ANALISIS PELAKSANAAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DAN KELUHAN KESEHATAN PADA
PENGEMUDI OJEK ONLINE DI KOTA MEDAN TAHUN 2021
SKRIPSI
Oleh
Hadella Putri NIM. 171000147
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
ANALISIS PELAKSANAAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DAN KELUHAN KESEHATAN PADA
PENGEMUDI OJEK ONLINE DI KOTA MEDAN TAHUN 2021
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
Hadella Putri NIM. 171000147
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
i
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19 dan Keluhan Kesehatan pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Hadella Putri Nomor Induk Mahasiswa : 171000147
Program studi : S1 Kesehatan Masyarakat/Kesehatan lingkungan
Menyetujui Pembimbing :
(dr. Surya Dharma,MPH) NIP. 195804041987021001
Ketua Program Studi, Dekan,
(Dr. Ir. Evi Naria, M.Kes) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M. Si) NIP. 196803201993032001 NIP. 196803201993082001
Tanggal Lulus : 09 Desember 2021
ii Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal : 09 Desember 2021
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : dr. Surya Dharma, M.P.H Anggota : 1. Dr. Ir. Evi Naria, M.Kes
2. Dra. Nurmaini, M.K.M, Ph.D
iii Abstrak
COVID-19 merupakan penyakit menular yang diakibatkan (SARS-CoV-2) Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 yang menyerang sistem pernapasan manusia.Berdasarkan laporan WHO tanggal 10 Agustus tahun 2021 secara global kasus positif terkonfirmasi sebesar 2023 juta jiwa dengan jumlah kematian sebesar 4,3 juta jiwa. Indonesia memiliki kasus positif sebanyak 3,6 juta jiwa sedangkan di wilayah Sumatera Utara yang terkonfirmasi positif sebesar 31.557 jiwa dengan jumlah kematian 1.035 jiwa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19 dan keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online di Kota Medan.Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif dengan rancangan crossectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah pengemudi ojek online.Sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling yaitu tanpa disengaja diambil sebagai ojek online.Analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan referensi dan jurnal ilmiah yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan responden diperoleh bahwa terdapat 65,6% memiliki pengetahuan baik dan 34,4% memiliki pengetahuan kurang baik. Berdasarkan sikap ojek online didapatkan bahwa terdapat 54,2% memiliki sikap baik dan 45,8% memiliki sikap kurang baik.
Berdasarkan tindakan terdapat 24,0% yang memiliki tindakan baik dan 76,0%
memiliki tindakan kurang baik. Kemudian berdasarkan keluhan kesehatan didapatkan bahwa terdapat 24 orang yang memiliki keluhan kesehatan yaitu sebesar 25,0% sedangkan yang tidak memiliki keluhan kesehatan yaitu sebanyak 75,0%. Bagi perusahan ojek online agar lebih sering memberikan penyuluhan terkait tentang protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 dan memonitoring pengemudi ojek online untuk tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Untuk pengemudi ojek online agar selalu membawa hand sanitizer saat bekerja, selalu menjaga jarak saat beristirahat dengan teman yang lain.
Memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang perlu ditaati dan diikuti guna mencegah terjadinya kasus COVID-19.
Kata kunci : COVID-19, pengetahuan, sikap, tindakan
iv Abstract
COVID-19 is an infectious disease caused by (SARS-CoV-2) Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 which attacks the human respiratory system. Based on the WHO report on August 10, 2021, globally, there were 2023 million confirmed positive cases and 4.3 million deaths. Based on the WHO report dated August 10 2021, globally there were 2023 million confirmed positive cases and 4.3 million deaths. Indonesia has 3.6 million positive cases, while in North Sumatra, 31,557 people have been confirmed positive with 1,035 deaths. The purpose of this study was to analyze the implementation of the COVID-19 prevention protocol and health complaints to online motorcycle taxi drivers in Medan City. This type of research is a descriptive survey research with a cross- sectional study design. Online motorcycle taxi drivers is the sample of this research. The sample was taken using the accidental sampling technique, which was accidentally taken as a respondent. Data analysis was carried out descriptively using relevant scientific references and journals.The results showed that based on the knowledge of the respondents, it was found that 65.6% had good knowledge and 34.4% had poor knowledge.Based on the attitude of the respondents, it was found that 54.2% had a good attitude and 45.8% had a bad attitude. Based on the actions, there are 24.0% who have good actions and 76.0%
have bad actions. Then based on health complaints, it was found that there were 24 people who had health complaints, namely 25.0% while those who did not have health complaints were 75.0%. For online motorcycle taxi companies to provide more frequent counseling related to health protocols for preventing COVID-19 transmission and monitoring online motorcycle taxi drivers to continue to apply the COVID-19 health protocol. For online motorcycle taxi drivers, always carry a hand sanitizer when working, always keep your distance when resting with other friends. Pay attention to the COVID-19 prevention health protocols that need to be adhered to and followed in order to prevent the occurrence of COVID-19 cases.
Keyword : COVID-19, knowledge, attitude, action
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19 dan Keluhan Kesehatan pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan Tahun 2021”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. Dr. Ir. Evi Naria, M.Kes. selaku Ketua Program Studi S1 dan Dosen Penguji 1 penulis yang telah meluangkan waktu dan berpikir dalam menyempurnakan skripsi ini.
4. dr. Surya Dharma, M.P.H selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, serta masukan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini
vi
5. Dra. Nurmaini, M.K.M, Ph.D selaku Dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam menyempurnakan skripsi ini.
6. Drs., Eddy Syahrial, MS, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkulihan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis
8. Pegawai dan staff Fakultas Kesehatan Masyrakat USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti.
9. Teristimewa untuk orang tua (Hadi Susanto, S.Sos dan Yuslaini S.E) yang telah memberikan kasih sayang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberikan dukungan kepada penulis
10. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Mhd Andre Syaputra S.Ikom dan Safiyah Hul Jannah Putri) yang telah memberikan semangat kepada penulis.
11. Terkhusus untuk teman teman seperjuangan skripsi (Syania, Delfi, Ainun, Annisa, Shinta) yang telah memberikan semangat satu sama lain dan mendengarkan keluh kesah penulis.
