• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan. Bahaya adalah sesuatu yang bisa dianalisis tetapi tidak bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan. Bahaya adalah sesuatu yang bisa dianalisis tetapi tidak bisa"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tingkat Bahaya Bahan Kimia 1. Pengertian Bahan Berbahaya Bahaya adalah segala sesuatu baik aktivitas maupun keadaan yang berpotensi menyebabkan kerugian bagi manusia, harta, benda dan lingkungan. Bahaya adalah sesuatu yang bisa dianalisis tetapi tidak bisa diukur, bahaya tidak dapat diukur secara objektif namun dapat diukur secara subjektif atau perspektif dan bahaya dapat diidentifikasi dan yang bisa diukur adalah risikonya. Bahan berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 427 tahun 1996 adalah bahan kimia dan biologi baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, mutagenik, teragenik, korosif dan iritasi. Menurut Bakar (1998), faktor-faktor yang memepengaruhi bahan-bahan kimia dapat menimbulkan bahaya : a.. Derajat racun. b.. Sifat-sifat fisik dari bahan. c.. Standar operasional prosedur. d.. Sifat dasar. e.. Tempat/jalan masuk. commit to user 9.

(2) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 10. f.. Kerentanan individu dari pekerja.. 2. Bahan Kimia Berbahaya Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada suatu kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan, dan pembuangan). Berbahaya tidaknya suatu zat atau bahan kimia tergantung dari kriteria bahaya yang ditimbulkan. yaitu. keracunan,. sifat. reaktifnya,. mudah. tidaknya. menyebabkan kebakaran (Suma’mur, 2009). Menurut Boediono dkk (2003), secara umum bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokan menjadi : a.. Bahan kimia mudah meledak Adalah bahan kimia berupa padatan atau cairan, atau campurannya yang sebagai akibat suatu perubahan (reaksi kimia, gesekan, tekanan, panas, atau perubahan lainnya) menjadi bentuk gas yang berlangsung dalam proses yang relatif singkat disertai dengan tenaga perusakan yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta suara yang keras.. b.. Bahan kimia mudah terbakar Adalah bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi pada suatu kondisi tertentu, akan menghasilkan nyala api. Tingkat bahaya dari bahan-bahan kimia ditentukan oleh titik bakarnya, makin rendah titik bakar bahan tersebut semakin berbahaya. commit to user.

(3) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 11. c.. Bahan kimia beracun Merupakan bahan kimia dalam jumlah relatif sedikit, dapat mempengaruhi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian. Sifat racun dari bahan dapat berubah kronik atau akut dan sering tergantung pada jumlah bahan tersebut yang masuk ke dalam tubuh.. d.. Bahan kimia korosif Adalah bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan bahan-bahan kuat lainnya, yang sering mengakibatkan kerusakan logam-logam bejana atau penyimpan. Senyawa asam alkali dapat menyebabkan luka bakar pada tubuh, merusak mata, merangsang kulit dan sistem pernapasan.. e.. Bahan kimia oksidator Bahan kimia yang sangat reaktif untuk memberikan oksigen, yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran dengan bahan-bahan lainnya.. f.. Bahan kimia reaktif Adalah bahan kimia yang sangat mudah beraksi dengan bahan-bahan. lainnya,. disertai. dengan. pelepasan. panas. dan. menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau keracunan, atau korosi.. commit to user.

(4) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 12. g.. Bahan kimia radioaktif Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan sinar-sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, sinar gamma, sinar netron dan lain-lain, yang membahayakan tubuh manusia. Suatu bahan kimia dikatakan memiliki sifat berbahaya apabila. satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat di dalam bahan kimia tersebut yang selain mudah meledak, dapat pula menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan. 3. Bahan Kimia di Laboratorium Menurut. OSHA. (2002),. penggunaan. bahan. kimia. di. laboratorium biasanya jumlahnya sedikit tetapi amat banyak jenisnya. Pengaruh bahan kimia terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium dapat berupa kebakaran, peledakan, iritasi dan keracunan. Bahan toksik (trichloroethane, tetrachloromethane), jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar. Beberapa jenis bahan kimia yang terdapat di laboratorium kimia PKBS yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :. commit to user.

