak usia dini. Jadi, materi utama yang perlu dikuasai oleh para peserta didik dalam kegiatan berhitung adalah operasi hitung penjumlahan. Menurut Tri (2014:15) menjumlah berarti menggabungkan dua bilangan atau lebih. Operasi hitung penjumlahan penting dipelajari untuk pertama kali karena banyak diterapkan di kehidupan peserta didik sehari-hari. Misalnya ketika mereka diberi uang saku oleh ibunya sebelum pergi ke sekolah sebesar Rp 1.000,00 lalu diberi uang lagi oleh ayahnya sebesar Rp 2.000,00. Maka anak tersebut menjumlahkan uang saku yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar mereka dapat membeli makanan atau mainan saat jam istirahat berlangsung. Dari contoh tersebut, maka guru khususnya kelas I harus menjelaskan kepada peserta didik mengenai materi penjumlahan. Selain berguna dalam kehidupan sehari-hari, penjumlahan ini perlu dipelajari sebab hal ini merupakan akar dari materi operasi hitung lainnya seperti pengurangan, perkalian, dan pembagian yang menjadi materi mata pelajaran Matematika di sekolah dasar. Berdasarkan wawancara pada 4 Oktober 2018 yang dilakukan oleh peneliti, guru SD Negeri Dayuharjo kelas I menganggap bahwa materi operasi hitung bilangan dalam pembelajaran Matematika ini cukup sulit terutama bagi para peserta didiknya yang baru mengikuti pendidikan dasar. Hal ini terlihat dalam kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi yang dilakukan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. terlihat bahwa beberapa peserta didik kelas I SD Negeri Dayuharjo belum dapat memahami materi mengenai operasi hitung penjumlahan. Beberapa peserta didik dalam kegiatan pembelajaran saat observasi pada tanggal 5 Oktober 2018 terlihat merasa kesulitan dalam materi penjumlahan karena belum fokus terhadap materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal ini terjadi karena mereka terbiasa dengan keadaan di taman kanak-kanak sebelum memasuki pendidikan dasar di SD Negeri Dayuharjo. Mereka juga terlihat masih sering bermain, bercengkrama atau menganggu teman yang fokus saat guru menjelaskan. Faktor lain yang mendukung terjadinya kesulitan dalam materi penjumlahan yaitu ketika menjelaskan guru tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai nilai bilangan dan pengertian dasar penjumlahan. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan kegiatan observasi. Guru melakukan penjelasan secara singkat dengan menggambarkan beberapa gambar benda yang sama. Ketika menjelaskan materi penjumlahan menurut penuturan guru (dalam wawancara), mereka sering menggunakan media seperti lidi, atau benda yang ada di lingkungan kelas saja. Hal inilah yang membuat para peserta didik tidak termotivasi dalam melaksanakan tugas penjumlahan yang diberikan guru karena hanya menggunakan benda itu-itu saja. Dampak dari tidak termotivasinya para peserta didik terlihat pada saat observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas saat guru menjelaskan mengenai materi tersebut. Para peserta didik hanya asal saja ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru atau bahkan menyontek pekerjaan miliki temannya. Selain guru hanya menggunakan media yang monoton, alasan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. lain mengapa para peserta didik tidak termotivasi disebabkan guru lebih banyak memberikan contoh abstrak setelah menggunakan benda konkret (monoton) yang ada di sekitar para peserta didik. Hal ini tentu saja membuat beberapa para peserta didik tidak dapat memahami mengenai materi penjumlahan yang dijelaskan oleh guru dengan baik. Berdasarkan wawancara dan observasi, cara guru untuk mengatasi beberapa peserta didik yang kesulitan dalam materi penjumlahan adalah dengan melakukan pendampingan. Guru mendampingi secara personal beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Guru juga kemudian menjelaskan secara perlahan-lahan sampai peserta didik yang mengalami kesulitan dapat menjawab soal yang diberikan oleh guru. Menurut guru, perlakukan seperti ini tidak efektif dan dapat menimbulkan kecemburuan jika dilakukan secara terus menerus meskipun membuat peserta didik yang mengalami kesulitan paham mengenai sebuah materi. Dari pernyataan-pernyataan di atas peneliti melihat bahwa para peserta didik SD Negeri Dayuharjo khususnya kelas I mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika terutama dalam materi penjumlahan. Para peserta didik belum dapat fokus dan cenderung terlihat bosan. Guru cenderung hanya menggunakan benda yang dapat dijumpai peserta didik di kehidupan sehari-hari dan monoton sehingga cenderung membosankan dan bersifat kurang efektif. Dalam menjelaskan materi penjumlahan di kelas I sekolah dasar, guru sebaiknya menggunakan media. Pemilihan media yang tepat membuat para peserta didik kelas I mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. ini sesuai dengan pendapat Isti (2012:203) yang menyatakan bahwa dalam menyajikan materi pelajaran tentang penjumlahan 1-20 haruslah menggunakan media atau alat pelajaran yang dapat membantu meningkatkan aktivitas anak, agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Salah satu media yang dapat membantu guru dalam menjelaskan materi penjumlahan adalah sempoa. Sempoa adalah sebuah alat kuno yang dipakai untuk berhitung yang terbuat dari rangka kayu dengan sederetan poros yang berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan (Ayi dan Safriani, 2015:48). Sempoa dahulu digunakan oleh pedagang Cina untuk menghitung keuntungan bisnisnya. Pada masa sekarang selain untuk nilai bilangan, sempoa juga dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, maupun akar kuadrat. Sempoa dalam penggunaanya selain menggunakan daya pikir (otak) juga menggunakan gerakan tangan. Menurut Khumaidah (dalam Faiza dan Nurhenti 2015:2), kelebihan sempoa antara lain adalah menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu menurut Bambang Suwarno (2001:40), sempoa memiliki kelebihan antara lain terkendali tangan, sangat ekonomis, mudah dioperasikan, universal, dan memenuhi tahapan pembelajaran matematika (Konkret - Semi Konkret - Semi Abstrak - Abstrak). Uraian tentang kelebihan sempoa ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Faiza dan Nurhenti (2015:1) yang membuktikan bahwa sempoa dapat mengembangkan kemampuan berhitung anak..