12. Teman teman terdekat (Rahmi, Nadia, Marisa, Dinda, Elsa, Edikin, Mia, Yukim, Lianes, Ina, Evita) yang telah memberikan semangat kepada penulis .
vii
13. Teman teman seperjuangan kesling 2017 yang selalu saling menyemangati satu sama lain dalam penyelesaian skripsi.
14. Seluruh pihak yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih untuk segala sesuatunya penulis ucapkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapa kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Oktober 2021
Hadella Putri
viii Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
Daftar Istilah xiii
Riwayat Hidup xiv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 4
Tujuan umum 4
Tujuan khusus 4
Manfaat Penelitian 5
Tinjauan Pustaka 6
Pengertian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 6
Epidemiologi dan Etilogi Coronavirus Disease (COVID-19) 7
Epidemiologi 7
Etilogi 7
Gejala COVID-19 8
Pengertian Protokol Kesehatan 10
Penerapan Protokol Kesehatan 10
Pengertian Pengetahuan 14
Pengertian Sikap 14
Pengertian Tindakan 14
Pengertian Transportasi 15
Pengertian Ojek 16
Landasan Teori 19
Kerangka Konsep 20
Metode Penelitian 21
Jenis Penelitian 21
Lokasi dan Waktu Penelitian 21
Lokasi penelitian 21
Waktu penelitian 21
Populasi dan Sampel 21
ix
Populasi 21
Sampel 21
Variabel dan Definisi Operasional 22
Metode Pengumpulan Data 23
Data primer 23
Data sekunder 23
Metode Pengukuran 23
Metode Analisis Data 25
Hasil Penelitian 26
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 26
Karakteristik Pengemudi Ojek Online 27
Karakteristik pengemudi ojek online 27
Pengetahuan 29
Sikap 31
Tindakan 33
Keluhan kesehatan 35
Pembahasan 37
Pengetahuan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 37
Sikap Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 39
Tindakan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 40
Keluhan Kesehatan Pengemudi Ojek Online 43
Keterbatasan Penelitian 45
Kesimpulan dan Saran 46
Kesimpulan 46
Saran 46
Daftar Pustaka 48
Lampiran 51
x Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Distribusi Karakteristik Pengemudi Ojek Online di Kota Medan Tahun 2021
28
2 Distribusi Pengetahuan Pengemudi Ojek Online tentang COVID-19 di Kota Medan
29
3 Distribusi Katagori Pengetahuan 30
4 Distribusi Sikap Pengemudi Ojek Online tentang COVID- 19 di Kota Medan
31
5 Distribusi Katagori Frekuensi Sikap Pelaksanaan Pencegahan Protokol Kesehatan COVID-19
32
6 Distribusi Tindakan Upaya Pelaksanaan Protokol C0VID- 19 Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
33
7 Distribusi Katagori Tindakan Pelaksanaan Pencegahan Protokol Kesehatan COVID-19
34
8 Distribusi Katagori Berdasarkan Keluhan Kesehatan pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
35
9 Distribusi Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan Pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
35
xi
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Teori Lawrence Green 20
2 Kerangka konsep 20
3 Peta Kota Medan 27
xii
Daftar Lampiran
No Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian 51
2. Master Data 57
3. Output Spss 67
4. Dokumentasi 83
xiii Daftar Istilah
AKB Adaptasi Kebiasaan Baru
ASN Aparatur Sipil Negara
GARDA Gabungan Aksi Roda Dua
KEPPRES Keputusan Presiden
KEPMENDAGRI Keputusan Menteri Dalam Negeri
KKM Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
PEMDA Pemerintah Daerah
PHYSICAL DISTANCING Jaga Jarak
PP Peraturan Pemerintah
PSBB Pembatasan Sosial berskala besar
SARS-CoV-2 Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 SARS Severe Acute Respiratory Syndrome
WFH Work From Home
WHO World Health Organization
xiv
Riwayat Hidup
Nama penulis yaitu Hadella Putri berusia 22 tahun, lahir di kualasimpang pada 31 Maret 1999. Penulis beragama Islam, anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Hadi Susanto S,Sos dan Ibu Yuslaini SE.
Pendidikan formal penulis mulai dari TK Aisyah Medan tahun 2005.
Pendidikan sekolah dasar SD Muhammadiyah 02 Medan dan SD AL-washliyah 15 Medan dari tahun 2005-2011, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 11 Medan pada tahun 2011-2014, sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Kota Medan pada tahun 2014-2017, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di program studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember 2021
Hadella Putri
1
Pendahuluan
Latar Belakang
COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. COVID-19 merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh jenis virus Corona yang baru ditemukandan dapat menyerang sistem pernapasan, yaitu (SARS-CoV-2) Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (WHO,2020).
Menurut WHO, COVID-19 bisa ditularkan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat batuk, bersin ataupun menghembuskan nafas oleh penderita, serta dapat terhirup oleh orang lain yang berjarak kurang dari 1 meter. Virus ini juga bisa menular apabila seseorang menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi droplet penderita, kemudian menyentuh mata, hidung serta bibir.Hal tersebut terjadi karena droplet tidak dapat bertahan lama di udara, sehingga cepat jatuh dan menempel pada benda yang dekat dengan penderita (Kemenkes, 2020).
Berdasarkan laporan WHO, penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat, pada tanggal 10 Agustus 2021 secara global kasus positif terkonfirmasi sebesar 2023 juta jiwa di 223 negara dengan jumlah kematian sebesar 4,3 juta jiwa. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus positif cukup tinggi yaitu sebesar 3,6 juta jiwa bertambah di wilayah Sumatera Utara yaitu terkonfirmasi positif sebesar 31557 dengan jumlah kematian 1035 jiwa.
Untuk menekan angka kasus COVID-19 di Indonesia, Pemerintah mulai menetapkan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal.
Adaptasi kebiasaan baru merupakan adanya perubahan perilaku atau kebiasaan untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.Sejak berlakunya AKB, pemerintah juga terus menghimbau masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan untuk memutuskan rantai penularan COVID-19 ditempat atau pun fasilitas umum (Kemenkes, 2020).
Walaupun sudah menerapkan kebijakan AKB, pandemi COVID-19 di Indonesia berdampak pada beberapa sektor kehidupan di masyarakat, salah satunya pada sektor informal. Tidak semua pekerja dapat melaksanakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) agar terhindar dari penularan COVID- 19 saat bekerja. Pada pekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, pengemudi ojek online, tukang becak, dan lainnya cenderung memiliki potensi yang lebih besar untuk tertular COVID-19. Hal ini disebabkan karena mereka harus beraktivitas di tengah pandemi dan berinteraksi dengan banyak orang (Syahrial, 2020).Seperti pada pengemudi ojek online yang memiliki mobilitas tinggi dan harus berinteraksi langsung dengan masyarakat yang memesan jasanya.
