INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Muhlas Cahyono
0713010132/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
Muhlas Cahyono 0713010132/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 24 Februari 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji :
Ketua
Drs.Ec.R.Sjarief Hidayat,Msi Dra.Ec.Endah Susilowati,Msi
Sekretaris
Drs.Ec.R.Sjarief Hidayat,Msi Anggota
Dra.Ec.Erna.S,MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
yang selalu memberikan nikmat yang begitu besar dan sempurna, yang meridhoi
Islam sebagai agama kita dan mengutus Nabi terkasih Muhammad SAW.
Keseluruh umat manusia. Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
selalu kepada beliau, juga seluruh keluarga, dan sahabatnya.
Hamparan rasa syukur selalu diberikan kepada Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ”
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan,
saran, dukungan, dan petunjuk dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi, selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidayat, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penelitian
ini.
5. Bapak Drs. Munari, MM, selaku Dosen Wali yang telah memberikan
pengarahan.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Keluargaku, terutama ayah dan ibu, serta kakak dan seluruh keluarga yang
telah memberikan doa, moril dan materil sehingga Skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Sahabat ku mei rina dewi ariani dan hermawan yang ikut membantu dan
mensupport terselesainya skripsi ini.
9. Teman-teman terbaik ku, di kampus, terutama aulia, lilis suryani, lilis
sulistiowati, izie, tina, enita,vita, alvie, dimas, ferdy, yustiadi, ekky, dan
masih banyak lagi, yang telah memberikan do’a dan semangat kepada
kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.
Penyusun sangat menyadari bahwa laporan skripsi ini masih sangat jauh
dari sempurna dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan
pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar skripsi ini
menjadi sempurna.
Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat menjadi bermanfaat bagi
semua dan juga dapat menjadi masukan dan bandingan bagi teman-teman
mahasiswa dan akademis.
Surabaya, 18 Februari 2012
Oleh : Muhlas Cahyono
Abstr aksi
Dalam manajemen keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah mengenai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Modal menjadi salah satu elemen penting dalam perusahaan karena modal sangatlah diperlukan. Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena naik turunnya struktur modal ditandai dengan besarnya total hutang dibandingkan modal sendiri. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu ukuran perusahaan,profitabilitas dan struktur kepemilikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang go publik di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah 40 yang go publik di BEI Food and Beverages sampai sekarang sebanyak 40 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 10 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca konsolidasi dan laporan laba rugi. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yang meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan secara simultan digunakan uji F, sedangkan secara parsial digunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, struktur kepemilikan mempunyai pengaruh signikan negatif terhadap struktur modal.
vi
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Perumusan masalah ...8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 10
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Pengertian Modal ...14
2.2.2. Pengertian Struktur Modal …...15
2.2.3. Teori Struktur Modal ...17
2.2.3.1. The Modigliani-Miller Model ...19
2.2.3.2. The Trade off Model ...20
vii
2.2.4.3. Struktur Kepemilikan... 31
2.2.3.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal... 32
2.2.3.5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal... 33
2.2.3.6. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal...34
2.2.3.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal... 36
2.3. Kerangka Pikir ... 38
2.4. Hipotesis Penelitian. ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 40
3.1.1. Variabel Terikat... 40
3.1.2. Variabel Bebas... 40
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 42
3.2.1. Populasi... 42
3.2.2. Sampel... .42
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 44
3.3.1. Jenis Data... 44
3.3.2. Sumber Data ... 44
viii
3.4.3. Uji Asumsi Klasik... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian...54
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)...54
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia...56
4.1.3. Tujuan Penggabungan...57
4.1.4. Manfaat Penggabungan...57
4.1.5. Gambaran Umum Perusahaan Sampel...58
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian...72
4.2.1. Struktur Modal...72
4.2.2. Ukuran Perusahaan...74
4.2.3. Tingkat Pertumbuhan...74
4.2.4. Profitabilitas...76
4.2.5. Struktur Kepemilikan...78
4.3 Uji Kualitas...80
4.3.1. Uji Outlier...80
4.4. Uji Normalitas...81
4.5. Uji Asumsi Klasik...82
4.5.1. Autokorelasi... ...82
4.5.2. Multikolinieritas...83
ix
4.8. Uji Hipotesis dengan Uji t...91
4.9 Pembahasan... 93
4.9.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal...93
4.9.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal...93
4.9.3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal...94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...95
5.2. Saran...96
DAFTAR PUSTAKA
x
Tabel 1.1. Persentase Struktur Modal ...6
Tabel 2.1. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang ...12
Tabel 4.3. Data Struktur Modal ...73
Tabel 4.4. Data Ukuran Perusahaan ...75
Tabel 4.5. Data Profitabilitas ...77
Tabel 4.6. Data Struktur Kepemilikan ...79
Tabel 4.7. Uji Normalitas ...81
Tabel 4.8. Uji Autokorelasi ...82
Tabel 4.9. Uji Multikolinieritas ...83
Tabel 4.10.Uji Heteroskedastitas ...85
Tabel 4.11. Nilai Estimasi Koefisien Regresi ...86
Tabel 4.12. Uji Kecocokan Model ( Uji F ) ...89
Tabel 4.13. Nilai R dan R square ...90
xi
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran ...39
1.1.
Latar Belaka ngPada umumnya dalam menjalankan suatu perusahaan, setiap
perusahaan membutuhkan dana. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan
dana suatu perusahaan dapat disediakan dari sumber intern perusahaan ,
yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan
, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang ditahan di dalam
perusahaan ( retained earnings ).