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Dilihat dari penelitian-penelitian tersebut sempoa memiliki banyak manfaat dan keunggulan jika digunakan sebagai alat hitung untuk menunjang kegiatan belajar para peserta didik khususnya dalam kemampuan berhitung. Guna menunjang kelebihan dan manfaat tersebut maka sempoa perlu dilengkapi dengan menggunakan panduan ajar atau modul sebagai penunjang. Menurut Eka dan Abdur (2013:2), modul merupakan panduan ajar mandiri yang memuat serangkaian pengalaman belajar yang disusun secara sistematis dan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa peran modul sangat besar. Modul membuat para peserta didik lebih cepat dalam menyerap materi karena telah disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang komunikatif serta mudah diingat. Modul sempoa yang ada saat ini kebanyakan berisi soal-soal latihan. Oleh karena itu, perlu adanya modul sempoa yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan sempoa agar para peserta didik dapat lebih mudah menggunakan dan menerapkannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggabungkan alat hitung sempoa dan modul sempoa. Peneliti tertarik untuk menggembangkan modul sempoa untuk kelas I sebagai pendamping alat hitung sempoa yang nantinya dapat digunakan untuk membantu para peserta didik yang mengalami kesulitan dalam materi penjumlahan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang berjudul, “PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENJUMLAHAN UNTUK PESERTA DIDIK KELAS I SEKOLAH DASAR”.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka rumusan masalah susunan peneliti antara lain sebagai berikut 1. Bagaimana proses pengembangan modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar? 2. Bagaimanan kualitas modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut 1. Untuk. mengetahui. proses. mengembangkan. modul. sempoa. materi. penjumlahan untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar. 2. Untuk mengetahui kualitas modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar.. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut 1. Bagi peserta didik kelas I di sekolah dasar, penelitian ini dapat membantu mereka dalam memahami operasi hitung penjumlahan dengan menggunakan alat hitung sempoa secara mandiri dipandu modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I di sekolah dasar secara mandiri..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 2. Bagi peserta didik kelas I di sekolah dasar yang mengalami kesulitan, penelitian ini dapat membantu mereka lebih paham dalam melakukan operasi hitung penjumlahan baik secara mandiri maupun didampingi guru (tidak secara keseluruhan). 3. Bagi guru kelas I sekolah dasar produk dari penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan ajar alternatif dalam membantu peserta didiknya yang mengalami kesulitan maupun yang tidak dalam materi penjumlahan di kelas I di sekolah dasar dengan maupun tanpa melakukan pendampingan.. E. Definisi Operasional 1. Sempoa adalah sebuah alat hitung dari kayu berisi manik-manik dengan jumlah tertentu yang dapat digerakkan dengan jari tangan. 2. Modul sempoa adalah panduan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik dalam menggunakan sempoa. 3. Penjumlahan adalah operasi penggabungan dari dua bilangan atau lebih dalam matematika.. F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Spesifikasi produk yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah modul sempoa untuk peserta didik kelas I materi penjumlahan. Modul ini bersifat individual atau hanya dapat digunakan oleh seorang peserta didik saja. Produk penelitian dan pengembangan berupa modul ini dapat digunakan oleh guru pada.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. umumnya maupun peserta didik pada khususnya. Bagi peserta didik modul ini digunakan secara mandiri sebagai pendamping menggunakan sempoa untuk belajar materi penjumlahan secara mandiri tanpa bantuan guru maupun orang tua. Bagi guru modul ini dapat menjadi sebuah panduan ajar dalam menjelaskan materi penjumlahan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan maupun tidak secara klasikal. Modul ini disusun setelah peneliti melakukan kegiatan wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan agar peneliti melihat masalah (kesulitan belajar), kebutuhan dan kemampuan awal para peserta didik khususnya dalam materi penjumlahan dan pengetahuan mereka mengenai alat hitung sempoa. Dalam penyusunan modul peneliti mempertimbangkan beberapa hal antara lain dalam segi fisik maupun isi modul. Modul ini mempertimbangkan beberapa hal dalam penyusunannya secara fisik seperti bahan dasar, ukuran, warna yang dominan, berat, gambar, jumlah halaman, posisi kertas, ukuran huruf, ketebalan huruf, dan cara penjilidannya. Modul sempoa ini berbentuk buku dengan bahan dasar yang digunakan pada modul ini adalah kertas HVS dan Ivory berukuran A4. Kertas Ivory digunakan untuk cover sedangkan kertas HVS digunakan untuk mencetak isi dari modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I ini. Untuk penyusunan cover peneliti menggunakan aplikasi Corel. Pada bagian cover ini peneliti menggunakan background yang didominasi sebuah warna dengan gambar yang menarik dan mencerminkan isi dari modul sempoa materi penjumlahan untuk peserta didik kelas I sekolah dasar. Hal ini dilakukan agar.