• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul sempoa materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk siswa kelas I SD - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan modul sempoa materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk siswa kelas I SD - USD Repository"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA

MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Candra Dipta Anindya NIM : 151134225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA

MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Candra Dipta Anindya NIM : 151134225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidyah-Nya kepada saya. 2. Kedua orang tua saya, Yudi Catur Aryono dan Yuli Tri Hastuti yang telah setia

mendampingi dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini.

3. Adik saya, Raditya Bhadra Nugraha yang telah mendukung dan membantu saya selama ini.

4. Sahabat saya, Ivan Nurcahyo yang telah memotivasi dan memberi dukungan kepada saya selama ini.

5. Keluarga besar saya yang selalu memotivasi dan memberi doa.

6. Sahabat dan teman-teman saya yang telah memberikan dukungan dan doa selama ini.

7. Keluarga besar SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu terselenggaranya penelitian.

(6)

v MOTTO

“Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan caranya. Namun

jika tak serius, kamu hanya akan menemukan alasan.”

-Jim Rohn-

“Aku tak punya bakat khusus. Aku cuma punya rasa penasaran yang mengge

bu-gebu.”

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD

Candra Dipta Anindya Universitas Sanata Dharma

2019

Penggunaan modul media dalam pembelajaran di SD dapat membantu siswa memahami cara menggunakan media dan memahami materi pembelajaran. Kenyataannya, kurangnya pemahaman siswa dan guru dalam menggunakan media pembelajaran. Sehingga selama pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa usia sekolah dasar seharunya menggunakan media konkret untuk membantu memahami konsep abstrak dalam matematika. Melihat kenyataan yang ada di lapangan, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD semester ganjil.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Metode ini digunakan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas pengembangan modul sempoa operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD semester ganjil. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dayuharjo terhadap siswa kelas I SD tahun ajaran 2018/2019 dengan 6 siswa.

Prosedur pengembangan yang peneliti lakukan, yakni (1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) Melakukan analisis pembelajaran, (3) Mengidentifikasi karakteristik siswa, (4) Merumuskan tujuan khusus, (5) Mengembangkan butir tes, (6) Mengembangkan startegi pembelajaran, (7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar, (8) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merevisi, dan (10) Mengembangkan dan melaksanakan evaluasi sumatif. Hasil penelitian berdasarkan penilaian modul oleh 2 ahli, 2 guru kelas I SD Negeri Dayuharjo, dan 6 siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo dari keseluruhan diperoleh rata-rata skor 3,5

dan mempunyai kualitas “sangat baik”. Disimpulkan bahwa modul sempoa operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas.

(10)

ix ABSTRACT

The Development of Abacus Module for Mixture Calculation of Addition and Subtraction for 1st Graders of SD

Candra Dipta Anindya Sanata Dharma University

2019

The use of module as a learning media in elementary school can help students in understanding both how to use the media and also understanding the lesson. At the fact, students and teachers do not really understand the use of learning media. Therefore, the teachers do not use any learning media in the learning process. Elementary school students should use concrete media for helping them to understand the abstract concept in mathematics. Considering the reality in this education field, this research aimed to produce an abacus module for mixture calculation of addition and subtraction for 1st graders of elementary school for the first semester.

This study used Research and Development method (R&D). This method was used to know the development procedures and the development quality of the abacus module for mixture calculation of addition and subtraction for 1st graders of elementary school for the first semester. This research was done at SD Negeri Dayuharjo, especially to 6 students of 1st graders academic year 2018/2019.

The development procedures had five steps, which were 1) Identify Instructional Goal, 2) Conduct Instructional Analysi, 3) Analyze Learners and Contexts, 4) Write Perfomance Objectives, 5) Develop Assesment Instruments, 6) Develop Instructional Strategy, 7) Develop and Select Instructional Materials, 8)Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction, 9) Revise, and 10) Design and Conduct Summative Evaluation. The result of this research based on the validation and evaluation by 2 experts, 2 homeroom teachers of 1 grader of SD Negeri Dayuharjo, and 6 students of 1 grader of SD Negeri Dayuharjo showed that it got 3.5 score and it had “very good” quality. It can be concluded that abacus module for mixture calculation of addition and subtraction is appropriate to be used and it can be used for wider trial.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, petunjuk, kekuatan, dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesiakan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD

Negeri Dayuharjo Tahun Ajaran 2018/2019” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Selama penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekalihus dosen ahli matematika yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

(12)

xi

6. Margareta Daryati, S.Pd.SD. dan Jazilatun Nafi’ah, A.Ma. guru kelas I SD Negeri Dayuharjo yang telah memberikan banyak partisipasi dan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

7. Agnes Ambar Wanito, S.Pd. selaku ahli sempoa yang telah memberikan kontibusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

8. Siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2018/2019 yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian berlangsung.

9. Kedua orang tua saya, Yudi Catur Aryono dan Yuli Tri Hastuti yang telah memberi dukungan materi, memberi motivasi, dan memberikan doa kepada peneliti.

10. Adik saya, Raditya Bhadra Nugraha yang telah memberikan semangat dalam menyelesiakan skripsi ini.

11. Sahabat saya, Ivan Nurcahyo yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar saya yang sudah memberikan dukungan, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman saya satu perjuangan skripsi payung Sempoa, Wulan Kartika Sari dan Fajar Mualifah Veani sebuah kebanggan bisa berjuang bersama kalian selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat saya Mia Wijayanti dan Dara Pelangi senang dapat mengenal dan bebagi cerita bersama kalian.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih untuk bantuan dan doanya selama ini.

