• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KELOMPOK A TK KUMARA WIYATA MANUKAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KELOMPOK A TK KUMARA WIYATA MANUKAYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

KELOMPOK A TK KUMARA WIYATA MANUKAYA Ni Luh Wayan Supadma Putri

1

, I Nyoman Wirya

2

, Putu Rahayu Ujianti

3

Jurusan Pendidikan Guru Penidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia

e-mail: supadmaputri@gmail.com , nyomanwirye@gamil.com, rahayuujianti@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan pada kelompok A semester II di TK Kumara Wiyata Manukaya Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah 13 pada anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2015/2016 di TK Kumara Wiyata. Data tentang perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok A dilanjutkan dengan menggunakan metode observasi dengan instrument berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok A dengan media kartu angka bergambar pada siklus I sebesar: 75% berada pada kriteria sedang dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 87,5% berada pada kriteria tinggi.

Peningkatan perkembangan kognitif berbantuan media kartu angka bergambar dari siklus I sampai siklus II sebesar 12,5%.

Kata-kata kunci: metode bermain, media kartu angka bergambar, perkembangan kognitif

Abstract

This research was aimed at investigating the improvement of children cognitive development in the introduction to numerical symbol in group A in the second semester in Kumara Wiyata Manukaya Kindergarten in the academic year of 2015/2016 after being treated with the implementation of picture-number-media-assisted playing method. This research was classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 13 children of group A in the second semester of 2015/2016 academic year in Kumara Wiyata Manukaya Kindergarten. The data of the children cognitive development on the introduction to numerical symbol in group A was obtained through observational method by using observation sheet instrument. The obtained data was analyzed by utilizing descriptive statistical analysis method and quantitative analysis method. The analysis result showed that there was improvement on the children cognitive development on the introduction to numerical symbol in group A by using picture number media in the first cycle as much as: 75% at the lower category and in the second cycle increased to 87.5% at the higher category. The improvement on the cognitive development by using picture number card media from the first cycle to the second cycle was 12.5%.

Keywords: playing method, picture number card media, cognitive development

(2)

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009 dinyatakan, fungsi pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah membina, menumbuhkan psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni secara optimal, sehingga terbina perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Allen (2010:29) menyatakan bahwa “perkembangan kognitif merupakan perluasan dari kemampuan mental atau intelektual anak, proses kognitif mencakup kegiatan mental adalah menemukan, memilah, mengelompokkan dan mengingat”.

Proses pembelajaran di TK selama ini masih didominasi oleh guru. Hal ini diperkuat oleh hasil yang dilakukan pada bulan Mei Tahun 2016 di TK Kumara Wiyata Manukaya, dimana diperoleh data tentang perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester II. Hasil dari observasi yang peneliti lakukan menemukan bahwa perkembangan kognitif anak masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari 13 anak yang terdapat dalam kelompok A sekitar 70% perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan masih kurang. Anak masih belum mampu mengurutkan lambang bilangan sampai 10, anak masih belum mampu memasangkan lambang bilangan dengan benar dan anak belum mampu mengenal lambang bilangan.

Identifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut dilakukan dengan mengadakan observasi pada anak kelompok A. hasil observasi menunjukkan bahwa penyebab terjadinya masalah karena kurangnya media yang dapat menarik perhatian anak, kurang kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan kurang efektifnya metode pembelajaran yang diterapkan. Proses pembelajaran perkembangan pada anak khususnya perkembangan kognitif pada anak terhambat jika hal ini dibiarkan.

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dan metode dalam pembelajaran masih belum maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diterapkan metode yang sesuai dengan perkembangan kognitif.

Metode ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas dengan menerapkan metode bermain dengan berbantuan media kartu angka bergambar.

Metode bermain dengan berbantuan media kartu angka bergambar dipilih karena metode bermain merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar bagi anak TK yang menyenangkan seperti bermain sambil belajar.

Media kartu angka bergambar dapat memberi kesan yang lebih mendalam pada daya ingat seseorang terutama anak-anak.

Dengan demikian guru harus mampu membuat media kartu angka bergambar yang menarik, sehingga melalui penerapan metode bermain dengan berbantuan media kartu angka bergambar akan mampu meningkatkan perkembangan kognitif anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Bermain Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Di TK Kumara Wiyata Manukaya”.