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. menarik pengguna dan tujuan dari modul ini terlihat yaitu untuk panduan belajar menggunakan sempoa dalam materi penjumlahan. Dalam cover ini terdapat judul modul, nama peneliti, tahun penyusunan serta gambar yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada isi modul peneliti menyusunnya menggunakan aplikasi Microsoft Office 2007 secara keseluruhan. Dalam modul sempoa yang disusun peneliti menjelaskan mengenai sejarah, cara penggunaan, istilah, dan aturan yang ada pada sempoa. Dalam penulisannya peneliti menggunakan bahasa yang baku, sederhana, komunikatif, dan dapat dipahami oleh peserta didik kelas I. Kalimat yang digunakan peneliti dalam modul peneliti susun dengan singkat namun efektif agar sifat dari modul yaitu dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri dapat tercapai. Modul ini juga dilengkapi dengan berbagai latihan dalam materi penjumlahan dengan menggunakan sempoa. Latihan-latihan dalam modul ini antara lain berisi perintah agar peserta didik menuliskan penjumlahan yang ada pada gambar, menggambarkan proses operasi penjumlahan menggunakan sempoa, dan latihan melakukan penjumlahan. Isi modul ini dicetak oleh peneliti dengan menggunakan kertas HVS berukuran A4 dengan berat 80 gram..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini memuat empat hal yang dibahas. Empat hal tersebut adalah (1) Kajian pustaka, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berfikir, dan (4) Pertanyaan peneliti. A. Kajian pustaka 1. Matematika Menurut Masykur dan Fathali (dalam Ilhamatul Chasanah, 2015:12), istilah matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “mathein” atau “mathenein”. Kedua kata ini dalam bahasa Yunani berarti “mempelajari”. Menurut Herman Hujodo, (dalam Irma, 2013:31) matematika merupakan ilmu yang sangat formal, yaitu berstruktur, abstrak dan deduktif. Menurut Joko (2010:13) matematika adalah disiplin ilmu eksak yang terorganisir dan sistematis, sehingga cabang ilmu yang memiliki bahasa sendiri berupa simbol-simbol dan angka-angka ini mampu menafsirkan permasalahan ke dalam bahasa matematika secara logis dan juga menyelesaikannya. Menurut Sutarto dan Syarifuddin (dalam Syahrir dan Susilawati, 2015:2), matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi, informasi dan komunikasi saat ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit.. 11.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Maka dari itu untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah adalah satu disiplin ilmu yang bersifat abstrak, terstruktur dan deduktif yang memiliki bahasa sendiri berupa simbol-simbol untuk menafsirkan sebuah permasalahan agar dapat diselesaikan secara logis. Oleh karena itu, matematika menjadi penting untuk kehidupan manusia sehari-hari terutama dalam penyelesaian sebuah masalah. Hal ini dapat membuat manusia dapat menciptakan dan menguasai teknologi di masa depan. 1.1 Karakteristik Matematika Soedjadi (dalam Chasanah, 2015:12) menyebutkan bahwa matematika memiliki beberapa karakteristik, antara lain (1) Memiliki objek kajian yang abstrak, (2) Bertumpu pada kesepakatan, (3) Berpola pikir deduktif, (4) Memiliki simbol yang kosong arti, (5) Memperhatikan semesta pembicaraan, dan (6) Kosisten dalam sistemnya. Pendapat Soedjadi ini senada dengan pendapat dari Masykur dan Fathani (dalam Chasanah, 2015:12) yang menyatakan bahwa matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri atas simbol-simbol dan angka. Menurut Hera Deswita (2015:1), ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan merupakan akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa mata pelajaran matematika memiliki beberapa karakteristik yaitu (1) Objek kajiannya.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. abstrak, (2) Bertumpu pada kesepakatan, (3) Berpenalaran deduktif, (4) Memiliki simbol yang hanya berarti dalam matematika, (5) Konsisten dalam sistem, dan (6) Bersifat logis. 1.2 Pembelajaran Matematika Menurut Susanto (2013:186-187), pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk menggembangkan kreativitas berfikir peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan dan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Menurut Siswono (dalam Ismarti, 2016:1), mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika. merupakan. proses. belajar. mengajar. yang. membekali,. mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik dalam menguasai sebuah pengetahuan baru yang didapatkannya. 1.3 Operasi Hitung dalam Pembelajaran Matematika Menurut Siti (2015:16), menyebutkan bahwa operasi hitung adalah suatu perbuatan untuk menentukan nilai atau solusi sesuatu hal melalui proses matematika yaitu proses menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, dan sebagainya. Menurut Ervin (2015:2), operasi hitung dasar matematika menjadi hal.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. yang sangat penting dan mendasar untuk dikuasai peserta didik secara maksimal agar tidak mengalami kesulitan pada kegiatan belajar selanjutnya. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa operasi hitung adalah dasar pada mata pelajaran matematika yang digunakan untuk menentukan solusi dari sebuah permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa operasi hitung dalam matematika. Operasi hitung tersebut meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. 1.4 Penjumlahan Tri (2014 :15) menyatakan bahwa menjumlah berarti menggabungkan dua bilangan atau lebih. Sedangkan menurut Edy (2012:13) operasi penjumlahan pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasang bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini memiliki beberapa sifat seperti pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah penggabungan dari dua bilangan atau lebih dalam matematika yang memiliki beberapa sifat. Penjumlahan ini adalah dasar yang harus dipahami peserta didik sebelum berlanjut pada keterampilan matematika lainnya.. 2. Sempoa 2.1 Sejarah Sempoa Menurut Nisa Rima (2012), menuliskan bahwa sempoa sesungguhnya berasal dari negeri Cina. Di Cina dikenal dengan istilah Suan Pan. Sempoa sangat mempermudah proses perhitungan sehingga sering dipakai dalam bisnis.