(13)

xii

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Spesifikasi Produk ... 7

1.6Definisi Operasional... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Hakikat Matematika... 9

2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 10

2.1.3 Fungsi Matematika ... 11

2.1.4 Operasi Hitung Campuran di Kelas 1 SD ... 13

(15)

xiv

2.1.5.1Hakikat dan Sejarah Sempoa ... 14

2.1.5.2Bentuk dan Bagian-bagian Sempoa ... 17

2.1.5.3Manfaat Sempoa ... 17

2.1.5.4Kelebihan Sempoa ... 19

2.1.5.5Kekurangan Sempoa ... 19

2.1.6 Pengembangan Materi Modul Sempoa ... 20

2.1.6.1Pengertian Modul ... 20

2.1.6.2Karakteristik Modul ... 21

2.2 Penelitian yang Relevan ... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Prosedur Pengembangan ... 33

3.3 Setting Penelitian ... 38

3.3.1 Subjek Penelitian ... 38

3.3.2 Objek Penelitian... 38

3.3.3 Lokasi Penelitian ... 38

3.3.4 Waktu Penelitian ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Observasi ... 39

3.4.2 Wawancara ... 39

3.4.3 Kuesioner ... 40

3.5 Instrumen Penelitian ... 41

3.5.1 Pedoman Wawancara... 41

3.5.2 Kuesioner ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 46

3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

(16)

xv

4.1.1 Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran

Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD... 49

4.1.1.1Identifikasi Tujuan Pembelajaran ... 49

4.1.1.2Melakukan Analisis Pembelajaran ... 52

4.1.1.3Mengidentifikasi Karakteristik Siswa ... 52

4.1.1.4Merumuskan Tujuan Khusus ... 53

4.1.1.5Mengembangkan Butir Tes ... 53

4.1.1.6Mengembangkan Strategi Pembelajaran ... 53

4.1.1.7Mengembangkan Bahan Ajar ... 54

4.1.1.8Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif ... 60

4.1.1.9Merevisi ... 67

4.1.1.10 Mengembangkan dan Melaksanakan Evluasi Sumatif ... 69

4.1.2 Kualitas Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD ... 74

4.1.2.1Kelebihan dan Kelemahan Modul Sempoa ... 74

4.1.2.2Kualitas Modul Sempoa ... 74

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V PENUTUP ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 80

5.3 Saran ... 80

DAFTAR REFERENSI ... 81

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Kepada Guru Kelas 1 SD... 41

Tabel 3.2 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kepada Guru Kelas I SD Negeri Dayuharjo ... 42

Tabel 3.3 Kisi – kisi Kuesioner Uji Validasi Produk ... 43

Tabel 3.4 Instrumen Kuesioner Uji Validasi Produk ... 44

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Keterbacaan Produk oleh Siswa ... 45

Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Uji Keterbacaan Produk oleh Siswa ... 45

Tabel 3.7 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif ... 48

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Guru Kelas I ... 60

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Guru Kelas I ... 61

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Dosen Ahli ... 62

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Ahli Sempoa ... 63

Tabel 4.5 Hasil Rekap Penilaian Para Ahli ... 65

Tabel 4.6 Rekapitulasi Saran dari Validator ... 65

Tabel 4.7 Hasil Rekap Uji Keterbacaan Siswa Kelas I ... 66

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Desain Modul Sempoa ... 7

Gambar 2.1 Sempoa Cina dan Sempoa Jepang ... 16

Gambar 2.2 Sempoa dan Bagian-bagian Sempoa ... 17

Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya ... 26

Bagan 3.1 Langkah-langkah Model Pengembangan Dick and Carey (2009) ... 30

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modul ... 37

Gambar 4.1 Sejarah Sempoa ... 55

Gambar 4.2 Bagian-bagian Sempoa ... 56

Gambar 4.3 Pengenalan Nilai Manik 1-5 ... 56

Gambar 4.4 Latihan Soal Membaca Gambar Nilai Manik ... 57

Gambar 4.5 Latihan Soal Menjodohkan Nilai Manik ... 57

Gambar 4.6 Pengenalan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan 1-5 ... 58

Gambar 4.7 Pengenalan Penggunaan Teman Kecil ... 58

Gambar 4.8 Pengenalan Penggunaan Teman Besar ... 59

Gambar 4.9 Latihan Soal Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan ... 59

Gambar 4.10 Bagian-bagian sempoa sebelum revisi ... 67

Gambar 4.11 Bagian-bagian sempoa sesudah revisi ... 67

Gambar 4.12 Sejarah sempoa sebelum revisi ... 68

Gambar 4.13 Sejarah sempoa sesudah revisi ... 68

Gambar 4.14 Teman kecil sebelum revisi ... 68

Gambar 4.15 Teman kecil sesudah revisi ... 68

Gambar 4.16 Teman besar sebelum revisi ... 69

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Validasi Produk di SD ... 86

Lampiran 2 Surat Izin Validasi Produk Kepada Dosen Ahli ... 87

Lampiran 3 Surat Izin Validasi Produk Kepada Ahli Sempoa ... 88

Lampiran 4 Hasil Validasi Produk Oleh Guru Kelas Ia ... 89

Lampiran 5 Hasil Validasi Produk Oleh Guru Kelas Ib ... 91

Lampiran 6 Hasil Validasi Produk Oleh Dosen Ahli Matematika ... 93

Lampiran 7 Hasil Validasi Produk Oleh Ahli Sempoa ... 95

Lampiran 8 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa A ... 97

Lampiran 9 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa B... 99

Lampiran 10 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa C... 101

Lampiran 11 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa D ... 103

Lampiran 12 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa E ... 105

Lampiran 13 Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa F ... 107

Lampiran 14 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 109

Lampiran 15 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 110

Lampiran 16 Foto Kegiatan Sempoa ... 111

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013). Menurut Shadiq (2004), materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Matematika perlu diajarkan sejak dini karena sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, matematika berperan penting dalam menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika menjadi salah satu ilmu penting dalam memecahkan masalah diberbagai bidang.

(21)

2

matematika (Soesilowati, 2011). Menurut Mohamad (2012), kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Hal tersebut menjadi salah satu faktor rendahnya prestasi belajar matematika siswa di Indonesia. Kualitas pendidikan yang tergolong rendah dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor guru, proses pembelajaran, dan sarana pendukung.

Salah satu materi atau pokok bahasan yang disajikan di kelas I SD adalah operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas 1 SD, siswa banyak mengalami kesulitan dalam hal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dikarenakan siswa masih kesulitan dalam mendahulukan bilangan mana yang akan dijumlahkan atau dikurangi terlebih dahulu. Hasil observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa guru menyampaikan materi dengan hanya mengacu pada buku tenatik saja. Pada saat proses pembelajaran siswa tidak disarankan untuk menggunakan alat bantu hitung dalam menyelesaikan soal – soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Kondisi ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan informasi yang disampaikan kepada siswa bersifat abstrak.

