• Tidak ada hasil yang ditemukan

TITI ANGRIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TITI ANGRIANI"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KOPERASI GURU DAN

PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DIMAKASSAR

TITI ANGRIANI 10573 01679 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(2)

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA KOPERASI

GURU/PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DI MAKASSAR

TITI ANGRIANI 10573 01679 10

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING Diterangkan bahwa Skripsi yang disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Titi Angriani

Nim : 10573 01679 10

Jurusan : Akuntansi Program Studi : Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis kebutuhan modal kerja terhadap peningkatan volume penjualanperusahaan pada Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesia di Makassar.

Telah kami periksa, perbaiki dan menyetujui untuk dapat diajukan dalam Ujian Skripsi.

Disetujui oleh, Pembimbing I

Drs. Ek H.M. Ikram Idrus, MS

Pembimbing II

Faidhul Adziem, SE, M.si

Mengetahui, DekanFakultasEkonomi

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA.

KetuaJurusanAkuntansi

Ismail Badollahi SE, M.Si.,Akt

(4)

KATA PENGANTAR

Rasa Syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, shalawat dan salam tetap terpanjatkan kepangkuan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Skripsi dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekononi Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan Judul “Analisis kebutuhan modal kerja terhadap peningkatan volume penjualan pada Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesia di Makassar”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini telah menyita banyak waktu, tenaga, curahan pikiran serta materi dan penulis menyadari bahwa tanpa bantuan tersebut Skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya.

Olehkarenaitu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, Serta Para Pembantu Dekan yang telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan Skripsi ini.

3. Bapak Faidhul Adziem, S.E., M.Si selaku Penasehat Akademik, yang telah memberikan kelancaran selama proses Perkuliahan.

(5)

4. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si., Akt Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulisselama menempuh perkuliahan.

5. Bapak Drs. Ek H.M. Ikram Idrus, MSsebagai pembimbing I yang dengan tulus memberikan nasehat, bimbingan,saran, serta petunjuk selama penulis melakukan penyusunan dan penulisan Skripsi ini.

6. Bapak Faidhul Adziem, S.E., M.Si sebagai pembimbing II yang dengan tulus dan sabar bersedia meluangkan waktunya serta petunjuk dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar sampai pada penyusunan dan penulisan Skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh pegawai/Staf Fakultas Ekonomi, yang selalu memberikan bimbingan dalam kelancaran kegiatan perkuliahan dan akademik.

8. Yang Sangat Teristimewa buat seluruh keluarga yang selalu memberikan perhatian, pengorbanan, kasih sayang, motivasi, dan do’a yang tulus.

9. Seluruh teman-temanku di AK. 2 10 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan Do’a, dukungan, dan semangat selama ini.

Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dan berkumpul kembali, serta memberikan kesuksesan bagi kita semua. Semoga tali persaudaraan itu tak pernah putus, walau tangan tak bergandengan namun selalu ada di hati.

(6)

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan.

Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Dan akhirnya, penulis berharap semoga Skripsiini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Billahi Fii Sabilil Haq…. Fastabiqul Khaerat….

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, Mei 2014

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja ... 7

B. Kebutuhan modal kerja ... 18

C. Aktiva lancar ... 20

D. Laporan keuangan ... 21

E. Analisa laporan keuangan ... 25

F. Volume penjualan ... 26

G. Kerangka Pemikiran ... 27

H. Hipotesis ... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 29

B. Metode pengumpulan data ... 29

C. Jenis penelitian ... 30

D. Jenis dan sumber data ... 30

E. Definisi operasional ... 31

F. Metode Analisis ... 32

IV. GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN A. Sejarah singkat perusahaan ... 33

B. Struktur Organisasi ... 34

(8)

C. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... 36

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PermodalanKoperasi ... 44

B. Analisis Kebutuhan Modal kerja ... 45

C. Perputaran Modal Kerja ... 47

D. Peningkatan Volume Penjualan ... 50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran-Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Data Jumlah Anggota KPRI-KOGURTA……… 39

2 Perkembangan penjualan KPRI KOGURTA ...……… 51

3 Analisis Kebutuhan Modal kerja pada tingkat penjualan ...…………. 52

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka fikir... 28 2. Struktur Organisasi... 36 3. Grafik peningkatan Volume Penjualan...….………... 53

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen yaitu pemilik perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Setiap pemilik menginginkan modal yang ditanamkan dalam usahanya segera cepat kembali dan mampu memberikan tambahan modal (investasi baru) dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya.

Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari- hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, di mana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal.

(12)

2 Modal kerja merupakan administrasi terhadap aktiva lancar perusahaan serta pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar Sehingga melalui modal kerja pula perusahaan mampu menghasilkan keuntungan/laba (profit).

Bagi setiap perusahaan tujuan yang hendak dicapai adalah memaksimumkan profit disamping perusahaan ingin tetap berkembang. Realisasi dari pada tujuan ini adalah melalui volume penjualan yang mantap karena masalah penjualan merupakan kunci dari sukses tidaknya suatu perusahaan.

Dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisensi, meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba. Pengertian dari volume Penjualan adalah jumlah dari kegiatan penjualan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu ukuran waktu tertentu.

Pemilik perusahaan meginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja tapi memiliki umur yang panjang.

Demikian pula pihak manajemen yang juga menginginkan kelangsungan hidup perusahaan yang relatif panjang karena hal ini berkaitan dengan penghasilan yang mereka peroleh selama perusahaan hidup. Tapi kenyataan pada saat ini menunjukkan bahwa beberapa perusahaan terpaksa harus mundur atau meninggalkan usaha-usaha ditengah-tengah persaingan yang disebabkan antara lain ketidak mampuan perusahaan mengelola modal kerja secara efisien.

Kewajiban dan tanggung jawab manajer keuangan adalah mengatur keuangan dengan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai

(13)

3 kerjasama antara beberapa fungsi yang terdapat dalam perusahaan, di mana setiap manajer yang membawahi fungsi tersebut haruslah dapat menjalankan fungsinya dengan koordinasi dan hubungan timbal balik antara fungsi pembelanjaan, fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi sumber daya manusia.