Upaya membantu peningkatan perkembangan kognitif khususnya dalam pengenalan lambang bilangan, memerlukan suatu media atau alat permainan sebagai sarana pendukung perkembangan kognitif media adalah segala sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar) (Rohani,1997). Media pembelajaran metode bermain adalah hal penting bagi seorang anak, karena permainan dapat memberikan kesempatan untuk melatih keterampilannya secara berulang-ulang dan dapat mengembangkan ide-ide sesuai dengan cara dan kemampuannya sendiri.

(3)

Kesempatan bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan anak yang kompleks. Metode bermain, menurut Montolalu (2008:4.34) menyatakan

“metode bermain dalam pembelajaran di TK adalah suatu teknik penyampaian informasi yang ditujukan pada anak melalui alat permainan/kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan pada anak”. Akhir Dockett dan fleer dalam Yuliani (2012:144) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang sangat khas dan sangat berbeda dari aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.

Tujuan metode bermain Menurut Montolalu. W (2008) “Kegiatan bermain bagi anak usia Taman Kanak-kanak adalah untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi dan sosial”.

Menurut Hildayani (2007:4.9) “manfaat bermain dalam perkembangan kognitif yaitu melalui bermain, anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar.

Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain”.

Kelebihan metode bermain menurut Ahmad (dalam kompasian, 2015) mengemukakan kelebihan dari metode bermain adalah sebagai berikut. (1) Sesuai denagn tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam mengembangkan semua aspek-aspek perkembangan, (2) dapat mendorong minat anak untuk belajar karena dengan bermain anak biasanya tidak menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu dan fokus utama mereka adalah lebih kepada bermain itu sendiri.Kekurangan metode bermain menurut Ahmad (dalam kompasian, 2015) mengemukakan kekurangan dari metode bermain adalah sebagai berikut. (1) Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang maka ada kemungkinan tujuan- tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab anak terlalu larut dalam proses bermain apalagi jika guru kurang

memperhatikan tahap-tahap metode ini (2) metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media merupakan syarat diterapkannya metode ini. Apabila guru tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

Adapun langkah-langkah metode bermain Menurut Montalalu (2008) Pelaksanaan metode bermain dapat dilaksanakan di sekolah dengan langkah kegiatan bermain seperti berikut: (1) kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain, dalam tahap ini guru mengkomunikasikan kepada anak tujuan kegiatan bermain ini, guru mengkomunikasikan batasan-batasan yang harus dipatuhi anak, guru menjelaskan kegiatan, (2) kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk digunakan, (3) kegiatan bermain, (4) penutup, kegiatan ini dilakukan agar mampu menarik perhatian dan membangkitkan minat anak dalam aspek-aspek penting dalam kegiatan yang dilakukan, menghubungkan pengalaman anak, memahami seberapa penghayatan anak dalam kegiatan, (5) evaluasi kegiatan bermain, evaluasi perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang kualitas keberhasilan dalam kegiatan bermain.

Media merupakan salah satu langkah mudah untuk menunjang proses mengajar siswa dikelas untuk memberikan rangsangan-rangsangan terhadap anak melalui media seperti media kartu angka bergambar. Menurut Kemmis, 1997 (dalam Parwati) Kartu angka bergambar adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang, bujur sangkar dan kotak yang berisi tanda atau lambang sebagai ganti bilangan dan gambar. Mayke 1995 (dalam Parwati) yang menyatakan bahwa “belajar dengan bermain kartu angka memberi kesempatan kepada anak, mengulang-ngulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya”.

Adapun tujuan dari media kartu angka bergambar Menurut Sudiman, dkk (1990:8) dalam Sanaky (2011:4) tujuan media kartu angka bergambar sebagai alat bantu

(4)

pembelajaran adalah sebagai berikut : a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas. b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Secara umum media mempunyai kegunaan menurut (Sadiman, 2008: 17) Manfaat media kartu angka bergambar sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkan motivasi belajar anak. 2) Akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami serta dapat menguasai tujuan pengajaran. 3) Metode pembelajaran bervariasi dan tidak membosankan dan pengajar tidak kehabisan tenaga. 4) Anak akan banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan penjelasan pengajar. Anak juga akan lebih aktif untuk mengamati, mendemonstrasikan dan mengeksplorasikan potensinya.