(22)

3

menunjukkan bahwa siswa kelas I tingkat keaktifan di kelas tergolong rendah. Terutama dalam pembelajaran matematika operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Materi tersebut dirasa sulit karena langkah perhitungan yang belum dipahami oleh siswa. Sehingga nilai yang dicapai siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di sisi lain guru menyampaikan bahwa siswa akan sangat terbantu dengan adanya alat bantu hitung dan modul operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Oleh sebab itu, pengadaan alat bantu hitung dan modul panduan sangat diperlukan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk mengatasi persoalan di atas. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya dan Mahmudah (2013) mengatakan bahwa penggunaan media sempoa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian lain mengatakan bahwa penggunaan media kartu dalam dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pada siswa (Sulaimah, 2013). Peneliti selanjutnya mengatakan bahwa media permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung campuran pada siswa (Pramono, 2015). Ketiga penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan media dapat meningkatkan kemampuan siswa pada materi operasi hitung campuran.

(23)

4

satu media yang sesuai adalah media sempoa. Alex Sobur (2001) mengatakan bahwa sempoa bersifat konkret dan penggunaannya praktis, dapat disiapkan oleh guru, harganya murah, mudah didapatkan, dan mampu memberikan pemahaman akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan.

Mengenai sempoa yang secara umum sudah dipaparkan di atas, tidak diragukan lagi bahwa sempoa disiapkan secara matang untuk membantu siswa memahami materi pelajaran matematika terutama dalam materi penjumlahan dan pengurangan. Akan tetapi menurut hasil wawancara, hambatan yang cukup besar dalam penggunaan sempoa adalah modul mengenai cara penggunaan sempoa, karena guru-guru di SD belum menguasai cara penggunaan media sempoa. Modul sempoa sangat diperlukan pada saat mengajarkan pada siswa mengenai cara penggunaan sempoa dalam materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, modul sempoa juga dapat digunakan siswa untuk belajar sempoa secara mandiri.

(24)

5 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pengembangan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD? 1.2.2 Bagaimana kualitas modul sempoa materi operasi hitung campuran

penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui pengembagan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD. 1.3.2 Untuk mengetahui kualitas modul sempoa materi operasi hitung

campuran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis

(25)

6 1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru menggunakan media sempoa dan mengembangkan modul sempoa dalam materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo.

1.4.2.2 Bagi guru

Menambah pengalaman baru dalam menggunakan sempoa untuk menyelesaikan soal-soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD.

1.4.2.3 Bagi siswa

Modul sempoa ini dapat membantu siswa dalam menggunakan media sempoa untuk menyelesaikan latihan soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Siswa dapat belajar sempoa secara mandiri dengan menggunakan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan.

1.4.2.4 Bagi sekolah

(26)

7 1.5 Spesifikasi Produk

Gambar 1.1 Desain Modul Sempoa

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD. Modul sempoa ini diharapkan mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, siswa dapat belajar secara mandiri menggunakan media sempoa dengan panduan modul ini.

Modul sempoa ini berukuran 21 cm x 29,7 cm atau berukuran A4 dengan orientasi landscape. Modul ini dicetak berwarna dengan sampul depan dan belakang menggunakan kertas ivory 230 gram dan bagian isi modul menggunakan kertas HVS 80 gsm. Jenis huruf Depopi-w9 dengan ukuran font 36 ptuntuk cover modul, jenis huruf Calibri dengan ukuran font 18 pt untuk kata pengantar, daftar isi, dan sejarah sempoa, jenis huruf Arial

(27)

1-8

99, pengenalan teman kecil dan teman besar, dan latihan-latihan soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan 1-99.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Modul adalah bahan ajar dalam bentuk cetak yang digunakan oleh siswa sebagai alat untuk belajar secara mandiri dan digunakan seorang pengajar untuk mengajarkan prosedur penggunaan sempoa kepada siswa secara runtut.

1.6.2 Sempoa adalah alat hitung sederhana yang terbuat dari kayu/plastik yang terdapat sederetan tiang berisi manik-manik.

1.6.3 Matematika adalah ilmu pasti yang mempelajari tentang operasi hitung. 1.6.4 Operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan adalah operasi hitung yang terdapat penjumlahan dan pengurangan yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu bilangan yang terletak di sebelah kiri.

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Hakikat Matematika

Menurut Tinggih (dalam Suherman, 2003) mengemukakan bahwa matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Sedangkan menurut Russefendi (dalam Suwangsih, 2006) berpendapat bahwa matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperiman atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika merupakan pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori, dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya, menurut Johnson dan Rising (dalam Subarinah, 2006).

(29)

10 2.2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika di SD menurut Soedjadi (1998) yaitu sebagai berikut :

a. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Meningkatkan kemampuan belajar siswa melalui kegiatan matematika.

c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut.

d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013), tujuan pembelajaran matematika di SD adalah sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(30)

11

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013), yaitu menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan scientific

(ilmiah). Dalam pembelajaran matematika kegiatan yang dilakukan agar pembelajaran bermakna yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pembelajaran bermakna ketika siswa dapat berpasrtisipasi dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa dapat menerapkan apa yang sudah siswa dapatkan selama pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berhitung dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dapat membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada siswa. Selain itu, siswa dapat memecahkan masalah yang meliputi memahami masalah, merancang penyelesaian masalah, dan menemukan solusi.

2.2.3 Fungsi Matematika

Menurut Karso (2007), fungsi matematika ada 3, yaitu: a. Matematika sebagai alat

(31)

12

melalui persamaan-persamaan atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak dapat menyatakan tepat atau tidaknya operasi yang digunakan atau tidak tahu alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pengerjaannya atau ada sesuatu yang belum dipahami.

b. Matematika sebagai pembentukan pola pikir.

Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstrak ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi).

c. Matematika sebagai ilmu pengetahuan

(32)

13

Menurut Wahyudi (2008), fungsi matematika yaitu mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan gagasan. Sedangkan menurut Uno & Umar (2009), menyatakan bahwa fungsi matematika yaitu menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak ambigu, serta sebagai alat untuk mendeskripsikan suatu hasil atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi matematika yaitu sebagai alat komunikasi, alat pemecahan masalah, pembentukan pola pikir, dan mengembangkan kemampuan mendeskripsikan. Selain itu, fungsi matematika juga sebagai alat untuk mendeskripsikan suatu hasil atau permasalahan dalam kehidupan sehari

– hari.

2.2.4 Operasi Hitung Campuran Pengurangan dan Penjumlahan di Kelas 1 SD

(33)

14

(Heruman, 2007). Menurut Hidayat (2004), operasi hitung campuran pengurangan dan penjumlahan di kelas 1 SD yaitu jika dalam sutau operasi hitung terdapat hanya penjumlahan dan pengurangan, operasi yang ditulis sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

Contoh :

a. 6 + 5 – 3 = .... 11 – 3 = 8 b. 6 – 5 + 3 = ....

1 + 3 = 4

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, operasi hitung campuran pengurangan dan penjumlahan adalah operasi yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu yang berada di sebelah paling kiri. Operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan merupakan operasi hitung setingkat yaitu manapun yang dituliskan terlebih dahulu, operasi itu dikerjakan terlebih dahulu.

2.2.5 Sempoa

2.2.5.1Hakikat dan Sejarah Sempoa

(34)

15

sempoa berbentuk cukup kecil dengan bingkai berbentuk segiempat panjang dan dapat digunakan dengan mudah untuk menggeser manik - manik dengan menggunakan jari tangan. Pada sempoa terdapat beberapa deret tiang dimana manik-manik bergeser ke atas dan ke bawah. Setiap tiang manik-manik mewakili bilangan yaitu dari bilangan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya.

Menurut Harmoni (2009), sempoa atau abacus yang berasal

dari kata yunani kuno “abax” yang berarti “debu”. Dari cerita

sempoa atau abacus ini pertama kali dimilki oleh suku babilonia dalam bentuk sebilah papan yang ditaburi pasir. Diatas papan menorehkan berbagai bentuk huruf ataupun simbol. Maka dari itu, sempoa tersebut dulu disebut dengan abacus yang artinya

“manghapus debu”. Saat ini abacus tersebut telah berubah

(35)

16

Pada mulanya sempoa menggunakan sistem “dua lima”

yaitu model sempoa dengan dua manik sempoa yang berada di tiang atas dan lima manik sempoa yang berada di tiang bawah (sempoa Cina). Kemudian pada tahun 1976 dikembangkan oleh Chen Shi Chung seorang pemikir sekaligus pakar dari Taiwan,

sistem sempoa “satu empat” yaitu model sempoa dengan satu

manik sempoa yang berada di tiang atas dan empat manik sempoa yang berada di tiang bawah (sempoa Jepang). Abacus atau sempoa, sekarang ini semakin berkembang di zaman romawi karena papan-papannya dibuat berlekak-lekuk cekung untuk mempermudah saat manik-manik tersebut digerakkan saat proses menghitung. Orang China menyebut abacusdengan “hsuan-pan

/ “nampan penghitung”. Abacus yang memilki 2 manik dibagian atas dan 5 manik di bagian bawah merupakan abacus dari Cina. Sedangkan abacus yang memiliki 1 manik di atas dan 4 manik di bawah adalah sempoa dari Jepang. Abacus ala Jepang ini yang belakangan populer kembali, termasuk di Indonesia. Berikut adalah gambar serta sebutan abacus dari beberapa negara :

Sempoa “dua lima” Cina Sempoa “satu empat” Jepang

(36)

17

2.2.5.2Bentuk dan Bagian-bagian Sempoa

Gambar 2.2 Sempoa dan Bagian-bagian Sempoa Sempoa berbentuk persegi panjang dengan beberapa bagian yaitu :

a. Manik atas b. Manik bawah

c. Tiang sempoa (satuan, puluhan, ratusan, dll) d. Bingkai sempoa

e. Titik tengah atau titik penentu nilai satuan f. Biji manik

g. Tiang batas manik atas dan manik bawah 2.2.5.3Manfaat Sempoa

(37)

18

otak, karena disaat anak sedang bermain sempoa akan konsentrasi dalam berhitung, secara tidak langsung otak kiri akan bekerja, (3) anak akan menggunakan imajinasi dan logikanya untuk menghitung hasil operasi matematika lewat pikiran yang nantinya akan ditunjukkan dalam bentuk manik-manik sehingga otak kanan anak juga akan bekerja, (3) melatih daya imajinasi dan kreatifitas, logika, sistematika berfikir, dan daya konsentrasi, (4) meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan ketelitian dalam berpikir, manik-manik pada sempoa akan mempermudah dan mempercepat anak dalam mendapatkan hasil operasi hitung, (5) menjadi lebih sensitif terhadap pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otak kita, jika seorang anak sudah terbiasa dalam membayangkan hitungan matematika lewat pikirannya maka proses berpikir anak tersebut akan mudah dalam membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak.

(38)

19 2.2.5.4Kelebihan Sempoa

Kelebihan sempoa menurut Priyani (2006) yaitu sempoa dapat diajarkan sedini mungkin pada anak yaitu ketika anak sudah menganl angka. Sedangkan menurut Sobur (2001), kelebihan sempoa yaitu bersifat konkret dan penggunaannya praktis, mempunyai variasi dan teknik, dapat disiapkan oleh guru sendiri, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, harganya murah dan mudah didapatkan, dan mampu memberikan pemahaman akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan.

Berdasarkan pendapat ahli mengenai kelebihan sempoa, dapat disimpulkan kelebihan sempoa yaitu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, bersifat konkret dan penggunaannya praktis, mempunyai variasi dan teknik, dapat disiapkan oleh guru sendiri, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, harganya murah dan mudah didapatkan, dan mampu memberikan pemahaman akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan.