Dari fungsi tersebut di atas salah satu fungsi yang mempunyai peranan yang sangat penting pada setiap perusahaan adalah fungsi pembelanjaan. Masalah pembelanjaan bukan saja merupakan usaha untuk mendapatkan modal kerja dengan cara yang paling menguntungkan tetapi juga meliputi masalah bagaimana kebutuhan modal kerja dan volume penjualan tersebut.

Modal kerja adalah merupakan modal/asset yang beroperasi dan berputar terus menerus didalam perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan.Sedangkan volume penjualan merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja maupun komponen – komponen modal kerja.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan menanamkan sebagian dari dananya dalam modal kerja karena modal kerja diperlukan untuk menunjang kegiatan operasionalyang bertumpuh pada penjualan.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, memberikan definisi

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Prinsip – prinsip menurut undang – undang No. 25 tahun 1992 Pasal 5 dan yang berlaku saat ini di Indonesia disebutkan prinsip koperasi adalah sebagai berikut : 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis, 3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil

(14)

4 sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggota (andil anggota

tersebut dalam koperasi),4) Pemberian balas jasa terhadap modal terbatas.

5) Kemandirian, 6) Pendidikan perkoperasian, 7) Kerjasama antar koperasi.

Dasar pembentukan koperasi terkait dengan pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan”.Asas kekeluargaan ini sering dikaitkan dengan koperasi, sebab asas pelaksanaan usaha koperasi adalah kekeluargaan.

Pengkoperasian itu sendiri telah diatur di dalam Undang-Undang dan juga telah banyak mengalami penyempurnaan hingga yang terakhir ini yaitu Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012. Itu menunjukkan komitmen Pemerintah dengan koperasi, yaitu pemerintah telah menata regulasi pengkoperasian Indonesia dengan Undang-Undang awal hinggaUndang-Undang akhir.

Koperasi jika dilihat berdasarkan keanggotaannya dibagi menjadi koperasi fungsional dan non fungsional. Koperasi fungsional disini seperti koperasi pegawai negeri, koperasi TNI, koperasi pasar (KOPPAS), Koperasi unit desa (KUD) dan koperasi sekolah.

Koperasi pegawai negeri adalah koperasi yang beranggotakan pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah.Koperasi pegawai negeri didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri.

Koperasi Guru dan pegawai Republik Indonesia, menjadi salah satu koperasi yang fungsional yang dibawahi Dinas Koperasi dan UKM bergerak dibidang simpan pinjam, pertokoan, fee kredit, dan fee asuransi di mana

(15)

5 anggota. Jika kebutuhan modal kerja dalam perusahaan sebagian besar berasal dari modal kerja pinjaman, yang tingkat bunganya mungkin lebih tinggi dari kemampuan perusahaan meningkatkan profit, maka bila mana keadaan ini berlangsung terus menerus kemungkinan besar perusahaan akan menderita kerugian sehingga kegiatan perusahaan selanjutnya akan berhenti.

Agar potensi yang ada pada perusahaan terutama kebutuhan modal kerja terhadap peningkatan volume penjualan, maka perusahaan mampu memenuhi segala kewajibannya. Kesemuanya ini, tidak terlepas dari kemampuan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dalam rangka memperoleh profit dan mempertahankan kontinuitas perusahaan.

Bertitik tolak pada uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul "Analisis Kebutuhan Modal Kerja Terhadap Peningkatan volume penjualan perusahaan pada Koperasi Guru dan pegawai Republik Indonesia diMakassar”.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang, maka masalah pokok yang ditemukan adalah :

"Apakah kebutuhan modal kerja perusahaan mempengaruhi peningkatan volume penjualan".

C. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kebutuhan modal kerja perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan.

(16)

6 2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan khususnya mengenai kebutuhan modal kerja terhadap peningkatan volume penjualan.

b. Sebagai acuan dan bahan pustaka bagi pihak yang melakukan penelitian lanjutan pada obyek yang sama.

(17)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Kerja 1. pengertian modal kerja

Modal kerja menjadi salah satu hal penting bagi setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun perusahaan produksi barang.

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan usahanya dengan harapan dana yang dikeluarkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif cepat. Menurut Kasmir (2008:250), mendefinisikan modal kerja sebagai

“modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan dan juga sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga,piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya”.

Pengertian lain yang masih dikemukakan oleh Kasmir (2008:251) menyebutkan bahwa “modal kerja kotor (gross profit capital)adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja serta modal kerja bersih(net working capital)merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar(utang jangka pendek)”.

Martono dan Agus (2005:72), mengemukakan bahwa “modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari- hari”.

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Dana yang dialokasikan diharapkan

(18)

2 akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama, uang yang diterima dipergunakan lagi untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Masalah yang terjadi di perusahaan biasanya terletak pada kurangnya perencanaan yang matang dari manajemen perusahaan sehingga akan timbul beberapa masalah diantaranya selain dapat mengurangi laba yang diperoleh juga akan memberikan beban berat pada perusahaan dimasa yang akan datang.

Sehingga salah satu hal yang perlu dilakukan pihak perusahaan untuk menghindari resiko yang akan terjadi adalah menggunakan manajemen modal kerja dalam mengelola kebutuhan modal kerjanya.

Di samping itu yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja, Martono dan Agus (2005:74) mengemukakan beberapa alasan yaitu:

a. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.

b. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal.

c. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.

d. Keputusan modal kerja berdampak langsug terhadap tingkat risiko, laba dan harga saham perusahaan.

(19)

3 e. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan

kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.

Mengenai pengertian modal kerja kemudian Kasmir (2008:250-251) mengemukakan adanya beberapa konsep yaitu :

yaitu :

a. Konsep kwantitatif konsep ini menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital)

b. Konsep kwalitatif

konsep ini menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).

c. Konsep fungsional

konsep ini menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.

Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional suatu perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Kemudian dengan terpenuhinya modal kerja perusahaan juga dapat memaksimalkan perolehan labanya.

(20)

4 Kasmir (2008:252-253) mengemukakan arti penting modal kerja bagi perusahaan, terutama bagi kesehatan keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a. kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu. Ini merupakan menajemen modal kerja.

b. Investasi dalam aktiva lancar cepat dan seringkali mengalami perubahan serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh- sungguh dari manajer keuangan.

c. Dalam praktiknya seringkali bahwa separuh dari total aktiva merupakan dari aktiva lancar , yang merupakan mdal kerja perusahaan. Dengan kata lain, jumlah aktiva lancar sama atau lebih dari 50% dari total aktiva.

d.Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting.perusahaan kecil, relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, seperti utang dagang, utang bank satu tahun yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.

e. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan modal kerja. kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang, sediaan dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya apabila

(21)

5 terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam aktiva lancar.

2. jenis-jenis modal kerja

Mengenai modal kerja,Martono (2005:75) menggolongkan modal kerja menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Modal kerja permanen (permanent working capital), yaitumodal kerja yang tetap harus ada dalam perusahaan untuk menjalanan kegiatan usaha.

Modal kerja permanen dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1) Modal kerja primer (primary working capital), yaitu modal kerja minimun yang harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha.

2) Modal kerja normal (normal working capital), yaitumodal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan luas produksi yng normal.

b. modal kerja variabel (variable working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berbah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1) modal kerja musiman (seasonal working capital),yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.

2) Modal kerja siklis (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi kojungtur

3) Modal kerja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

(22)

6 Dalam kegiatan perusahaan, modal kerja harus selalu beroperasi atau berputar selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja mulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut

3. Menentukan kebutuhan modal kerja

Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Penggunaan modal yang tidak direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang ada tidak digunakan sesuai dengan kebijakan yang ada.

Menurut Martono dan Agus (2005:78) untuk menentukan kebutuhan modal kerja digunakan 2 metode, yaitu:

a. Metode keterikatan Dana

Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhinya,yaitu:

1) Periode terikatnya modal kerja, merupakan waktu yang diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan pada komponen-komponen atau elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas kembali.

2) Pengeluaran kas setiap hari

Untuk perusahaan perdagangan periode terikatnya modal kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

(23)

7

Gambar 2 periode terikatnya modal kerja dari kas menjadi kas kembali (untuk perusahaan dagang)

Sedangkan periode terikatnya modal kerja perusahaan industri (manufaktur) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 periode terikatnya modal kerja dari kas menjadi kas kembali (untuk perusahaan manufaktur)

Dengan demikian periode terikatnya dana meliputi waktu pembelian dan penyimpanan bahan, lama proses produksi, lama barang disimpan di gudang dan lama penerimaan piutang. Sedangkan pengeluaran kas setiap hari merupakan jumlah pengeluaran kas setiap hari untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong, upah karyawan, dan biaya lainnya.

b. Metode perputaran modal kerja

Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-elemen)modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali. Seperti halnya perputaran modal kerja maka yang dimaksud dengan kas berputar satu kali berarti bahwa sejak kas tersebut digunakan untuk proses produksi (barang atau jasa) dan akhirnya menjadi kas kembali. Demikian pula perputaran piutang dan persediaan

Kas.1 Barang Piutang Kas. 2

Kas.1 Bahan baku

Proses produksi

Barang jadi

Piutang dagang

Kas.2

(24)

8 yaitu waktu yang diperlukan dari piutang atau persediaan menjadi piutang atau persediaan kembali.

Formula yang digunakan untuk menghitung komponen-komponen perputaran modal kerja yaitu:

Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Penjualan bersih

Perputaran kas= ――――――――――― x 1 kali (cashTurnover) modal kerja bersih

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk megukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

Penjualan kredit

Perputaran piutang= ――――――――――― x 1 kali (Receivable Turnover)rata-rata piutang

Perputaran persediaan (inventory turn over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dna yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.

Harga pokok barang yang dijual

Perputaran persediaan= ――――――――――― x 1 kali

(25)

9 Perputaranmodal kerja(working capital turnover), yaitu kemampuan perputaran modal kerja netto dalam suatu periode tertentu, dengan rumus :

HasilPenjualanNeto

Perputaran Modal Kerja = ――――――――――― x 1 kali (Working Capital Turnover) Ak. Lancar - Ht. Lancar

4. Sumber dan penggunaan modal kerja

kebutuhan modal kerja merupakan hal penting dan mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk apapun. Karena itu, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia. Namun, dalam pemilihan sumber modal harus diperhatikan untung ruginya sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Menurut S. Munawir (2004:120) sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:

a. Hasil operasi perusahaan

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).

c. Penjualan aktiva lancar d. Penjualan saham obligasi

Hasil operasi perusahaan maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Misalnya cadangan laba, atau laba yang belum dibagi. Modal kerja ini sifatnya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif

(26)

10 tidak terlalu lama. Keuntunga penjualan surat-surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja, besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal kerja.

Penjualan saham, artinya perusahaan melepas semua saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak, hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja. Pada penjualan aktiva tetap, masunya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang yang kurang produktif atau masih menganggur.

Hasil penjualan ini dapat dijadikan ang kas atau piutang sebesar harga jual.

Kasmir (2008:257)

Di samping keempat sumber diatas masih ada beberapa sumber lain yang dapat diperoleh untuk mrnambah aktiva lancar perusahaan misalnya dana pinjaman/kredit dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya serta hutang dagang yang diperoleh dari para penjual atau supplier.

Sementara Kasmir (2008:258) sumber-sumber yang akan menambah modal kerja, yaitu:

a. Adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba);

b. Adanya pengurangan aktiva tetap (penjualan aktiva tetap);

c. Adanya penambahan utang.

Setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan , tugas perusahaan dalam hal ini adalah manajer keuangan adalah menggunakan modal kerja tersebut.

(27)

11 Kasmir (2008:259) mengemukakan bahwa “penggunaan modal kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya, penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri. Seorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja tersebut secara tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai”.

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan ativa lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang dimilki perusahaan. Misalnya,penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.

Menurut Kasmir (2008:259) penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah:

a. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya;

b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan;

c. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga;

d. Pembentukan dana;

e. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain- lain);

f. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang);

(28)

12 g. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar;

h. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.

Menurut Sofyan (2009:288) mengemukakan bahwa “Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal. Penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang dan modal naik”.

B. Kebutuhan modal kerja

Kebutuhan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi perputaran modal kerja tersebut.

Kebutuhan modal kerja (Working Capital Requirement/WCR) sangat penting bagi perusahaan karena aktiva bersih seperti kas, kebutuhan modal kerja, dan aktivitas tetap merupakan investasi yang diharapkan penyedia dana agar diberikan pengembalian yang kompetitive oleh manajernya. Kebutuhan modal kerja sangat erat kaitannya dengan siklus operasi perusahaan, waktu yang dibutuhkan mulai pembelian bahan baku sampai menjadi produk jadi disebut periode produksi, periode penjualan dilakukan beberapa hari atau minggu setelah produksi selesai.

Sutrisno(2003:43) menyatakanbahwa kebutuhan modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek.

Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Penggunaan modal kerja yang

(29)

13 tidak direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang ada tidak digunakan sesuai dengan kebijakan yang ada.

Kebutuhan modal kerja sangat penting melihat kegiatan sehari-hari bahwa operasi perusahaan sangat ditentukan oleh tersedianya dana.

Dan kenyataan lain dapat dilihat bahwa banyaknya uang yang tertanam pada current assets adalah sangat besar jumlahnya khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimumkan investasi dalam harta tetap oleh karena tidak ada cara lain untuk menghindari investasi dalam biaya, piutang dan persediaan.

Penentuan besarnya investasi dalam current assets adalah sangat penting untuk menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena kekurangan modal kerja akan mengganggu jalannya operasi perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek, pembayaran upah, pembayaran utang dagang dan seterusnya. Demikian pula sebaliknya kelebihan modal kerja akan membawa resiko yang harus ditanggung terhadap sejumlah modal kerja yang menganggur dalam perusahaan yang selanjutnya akan memperkecil likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung pada perputaran atau periode terikatnya modal kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Makin lama jangka waktu perputarannya, makin besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu lamanya pemberian piutang. Lamanya penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksisedangkan pengeluaran sehari-harinya

(30)

14 merupakan pengeluaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.

C. Aktiva lancar

Aktiva lancar dijadikan sebagai alat untuk mengukur likuiditas perusahaanatau kemampuan terhadap hutang jangka pendek, sehingga semakin besar jumlah aktiva lancar akan semakin memudahkan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Modal kerja merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar menurut konsep kuantitatif pada modal kerja. Menurut Baridwan (2006:21) mengemukakan bahwa “aktiva lancar yaitu uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun”.

Samryn (2012:37) menyatakan bahwa“aktiva lancer adalah modal kerja yang dimilki oleh perusahaan yaitu kekayaan yang diharapkan dapat dikonsumsi atau dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang dari 1 tahun”.

Unsur-unsur aktiva lancar menurut Samryn, (2012:37), meliputi :

1. Kas. Akun ini digunakan untuk mencatat dan melaporkan kekayaan perusahaan dalam bentuk uang tunai, saldo rekening koran di bank, atau alat pembayaran lain yang dapat digunakan tanpa pembatasan.

2. Piutang. Akun ini digunakan untuk mencatat dan meaporkan jumlah tagihan perusahaan kepada pihak lain.

3. Persediaan digunakan untuk mencatat dan melaporkan kekayaan

(31)

15 4. pembayaran di muka. Pembayaran dimuka meliputi pembayaran-

pembayaran terutama biaya , uang muka pembelian, uang muka pajak, atau pembayaran dimuka lainnya.

Menurut Mulia (2010:21) mengemukakan bahwa suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:

1. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan;

2. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca;atau

3. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi;

D. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi aspek penting dalam perusahaan disamping sebagai informasi,laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban dan juga menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencaai tujuannya. Serta menyediakan informasi untuk kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba dan laporan perubahan posisi keuangan.

(32)

16 Kasmir (2008:7) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Baridwan (2006:17) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangktan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yaitu neraca, perhitungan rugi laba dan laporan perubahan posisi keuangan.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Untuk memberikan informasi keuangan, kepada pihak-pihak yang membutuhkan baik intern maupun ekstern, maka pada akhir periode akuntansi atau apabila diperlukan, perusahaan menyusun laporan keuangan.

Samryn, (2012:31) menyatakan bahwa jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca, Merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan equitas.

Keown, Dkk , (2008:36-37) membagi jenis-jenis aktiva ke dalam dua kelompok besar yaitu :

1) Aktiva lancar merupakan aset-aset yang relatif mudah untuk dicairkan,

(33)

17 aktiva lancar terutama meliputi : kas, piutang usaha, persediaan dan beban dibayar dimuka.

2) aktiva tetap terdiri dari : tanah, mesin, bangunan, peralatan, kendaraan, akumulasi penyusutan dan aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap berdasarkan sifatnya dapat dibagi dua yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.

Sedangkan yang dimaksud dengan utang adalah pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan perusahaan dimasa yang akan dating dalam bentuk penyerahan harta atau pemberian jasa yang disebabkan oleh transaksi pada masa sebelumnya, misalnya utang dagang, utang obligasi, uang jaminan dari langganan dan lain-lain.