Di samping sumber intern , dalam memenuhi kebutuhan dana suatu
perusahaan dapat pula menyediakan dari sumber ekstern , yaitu sumber
dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik. Dana
diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Dana yang
diterima oleh perusahaan untuk kepentingan produksi barang dan jasa,
membeli bahan - bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan,
menerbitkan piutang dagang, mengadakan persediaan kas dan membeli
surat berharga yang disebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan
transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Keputusan pendanaan berhubungan dengan persoalan dimana
kebutuhan dana untuk keperluan investasi tersebut di penuhi, berasal dari
Pendanaan ( financing ) , manajer keuangan pun harus mencari
alternative – alternative sumber dana untuk kemudian dianalisa , dan dari
hasil analisa tersebut diambil keputusan alternatif sumber dana atau
kombinasi sumber dana mana yang akan dipilih (Riyanto,1995:5-6). Di
dalam sebuah perusahaan masalah struktur modal menjadi masalah yang
sangat penting, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan
mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansial perusahaan.
Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik,
dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban
yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan.
Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan
dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah
struktur modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi,
dimana disusun dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah
struktur modalnya (Riyanto,1995:296).
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Food and Beverages
yang go public di BEI (Bursa Efek Indonesia), karena terdapat suatu
permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan Food and Beverages
yang go public di BEI.
Permasalahan tersebut adalah tingginya tingkat hutang
suatu perusahaan disebabkan perusahaan cenderung lebih memilih
menggunakan modal sendiri untuk pemenuhan kebutuhan dana.
Hal ini mencerminkan bahwa ketergantungan para perusahaan
Food and Beverages di Indonesia yang go public di BEI terhadap pihak
luar sangatlah besar. Jika keadaan ini bertahan dan tidak segera dibenahi,
maka akan membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Dengan adanya tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan,
maka juga akan menyebabkan tingginya struktur modal, sehingga akan
berakibat pada turunnya nilai perusahaan di mata para investor.
Paling tidak, diharapkan perusahaan dapat menetapkan suatu target
struktur modal yang optimal yang menunjukkan seberapa tingkat hutang
yang tepat bagi perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-fakor
struktur modal tersebut. Masalah struktur modal merupakan masalah yang
sangat penting bagi setiap perusahaan karena naik turunnya struktur modal
ditandai dengan besarnya hutang dibandingkan dengan besarnya modal
yang dimiliki.
Beragam alternatif sumber dana yang tersedia, yang masing -
masing memiliki ciri khas tertentu baik menyangkut beban maupun resiko
serta persyaratan lain yang diminta para pemodal. Suatu perusahaan yang
besar dimana sahamnya tersebar luas, setiap perluasan modal saham hanya
tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan.
Sebaliknya perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar
di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan ( Riyanto Bambang 2001
; 229 ).
Brigham dan Gapenski ( 1999 ) menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan
dana dari sumber eksternal yang besar. Peningkatan utang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. Size yang besar memudahkan perusahaan
dalam masalah pendanaan.
Perusahaan umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang
tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal. Kemudahan ini bisa
ditangkap sebagai informasi yang baik. Size yang besar dan tumbuh bisa
merefleksikan tingkat profit di masa mendatang. Struktur modal
perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan adanya hubungan
positif antara ukuran perusahaan (firm size) dengan debt ratio. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan penentuan struktur modal
pada suatu perusahaan.
Menurut Weston dan Brigham (1997 : 174) menyatakan bahwa
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan,
pengendalian, sikap manajemen, sikap kreditur, pajak, profitabilitas,
kondisi pasar dan kondisi internal perusahaan.
Sedangkan menurut Riyanto (1995 : 297), faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari earning,
susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang
dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu
perusahaan.
Dari beberapa pendapat dan peneliti tersebut diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat beberapa pengaruh dalam struktur modal
yang berkenaan dengan masalah pendanaan. Dimana faktor-faktor tersebut
antara lain tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar
resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar
modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan.
Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap
perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan
mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu
perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana
mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat
3. PT. Siantar Top 2007
Data diatas dapat diketahui bahwa adanya ketidakstabilan struktur
modal pada perusahaan Food and Beverages yang go publik di Bursa Efek
Indonesia. Pada perusahaan PT. Mayora Indah, Tbk, Aset (ROA) Lebih
besar dan struktur modal nya ( DER ) juga mengalami kenaikan meskipun
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atau penurunan, Sedangkan pada
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Aset yang dimiliki semakin
tahun semakin naik, tetapi struktur modal nya mengalami kenaikan dan
penurunan. Dari data di atas dapat diketahui bahwa perusahaan yang
memiliki aset besar belum tentu mendapat struktur modalnya besar,
sedangkan perusahaan kecil juga belum tentu struktur modalnya juga
paling kecil.
Dari beberapa faktor tersebut peneliti mencoba untuk memilih hal
yang mempengaruhi kebijakan penentuan struktur modal. Faktor-faktor
yang akan diangkat dalam penelitian ini dalam rangka meneliti pengaruh
perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan. Berdasarkan hal
tersebut dalam struktur modal suatu perusahaan, maka akan di buktikan
apakah ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam pencapaian suatu perusahaan.