2.2.5.5Kekurangan Sempoa

(39)

20

mengajarkan sesuai dengan konsep yang ada, menuntut cara kerja yang teratur karena urutan mudah kacau, memerlukan penataan dan kejelian yang cukup dalam penggunaan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan kekurangan sempoa yaitu sempoa hanya unggul dalam perhitungan dasar, namun sulit dalam operasi yang rumit seperti logaritma dan matematika yang rumit lainnya, dan memerlukan penataan dan kejelian yang cukup dalam penggunaan.

2.2.6 Pengembangan Materi Modul Sempoa 2.2.6.1Pengertian Modul

(40)

21

(2008), modul merupakan suatu paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa untuk kepentingan belajar siswa. Pendekatan dalam pembelajaran modul menggunakan pengalaman siswa.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar mandiri untuk membantu siswa menguasai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. 2.2.6.2Karakteristik Modul

Modul yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang diperlukan agar mampu menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunannya. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 (dalam Lestari, 2013), modul yang akan dikembangkan harus memperhatikan lima karaktersistik sebuah modul yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptif,

dan user friendly.

(41)

22

kegiatan yang kecil/spesifik; ketersediaan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran; terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya; kontekstual; bahasanya sederhana dan komunikatif; adanya rangkuman materi pembelajaran; adanya instrumen penilaian mandiri (self assessment); adanya umpan balik atas penilaian siswa; dan adanya informasi tentang rujukan.

b. Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Karakteristik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajran secara tuntas.

c. Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Siswa tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.

d. Adaptif, modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat keras (hardware). Modul yang adaptif adalah jika modul tersebut dapat digunakan sampai kurun waktu tertentu.

(42)

23

serta menggunakan istilah yang umum digunakan. Penggunaan bahasa sederhana dan penggunaaan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Selain itu, karakteristik modul menurut Herawati (2013) yaitu sebagai berikut :

a. Didahului oleh pernyataan sasaran belajar.

b. Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat mengaktifkan partisipasi siswa.

c. Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan.

d. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran.

e. Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik modul yaitu self instruction (siswa dapat belajar secara mandiri), self contained (seluruh materi termuat dalam modul), stand alone (modul tidak tergantung bahan ajar yang lain), adaptif (modul fleksibel/luwes digunakan), user

friendly (penggunaan bahasa sederhana), mengaktifkan

(43)

24 2.2 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat dipaparkan sebagai berikut.

Cahya dan Mahmudah (2013) melakukan penelitian yang berjudul

Peranan Media Sempoa dalam Menstimulasi Kemampuan Konsep Bilangan

dan Lambang Bilangan Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-Kanak Putera

Harapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini adalah model Miles and Huberman. Hasil penelitian ini terlihat bahwa 8 anak sudah mulai menunjukkan kemampuannya dalam membilang dan melambangkan dengan menggunakan media sempoa. Sedangkan 2 anak yang lain masih memerlukan bimbingan dalam kemampuan konsep bilangan dan mengenal lambang bilangan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan bilangan dan mengenal lambang bilangan anak di TK Putera Harapan Gresikan Surabaya mengalami peningkatan melalui stimulasi menggunakan media sempoa.

Darjiani, Meter, dan Agung Oka (2015) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar

(44)

25

digunakan penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil tes diagnostik didapat siswa yang melakukan kesalahan dalam pengerjaan soal adalah 49,25 persen, dengan jenis kesulitan tertinggi adalah kesulitan dalam keterampilan berhitung (14,23%) kesulitan dalam aspek konsep (8,65%), kesulitan dalam aspek pemecahan masalah (7,26%), kesulitan dalam dua aspek sekaligus yakni konsep dan keterampilan berhitung (4,93%), kesulitan dalam aspek konsep dan pemecahan masalah (0,90%), kesulitan dalam aspek keterampilan berhitung dan pemecahan masalah (4,70%), dan kesulitan dalam tiga aspek sekaligus atau kesulitan kompleks (8,37%).

Nurmalasari (2013) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Prestasi Belajar

(45)

26

Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya

Berdasarkan studi literatur penelitian yang ada di Indonesia mengenai media sempoa, peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai pengembangan modul sempoa penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD. Penelitian ini akan memberikan pengetahuan baru dalam dunia

Penelitian yang dilakukan :

(46)

27

penelitian mengenai pengembangan modul sempoa penjumlahan dan pengurangan.

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti melakukan penelitian dengan mencari data tentang analisis kebutuhan peserta didik mengenai kesulitan belajar penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media sempoa di SD Negeri Dayuharjo dengan wawancara dan observasi. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk pembuatan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD. Langkah pengembangan modul dibuat berdasarkan dengan langkah pengembangan menurut Dick & Carey. Selain itu, untuk mengetahui kualitas modul ini peneliti melakukan validasi kebeberapa ahli yang bersangkutan, yaitu dosen ahli sempoa, ahli sempoa, dan 2 guru kelas I SD Negeri Dayuharjo. Setelah dilakukan validasi dari beberapa ahli, peneliti melakukan revisi demi perbaikan modul yang layak untuk diterapkan. Validasi dalam penelitian ini sebagai penilaian kualitas modul yang telah dibuat.

(47)

28

menggunakan alat indera dari benda konkret yang mereka jumpai. Dengan menggunakan modul sempoa siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tahap berpikir mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD, karena permasalahan yang terjadi yaitu guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan konsep yang menarik, sedangkan siswa tertarik dengan media pembelajaran dan modul yang di dalamnya terdapat gambar dan warna yang menarik.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana proses pengembangan modul sempoa materi operasi hitung campuran pengurangan dan penjumlahan untuk kelas I SD?

(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.7 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and Development (R&D), bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah metode penelitian dan pengembangan. Penelitian R&D merupakan proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011). Menurut Dick & Carey (2009), penelitian R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan produk berupa modul sempoa untuk mata pelajaran matematika materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan kelas I SD.

(49)

30

Bagan 3.1 Langkah-langkah Model Pengembangan Dick and Carey (2009)

Berikut adalah penjelasan mengenai 10 langkah-langkah penelitian model pengembangan Dick & Carey (2009), yaitu:

a. Identifikasi tujuan pembelajaran

Langkah pertama dalam proses R&D adalah menentukan informasi apa yang akan ditampilkan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada siswa. Tujuan pembelajaran dapat berasal dari tujuan pendidikan nasional, analisis kinerja, analisis kebutuhan siswa, dan kesulitan belajar.

b. Melakukan analisis pembelajaran

Setelah identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah yang dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai.