Kasmir (2008:40) membagi jenis-jenis utang sebagai berikut :

1) Utang lancar atau utang jangka pendek adalah utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah maksimal dari satu tahun.

a) Utang dagang, yaitu utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagangan/jasa.

b) Utang wesel, yaitu utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.

c) Taksiran utang pajak, yaitu jumlah pajak penghasilan yang dipergunakan untuk laba periode yang bersangkutan.

(34)

18 d) Utang biaya, yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi

belum dibayar, misalnya utang gaji, utang bunga dan lain-lain.

e) Utang-utang lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan.

2) Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun, artinya jatuh tempo utang tersebut relatif lebih panjang dari utang lancar. Yang termasuk utang jangka panjang yaitu utang obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi, utang kredit bank jangka panjangdan lain-lain. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau untuk melunasi utang-utang yang lain.

3) Utang-utang lain, misalnya utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapiakan dilunasi dari dana pelunasan obligasi, utang jangka panjangkepada pejabat perusahaan atau kepada anak perusahaan dan lain-lain. Adapun yang dimaksud dengan modal adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan. Pada umumnya modal terdiri atas : modal para pemilik perusahaan, misalnya modal usaha.

b. Laporan laba rugi, Merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan total pendapatan dan total biaya, serta laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu.laba atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi bagian dari kelompok equitas dalam neraca.

(35)

19 c. Laporan arus kas, Laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir perusahaan yang dirinci atas arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih dari aktivitas inventasi, serta arus kas bersih dari aktivitas pendanaan. Laporan ini dapat dibuat dengan menggunakan data dari laporan laba rugi tahun berjalan dan perubahan saldo akun neraca sebuah perusahaan dari dua periode akuntansi yang disajikan secara komparatif.

d. Laporan perubahan modal, Merupakan ikhtisar yang menunjukkan perubahan modal dari awal periode akuntansi menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive dalam perusahaan perorangan atau deviden dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas.

E. Analisa Laporan keuangan

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat difahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan, bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi perusahaan saat ini.

Kasmir (2008:72) menyatakan bahwa “dengan analisis ini informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan pada masa lalu”.

Menginterprestasi atau menganalisa laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi petugas penganalisa, yaitu untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan, maka pemilik perusahaan terutama yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain

(36)

20 akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya, dan kesuksesan seseorang manajer biasanya diukur/dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Pimpinan atau manajer perusahaan akan dapat mengetahui hasil yang telah dicapai perusahaan pada waktu yang lalu serta dapat meramalkan hasil yang akan dicapai pada waktu yang akan datang. Di samping itu dengan mengetahui laporan keuangan, pimpinan perusahaan dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dihadapi serta keberhasilan yang cukup baik dan perlu dipertahankan atau dilanjutkan.

Dari pengertian diatas kemudian Kasmir (2008:69) mngemukakan dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:

a. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.

b. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuanngan untuk beberapa periode. Dari hasil analissi ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

F. Volume penjualan

Suatu perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan untuk memperoleh

(37)

21 perusahaan harus mampu meningkatkan pendapatannya.Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan volume penjualan barang atau jasa yang dihasilkannya.Seperti yang dikemukakan Riyanto (2001:39) berpendapat bahwa “besar kecilnya laba tergantung pada pendapatan dari penjualan dan besarnya biaya usaha”.

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja akan meningkat demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau jasa diserahkan kepada pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain.

2. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pembeli perusahaan, namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya yang menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikategorikan sebagai pendapatan, seperti halnya dengan penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan penyesuaian modal.

G. Kerangka Pikir

Peningkatan volume penjualan pada Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesiamemerlukan data yang dijadikan sampel sebagai masukan awal untuk

(38)

22 mengetahui volume penjualan tersebut.Kebutuhan modal kerja merupakan salah satu indikator untuk mengetahui peningkatan volume penjualan pada perusahaan.

Gambar 4 skema Kerangka fikir Kebutuhan Modal Kerja

Volume Penjualan

(39)

1 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dimana Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesia ditentukan sebagai obyek penelitian, Sedangkan waktu penelitian dan penyusunan laporan diperkirakan kurang lebih dua bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan metode studi kasus, dan pengumpulan data melalui penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu pengumpulan data teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian lapang (field research), yaitu pengumpulan data lapang yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi pada perusahaan yang bersangkutan,dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan pada Koperasi guru dan pegawai republik indonesia cabang Makassar.

b. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang diteliti, dan mendapatkan data yang diperlukan pada Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesia cabang makassar.

(40)

2 c. Dokumentasi, ialah pengumpulan data yang diperoleh dari catatan-

catatan yang dimiliki satuan kerja. Metode ini digunakan untuk memperoleh data, dokumen serta catatan yang berhubungan dengan kebutuhan modal kerja pada Koperasi guru dan pegawai republik Indonesia cabang makassar.

C. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriktif. Menurut Vardiansyah (dalam Leksono, 2013:181) penelitian deskriktif ini adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti akan berupaya menguatarakan secara jelas tentang kebutuhan modal kerja perusahaan dan kemampuan untuk meningkatkan volumepenjualan melalui modal kerja tersebut.

D. Jenis dan sumber data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian dilihat dari cara memperolehnya adalah Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala, seperti laporan keuangan Koperasi.

Jenis data menurut sumbernya, kita dapat mengklasifkasikan data atas data internal dan data eksternal:

a. Data internal merupakan data yang didapat dari internal obyek penelitan atau data yang dikumpulkan dari dalam suatu perusahaan/lembaga yang

(41)

3 b. Data eksternal merupakan data yang diperoleh dari pihak lain artinya bahwa data penelitian telah dikumpulkan oleh pihak diluar perusahaan/lembaga.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional pada penelitian ini adalah unsur yang terkait dengan variabel dalam judul penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan, Sugiono (2013:38). Untuk tidak memberikan penafsiran berbeda maka peneliti memberikan batasan, antara lain :

1. Kebutuhan modal kerja adalah merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi perputaran modal kerjatersebut.

