ANALISIS PENGARUH KEBERADAAN PROGRAM KEMITRAAN PT.
ASKRINDO (PERSERO) CABANG MEDAN TERHADAP PENGEMBANGAN UKM DI KOTA MEDAN
OLEH
DINA SUSANTI SIHOMBING 150523001
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar program kemitraan PT. Askrindo Cabang Medan terhadap pengembangan UKM di Kota Medan serta mengetahui seberapa besar pengaruh tenaga kerja, pendapatan, dan aset, terhadap perkembangan usaha.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur.
Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan usaha, sedangkan variabel independen adalah tenaga kerja, pendapatan, dan aset. Adapun pengaruh secara langsung yaitu pengaruh tenaga kerja, pengaruh pendapatan, pengaruh aset terhadap perkembangan UKM.
Pengaruh secara tidak langsung yaitu pengaruh tenaga kerja, pengaruh pendapatan, pengaruh asetterhadap program kemitraan PT. Askrindo cabang Medan.Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut bahwa program kemitraan PT. Askrindo Cabang Medan berpengaruh positif terhadap pengembangan UKM di Kota Medan. Semakin besar program ini dilaksanakan maka semakin banyak UKM yang berkembang.
Kata Kunci :Program Kemitraan, Perkembangan Usaha, Tenaga Kerja, Pendapatan dan Aset.
As for the purpose of this study is to find how big existing partnership PT . Askrindo the branch medan to the development of sme in the city of medan and know how big the influence of labor, income, and assets, to the development of business.
The method of analysis that used in this research was the analysis. As for dependent variable in this research was business development, while the independent variable is labor , income , and assets .As for the influence of directly namely the influence of labor , the influence of income , the influence of assets to the development of smes .
The influence of indirectly namely the influence of labor, the influence of income , the influence of assets of the program partnership PT.Askrindo the branch Medan. As for the result of research obtained is as follows that existing partnership PT. Askrindo the branch medan have had a positive impact on the development smes in the city of medan. The bigger this program was conducted the more many small businesses that develops.
Keywords: existing partnership, business development, labor, income and assets.
hidayah-Nya yang telah memberi kesehatan dan rezeki serta kemudahan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan memperoleh gelar sarjana dengan judul “ Analisis Pengaruh Keberadaan Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan Terhadap Pengembangan UKM Di Kota Medan”
Penulis menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung baik berupa bantuan moril dan materil. Untuk itu sudah selayaknya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Bapak P. Sihombing dan Ibu R. Gultom atas doa dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE.,MSi., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE.,Msi.,selaku Dosen Penguji I dan Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk skripsi ini
6. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis niversitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Staff Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Seluruh Staff PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan, khususnya Bagian Underwriting yang memberi dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi dan pendidikan ini.
9. Kakak dan adikku, Nanda, Yuni, Rahmi dan Rais yang telah memberikan dukungan dan bantuan agar penulis segera menyelesaikan pendidikan.
10. Seluruh Nasabah Mitra Binaan Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dan mengisi kuisioner.
11. Teman-teman penulis yang sudah banyak memberi bantuan dan dukungan selama perkulian dan proses pengerjaan skripsi Sri Amanda, Vitri, Erni, Gustia, Dayurni, Kak Ame dan teman-teman S1 Ekstensi Ekonomi
yang namanya tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya.
Semoga Allah SWT membalas semua amal dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan dan saran yang membangun sebagai bahan masukan bagi penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Medan, April 2018 Penulis
Dina S Sihombing NIM : 150523001
Kata Pengantar ... iii
Daftra isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Kemitraan ... 7
2.1.1 Tujuan Kemitraan ... 8
2.1.2 Beberapa Pola atau Jenis Kemitraan Usaha ... 9
2.1.3 Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan UKM ... 10
2.1.4 Bentuk Program Kemitraan ... 12
2.1.5 Prioritas Program Kemitraan... 13
2.1.6 Syarat-syarat Pengajuan Program Kemitraan ... 13
2.2 Teori Ekonomi Mikro dan Makro ... 14
2.2.1 Teori Ekonomi Mikro ... 14
2.2.2 Teori Ekonomi Makro ... 16
2.2.3 Hubungan Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro ... 17
2.2.4 Program Kemitraan dan Ilmu Ekonomi ... 17
2.3 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 18
2.3.1 Posisi UKM ... 20
2.3.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Tantangan Pengembangan, Serta Permasalahan Yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan ... 21
2.3.3 Pemberdayaan UKM ... 23
2.3.4 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen Bumn ... 23
(Persero) Cabang Medan ... 32
2.4.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 33
2.4.4.1 Sasaran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 34
2.5 Penelitian Terdahulu ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
3.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 38
3.4 Definisi Operasional ... 38
3.5 Populasi dan Sampel ... 39
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 41
3.6.1 Data Primer ... 41
3.6.2 Data Sekunder ... 41
3.7 Metode Penngumpulan Data ... 42
3.8 Teknik Analisis Data ... 43
3.8.1 Tabel Distribusi Frekuensi ... 43
3.8.2 Path Analysis... ... 43
3.9 Pengolahan Data... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 46
4.1.1 Jenis Kelamin ... 46
4.1.2 Usia Responden ... 47
4.1.3 Tingkat Pendidikan ... 47
4.2 Profil dan Jenis Usaha ... 48
4.3 Hasil Deskriptif Penelitian ... 50
4.3.1 Tenaga Kerja ... 50
4.3.2 Pendapatan Usaha ... 51
4.3.3 Asset Usaha ... 52
4.4 Hasil Deskriptif Kuisioner ... 53
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65
4.5.1 Uji Validitas ... 65
4.5.2 Uji Reliabilitas ... 66
4.6 Analisis Persamaan Substruktur I ... 67
Pengolahan Data... 71 4.7.1 Analisis Koefisien Determinasi... 71 4.7.2 Uji Signifikan Penagruh Simultan (Uji F) ... 72 4.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikan
Pengaruh Parsial (Uji-t) ... 73 4.8 Pengujian Signifikan Mediasi (Pengaruh Tidak Langsung/
Indirect Effect) ... 74 4.9 Jumlah Penyaluran Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero)
Cabang Medan ... 75 BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ... 73 5.2 Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA .... ... 75 LAMPIRAN