Atas dasar tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi atau mengetahui pengaruh antara ukuran perusahaan dan
profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Permasalahan dalam penelitian ini sangat menarik peneliti untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul :
“ Beber apa Faktor Yang Ber pengar uh ter hadap Str uk tur Modal pada
Per usahaan Food and Beverages yang go publik di Bur sa Efek
Indonesia “
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah :
“ Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages
yang go public di Bursa Efek Indonesia? ”
1.3. Tujuan Penelitian
“ Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur
kepemilikan terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages
yang go publik di Bursa Efek Indonesia. “
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Memberikan wawasan dan informasi tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam struktur modal perusahaan sehingga dapat dijadikan
dasar bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan selanjutnya dan
sebagai masukan bagi manajer keuangan perusahaan dalam rangka
mengambil suatu kebijakan yang berkaitan dengan pendanaan yang dapat
mempengaruhi sruktur modal perusahaan.
2. Bagi investor
Dapat membantu untuk memberikan informasi sehingga sebelum
menanamkan modal dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini dengan
harapan dapat memberikan pilihan terbaik jenis investasi yang akan
3. Bagi peneliti lain
Memberikan wawasan dan gambaran sebagai referensi bagi peneliti
lain yang ingin melakukan pengembangan penelitian dalam bidang yang
sama di masa yang akan datang.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dan mempunyai
hubungan dengan struktur modal adalah :
a. Penelitian Mozes Tomasila ( 2009 ) dengan judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara
simultan faktor-faktor struktur modal yang terdiri dari ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan struktur
kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur
b. Penelitian Titik Indrawati dan Suhendro ( 2006 ) dengan judul
“Determinasi Capital Structure pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta periode 2000-2004”. Hasil penelitian mengacu pada
penelitian Saidi (2004) yang memperbandingkan lima variabel bebas
dengan metode Multiple Regression, yaitu ukuran perusahaan (In total
aset), pertumbuhan perusahaan (total sales), profitabilitas yang diukur
dengan dua variabel yaitu (variabel net operating income dan variabel
return on asset), dan strktur bebas dengan capital structure perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan data tahun 2000-2004.
c. Penelitian Siti Sundari dan Rida Perwita Sari dengan judul
“Pengaruh Return on Asset dan Net Profit Margin terhadap praktik
perataan laba pada perusahaan automotif yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia”. Hasil penelitian menggambarkan kondisi dan
perkembangan perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak internal maupun
eksternal. Di lain pihak pemegang saham, kreditor dan pemerintah
sebagai pihak yang menanamkan modal, memberikan pinjaman pada
perusahaan serta memiliki kepentingan dalam kaitannya untuk
memperoleh dana pembangunan. Penelitian ini merupakan perumusan
permasalahan apakah Return On Asset dan Net Profit Margin
Tabel 2
Per beda an Antar a Penelitian Ter dahulu dengan Penelitian Sekar ang
NAMA J UDUL VARIABEL RESPONDEN
1. Mozes Tomasila
(2009)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
struktur modal pada
perusahaan
manufaktur di Bursa
Efek Indonesia
X1=Ukuran
Perusahaan
X2=Pertumbuhan
Perusahaan
X3=Profitabilitas
X4=Struktur
Kepemilikan
Y=Struktur Modal
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
2. Titik Indrawati
Efek Jakarta periode
2000 samapi 2004
praktik perataan laba
4. Muhlas
Modal adalah Faktor utama yang menunjang untuk memajukan dan
mengembangkan perusahaan, serta meningkatkan hasil produksi.
Kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan dapat dipenuhi dengan
menambahkan modal sendiri atau dengan modal asing dan dapat juga
kombinasi antara kedua sumber tersebut. Dari sumber manapun modal
tersebut diperoleh harus dipertimbangkan pula biaya yang akan timbul
harta yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya.
Menurut beberapa pakar ekonomi pengertian modal adalah sebagai berikut
a. Menurut Munawir (1997 : 19) pengertian modal diartikan sebagai hak
atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos
modal atau modal saham, surplus dan laba yang ditahan. Atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang-hutangnya.
b. Riyanto (2001 : 19) modal yang tercatat di sebelah debet disebut
modal konkret dan di sisi kredit adalah modal abstrak atau dapat
digambarkan sebagai modal aktif yang terletak di sisi debet neraca,
yang menggambarkan bentuk – bentuk dimana seluruh dana yang
diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan modal pasif di kredit.
Dari beberapa pengertian modal diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa modal adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya beli,
atau kekuasaaan memakai atau menggunakan, berada di neraca sebelah
kredit dan diinvestasikan dalam barang-barang modal yang berada di
neraca sebelah debet serta digunakan untuk menghasilkan kekayaan
selanjutnya.
2.2.2. Str uktur Modal yang optimal
Semakin berkembangnya perusahaan akan semakin besar dana
yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Apabila sumber dana intern
selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan,baik dari
hutang (Debt Financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru
(External Equity Financing). Struktur modal dapat diukur berdasarkan
pada pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Menurut Riyanto (1995 : 22) struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Sedangkan Struktur Finansiil,
mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai ,
dengan demikian struktur finansiil tercemin pada keseluruhan pasiva
dalam neraca.
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalu keputusan investasi dan
kebijakan diividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya
perusahaan mengganti sebagian modal sendiri
Dengan utang ( atau sebaliknya ) apakah harga saham akn berubah,
apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya,
Suad Husnan (1996:299).
Dan menurut Sartono (2001 : 225) struktur modal adalah
merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat
permanen, hutang jangka panjang, saham saham preferen, dan saham
hutang dengan modal sendiri. Dengan kata lain, struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan
dimana mencerminkan perimbangan hutang jangka menengah dengan
modal sendiri.
2.2.3 Teor i Str uktur Modal
Berbicara tentang struktur modal, pertama dikemukakan oleh
Weston dan Copeland (1999:19), mengartikan struktur modal atau
kapitulasi keuangan adalah pembiayaan permanent yang terdiri dari hutang
jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur
modal juga diartikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri Bambang Riyanto,
(1990:216).