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. perdagangan di Tiongkok. Menurut Eko (2014:4), pada abad ke-20 di Jepang ditemukan sempoa yang lebih sedikit maniknya, karena pada tiang vertikal hanya ada satu manik (bernilai lima) yang berada di atas garis pemisah dan ada lima manik (bernilai satuan) yang berada di bawah garis pemisah. Orang Jepang menamai sempoa ini dengan istilah Soroban. Pada perkembangannya, Soroban mengalami perubahan yaitu jumlah manik yang berada di bawah garis pemisah berjumlah empat manik (bernilai satuan). Sidqon Hadi (2010), menyebutkan bahwa perbedaan bentuk Sempoa dari Cina dan Jepang terdapat pada jumlah manik. Pada sempoa Cina, jumlah manik pertiangnya ada 7 (dua buah manik di atas dan lima buah manik di bawah). Sedangkan Sempoa Jepang memiliki jumlah maniknya 5 (satu buah manik di atas dan empat buah manik di bawah). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sempoa pertama kali digunakan di Cina dengan dua buah manik di atas dan lima buah manik di bawah. Sempoa ini sering digunakan oleh para pedagang Cina untuk menghitung hasil bisnis mereka. Pada Abad ke-20 Jepang mengembangkan sempoa dengan jumlah manik pertiangnya yang lebih sedikit yaitu 5 buah (satu buah manik atas dan empat buah manik bawah). 2.2 Pengertian Sempoa Menurut Putri Ratna Fauziyah dkk (2017:2), sempoa merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak. Menurut Ayi dan Safriani (2015:48), sempoa adalah sebuah alat kuno yang dipakai untuk berhitung yang terbuat dari rangka kayu dengan sederetan poros yang berisi manik-manik yang bisa digeser-.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. geserkan. Sedangkan menurut Eko (2014:2), sempoa adalah alat hitung tradisional dari Jepang atau Cina, bentuknya berupa kotak segi empat berisi manik-manik dalam jumlah tertentu. Dari berbagai pendapat mengenai sempoa di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sempoa adalah sebuah alat hitung yang terbuat dari kayu berisi manikmanik dengan jumlah tertentu yang dapat digeser-geser. Saat ini, sempoa dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak. 2.3 Bentuk dan Bagian Sempoa Pada saat ini ada dua jenis sempoa yaitu sempoa Cina dan sempoa Jepang. Kedua sempoa ini memiliki bentuk yang hampir sama yaitu persegi panjang dengan ruas-ruas yang berisi manik-manik serta sekat pembagi antara manik atas dan manik bawah. Menurut Ismarti (2016:3) sempoa Cina memiliki bentuk sebagai berikut 1. 1. 1. 2. 4. 4. 3. 3. 4. Gambar 2.1 Sempoa Cina Keterangan : 1 : Manik, manik-manik mewakili bilangan, dimana setiap batang berisi tujuh buah manik. Bagian atas terdapat dua buah manik yang bernilai masing-masing 5 dan di bagian bawah terdapat lima buah manik yang masing-masing bernilai 1. 2 : Tiang Pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas dan bawah dimana tempat manik-manik berada..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 3 : Tiang, tempat bergesernya manik-manik. 4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur. Ismarti (2016:3) juga menggambarkan sempoa Jepang yang merupakan salah satu pengembangan sempoa Cina sebelumnya yang memiliki ciri jumlah sempoa yang lebih sedikit. Gambar sempoa Jepang yang merupakan pengembangan dari sempoa Cina adalah sebagai berikut 1. 2. 1. 3. 4. 4. Gambar 2.2 Sempoa Jepang Keterangan : 1 : Manik-manik, mewakili bilangan dimana setiap batang berisi lima buah manik. Bagian atas terdapat satu buah manik yang bernilai 5 dan bagian bawah terdapat empat buah manik yang bernilai masing-masing 1. 2 : Pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas dan bawah dimana tempat manik-manik berada. 3 : Tiang peluncur, tempat bergesernya manik-manik. 4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur. Berdasarkan gambar dan penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa baik sempoa Cina maupun sempoa Jepang selain memiliki jumlah manik yang berbeda juga memiliki karakteristik tersendiri dalam hal menunjukkan nilai sebuah bilangan pada masing-masing tempat bilangan tersebut. Dalam sempoa Cina lima buah manik bawah menunjukkan nilai bilangan 1 pada setiap maniknya, sedangkan dua buah manik atas menunjukkan nilai bilangan 5 pada setiap.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. maniknya. Hal ini berbeda dan sudah dimodifikasi oleh sempoa Jepang yang hanya memiliki empat buah manik bawah dan satu buah manik atas. Pada manik atas dalam sempoa Jepang memiliki nilai bilangan 5, sedangkan manik bawah bernilai 1 pada setiap maniknya. 2.4 Cara Penggunaan Sempoa Pada tahap awal, anak-anak biaanya diajarkan untuk menguasai sempoa sampai mahir lalu keterampilan tangan itu dipindahkan ke dalam alam imajinasinya sampai akhirnya anak-anak tidak memerlukan sempoa lagi (Ismarti, 2016:5). Senada dengan pendapat tersebut Eko (2014:3) mengatakan bahwa awal dari operasi perhitungan aritmetika menggunakan sempoa adalah dengan cara menaik turunkan manik sempoa dengan tangan secara nyata. Kemudian proses perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara membayangkan saja, yaitu menaikturunkan manik sempoa di dalam imajinasi. Menurut Irma Nurmalasari (2013:47), di saat kita sedang menggunakan sempoa, semua manik-manik harus berada pada posisi nol. Posisi nol dalam sempoa yaitu dimana semua manik-manik berada pada tepi bingkai atas untuk manik atas dan berada di tepi bingkai bawah untuk manik bawah. Hal itu terjadi karena setiap deret manik-manik memiliki nilai yang berbeda-beda. Irma Nurmalasari (2013:47) juga berpendapat bahwa hal pertama yang harus selalu kita ingat adalah cara menggerakan manik-manik sempoa saat sedang berhitung antara lain sebagai berikut.