Pengemudi ojek online bertujuan melayani kepentingan masyarakat dengan mengangkut penumpang dan memanfaatkan aplikasi pada smartphone yang memudahkan pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek online.Dalam melakukan pekerjaannya, pengemudi ojek online sangat berisiko mengalami kecelakaan saat berkendara dan dapat mengalami gangguan kesehatan karena sistem kerja yang tidak teratur.Sistem pekerjaan pengemudi ojek online hanya sebatas mitra sehingga masih banyak batasan-batasan hak dan kewajiban pada
pengemudi.Seperti tidak adanya peraturan waktu kerja yang dapat menyebabkan kelelahan, setiap hari menghirup polusi udara karena seharian bekerja dijalan raya yang dapat menyebabkan keluhan kesehatan pernafasan seperti batuk maupun sesak nafas.Pengemudi ojek online bekerja pada lingkungan yang tercemar oleh polusi udara.Pencemaran udara tersebut berasal dari sektor transprotasi yaitu sekitar 87%. Polutan udara antara lain gas karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen, oksida dan partikel debu yang bersifat iritan. Gas-gas polutan di udara dapat mengakibatkan gangguan pada saluran pernafasan seperti batuk, sesak nafas, flu, gangguan fungsi paru hingga kanker (Soedomo, 2001)
Saat situasi pandemi COVID-19, selain beresiko mengalami kecelakaan kerja, pengemudi ojek online juga sangat rentan terpapar COVID-19 karena sering kontak langsung dengan penumpang yang tidak diketahui secara pasti bahwa mereka terkonfirmasi positif atau tidak. Untuk mengurangi resiko tersebut, pengemudi ojek online harus menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga kebersihan atau personal hygiene dengan cara mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, membawa hand sanitizer, dan mandi setelah bekerja. Kepatuhan dalam pencegahan penularan COVID-19 sangat diperlukan karena dapat menurunkan laju penularan COVID-19 pada pengemudi ojek online. Hal ini mendorong pentingnya mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan pada pengemudi ojek online di Kota Medan ditemukan bahwa masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan seperti membawa hand sanitizer sendiri tidak menggunakan masker
sesuai standar, tidak menjaga jarak dan tidak menggunakan batas plastik yang sudah perusahaan transportasi berikan untuk membatasi pengemudi. Keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online yang sering dirasakan adalah batuk akibat asap kendaraan, kelelahan akibat jam kerja yang tidak teratur.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19 dan Keluhan Kesehatan Pada Pengemudi Ojek Online Di Kota Medan Tahun 2020”
Perumusan Masalah
Pengemudi ojek online bertujuan melayani kepentingan masyarakat dengan mengangkut penumpang.Oleh karena itu pengemudi ojek online orang yang beresiko terpapar COVID-19 dikarenakan sering kontak langsung dengan penumpang yang tidak diketahui secara pasti bahwa mereka terkonfirmasi positif virus COVID-19 atau tidak.Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dan keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19 dan keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online di Kota Medan Tahun 2020.
Tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengetahuan tentang COVID-19 dan protokol kesehatan COVID-19 pada pengemudi ojek online
2. Menganalisis sikap tentang COVID-19 dan protokol kesehatan COVID-19 pada pengemudi ojek online
3. Menganalisis tindakan upaya pelaksaan protokol kesehatan COVID-19 pada pengemudi ojek online
4. Mengetahui keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online di Kota Medan Tahun 2020.
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis. Dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi kepada masyarakat yang ingin memakai tranasportasi umum seperti ojek online yang lagi di minatin masayarakat.
2. Sebagai masukan bagi pihak perusahan dan pengemudi ojek online dan masyarakat yang mengunakan transportasi ojek online dalam menerapkan protokol kesehatan agar dapat memutuskan rantai menularan COVID-19.
6
Tinjauan Pustaka
Pengertian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
COVID-19 ini terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan Cina pada bulan Desember 2019.COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit menular yang menginfeksi saluran pernapasan disebabkan oleh virus COVID- 19.Menurut WHO (World Health Organization)COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus Corona yang baru ditemukan dan menyerang sistem pernapasan, yaitu Sars-CoV-2. Menurut WHO COVID-19 dapat ditularkan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat batuk, bersin atau menghembuskan nafas oleh penderita dan diterhirup oleh orang lain yang berjarak kurang dari 1 meter. Juga dapat ditularkan jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi oleh droplet penderita, lalu menyentuh mata, hidung dan bibir.Hal tersebut dapat terjadi karena droplet terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga cepat jatuh dan menempel pada benda yang dekat dengan penderita.Tanda dan gejala terinfeksi COVID-19 yaitu gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom, pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. (Kementrian kesehatan, 2020)
Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir menjangkau seluruh wilayah provisi di Indonesia dengan jumlah kasus dan jumlah kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah Indonesia telah menetapkan KEPPRES Nomor 11 tahun 2020 Tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarkat CoronavirusDisease 2019 (COVID- 19). Keputusan presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM dan menetapkan KKM COVID-19).Di Indonesia yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.Dikeluarkan juga KEPPRES Nomor 12 Tahun 2020 tentang penetapan bencana nonalam penyebaran Coronavirus Disease2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional.
Epidemiologi dan Etilogi Coronavirus Disease (COVID-19)
Epidemiologi. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) penyakit jenis baru yang pertama ditemukan di Wuhan, Cina. Virus ini meningkat sangat cepat di seluruh dunia.World Health Organization (WHO) menetapkan penyakit COVID- 19 sebagai pandemi global. Kurang waktu 1 bulan virus ini udah menyebar ke negara lainnya, tanggal 2 September 2020, COVID-19 sudah ditemukan di 216 negara, dengan total kasus konfirmasi sebesar 25.602.665. Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus bertambah sampai sekarang. Tanggal 30 Juni 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 2.875 kasus meninggal.
Angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun . (Kementerian Kesehatan RI, 2020)
Etilogi. Etiologi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah virus dengan nama spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2 yang disebut SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi
permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E).
COVID-19 telah menjadi patogen utama dari wabah penyakit pernapasan yang muncul.Mereka adalah keluarga besar virus RNA untai tunggal (+ ssRNA) yang dapat diisolasi pada spesies hewan yang berbeda.Untukalasan yang belum dijelaskan, virus ini dapat melintasi batas spesies dan dapat menyebabkan pada manusia, penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti MERS dan SARS.Yang menarik, virus yang terakhir ini kemungkinan berasal dari kelelawar dan kemudian pindah ke inang mamalia lain - musang palem Himalaya untuk SARS-CoV, dan unta drome dari suntuk MERS-CoV-sebelum melompat kemanusia. Dinamika SARS- Cov-2 saat ini tidak diketahui, tetapi ada spekulasi bahwa ia juga memiliki asal hewan (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020) Gejala COVID-19
Tanda dan gejala yang terdapat pada pasien penderita COVID-19 yang paling sering dijumpai adalah demam, batuk, dan sesak napas atau dyspnea (Levani,d k k .2021). Selanjutnya bisa disertai sesak napas yang parah, kelelahan, nyeri otot, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala pernafasan lainnya
Demam. Demam adalah keadaan dimana seseorang miliki suhu badan diatas normal melebihi 37°C yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Wong, 2008).
Batuk. Batuk adalah upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada dan refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.Batuk juga merupakan tanda terjadinnya suatu penyakit di bagian paru- paru dan terkandang berupa gejala awal dari suatu penyakit dan gejala tersering penyakit pernapasan dan masalah yang sering kali dihadapi dokter dalam praktik sehari-hari (Purwanto, dkk. 2018).
Kehilangan indera penciuman. Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau.Pada banyak kasus, anosmia hanya disebabkan oleh pilek tau alergi dan bersifat sementara.Meski demikian, ada juga anosmia yang terjadi dalam jangka panjang.Anosmia yang terjadi dalam jangka panjang merupakan tanda penyakit serius.nervus olfaktorius adalah saraf sensorik murni berperan untuk menyampaikan proses penciuman terjadi ketika bau yang masuk ke dalam hidung diterima oleh otak sebagai rangsangan atau sensai suatu bau (Ruru, dkk. 2021).