(50)

31

Proses analisis pembelajaran pada akhirnya akan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa.

c. Mengidentifikasi karakteristik siswa

Tahap selanjutnya adalah analisis paralel dari siswa, pihak yang akan belajar keterampilan hingga akhirnya menerapkan dalam kehidupannya. Keterampilan awal siswa, kecenderungan/prioritas, dan sikap ditentukan bersama dengan karakteristik pembelajaran agar menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan.

d. Merumuskan tujuan khusus

Langkah selanjutnya adalah menuliskan pernyataan spesifik dari apa yang siswa dapat lakukan ketika mereka menyelesaikan pembelajaran. Pernyataan ini berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran, mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi dimana keterampilan akan didemonstrasikan, dan kriteria untuk tujuan pembelajaran yang sukses.

e. Mengembangkan butir tes

(51)

32

f. Mengembangkan startegi pembelajaran

Berdasarkan informasi dari lima langkah sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk digunakan dalam pembelajaran. Strategi digunakan untuk membantu perkembangan siswa dalam belajar yang mencakup kegiatan sebelum pembelajaran (menstimulasi motivasi dan memfokuskan perhatian), penyajian konten baru dengan contoh dan demonstrasi, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang aktif, dan tindak lanjut kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan yang baru dipelajari untuk dilakukan dalam dunia nyata.

g. Mengembangkan dan memilih bahan ajar

Langkah selanjutnya adalah menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan startegi pembelajaran. Bahan ajar biasanya terdiri dari panduan bagi siswa, materi pembelajaran, dan penilaian.

h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif

Setelah draft pembelajaran selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran dan menemukan kesempatan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih baik. i. Merevisi

(52)

33

j. Mengembangkan dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Langkah terakhir dalam pengembangan produk adalah melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi produk yang menghasilkan nilai absolut atau relatif dan terjadi setelah produk dievaluasi formatif dan direvisi.

3.8 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu prosedur pengembangan Dick & Carey (2009). Prosedur pengembangan terdiri dari 10 langkah, yaitu (1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) Melakukan analisis pembelajaran, (3) Mengidentifikasi karakteristik siswa, (4) Merumuskan tujuan khusus, (5) Mengembangkan butir tes, (6) Mengembangkan startegi pembelajaran, (7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar, (8) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merevisi, dan (10) Mengembangkan dan melaksanakan evaluasi sumatif.

a. Identifikasi tujuan pembelajaran

(53)

34 b. Melakukan analisis pembelajaran

Langkah selanjutnya yaitu, melakukan analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dilakukan dengan observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas I. Observasi dilakukan saat pembelajaran matematika, peneliti mengamati mengenai permasalahan yang dialami oleh siswa dalam materi matematika. Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I untuk mengetahui permasalahan yang dialami siswa dan kebutuhan siswa dalam memecahkan permasalahan tersebut. Kemudian peneliti juga mewawancarai guru mengenai penggunaan sempoa dan pengetahuan guru mengenai sempoa.

c. Mengidentifikasi karakteristik siswa

Setelah melakukan observasi dan wawancara, peneliti mengidentifikasi karakteristik siswa ketika pembelajaran matematika. Hal itu, bertujuan untuk menyesuaikan karakteristik siswa dengan produk yang akan dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Langkah ini juga untuk menyesuaikan karakteristik siswa dengan tujuan pembelajaran dan keterampilan yang harus siswa capai.

d. Merumuskan tujuan khusus

(54)

35

dengan menggunakan keterampilan daya konsentrasi, kecepatan, ketepatan, dan ketelitian dengan menggunakan alat hitung sempoa.

e. Mengembangkan butir tes

Untuk mengembangkan keterampilan siswa yaitu daya konsentrasi, kecepatan, ketepatan, dan ketelitian dalam berhitung. Peneliti mengembangkan soal yang menjadi tujuan dalam pembelajaran ini. Soal yang peneliti kembangkan yaitu materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD dengan menggunakan alat bantu hitung sempoa.

f. Mengembangkan strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam pengembangan ini yaitu siswa dapat mandiri dalam menyelesaikan soal – soal dengan menggunakan alat bantu hitung yaitu sempoa. Peneliti mengenalkan prosedur penggunaan sempoa dalam menyelesiakan soal – soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan.

g. Mengembangkan bahan ajar

Tahap selanjutnya yaitu peneliti memilih bahan ajar berupa modul sempoa. Dengan menggunakan modul sempoa, siswa diharapkan dapat belajar secara mandiri mengenai prosedur penggunaan sempoa. Kemudian peneliti melakukan desain modul awal. Tahap desain modul meliputi menentukan komponen modul, konsep penyampaian dan pengorganisasian materi, jenis tugas yang diberikan, soal evaluasi, gambar, artikel, contoh-contoh, serta

(55)

36

modul yang sebelumnya telah dilakukan penyusunan instrumen penilaian produk untuk dijadikan pedoman dalam mendesain produk. Produk yang peneliti kembangkan yaitu modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan untuk kelas I SD.

h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif

Peneliti merancang instrumen validasi dan uji keterbacaan siswa mengenai modul sempoa yang peneliti kembangkan. Kemudian peneliti melakukan tahap validasi dan evaluasi, dalam tahap ini merupakan rangkaian penilaian pengembangan produk yang berupa modul. Namun sebelum melakukan validasi, peneliti melakukan tahap pra-validasi. Tahap pra-validasi dilakukan dengan mengkonsultasikan produk awal kepada dosen pembimbing untuk mendapat masukan awal. Tahap pra-validasi berguna untuk menilai kelayakan produk sebelum dinilai oleh validator. Validasi terhadap desain awal dilakukan dengan cara meminta ahli sempoa untuk menilai produk yang dirancang, guru kelas I SD, dan dosen ahli matematika. Rangkaian selanjutnya dari tahap validasi dan evaluasi adalah tahap uji keterbacaan. Produk yang telah dinyatakan layak oleh validator selanjutnya diujikan kepada siswa kelas I SD sebagai calon pengguna. Produk diterapkan ke dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan di SD kelas I. i. Merevisi

(56)

37

validator digunakan untuk memperbaiki dan merevisi modul sempoa. Setelah peneliti selesai merevisi modul sempoa, modul sempoa siap untuk dicetak dan diimplementasikan.

j. Mengembangkan dan melaksanakan evaluasi sumatif

Modul yang telah direvisi diimplementasikan untuk mengetahui dampak dari modul yang dihasilkan sesuai dengan tujuan untuk panduan siswa dalam menggunakan media sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan kelas I SD.