(5) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 13. Tabel 1 : Daftar Bahan Kimia di Laboratorium PKBS. No Bahan. Penjelasan. Potensi bahaya kesehatan. Kimia 1. AgNO3. Senyawa ini beracun Dapat. menyebabkan. luka. dan korosif. Simpanlah bakar dan kulit melepuh. Gas dalam botol berwarna atau. uapnya. juga. dan ruangan yang gelap menyebabkan hal yang sama. serta. jauhkan. dari. bahan-bahan. yang. mudah terbakar. 2. HCL. Senyawa ini beracun Dapat. menyebabkan. luka. dan korosif terutama bakar dan kulit melepuh. Gas dengan. kepekaan atau. tinggi. 3. H2S. Senyawa. uapnya. juga. menyebabkan hal yang sama. ini. mudah Menghirup bahan ini dapat. terbakar dan. menyebabkan. pingsan,. Beracun. gangguan pernafasan, bahkan kematian.. 4. H2SO4. Senyawa. ini. sangat Jangan menghirup uap asam. korosif. hidroskopis, sulfat. bersifat membakar bahan. organik. pekat. karena. dapat. menyebabkan kerusakan parudan paru, kontak dengan kulit. dapat merusak. dapat. jaringan tubuh.. dermatitis, sedangkan kontak dengan. menyebabkan mata. dapat. menyebabkan kebutaan. 5. NaOH. Senyawa. ini. sangat Dapat. korosif hidroskopis. merusak. jaringan. tubuh. Bersambung. commit to user.

(6) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 14. Sambungan 6. NH3. Senyawa ini. Hindarkan. kontak. dengan. mempunyai bau. kulit. Jangan menghirup gas. yang khas. ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian.. 7. HF 8. HCN. Gas atau uap maupun Dapat. menyebabkan. kulit,. larutannya beracun.. mata dan saluran pernafasan. Senyawa ini sangat. Hindarkan. beracun.. kulit. Jangan menghirup gas. kontak. dengan. ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian. 9. HNO3. Senyawa ini bersifat. Dapat. menyebabkan. korosif.. bakar.. Menghirup. luka uapnya. dapat menyebabkan kematian. Sumber : MSDS data sekunder 4. Klasifikasi dan derajat tingkat bahaya bahan kimia terhadap kesehatan menurut National Fire Protection Association (NFPA) : Tabel 2 : Tingkat Bahaya Bahan Kimia menurut NFPA Rangking Bahaya Kesehatan (Health) 4. Menyebabkan. kematian. (luka. parah). walau. telah. mendapat pengobatan 3. Menyebabkan luka serius walaupun telah mendapat pengobatan. 2. Menyebabkan luka dan membutuhkan pengobatan segera. 1. Menyebabkan iritasi bila tidak diobati.. 0. Tidak menimbulkan bahaya. Sumber : NFPA, 1991. commit to user.

(7) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 15. B. Dermatitis 1. Definisi Dermatitis Dermatitis. adalah. suatu. reaksi. peradangan. kulit. yang. karakteristik terhadap berbagai rangsangan endogen atau eksogen. Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan dengan kulit (Harahap, 2000). Sedang Dermatitis akibat kerja adalah penyakit kulit yang diperberat oleh paparan yang berhubungan dengan pekerjaan, yang berkembang karena hasil kontak dengan substansi tertentu (Taylor J, 2000). Faktor kimia merupakan penyebab terbesar terjadinya. dermatitis. akibat. kerja. dan. dibedakan. berdasarkan. pengaruhnya pada kulit, yaitu (Suma’mur, 2009) : a.. Iritan adalah bahan yang terdiri dari basa, sabun, pelarut, detergen, pengaruh anorganik atau organik, asam anorganik, klororin, peroksida, krom, arsenik, garam seng, kalsium, asam oksalat, asam format.. b.. Sensitizer terjadi pada orang yang rentan, reaksi alergi terjadi setelah kontak dengan bahan kimia, melalui mekanisme antigen-antibodi. Kebanyakan dari dermatitis kontak akibat kerja disebabkan oleh. kontak dengan bahan kimia, umumnya karena iritasi dan hanya sedikit saja oleh karena alergi. Bahan iritan adalah setiap bahan yang menyebabkan iritan pada kulit setiap orang, melalui kontak yang cukup commit to user.