2. Volume penjualan merupakan tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan untuk waktu tertentu dalam satuan rupiah.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:39) :

a. Variabel independen : varibel ini sering disebut sebagai variabel bebas.

Varibel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi, atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat).

Kemudian yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah kebutuhan modal kerja

b. Variabel Dependen : variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

(42)

4 menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang termasuk dalam variabel ini adalah peningkatan volume penjualan.

F. Metode Analisis

Untuk memecahkan masalah pokok dari penelitian ini digunakan metode analisis Deskriktif, menelusuri gambaran tentang kebutuhan modal kerja yang mampu meningkatkan volume penjualan pada Koperasi guru dan pegawai Republik Indonesia di Makassar.

(43)

1 BAB IV

GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

KPRI-KOGURTA didirikan pada tahun 1977 oleh Drs. Muhammad Nasir.B, dilatarbelakangi adanya pemikiran yang positif dari beliau. Yaitu ingin mensejahterahkan para anggota PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) pada saat itu. kemudian diadakanlah musyawarah PGRI se-kecamatan Tamalate dilaksanakan dengan agenda memikirkan bagaimana mensejahterahkan anggota PGRI. kemudian timbul berbagai saran untuk membangun sebuah wadah yang mampu untuk mensejahterahkan anggota yaitu Koperasi yang berdiri sekarang sebagai KPRI-KOGURTA RI.

Pada tahun 1978 diadakan rapat kedua kali dengan fokus utama pembentukan pengurus Koperasi yang dipimpin langsung oleh Drs.Muhammad Nasir.B Sebagai ketua dan Muhammad Nur (Kepala Sekolah)yang dituakan.

Maka diperolehlah keputusan untuk memilih : Sebagai Pengurus yang terdiri dari:

- Drs. Mappamassi (Ketua) - Abdul Rahman (Sekretaris) - Hana. T sebagai (Bendahara) Sebagai Badan Pemeriksa (BP) - A. Nurung

- Sigang, DM

(44)

2 - Abdul Rahman

Setelah 4 tahun berdiri akhirnya koperasi ini mendapatkan izin resmi dari Menteri Koperasi yang berbadan Hukum No.4238/B/BH/V/82 pada tanggal 3 November 1982. Unit Usaha Simpan Pinjam dan Unit Pertokoan serta Unit Jasa lainnya adalah unit usaha pertama yang dirintis sejak berdirinya Koperasi sampai sekarang.

KPRI-KOGURTA RI, telah banyak menerima penghargaan. Pada tahun 2002 menerima piagam penghargaan sebagai Koperasi berprestasi dari Koperasi Indonesia, dan kemudian pada tahun 2010 mendapat penghargaan berupa Emas dari Walikota Makassar IR. H Ilham Sirajuddin, MM. Dan tanda keberhasilan terakhir adalah penetapan klasifikasi sebagai Koperasi yang sangat berkualitas.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang baik adalah merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan perusahaan. Untuk menangani berbagai kegiatan usaha dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan. akan tetapi, struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan luas perusahaan yang bersangkutan. Struktur organisasi haruslah menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel hingga bila ada perluasan atau keadaan berubahtidak akan mengganggu susunan organisasi yang ada.

Suatu kriteria yang penting untuk mengukur kebaikan struktur organisasi ini adalah sejauhmana organisasi itu mengadakan kedudukan yang bebas berdiri sendiri antara departemen-departemen dalam organisasi itu dan semua departemen haruslah bekerja sama dengan harmonis.

(45)

3 Dari struktur organisasi tersebut dapat dilihat dan bagaimana organisasi itu.Struktur organisasi itu tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Jika mengkoordinasikan bagiannya masing-masing dengan baik sehingga kemungkinan kerja sama yang baik akan mencapai tujuan perusahaan.

Pengertian Organisasi pada umumnya adalah sekelompok orang yang melakukan kegiatan dalam wadah dan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula atau dengan kata lain oragnisasi adalah suatu proses yang tersusun dimana orang-orang didalamnya berintraksi untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan dalam koperasi,yang terorganisir dan terkoordinir dalam wadah tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Tugas yang dimaksud disini adalah mengelola koperasi dengan harapan pekerjaan bisa berlangsung dengan lancar dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan berupa keuntungan bagi koperasi dan kepuasan nasabah sebagai pengguna jasa.

Untuk merealisasikan tujuan didalam suatu organisiasi perlu disusun terlebih dahulu struktur organisasi, yaitu kerangka yang menunjukkan :

1. Tanggung Jawab

2. Pendelegasian tugas dan wewenang 3. Hubungan antar fungsi dalam organisasi

Demikian pula pada koperasi Guru dan Pegawai RI di Makasar dalam melaksanakan tugas, telah menentukan struktur organisasi Koperasi. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Koperasi Guru dan Pegawai Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

(46)

4 R A T

Pembina---Pengurus---Pengawas

Manager

Unit PertokoanUnit percetakan Unit Jasa Unit USP

Anggota

C. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Untuk lebih mengetahui secara jelas tentang tugas dan tanggung jawab seorang pimpinan dan wakil pimpinan beserta stafnya dari masing-masing bagian, berikut ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Rapat Anggota Tahunan ( RAT )

Ketika berbicara tentang koperasi maka tidak akan bisa terlepas dengan rapat anggota tahunan (RAT). Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Dalam konteks koperasi apapun bentuknya koperasi simpan pinjam , koperasi konsumen dll keberadaan RAT dalam koperasi indonesia memegang peranan sangat penting.

Dalam Rapat Anggota Tahunan tersebut disampaikan beberapa laporan tahunan yang memuat hal-hal yang perlu diketahui dalam Rapat Anggota

(47)

5 Tahunan yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi untuk dapat dibahas dan sekaligus berdasarkan musyawarah mufakat bersama mendapat pengesahan dari seluruh anggota. Selain itu, ada beberapa paparan serta sesi tanya jawab antar pengurus dan anggota koperasi.