Cucu Eliyawati (2005: 74) menguraikan langkah-langkah dalam penggunaan media pembelajaran yaitu sebagai berikut: (1) Guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema.

(2) Guru menyiapkan dan membagikan kartu angka bergambar. (3) Guru menanyakan gambar-gambar tersebut. (4) Guru menunjukkan kartu angka bergambar.

(5) Anak mencoba bermain kartu angka yang sesuai dengan jumlah gambar. (6) Membiarkan anak mencoba untuk menghitungn kartu bergambar `dan mengurutkan bilangan 1-10. (7) Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda.

(8) Anak menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.

(9) Anak membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlanya. (10) Anak diminta untuk membaca kartu angka yang berada di atas kartu gambar. (11) Guru menunjukkan kartu gambar dan kartu angka yang lain dengan cara ditempel pada papan tulis. l) Guru menunjukkan angka tanpa gambar, kemudian anak diminta untuk menunjukkan angka tersebut lalu guru menempelkan pada papan tulis. Tugas anak adalah menyebutkan kartu yang sesuai dengan gambar yang ditunjukkan guru sebelumnya, anak mengungkapkan angka-angka yang

telah ditempelkan pada papan tulis, menyusun kartu angka dan kartu bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar sesuai dengan permintaan guru.

Menurut Cepi Riyana (2012), Keunggulan Penggunaan Kartu Angka bergambar : (1) Dapat merangsang anak lebih cepat mengenal angka. (2) Membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai konsep bilangan. (3) Merangsang kecerdasan dan ingatan anak.

(4) Mampu mengembangkan kemampuan kognitif. (5) Memiliki konsep berhitung dengan baik. (6) Anak akan mengembangkan segenap potensinya yang ada pada dirinya. (7) Anak akan belajar mengenal urutan bilangan dan pemahaman konsep angka dengan baik. (8) Anak akan lebih mudah memahami konsep penambahan dan pengurangan dengan baik dengan menggunakan gambar dan benda. Menurut Cepi Riyana (2012), Kekurangan Penggunaan Kartu Angka Bergambar : (1) Sulit menampilkan gerak dalam media gambar. (2) Biaya yang dikeluarkan akan banyak apabila ingin membuat gambar yang lebih bagus dan bervariasi. (3) Berbagai unit-unit pelajaran dalam media gambar harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan membosankan anak. (4) Jika tidak dirawat dengan baik, media gambar akan mudah rusak dan hilang. (5) Memerlukan kreatifitas dari guru yang tinggi untuk memberikan inovasi dari media gambar sehingga tidak membosankan anak.

Kognitif sering disinonimkan dengan intelektual karena prosesnya banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu masalah. Menurut Susanto (2011:47) “kognitif adalah suatu proses berpikir, dimana individu bisa menilai dan mempertimbangkan suatu peristiwa yang telah terjadi. Kognitif berhubungan dengan kecerdasan yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama di tujukan kepada ide-ide dan belajar”. Piaget (dalam Gunarti 2012:1.38; Patmonodewo, 2003:23) membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan perkembangan kognitif,

(5)

diantaranya tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2-7 tahun, tahap operational konkret (7-12 tahun), tahap operational formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai usia dewasa.

Tahap-tahap perkembangan kognitif anak menurut Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu berlangsung secara terus menerus dan mengikuti suatu tahapan perkembangan. Piaget melukiskan urutan perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yang berbeda secara kualitatif, yaitu:

(a) tahap sensorimotorik (lahir-2 tahun), (b) tahap praoprasional (2-7 tahun), (c) tahap operasi konkrit (7-11 tahun) dan (d) tahap operasi formal (11-16 tahun). Setiap tahapan tersebut urutannya tidak berubah- ubah, sehingga setiap anak akan melalui keempat tahapan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya. Meskipun urutan kemunculan itu tidak berubah-ubah, tidak menutup kemungkinan adanya percepatan untuk melewati tahap-tahap tersebut secara lebih awal di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya. Sehingga disetiap tahapan anak- anak akan mengalami perubahan fisik atau atua mental yang mampu merubah dirinya sendiri. Sehingga disetiap tahapan anak- anak hendaknya selalu diberikan asupan makanan yang mampu meningkatkan perkembang kognitifnya.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penentuan waktunya disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Kumara Wiyata Manukaya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kumara Wiyata Manukaya dalam kegiatan penerapan metode bermain dengan berbantuan media kartu angka bergambar. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya yang berjumlah 13 anak, yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Arikunto (2014:3), menyatakan, “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama”. Menurut Elliot (Sanjaya, 2013:25),"penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Dalam buku pengantar metodologi penelitian dikemukakan bahwa “metode observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis”, Nukancana (Agung, 2014:94).