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 44
4.5 Jumlah Tenaga Kerja Responden ... 46
4.6 Perubahan Pendapatan Usaha ... 47
4.7 Perubahan Aset Usaha... 48
4.8 Tanggapan Responden Terhadap Manfaat Kredit Program Kemitraan ... 49
4.9 Tanggapan Responden Terhadap Bunga Kredit Yang Diberikan Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan ... 50
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Target Sasaran Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan ... 51
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Peningkatan Pendapatan Melalui Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan ... 52
4.12 Tanggapan Responden Terhadap Hasil Usaha Untuk Kebutuhan Keluarga ... 53
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Angsuran Kredit Program Kemitraan ... 53
4.14 Tanggapan Responden Terhadap Bertambahnya Tenaga Kerja Melalui Program Kemitraan ... 54
4.15 Tanggapan Responden Terhadap Keterampilan Tenaga Kerja ... 55
4.16 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja .... 56
4.20 Tabel Uji Validitas terhadap Butir-Butir Pertanyaan Kuisioner ... 60
4.21 Tabel Uji Reliabilitas ... 60
4.22 Tabel Koefisien Determinasi... 61
4.23 Tabel Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 62
4.24 Tabel Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t) ... 63
4.25 Tabel Koefisien Determinasi... 65
4.26 Tabel Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 65
4.27 Tabel Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t) ... 67
4.28 Tabel Data Penyaluran Program Kemitraan ... 69
2.1 Struktur Organisasi PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan ... 26
3.1 Kerangka Konseptual Path Analysis ... 43
4.1 Perhitungan Nilai F Tabel dengan Excel ... 62
4.2 Hasil Uji Signifikan Persamaan Substruktural I ... 63
4.3 Perhitungan Nilai F Tabel dengan Excel ... 66
4.4 Hasil Uji Signifikan Persamaan Substruktural II ... 66
4.5 Hasil Uji SIgnifikan Mediasi ... 67
1 Kuisioner Penelitian
2 Lampiran Uji Validitas dan Reliabilitas 3 Distribusi Frekuensi Variabel 4 Hasil Uji Variabel
5 Hasil Data Penyaluran
Usaha kecil dan menengah (UKM) mencapai sekitar 90 persen dari bisnis di dunia dan UMKM adalah mesin utama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, terutama setelah krisis keuangan global. (ifc.org, 2012)
Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Medan dalam beberapa tahun belakangan terus meningkat dengan semakin banyaknya masyarakat yang menekuni usaha rumahan tersebut sebagai mata pencaharian utama mau pun sampingan. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Medan Arjuna Sembiring mengatakan, perkembangan UKM di ibukota provinsi Sumatera Utara itu terus menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009 ada sekitar 22 ribu pelaku UKM di Kota Medan dan jumlah itu terus meningkat hingga tahun 2015 jumlahnya sekitar mencapai 300 ribu UKM.
Tingginya pertumbuhan UKM tersebut tentunya sangat menggembirakan karena juga sekaligus dapat menekan angka pengangguran (okezone.com, 2016)
Dari data tersebut, tampak bahwa jumlah usaha kecil sangat dominan dibandingkan dengan kelompok skala usaha lainnya. Di samping itu, peran usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja relatif besar. Penyerapan tenaga kerja tersebut selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan usaha kecil menjadi suatu kebijakan strategis dan efektif dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan UKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun demikian dengan berbagai keterbatasan yang ada, UKM masih diharapkan mampu menjadi andalan perekonomian Indonesia. Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro mengisyaratkan adanya kelemahan-kelemahan yang potensial menimbulkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan pendanaan. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kemudahan dengan paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha kecil tersebut. Misalnya, kredit usaha kecil (KUK), namun apa yang telah dilakukan berkaitan dengan pemberian kredit tersebut, belum dirasakan manfaatnya oleh sektor usaha mikro. (Indrakusumah, Rio. 2012)
Meskipun pemerintah telah menunjukan itikad baiknya dengan mengeluarkan sejumlah keputusan maupun peraturan dan undang-undang, akan tetapi hal ini dirasakan belum memenuhi harapan pengusaha kecil dan menengah dimana masih dijumpai keterbatasan akses usaha kecil dan menengah terhadap sumber modal untuk pengembangan usahanya. (Indrakusumah, Rio. 2012)
Menyadari hal diatas maka pada tanggal 17 Juni 2003 pemerintah melalui Kementrian BUMN menerbitkan Keputusan Mentri BUMN Nomor Keputusan 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan pelaksanaan bina lingkungan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar BUMN.
Berkembangnya pertumbuhan industri saat ini menyebabkan perusahaan- perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, namun juga harus memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Tanggung jawab sosial perusahaan pada BUMN disebut juga dengan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan (PKBL). Peran sosial BUMN ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pada dasarnya mengatur dua hal pokok : program kemitraan dan program bina lingkungan (PKBL). BUMN pelaku Program Kemitraan antara lain:
PT. Askrindo (Persero),PT. Pertamina, PT. Perkebunan Nusantara, PT. BNI, Tbk, PT. Bank Mandiri, Jasa Raharja, Semen Padang, PT. Permodalan Nasional Madani, PT. PLN (Persero) dan lain-lain.
Dalam hal ini BUMN yaitu PT. Askrindo (Persero) ditunjuk sebagai pelaksana program kemitraan dikarenakan seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan merupakan penghasil barang dan jasa untuk kemakmuran masyarakat dan memiliki peran strategi dalam membantu pembinaan dan pengembangan usaha swasta dan koperasi berskala kecil. (askrindo.co.id, 2015).
PT. Askrindo (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN yang berdiri pada tanggal 6 April 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1/1971 tanggal 11 Januari 1971 yang memiliki 60 Cabang di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya berada di wilayah Sumatera Utara, yaitu:
Medan, Kisaran dan Padang Sidimpuan. PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan
merupakan salah satu cabang yang memiliki kinerja yang bagus, baik dalam bidang penjaminan KUR maupun Non KUR serta Program Kemitraan yang setiap tahunnya menunjukkan kenaikan yang signifikan. Selain itu PT. Askrindo (Persero) juga berkomitmen memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat luas melalui peran BUMN sebagai agen pembangunan maupun program tanggung jawab sosial dan program kemitraan dan bina lingkungan.
