PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh:
Ahmad Fauzi Syahputra Yani NIM 408131028
Program Studi Pendidikan Kimia
2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, berkat rahmat dan hidayah-nya yang tak terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia . Skripsi disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dan tak lupa pula sholawat beserta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga dengan memeperbanyak sholawat kepada beliau kita tergolong umatnya yang mendapat syafaat di yaumil mahsyar kelak. Aamiin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang dihadapi baik dari segi materi maupun ilmu pengetahuan yang terbatas namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak serta ridho Allah SWT akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Staf Pegawai yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan kepada saya selama melakukan penelitian di SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada keluargaku tercinta, Ibunda Murni, S.Pd. Ayah Suyadi yang telah memberikan banyak pengorbanan selama penulis menjalani perkuliahan di UNIMED.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan Kimia FMIPA Unimed stambuk DIK 2008-A dan sahabat-sahabat penulis serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2013 Penulis
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Ahmad Fauzi Syahputra Yani (NIM. 408131028)
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Ruang Lingkup 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4.Rumusan Masalah 4
1.5.Tujuan Penelitian 5
1.6.Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1.Kerangka Teoritis 6
2.1.1. Belajar 6
2.1.2. Hasil Belajar 7
2.1.3. Aktivitas Belajar 8
2.1.4. Karakteristik Pembelajaran Kimia 8
2.1.5. Hakikat Model Pembelajaran 9
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif 11
2.1.7. Model pembelajaran Two Stay Two Stray 12
2.1.8. Pengertian Media 13
2.1.9. Media Berbasis Komputer 14
vii
2.1.11. Ikatan Kimia 16
2.2. Kerangka Konseptual 23
2.3. Hipotesis Penelitian 24
2.3.1. Hipotesis Verbal 24
2.3.2. Hipotesis Statistik 25
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 27
3.2.1. Populasi Penelitian 27
3.2.2. Sampel Penelitian 27
3.3.Variabel Penelitian 27
3.3.1. Variabel Bebas 27
3.3.2. Variabel Terikat 27
3.3.3. Variabel Kontrol 28
3.4. Rancangan Penelitian 28
3.4.1. Jenis Penelitian 28
3.4.2. Desain Penelitian 28
3.4.3. Prosedur Penelitian 29
3.5. Alat Pengumpul Data 31
3.5.1. Validitas Tes 31
3.5.2. Reliabilitas Tes 31
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal 32
3.5.4. Daya Pembeda 32
3.6.Teknik Analisis Data 33
3.6.1. Uji Normalitas 33
3.6.2. Uji Homogenitas 34
3.6.3. Uji Hipotesis 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Hasil Penelitian 36
4.1.1. Deskripsi Data 36
4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 37
4.2.1. Uji Normalitas 37
4.2.2. Uji Homogenitas 38
4.2.3. Pengujian Hipotesis 38
4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar 39
4.3. Hasil Penelitian 40
4.4. Pembahasan 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 43
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Konfigurasi elektron unsur gas mulia 16
Tabel 3.1. Rancangan penelitian 28
Tabel 4.1. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test 37
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Alur kunjungan siswa tamu pada model TSTS 13
Gambar 2.2. Struktur Lewis H2O 18
Gambar 2.3. Struktur Lewis Cl2 19
Gambar 2.4. Struktur Lewis O2 19
Gambar 2.5. Struktur Lewis N2 19
Gambar 2.6. Struktur Lewis NH3BF3 20
Gambar 3.1. Desain Penelitian 30
Gambar 4.1. Grafik nilai rata-rata 37
Gambar 4.2. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah
lama dilakukan, salah satunya adalah dengan mengadakan perombakan dan
pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan , mulai dari kurikulum 1968
sampai kurikulum 2004. Namun, pada kenyataannya, mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah.
Indikasi rendahnya pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian
dari mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kimia sebagai salah satu ilmu
Pengetahuan Alam yang mendorong perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Untuk
menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
Kimia. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia sudah mulai diberikan dari jenjang
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, mata pelajaran ini
diberikan kepada siswa/siswa jurusan ilmu alam.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting ternyata dianggap
susah dipelajari oleh sebagian besar siswa/siswi. Hal ini diperkuat oleh pengakuan
beberapa siswa yang mengatakan bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang
sulit. Mereka mengatakan bahwa jika sedang belajar kimia guru yang
menerangkan di depan kelas tidak diperhatikan oleh mereka. Mereka lebih baik
bercerita dengan teman semejanya. Hal itu mereka lakukan karena mereka tidak
mengerti yang diterangkan oleh gurunya.
Berangkat dari masalah tersebut calon peneliti beranggapan bahwa metode
mengajar yang dilakukan oleh guru belum tepat. Guru masih menggunakan
Dalam hal ini, metode yang digunakan hendaknya bukanlah metode
dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) tetapi berpusat
pada siswa (student centered). Karena jika pengetahuan hanya dipindahkan
dengan cara guru yang dengan gagahnya menjelaskan materi demi materi, yang
jadi tambah pintar malah guru tersebut. Siswa harus mengambil peran aktif dalam
memilih, mengelola informasi, mengkonstruk hipotesisnya, memutuskan dan
kemudian merefleksikan pengalamannya untuk menentukan bagaimana
pengetahuan itu dapat mereka transfer ke berbagai situasi yang lain (Amir, 2009).
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua hal yang amat penting adalah
metode mengajar dengan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media (Arsyad, 2002).
