• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA DHIVASARI NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati M.Eng.Sc.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "CITRA DHIVASARI NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati M.Eng.Sc."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Ir. Wirawan, DEA

Ir. Endang Widjiati M.Eng.Sc.

(2)

Latar Belakang

• Kondisi wilayah perairan Indonesia yang potensial

• Perlunya alutsista minim noise guna pengawasan potensi sumber daya bawah laut dan kedaulatan Indonesia

• Penghasil noise terbesar pada sebuah kapal yang bergerak adalah propeller noise

• Mempelajari karakter sinyal akustik yang timbul akibat kavitasi propeller.

• Mengidentifikasi sinyal akustik kavitasi propeller kapal menggunakan metode Neural Networks

Tujuan

(3)

Pengujian dilakukan di Cavitation Tunnel (CT) Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) BBPT.

• Propeller yang digunakan jenis 4 daun.

Metode identifikasi yang digunakan adalah Backpropagation Neural Networks dengan momentum.

• Software yang digunakan adalah MatLab.

Batasan Masalah

(4)

Teori Penunjang (1)

Propeller noise

Cavitation noise

Blade singing noise

Blade rate noise

Turbulance noise

Propeller Noise

Penguapan fluida akibat tekanan yang

terlalu rendah

Gelembung uap fluida pecah pada dinding

atau propeller

Getaran dan suara bising

Erosi dinding saluran atau propeller

Prinsip Kavitasi

(5)

Teori Penunjang (2)

Jenis Kavitasi Cavitation Tunnel (CT)

(6)

Teori Penunjang (3)

Suatu jaringan saraf tiruan ditentukan oleh :

1. Pola hubungan antar

neuron (arsitektur jaringan) 2. Metode menentukan bobot

neuron (algoritma training) 3. Fungsi aktivasi

Neural Networks

(7)

Teori Penunjang (4)

Algoritma Backpropagation Neural Networks

Jaringan diberi pola input sebagai pola latihan

Fase I : Pola tersebut diproses pada neuron input, hidden, dan output

Jaringan mengeluarkan tanggapan berupa output

Fase II : Bila output tidak sama dengan target maka output disebarkan mundur pada lapisan tersembunyi hingga

lapisan input

Fase III : Terjadi perubahan bobot

(8)

Metodologi

(9)

Pengambilan Data

Pengambilan data berdasarkan variasi tekanan, kecepatan air dan kecepatan putaran propeller.

Data diambil pada saat kondisi transisi hingga konstan pada kondisi tertentu.

(10)

Hasil Pengukuran

Hasil sinyal terekam pada saat pengukuran

Data visual kavitasi pada saat pengukuran

(11)

Fenomena Kavitasi (1)

(12)

Fenomena Kavitasi (2)

Tekanan 1 atm Tekanan 1 atm + (0,1-0,2) bar

Tekanan 1 atm + (0,4-0,5) bar Tekanan 1 atm + 0,8 bar

(13)

Data Audio yang Terpilih

Data yang dipilih berdasarkan panjang kavitasi dari hasil pengukuran. Sehingga dapat diasumsikan terdapat 3 jenis kavitasi yang akan diteliti, yaitu kavitasi saat awal muncul, kavitasi panjang, dan non-kavitasi.

(14)

Perancangan Jaringan

Fungsi Aktivasi : sigmoid bipolar Fungsi Pelatihan : backpropagation dengan momentum

(15)

Proses Training Jaringan

Pada proses training jaringan ini terjadi fase I, II, dan III.

Parameter yang dibutuhkan: jumlah maksimum epoch, target maksimum error, nilai learning rate (range 0 sampai 1), dan nilai momentum (range 0 sampai 1).

(16)

Hasil Training Jaringan

• Database Non-Kavitasi

(17)

Proses Pengujian Jaringan

• Pada proses pengujian ini yang terjadi hanya fase I saja.

• Bobot yang didapat pada proses pelatihan tadi digunakan pada proses pengujian ini. Sehingga hanya dilakukan simulasi jaringan dengan input baru berdasarkan database tiap kavitasi.