(askrindo.co.id, 2015).
Keutamaan yang dapat dilihat dari Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) ini adalah bunga yang ditawarkan kepada mitra binaan lebih rendah dibanding kredit perbankan serta proses yang tidak memerlukan waktu lama dan persyaratan yang memudahkan mitra binaan.
Realisasi penyaluran dana kredit Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) oleh PT Askrindo Cabang Medan kepada para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Medan mencapai Rp3,1 miliar lebih selama lima tahun (2010-2014), dengan besaran pinjaman yang bervariasi. Kepala Cabang (Area Manager Director) PT Askrindo Cabang Medan, Henry SP Manurung, menyatakan realisasi terbesar selama lima tahun itu terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp1 miliar lebih (tepatnya Rp.1.038.000.000) kepada 77 pengusaha UKM berbagai bidang produksi yang beroperasi di Medan sekitarnya. (hariansib.com, 2015)
Program kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Askrindo (Persero) ini merupakan salah satu cara untuk memberikan peluang bagi UKM
mengembangkan usahanya. Dengan adanya kerja sama antara Usaha Kecil dan Menengah dengan BUMN ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dari usahanya tersebut. Dalam konsep ini kemitraan adalah suatu pembinaan strategis yang dapat memberikan peluang kepada usaha kecil, sehingga dapat menjadi salah satu penggerak pembangunan ekonomi yang tangguh, mandiri dan memiliki daya saing.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Keberadaan Program kemitraan PT.
Askrindo (Persero) Cabang Medan Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar kontribusi PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan dalam
penyaluran program kemitraan terhadap usaha kecil menengah di kota medan?
2. Bagaimana dampak program kemitraan terhadap perkembangan UKM debitur peminjam PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana peranan PT. Askrindo (Persero) terhadap usaha kecil dan menengah khususnya di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui dampak yang diberikan dari program kemitraan terhadap perkembangan UKM yang menjadi Debitur PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan baik secara teori maupun aplikasi dalam pelaksanaan program kemitraan.
2. Sebagai bahan masukan bagi PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan dalam rangka pengambilan kebijakan tentang program kemitraan khususnya dalam rangka pengembangan usaha kecil dan menengah di kota medan.
3. Bagi Mitra Binaan, diharapkan penelitian ini menjadi sebuah pertimbangan dalam melakukan pengembangan usaha melalui program kemitraan yang telah disediakan untuk memajukan usahanya.
4. Menambah ilmu pengetahuan dan informasi kepada pembaca mengenai Program Kemitraan yang disalurkan oleh PT. Askrindo (Persero) khusunya di Cabang Medan.
2.1 Program Kemitraan
Program Kemitraan merupakan bentuk tanggung jawab sosial BUMN berupa pemberian pinjaman modal dan pembinaan terhadap usaha kecil untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi tangguh dan mandiri.
Program Kemitraan yang dilaksanakan BUMN terhadap Usaha Kecil dan Menengah, adalah suatu bentuk tanggung jawab dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER- 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yaitu :
1. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
2. Surat Keputusan Direksi Peruri Nomor: KEP-8/X/2015 tanggal 1 Oktober 2015 tentang Prosedur Operasional Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (SOP PKBL).
a. Menurut (Hafsah, 2000 : 43) “Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan”.
b. Menurut (Rachmat, 2004 : 40) “Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang strategis, bersifat sukarela, dan berdasar prinsip
saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar”.
Program Kemitraan (PK) adalah program untuk meningkatkan kemampuan UKM agar menjadi tangguh dan Mandiri. Sasaran Utama dari program ini adalah para UKM yang dapat dikatakan belum mendapatkan akses pinjaman modal dari bank. Namun telah disadari bahwa hal tersebut sulit ditafsirkan mengingat semua Bank saat ini menerima atau bahkan sudah melakukan strategi “jemput bola” agar dapat memberikan pinjaman-pinjaman kepada para UKM dengan bunga yang relatif kompetitif.
(www.kompasiana.com,2015)
2.1.1 Tujuan Kemitraan
Tujuan program Kemitraan adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengusaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. (bumn.go.id/perhutani,2007).
Selain itu program kemitraan ini juga bertujuan antara lain:
a. Meningkatkan pendapat usaha kecil dan masyarakat.
b. Meningkatkan perbolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
c. Meningkat pemeran dan pemberdayaan masyarakat.
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional.
e. Memperluas kesempatan kerja.
f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
2.1.2 Beberapa pola atau jenis kemitraan usaha antara lain:
a. Inti-plasma
inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi.
b. Sub kontrak
Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen yang di perluas oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari produksinya.
Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai mitra bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.
c. Dagang Umum
Pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan.
d. Waralaba Pemberian.
Waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak
orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini seperti fast food, industri kima, obat-obatan dan industri jasa lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan namun dalam jangka panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangatlah besar karena royalti yang akan dibayar secara totalitas sangatlah besar.
e. Keagenan
Hal ini merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan di mana usaha kecil di berikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dan usaha menengah dan besar sebagai mitranya.
2.1.3 Program Kemitraan sebagai wadah pengembangan UKM
Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan- kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengingat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP- 2361MBU/2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang- kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keungan.
Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan kondisi perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaam di kantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi.
Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN pembina yang bersangkutan.
Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha di berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. Salah satu bentuk kemitraan usaha yang melibatkan UKM dengan usaha besar adalah production linkage.
Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah. Ketiga, Dagang Umum. Pada pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. (noni,bahannoer.2009)
2.1.4 Bentuk Program Kemitraan
a. Pemberian pinjaman, yaitu:
1. Pinjaman untuk modal kerja dan atau untuk pembelian barang-barang modal (aktiva tetap produktif) seperti mesin dan alat produksi, alat bantu produksi, dan lai sebaginya yang darat meningkatkan produksi dan penjualan produk mitrabinaan.