Sesak napas. Sesak napas atau dyspnea adalah kondisi kesehatan dimana seseorang mengalami kesulitan bernapas. Beberapa orang yang mengalami kondisi ini yang membuat tubuh seakan membutuhkan udara lebih banyak, dadak menyempit.sesak napas adalah kondisi yang tidak nyaman, bahkan menyakitkan.
Biasanya, ini menjadi gejala dari beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis (Hasniati,dkk. 2018).
Kelelahan. Kelelahan atau fatigue adalah kondisi di mana seseorang selalu merasa lelah, kurang tenaga. Fatigue adalah kondisi yang membuat seseorang tidak memiliki motivasi dan energi.Fatigue adalah suatu gejala, bukan
penyakit.Banyak penyakit yang dapat mengakibatkan kelelahan, dalam bentuk fisik, psikologis atau gabungan keduanya.Kelelahan juga merupakan hasil alami dari beberapa gaya hidup, seperti kurang olahraga atau pola makan yang buruk.
Pengertian Protokol Kesehatan
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian secara spesifik melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease 2019 (COVID-19).Dalam peraturan protokol kesehatan tersebut, dipaparkan aturan-aturan yang perlu dilakukan oleh segala pihak yang berada di tempat atau fasilitas umum yaitu, menggunakan masker yang menutupi hidug hingga dagu, mencuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer setelah bersentuhan dengan bedan dan menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain agar terhindar dari penularan virus COVID-19. (Kementerian kesehatan, 2020)
Penerapan Protokol Kesehatan
Penerapan Protokol kesehatan menjadi sangat penting dalam pencegahan penyebaran COVID-19.Cara itu bisa dimulai dari disiplinan di dalam rumah, terutama jika salah satu anggota keluarga aktif beraktifitas di luar rumah.
Kesadaran dan peran seluruh anggota keluarga untuk saling melindungi satu sama lain dengan menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 sangatlah penting. Beberapa contoh protokol kesehatan yang telah diterbitkan pemerintah Indonesia selama masa pandemi COVID-19 yaitu:
a) Menggunakan masker.
b) Menutup mulut ketika batuk dan bersin dikeramaian.
c) Istirahat dengan cukup apabila suhu badan 38° C atau lebih serta batuk dan pilek.
d) Larangan menggunakan transportasi umum bagi masyarakat yang sedang sakit.
Menggunakan masker. Masker merupakan salah satu bentuk self protection selama masa pandemi COVID-19.Pernyataan tersebut juga telah
diperkuat oleh World Health Organization (WHO)melalui panduan sementara yang diumumkan pada tanggal 06 April 2020 mengenai anjuran mengenaikan masker (World Health Organization, 2020).Masker pelindung wajah sangat penting digunakan karena tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tapi juga sebagai pencegah penyebaran infeksi COVID-19. Melalui penggunaan masker pelindung wajah, proses penyebaran COVID-19 juga dapat dikendalikan.
Masker pelindung wajah terdiri atas beberapa jenis yaitu; masker medis masker respirator dan masker kain. Masker medis merupakan masker sekali pakai yang waktu pakainya maksimal ± 4 jam dan tidak dapat digunakan kembali ketika basah. Masker medis memiliki tingkat penetrasi partikel 44%, sehingga mampu melindungi diri dari virus dan tidak beresiko memunculkan penyakit lain. Masker respiratori merupakan salah satu media penyaring dalam bentuk topeng.Masker respiratori berfungsi sebagai salah satu alat pelindung petugas kesehatan yang terpapar virus.Masker kain merupakan masker yang terbuat dari kain yang dapat dibersihkan dan digunakan kembali (reuse).Masker ini
umumnya digunakan di negara berkembang namum jarang digunakan pada pelayanan kesehatan
Pada masa pandemi ini jumah masker medis maupun masker respirator sangatlah terbatas.Menanggapi hal tersebut, masyarakat mulai menggunakan masker kain sebagai bentuk self protection.Melalui panduan interm 05 Juni 2020, WHO juga telah menghimbau penggunaan masker medis maupun non-medis bagi masyarakat umum (WHO, 2020). Kriteria masker kain yang dapat mencegah penyebaran infeksi COVID-19 terdiri dari 3 lapis antara lain kain pertama adalah kain katun, kain kedua adalah kain yang bisa mendukung viltrasi optimal (katun atau polyester) dan kain ketiga adalah lapisan hidrofobik atau anti air (polypropylene). (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Mencuci tangan. Menjaga kebersihan diri selama masa pandemi Corona virus seperti mencuci tangan merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan masyarakat.Mencuci tangan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan oleh masyarakat. Mencuci tangan dengan benar dalam waktu 20 detik atau lebih menggunakan air mengalir dan sabun cair merupakan cara efektif yang dianjurkan dan sangat perlu masyarakat terapkan. Melalui tindakan mencuci tangan siklus transmisi dan resiko penyebaran COVID-19 dapat dikurangi antara 6% dan 44%.
Menggunakan handsanitizer. Menggunakan hand sanitizer merupakan cara lain untuk menjaga kebersihan tangan selain mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Hal tersebut dikarenakan hand sanitizer mampu mencegah terjadinya infeksi mikroba pada manusia. Pada hand sanitizer atau antiseptic yang mengandung sebanyak 62%-95% alkohol mampu melakukan
denaturasi protein mikroba dan mampu menonaktifkan virus. Melihat hal tersebut, maka proses penyebaran dan infeksi COVID-19 pada masyarakat tentu dapat diminimalisir.
Meski penggunaan hand sanitizer atau antiseptic dianjurkan selama masa pandemi COVID-19, namun pemakaian hand sanitizer secara terus-menerus sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar pada kulit. Sehingga penggunaan hand sanitizer lebih baik dilakukan saat berada di luar rumah atau saat tidak ada fasilitas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Social distancing. Social distancing merupakan salah satu kebijakan yang kini diterapkan masyarakat dunia selama masa pandemi COVID-19.Selama menjalankan kebijakan Social distancing pemerintah Indonesia. Telah menerapkan beberapa kegiatan seperti:
1. Belajar dan bekerja dari rumah 2. Tinggal di rumah
3. Melarang kegiatan dikermaian dan
4. Membatasi jam operasional di tempat umum.
Tujuan dari kegiatan Social distancing atau physical distancing adalah meminimalisir interaksi antar masyarakat yang kemungkinan terdapat beberapa warga terinfeksi namun tidak melakukan self isolation.Selain itu kegiatan social distancing juga memiliki dampak signifikan dalam meminimalisir tingkat kejahatan akibat adanya krisis ekonomi selama masa pandemi COVID-19.