Dalam neraca perusahaan yang terdiri dari sisi aktiva yang
mencerminkan struktur kekayaan dan sisi pasiva sebagai struktur
keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh baik secara
internal perusahaan maupun secara eksternal.
Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba
ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara
eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang (debt financing)
dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang dapat
diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui
penerbitan saham baru. Menurut Mayangsari (2001), keputusan pendanaan
berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan.
Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan
depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang
berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian
dalam perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit
merupakan hutang bagi perusahaan atau disebut dengan metode
pembelanjaan dengan hutang. Dana yang didapat dari para pemilik
merupakan modal sendiri. Proporsi antara penggunaan modal sendiri dan
hutang dalam memenuhi kebutuhan lain perusahaan disebut dengan
struktur modal perusahaan.
Struktur modal optimal adalah gabungan dari hutang dan ekuitas
(1997:19). Sedangkan Husnan (2000:299) menyatakan bahwa semua
struktur modal adalah baik, tetapi kalau mengubah struktur modal ternyata
nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang
terbaik. Menurut Bambang Riyanto (1990:226), dengan mendasarkan pada
konsep biaya modal, maka struktur modal yang optimum adalah struktur
modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata
(average cost of capital).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur
modal yang optimal adalah memaksimumkan kemakmuran para pemilik,
pemegang untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham
perusahaan dan sekaligus juga meminimumkan biaya modal rata-ratanya.
Tujuan perusahaan dalam menentukan struktur modal yang
optimal meminimumkan biaya modal rata-rata yang pada akhirnya untuk
memperoleh dan meningkatkan penghasilan para pemegang saham.
Meskipun demikian, setiap teori struktur modal memiliki kelebihan dan
kekurangan yang menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Teori
mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti.
Berikut ini akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut :
2.2.3.1 The Modigliani-Miller Model
Teori mengenai struktur modal modern bermula pada 1958, ketika
dua professor yaitu Franco Modigliani dan Merton Miller mengatakan
bahwa dengan menggunakan hutang (bahkan dengan menggunakan hutang
pajak. Dengan kata lain, kalau tujuan pembelanjaan perusahaan adalah
untuk meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan perlu menggunkan
hutang. Asumsi MM mencakup hal-hal (Brigham dan Houston, 2001:623)
1).Tidak ada biaya broker (perantaraan).
2).Tidak ada pajak perorangan.
3). Para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan
perusahaan.
4). Investor dan manjemen mempunyai informasi yang sama mengenai
peluang investasi perusahaan di masa mendatang.
5). Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko, berapapun jumlah
hutang yang digunakan.
Penggunaan asumsi-asumsi tersebut membuat teori ini dianggap tidak
relevan karena asumsi-asumsi tersebut hampir tidak mungkin dapat
dipenuhi. Meskipun demikian, penelitian ini menimbulkan minat peneliti
peneliti lain juga termasuk oleh Franco Modigliani dan Milton Miller
sendiri. Perbaikan asumsi tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1). Adanya efek dari pajak.
2). Adanya efek dari biaya kebangkrutan (bankruptcy cost).
3). Trade off Theory, yang intinya perusahaan membandingkan
manfaat penggunaan hutang dengan tingkat bunga lebih tinggi dan
biaya kebangkrutan.
4). Signalling Theory, yaitu pengaruh yang disebabkan akibat adanya
Model MM sebelumnya menganggap bahwa informasi yang dimiliki
investor sama dengan yang dimiliki manajemen.
2.2.3.2. The Tr ade off Model
Model ini merupakan penjabaran dari Dalil MM I yang
menjelaskan adanya hubungan antara pajak, resiko kebangkrutan dan
penggunaan hutang yang disebabkan keputusan struktur modal yang
diambil perusahaan.
Konsep ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan akan meningkat
seiring dengan peningkatan penggunaan leverage (akibat interest tax
shields).
Sampai pada suatu titik ketika ekspektasi ongkos tekanan finansial
(cost of financial distress) atau ongkos kebangkrutan (bankruptcy cost)
lebih besar daripada interest tax shields sehingga mengurangi nilai
perusahaan (Brealey & Myers) dalam Ariyanto (2002).
Menurut Teuku Mirza (1996), teori ini menyebutkan bahwa
struktur modal yang optimal diperoleh pada saat terjadinya keseimbangan
antara interest tax shields dengan financial distress dan agency cost of
leverage. Model ini secara tidak langsung menyatakan bahwa perusahaan
yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang
menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya
adalah buruk. Hal ini berarti pengambilan keputusan dalam struktur modal
maupun modal sendiri dan mempertimbangkan kedua instrument
pembiayaan.
The Trade off Model memang tidak dapat digunakan untuk
menentukan modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan.
Tetapi melalui model ini menimbulkan adanya kemungkinan dalam
penggunaan leverage, yaitu (Mirza,1996) :
1). Perusahaan dengan resiko usaha yang lebih rendah dapat
meminjam lebih besar tanpa harus terbebani oleh expected cost of
financial distress sehingga diperoleh keuntungan pajak karena
penggunaan hutang lebih besar.
2). Perusahaan dengan tangible assets dan marketable assets seperti
real estate seharusnya dapat menggunakan hutang lebih besar dari
pada perusahaan yang memiliki nilai tertutama dari intangible assets
seperti patent dan goodwill. Hal ini disebabkan karena intangible
assets lebih mudah kehilangan nilai apabila terjadi financial distress
disbanding standard assets dan tangible assets.