2. Pinjaman khusus yaitu pemberian pinjaman yang dapat diberikan oleh BUMN Pembinaan yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimum satu tahun serta dengan nilai pinjaman yang cukup material bagi mitra binaan.
b. Hibah dalam bentuk :
1. Meningkatkan pengendalian mutu produksi 2. Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi 3. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan
4. Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk bantuan penjualan produk mitra binaan, mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pameran, pendidikan, pelatiahn dan pemagangan untuk mitra binaaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembinaan dan lembaga pendidikan atau pelatihan swasta profesional maupun perguruan tinggi. Jangka waktu atau masa pembinaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, bankable (dapat diberi pinjaman).
2.1.5 Prioritas program kemitraan
a. Program kemitraan ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.
b. Program Kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha.
2.1.6 Syarat- Syarat Pengajuan Program Kemitraan
Tata cara dan persyaratan pinjaman dapat berbeda-beda untuk setiap BUMN, namun secara umum adalah sebagai berikut :
A. Mengajukan proposal permohonan pinjaman yang memuat :
1. Data Pribadi sesuai KTP
2. Data Usaha (bentuk usaha, alamat usaha, mulai mendirikan usaha, jumlah tenaga kerja, dsb)
3. Data Keuangan meliputi Laporan Keuangan/Catatan Keuangan 3 bulan terakhir
4. Rencana Penggunaan Dana Pinjaman B. Melampirkan :
1. Fotocopy KTP Suami/Istri atau identitas lainnya 2. Fotocopy Kartu Keluarga.
3. Pas Photo ukuran 3x4
4. Ijin Usaha / Surat Keterangan Usaha dari pihak yang berwenang.
5. Gambar / Denah Lokasi Usaha.
6. Fotocopy Rekening Bank / Buku Tabungan.
7. Laporan Keuangan Sederhana (diisi pada formulir aplikasi).
8. Surat Pernyataan tidak sedang mendapatkan pinjaman Kemitraan dari BUMN lain.
2.2 Teori Ekonomi Mikro dan Makro
Ilmu ekonomi dalam perkembangannya mengungkapkan bagaimana upaya manusia untuk memanfaatkan keberadaan sumber daya yang terbatas secara efisien guna menciptakan barang dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri dan berlangsung secara terus menerus sepanjang masa. Pengertian efisien dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia jumlahnya terbatas dan tidak akan bertambah, berbeda dengan perkembangan manusia yang jumlahnya terus mengalami pertambahan. Selanjutnya ilmu ekonomi dikelompokkan menjadi ekonomi mikro dan ekonomi makro. (Nasution , Syahrir Hakim dan Rakhmat Sumanjaya , 2015)
2.2.1 Teori Ekonomi Mikro
Secara sederhana ekonomi mikro pada hakikatnya mengungkapkan bagaimana perilaku individu dalam pengambilan keputusan, apakah konsumen dan produsen sehingga akan tercapai keseimbangan. Pengertian Ekonomi Mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan perekonomian hanya pada bagian kecilnya.
Komponen yang tak kalah pentingnya adalah perilaku atau tindakan dari penjual dan pembeli. Tingkah laku penjual dan pembeli dalam pasar merupakan salah satu komponen yang menjadi fokus kajian dari ekonomi mikro. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh produsen dan konsumen pasti didasari dengan sebuah tujuan yang ingin dicapai. Pada ekonomi mikro perilaku konsumen yang menjadi pembahasan adalah bagaimana konsumen bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pendapatan yang terbatas. Sedangkan pada produsen,
tingkah laku yang menjadi fokus kajian adalah bagaimana mereka bisa memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Ada beberapa asumsi yang bisa digunakan untuk menganalisis perilaku dari produsen dan konsumen yang ada, antara lain :
1. Produsen dan konsumen melakukan aktivitas perekonomian secara rasional dan terbuka.
2. Aktivitas produsen dan konsumen dalam pasar dilandasi dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
3. Konsumen berusaha untuk mendapatkan kepuasan maksimal, begitu juga dengan produsen yang menginginkan keuntungan maksimal.
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen.
Tradisi berlandaskan teori Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan. Unit-unit ekonomi skala mikro tersebut harus berusaha mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang terbatas untuk mampu mengoiptimalkan tingkat pemuasan kebutuhannya.
2.2.2 Teori Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang memfokuskan analisisnya terhadap variabel ekonomi secara keseluruhan.
Berbicara tentang ekonomi makro peran pemerintah sangat besar yaitu dalam
menciptakan kebijakan yang dapat menciptakan iklim ekonomi. (Sumanjaya, Rakhmat, Syahrir Hakim Nasution dan H.B Tarmizi,2015.)
Tujuan kebijakan makro ekonomi secara mendasar merupakan upaya pemerintah untuk :
1. Memacu pertumbuhan ekonomi
2. Stabilitas harga dalam kerangka mengatasi inflasi 3. Memperluas kesempatan kerja
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. Peristiwa-peristiwa dan masalah-masalah ekonomi yang dipelajari merupakan suatu agregatif. Lingkup kajiannya dapat berupa pendapatan total dari suatu masyarakat, kesempatan kerja di sebuah negara, penyebab resesi di Indonesia, atau kondisi neraca perdagangan sebuah negara pada akhir tahun. Cakupan ekonomi makro dengan demikian merupakan suatu kesatuan dari perusahaan, rumah tangga, tingkat upah dan harga, dan pendapatan dalam skala makro.
2.2.3 Hubungan Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro Ekonomi makro dan ekonomi mikro saling terkait menurut Gregory Mankew, karena perubahan ekonomi yang secara makro (menyeluruh), tentu saja dampak/hasilnya pada perubahan ada pada individu-individu yang berjuta-juta
akan merasakan dan melakukan kegiatan ekonomi, Dengan demikian, perubahan yang ada pada ekonomi makro, merupakan hasil dari perubahan yang terjadi dalam ekonomi mikro. (Artikelsiana, 2015)
2.2.4 Program Kemitraan dan Ilmu Ekonomi
Program Kemitraan (PK) adalah program yang diberikan dalam bentuk pinjaman (dana bergulir) untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan untuk usaha-usaha kecil menengah ( UKM) atau mikro yang dibangun oleh masyarakat. Program kemitraan ini tentunya masuk terhadap unit-unit ekonomi skala mikro yang berusaha mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang terbatas untuk mampu mengoiptimalkan tingkat pemuasan kebutuhannya.