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. a. Untuk gerakan manik ke atas, gunakan ibu jari. Contoh: untuk membuat nilai „4‟ pada sempoa, gunakan ibu jari untuk menaikkan empat buah manik bawah di tiang pembatas kearah atas. b. Untuk gerakan manik ke bawah, gunakan jari telunjuk. Contoh: untuk membuat nilai „5‟, gunakan jari telunjuk untuk menurunkan manik yang berada di atas tiang pembatas. c. Terkadang gerakan pertama dan kedua dilakukan secara bersamaan untuk membuat nilai. Nilai yang memang memerlukan manik atas dan bawah sekaligus. Contoh : untuk membuat nilai „8‟, turunkan satu buah manik atas dan naikkan tiga buah manik bawah di tiang pembatas secara serempak. Ketika melakukan gerakan ini, untuk mempermudah pemula biasanya dibarengi sebutan “gabungkan”. d. Terkadang juga proses yang berlawanan dari gerakan ketiga. Gerakan ini biasanya digunakan dalam operasi pengurangan. Contoh : Untuk 9 – 7, buatlah „9‟ di sempoa (menaikkan empat buah manik bawah dan turunkan satu manik atas secara serempak), kemudian hilangkan „7‟ darinya (naikkan satu manik atas dan turunkan dua buah manik di bawah tiang pembatas). Gerakan yang mesti dilakukan adalah menaikkan manik atas dengan jari telunjuk dan turunkan dua manik dibawah tiang pembatas dengan ibu jari secara serempak. Gerakan ini biasa dibarengi dengan sebutan “pisahkan”. e. Setelah selesai berhitung, semua tiang sempoa harus dikosongkan kembali seperti semula. Untuk itu, posisikan jari telunjuk dan ibu jari di tiang paling.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. kanan sempoa, mengapit tiang pembatas. Jalankan kedua jari anda sampai ke ujung kiri. Menurut Sapto Hadi Cahyono (2014:4), pada dasarnya belajar sempoa itu menggunaka dua jari yaitu ibu jari dan telunjuk, dimana kegunaannya sebagai berikut a. Ibu jari atau jempol digunakan untuk menaikkan manik-manik yang ada dibawah. b. Jari telunjuk untuk menaikkan dan menurunkan manik-manik atas serta digunakan untuk menurunkan manik-manik bawah. c. Letakkan sempoa diatas buku latihan yang kita kerjakan, selain itu siapkan pensil dan penghapus. d. Perhatikan manik sempoa tersebut, jika manik sempoa yang atas dan bawah saling merekat maka pisahkan terlebih dahulu hingga antara manik yang atas dan yang bawah berpisah. e. Memulai berhitung dengan menggunakan manik-manik tersebut. Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang ahli sempoa terdapat aturan sebelum menggunakan sempoa yaitu menandai tiang pembatas yang paling tengah. Hal ini dilakukan agar pengguna dapat mengetahui bahwa manik-manik yang terdapat dalam tiang peluncur pada tiang pembatas yang bertanda tersebut memiliki nilai tempat satuan. Ahli sempoa juga menjelaskan beberapa istilah dalam sempoa. Istilah-istilah ini digunakan agar para peserta didik atau orang yang menggunakan alat hitung sempoa lebih mudah memahami cara menggunakan sempoa. Istilah-istilah ini merupakan gerakan-gerakan dari.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. gabungan antara jari telunjuk dan jari jempol. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut a. Gerakan cucuk ayam Gerakan ini merupakan gerakan yang menggabungkan antara jari telunjuk dengan jari jempol di tiang pembatas untuk meletakkan semua manik bawah ke bawah dan semua manik atas ke atas. Gerakan ini dilakukan dari tiang peluncur paling kanan. Gerakan cucuk ayam ini dilakukan untuk merapikan manikmanik yang ada di dalam sempoa Jepang. Gerakan ini dilakukan sebelum dan setelah kita menggunakan manik-manik pada sempoa Jepang. b. Gerakan mencubit Gerakan mencubit ini dilakukan dengan menggabungkan manik atas dan manik bawah pada sebuah tiang peluncur ke tiang pembatas secara serempak. Gerakan ini biasanya dilakukan saat pengguna sempoa melakukan kegiatan penjumlahan atau membuat bilangan bernilai lebih dari 5. c. Gerakan menembak Gerakan menembak ini dilakukan dengan memisahkan manik atas dan manik bawah pada sebuah tiang peluncur ke tiang pembatas secara bersamaan. Gerakan ini biasanya dilakukan saat pengguna sempoa melakukan kegiatan pengurangan. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap awal, peserta didik diajarkan cara menguasai sempoa sampai mahir lalu keterampilan tangan itu diajarkan kedalam imajinasi mereka sampai akhirnya tidak memerlukan sempoa lagi. Langkah pertama untuk menggunakan sempoa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. yaitu menandai tiang pembatas yang memiliki tiang peluncur paling tengah. Tanda tersebut menunjukkan bahwa tiang peluncur itu merupakan memiliki nilai tempat satuan. Dari tanda satuan tiang peluncur ke sebelah kanan menunjukkan nilai tempat puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Sebelah kiri satuan adalah tiang peluncur menunjukkan nilai tempat persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterusnya. Jari yang digunakan dalam mengoperasikan alat hitung sempoa adalah jari jempol dan jari telunjuk. Jari jempol digunakan untuk menaikkan manik sedangkan jari telunjuk digunakan untuk menurunkan manik. Dalam sempoa terdapat gerakan mencubit dan menembak yang menggabungkan antara pergerakan jari telunjuk dan jari jempol untuk menggabungkan serta memisahkan manik atas dan manik bawah dalam sempoa. Selain penggunaan jari dalam alat hitung sempoa terdapat peraturan bahwa sebelum dan sesudah melakukan sebuah kegiatan berhitung yaitu manik dalam sempoa harus dikembalikan dalam posisi nol atau dapat disebut gerakan cucuk ayam (posisi dimana semua manik bawah berada dibawah dan semua manik atas berada di atas) dengan gerakan jari jempol dan jari telunjuk pula. Setelah para peserta didik mahir maka guru dapat meminta peserta didik melakukan operasi hitung tanpa menggunakan alat hitung sempoa. 2.5 Operasi Hitung Penjumlahan dalam Sempoa Chasanah (2015:28) menjelaskan bahwa penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan sempoa adalah dengan menambah (menaikkan manik bawah atau menurunkan manik atas) dan mengurangi (menurunkan manik bawah.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. atau menaikkan manik atas) manik-manik yang ada di tiang peluncur sempoa. Menurut beliau dalam berhitung menggunakan sempoa Jepang, peserta didik perlu diajarkan beberapa rumus, antara lain sebagai berikut a. Rumus Sederhana Rumus sederhana adalah rumus dasar untuk berhitung menggunakan sempoa. Misalnya rumus sederhana dalam mengerjakan soal 5 + 2 = 7. Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut 1) Buatlah nilai 5 pada sempoa yaitu menurunkan manik atas yang bernilai 5 dengan jari. 2) Buatlah nilai 2 pada sempoa, yakni dengan ibu jari menaikkan dua buah manik bagian bawah. 