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modul

(57)

38 3.9 Setting Penelitian

3.9.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Pemilihan keenam siswa ini dilakukan dengan bantuan wali kelas yaitu berdasarkan siswa yang memiliki nilai ulangan matematika di bawah KKM sebagai subjek penelitian.

3.9.2 Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah pengembangan modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan kelas I SD. Modul ini bertujuan sebagai panduan belajar siswa secara mandiri mengenai cara menggunakan media sempoa untuk materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan kelas I SD.

3.9.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dayuharjo yang terletak di Jalan Damai, Prujakan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 3.9.4 Waktu Penelitian

(58)

39 3.10Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes yang meliputi:

3.10.1 Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2006). Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Peneliti melakukan pengamatan kepada siswa saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kemampuan belajar matematika siswa kelas I SD.

3.10.2 Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan dengan bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee

(59)

40

responden tidak menggunakan pedoman. Wawancara kombinasi adalah wawancara dengan menggabungkan wawancara terstruktur dengan wawancara bebas dengan tujuan memperoleh informasi semaksimal mungkin dari responden (Sukardi, 2003). Wawancara tersebut dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi di kelas. Peneliti menggunakan bentuk wawancara kombinasi dalam penelitian ini, karena peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas I SD.

3.10.3 Kuesioner

(60)

41 3.11Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti ada 2 yaitu pedoman wawancara dan kuesioner. Berikut penjelasan mengenai instrumen penilaian. 3.11.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan sebagai acuan ketika melakukan wawancara kepada guru kelas I SD Negeri Dayuharjo. Berikut kisi-kisi pedoman wawancara.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Kepada Guru Kelas 1 SD

No Aspek Nomor Pertanyaan

1 Metode pembelajaran 1

2 Peran peserta didik 2

3 Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah

3

4 Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas bawah

4

5 Dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan matematika di kelas bawah

5

6 Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran

6

7 Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas bawah materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran

7

8 Dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan matematika di kelas bawah materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran

8

(61)

42

Tabel 3.2 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kepada Guru Kelas I SD Negeri Dayuharjo

No Aspek Pertanyaan

1 Metode Pembelajaran Apa metode pembelajaran yang sering digunakan guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran Matematika?

Apa metode pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajarkan materi penjumlahan, pengurangan, dan operasi hitung campuran?

2 Peran peserta didik Bagaimana peran peserta didik dalam pembelajaran Matematika?

Bagaimana peran peserta didik dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan, pengurangan, dan operasi hitung campuran?

3 Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah

Apa permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika kelas bawah?

4 Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas bawah

Apa yang sekolah lakukan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah?

5 Dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan matematika di kelas bawah

Apa dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan matematika di kelas bawah?

6 Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran

Apa permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika kelas bawah pada materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran?

7 Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas bawah materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran

Apa yang sekolah lakukan untuk memecahkan permasalahan dalam

pembelajaran matematika kelas bawahpada materi penjumlahan, pengurangan dan hitung campuran?

(62)

43

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Peneliti mengembangkan beberapa pertanyaan di atas menyeseuaikan dengan jawaban guru.

3.11.2 Kuesioner

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar validasi produk yang akan diberikan kepada beberapa validator yaitu ahli sempoa, 2 guru SD Kelas I SD Negeri Dayuharjo, dosen ahli matematika, dan enam siswa kelas I SD untuk menilai dan memberikan kritik dan saran mengenai kelayakan produk modul yang telah dikembangkan peneliti.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk

No Aspek Indikator No

Pertanyaan

1 Cover modul - Kesesuaian judul modul dengan materi yang ada di dalam modul

- Kesesuaian gambar pada cover modul untuk peserta didik kelas bawah - Kesesuaian bentuk tulisan pada cover

modul untuk peserta didik kelas bawah

1, 2, 3

2 Pengenalan

sempoa - Terdapat mengenai sejarah sempoa pengenalan sederhana - Terdapat pengenalan sederhana

mengenai bagian-bagian sempoa - Terdapat pengenalan sederhana

mengenai penggunaan sempoa sesuai untuk peserta didik kelas bawah

7, 8

4 Penyusunan

kalimat - Kalimat yang digunakan dalam modul sudah efektif - Kalimat yang digunakan dalam modul sudah sesuai untuk peserta didik kelas bawah

9, 10

5 Pemilihan soal - Soal yang terdapat di dalam modul sudah sesuai dengan judul modul - Soal yang terdapat di dalam modul

sesuai untuk peserta didik kelas bawah

(63)

44

Kisi – kisi uji validasi prooduk di atas kemudian dikembangkan menjadi instrumen uji validasi untuk digunakan menjadi acuan dalam valiadasi ahli.

Tabel 3.4 Instrumen Uji Validasi Produk

No Komponen yang Dinilai Skor Saran

1 2 3 4

Cover Modul 1 Kesesuaian judul modul dengan

materi yang ada di dalam modul 2 Kesesuaian gambar pada cover

modul untuk peserta didik kelas bawah

3 Kesesuaian bentuk tulisan pada

cover modul untuk peserta didik kelas bawah

Pengenalan Sempoa 4 Terdapat pengenalan sederhana

mengenai sejarah sempoa

5 Terdapat pengenalan sederhana mengenai bagianbagian sempoa

6 Terdapat pengenalan sederhana mengenai

dalam modul sudah efektif 10 Kalimat yang digunakan dalam

modul sudah sesuai untuk peserta didik kelas bawah

Pemilihan Soal 11 Soal yang terdapat di dalam modul

sudah sesuai dengan judul modul 12 Soal yang terdapat di dalam modul

sesuai untuk peserta didik kelas bawah

Kesesuaian Materi 13 Kelengkapan materi

14 Kedalaman materi 15 Keluasan materi Total Skor

Saran Validator :

(64)

45

rentang skor 1 – 4 yaitu 1 (sangat baik), 2 (baik), 3 (kurang baik), dan 4 (sangat kurang baik).