(Timah.com,2015)
Tujuan Program Kemitraan antara lain:
1. Membantu Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) dan Koperasi yang sudah berjalan agar dapat berkembang dan mandiri.
2. Mendorong kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta terciptanya pemerataan pembangunan, melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha.
3. Meningkatkan kepedulian perusahan terhadap pembinaan masyarakat dan lingkungan, terutama disekitar daerah operasional perusahaan.
2.3 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Ada beberapa pengertian mengenai Usaha Kecil dan Menengah yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pengusaha kecil atau Usaha Kecil (termasuk usaha mikro) sebagai suatu badan usaha milik Warga Negara Indonesia, baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan sebanyak-banyaknya Rp 200 juta.
2. Biro Pusat Statistik mendefinisikan skala usaha kecil dan menengah berdasarkan jumlah tenaga kerja Dimana Industri kecil (IK) adalah Perusahaan / usaha industri pengolahan (baik yang berbadan hukum ataupun tidak) yang mempunyai pekerja 5-19 orang termasuk pemilik usaha / pengusaha, dan industri yang mempunyai pekerja antara 1-4 orang.
Sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 99 orang. (www.bps.go.id, 2017)
3. Menurut Komisi Untuk Perkembangan Ekonomi (Committee For Economic Development)-CED Mengemukakan usaha kecil sebagai berikut:
a. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik b. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil c. Daerah operasi bersifat lokal
d. Ukuran dalam keseluruhan relativ
Definisi UKM dari segi kekayaan perusahaan adalah:
a. Menurut UU No. 10 tahun 1999 yang dimaksud dengan usaha kecil dan menengah adalah usaha yang mempunyai kekyaan bersi lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan maksimum Rp. 10 Milyar. (wordpress,2009) b. Berdasarkan SK menteri Deperindag No. 589 tahun 1999 usaha kecil dan menengah adalah usaha yang mempunyai nilai investasi seluruhnya sampai dengan Rp 1 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan.
c. Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari investasi, diluar tanah dan bangunan sebesar Rp 600 juta bagi pengetian industri kecil.
Sedangkan defenisi UKM dari segi tenaga kerja adalah:
a. Menurut BPS Indonesia kriteria usaha kecil adalah jika karyawannya 5-19 orang jika kurang dari 5 karyawan digolongkan dalam usaha rumah tangga dan usaha menengah terdiri atas 20-29 karyawan. (bps.go.id, 2017)
2.3.1 Posisi UKM
UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat secara langsung di dalam perekonomian. Sumbangan UKM terhadap perekonomian berupa penyerapan tenaga kerja, disamping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relative kecil. Sehingga kegiatan ini merupakan motor penggerak ekonomi kerakyatan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi nasional. Beberapa bentuk kegiatan UKM ini terdiri dari berbagai sektor mulai dari produksi dan perdagangan komoditi seperti makanan,
pakaian, keperluan rumah tangga, keperluan dapur, cendramata sampai pada mesin-mesin peralatan produksi skala kecil. Beberapa industri skala kecil yang termasuk UKM memasarkan produknya tidak hanya di dalam negeri saja tetapi sampai ke luar negeri, bahkan ada yang melakukan kontak dengan usaha besar.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana sampai madya, penerapan manajemen sederhana, sebagian belum berbadan hukum serta memiliki keterbatasan modal, kemampuan dan ketrampilan, wawasan bisnis dan kewirausahaan. Kondisi usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil 80 % diantaranya bergerak dibidang pertanian. Sementara sektor menengah berjumlah 60 ribu usaha, dan sektor besar hanya berjumlah sekitar 2.518 unit usaha.
2.3.2 Kekuatan, kelemahan, Peluang, Tantangan Pegembangan, serta Permasalahan yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembanguan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasioanal di pasar dunia, serta seimbangnnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan,
kelemhan, peluang serta tantangan pengembangan UKM. Secara garis besar berbagai kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yamg dihadapi oleh UKM pada masa-masa mendatang antara lain :
a. Kekuatan UKM
UKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang.
b. Kelemahan UKM.
Beberapa kelemahan UKM antara lain :
1. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
2. Kendala pemasaran produk. Sebagian besar pengusaha UKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengakses, khususnya dalam informasi pasar dan jaringann pasar, sehinnga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja.
3. Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk UKM.
4. Sangat terbatasnaya institusi pemasaran bersama. Sebagian besar UKM memanfaatkan modal sendri dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan pembayaran.
c. Tantangan UKM
1. Iklim usaha yang kondusif. Iklim usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang usaha tertentu, penguasaan
industri dari hulu ke hilir oleh industri besar, berbagai peraturan yang tidak mendukung (retribusi, perizinan, dan lain-lain).
2. Pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.
Perubahan tatanan ekonomi dunia cenderung menyebabkann pasar bersifat resistensi dan proteksi antara lain dengan diberlakukannya berbagai standar antara lain ISO 9000, ISO 14000, hak atas kekayaan intelektual, dan lain-lain.
d. Peluang UKM
1. Indonesia merupakan pasar yang besar. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki jumlah penduduk yang besar merupakan peluang pasar yang dimanfaatkan sebagai lahan usaha.
2. Melimpahnya sumber daya alam. Potensi dalam negeri berupa sumber daya alam yang dapat diolah dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki sertadengan ketrampilan sumber daya manusia yang ada merupakan peluang yang harus disiasati untuk menjadi keunggulan kompetitif.
3. Perubahan tatanan ekonomi dunia. Kondisi ini mendorong terciptanya penyatuan ekonomi dunia pasar yang semakin terbuka dan kompetisi yang sehat. Hal ini menjadi peluang bagi UKM untuk lebih meningkatkan ekspor, mutu produk serta jenis produk yang lebih baik.