3) Terakhir dapat kita baca hasilnya, yakni satu manik atas bernilai 5 dan dua buah manik bawah sehingga 5 + 2 = 7. b. Teman Kecil Teman kecil terdiri dari dua pasangan angka yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi lima, contohnya 1 teman kecilnya 4 teman kecilnya 1 dan 2 teman kecilnya 3 teman kecilnya 2. Teman kecil itu ada 2 jenis yaitu : 1) Teman Kecil A Rumus teman kecil A adalah manurunkan manik bernilai 5 dan temannya di tiang satuan. 2) Teman Kecil B Rumus teman kecil B adalah kebalikan dari teman kecil A, yakni menaikkan manik bernilai 5 dan temannya..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. c. Teman Besar Teman besar adalah pasangan-pasangan angka yang jika dijumlahkan maka menghasilkan nilai 10, yaitu: 1 teman besarnya 9 teman besarnya 1 2 teman besarnya 8 teman besarnya 2 3 teman besarnya 7 teman besarnya 3 4 teman besarnya 6 teman besarnya 4 5 teman besarnya 5 Menurut Ismarti (2016:6), penjumlahan dan pengurangan dengan sempoa di bagi dalam 4 bagian yaitu: a. Tambah kurang sederhana, Tambah kurang sederhana merupakan penjumlahan atau pengurangan langsung dengan menggerakkan manik-manik sempoa, tanpa menggunakan rumus bantu. Contoh: 1) Operasi hitung dari 1 + 3 dilakukan dengan menaikkan satu buah manik bawah pada sempoa, kemudian menaikkan tiga buah manik sempoa sehingga diperoleh hasil 4. 2) Operasi hitung dari 9 – 6 dilakukan dengan menyatukan manik sempoa bernilai 9 ke titik penentu nilai, selanjutnya memisahkan manik bernilai 6 dengan menaikkan satu manik atas dan bawah sehingga diperoleh hasil 3. b. Sahabat Kecil. Sahabat kecil adalah dua bilangan yang jumlahnya 5. Digunakan untuk melakukan operasi tambah-kurang dengan faktor angka 1 sampai 4..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Tabel 2.1 Sahabat Kecil +1 +2 +3 +4. +5–4 +5–3 +5–2 +5–1. -1 -2 -3 -4. -5+4 -5+3 -5+2 -5+1. Contoh: 1) Operasi hitung dari 3 + 4 dilakukan dengan menaikkan manik sempoa bernilai 3 ke titik penentu nilai, selanjutnya menurunkan manik sempoa bernilai 5 (turun satu manik atas) dan 1 (turun satu manik bawah), sehingga diperoleh hasil 7. 2) Operasi hitung dari 6 – 3 dilakukan dengan menyatukan manik sempoa bernilai 6 ke titik penentu nilai, selanjutnya menaikkan manik sempoa bernilai 5 (naik satu manik atas) dan 2 (turunkan dua buah manik bawah) sehingga diperoleh hasil 3. c. Sahabat besar. Sahabat besar adalah dua bilangan yang jumlahnya 10. Digunakan untuk melakukan operasi tambah kurang dengan faktor angka 1 sampai 9. Tabel 2.2 Sahabat Besar +1 +2 +3 +4 +5. -9 + 10 -8 + 10 -7 + 10 -6 + 10 -5 + 10. -1 -2 -3 -4 -5. +9 – 10 +8 – 10 +7 – 10 +6 – 10 +5 – 10. +6 +7 +8 +9. -4 + 10 -3 + 10 -2 + 10 -1 + 10. -6 -7 -8 -9. +4 – 10 +3 – 10 +2 – 10 +1 – 10. Contoh : 1) Operasi hitung dari 8 + 7 dilakukan dengam menyatukan manik sempoa bernilai 8 selanjutnya menurunkan manik sempoa bernilai 3 serta menaikkan manik sempoa bernilai 10 pada tiang puluhan sehingga diperoleh hasil 15..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 2) Operasi hitung dari 11 – 4 dilakukan dengan menaikkan manik sempoa bernilai 10 selanjutnya menyatukan manik sempoa bernilai 6 (satu manik atas dan bawah) pada tiang satuan dan menurunkan manik sempoa bernilai 10 pada tiang puluhan sehingga diperoleh hasil 7. d. Sahabat gabungan Sahabat gabungan adalah formasi gabungan sahabat kecil dan besar yang digunakan untuk melakukan operasi tambah-kurang dengan faktor angka 6 sampai 9. Rumus sahabat gabungan adalah : Tabel 2.3 Sahabat Gabungan +6 +7 +8 +9. (-5 + 1) + 10 (-5 + 2) + 10 (-5 + 3) + 10 (-5 + 4) + 10. -6 -7 -8 -9. (+5 – 1) – 10 (+5 – 2) – 10 (+5 – 3) – 10 (+5 – 4) – 10. Contoh : 1) Operasi hitung dari 5 + 9 dilakukan dengan menurunkan manik sempoa bernilai 5 selanjutnya menaikkan manik sempoa bernilai 9 pada tiang satuan dan menaikkan manik sempoa bernilai 10 pada tiang satuan sehingga diperoleh hasil 14. 2) Operasi hitung dari 13 – 7 dilakukan dengan menaikkan manik sempoa bernilai 10 (naikkan satu manik bawah) pada tiang puluhan dan manik sempoa bernilai 3 (naikkan tiga buah manik bawah) pada tiang satuan, selanjutnya menurunkan manik sempoa bernilai 7 pada tiang satuan dan manik sempoa bernilai 10 pada tiang puluhan sehingga diperoleh hasil 6. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa operasi hitung penjumlahan dalam sempoa terdapat beberapa istilah, antara lain sebagai berikut.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. a. Teman kecil Teman kecil merupakan pasangan dari bilangan-bilangan yang jika digabungkan atau dijumlahkan menghasilkan angka 5. Teman kecil ini memudahkan pengguna sempoa untuk mengerjakan sebuah operasi hitung penjumlahan yang menghasilkan angka 5 atau lebih. Pasangan dua bilangan pada teman kecil antara lain sebagai berikut Tabel 2.4 Teman Kecil Bilangan 1 2 3 4. Teman kecil 4 3 2 1. Langkah yang dilakukan ketika menggunakan teman kecil adalah menurunkan manik atas (+5) kemudian menurunkan manik bawahnya sesuai dengan teman kecil dari angka yang dijumlahkan (bilangan yang berada di belakang tanda penjumlahan dalam soal). b. Teman besar Teman besar merupakan pasangan dari bilangan-bilangan yang jika digabungkan atau dijumlahkan menghasilkan angka 10. Teman besar ini memudahkan pengguna sempoa untuk mengerjakan sebuah operasi hitung penjumlahan yang menghasilkan angka 10 atau lebih. Pasangan dua bilangan pada teman besar antara lain sebagai berikut Tabel 2.5 Teman Besar Bilangan 1 2 3 4 5. Teman Besar 9 8 7 6 5. Bilangan 6 7 8 9. Teman Besar 4 3 2 1.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Langkah yang dilakukan ketika menggunakan teman besar adalah menaikkan satu manik di batang peluncur puluhan (+10) kemudian menurunkan manik pada batang peluncur satuan sesuai dengan teman besar dari angka yang dijumlahkan (bilangan yang berada di belakang tanda penjumlahan dalam soal). 