3). Perusahaan di negara dengan pajak tinggi seharusnya memuat
hutang yang lebih tinggi dalam struktur modal daripada perusahaan
yang membayar pajak pada tingkat yang lebih rendah karena bunga
yang dibayar diakui pemerintah sehingga mengurangi pajak
penghasilan.
Dijelaskan oleh (Myers, 1984) dalam Mayangsari (2001) bahwa
perusahaan cenderung memilih penggunaan dana yang berasal dari
internal dari pada eksternal dengan urutan laba ditahan, diikuti hutang dan
yang terakhir modal sendiri. Dana eksternal yaitu hutang dan penerbitan
sekuritas baru (pasar modal). Perusahaan dengan laba tinggi umumnya
memiliki pinjaman lebih sedikit dibandingkan perusahaan yang
memperoleh laba kecil.
Oleh Halomoan dan Djakman (2000) dalam Mayangsari (2001)
disebutkan bahwa suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai dari
sumber dana yang termurah, yaitu dana dari internal perusahaan sampai
dengan dana dari eksternal yaitu saham sebagai sumber terakhir. Hal ini
disebabkan perusahaan yang kurang profitable tersebut karena dana
internal yang tidak mencukupi dan hutang merupakan sumber eksternal
yang paling disukai. Hutang lebih disukai karena pertimbangan biaya
emisi hutang jangka panjang lebih murah dibanding biaya emisi saham.
Secara singkat, asumsi yang digunakan dalam Pecking Order dijelaskan
sebagai berikut (Mayangsari, 2001) :
1). Perusahaan pertama kali memilih pendanaan internal (laba
ditahan dan depresiasi) hingga pendanaan eksternal (hutang dan
2). Jika perusahaan menggunakan dana eksternal maka pemilihan
dilakukan secara berjenjang mulai dari yang paling aman sampai
yang paling beresiko.
3). Kebijakan deviden ketat dimana perusahaan menetapkan jumlah
pembayaran dividen dan target dividend payout ratio yang
konstan. Sehingga pada periode tertentu jumlah pembayaran
dividen tidak berubah baik perusahaan untung maupun rugi.
4).Dalam mengantisipasi kekurangan atau kelebihan dari
persediaan arus kas dengan adanya kebijakan dividen dan
fluktuasi dari tingkat keuntungan dan kesempatan investasi .
Pecking Order Theory menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit.
Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt
ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing
yang sedikit (Husnan, 2000:325).
Gordon Donaldson dalam Mayangsari (2001) mengajukan teori
tentang adanya asimetri informasi (Pecking Order) yaitu manajemen
perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di
pasar modal. Ketikamanajemen perusahaan ingin memaksimumkan nilai
untuk pemegang saham saat ini maka ada kecenderungan jika perusahaan
mempunyai prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan
perusahaan dinilai buruk, manajemen akan menerbitkan saham baru untuk
memperoleh dana.
Sehingga Gordon Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan
lebih senang menggunakan dana dengan urutan :
1). Laba ditahan.
2). Hutang.
3). Penjualan saham.
2.2.3.4. Agency Theor y
Teori Keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling
(1976) dalam Wahidahwati (2002), dinyatakan bahwa perusahaan
memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan rentan
terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan
pemegang saham di antaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan :
1). Aktivitas pencarian dana(financing decision).
2). Pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana
yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
Menurut Jensen dan Meckling dalam Ariyanto (2002) dan
menimbulkan biaya keagenan. Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan
oleh prinsipal untuk mengawasi kinerja agen. Yang disebut prinsipal
adalah pemegang saham,sedangkan agen adalah pihak manajemen yang
mengelola perusahaan. Dalam manajemen keuangan tujuan utama
perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan pemegang saham. Untuk
itu para manajer yang diangkat oleh para pemegang saham harus bertindak
untuk kepentingan pemegang saham. Pihak manajemen bertugas untuk
menentukan komposisi seimbang antara hutang dan ekuitas sehingga total
biaya keagenan paling minimal. Perbedaan kepentingan antara pemilik
saham dengan manajer menimbulkan semakin besarnya biaya keagenan.
Jensen dan Meckling dalam Ariyanto (2002) pada teori ini,
menyatakan bahwa problem agent akan terjadi apabila proporsi
kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer
bertindak atas kepentingan dirinya dan tidak berdasarkan diri pada
maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Menurut
Wahidahwati (2002), ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency
cost yaitu :
1). Dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh
manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat
dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang
timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang
2). Meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian tidak
tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa
mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.
3). Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang
akan menurunkan besarnya excess cash flow yang ada di dalam
perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan
yang dilakukan oleh manajemen.
4).Institutional investor sebagai monitoring agents. Distribusi
saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional
investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency
cost.
2.2.4. Faktor -fak tor yang mempengar uhi stuktur modal
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi
setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai
efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat
menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen
keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal sebelum menentukan kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan struktur modal. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan, dimana beberapa penulis
memberikan pendapat yang berbeda.
Menurut Mc Cue dan Ozcan (1992) dalam Saidi (2004) struktur
pertumbuhan aktiva, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pajak,
struktur kepemilikan, sistem pembayaran dari konsumen dan kondisi
pasar. Sedangkan menurut Riyanto (1995:297), faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah
a. Tingkat bunga
Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa
yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham baru
atau obligasi.
b. Stabilitas dari earning
Suatu perusahaan yang mempunyai earning power yang stabil akan
mampu memenuhi kewajiban sebagai akibat dari penggunaan modal
asing.
c. Susunan dari aktiva
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari
modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu
modal sendiri,sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai
pelengkap.