Beberapa jenis model pembelajaran yang berpusat pada siswa diantaranya:
pembelajaran kolaborasi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
masalah, dan model pembelajaran bermain peran (Harsono, 2002). Berkaca pada
jati diri bangsa yang memiliki jiwa gotong royong dalam kehidupan
bermasyarakat, model pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah
pembelajaran kooperatif. Selain itu, ada beberapa alasan penting mengapa sistem
pembelajaran kooperatif perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring
dengan proses globalisasi, juga transformasi sosial, ekonomi, dan demografis
yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan anak
didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam
dunia yang berubah dan berkembang pesat (Lie, 2002).
Model pembelajaran kooperatif beranjak dari dasar pemikiran "getting
better together", yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang
lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial
yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pada saat itu juga siswa yang
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor
3
Menurut Lie (2002) salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Two
Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Kagan (1992). Model ini, dalam
kegiatannya memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray yang selajutnya disebut model pembelajaran TSTSini juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran dan membangun keterampilan
sosial seperti mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui mengajar, sehingga interaksi siswa akan berkembang selama
proses pembelajaran. Alur proses belajar tidak harus selalu berasal dari guru
menuju siswa, tetapi siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang
lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman
sebaya akan lebih mudah dimengerti dan lebih efektif daripada pengajaran oleh
guru (Lie, 2002).
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk tugas
skripsinya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray memberi dampak yang positif terhadap hasil belajar kimia. Diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Vera Agustina (2011) dari Universitas Negeri
Medan, menyatakan bahwa model pembelajaran TSTS meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X pada pokok bahasan hidrokarbon dari nilai rata-rata 26,61 menjadi
77, 49. Penelitian yang dilakukan Leony Sanga Lamsari Purba menyatakan
bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada pokok
bahasan koloid dari rata-rata 37,80 meningkat menjadi 81,95. Penelitian yang
dilakukan oleh Darmawan (2011) dari Universitas Pendidikan Indonesia
menyatakan bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada
pokok bahasan kesetimbangan kimia dari rata-rata 34,73 menjadi 75,78.
Merujuk pada pentingnya dikembangkan interaksi siswa selama proses
pembelajaran dan keberhasilan model kooperatif dalam memfasilitasi
pengembangan interaksi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TwoStay Two Stray (TSTS)
Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia SMA
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
2. Siswa menganggap kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang susah
untuk dimengerti.
3. Guru masih menggunakan metode ceramah di mana pembelajaran masih
berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat pada pembelajaran.
4. Kimia merupakan mata pelajaran yang berisi konsep-konsep yang sulit
untuk dipahami.
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah, maka
penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA kelas X pada pokok bahasan
ikatan kimia.
2. Penilaian yang dilihat yaitu peningkatan hasil belajar siswa.
3. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Two Stay
Two Strayyang diintegrasikan dengan media berbasis komputer.
1.4.Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan
Media Berbasis Komputer Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa?
2. Apakah Aktivitas Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Diintegrasikan Dengan Media Berbasis
Komputer Lebih Tinggi Dibandingkan Aktivitas Belajar Siswa Yang
5
1.5.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray dengan media berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray diintegrasikan
dengan media berbasis komputer lebih tinggi dibandingkan aktivitas
belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis komputer?
.
1.6. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan
dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam melakukan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dalam rangka
meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMA Muhammadiyah 8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa data dan pembahasan dari hasil penelitian
diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran two stay
two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis
komputer.
2. Dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media
berbasis komputer sebesar 69 % dan peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan media berbasis komputer sebesar 51 %.
3. Skor aktivitas belajar siswa yang yang diajar menggunakan model
pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer lebih besar daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media berbasis komputer.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran kimia agar memilih metode yang paling sesuai
dengan konsep kimia agar dapat menunjang proses belajar mengajar yang
efektif dan efesien. Dan dalam mengajarkan materi ikatan kimia dapat
menggunakan model pembelajaran two stay two stray dengan media yang
cocok sehingga pembelajaran akan lebih efektif.
2. Bagi peneliti lanjut yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran ini agar lebih teliti lagi mempersiapkan segala sesuatunya
agar pada proses penelitian kendala-kendala yang dihadapi peneliti terdahulu
44
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, rajawali Pers, Jakarta.
Chang, Raymond, (2005), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga
Harsono, (2002), Student Centre Learning, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada.
Isjoni, (2010), Cooperative learning Efektifitas pembelajaran Kelompok, Bandung. Alfabeta
Jubandi, Ahmad (2010), Penerapan Problem Base Learning (PBL) Yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer pada Pembelajaran Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan
Lie, A (2002), Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Grasindo Jakarta.
Prawiradilaga, D.S., (2008), Prinsip Desain Penelitian, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sadiman, A.S., (2003), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Aade, (2011), http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Februari 2012).
Sanjaya, Alitadi, (2011), Model Pembelajaran Konvensional,
http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran konvensional.html (diakses 21 Februari 2012).
Sanjaya, Wina, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.
Saruari, (2007), Komputer Sevagai Media Pembelajaran,
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan.
Siregar, Nursawani, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan Pemberian Rangkuman Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redoks Di Kelas X Semester II SMAN 14 Medan 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad, (2008), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
(diakses 24 Februari 2012).
Tambunan, Mananti.M., dan Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.
Ulpah, M., (2007) Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran, http://