MEKANIKA BAHAN
(TKS 1304)
GATI ANNISA HAYU
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
TEGANGAN DAN REGANGAN
Tegangan dan Regangan Normal Tegangan dan Regangan Geser
Tegangan dan Regangan Normal
DEFINISI TEGANGAN
Dijelaskan secara sederhana dengan:
BALOK PRISMATIS dan GAYA AKSIAL
DEFINISI TEGANGAN
GAYA AKSIAL Gaya yang bekerja sejajar dengan sumbu batang Gaya Aksial Tekan dan Gaya Aksial Tarik
P berupa gaya tekan
sehingga 𝝈 bernilai (-) P berupa gaya tarik sehingga 𝝈 bernilai (+)
P (-) P (+)
DEFINISI TEGANGAN
SIMBOL TEGANGAN
Dinyatakan dalam Sigma (σ)
Nama lain adalah STRESS
DEFINISI TEGANGAN
σ = 𝑃
𝐴
Besarnya gaya pada setiap satuan luas.
atau
Gaya dalam yang bekerjapada suatu luasan kecil tak berhingga dari suatu
potongan
DEFINISI TEGANGAN
Lalu apakah yang disebut dengan:
TEGANGAN NORMAL ?
Tegangan yang mempunyai arah tegak lurus dengan penampang.
Tegangan ini dapat berupa
TEGANGAN TEKAN dan TEGANGAN TARIK
DEFINISI TEGANGAN
𝝈 = 𝑃 𝐴
Menunjukkan tegangan rata-rata pada suatu batang prismatis dan terjadi apabila gaya aksial jatuh pada titik berat penampang.
Asumsi seluruh tegangan ini terbagi rata diseluruh penampang
Bila P tidak bekerja di titik berat maka akan muncul lenturan.
SATUAN TEGANGAN
𝝈 = 𝑃 𝐴
Gaya Luasan
Satuan yang biasa digunakan:
Psi : pound per square inch Ksi : kip per square inch Satuan Internasional (SI) :
𝑁 𝑚2
𝑁 𝑚𝑚2
Pa (Pascal)
MPa (Mega Pascal)
1 Mpa = 10 kg/cm2 1 Mpa = 106 Pa
DEFINISI TEGANGAN
CONTOH 1 :
Solusi :
Suatu pondasi dibebani muatan P = 32 Ton, adapun luas permukaan pondasi adalah 80 x 80 cm2.
Berapa tegangan yang terjadi pada permukan pondasi?
𝝈 = −𝑃
𝐴 = −32000
6400 = -5 kg/cm2
CONTOH 2 :
Sebatang besi beton dengan garis tengah 2 cm digantungi muatan P = 4,4 ton, seperti gambar. Berapa tegangan yang terjadi pada besi beton tersebut dalam satuan Mpa ?
Solusi :
P = 4,4 ton
d besi beton = 2 cm A besi beton = 1
4.𝝿.22= 3,14 cm2 𝝈 = 𝑃
𝐴 = 4400
3,14 = 1400 kg/cm2 = 150 MPa
CONTOH 3 :
Solusi :
Suatu balok diletakkan diatas pondasi pasangan dan dibebani muatan P = 12 ton. Ukuran penampang permukaan pondasi adalah 20x20 cm2 dan 10x10 cm2. Berapa tegangan yang terjadi pada pondasi?
𝑉𝑎 = 𝑃𝑥𝑏
𝐿 =12000𝑥8
12 = 8 ton 𝑉𝑏 = 𝑃𝑥𝑎
𝐿 =12000𝑥4
12 = 4 ton Maka tegangan yang terjadi : 𝝈𝑎 = − 8000
20 𝑥 20 = -20 kg/cm2 𝝈𝑏 = − 4000
10 𝑥 10 = -40 kg/cm2
CONTOH 4 :
Solusi :
Suatu papan loncat terdiri dari sebuah papan yang diikat dengan baut pada perletakan A dan terletak pada tumpuan B. Berapa tegangan yang terjadi pada perletakan A maupun B? Jika garis tengah baut 1 cm dan bila penampang permukaan pondasi 10 x 10 cm2 dan P 200 kg.
Ʃ𝑀𝑎 = 0
200 𝑥 6 − 𝑉𝑏 𝑥 2 = 0 𝑉𝑏 = 1200
2 = 600 kg (kearah atas) Va = 400 kg (kearah bawah) Maka tegangan yang terjadi : 𝝈𝑎 = 1400
4.𝝿.12 = 509,2 kg/cm2 (tegangan tarik) 𝝈𝑏 = − 600
10 𝑥 10 = -6 kg/cm2 (tegangan tekan)
DEFINISI REGANGAN
Istilah lain regangan adalah MULUR
Bila ada kondisi seperti dibawah ini, apa yang akan terjadi ?