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva dari dalam perusahaan
adalah tidak sama. Makin panjang waktu penggunaan suatu aktiva di
dalam perusahaan, makin besar derajat resikonya.
e. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sekiranya dapat dipenuhi
hanya dari satu sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber lain.
Sebaliknya apabila jumlah modal yang dibutuhkan adalah sangat besar,
sehingga tidak dapat dipenuhi dari satu sumber saja, maka perlulah
dicari sumber lain.
f. Keadaan pasar modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan
adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya apabila gelombang
meninggi, para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya
dalam saham.
g. Sifat manajemen
Seorang manajer yang bersifat optimis yang memandang masa
depannya dengan cerah, yang mempunyai keberanian untuk
pertumbuhan penjualannya. Sebaliknya seorang manajer yang bersifat
pesimis, yang takut menanggung resiko akan lebih suka mengambil
dana yang berasal dari sumber intern perusahaan atau dengan modal
saham yang tidak mempunyai beban finansiil yang tetap.
h. Besarnya suatu perusahaan
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya lebih luas akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya
kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya perusahaan yang kecil akan mempunyai pengaruh besar
terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
2.2.4.1. Ukuran Per usahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang
dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini maksudnya
adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun
tertentu (Saidi, 2004). Perusahaaan besar yang sudah well-established akan
lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan
Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar
memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. ( Sartono, 2001 : 249 ).
Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan yang digunakan
adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun
tertentu (Saidi, 2004).
2.2.4.2. Pr ofitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba. Sedangkan menurut Riyanto (2001 : 331) rasio rasio profitabilitas
yaitu rasio – rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan.
Menurut Lukas (2003:274), pada umumnya perusahaan yang
memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil
karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk
memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas yang digunakan adalah
Net Profit Margin. Net Profit Margin merupakan laba bersih setelah pajak
Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
2.2.4.3. Str uktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur
kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki
oleh orang dalam (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
investor (Jahera dan Aurburn, 1996) dalam Saidi (2004).
Semakin banyak manajer yang mempunyai saham dalam
perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan.
Sehingga struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
Struktur Kepemilikan = Persentase saham milik manajemen
(Saidi,2004 ) Persentase saham milk investor
2.2.4.4. Pengar uh Ukur an Per usahaan Ter hadap Str uktur Modal
Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat
luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh
yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengawasan
Sebaliknya, perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya
tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengawasan pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka
pada perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan
lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya
untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan
perusahaan yang kecil (Riyanto, 1995:299).
Penelitian Titik Indrawati dan Suhendro ( 2006 ) : Besar kecilnya
perusahaan akan berpengaruh terhadap capital structure, semakin besar
perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan
investasi dan memperoleh akses ke sumber dana (Ariyanto:2002). Chen
dan Hammes (2003) mengatakan bahwa perusahaan besar mempunyai
akses yang lebih baik ke capital market dibandingkan perusahaan kecil,
demikian pula perusahaan besar akan mempunyai lower cost of borrowing
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Pada umumnya besar kecilnya suatu perusahaan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan modal dan utang. Hasil stabil tahun
2000 sampai tahun 2004 menunjukkan bahwa perusahaan besar
mempunyai resiko bangkrut yang lebih kecil dan akan makin banyak
menggunakan utang. Hasil ini sejalan dengan penelitian Saidi (2004).
Profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari
jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang yang dipertimbangkan
adalah net profit margin.
Profitabilitas dari sudut manajemen menyangkut efektifitas
manajemen dalam menggunakan total aktiva seperti yang tercatat dalam
neraca. Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang
didefinisikan dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba.
Menurut Lukas (2003:274), pada umumnya perusahaan yang
memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil
karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk
memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
Mengenai hal ini, Weston dan Brigham (1986:475) menyatakan
pendapatnya bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi, umumnya menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit.
Hal ini disebabkan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Pada
umumnya perusahaan dengan tingkat pengembalian yang naik atas
investasi menggunakan hutang yang relatif kecil.
Hasil penelitian Chen dan Hammes (2003) mengemukakan bahwa
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan meminjam uang
atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu agar mendapatkan
sumber dana untuk kegiatan operasionalnya.
Sehingga profitabilitas pada struktur modal dapat menyebabkan
semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan, maka
akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan.
2.2.4.6. Pengar uh Str uk tur Kepemilikan Ter hada p Str uktur Modal
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur
kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki
oleh orang dalam (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
investor (Jahera dan Aurburn, 1996) dalam Saidi (2004). Pemegang saham
mayoritas mempunyai kemampuan untuk melakukan monitoring terhadap
keputusan manajemen perusahaan (Brailsford, Oliver dan Pua, 1999).
Oleh karena itu, pemegang saham mayoritas bisa menguasai dan
mengawasi dewan komisaris, di mana salah satu fungsinya adalah
mengawasi dewan direksi secara langsung. Sementara itu pemegang
mempengaruhi manajemen atau menempatkan perwakilannya pada dewan
komisaris.
Kecuali apabila terjadi koalisi antara pemegang saham publik satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan hak suara yang signifikan, namun
koalisi ini akan membutuhkan biaya penggalangan koalisi. Oleh karena
itu, koalisi hanya akan terjadi apabila keuntungan yang timbul akan lebih
besar daripada biaya koalisi (Ariyanto, 2002) dalam Titik Indrawati dan
Suhendro (2006).