(noni,bahannoer.2009)
2.3.3 Pemberdayaan UKM
Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang berada dalam ketidakberdayaan.
Sebagai tujuan dari pemberdayaan UKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.
2.3.4 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen BUMN No.
Kep.236/MBU/2003 dan SE Kementrian BUMN No. SE- 433/MBU/2003.
Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan dikantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah binaan dan jumlah mitra binaan serta mempertimbangkan kondisi perusahaan.
Sedangkan bentuk pelaksanaan dikantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi.
Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak
dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN Pembina yang bersangkutan.
2.4 Gambaran Umum Perusahaan
2.4.1 Sejarah Berdirinya PT. Askrindo (Persero)
PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam asuransi/penjaminan, tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara Republik Indonesia. (askrindo.co.id,2015)
Sejak pemerintah menyusun dan menetapkan REPELITA I tahun 1969, yang salah satu sasaran pokok rencana tersebut adalah pemerataan hasil-hasil pembangunan dalam bidang kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan sekaligus merangsang pertumbuhan lapangan kerja. Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil langkah konkrit antara lain dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara mengatasi salah satu aspek usaha yang penting yaitu aspek pembiayaan. (askrindo.co.id,2015)
Berdiri tanggal 6 April 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1/1971 tanggal 11 Januari 1971, untuk mengemban misi dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia. Peran PT. Askrindo (Persero) dalam pemberdayaan UMKM adalah sebagai lembaga penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada UMKM. (askrindo.co.id,2015)
Sesuai dengan Visi dan Misinya, PT. Askrindo (Persero) senantiasa menjalankan peran dan fungsinya sebagai Collateral Subtitution Institution, yaitu lembaga penjamin yang menjembatani kesenjangan antara UMKM yang layak namun tidak memiliki agunan cukup untuk memperoleh kredit dengan lembaga keuangan, baik perbankan maupun lembaga non bank (feasible tetapi tidak bankable). (askrindo.co.id,2015)
Sejalan dengan berubahnya waktu, saat ini PT. Askrindo (Persero) memiliki lima lini usaha yaitu Asuransi Kredit Bank, Asuransi Kredit Perdagangan, Surety Bond, Customs Bond dan Asuransi Umum. PT. Askrindo sejak tahun 2007 melaksanakan program pemerintah dalam rangka Inpres 6/2007 atau yang lebih dikenal sebagai penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dalam pelaksanaannya bersama dengan Askrindo memberikan penjaminan atas kredit yang disalurkan oleh tiga Bank pelaksana yaitu : Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri.
Usaha Kecil dan Menengah (UMK) di Indonesia merupakan tulang punggung kekuatan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Menguatnya permodalan UMK akan memberikan multiplier effects berupa tumbuhnya kegiatan usaha yang diikuti dengan terbukanya lapangan kerja serta meningkatkan nilai usaha. Terciptanya UKM yang tangguh pada tahap berikutnya mampu memberikan kontribusi dalam menekan angka pengangguran dari kemiskinan di Indonesia.
PT. Askrindo (Persero) senantiasa mengembangkan sayap usahanya untuk memberikan layanan yang prima, dengan didukung oleh Kantor Cabang berjumlah 60 Kantor yang tersebar di 34 Provinsi seluruh Indonesia.
Salah Satunya di Cabang Medan, dimana PT. Askrindo Cabang Medan dibuka pada 4 Maret 1981 dan diresmikan oleh Sekjen Departemen Keuangan Republik Indonesia (askrindo.co.id,2015)
2.4.2 Struktur Organisasi PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan
Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan untuk menjalankan usahanya. Karyawan perlu dikoordinasikan agar membentuk suatu kesatuan yang mengarah pada suatu tujuan yang sudah ditetapkan. Oleh sebab itu, perlu adanya struktur organisasi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan
Regional Managing Director (RMD)
Vice Regional Managing Director
(Vice RMD)
Divisi Pemasaran
Staff
Divisi UnderWriting
Staff
Divisi Keuangan dan Umum
Staff
Divisi Klaim
Staff
Divisi Subrogasi
Staff
Adapun uraian tugas masing-masing bagian pada PT. Askrindo (Persero) adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin Cabang
Tugas utama bertindak sebagai pusat koordinator dan mewakili direksi didalam melakukan hubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas kantor cabang sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya.
2. Divisi Pemasaran
Merupakan ujung tombak yang mewakili perusahaan di masyarakat, dimana tugasnya adalah menjual produk perusahaan, memberikan pelayanan dalam hal penyerahan produk perusahaan, menerima pembayaran premi nasabah dan membentu mengurus klaim.
3. Divisi Under Writing
Bidang UnderWriting yang dikepalai oleh seorang Kepala Seksi yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan penutupan pertanggungan terhadap resiko atas kredit yang diberikan bank-bank maupun terhadap resiko kredit lain dan melakukan penutupan penjaminan atas produk diversifikasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut secara efektif dan efisien, maka bagian pertanggungan dapat melaksanakannya dengan urutan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan kegiatan pertanggungan kredit Kantor Cabang sesuai dengan kebijaksanaan umum dan khusus yang telah diarahkan/ditetapkan oleh Kepala Kantor Kepala Cabang/Kantor Pusat.
b. Menyelenggarakan analisa dan evaluasi serta membuat rekomendasi kepada Kepala Kantor Cabang untuk mendapatkan keputusan penutupan pertanggungan yang wewenang penutupnya masih berada dalam wewenang Kepala Kantor Cabang.
c. Menyelenggarakan administrasi penutupan pertanggungan dan dapat mempermudah pengawasan interen (internalkontrol) oleh Kepala Kantor Cabang maupun oleh Kantor Pusat.
d. Membantu kegiatan tata usaha menyiapkan rencana anggaran pendapatan dan biaya Kantor Cabang.
e. Menyelesaikan analisa dan evaluasi proyek massal dan lain-lain sebagainya.
f. Menyusun laporan periodik/sewaktu-waktu kepada Kantor Pusat.