2.6 Manfaat Sempoa Sempoa memiliki banyak manfaat bagi peserta didik terutama kelas I. Banyak penelitian yang menjabarkan hal tersebut, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Joko. Menurut Joko (2010:27), sempoa memiliki beberapa manfaat sempoa sebagai berikut a. Mengoptimalkan fungsi otak karena disaat anak sedang bermain sempoa mereka secara tidak langsung berkonsentrasi sehingga otak kiri bekerja. Selain itu mereka juga menggunakan imajinasi serta logikanya untuk menghitung hasil operasi matematika lewat pikirannya yang nantinya ditunjukkan dalam bentuk manik sehingga otak kanan anak juga bekerja. b. Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berpikir, daya konsentrasi. Dengan sempoa anak berimajinasi untuk memikirkan hasil operasi hitung dengan cara ini anak berkonsentrasi. c. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan sebuah masalah yang ada. Manik-manik pada sempoa mempermudah dan mempercepat anak dalam mendapatkan hasil operasi hitung. d. Menjadi lebih sensitif terhadap rangsang dengan sesuatu yang bersifat abstrak akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otak. Jika seorang anak.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. sudah terbiasa dalam membayangkan hitungan matematika lewat pikirannya maka proses berpikir anak tersebut mudah dalam membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak. Irma Nurmalasari (2013:22) menjelaskan bahwa media sempoa memiliki banyak manfaat yang didapat setelah mempelajarinya yaitu : a. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri; b. Melatih daya imajinasi, kreativitas, logika, dan sistematika berfikir; c. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berfikir; serta d. Menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu yang bersifat abstrak akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otaknya. Dari pernyataan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa sempoa memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai berikut a. Melatih dan meningkatkan daya imajinasi, kreativitas, logika, sistematika berpikir, dandaya konsentrasi; b. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan sebuah masalah yang sedang dihadapi; c. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri; serta d. Lebih sensitif terhadap sesuatu yang bersifat abstrak. 2.7 Kelebihan Sempoa Menurut Joko (2010:27), sempoa memiliki beberapa kelebihan antara lain : a. Menghitung operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, desimal, dan lain-lain dengan bilangan multidigit;.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. b. Menghitung tanpa mencoret-coret di atas kertas pada hitungan 2, 3, atau 4 digit; c. Mengingat deret 9 digit hanya dalam 3 detik melihat angka tersebut; d. Lebih bisa berkonsentrasi dan mandiri, serta percaya diri; e. Menghitung tiga kali lebih cepat dari kalkulator pada hitungan tertentu; f. Lebih cenderung menggunakan otak kanan saat berpikir. Hal ini didukung oleh pendapat dari Khumaidah (dalam Faiza dan Nurhenti 2015:2). yang. menyatakan. bahwa. sempoa. memiliki. kelebihan. dalam. menyeimbangkan otak kiri dengan otak kanan, meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Bambang Suwarno (2001:40), sempoa memiliki beberapa kelebihan jika dilihat dari perspektif manusiawi, antara lain sebagai berikut a. Terkendali tangan; Berat sempoa yang hanya berkisar 100 gram dan dimensinya yang ringkas. Sempoa pada umumnya memiliki ukuran 6 cm x 20 cm x 1,5 cm membuat sempoa sangat mungkin dikendalikan oleh tangan semua orang dari anak usia dini sampai orang tua. b. Sangat ekonomis; Membandingkan harga alat hitung sempoa yang hanya berkisar belasan ribu rupiah dengan alat hitung lainnya (seperti kalkulator dan komputer) yang mencapai jutaan rupiah, dapat dikatakan sempoa sangat ekonomis karena lebih murah..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. c. Tidak memerlukan biaya operasional dan perawatan; Alat hitung sempoa hampir tidak memerlukan biaya operasional dan perawatan seperti halnya kalkulator maupun komputer yang memerlukan listrik atau baterai. d. Sangat mudah dioperasikan (user friendly); Dibandingkan dengan kalkulator atau komputer, pengoperasional alat sempoa yang hanya berupa penggerakan manik ke atas dan ke bawah dengan dua jari saja (ibu jari dan jari telunjuk). Hal ini dapat dilakukan anak kecil, yang belum mengenal simbol-simbol bilangan maupun operasi aritmatika dalam matematika. e. Universal; Universal disini maksudnya tidak membedakan hakikat manusia. Sempoa dapat digunakan oleh siapapun baik anak kecil maupun orang dewasa karena tidak memiliki simbol-simbol seperti kalkulator. f. Memenuhi tahapan pembelajaran Matematika; dan Salah satu penyebab kurangnya keberhasilan pembelajaran Matematika adalah sifat materi matematika itu sendiri yang abstrak. Peserta didik langsung dikenalkan matematika pada tahap abstrak padahal hendaknya pembelajaran Matematka melakui tahapan-tahapan seperti Konkret – Semi Konkret – Semi Abstrak – Abstrak. Manik dalam sempoa dapat digunakan sebagai benda yang dihitung untuk tahapan konkret. Sebagai representasi benda lainnya (misalnya satu butir manik dengan satu ekor ayam) menjadikan sempoa memenuhi tahapan semi konkret..