(8) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 16. lama dan konsentrasi yang tinggi (Chowdhury, 2005). Dermatitis kontak iritan tidak ada respon yang berhubungan dengan sistem imun (kekebalan tubuh), namun disebabkan pekerjaan yang langsung kontak dengan bahan kimia terhadap kulit. Bahan kimia seperti asam kuat, basa kuat kuat, dan pelarut merupakan peringkat terbanyak penyebab iritasi pada manusia (Chowdhury, 2005). Faktor utama yang menentukan reaksi iritan adalah konsentrasi bahan dan lamanya kontak, jadi faktor individu tidak begitu penting, oleh karena hampir setiap orang memberi reaksi yang sama. Bahan iritan yang lemah atau sedang, seperti sabun dan detergen hanya menyebabkan iritasi pada beberapa orang saja (Kosasih A, 2005). 2. Mekanisme Kerusakan Kulit Untuk dapat menyebabkan dermatitis akibat kerja, bahan kimia pertama harus melewati permukaan kulit dan kemudian menimbulkan reaksi. yang memudahkan. lapisan. dibawahnya terkena.. Lapisan. permukaan kulit ini ketebalannya menyerupai kertas tissue, mempunyai ketahanan luar biasa untuk dapat ditembus sehingga disebut lapisan barrier. Lapisan barrier menahan air dan mengandung air kurang dari 10% untuk dapat berfungsi secara baik. Celah di antara lapisan barrier ada kelenjar minyak dan akar rambut yang terbuka dan merupakan tempat yang mudah untuk di tembus. (HSE UK, 2004). 3. Keluhan Dermatitis Kontak Oleh karena pekerja laboratorium banyak menggunakan bahan kimia, maka dermatitis kontak akibat kerja yang banyak terjadi adalah commit to user.

(9) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 17. dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis kontak iritan akan timbul keluhan gatal, tetapi tidak sehebat pada dermatitis alergi, rasa terbakar dan rasa digigit, terutama pada iritan yang sedang dan kuat. Dermatitis alergi sering terkena bagian dorsal atau lateral dari tangan dan jari-jari tangan, sedang telapak tangan dan kaki biasanya terbebas oleh karena terlindung stratum komeum yang tebal (Adam, 2000). 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Dermatitis Kontak a.. Kontak Bahan Kimia Bahan kimia merupakan penyebab utama dari penyakit kulit dan gangguan pekerjaan. Kontak dengan bahan kimia merupakan penyebab terbesar dermatitis kontak akibat kerja. Bahan kimia untuk dapat menyebabkan kelainan pada kulit ditentukan dari ukuran molekul, daya larut dan konsentrasi. Melalui kontak yang cukup lama dan konsentrasi yang tinggi, bahan kimia dapat menyebabkan kelainan kulit berupa dermatitis kontak iritan atau dermatitis kontak alergi (Suryani, 2011). Seorang pekerja dapat terkena bahan kimia. berbahaya. melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, pengendapan aerosol, dan perendaman, atau percikan. Besarnya bahaya tergantung oleh besaran kontak bahan kimia yang terjadi, sehingga mengakibatkan tingginya resiko besarnya pengaruh pada kesehatan manusia. commit to user. yang menentukan.

(10) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 18. Hal inilah yang disebut exposure respons relationship. Paparan ditentukan oleh banyak faktor termasuk lama kontak (durasi), frekuensi kontak, konsentrasi bahan dan lain-lain (Agius, 2006). b.. Lama Kontak dengan Bahan Kimia Lama. kontak. merupakan. jangka. waktu. pekerja. berkontak dengan bahan kimia dalam hitungan jam/hari. Lama kontak. antar. pekerja. berbeda-beda,. sesuai. dengan. proses. pekerjaannya. Lama kontak mempengaruhi kejadian dermatitis kontak akibat kerja. Lama kontak dengan bahan kimia akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja. Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi sehingga menimbulkan kelainan kulit (Lestari, 2008). Kontak kulit dengan bahan kimia yang bersifat iritan atau alergen secara terus menerus dengan durasi yang lama, akan menyebabkan kerentanan pada pekerja mulai dari tahap ringan sampai tahap berat (Hudyono, 2002). c.. Umur Pekerja muda sering terkena karena kurang berhati-hati dalam bekerja, dan kerapkali tidak mau memakai alat pelindung diri yang telah ditentukan. Sedang pekerja yang lebih tinggi umurnya lebih berhati-hati, namun karena kulit mengalami proses penuaan mulai umur 45 tahun, sehingga menjadi kering dan menjadi lebih commit to user.