Tabel 01. Instrumen penelitian perkembangan kognitif Anak TK dalam kegiatan pengenalan lambang bilangan

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Agung (2014:10) menyatakan Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan

dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Dalam penerapan metode analisis statistik deskripif, data yang diperoleh dari

No Variabel Indikator

1 Menyebutkan konsep bilangan 1. Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-10

2. Menunjuk lambang bilangan 1-10 2 Mencocokan bilangan dengan lambang

bilangan

3. Menghubungkan/memasang lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 4. Mengelompokkan lambang

bilangan

(6)

distribusi frekuensi, 2) menghitung angka rata-rata atau mean (M), 3) menghitung modus (Mo), 4) menghitung median (Me), 5) menyajikan ke dalam grafik polygon.

Agung (2014:76) menyatakan bahwa ”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang di lakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase

teliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”.

Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendah data perkembangan kognitif dalam kemampuan mengenal lambang bilangan yang di tentukan dengan menggunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Tabel 02. Pedoman PAP skala lima tentang perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan

Persentase Perkembangan Kognitif Kriteria Perkembangan Kognitif 90 −100

80 − 89 65 − 74 40 − 64 0 − 54

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Sumber (Agung, 2014:145) Penelitian ini dilaksanakan pada

kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya dengan jumlah anak 13 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dari tanggal 28 april sampai 18 mei 2016, yang terdiri dari 14 kali untuk pelaksanaan tindakan 2 kali untuk penilaian kegiatan. Data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung rata-rata (Mean), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan PAP skala lima. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada kegiatan anak dalam pengenalan lambang bilangan untuk meningkatkan perkembangan kogniif dengan menggunakan 4 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni (*) Belum berkembang, (**) Mulai berkembang, (***) Berkembang sesuai harapan, (****) Berkembang sangat baik.

Gambar 01. Grafik polygon data hasil belajar kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya dalam meningkatkan perkembangan kognitif siklus I.

Berdasarkan grafik polygon diatas ternyata MO<Me<M (11<12<12), menunjukkan kurve juling positif.

Menentukan tingkat perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok A, dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen

(7)

Patokan (PAP) Skala Lima. Nilai M% = 75,00%, bila dikonversikan ke dalam PAP Skala V pada tabel 3.5 tingkat penguasaan berada pada rentangan (65 − 74) termasuk dalam kriteria sedang.

Siklus II dilaksanakan tanggal 23 mei sampai 6 juni 2016, yang terdiri dari 12 kali pertemuan 2 kali untuk penilaian kegiatan dan 10 kali untuk pertemuan tindakan. Data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung rata-rata (Mean), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan PAP skala lima. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada kegiatan anak dalam pengenalan lambang bilangan untuk meningkatkan perkembangan kogniif dengan menggunakan 4 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi kegiatan dan 10 kali untuk pertemuan tindakan. Data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung rata-rata (Mean), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan PAP skala lima. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada kegiatan anak dalam pengenalan lambang bilangan untuk meningkatkan perkembangan kogniif dengan menggunakan 4 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni (*) Belum berkembang, (**) Mulai berkembang, (***) Berkembang sesuai harapan, (****) Berkembang sangat baik.

Berdasarkan grafik polygon ternyata MO>Me>M (16>15>14), menunjukkan kurve juling negative. Menentukan tingkat perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok A, dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria

Lima. Nilai M% = 87,50%, bila dikonversikan ke dalam PAP Skala V pada tabel 3.5 tingkat penguasaan berada pada rentangan (80 − 89) termasuk dalam kriteria tinggi.

Gambar 02 Grafik polygon data hasil belajar kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya dalam meningkatkan perkembangan kognitif siklus II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan kognitif merupakan suatu proses berpikir, dimana individu bisa menilai dan mempertimbangkan suatu peristiwa yang telah terjadi (Nurani dalam Daniati, 2011:47). Kognitif berhubungan dengan kecerdasan yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama di tujukan kepada ide-ide dan belajar. Peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dapat dilakukan dengan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Hasil penelitian yang dilkukan memberikan gambaran bahwa metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dapat meningkatkan perkembangan kogntif anak dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya.