Menurut Wold Health Organization (WHO) proses social distancing dapat
dilakukan dengan menjaga jarak sejauh 1 meter atau 3 kaki dengan orang lain.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah kebenaran atau hasil tahu seseorang yang di peroleh melalui pengalaman atau pembelajaran. Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan inderan penglihat (mata) dari berbagai subjek atau sumber dari media contohnya: media masa, media elektronik, buku, informasi yang tersebar luas di internet. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (notoatmodjo, 2014)
Pengertian Sikap
Sikap adalah bagaian dari perilaku yang berupa suatu kesiapan maupun ketersedian saat akan melakukan tindakan bukan untuk melaksanakan motif tertentu. Menurut Notoatmodjo (2014), sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dam emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju). Sikap menunjukkan nilai rasa adanya kessesuaian reaksi terhadap reseptor lain tertentu secara nyata.
Pengertian Tindakan
Tindakan adalah suatu kegiatan yang belum tentu terwujud dalam suatu praktik (overt behavior). Tindakan terdiri dari berbagai ingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided respons), dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
3. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi (adaptational), adaptasi merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang baik.
Pengertian Transportasi
Transportasi berasal dari kata latin, transportare dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berate mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berati mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari satu tempat ketampat lain. Dengan demikian, transportasi adalah sebagaian usaha dan kegiatan menyangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ketempat lainnya.
Di Indonesia jenis trasportasi ada 3 (tiga), yaitu transportasi darat, transprotasi laut, dan transprotasi udara.Dari ketiga jenis transportasi tersebut, transprotasi angkutan jalan atau darat merupakan media yang paling sering digunakan oleh penumpamg bila dibandingkan dengan transprotasi lainnya.
Karakteristik transportasi orang dapat dibedakan menjadi angkutan pribadi dan angkutan umum.
Angkutan umum paratransit merupakan angkutan yang tidak memiliki rute dan jadwal yang tetap dalam beroperasi disepanjang rutenya, sedangkan angkutan umum masstransit merupakan angkutan yang memiliki rute dan jadwal
yang tetap. Sepeda motor termasuk dalam klasifikasi jenis kendaraan pribadi namun ini sepeda motor juga melakukan fungsi angkutan umum yaitu mengangkut orang atau barang dan memungut biaya yang telah disepakati.
Transportasi semacam ini dikenal dengan nama ojek. (Undang-Undang RI, 2009) Pengertian Ojek
Ojek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah sepeda motor yang dibuat menjadi kendaraan umum untuk mengangkut penumpang ketempat tujuan. Ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang yang menyewa.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 ayat 20 menyatakan bahwa
“sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah- rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan beroda tiga tanpa rumah-rumah”. Ojek merupakan sarana transprotasi darat yang menggunakan kendaraan roda dua (sepeda motor) untuk mengangkut penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya kemudian menarik bayaran.
Saat ini di era revolusi industri 4.0, yang ditandai dengan berkembangan internet dimana teknologi otomatisasi bertemu dengan teknologi siber.Revolusi 4.0 telah megubah banyak hal dalam kehidupan manusia.Tidak terkecuali, dari bidang sosial, ekonomi, sampai budaya, semuanya mengalami pengaruh.Bahkan berkembangan dengan percepatan tinggi dan menciptakan inovasi disruptif dalam pasar dan bisnis.Inovasi tersebut membuka lahan bisnis yang sangat besar dan mengubah pasar secara keseluruhan dengan munculnya transportasi dengan
sistem ride-sharing atau yang familiardisebut dengan ojek online.
Ojek online merupakan angkutan umum yang sama dengan ojek pada umumnya, yang menggunakan sepeda motor sebagai sarana pengangkutan namun ojek online dapat dikatakan lebih maju karena telah terintegrasi dengan kemajuan teknologi. Ojek online merupakan ojek sepeda motor yang menggunakan teknologi dengan memanfaatkan aplikasi pada smartphone yang memudahkan pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek online. Para pengguna tidak hanya menggunakan sarana pengangkut orang dan barang namun juga dapat dimanfaatkan untuk membeli barang bahkan memesan makanan.Sehingga dalam masyarakat global terutama di kota-kota besar dengan kegiatan yang sangat padat dan tidak dapat dipungkiri masalah kemacetan selalu menjadi polemik, ojek online ini hadir untuk memudahkan masyarkat dalam melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengutamakan teknologi yang semakin maju.
Keluhan kesehatan umum pada pegemudi ojek online. Industrilisasi pada semua sektor saat ini mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia, banyak industri yang baru bermunculan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.Salah satu kelompok pekerja informal yang cukup trend saat ini adalah menjadi pengemudi ojek online.Setiap pekerja berisiko mengalami bahaya kerja yang dapat menyebabkan kerugian baik secara material maupun fisik oleh karena itu setiap pekerja wajib mendapatkan perlindungan agar terhindar dari resiko kecelakaan, tidak terkecuali pekerja sektor informal.
Pengemudi ojek online sangat berisiko mengalami kecelakaan saat
berkendara dan dapat mengalami gangguan kesehatan dikaarena sistem kerja tidak teratur. Sistem pekerjaan pengemudi ojek online hanya sebatas mitra sehingga masih banyak batasan-batasan hak dan kewajiban pada pengemudi seperti tidak adanya peraturan waktu kerja yang dapat menyebabkan kelelahan, setiap hari menghirup polusi udara karena seharian bekerja dijalan raya yang dapat menyebabkan keluhan-keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online, seperti:
Gangguan pernapasan. Seperti batuk maupun sesak napas. Pengemudi
ojek online bekerja pada lingkungan yang tercemar oleh polusi udara.
Pencemaran udara tersebut berasal dari sektor transportasi yaitu sekitar 87%.
Polutan udara antara lain gas karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen, oksida dan partikel debu yang bersifat iritan. Gas-gas polutan di udara dapat mengakibatkan gangguan pada saluran pernafasan seperti batuk, sesak nafas, flu, gangguan fungsi paru hingga kanker (Soedomo, 2001).
Iritasi mata. Yang mengakibatkan mata cenderung terpapar angin dan
debu yang lama- kelamaan bisa membuat mata menjadi tidak nyaman, berair, kemerahan.
Sakit tulang belakangan. Keluhan yang sering dirasakan pada semua
orang dengan berbagai jenis pekerjaan, baik pekerja formal maupun pekerja informal. Salah satu pekerja yang rentang terjadi keluhan nyeri pinggang pada saat bekerja adalah pekerja pengendara motor. Menurut penelitian yang dilakukan (Anam dkk, 2020). Pada pengendara motor ditemukan nyeri pinggang termasuk sebagai keluhan tertinggi dibandingkan dengan keluhan anggota tubuh
yang lain. Waktu yang lama dalam berkendara posisi kerja atau postur tubuh yang tidak tepat dan sering terpapar getaran menjadi keluhan fisik musculoskeletal seperti nyeri ggang/ pungguna
Landasan Teori
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat.
Faktor predisposisi (presdiposing factor). Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
Faktor pemungkin (enabling factors). Faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan atau faktor pendukung agar terjadinya suatu perilaku yang sehat.Faktor pemungkin dapat berupa lingkungan fisik, ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan masyarakat.