(11) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 19. sensitif. terkena. kontak. bahan. kimia,. maka. resiko. untuk. mendapatkan kelainan dermatitis kontak akan semakin tinggi (Adam, 2000). d.. Masa Kerja Menurut Suma’mur (2009), semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Pekerja yang lebih lama terpajan dan kontak dengan bahan kimia menyebabkan kerusakan sel kulit bagian luar, semakin lama terpajan maka semakin merusak sel kulit hingga bagian dalam dan memudahkan untuk terjadinya penyakit dermatitis (Lestari, 2008).. e.. Penggunaan Alat Pelindung Diri Pemakaian. alat. pelindung. diri. yang. sesuai. akan. mengurangi jumlah atau konsentrasi kontak bahan kimia, sehingga dapat mengurangi insidensi dermatitis kontak. Alat pelindung diri yang digunakan di laboratorium kimia adalah pakaian laboratorium, kacamata, sarung tangan, sepatu boat, masker (SHARP, 1999). f.. Personal Hygiene Kebiasaan pekerja yang kurang baik untuk tidak segera mencuci setelah kontak dengan bahan kimia merupakan penyebab dermatitis kontak. Kebersihan pribadi seperti mencuci tangan setelah menyelesaikan setiap pekerjaan merupakan upaya preventif yang baik, namun tergantung pada fasilitas mencuci tangan yaitu commit to user.

(12) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 20. dengan air kran yang mengalir, kualitas saat mencuci tangan, pengetahuan tentang pentingnya kebiasaan mencuci tangan (OSHA, 2002). g.. Suhu dan Kelembaban Kelembaban udara dan suhu udara yang tidak stabil dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak. Bila kelembaban udara turun dan suhu lingkungan naik dapat menyebabkan kekeringan pada kulit sehingga memudahkan bahan kimia untuk mengiritasi kulit dan kulit menjadi lebih mudah terkena dermatitis (Suryani, 2011). Berdasarkan pada rekomendasi NIOSH (1999) tentang kriteria untuk nyaman, suhu udara di dalam ruangan yang dapat di terima adalah berkisar antara 20oC - 24oC untuk musim dingin dan 23oC - 28oC untuk musim panas dengan kelembaban 35oC - 65oC. Sebagai bahan pertimbangan, dimana Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai suhu yang lebih panas dan kelembaban yang lebih tinggi rekomendasi NIOSH (1999) perlu dikoreksi apabila diterapkan di daerah tropis. Maka berdasarkan penelitian untuk ruangan ber-AC dianjurkan suhu antara 24oC - 26oC atau perbedaan antara suhu di dalam dan di luar ruangan tidak lebih dari 5oC (NIOSH, 1999).. commit to user.

(13) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 21. C. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau Acute Respiratory Infection (ARI) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus atau rongga di sekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Depkes, 2009). Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi setiap bagian saluran pernapasan atau struktur yang berhubungan dengan pernapasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. 2. Klasifikasi Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) Menurut (Depkes RI, 2002) klasifikasi ISPA adalah a. ISPA ringan Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek, dan sesak. b. ISPA sedang ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 39oC dan bila bernapas mengeluarkan suara seperti mengorok.. commit to user.

(14) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 22. c. ISPA berat Gejala meliputi kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) : a. Karakteristik Individu 1). Umur ISPA diketahui dapat menyerang segala jenis umur, ISPA akan sangat berisiko pada bayi berumur kurang dari 1 tahun, kemudian risiko tersebut akan menurun pada kelempok umur 15 - 24 tahun. Setelah itu, risiko ISPA akan terus meningkat ketika berumur 24 tahun. Semakin tua umur seseorang maka risiko untuk terkena ISPA juga akan semakin meningkat (Halim, 2012).. 2). Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian laki-laki lebih berisiko menderita ISPA dibandingkan perempuan. Pada anak laki-laki dan perempuan, ketika berusia 15 - 24 tahun, mereka memiliki risiko menderita ISPA hampir sama. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan oksigen dimana anak laki-laki lebih membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Akan tetapi, risiko tersebut akan menjadi 2 kali lipat pada lakicommit to user.