Rapat anggota koperasi indonesia dialakukan minimal 1 tahun sekali yang disebut sebagai Rapat Anggota Tahunan, tetapi sesungguhnya rapat anggota dapat dilakukan sewaktu-waktu jika memang terdapat masalah koperasi yang kewenanganya ada pada rapat anggota.Rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar. Wewenang tersebut misalnya:

a. Menetapkan anggaran dasar koperasi;

b. Menetapkan kebijakan umum koperasi;

c. Memilih serta mengangkat pengurus koperasi;

d. Memberhentikan pengurus;

e.Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.

f. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha;

g. Menetapkan penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota.Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan.

Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat.

(48)

6 Jika sewaktu-waktu terjadi permasalahan yang hanya bisa diputuskan melalui RA maka pengurus koperasi atau pengawas koperasi atau anggota koperasi dapat mengusulkan pelaksanaan rapat anggota kepada pengurus koperasi. Jika usulan tersebut di dukung oleh 50 % + 1 anggota koperasi atau minimal 2 % dari anggota koperasi ( ketentuan tersebut sesuai dengan ad / art koperasi ) maka pengurus harus menyelenggarakan rapat anggota yang disebut rapat anggota istemewa.

Hal yang dibicarakan rapat anggota tahunan :

a. Penilaian kebijaksanaan pengurus selama tahun buku yang lampau.

b. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.

c. Penilaian laporan pengawas d. Menetapkan pembagian shu e. Pemilihan pengurus dan pengawas

f. Rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun selanjutnya g. Masalah-masalah yang timbul

Peserta rapat anggota tahunan (RAT) adalah perwaklan 20% dari jumlah anggota dalam koperasi Guru dan pegawai Republik Indonesia, berdasarkan data jumlah anggota per 31 Desember 2012 sebanyak 675 orang terdiri dari :

(49)

7 TABEL 1

Data Jumlah Anggota KPRI KOGURTA Per 31 Desember 2012

NO UNIT SEKOLAH JUMLAH ANGGOTA

1 82 Unit SD anggota 486 orang

2 17 Unit TK anggota 90 orang

3 2 Unit UPTD anggota 17 orang

4 1 Unit Purnakarya anggota 46 orang

5 1 Unit SMP-SMA Tri Bhakti Karsa anggota 11 orang

6 1 Unit pengawas anggota 14 orang

7 1 Unit lain-lain anggota 11 orang

2. Bidang kelembagaan a. Pengurus

1). Mengelola organisasi dan usaha koperasi.

2). Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana pendapatan dan anggaran belanja koperasi.

3). Menyelenggarakan rapat anggota.

4). Melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan rapat anggota.

5). Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

6). Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.

7). Mencatat setiap transaksi anggota.

8). Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

(50)

8 9). Meningkatkan pengetahuan anggota dengan menyelenggarakan

pendidikan bagi anggota.

Wewenang Pengurus :

1). Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

2). Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan AD dan ART.

3). Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan

kemanfaatankoperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota

4). Mengangkat dan memberhentikan pelaksana usaha.

5). Rencana pengangkatan pengelola atas persetujuan rapat anggota.

b. Pengawas

1) Dasar pengawasan

a) Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 38 dan pasal 39 tentang tugas dan wewenang dan tanggung jawab pengawas.

b) Anggaran Dasar KPRI KOGURTA Tamalate BAB VIII Pasal 19 tentang tugas dan wewenang pengawas.

c) Peraturan pemerintah Nomor 9/1995 tentang pelaksanaan USP oleh koperasi.

d) Amanat Rapat anggota tahunan yang mengharapkan pengawas melaksanakan tugas bersifat obyektif dan bertanggung jawab.

(51)

9 2) Tujuan Pengawasan

a) memberiakan informasi tentang perkembangan koperasi selama tahun berjalan pada bidang administrasi, organisasi dan manajemen, bidang usaha, bidang permodalan/keuangan untuk diketahui anggota dan instansi terkait.

b) memberikan masukan dan saran dan koreksi kepada pengurus sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan KPRI KOGURTA.

c) untuk mengetahui apakah kegiatan usaha pengurus telah sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan RAT dan peraturan perkoperasian yang berlaku.

3) Waktu Pengawasan

Pengawas melakukan pemeriksaan secara berkala sekali dalam tiga bulan, menjelag penutupan tahun buku 2012 dilakuka pemeriksaan secara terus menerus sampai selesai lapora pertanggungjawaban pengurus dan pengawas.

4) Tehnik pengawasan

Tehnik pengawasan dilaksanakan dengan cara memeriksa, meneliti dan membandingkan kemudian disimpulkan sebagaimana yang dilaporkan dengan pembagian menurut bidang pengelolaan yang meliputi :

b) Bidang Admnistrasi organisasi dan manajemen c) Bidang Usaha Koperasi

d) Bidang permodalan dan keuangan

e) Program kerja, anggaran dan pendapatan belanja koperasi tahun 2012

(52)

10 c. Manager

1. Pengurus koperasi dapat mengangkat manajer yang diberi wewenang untuk mengelola usaha koperasi.

2. Rencana pengangkatan manajer diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan.

3. Manajer bertanggung jawab kepada pengurus.

4. Hubungan kerja manajer dengan pengurus berdasarkan perikatan.

5. Sebenarnya, manajer membayar dirinya sendiri berdasarkan kemampuannya dalam mengelola usaha.

6. Manajer menanggung kerugian usaha koperasi karena kelalaian dan kesengajaannya.

Tugas Manajer :

1. Melaksanakan usaha koperasi.

2. Mengajukan rancangan rencana anggaran pendapatan & belanja koperasi kepada pengurus.

3. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota.

4. Membuat studi kelayakan usaha koperasi.

5. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi.

d. Anggota

1. Sebagai pemilik, anggota berkewajiban untuk turut aktif dalam pengambilan keputusan, evaluasi dan pengawasan.

2. Sebagai pemilik, anggota berkewajiban menyetorkan simpanan untuk

(53)

11 3. Sebagai pelanggan atau pengguna, anggota berhak dan sekaligus

berkewajiban memanfaatkan pelayanan barang dan jasa koperasinya.

(54)

1 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Permodalan Koperasi

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

Sebagai badan usaha, koperasi harus memiliki modal ekuitas sebagai modal perusahaan.Atas dasar itu kedudukan dan status modal koperasi secara hukum dipertegas dengan menetapkan modal sendiri yang merupakan modal ekuitas, sedang modal pinjaman merupakan modal penunjang.

Dalam pasal 41 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa1) Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman; 2) Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah; 3) modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya penerbitan obligasi dan surat utang lainnya dan sumber lainnya yang sah.

Dalam penjelasan pasal 41 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang mengandung risiko atau disebut modal ekuitas.

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota, dan simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu,

(55)

2 dan simpanan ini tidak dapat diambil selama bersangkutan masih menjadi anggota.

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.Hibah merupakan sumbangan pihak tertentu yang diserahan kepada koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi, dan hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.

Dengan ditetapkannya modal sendiri sebagai modal ekuiti koperasi, maka kedudukan simpanan pokok dan simpanan wajib menjadi kuat, seperti halnya saham pada perseroan terbatas.Selain ada simpanan anggota lainnya, yang dapat berupa simpanan sukarela, simpanan khusus, simpanan berjangka, tabungan dan simpanan lainnya, yang tentunya merupakan utang/pinjaman koperasi terhadap anggotanya. Kedudukan hukum modal koperasi, baik modal sendiri atau ekuitas maupun modal pinjaman, membawa kewajiban dan tanggung jawab koperasi ke dalam terhadap anggotanya, dan luar terhadap pihak lain yang bersangkutan.

B. Analisis Kebutuhan Modal Kerja

Permodalan merupakan salah satu tolak ukur yang menentukan tingkat kemandirian suatu koperasi untuk menghimpun dana. permodalan koperasi Guru dan Pegawai (KPRI KOGURTA) tidak lepas dari struktur modal yang bersumber dari simpanan anggota, dan dari pihak luar (modal pinjaman partisipasi). Yang menjadi sumber utama ada pada laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan sangat penting artinya bagi manajemen perusahaan (pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan) demikian halnya bagi pihak luar ( kreditur, investor, dan pemerintah maupun masyarakat), yang berkepentingan terhadap perusahaan.

(56)

3 Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, dan persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena baik kelebihan atau kekurangan modal kerja sama-sama membawa dampak negatif bagi perusahaan. Dengan kata lain, modal kerja yang cukup akan dapat memberikan keuntungan yang maksimal.

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan modal kerja dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh Koperasi Guru dan Pegawai Republik Indonesia di makassar maka akan diperlihatkan data yang diperoleh langsung dari Sumbernya.

Data yang diperoleh dari laporan Neraca Koperasi Guru dan Pegawai pada tahun 2010, jumlah harta lancar yang terdiri atas kas, tabungan pada Bank dan piutang berjumlah 2,222,914,280 dan harta tetap yang terdiri dari inventaris kantor sebesar 35,349,500 setelah dikurangi akumulasi penyusutan harta tetap sebesar 505,500. Jadi total saldo aktiva periode 2010 sebesar 2,223,419,780.

Selain itu Koperasi ini pada tahun 2010 memiliki hutang lancar yang terdiri dari Tabungan Anggota dan Modal tambahan tidak tetap sebesar 1,538,767,000. Serta Modal yang berasal dari Modal disetor, Modal tambahan tetap, Donasi, Cadangan Umum, Cadangan tujuan resiko, dan SHU sebesar 684,625,780. Dengan demikian total kekayaan koperasi pada tahun 2010 adalah 2,223,419,780.

Pada tahun 2011, jumlah harta lancar yang terdiri atas kas, tabungan pada Bank BNI dan piutang berjumlah 2,408,599,470 dan harta tetap yang terdiri dari

Gambar

Gambar 2 periode terikatnya modal kerja dari kas menjadi kas kembali  (untuk perusahaan dagang)
Gambar 4 skema Kerangka fikir     Kebutuhan Modal Kerja
Grafik  diatas  menjelaskan  perkembangan  Koperasi  Guru  dan  Pegawai  saat  ini.  Tahun  2010  penjualan  Koperasi  mencapai  17,969,000  dengan  persentase  sebesar  15%  dan  kebutuhan  modal  kerja  2,222,914,280  dengan  persentase  30,82%

Referensi

Dokumen terkait

dibe bela lanj njak akan an me mela lalu lui i pr pros oses es Pe Peng ngad adaa aan n Ba Barran ang) g)Ja Jasa sa, , di dipe perl rluk ukan an pr pros oses es

Abbas Wahyudi: Analisis Hukum Terhadap Perjanjian PembiayaanKonsumen Dihubungkan Dengan Jaminan Fidusia.. (Studi

Mata kuliah Studio Struktur dan Konstruksi V menjelaskan dasar-dasar atau prinsip- prinsip perencanaan sistem struktur bangunan bertingkat tinggi, jenis-jenis sistem struktur

IOS diperoleh dari analisis faktor dari ketiga ukuran di atas yang kemudian akan digunakan sebagai proksi dari peluang inves- tasi pada model penelitian. Adapun kualitas

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain didapatkan bahwa MBN atau Dyrk 1A memiliki pengaruh terhadap perkembangan sistim saraf

1) Memetakan operasi perusahaan: hal ini membutuhkan diketahuinya batas-batas konsesi perusahaan. Sinar Mas tidak membuat informasi ini tersedia untuk umum, dengan

Analisis pemetaan kerawanan pangan Kabupaten Bojonegoro dari 28 kecamatan masih cukup banyak kecamatan yang mengalami rawan pangan yang di lihat dari

Pihak perusahaan mengantarkan langsung limbah solid ini ke lokasi peternak, pemberian limbah solid harus dicampur dengan bahan pakan lainnya yang ada disekitar lokasi