Menurut Montolalu. W (2008)

“Metode bermain dalam pendidikan anak usia dini merupakan usaha untuk

(8)

serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, peranan dan diskusi”.

Metode bermain sangat membantu anak dalam mengenal lambang bilangan karena dengan metode bermain anak tidak akan merasa jenuh dan bosan katika mengikuti kegiatan. Dalam penelitian ini mengenal lambang bilangan termasuk kedalam kemampuan dasar kognitif.

Kemampuan dasar kognitif anak yang berada pada fase praoprasional oleh perkembangan fungsi kemampuan berfikir secara simbolik. Pada fase praoprasional ini anak sudah mampu mengenal lambang bilangan. Kemampuan mengenal lambang bilangan dapat dilakukan dengan menggunakan media kartu angka bergambar. Kartu angka bergambar dalam penelitian ini yaitu berupa gambar bintang dengan menggunakan lambang bilangan. Media kartu angka bergambar dapat membantu memudahkan dan menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar mampu meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan.

Penerapan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dibandingkan tanpa menggunakan media kartu angka bergambar. hal ini dapat dilihat pada siklus I kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan sudah mulai berkembang. Namun ada beberapa hal yang menjadi kendala yaitu beberapa anak belum memahai sepenuhnya media dan metode yang diterapkan oleh guru, dan beberapa anak belum dapat terfokus dengan kegiatan yang diberikan. Kendala- kendala yang ditemukan pada siklus I dilakukan evaluasi kembali pada siklus II, selama tindakan siklus II anak-anak sudah mampu mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Saat kegiatan pembelajaran anak menjadi lebih aktif sehingga dapat terlaksana dengan baik. Maka penelitian ini sesuai dengan penelitian Lestari (2014)

“Peningkatan Kemampua Mengenal Lambang Bilangan Melalui Penggunaan Media Kartu Angka Dan Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok A2 Tk Masyithoh Ngasem Sewon Bantul Yogyakarta”, kemampuan mengenal lambang bilangan mampu ditingkatkan dengan menggunakan media kartu angka bergambar.

Hasil observasi tersebut sesuai dengan data penelitian yang menunjukkan bahwa perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan pada siklus I sebesar 75% yang berada pada kategori sedang, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 87,5% yang menunjukkan hasil belajar anak berada pada kriteria tinggi. Perkembangan kognitif anak dalam siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 12,5%.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penerapan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A semester II tahun pelejaran 2015/2016 di TK Kumara Wiyata Manukaya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Haryani (2014) menunjukkan terjadi peningkatan perkembangan kognitif melalui Penerapan Metode Bermain Dengan Media Playdough Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Dan Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini”.

Hal diatas sesuai dengan teori yang diterapkan oleh Sujiono (2007:7.7) bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar. Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan bisa memunculkan gagasan-gagasan untuk dapat melakukan tentang cara-cara memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam aspek perkembangan anak, yaitu aspek perkembangn kognitif dalam mengenal lambang bilangan. Metode bermain juga dapat membuat anak lebih mudah mengingat lambang bilangan, karena saat kegiatan menggunakan metode bermain anak sangat antusias dan mampu

(9)

saat kegiatan berlangsung.

Selain metode bermain, media kartu angka bergambar juga mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan anak dalam kegiatan mengenal lambang bilangan. Media kartu angka bergambar sangat cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena anak akan lebih tertarik dengan gambar dibandingkan hanya dengan tulisan. Menurut (Sadiman, 2008: 17) manfaat media kartu angka bergambar sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1) Menumbuhkan motivasi belajar anak. 2) Akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami serta dapat menguasai tujuan pengajaran. 3) Metode pembelajaran bervariasi dan tidak membosankan dan pengajar tidak kehabisan tenaga. 4) Anak akan banyakmelakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan penjelasan pengajar. Anak juga akan lebih aktif untuk mengamati, mendemonstrasikan dan mengeksplorasikan potensinya. Media kartu angka bergambar juga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini peneliti juga menemukan bahwa anak termotivasi dari hasil observasi yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran di kelompok A.

Hal ini juga terlihat dari terciptanya suatu kondisi belajar yang menyenangkan dan keadaan ruang belajar yang kondusif.