(15) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 23. laki setelah berumur 25 tahun. Hal ini terkait dengan aktivitas di luar rumah, prilaku merokok, dan nikotin (Halim, 2012). 3). Masa Kerja Masa kerja analog dengan lamanya pekerja terpajan dengan agen pencemar. Durasi dan frekuensi pemajanan tunggal atau multipel akan menghasilkan efek pemajanan, baik akut maupun kronis. Hal ini berhubungan dengan berapa lama seseorang. mendapatkan. pemajanan. dan. seberapa. kerap. pemajanan mengenai subyek sehingga dampak yang ditimbulkan pun semakin bervariasi (Kusnoputranto dkk, 2000). 4). Jenis Pekerjaan Aktivitas pekerjaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan. pada. konsumsi. oksigen. yang. mempengaruhi. kecepatan aliran udara dalam sistem pernapasan sehingga berpengaruh pula pada perbedaan jumlah pajanan zat kimia yang diterima (Purnomo, 2007). b. Faktor Iklim Terjadinya. perubahan. iklim. akhir-akhir. ini. dapat. menyebabkan mikroorganisme, seperti bakteri dapat bermutasi dan menjadi semakin ganas serta mennyebabkan turunnya imunitas manusia. Sehingga, manusia akan mudah terserang penyakit, seperti ISPA (Purnomo, 2007).. commit to user.

(16) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 24. c. Faktor Perilaku 1). Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri adalah suatu alat yang memepunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan, tetapi fungi dari alat ini sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan pada waktu bekerja (Anizar, 2009).. 2). Kebiasaan Merokok Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok terkait dengan kandungan zat kimia yang terdapat di dalam asap rokok. Terdapat lebih dari 4000 jenis senyawa yang terdapat dalam asap rokok, banyak diantaranya yang terbukti beracun, menimbulkan kanker, dan menyebabkan mutasi (Kusnoputranto, 2000).. d. Faktor Lingkungan Pencemaran udara dapat diakibatkan oleh asap rokok, asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak, dan pengguanan obat anti nyamuk. Apabila sirkulasi udara tidak bagus akan mempengaruhi kualitas udara. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mekanime pertahanan paru-paru sehingga seseorang rentan untuk menderita ISPA (Punomo, 2007).. commit to user.

(17) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 25. D. Pengaruh Bahan Kimia terhadap ISPA Menurut Sjarifah dkk (2012), bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, salah satunya melalui inhalasi atau sistem pernapasan. Di sektor industri pajanan bahan kimia berbahaya yang paling sering terjadi (80%) adalah melalui sistem pernapasan. Sistem pernapasan merupakan jalan masuk yang paling efisien bagi absorpsi zat kimia yang berbahaya. Pada orang dewasa yang sehat, luas permukaan parunya sebesar 90 m2, akan menghisap kira-kira 8,5 m3 udara dalam 8 jam kerja/hari bila melakukan pekerjaan yang ringan atau tidak terlalu berat. Inhalasi adalah jalur pemaparan yang sangat penting terhadap zat kimia toksik, terutama di tempat kerja. Zat kimia yang memasuki paru dapat menimbulkan efek langsung pada sel-sel paru atau dapat terserap ke dalam sirkulasi sistemik (WHO, 2000). Cara zat kimia mempengaruhi sistem pernapasan dengan zat kimia yang diabsorbsi melalui jalur inhalasi memiliki sifat yang spesifik zat tersebut antara lain gas, uap dan aerosol. Gas dan uap dapat terhirup secara langsung ke dalam paru-paru. Saat kita menarik napas, partikel-partikel yang menyusun aerosol akan terkumpul di sepanjang saluran pernapasan. Tempat pengumpulan partikel itu akan mempengaruhi tingkat keparahan kerusakan jaringan, besar absorpsi toksikan ke dalam sirkulasi sistemik, dan mempengaruhi kemampuan paru untuk mengeluarkan partikel itu (WHO, 2000).. commit to user.