Faktor penguat (reinforcing factors). Faktor penguat merupakan faktor yang dapat memperkuat terjadinya perilaku. Faktor penguat dapat mencakup faktor sikap dan perilaku tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para petugas kesehatan.Selain itu, peraturan-peraturan dan undang-undang yang terkait kesehatan juga termasuk kedalam faktor penguat.
Gambar 1. Teori Lawrence Green
Kerangka Konsep
kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka konsep VARIABEL INDEPENDEN
Faktor predisposisi:
- Pengetahuan pengemudi ojek online mengenai protokol pencegahan COVID-19
- Sikap pengemudi ojek online mengenai protokol pencegahan COVID-19 - Tindakan pengemudi ojek
online mengenai protokol pencegahan COVID-19
VARIABELDEPENDEN
Ada
Tidak ada Keluhan Kesehatan pada
pengemudi ojek online
Baik
Kurang Baik
21
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran mengenai aspek Pelaksanaan Protokol Pencegahan COVID-19 dan Keluhan Kesehatan Pada Pengemudi Ojek Online Di Kota Medan dengan rancangan crossectional study.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Lokasi penelitian dilakukan pada pengemudi ojek online yang berada di Medan.
Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Septembertahun 2021.
Populasi dan Sampel
Populasi. Populasi dari penelitian ini adalahpengemudi ojek online yang ada di Kota Medan dengan jumlah 2.200 orang.
Sampel. Penelitian ini mengambil sampel menggunakan teknik accidental. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus slovin yaitu:
n = 𝑁
1+𝑁(𝑒2)
keterangan: n = Besar Sampel N = jumlah populasi
e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%
Maka:
n = 𝑁
1+𝑁(𝑒2)
n = 2.200
1+(2.200𝑥 0,12)
n = 2.200
1+(2.200𝑥 0.01)
n = 2.200
1+22
n = 2.200
23 = 95,65 ≈ 96 orang
sampel penelitian ini sebanyak 96 pengemudi ojek online yang mengantar penumpang.
Variabel dan Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah pengetahuan pelaksanan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 pada pengemudi ojek online
2. Sikap adalah sikap pengemudi ojek online dalam segala sesuatu yang mempengaruhi tindakan ojek online untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19
3. Tindakan pengemudi ojek online, reaksi atau respon dari pengemudi terhadap hal hal yang berkaitan tentang penerapan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19.
a. Memakai masker adalah untuk menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.
b. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan secara teratur dengan menggunakan air mengalir dan sabun selama 20 detik agar terhindar dari bakteri dan penyakit.
c. Menggunakan handsanitizer adalah membersihkan tangan dengan menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol 70% setelah menyentuh barang atau benda agar terhindar dari virus.
d. Social distancing adalah menjaga jarak menimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terinfeksinya virus dari orang lain.
4. Keluhan kesehatan pengemudi ojek online adalah keluhan kesehatan yang dirasakan pengemudi berupa gangguan pernapasan, batuk, sesak nafas, kebisingan, sakit tulang belakang dan iritasi mata.
Metode Pengumpulan Data
Data primer. Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti dari hasil pengisian kuesioner dan diikuti dengan melakukan wawancara
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari hasil penelitian yang relevan dan dari instansi terkait.
Metode Pengukuran
Pengetahuan. Untuk mengukur variabel pengetahuan responden terhadap pelaksaan protokol pencegahan COVID-19 pada pengemudi ojek online, berdasarkan 10 pertanyaan.Jika responden menjawab dengan “ya” diberi skor 2, jika jawaban “tidak” diberi skor 0.Sehingga skor tertinggi diperoleh adalah 20.
Berdasarkan jumlah nilai yang di dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu sebagai berikut::
a. Baik, jika skor yang diperoleh responden nilai ≥75% dari total skor (15-20) b. Kurang baik, jika skor yang diperoleh responden nilai <75% dari total skor (0-
14)
Sikap. Untuk mengukur variabel sikap responden terhadap pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19 pada pengemudi ojek online, berdasarkan 10 pertanyaan.Jika responden menjawab dengan “ya” diberikan skor 2, jika jawaban
“tidak” diberikan 0.sehingga skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 20.
Berdasarkan jumlah nilai yang di dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika skor yang diperoleh responden nilai ≥75% dari total skor (15-20) b. Kurang baik, jika jika skor yang diperoleh responden nilai <75% dari total
skor (0-14)
Tindakan. Untuk mengukur variabel tindakan responden terhadap pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19 pada pengemudi ojek online, berdasarkan 10 pertanyaan.Jika responden menjawab dengan “ya” diberikan skor 2, jika jawaban “tidak” diberikan 0.sehingga skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 20. Berdasarkan jumlah nilai yang di dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika skor yang diperoleh responden nilai ≥75% dari total skor (15-20) b. Kurang baik, jika jika skor yang diperoleh responden nilai <75% dari total
skor (0-14)
Keluhan kesehatan. Variabel ini diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut ini:
a. Ada, bila responden menyatakan mengalami satu atau lebih keluhan kesehatan b. Tidak ada, bila responden menyatakan tidak mengalami satu atau lebih
keluhan kesehatan.
Metode Analisis Data
Data yang terkumpul dilakukan editing, cording, entry, cleaning, dan saving ke dalam komputer.Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
Analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan referensi dan jurnal ilmiah yang relevan.
26
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis Kota Medan terletak sebelah utara selat malaka, sebelah selatan Kecamatan Deli tua dan Pancur Batu, lalu Kabupaten Deli Serdang, sebalah barat Kecamatan Sunggal, dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah timur Kecamatan Percut, dan Kabupaten Deli Serdang. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan.Sepanjang wilayah utaranya berbatasan langsung dengan selat malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.
Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26,510 Ha yang terdiri dari 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2.000 lingkngan. Kecamtan Medan Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3,667 Ha (13,83% dari total wilayah Kota Medan). Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar 2,625 Ha.
Sedangkan kecamatan Medan Maimun memiliki luas wiyah terkecil yaitu 298 Ha (1,12% dari total luas keseluruhan).
Pertumbuhan penduduk di Kota Medan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maupun distribusi dan kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok umur, agama serta jumlah mata pencarian.