Penelitian Brailsford, Oliver dan Pua (1999) dalam Titik Indrawati
dan Suhendro (2006) mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan
berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
Penelitian Saidi (2004) dalam Titik Indrawati dan Suhendro (2006)
mengemukakan bahwa semakin banyak manajer yang mempunyai saham
dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan.
Oleh karena itu struktur kepemilikan akan mengurangi agency
problem, apabila banyak pemegang saham yang menjadi manajer
perusahaan maka agency problem akan rendah, perusahaan akan memilih
berhutang untuk mengembangkan perusahaannya.
2.2.4.7. Pengar uh Ukuran Per usahaan ,Pr ofitabilitas, dan Str uktur
Kepemilikan Ter hadap Str uktur Modal
Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memiliki
lebih berisiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan
kewajiban hutang tetap menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya
perusahaan tidak sepenuhnya biasa membayar kembali hutangnya jika
hasil investasi buruk.
Menurut Sartono (2001:248), semakin besar ukuran suatu
perusahaan semakin cepat pula pertumbuhan perusahaan maka semakin
besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar
kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan
perusahaan untuk menahan laba.. Besarnya laba ditahan yang besar
mengakibatkan semakin banyaknya investor yang berkeinginan untuk
menanamkan modal pada suatu perusahaan.
Akibatnya semakin banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modal dan semakin manajer yang mempunyai saham dalam
perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan.
Menurut Faulkender dan Peterson (2003) mengemukakan bahwa
profitable firms cenderung mempergunakan pendapatannya untuk
membayar utang perusahaannya, sehingga mempunyai leverage yang
rendah. Penelitian andey (2001) di Malaysia mendapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara profitabilitas dan capital
structure.
Struktur kepemilikan sangat berperan penting dalam struktur
mempunyai kemampuan umtuk melakukan monitoring terhadap keputusan
manajemen perusahaan dan memiliki hak suara lebih kuat dibandingkan
dengan pemegang saham publik.
Sehingga ukuran perusahaan , profitabilitas , dan struktur
kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal dan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan.
2.3. KERANGKA PIKIR
Menurut Chen dan Hammes (2003) bahwa perusahaan besar
mempunyai akses yang lebih baik ke capital market dibandingkan
Cost of Borrowing dibandingkan dengan perusahaan kecil. Pada umumnya
besar kecilnya suatu perusahaan atau Firm Size sangat berpengaruh
terhadap perkembangan modal dan utang.
Weston dan Brigham (1986:475) menyatakan pendapatnya bahwa
perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, umumnya
menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit. Hal ini disebabkan
tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk melakukan
permodalan dengan sisa laba ditahan saja.
Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Dalam Penelitian Brailsford, Oliver dan Pua (1999) dalam Titik Indrawati
dan Suhendro (2006) mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan
berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan pemaparan di atas maka terdapat kerangka pemikiran
teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.1. Diagr am Ker angka Pemikir an Teor itis
UKURAN PERUSAHAAN
Uji Statistik Regresi Linear Berganda
Sumber : Agung Samsono (2004), Fans Muhammad (2007) diolah
2.4. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang , perumusan masalah , tujuan penelitian
landasan teori serta kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis
sebagai berikut :
” Bahwa variabel ukuran perusahaan , profitabilitas , dan struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan food and beverages yang go
publik di Bursa Efek Indonesia ”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel PROFITABILITAS
( X2 )
STRUKTUR KEPEMILIKAN
( X3)
STRUKTUR MODAL
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan suatu variabel atau
konstrak dengan cara memberikan arti-arti dalam menspesifikasi kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk engukur konstrak atau
variabel tersebut. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.1.1. Var iabel Ter ikat (dependen var iabel)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur
modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri.Variabel ini dapat dihitung dengan
rumus menurut Riyanto ( 1995 : 282 ) adalah sebagai berikut :
3.1.2. Var iabel Bebas (independen var iabel)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
a. Ukuran Per usahaan
Ukuran perusahaan adalah besarnya aset yang dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di proxy dengan nilai logaritma
dari total asset perusahaan, Adapun rumus menurut (Saidi : 2004) Struktur Modal = total hutang jangka panjang x 100%
Firm Size = { log ( Total Aktiva) }
b. Pr ofitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba.profitabilitas dinyatakan dalam prosentase dengan menggunakan
skala rasio. Adapun rumus profitabilitas menurut Riyanto (1995 : 37) yang
di proxy dengan net profit margin adalah sebagai berikut :
c. Str uktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur
kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki
oleh orang dalam (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
investor.
Adapun rumus struktur kepemilikan menurut Mozes (2009: 06)
sebagai berikut :
Profitabilitas = laba bersih setelah pajak x 100% penjualan
3.2. Tehnik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi disini adalah keseluruhan perusahaan yang menjadi obyek
penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian.
Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
berjumlah 30 perusahaan mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dan
telah menerbitkan laporan keuangan yang meliputi Neraca dan laporan
Laba Rugi secara terus-menerus.
3.2.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, penelitian ini dalam
menentukan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu
mengambil secara tidak acak dimana sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria
pemilihan sampel perusahaan yang dipakai adalah :
1. Perusahaan food and beverages yang go public dan masih terdaftar di
BEI dari tahun 2007 sampai tahun 2010.
2. Yang telah menerbitkan ringkasan laporan keuangan dari tahun 2007
Dari sejumlah populasi perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 30, Maka berdasarkan kriteria
tersebut diatas diperoleh sebanyak 10 sampel perusahaan yaitu antara lain :
1. Ades Alfindo Putrasetia Tbk.
2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
3. Mayora Indah Tbk.
4. Siantar Top Tbk.
5. Indofood Sukses Makmur Tbk.
6. Davomas Abadi Tbk.
7. Multi Bintang Indonesia Tbk.
8. Fast Food Indonesia Tbk.
9. Sekar Laut Tbk.
10.Ultra Jaya Tbk.