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Lalu melambangkan satu butir manik satuan pada batang peluncur sempoa sebagai satu garis di papan tulis atau kertas, menjadikan sempoa masuk pada tahapan semi abstrak. Untuk masuk pada tahapan abstrak tinggal satu langkah yang tidak menjadikan peserta didik kesulitan melakukannya, karena tahapan ini tidak lagi dilakukan dalam satu langkah secara bersamaan dengan tahapantahapan sebelumnya. g. Sempoa tidak menggunakan simbol; Keterbatasan alat hitung pada umumnya adalah terlalu banyak simbol (angka dan operasi) yang ada. Kalkulator yang sederhanapun melibatkan simbol yang cukup banyak, terlebih-lebih komputer yang sarat dengan simbol dan tampilan simbol. Lain halnya dengan alat hitung sempoa tidak memerlukan itu semua, tidak ada satupun simbol bilangan maupun operasi aritmatika di dalamnya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat hitung sempoa memiliki beberapa kelebihan yaitu (1) Bersifat universal, (2) Ekonomis (3) Dapat digunakan dalam menentukan hasil dari operasi hitung dengan bilangan multidigit, (4) Menghitung tanpa mencoret di kertas pada hitungan multi digit, (5) Membuat seseorang lebih bisa berkonsentrasi, mandiri, dan percaya diri, (6) Dapat menghitung tiga kali lebih cepat dari kalkulator pada hitungan tertentu, (7) Menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan otak kiri, (8) Terkendali tangan, dam (9) Mudah dioperasikan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 3. Modul 3.1 Pengertian Modul Eka dan Abdur (2013:2) menggungkapkan bahwa modul merupakan panduan ajar mandiri yang memuat serangkaian pengalaman belajar yang disusun secara sistematis dan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Menurut Parmin dan Peniati (2012:1), modul merupakan suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Menurut Endang dkk (2016:2), modul adalah panduan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah panduan ajar yang bersifat sistematis, menarik dan mandiri agar dapat digunakan peserta didik lebih paham mengenai sebuah materi yang diajarkan guru. Modul ini sangat berguna bagi para peserta didik karena dapat digunakan untuk mengulang kembali materi yang telah maupun belum disampaikan oleh guru. 3.2 Manfaat Modul Menurut Prastowo (dalam Endang dkk, 2016:2), pembelajaran dengan menggunakan modul memiliki beberapa tujuan antara lain : a. Peserta didik mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal mungkin; b. Peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam pembelajaran; c. Melatih kejujuran peserta didik; d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik; dan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. e. Peserta didik dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari. Modul menurut Eka dan Abdur (2013:2) dapat membuat peserta didik aktif dan tidak bergantung pada guru karena kegiatan pembelajaran dalam modul disusun secara sistematis. Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa modul memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik antara lain (1) Menjadi lebih mandiri, (2) Menjadi lebih aktif, (3) Melatih kejujuran, (4) Mengakomodasi kemampuan belajar peserta didik, dan (5) Peserta didik dapat mengukur sendiri kemampuannya. 3.3 Karakteristik Modul Aminah dan Parmin (2009:2) menuliskan beberapa ciri-ciri modul yang baik, antara lain sebagai berikut a. Didahului oleh pernyataan sasaran belajar; b. Pengetahuan disusun sedemikian rupa; c. Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan; d. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran; dan e. Memberi peluang bagi perbedaan antar individu mahasiswa dan mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas. Menurut Ditjen PMPTK pada 2008 (dalam Syahrir dan Susilawati, 2015:3), modul dapat dikatakan baik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut a. Self Instructional; Melalui penggunaan modul, peserta didik mampu belajar secara mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru maupun pihak lainnya..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. b. Self Contained; Modul memberi kesempatan sisiwa untuk belajar secara tuntas dan modul bisa memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dengan sistematis. c. Stand Alone; Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. d. Adaftive; dan Modul dapat menyusun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fleksibel digunakan, serta isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu. e.. User Friendly; Modul harus memiliki sifat bersahabat dengan pemiliknya dalam artian mudah dipahami. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul memiliki. beberapa karakteristik antara lain (1) Diawali dengan adanya tujuan atau sasaran belajar, (2) Bersifat sistematis, (3) Memuat semua bahan dan tugas dalam sebuah materi, (4) Mudah dipahami oleh pengguna, (5) Dapat digunakan sampai waktu tertentu, (6) Bersifat fleksibel, dan (7) Membuat peserta didik dapat bekerja secara mandiri. Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari modul sempoa yang disusun oleh peneliti dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah panduan ajar yang dapat digunakan oleh guru maupun peserta didik.

Gambar

Gambar 2.1 Sempoa Cina  Keterangan :
Gambar 2.2 Sempoa Jepang  Keterangan :
Tabel 2.1 Sahabat Kecil  +1  +5–4  -1  -5+4  +2  +5–3  -2  -5+3  +3  +5–2  -3  -5+2  +4  +5–1  -4  -5+1  Contoh:
Tabel 2.3 Sahabat Gabungan  +6  (-5 + 1) + 10  -6  (+5 – 1) – 10  +7  (-5 + 2) + 10  -7  (+5 – 2) – 10  +8  (-5 + 3) + 10  -8  (+5 – 3) – 10  +9  (-5 + 4) + 10  -9  (+5 – 4) – 10  Contoh :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018, diketahui bahwa salah satu media pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah sempoa,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 langkah penelitian dan pengembangan prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II

Pengembangan yang dilakukan menghasilkan produk berupa video pembelajaran matematika pada materi barisan dan deret untuk peserta didik kelas X, yang telah divalidasi

Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INTEGRASI SAINS DAN ISLAM PADA MATERI MEDAN MAGNETIK, PERKEMBANGAN TEORI ATOM DAN RELATIVITAS UNTUK PESERTA DIDIK

Nurmalasari (2013 : 45) mengatakan manfaat sempoa yaitu, melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berfikir, daya konsentrasi dan membantu siswa

Judul Skripsi : Pengembangan Modul Biologi Berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pada Materi Pencemaran Lingkungan Peserta didik Kelas X IIS 2 SMA Negeri 2 Sungguminasa

PENGEMBANGAN E-MODUL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI ALJABAR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Berdasarkan hasil angket, sebanyak 20 66,7% dari 30 peserta didik yang memilki kesulitan belajar dalam materi penjumlahan dan pengurangan, hal ini dikarenakan guru kurang menggunakan