Gambar 3. Peta Kota Medan
Karakteristik Pengemudi Ojek Online
Karakteristik pengemudi ojek online. Responden dalam penelitian ini adalah pengemudi ojek online di Kota Medan. Karakteristik dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jam bekerja, lama bekerja yang akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Pengemudi Ojek Online di Kota Medan Tahun 2021
Karakteristik Pengemudi Ojek Online n %
Umur
17 Tahun - 25 Tahun 19 19,8
26 Tahun – 35 Tahun 43 44,8
36 Tahun – 45 Tahun 26 27,1
46 Tahun – 55 Tahun 8 8,3
Jenis Kelamin
Laki-Laki 83 86,5
Perempuan 13 13,5
Pendidikan terakhir
SMP 1 1,0
SMA 66 68,8
Diploma 9 9,4
Perguruan Tinggi/S1 20 20,8
Jam Bekerja
8-10 jam 38 39,6
11-13 jam 58 60,4
Lama Bekerja
3 Tahun 52 54,2
4 Tahun 44 45,8
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa karakteristik pengemudi ojek online berdasarkan umur lebih banyak pada rentang umur 26-35 tahun yaitu (44,8%). Karakteristik pengemudi ojek online berdasarkan jenis kelamin sebagaian besar jenis kelamin laki-laki sebesar (86,5%). Karakteristik pengemudi ojek online berdasarkan pendidikan terakhir sebagaian besar pada pendidikan SMA sebesar (68,8%). Karakteristik pengemudi ojek online berdasarkan jam kerja bahwa pada umumnya tertinggi bekerja pada 11-13 jam sehari yaitu sebesar (60,4%). karakteristik pada pengemudi ojek online berdasarkan lama bekerja bahwa lebih banyak bekerja 3 tahun (54,2%).
Pengetahuan. Pengetahuan pengemudi ojek online tentang COVID-19 bisa dilihat di tabel berikut:
Tabel 2
Distribusi Pengetahuan Pengemudi Ojek Online tentang COVID-19 di Kota Medan
Pengetahuan Pengemudi Ojek Online Tahu Tidak tahu
Total
n % n %
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang penyebab dari COVID-19 adalah virus
76 79,2 20 20,8 96 Pengetahuan pengemudia ojek online
tentang cara penularan COVID-19 adalah melalui droplet dan udara
50 52,1 46 47,9 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang masa inkubasi COVID-19 adalah 1-14 hari
91 94,8 5 5,2 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang maksud dari physical distancing adalah pembatasan jarak minimal 1,5 meter dengan orng lain
80 83,3 16 16,7 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang pencegahan COVID-19 adalah
meningkatkan imunitas dan melakukan phbs
75 78,1 21 21,9 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentan waktu untuk menggunakan masker adalah setiap keluar rumah
87 90,6 9 9,4 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang protokol setelah bekerja diluar rumah adalah mandi dan berganti pakaian
87 90,6 9 9,4 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang protokol kesehatan COVID-19 adalah 3M
91 94,8 5 5,2 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang pencegahan COVID-19 adalah sering mencuci tangan dan tidak menyentuh muka
47 49,0 49 51,0 96
Pengetahuan pengemudi ojek online tentang maksud isolasi mandiri di rumah adalah harus tetap berada dirumah
88 91,7 8 8,3 96
Berdasarkan tabel 2 di atas pengetahuan ojek online sebagian besar sudah memahami apa penyebab dari COVID-19 yaitu sebesar (79,2%). Sebagian besar pengemudi ojek online sudah tahucara penularan COVID-19 sebesar (52,1%) . seluruh pengemudi ojek online sudah mengetahui masa inkubasi COVID-19yaitu sebesar(94,8%). Sebagian besar pengemudi ojek online sudah mengetahui apa yang maksuddengn physical distancing yaitu sebesar (83,3%). Berdasarkan pertanyaan bagaimana pencegahan COVID-19 sebagain pengemudi ojek online sudah mengetahui yaitu sebesar(78,1%). Berdasarkan pertanyaan waktu menggunakan masker hampir seluruh pengemudi ojek online sudah mengetahui yaitu sebesar (90,6%). Seluruh pengemudi ojek online sudah mengetahui protokol setelah bekerja diluar rumah yaitu sebesar (90,6%). Berdasarkan pertanyaan protokol kesehatan COVID-19 seluruh pengemudi ojek online sudah memahami yaitu sebesar (94,8). Lebih setengah pengemudi ojek online sudah mengetahui pencegahan penularan COVID-19 yaitu sebesar (51,0%). Sebagian besar pengemudi ojek sudah mengetahui maksud isolasi mandiri di rumah yaitu sebesar (91,7%). Berdasarkan uraian di atas, pengetahuan dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi Kategori Pengetahuan
Pengetahuan n %
Baik 63 65,6
Kurang baik 33 34,4
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel 3 diatas pengetahuan tentang COVID-19 diketahui bahwadari 96 pengemudi ojek online di Kota Medan, terdapat 65,6% memiliki pengetahuan yang baikdan 34,4% memiliki pengetahuan yang kurangbaik.
Sikap. Sikap pengemudi ojek online tentang COVID-19 bisa dilihat di tabel berikut:
Tabel 4
Distribusi Sikap Pengemudi Ojek Online tentang COVID-19 di Kota Medan
Sikap Pengemudi Ojek Online
Setuju Tidak
Setuju Total
n % n %
Sikap pengemudi ojek online tentang pencegahan penyebaran COVID-19 adalah dengan
melakukan kegitan dirumah saja
21 21,9 75 78,1 96
Sikap pengemudi ojek online tentang COVID-19 adalah penyakit yang dapat dicegah apabila kita tetap menerapkan protokol kesehatan yang baik.
95 95,8 4 4,2 96 Sikap pengemudi ojek online tentang sebaiknya
ketika bekerja menggunakan masker dan sarung tangan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan virus
94 97,9 2 2,1 96
Sikap pengemudi ojek online tentang tidak akan memegang mata, muka dan hidung sebelum mencuci tangan
85 85,4 14 14,6 96
Sikap pengemudi ojek online tentang bila
melakukan ibadah di tempat umum membawa peralatan
75 78,1 21 21,9 96
Sikap pengemudi ojek online tentang tidak apa-apa jika tidak langsung mandi setelah pulang kerja di luar rumah
6 6,3 90 93,8 96
Sikap pengemudi ojek online tentang ketika
mengantar barang/makanan pada customer tidak perlu menjaga jarak
75 78,1 21 21,9 96
Sikap pengemudi ojek online tentang selalu
menggunakan handsanitizer setelah berinteraksi dengan customer
83 86,5 13 13,5 96
Sikap pengemudi ojek online tentang bila makan di tempat umum membawa alat makan sendiri dari rumah
27 28,1 69 71,9 96
Sikap pengemudi ojek online tentang memcuci tangan dengan air mengalir saja sudah cukup untuk menghilangkan bakteri dan virus yang terdapat pada tangan
26 27,1 70 72,9 96
Berdasarkan tabel 4 di atas sikap pengemudi ojek online tidak setuju sebanyak 75 responden (78,1%) dengan melakukan kegiatan dirumah saja sebagai pencegahan penyebaran COVID-19. Berdasarkan sikap pengemudi ojek online setuju sebanyak 95 (95,8%) jika COVID-19 adalah penyakit yang dapat dicegah apabila kita tetap menerapkan protokol kesehatan yang baik. Sebanyak 94 (97,9%) sikap pengemudi ojek online setuju, untuk tidak memegang mata, muka dan hidung sebelum mencuci tangan. Sebanyak 75 (78,1%) sikap pengemudi ojek online setuju jika melakukan ibadah di tempat umum dengan membawa peralatan. Sebanyak 90 (93,8%) sikap pengemudi ojek online tidak setuju jika tidak langsung mandi setelah pulang kerja di luar rumah. Sebanyak 75 (78,1%) sikap pengemudi ojek online setuju ketika mengantar barang atau makanan pada customertidak perlu menjaga jarak. Sikap pengemudi ojek online sebanyak 83
(86,5%) setuju selalu menggunakan handsanitizer setelah berinteraksi dengan customer. Sikap pengemudi ojek online sebanyak 69 (71,9%) tidak setuju membawa alat makan sendiri dari rumah jka makan di tempat umum. Sikap pengemudi ojek online tidak setuju sebanyak 70 (72,9%) mencuci tangan dengan air mengalir saja sudah cukup untuk menghilangkan bakteri dan virus yang terdapat pada tangan.