(18) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 26. E. Pengaruh Bahan Kimia terhadap Dermatitis Kulit Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat kimia, tetapi untungnya kulit merupakan barrier yang paling efektif terhadap berbagai jenis zat kimia. Apabila zat kimia menembus kulit toksitasnya tergantung pada derajat absorpsi yang berlangsung, semakin besar absorpsi zat tersebut semakin besar kemungkinan zat tersebut mengeluarkan efek toksiknya (Arief, 2000). Penyebab dermatitis akibat kerja dapat digolongkan sebagai berikut (Suma’mur, 2009) : 1.. Faktor Fisis, yaitu tekanan, tegangan, gesekan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari, sinar X, dan sinar elektromagnetis lainnya.. 2.. Bahan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan, yaitu daun, ranting, kayu, akar, umbi, bunga, getah, debu dan lainnya.. 3.. Makhluk hidup yaitu bakteri, virus, jamur, cacing, serangga, dan kutu dan sejenisnya serta hewan lain.. 4.. Zat atau bahan kimia, yaitu asam dan garam zat kimia anorganis, persenyawaan kimia organis hidrokarbon, oli, ter, zat pewarna dan lainnya. Dari semua penyebab itu faktor kimiawi adalah yang terpenting,. oleh karena zat dan bahan kimia banyak digunakan pada proses produksi dalam berbagai industri. Menurut Suma’mur (2009), ada dua mekanisme zat atau bahan kimia menimbulkan dermatitis yaitu :. commit to user.

(19) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 27. 1. Perangsangan primer (Primary irritant) Iritan primer mengadakan rangsangan kepada kulit, dengan jalur melarutkan lemak kulit, mengambil air dari lapisan kulit, mengoksidasi dan atau mereduksi susunan kimia kulit, sehingga keseimbangan kulit terganggu dan akibatnya timbul dermatitis. Zat atau bahan kimia akan menimbulkan dermatitis oleh efeknya yang langsung kepada kulit normal di tempat terjadinya kontak zat atau bahan kimia tersebut dengan kulit untuk kuantitas dan kadar zat atau bahan dimaksud cukup serta untuk waktu yang cukup lama pula. 2. Sentsitizer (pemeka) Sensitisasi oleh zat kimia pemeka biasanya disebabkan oleh zat kimia organis. Pemeka kulit adalah zat atau bahan kimia yang tidak menimbulkan perubahan pada kulit ketika berlangsungnya kontak pertama dengan kulit, tetapi menyebabkan efek khas di kulit tempat terjadinya kontak maupun pada tempat lain setelah selang waktu 5 atau 7 hari sejak kontak pertama.. commit to user.

(20) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 28. F. Kerangka Pemikiran BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM KIMIA PKBS KONTAK DENGAN TENAGA KERJA RESIKO KESEHATAN. ISPA. FAKTOR INTERNAL a. b. c. d. e. f.. Jenis kelamin Umur Masa kerja APD Perokok Jenis pekerjaan. Dermatitis Kulit. FAKTOR EKSTERNAL a. Pencemaran udara b. Perubahan iklim. FAKTOR EKSTERNAL a. Suhu b. Kelembaban. a. b. c. d. e.. FAKTOR INTERNAL Lama kontak Umur Masa kerja Kebersihan perorangan APD. Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Pengaruh Tingkat Bahaya Bahan Kimia Terhadap Dermatitis Kulit Dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).. commit to user.

(21) perpustakaan.uns.ac.id. digilib.uns.ac.id 29. G. HIPOTESIS Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan adalah : Ada Pengaruh Tingkat Bahaya Bahan Kimia terhadap Dermatitis Kulit dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Pekerja Laboratorium Kimia PKBS.. commit to user.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa evaluasi stabilitas kimia selama masa penyimpanan sediaan mikroemulsi kombinasi ekstrak daun mangkokan (Nothopanax

menyebabkan karyawannya menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang relatif lama dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efektif dan efisien. Kinerja

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN DITJEN CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.. Nomor & Periode Invoice

Objective Structured Clinical Examination memang menimbulkan kecemasan lebih tinggi pada mahasiswa kedokteran dibandingkan ujian lain, namun kecemasan saat OSCE akan berkurang

Kelebihan Pembayaran Pajak Daerah adalah kelebihan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau kelebihan pembayaran pajak yang timbul karena Surat

Dengan begitu, ketika mahasiswa akhir memiliki kemampuan kecerdasan emosi dalam menegelola emosi dan membina hubungan yang baik dengan orang lain, maka tingkat stres

Adanya tempat pembuangan samapah sementara (TPS). Hal ini dikarenakan tidak tersedia tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan, lokasi kantin berdekatan dengan TPS dan

• Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah inflamasi pada kulit, akibat respons terhadap pajanan bahan iritan, fisik, atau biologis yang kontak pada kulit, tanpa dimediasi