4. Divisi Keuangan, SDM dan Umum
Merupakan bidang non operasional yang tugasnya sebagai pendukung dari kegiatan-kegiatan bidang Pertanggungan dan bidang Klaim dan Subrogasi. Bidang Keuangan dan Akuntansi dikepalai oleh seorang Kepala Seksi yang tugas utamanya adalah melaksanakan kegiatan- kegiatan dibidang:
a. Keuangan
1. Membuat rencana anggaran
2. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah kepala cabang
3. Melaksanakan administrasi produksi, bonus, komisi, dan lain- lain.
b. Akuntansi
1. Melakukan pencatatan kas dan bank 2. Buat laporan keuangan
c. Personalia
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan (kesehatan,tunjangan, pendidikan, dan kegiatan lainnya)
d. Umum
Membuat pengadaan kelangsungan perusahaan dan melihat utuh untuk diperhatikan kebutuhan perusahaan dan memelihara kondisi fisik perusahaan.
5. Divisi Subrogasi
Dikepalai oleh Kepala Seksi yang tugas pokoknya adalah Menyelenggarakan administrasi piutang subrogasi atas klaim- klaim yang telah dibayarkan klaimnya serta melakukan penagihan-penagihan kepada bank-bank agar melimpahkan recovery atas setoran-setoran debitur yang menjadi bagian PT. Askrindo (Persero).
6. Divisi Klaim
Dikepalai oleh Kepala Seksi yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan penyelesaian atas tuntunan ganti rugi dari tertanggung dan menyelenggarakan pengawasan pertanggungan dan subrogasi.
Bagian ini bertugas untuk pengurusan klaim atas tuntunan kerugian seluruh jenis untuk polis yang diterbitkan oleh Kantor Cabang sendiri ataupun yang diterbitkan oleh Kantor Cabang lain. Melakukan survey, laporan,
pelaksanaan administrasi klaim, pelaporan korespondensi baik intern maupun ekstern dan mengajukan usulan-usulan serta melakukan survey dalam hal terjadi klaim yang cukup material, serta melakukan penyelesaiannya. Untuk melaksanakan tugas tersebut secara efektif dan efisien, maka bagian ini dapat menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kegiatan penyelesaian klaim, Kantor Cabang sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kantor Cabang/Pusat.
b. Menyelenggarakan analisa dan penilaian serta membuat konsep rekomendasi untuk mendapatkan persetujuan dari Kepala Kantor Cabang untuk penyelesaian atau pembayaran atau tuntunan ganti rugi yang dalam wewenang Kantor Cabang.
c. Menyelenggarakan/menyiapkan analisa dan penilaian serta membuat konsep rekomendasi untuk mendapatkan persetujuan Kantor Pusat atas tuntunan ganti rugi yang wewenang keputusannya berada diatas wewenang Kepala Kantor Cabang.
d. Menyelenggarakan administrasi penyelesaian klaim yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan penyelesaian klaim dan sekaligus dapat mempermudah pengawasan interen oleh Kepala Kantor Cabang maupun oleh Kantor Pusat.
2.4.3 Pelaksanaan Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan
Program Kemitraan di PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan adalah sebuah program perusahaan yang dilakukan secara terus menerus atau keberlanjutan setiap tahunnya. Program Kemitraan PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan dilakukan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Program Kemitraan yang dilakukan oleh PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan bergerak dibidang sosial yaitu membantu para masyarakat pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). (askrindo.co.id)
Pelaksanaan Program Kemitraan pada PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan dapat berjalan terus menerus dengan baik karena adanya komitmen manajemen. Komitmen manajemen tersebut diwujudkan dalam penyediaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang dimiliki yaitu para karyawan perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan Program Kemitraan, maupun sumber finansial dalam bentuk penyediaan anggaran untuk pelaksanaannya.(askrindo.co.id,2015)
a. Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan Program Kemitraan tidak dapat terlepas dari siapa yang menjalankannya Pelaksana kegiatan ini adalah karyawan dari semua bagian, tidak harus karyawan dari bagian pemasaran karena Program Kemitraan ini adalah program perusahaan.
b. Sumber Daya Finansial
Selain didukung oleh sumber daya manusia, Program Kemitraan PT.
Askrindo (Persero) Cabang Medan juga didukung oleh sumber daya finansial berupa penyediaan anggaran untuk melakukan Program Kemitraan. Dalam Undang-Undang Nomor 19 Pasal 88 ayat (1) UU BUMN menyatakan bahwa
“BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil dan koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.”
Pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan PKBL mengatur mulai dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaannya, yaitu 2% laba perusahaan harus disisihkan untuk PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). UU BUMN dimana telah disebutkan dalam Pasal 88 menginginkan bahwa “Program Corporate Social Responsibility yang dijalankan oleh BUMN berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).”
2.4.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan komitmen dari PT.
Askrindo untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Selain itu juga salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa
dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. (askrindo.co.id,2015)
2.4.4.1 Sasaran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Target
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan komitmen dari PT. Askrindo untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Selain itu juga salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
Target yang ingin dicapai oleh PT. Askrindo (Persero):
a. Anak - anak yang kurang mampu
b. Yatim Piatu dan Dhuafa
c. Korban bencana alam
d. Bangunan fisik
e. Program Kemitraan
f. Bina Lingkungan 2. Program Kerja :
a. Pemberian Bea Siswa kepada putra/i Karyawan Pegawai Dasar untuk murid sekolah dilingkungan Perusahaan termasuk diwilayah kerja perusahaan dan daerah pelosok.
b. Pemberian santunan dan sembako kepada kaum dhuafa, fakir miskin dan anak terlantar.
c. Pemberian makanan siap saji, pakaian, & obat-obatan serta kebutuhan material lain bagi korban bencana.
d. Pemberian pakaian, alat belajar & material lain yg dibutuhkan korban bencana (genteng, semen dsb).
e. Pemberian makanan dalam bulan Ramadhan berupa : Ta’jil untuk buka puasa, makanan dalam program Sahur on Road dan Mudik Bersama.