Tabel 5
Distribusi Kategori Frekuensi Sikap Pelaksanaan Pencegahan Protokol Kesehatan COVID-19
Sikap n %
Baik 52 54,2
Buruk 44 45,8
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 96 pengemudi ojek online di kota medan, terdapat 54,2% (54 orang) memiliki sikap baik dan 45,8% (44 orang) memiliki sikap buruk.
Tindakan. Tindakan upaya pelaksanaan protokol COVID-19 pada pengemudi ojek online di Kota Medan bisa di lihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Distribusi Tindakan Upaya Pelaksanaan Protokol COVID-19 Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
Tindakan Pengemudi Ojek Online Ya Tidak
Total
n % n %
Tindakan pengemudi ojek online tentang menggunakan masker saat bekerja
96 100,0 0 0 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang
membawa handsanitizer saat kerja
76 79,2 20 20,8 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang
menyemprotkan disinfektan kendaran sebelum bekerja
33 34,4 63 65,6 96
Tindakan pengemudi ojek online tentang memakai handsanitizer setelah berinteraksi dengan penumpang
46 47,9 50 52,1 96
Tindakan pengemudi ojek online tentang selalu mandi/ganti pakaian setelah bekerja
93 96,9 3 3,1 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang
menjaga jarak ketika mengantar penumpang
87 90,6 9 9,4 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang selalu
membawa peralatan ibadah
38 39,6 58 60,4 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang
menggunakan plastik pembatas antara pengemudi dengan penumpang
21 21,9 75 78,1 96
Tindakan pengemudi ojek online tentang
mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
21 21,9% 75 78,1% 96 Tindakan pengemudi ojek online tentang
menjaga jarak dengan teman saat beristirahat
21 21,9% 75 78,1% 96
Berdasarkan tabel di atas seluruh pengemudi meenggunakan masker saat bekerja, sebanyak 76 (79,2%) pengemudi ojek online membawa handsanitizer
saat bekerja. Sebanyak 63 (65,6%) pengemudi oek online tidak menyemprotkan desinfektan kendaaan sebelum bekerja. Sebanyak 50 (52,1%) pengemudi ojek online tidak memakai handsanitizer setelah berinteraksi dengan penumpang.
Terdapat 93 (90,6%) pengemudi ojek online selalu mandi atau ganti pakaian setelah bekerja. Terdapat 87 (90,6%) pengemudi ojek online menjaga jarak ketika mengantar penumpang. Terdapat 58 (60,4%) pengemudi ojek online selalu membawa peralatan ibadah. Sebanyak 75 (78,1%) pengemudi ojek online tidak menggunakan plastik pembatas antara pengemudi dengan penumpang, sebanyak 75 (78,1%) pengemudi ojek online tidak mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Terdapat 75 (78,1%) pengemudi ojek online tidak menjaga jarak dengan teman saat beristirahat.
Berdasarkan uraian di atas, maka tindakan pelaksanaan pencegahan protokol kesehatan COVID-19 dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 7
Distribusi Kategori Tindakan Pelaksanaan Pencegahan Protokol Kesehatan COVID-19
Tindakan n %
Baik 23 24,0
Kurang baik 73 76,0
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 96 pengemudi ojek online di Kota Medan, terdapat 24,0% (23 orang) yang memiliki tindakan baik dan 76,0% (73 orang) memiliki tindakan kurang baik.
Keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan pada pengemudi ojek online adalah gejala COVID-19 yang dirasakan pada pengemudi ojek online dalam 1 bulan terakhir dan akan di sajikan pada tabel berikut
Tabel 8
Distribusi Kategori Berdasarkan Keluhan Kesehatan pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
Keluhan Kesehatan n %
Ada 34 35,4
Tidak ada 62 64,6
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 24 orang yang memiliki keluhan kesehatan yaitu sebesar 35,4%. Sebagaian besar pengemudi ojek online tidak memiliki keluhan kesehatan yaitu sebanyak 62 orang (64,6%).
Tabel 9
Distribusi Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan pada Pengemudi Ojek Online di Kota Medan
Jenis Keluhan Kesehatan n %
Tidak Ada Keluhan 62 64,6
Demam 13 13,5
Gejala COVID-19 11 11,5
Sakit Tulang Belakang 4 4,2
Batuk 3 3,1
Flu 3 3,1
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tertinggi pada pengemudi ojek online yang tidak memiliki keluhan kesehatan yaitu sebesar 64,6%
sedangkan yang memiliki keluhan kesehatan demam yaitu sebesar 13,5 % , dengan keluhan kesehatan Gejala Covid-19 diantaranya indera penciuman dan
perasa tidak berfungsi, flu dan demam yaitu terdapat 11,5% (11 orang), dan sakit tulang belakang sebanyak 4,2% (4 orang). Sedangkan yang terendah yaitu yang memiliki keluhan kesehatan batuk 3,1% (3 orang) dan keluhan kesehatan flu 3,1%
(3 orang).
37 Pembahasan
Pengetahuan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa pengetahuan pengemudi ojek online sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 96 responden menujukan bahwasanya sebanyak 65,6% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 34,4% yang memiliki pengetahuan kurang baik. Sebagian besar pengemudi ojek online sudah mengetahui apa peneyebab dari COVID-19, bagaimana pencegahan yang dilakukan untuk terhindar dari COVID-19, berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga munculnya gejala COVID-19, apa yang dimaksud dengan physical distancing, bagaimana pencegahan yang dilakukan untuk terhindar dari COVID-19, kapan sebaiknya menggunakan masker, apa yang sebaiknya dilakukan setelah menggunakan masker, apa saja protocol kesehatan COVID-19 danapa yang dimaksud dari isolasi mandiri. Hal-hal yang belum diketahui atau yg tidak dilakukan ojol adalah seperti pencegahan COVID-19 (51,0%), cara penularan COVID-19 (47,9%), pencegahan COVID-19 (21,9%) dan penyebab dari COVID-19 (20,8%).
Pengetahuan adalah kebenaran atau hasil tahu seseorang yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden tentang pencegahan COVID-19. Pengetahuan yang baik bagi pekerja dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah terjadinya penularan COVID-19 maupun penyakit lainnya.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya adalah akses terhadap informasi. Informasi yang diterima pengemudi ojek online sudah