Anak-anak terlihat senang dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peningkatan perkembangan anak dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A yang awalnya sedang meningkat menjad i tinggi. Hal ini dapat dilihat setelah diterapkan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain dapat

anak dalam mengenal lambang bilangan di TK Kumara Wiyata Manukaya pada kelompok A semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dengan rata-rata persentase hasil belajar perkembangan kognitif anak dari siklus I sebesar 75% yang dikonversikan kedalam sekala PAP berada pada rentangan 65-79 yang berarti bahwa perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan berada pada kategori sedang. Penelitian ini dilanjutkan ke siklus II sebesar 87,5% yang berada pada kategori tinggi yang dikonversikan kedalam sekala PAP berada pada rentangan 80-89 yang berarti bahwa perkembangan kognitif anak dalam mengenla lambang bilangan berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar perkembangan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 12,5%.

Berdasarkan simpulan di atas dapat diajukan saran-rasan sebagai berikut.

Bagi guru TK disarankan lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran dan kegiatan yang akan diterapkan pada anak, khususnya untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Selain itu, guru diharapkan agar menggunakan media inovatif agar dapat menarik minat anak untuk fokus dalam mengikuti setiap kegiatan.Bagi kepala sekolah agar melakukan pembinaan serta memberikan informasi secara intensif kepada guru mengenai metode pembelajaran, sehingga kemampuan professional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar anak dapat meningkat sesuai dengan target yang diharapkan. Bagi peneliti lain,disarankan untuk melanjutkan penelitian ini dan hal-hal yang belum tercapai seperti faktor motorik halus yaitu menulis pada anak masih ada beberapa yang belum mampu, sehingga berpengaruh pada penyelesaian tugas ini.

DAFTARPUSTAKA

Agung. A. A. Gede. 2014. “Penelitian Tindakan Kelas (Teori Dan

(10)

Singaraja: Undiksha

Arikunto, 2014.Manajemen Penelitian.

Jakart :RinekaCipta

Allen, K. Eileen, dkk. 1999. Profil Perkembangan Anak. Jakarta:

PT Indeks.

Cahyani K. 2015. Penerapan Metode Demontrasi Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Dalam Pengenalan Sains Pada Kelompok B2 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Di TK Dharma Kumara Patemon.

Singaraja: Undiksha

Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

DepDikNas

Elliot. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Gunarti, Winda, dkk. 2012. Metode

Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Tangarang Selatan:

Universitas Terbuka.

Haryanti C. 2014. Penerapan Metode Bermain Dengan Media

Playdough Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Dan Lambang Bilanga Pada Anak Usia Dini. Bengkulu:

Universitas Bengkulu

Perkembangan Anak. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Montolalu, dkk. 2010. Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta:

Universitas Terbuka Sanaky,2011.Media

Pembelajaran.Yogyakarta :Kaukeba.

Sudiman dkk, 1990. Media Pendidikan dalam Sanaky 2011, Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukeba.

Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia

Dini. Jakarta:Kencana Predana

media Group

Gambar

Gambar  02  Grafik  polygon  data  hasil  belajar  kelompok  A  TK  Kumara  Wiyata  Manukaya  dalam  meningkatkan  perkembangan  kognitif  siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (71%) responden menyatakan setuju bahwa mereka mereka tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain

Dengan demikian ketika seorang wanita harus melakukan multi peran dalam hidupnya konsekuensi yang harus ditanggung adalah terjadinya konflik yang disebut sebagai konflik

Sintesis prioritas diperoleh dari metode eigen vektor atau perkalian prioritas lokal dengan prioritas kriteria bersangkutan pada level yang lebih tinggi dan

Pembahasan: Dari hasil penelitian ini terlihat terdapat hubungan protektif antara konsumsi kopi dengan angka kejadian diabetes tipe 2 baik dari frekuensi minum

Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2010, p65) basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain secara logis yang digunakan secara bersama-sama dan

B Std. Nilai konstanta kinerja pegawai sebesar 1,521 menunjukkan bahwa semakin meningkat kinerja pegawai dalam suatu instansi/organisasi baik dari pengaruh pengawasan,

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan data-data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Melalui penerapan model Problem Based

Dari hasil pengujian karakteristik sifat Marshall nilai VFB untuk campuran crumb rubber 7% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan campuran aspal normal,