3. Tujuan :
a. Sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat sekitar termasuk karyawan.
b. Meningkatkan reputasi perusahaan dan penciptaan citra yang baik dimata stakeholder.
c. Untuk anak-anak usia sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi anak – anak putus sekolah.
d. Membantu meringankan penderitaan kaum dhuafa/ marginal sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan kejahatan.
e. Membantu meringankan beban korban bencana
f. Melakukan bina Lingkungan, untuk rehabilitasi lingkungan hidup.
(askrindo.co.id,2015)
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk memulai proses penelitian, dalam hal ini ada 3(tiga) bahan penelitian yaitu:
1. Roy Armen Siregar, 2002 yang menggunakan Variabel Dependen dan Indepeden dimana variabel-variable ini saling berpengaruh positif yang hasilnya dicari dengan menggunakan analisis regresi.
2. Kristy Agatha Br. Tobing, 2006 menggunakan 2 variabel dengan uji regresi yaitu variabel X (kredit) mempengaruhi variabel Y (Askrindo)
3. Maulana Agung, 2013, menguji antara variabel mitra binaan dan program kemitraan yang hasilnya saling bersinergi dan mendukung untuk kemajuan.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penelitian dan Judul Hasil
Roy Armen Siregar, 2002
Judul : Pengaruh Keberadaan PT.
Askrindo Cabang Medan Terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Propinsi Sumatera Utara
Dari analisis regresi diperoleh bahwa jumlah debitur PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan jumlah UKM di Medan.
Kristy Agatha Br. Tobing, 2006
Judul : Analisis Pengaruh Asuransi Terhadap Pengembangan Usaha Kecil/Menengah (Studi Kasus : PT.
Askrindo Cabang Medan)
PT. Askrindo Cabang Medan masih berperan dalam membantu pengusaha- pengusaha golongan ekonomi kecil/menengah walaupun pihak Bank Indonesia tidak mewajibkan bank-bank mengasuransikan ke PT. Askrindo.
Maulana Agung, 2013
Judul : Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibility dalam program kemitraan BUMN
Efektifitas Program kemitraan BUMN dalam perkembangan UKM mitra binaanya berjalan efektif. Hal ini dibuktikan dari pelaksanaan Program Kemitraan yang telah sesuai dengan prosedur Program Kemitraan yang berdampak positif pada perkembangan UKM Mitra Binaan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran-gambaran (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat- sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini biasanya dilakukan tanpa hipotesis yang telah dirumuskan secara ketat, adakalanya menggunakan hipotesis tetapi bukan untuk diuji secara statistika. (Singarimbun & Sofian, 1983:3)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kota Medan dengan memfokuskan pada pelaku UKM Kota Medan yang menjadi mitra PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan. Waktu penelitian ini dimulai dari Maret 2017 hingga dengan bulan Juli 2017.
3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisa seberapa besar pengaruh program kemitraan PT. Askrindo (Persero) cabang Medan terhadap pengembangan UKM di Kota Medan.
3.4 Defenisi Operasional
1. Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. UKM ini dinyatakan dalam satuan.
2. Usaha Mikro (UM) adalah Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Mikro Dinyatakan dalam satuan.
3. Program Kemitraan adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial BUMN berupa pemberian pinjaman modal dan pembinaan terhadap usaha kecil untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi tangguh dan mandiri. Dana untuk program kemitraan ini berasal dari Laba/ keuntungan suatu perusahaan BUMN yang kemudian akan disalurkan kepada masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan tersebut berupa modal usaha dalam bentuk Uang/Rupiah.
4. Pendapatan adalah segala penerimaan yang berbentuk materi dan diperoleh debitur UKM selama ia melakukan aktivitas kerja/usahanya.
5. Pengembangan adalah bertambahnya jumlah penjualan pelaku UKM penerima program kemitraan PT. Askrindo (Persero) cabang Medan.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UKM yang merupakan mitra binaan di PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan.
Sampel adalah sebagian/himpunan bagian dari unit populasi yang mewakili seluruh objek penelitian. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013 : 154)
Roscoe dalam Sugiyono (Metode Penelitian Pendidikan, 2004) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri- swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30).
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus unknown pupulations (Frendy, 2015:53) sebagai berikut :
Keterangan :
N = Ukuran Sampel
Z = Tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian pada (pada α = 5% atau derajat keyakinan ditentukan 95% maka Z= 1, 96.
µ = Margin Of Error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan 10%)
dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
= 96,4 → dibulatkan menjadi 96 responden
Dari rumus di atas, ukuran sampel sebanyak 96,4. Dalam hal ini penulis menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.
3.6 Jenis dan Sumber Data 3.6.1 Data Primer
Data primer menurut Arsyad (Riza, 2006) adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau menggunakannya. Data yang dikumpulkan, diolah dan digunakan sendiri oleh peneliti juga disebut data primer. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari metode kuisioner.
Menurut Arsyad (Riza, 2006) Kuisoner adalah pernyataan yang terperinci dan
lengkap mengenai keterangan - keterangan yang diperlukan dalam penelitian yang diisi oleh responden. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah data (identitas atau respoden) yang sedang menjadi mitra PT. Askrindo Cabang Medan.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dihasilkan melalui studi dari pihak lain untuk sasarannya sendiri (Donal R Cooper & C William, 1997) dalam Setiyadi (2004). Menurut Santoso an Tjiptono (2001), Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Dalam hal ini Peneliti akan mengumpulkan data dari PT. Askrindo (Persero) Cabang Medan dari tahun 2011- 2015.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berikut :
a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian, yang dilakukan dengan cara.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner.
c. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
d. Studi Kepustakaan
Teknik Studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untu mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh melalui buku-buku, internet, jurnal, tesis dan sebagainya.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Tabel Distribusi Frekuensi
Data yang dikumpulkan oleh peneliti biasanya masih berupa data mentah dan bercerai berai sehingga sulit untuk dideskripsikan. Data yang dikumpulkan perlu dikelompokkan dengan cara menyusunnya ke dalam kelas-kelas tertentu.
Daftar yang memuat data berkelompok disebut dengan distribusi frekuensi.
Distribusi Frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau dalam sebuah daftar (Sanusi, 2013: 116). Dengan kata lain distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat mudah dipahami atau dinilai.
3.8.2 Path Analysis
Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier ganda.Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang