• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Kelas VIII SMP N I Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Kelas VIII SMP N I Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Kelas VIII SMP N I Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matematika

Oleh:

RINA DWI WIJAYANTI A 410 040 106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu untuk menghadapi setiap

perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana

yang sangat baik dalam pembangunan SDM. Oleh karena itu pendidikan perlu

mendapatkan perhatian penanganannya oleh pemerintah, keluarga dan

pengelolaan pendidikan. Pendidikan yang berhasil dan berdaya guna mampu

menciptakan insan-insan yang selain menguasai ilmu pengetahuan dan

ketrampilan, juga berbudi pekerti luhur, berkepribadian kuat, berdisiplin,

bekerja keras, mandiri, penuh tanggung jawab serta mampu menghadapi

permasalahan dengan sikap terbuka dan berpandangan jauh kedepan.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan

banyak menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang cukup

menarik yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang

disebabkan masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pengembangan

dan pembaharuan dibidang pendidikan antara lain pembahasan metode atau

meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan

jika mampu mengantar siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran.

(3)

Adapun tujuan pengajaran supaya berfikir dan bertindak secara berdiskusi dan

kreatif, maka dari itu siswa diberi kesempatan untuk mencoba kemampuannya

dalam berbagai kegiatan.

Dalam melakukan proses mengajar, guru dapat memilih dan

menggunakan beberapa metode mengajar. Banyak metode mengajar yang

dipilih oleh guru yang masing-masing metode mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Kekurangan suatu metode dapat ditutup oleh metode mengajar

yang lain dalam melakukan proses belajar. Pemilihan suatu metode mengajar

perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang akan disampaikan,

tujuan pembelajaran, banyaknya siswa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar. Namun demikian, metode ceramah dewasa ini masih

mendominasi dunia pendidikan dan pengajaran, termasuk pengajaran

matematika.

Dalam mengajar guru harus kreatif menciptakan dan menumbuhkan

situasi belajar siswa, agar bahan pelajaran mudah dipelajari. Banyak siswa

dapat menyelesaikan soal matematika dalam bentuk angka dengan baik, tetapi

mereka mengalami kesulitan bila soal tersebut disajikan dalam bentuk soal

cerita. Kesulitan ini dialami oleh siswa dalam memahami soal yang dimaksud.

Semua ini disebabkan karena kemampuan dalam penalaran berbahasa yang

rendah serta kesan pertama mereka terhadap penyelesaian soal cerita bahwa

soal cerita itu soal yang sulit. Siswa sering tidak dapat membedakan antara apa

yang ditanyakan, apa yang diketahui, dan langkah-langkah apa yang harus

(4)

Pada dasarnya kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk

cerita terletak pada kesulitan dalam mengubah soal cerita tersebut kedalam

model matematika. Memecahkan soal yang berbentuk cerita (verbal) berarti

menerapkan pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk menyelesaikan

persoalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan menyelesaikan

soal berbentuk verbal tergantung pada kemampuan pemahaman verbal, yaitu

kemampuan memahami, mencerna bahasa yang digunakan dalam soal dan

mengubah soal verbal tersebut menjadi model matematika yang biasanya

diwujudkan dalam bentuk persamaan dan pertidaksamaan serta kesesuaian

pengalaman-pengalaman siswa dengan sesuatu yang diceritakan. Jadi

persiapan siswa haruslah juga mencakup penalaran yang baik dan benar.

Diharapkan dengan penalaran tersebut siswa akan lebih mudah dalam

meneterjemahkan peristiwa kongkrit kedalam persamaan abstrak yang

menggunakan simbol-simbol matematika menuju model matematika.

Seperti halnya dalam materi matematika tentang sistem persamaan

linear dua variabel. Pada pokok bahasan ini ada beberapa materi yang

membingungkan siswa, seperti mencari himpunan penyelesaian menggunakan

metode grafik, metode eliminasi, metode substitusi, dan menyelesaikan soal

cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas sebaiknya

banyak melibatkan aktivitas siswa dalam belajar. Para siswa dituntut

(5)

yang diberikan guru. Disamping itu juga sangat dimungkinkan para siswa

aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas.

Aktivitas belajar siswa sangat diperlukan dalam pengajaran

matematika. Dalam belajar matematika siswa harus aktif belajar dengan

mengerjakan soal-soal latihan. Rumus-rumus dalam matematika tidak untuk

dihafalkan tetapi perlu diterapkan dalam latihan soal. Dalam belajar

matematika yang paling penting pemahaman walaupun hafal rumus belum

tentu dapat mengerjakan soal tentunya akan beda dengan yang sering berlatih

mengerjakan soal.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara

penyajian dan suasana pembelajaran matematika yang menumbuhkan dan

mencerahkan gairah atau dorongan siswa untuk aktif. Dalam penyampaian

materi matematika harus memperhatikan karakteristik siswa, materi yang

disampaikan harus sudah dikembangkan oleh guru sehingga materi tersebut

menjadi menarik, sebab secara realistik seorang siswa yang belajar itu pada

dasarnya adalah mencari hubungan antara hal yang dipelajari dengan yang

telah dimiliki, dikuasai, dialami, atau telah diketahui siswa. Sehubungan

dengan hal itu maka dalam penyampaian materi pelajaran yang berbentuk soal

cerita, salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah model

PBL (Problem Based Learning).

Model PBL bukanlah model yang baru bagi seorang guru, dalam arti

siswa diberi masalah dulu baru guru akan menerangkan dan membantu

(6)

peserta didik memungkinkan keterlibatan siswa dan guru secara optimal

merealisasikan pengalaman belajar. Hal ini tampak dalam tingkah lakunya

seperti meneliti, merumuskan, menemukan dan mengaplikasi.

Salah satu materi matematika di SMP kelas VIII adalah sistem

persamaan linear dua variabel. Materi matematika ini banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Pada materi tersebut guru dapat mengambil

contoh permasalahan sehari-hari untuk diubah kedalam sistem persamaan

linear dua variabel, sehingga siswa lebih akrab dengan

permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru. Hal ini secara tidak langsung

mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya dan mengungkapkan idenya

dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut.

Untuk itu guru dapat menggunakan model PBL yang diterapkan pada

siswa yang memiliki aktivitas belajar yang berbeda-beda diharapkan akan

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Dari latar belakang tersebut diatas maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian tentang Eksperimentasi Model Problem Based Learning

Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari

Aktivitas Belajar Siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat di

identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

(7)

2. Ada kemungkinan rendahnya pretasi siswa disebabkan oleh metode

pembelajaran yang tidak tepat, sehingga dapat diteliti apakah jika

metode pembelajaran diubah maka prestasi belajar siswa menjadi lebih

baik.

3. Ada kemungkinan aktivitas belajar yang dimiliki siswa berpengaruh

didalam penguasan materi pelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas agar permasalahan yang dikaji dapat

lebih terarah maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini dibatasi pada

model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen dan

metode konvensional pada kelompok kontrol.

2. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar

matematika yang meliputi kegiatan bertanya, mencatat, mendengarkan,

mengerjakan soal, dan mempelajari kembali catatan matematika dan

dikategorikan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.

3. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil

belajar siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar, dalam hal

ini adalah tes formatif pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear

(8)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap

prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap pretasi belajar

matematika siswa?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan medel pembelajaran terhadap

prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

(9)

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya peningkatan hasil

prestasi belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini

memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran matematika yang

berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya mementingkan hasil

pembelajaran yang juga mementingkan prosesnya.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat digunakan sebagai masukan kepada guru matematika dalam

menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa.

b. Dapat digunakan sebagai masukan kepada guru matematika tentang

pentingnya aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

c. Sebagai masukan bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan

pembelajaran matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi tahap I dan tahap II oleh ahli media pada produk multimedia yang dikembangkan dapat diperoleh data untuk. dianalisis dan digunakan sebagai acuan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari belimbing manis dengan jambu biji merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, kadar vitamin

Sedangkan metode pembentukan karakter menurut Thomas Lickona, bisa dilakukan dalam lingkungan keluarga dan sekolah yaitu dengan mengajarkan kepada anak dengan memberi contoh

Semoga dengan terlaksana matlamat dan objektif tersebut harapan untuk melahirkan generasi dan masyarakat yang berkualiti akan tercapai, ianya juga tertakluk kepada sejauh mana

c) Pencarian mediator dilakukan diwilayah-wilayah yang sudah ditentukan oleh SPV UFI dalam mapping sebelumnya. d) Sales menawarkan kepada calon Sahabat UKM untuk

4.3.2 Mengidentifikasi presentase kelengkapan pengisian resume medis pasien JKN rawat inap di Rumah Sakit

Karena ketika seorang anak sudah memiliki konsep diri yang kuat dengan latar belakang pendidikan dalam keluarga yang baik dan menyamankan, maka peran pendidik dan sekolah