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Keterbacaan Produk untuk Siswa

No Aspek Indikator No

Kisi – kisi uji keterbacaan di atas digunakan sebagai acuan menjadi instrumen uji keterbacaan produk yang akan diisi oleh siswa kelas I SD yang mengikuti implementasi pengajaran sempoa.

Tabel 3.6 Instrumen Uji Keterbacaan Produk untuk Siswa

No Komponen yang Dinilai Skor Saran

1 2 3 4

Cover Modul 1 Judul modul menarik bagi siswa

untuk membaca dan sesuai dengan isi modul

2 Gambar pada cover modul menarik bagi siswa

Pengenalan Sempoa 3 Terdapat pengenalan sederhana

mengenai sejarah sempoa

4 Terdapat pengenalan sederhana mengenai bagianbagian sempoa

5 Terdapat pengenalan sederhana mengenai

penggunaan sempoa

Penggunaan Bahasa 6 Bahasa yang digunakan dalam

modul dapat dipahami oleh siswa

Pemilihan Soal 7 Soal yang terdapat di dalam modul

sesuai untuk siswa

(65)

46

8 Materi yang diajarkan dalam modul sudah sesuai dengan judul modul 9 Materi dalam modul menarik untuk

siswa mengerjakaannya

10 Materi dalam modul melibatkan dua cara pengerjaan (hitung campuran) Total Skor

Saran perbaikan :

Instrumen uji keterbacaan produk diisi oleh siswa kelas I SD yang mengikuti implementasi penggunaan media. Instrumen di atas dikembangkan dengan rentang skor 1-4 yang artinya 1 (sangat baik), 2 (baik), 3 (kurang baik), dan 4 (sangat kurang baik).

3.12Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2009), analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data berupa teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

3.12.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

(66)

47

diperoleh dari kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli sempoa, 2 guru kelas I SD Negeri Dayuharjo, dan dosen ahli matematika yang melakukan validasi terhadap produk modul sempoa materi operasi hitung campurang penjumlahan dan pengurangan. Kritik dan saran tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki produk. Maka dari itu, peneliti melakukan revisi terhadap produk tersebut sesuai dengan kritik dan saran dari validator.

3.12.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data berupa skor dari penilaian produk modul sempoa materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan yang merupakan hasil validasi oleh ahli sempoa, 2 guru kelas I SD Negeri Dayuharjo, dosen ahli matematika, dan 6 siswa kelas I SD. Data yang diperoleh dianalisis sebagai dasar dari hasil penulisan kuesioner yang diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap produk yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Untuk menghitung rata-rata penilaian kuesioner kualitas produk dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Rata-rata (x) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟

Hasil untuk menilai kelayakan modul menggunakan skala Likert

(67)

48

Tabel 3.7 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif

Kategori Interval Skor

Sangat Baik 3,25 < X ≤ 4,00

Baik 2,50 < X ≤ 3,25

Kurang Baik 1,75 < X ≤ 2,50

Sangat Kurang Baik 1,00 < X ≤ 1,75

Keterangan:

1. Jika dalam kategori sangat baik, produk layak digunakan tanpa perbaikan

2. Jika dalam kategori baik, produk layak digunakan dan perlu perbaikan sesuai dengan saran

3. Jika dalam kategori kurang baik, produk layak digunakan tetapi perlu perbaikan banyak sesuai dengan saran

(68)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Penelitian Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan ini ada dua hal yang akan dipaparkan yaitu: (1) Proses pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD, (2) Kualitas modul yang dihasilkan. Kedua hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 4.3.1 Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung

Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang sudah diuraikan di bab sebelumnya, proses pengembangan Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Campuran Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD sebagai berikut.

4.3.1.1 Identifikasi Tujuan Pembelajaran

(69)

50

a. Wawancara dengan Guru Kelas I

(70)

51

b. Observasi terhadap Pembelajaran Matematika di Kelas I

Observasi terhadap pembelajaran matematika di kelas I dan ketersediaan media pembelajaran di sekolah yang digunakan guru dan siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo. Observasi dilakukan di dalam kelas I. Jumlah siswa terdiri dari 25 siswa.

(71)

52

4.3.1.2 Melakukan Analisis Pembelajaran

Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi menyatakan jika membutuhkan alat bantu hitung dan panduan cara penggunaan alat bantu hitung untuk meningkatkan daya konsentrasi siswa, meningkatkan ketepatan, kecepatan, ketelitian siswa dalam menghitung, dan melatih siswa mandiri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan. Siswa mampu memahami cara menghitung operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat bantu sempoa dan modul penggunaan sempoa.

4.3.1.3 Mengidentifikasi Karakteristik Siswa

Gambar

Gambar 1.1 Desain Modul Sempoa
Gambar 2.1 Sempoa Cina dan Sempoa Jepang
Gambar 2.2 Sempoa dan Bagian-bagian Sempoa
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Kepada Guru Kelas 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah- langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa

Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh dan dilakukan analisis dapat disimpulkan bahwa media sempoa efektif untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018, diketahui bahwa salah satu media pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah sempoa,

Berikut diuraikan kembali operasi bilangan bulat yang sudah kalian pelajari di Sekolah Dasar dulu, diperdalam dengan pemahaman terhadap berbagai kondisi penjumlahan dan

kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan media sempoa pada pembelajaran matematika operasi hitung bilangan penjumlahan dan pengurangan adalah dapat

BILANGAN CACAH. Ada dua konsep bilangan cacah yaitu operasi hitung penjumlahan bilangan cacah dan operasi hitung pengurangan bilanagn cacah. Operasi Hitung

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan keterampilan matematika siswa materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

BILANGAN CACAH. Ada dua konsep bilangan cacah yaitu operasi hitung penjumlahan bilangan cacah dan operasi hitung pengurangan bilanagn cacah. Operasi Hitung