DEFINISI REGANGAN
REGANGAN Jika batang diberi gaya tarik maka batang akan mengalami Regangan Tarik
P berupa gaya tekan
sehingga 𝜺 bernilai (-) P berupa gaya tarik sehingga 𝜺 bernilai (+)
P (-) P (+)
Jika batang diberi gaya tekan maka batang akan mengalami Regangan Tekan
DEFINISI REGANGAN
SIMBOL REGANGAN
Dinyatakan dalam Epsilon (𝜺)
Nama lain adalah STRAIN
DEFINISI TEGANGAN
Lalu apakah yang disebut dengan:
REGANGAN ?
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝜺) = 𝑑 𝐿
Perbandingan antara perpanjangan batang / mulur (d) dengan panjang
mula-mula (L)
BESARAN MEKANIS BAHAN
Untuk mendesain struktur
Mengenali perilaku mekanis bahan
Pengujian di laboraturium Mengukur deformasi
BESARAN MEKANIS BAHAN UJI TARIK
Mengukur deformasi
Mesin untuk Uji Tarik
BESARAN MEKANIS BAHAN UJI TARIK
Mengukur deformasi
Pengujian Tarik Baja
BESARAN MEKANIS BAHAN UJI TEKAN
Mengukur deformasi
Mesin untuk Uji Tekan
BESARAN MEKANIS BAHAN
UJI TARIK
UJI TEKAN
Memiliki standar pengujian baik dari sisi mesin/alat yang digunakan, material yang digunakan, dsb.
ASTM
(American Society for Testing and Material)
1. ASTM A 615 Reinforcement for Concrete.pdf 2. ASTM_C_143 Slump test Concrete.pdf
3. ASTM_C_150 Portalnd Cement.pdf
4. ASTM_C_172 Sampling Mixed Concrete.pdf 5. ASTM_C_31 Curing Concrete.pdf
6. ASTM_C_33 Concete agregate.pdf
7. ASTM_C_39 Cylindrical Concrete Compressive test.pdf 8. ASTM_C_494 Chemical Acmixture Concrete.pdf
9. ASTM_C_94 Ready Mix Concrete.pdf
10. ASTM_D_1143 Foundation Test statice axial compression load.pdf 11. ASTM_D_1452 Soil Sampling by Auger.pdf
12. ASTM_D_1586 SPT Standard Penetration Test.pdf 13. ASTM_D_1587 Sampling soil by thin walled tube.pdf 14. ASTM_D_3441 Mechanical Corn Penetration Test.pdf 15. ASTM_D_3689 Test Foundation Vertical force.pdf 16. ASTM_D_3966 Test Foundation Holizontal force.pdf 17. SNI 2827-2008 (Sondir).pdf
BESARAN MEKANIS BAHAN
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2013/05/download-astm- dan-sni-untuk-perencanaan.html
SUMBER:
BESARAN MEKANIS BAHAN
UJI TARIK UJI TEKAN
Apakah tujuan dari pengujian material ?
Untuk mengetahui sifat / perilaku dari material
Bagaimana cara mengetahuinya ?
Dengan diagram Tegangan dan Regangan (σ-𝜺)
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
UJI TEGANGAN Tegangan nominal dihitung berdasarkan luas mula-mula
Tegangan sebenarnya dihitung berdasarkan luasan setelah pengetesan
Regangan nominal dihitung panjang terukur mula-mula
Regangan sebenarnya dihitung berdasarkan panjang terukur setelah pengetesan
UJI REGANGAN
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
Apa itu DIAGRAM TEGANGAN – REGANGAN?
Diagram antara Tegangan (Sumbu Vertikal) dan Regangan (Sumbu Horizontal) yang berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu bahan material.
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
BAJA STRUKTURAL
Diagram tegangan – regangan (terskala)
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
BAJA STRUKTURAL
Tegangan luluh dengan metode offset
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
BAJA STRUKTURAL
Diagram tegangan – regangan (tidak terskala)
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
BETON
Diagram tegangan – regangan
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
BETON
Diagram tegangan – regangan
DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN
Diagram tegangan – regangan
ELASTISITAS, PLASTISITAS, DAN RANGKAK
ELASTISITAS Saat diberi beban tarik atau tekan, tegangan dan regangan bergerak dari O hingga A.
Saat beban dihilangkan, maka bahan akan
mengikuti kurva yang sama dan akan kembali ke titik asal O.
Elastis Sifat bahan yang dapat kembali ke dimensi semula saat beban dihilangkan.
ELASTISITAS, PLASTISITAS, DAN RANGKAK
ELASTISITAS Saat diberi beban tarik atau tekan hingga titik B, lalu beban dihilangkan maka bahan akan
mengikuti kurva BC.