• Uji jaringan dilakukan terhadap 2 jenis data, yaitu:

a. training data set b. blind data set

(18)

Hasil Uji Jaringan (1)

• Database Kavitasi Awal

(19)

Hasil Uji Jaringan (2)

• Database Kavitasi Awal

(20)

Hasil Uji Jaringan (3)

• Database Kavitasi Panjang

(21)

Hasil Uji Jaringan (4)

• Database Non-Kavitasi

(22)

Hasil Uji Jaringan (5)

(23)

• Munculnya sinyal akustik akibat kavitasi propeller dalam CT adalah akibat perubahan kecepatan putaran propeller secara terus menerus sehingga meningkatkan amplitudo sinyal akustik.

• Hasil pengujian untuk database Sinyal Kavitasi Awal didapatkan hasil kecocokan sebesar 80%, database Sinyal Kavitasi Panjang didapatkan hasil kecocokan sebesar 20%, dan untuk database Sinyal Non-Kavitasi didapatkan hasil kecocokan sebesar 95%.

• Database Sinyal Non-Kavitasi lebih mampu mengidentifikasi keberadaan sinyal kavitasi dibandingkan database lain, karena pola sinyal non-kavitasi yang dilatih tidak tercampur dengan sinyal kavitasi lain

(24)

Saran

• Menggunakan perangkat yang lebih minim noise.

• Meningkatkan jenis kavitasi yang diidentifikasi agar karakteristik sinyal kavitasi lebih bervariasi lagi.

Menggunakan hydrophone array dan dipisahkan menggunakan Independent Component Analysis (ICA) agar karakteristik sinyal kavitasi dapat lebih spesifik.

Menggunakan metode klasifikasi lain ataupun jenis neural networks yang lain sebagai pembanding.

(25)
(26)

Daftar Pustaka

[1] Carlton, J. S. “Marine Propellers and Propulsion”, 2nded, Butterworth-Heinemann, Oxford, Ch 10, 2007.

[2] “Tahanan Porpulsi”, <URL: http://sug1.wordpress.com/2008/06/07/tahanan-porpulsi/>, Desember, 2011.

[3] “Cavitation Home Page at The University of Texas at Austin”, <URL:http://cavity.ce.utexas.edu/>, Desember, 2011.

[4] Widjiati, Endang. Yuniati. & Suwarni, Endah. “Pengujian Sinyal Akustik Noise yang Disebabkan olek Kavitasi Propeller di Terowongan Kavitasi”, UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika Surabaya, 2011.

[5] Brigham, E. Oran. “The Fast Fourier Transform and Its Applications ”, Prentice-Hall, Ch 8, 1988.

[6] Proalis, John G. & Manolakis, Dimitris G. “Digital Signal Processing: Principles, Algorithms, and Applications”, Prentice-Hall, Ch 6, 1996.

[7] Purnomo, Mauridhi Hery & Kurniawan, Agus. “Supervised Neural Networks dan Aplikasinya”, Graha Ilmu, 2006.

[8] Kusumadewi, Sri. “Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Matlab & Excel Link”, Graha Ilmu, 2004.

[9] Siang, Jong Jek. “Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab”, Andi, Bab 6, 2006.

[10] Ikhwan, M. “Klasifikasi Sinyal Bawah Air Menggunakan Transformasi Wavelet dan Jaringan Saraf Tiruan”, 2011.

[11] Kurnia, Ahmad. “Manajemen Penelitian: Regresi Linier”<URL:http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/regresi- linear.html>, Januari, 2012.

[12] Haykin, Simon. “Neural Networks: A Comprehensive Foundation”, 2nded, Prentice-Hall, Ch 1 dan 4, 1999.

[13] Fonseca, Jose Manuel & Correia, Luis. “A Real-Time Classifier for Identification of Acoustic Signatures”, Computazione Evolutiva, Anno 1, Vol.1, No.2, pp 5-13, 1996.

[14] Fonseca, J. &Correia, L. “Identification of Underwater Acoustic Noise”, Proceedings of OCEANS ‟94, Vol. 2, pp II/597-II/602, September, 1994.

(27)

Konversi

1 ATM = 101325 pascal 1 ATM = 1,01325 bar

v = 0,45738 * (hPa)^0,5

1 m/s = 1,9438 knots

(28)

Video Tiap Database

Sinyal Kavitasi Awal Sinyal Kavitasi Panjang

(29)

Video Tiap Database

Sinyal Non-Kavitasi

(30)

Perangkat

Keterangan : 1. Hydrophone 2. Microphone

3. Propeller dengan 4 daun 4. Soundcard

5. Komputer dengan software „Cubase‟

6. Camera recorder

(31)

Hasil Training Jaringan

• Database Kavitasi Awal

(32)

Hasil Training Jaringan

• Database Kavitasi Panjang

(33)

Hasil Uji Jaringan

• Database Kavitasi Panjang (plotting)

(34)

Hasil Uji Jaringan

• Database Non-Kavitasi (plotting)

(35)

Sigmoid Bipolar

• Fungsi yang memiliki range antara -1 sampai 1

(36)

Fast Fourier Transform

• Transformasi Fourier digunakan untuk mentransformasi sinyal dalam domain waktu menjadi sinyal dalam domain frekuensi. Ini dilakukan bila akan melakukan analisis frekuensi dari suatu sinyal.

dimana:

n = indeks dalam domain waktu = 0,1, ... , N-1 k = indeks dalam domain frekuensi = 0,1, ... , N-1 N = jumlah titik FFT

(37)

Hanning Window

Prinsip penggunaan windowing adalah dengan melewatkan sinyal yang mempunyai frekuensi sembarang pada fungsi window tertentu sehingga dapat mereduksi sinyal-sinyal yang tergolong bocor sebelum dilakukan proses selanjutnya.

(38)

Mean Squared Error (MSE)

• Cara mengukur kesalahan antara output dan target. Caranya adalah dengan merata-rata selisih kuadrat antara nilai onutput dan target

dimana:

n = jumlah sampel data s = target yang diinginkan se = output jaringan

(39)

Korelasi Koefisien

• Analisis terhadap ukuran hubungan linier antara suatu variabel x (target) dan variabel y (output) dan dilambangkan dengan r:

      

] ) y (

) y (

n ][

) x (

) x (

n [

y x

xy r n

2 2

2 2

dimana:

r = koefisien korelasi n = ukuran sampel x = nilai target y = nilai output

(40)

Dokumentasi

(41)

Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan membuat House of Quality didapatkan nilai bobot untuk setiap respon teknis (how). Masing‐ masing atribut dinilai berdasarkan bobot respon teknis (how) dan menghasilkan skor

Berdasarkan potensi terjadinya tanah longsor yang tersebar dibeberapa kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, dan menimbang daripada fungsi jalan sebagai objek utama

Dengan menggunakan perhitungan yang sama, maka biaya kerugian dengan menggunakan pengaturan awal dan pengaturan hasil optimasi untuk tiap-tiap CTQ kuat tarik dan ketahanan

• Pertumbuhan lebar daun cabai paling tinggi adalah pada variabel 7% tepung tulang dengan perbandingan A. • Apabila dilihat dari segi warna daun, pada variabel 7% tepung tulang

Media yang digunakan untuk penanaman Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii adalah limbah cair industri PT.. Pertumbuhan alga diarahkan pada kondisi lingkungan yang stres

Konsekuensi kegagalan diidentifikasi pada tiap bagian struktur pada bottom plate dengan resiko kegagalan adalah terjadinya kebocoran pada plat alas dan didapatkan hasil

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa metode yang terbaik untuk menghasilkan ekstrak minyak jeruk dari limbah kulit jeruk manis (Citrus auranticum)

40 Jumlah tenaga kerja dari masyarakat sekitar Meningkatkan kepedulian dan perhatian pada pendidikan M4 Frekuensi bantuan untuk pendidikan yang diberikan. SO1 Jenis, lingkup,