Saat titik C, benar-benar sudah tidak ada beban yang diberikan. Namun tetap terjadi regangan sisa atau regangan residual OC. Sehingga batang lebih panjang.
Dari O hingga B, regangan CD diperoleh secara elastis, dan OC sudah bersifat permanen.
Elastis sebagian Sifat bahan yang sebagian bahannya dapat kembali ke dimensi semula saat beban dihilangkan.
ELASTISITAS, PLASTISITAS, DAN RANGKAK
PLASTISITAS
Pemberian beban hingga regangan yang terjadi tela melampaui regangan elastisnya dan
mencapai regangan plastisnya.
PlastisSifat bahan yang telah mencapai regangan inelastis / tidak dapat kembali ke dimensi semula saat beban dihilangkan.
Titik C menjadi titik pusat yang baru setelah plastisitas terjadi.
ELASTISITAS, PLASTISITAS, DAN RANGKAK
RANGKAK
Dalam diagram tegangan – regangan sebelumnya tidak memperhitungkan waktu dan diberi beban secara statik.
Dalam interval waktu tertentu dengan beban tetap, bahan akan mengalami regangan
tambahan yang disebut sebagai RANGKAK.
Sehingga, meski bebannya tetap maka bahan material mengalami perpanjangan.
ELASTISITAS, PLASTISITAS, DAN RANGKAK
RELAKSASI
Merupakan manifestasi dari rangkak.
Misalkan kawat dengan 2 tumpuan konstan.
Selama selang waktu to kawat memiliki tegangan tarik So. Setelah to, terjadi penurunan secara
gradual hingga mencapai titik konstan pada kawat tersebut meskipun tumpuannya tidak bergeras.
ELASTISITAS LINIER, HK HOOKE, DAN RASIO POISSON
RELAKSASI
• Tempat terjadinya elastis linier.
• Tegangan dan Regangan dalam keadaan proporsional / linier.
• Penting dalam desain, agar struktur tidak mengalami deformasi permanen akibat luluh
ELASTISITAS LINIER, HK HOOKE, DAN RASIO POISSON
Hubungan linier Tegangan dan Regangan, dinyatakan dalam HK. HOOKE:
𝝈= 𝜺 x E
Disebut Modulus Elastisitas atau Modulus Young
Modulus Elastisitas (E) :
• konstanta proporsionalitas antara tegangan dan regangan dalam rentang daerah linier
• Kemiringan kurva tegangan-dan regangan pada daerah elastis linier.
ELASTISITAS LINIER, HK HOOKE, DAN RASIO POISSON
HK. HOOKE:
• Satuan Moduls Elastisitas sama dengan satuan Tegangan (karena regangan tidak bersatuan)
• HK. Hooke hanya mengacu pada perpanjangan LONGITUDINAL SAJA.
𝝈= 𝜺 x E
ELASTISITAS LINIER, HK HOOKE, DAN RASIO POISSON
RASIO POISSON:
Bila suatu batang diberi gaya aksial tarik, maka perpanjangannya akan disertai dengan kontraksi lateral (kontraksi tegak lurus arah beban)
REGANGAN AKSIAL
REGANGAN LATERAL REGANGAN
Deformasi tegak lurus arah gaya (deformasi lateral) dapat berupa penyusutan atau pemuaian.
ELASTISITAS LINIER, HK HOOKE, DAN RASIO POISSON
CONTOH 5 :
Solusi :
Kawat ditarik oleh gaya P = 2 ton. Diameter kawat = 1 cm. Panjang kawat 4 m. Modulus elastisitas = 2x10^6 kg/cm2. Berapa Mulurnya?
𝑑 = 𝑁 . 𝐿 𝐴 . 𝐸
= 12000 . 400
4.𝝿.12.2𝑥106
= 0,5 cm
CONTOH 6:
Pengujian batang alumunium (d = 50 mm) dan diberi tegangan. Pada suatu waktu
tertentu, dengan gaya terpakai P = 100 kN batang memuai sepanjang 0,219 mm untuk panjang ukur 300 mm dan diameternya
menyusut sebesar 0,01215 mm. Hitunglah 𝝂 dan E !
CONTOH 6:
Solusi : 𝜺 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙 = 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 = - 0,001215
5 = - 0,000243
𝜺 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑘𝑎𝑛𝑔
𝐿 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0,0219
30 = 0,00073
𝝂 = −0,000243
0,00073 = 0,333
𝐸 = 𝑃 . 𝐿
𝐴 .𝑑 = 1 10000 . 30
4.𝝿.52. 0,0219 = 69,7 x 10^4 N/cm2
TERIMA KASIH
Good Luck !