3.3. Tehnik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Data merupakan faktor yang penting dalam penyusunan penelitian
ini. Adapun data yang akan digunakan adalah data sekunder, yaitu berupa
laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan di Bursa
Laporan keuangan yang digunakan terdiri dari laporan neraca
konsolidasi serta laporan laba rugi masing-masing perusahaan Food and
Beverages.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
3.3.3. Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka
metode pengumpulan data yang akan digunakan yaitu metode
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang
berkaitan dengan obyek penelitian.
3.4. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Tek nik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan
atas permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan
Teknik analisis ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah
penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama-sama atau
simultan.
Penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan alasan karena
penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
beberapa variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena secara teoritis
keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.
Model hubungan yang diduga atau diperkirakan akan terbentuk
pada penelitian ini adalah sebagai berikut ( Gujarati , 1995 : 49 )
Y = α + B1X1 + B2X2 + B3X3 +∈i
Dimana :
Y : Struktur Modal
α : Konstanta
B1…3 : Koefisien Regresi
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Struktur Kepemilikan
Berdasarkan model yang terbentuk akan dapat diketahui apakah
semua variabel bebas secara individu dan bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap struktur modal, sehingga
dapat disimpulkan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.
3.4.2. Uji Hipotesis
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah dan
menganalisis data dengan teknik analisis regresi linier berganda ini adalah
sebagai berikut :
1. Uji F
Uji F-hitung disebut juga uji kecocokan. Pada tahapan ini
dilakukan pengujian terhadap semua variabel bebas yang meliputi
ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap struktur modal.
Dengan demikian akan dapat diketahui model hubungan fungsional
antara variabel terikat (dependent variabel) dengan variabel bebas
(independent variabel) yang terbentuk pada penelitian ini.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F-hitung adalah :
a. Memformulasikan hipotesis
Ho : bi = 0 (i = 1, 2, 3) artinya bahwa tidak terdapat pengaruh yang
nyata (signifikan) secara simultan dari variabel bebas Xi terhadap
variabel terikat Y.
Hi : bi ≠ 0 (i = 1, 2, 3) artinya bahwa terdapat pengaruh yang nyata
(signifikan) secara simultan dari variabel bebas Xi terhadap variabel
terikat Y.
b. Menentukan level of significant atau tingkat kepercayaan (α)
sebesar 5%
c. Menentukan rumus distribusi F-hitung (Gujarati, 1995 : 120).
Fhit = R2/(k-1)
(1-R2)/(n-k)
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel bebas
d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho dalam bentuk
grafik.
1. Jika F-hitung ˃ F tabel maka Ho ditolak, artinya diduga
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap varibael terikat.
2. Jika F-hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, artinya diduga
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap variabel terikat.
e. Mengambil kesimpulan berdasarkan kriteia pengujian diatas.
2. Uji t
Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh
masing-masing variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat, sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang kedua dapat diterima atau ditolak.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t-hitung adalah :
a. Memformulasikan hipotesis
Formulasi hipotesis yang akan dibuktikan adalah :
Ho : bi = 0 (i = 1,2,3), artinya tidak ada pengaruh yang nyata dari
Ho : bi ≠ 0 (i = 1,2,3), artinya terdapat pengaruh yang nyata dari
variabel bebas Xi terhadap variabel terikat Y
b. Menetapkan tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan (α) yaitu
sebesar 5%. Menentukan rumus distribusi t-hitung (Gujarati, 1995 :
78).
c. Ketentuan Pengujian
• Jika nilai probabilitas ( P value ) / signifikan > 0,05 , maka H0
dterima an H1 ditolak.
• Jika nilai probailitas ( P value ) / signifikan < 0,05 , maka H0
diterima dan H1 ditolak.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji t dan uji
F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka
harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang
tidak boleh dilanggar dalam regresi linier berganda yaitu : tidak terjadi
autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data observasi yang
diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau antara space
untuk data cross section.
Keberadaan autokorelasi dapat di tes dengan menghitung nilai
Durbin Watson (d tes) dengan rumus berikut (Gujarati, 1995 : 215 ) :
d =
keterangan :
d = nilai Durbin Watson
el = residual pada waktu ke t-1 (satu periode sebelumnya)
N = banyaknya data
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva dibawah ini
Gambar 3.1. : Statistic d Dur bin Watson
Bukti Daerah Daerah Bukti
Autokorelasi Keraguan Keraguan Autokorelasi
positif Tidak ada negatif
autokorelasi
positif
0 d1 du 4-du 4-d1 4
Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar. Terjemahan
Sumarno Zain, penerbit Erlangga, Jakarta hal 216.
b. Multikolinieritas
Persamaan regresi linier berganda diatas diasumsikan tidak terjadi
pengaruh antar variabel bebas.
Apabila ternyata ada pengaruh linier antar variabel bebas, maka
asumsi tersebt tidak berlaku lagi (terjadi bias).
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat diartikan dengan
menghitung VIF (Varience Inflation Factor) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 171) :
VIF = var (β) (∑x)/σ2
VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF lebih
besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinieritas pada persamaan
c. Heteroskedastisitas
Homoskedastisitas (varian sama) merupakan fenomena dimana
pada nilai variabel independen tertentu masing-masing kesalahan (ei)
mempunyai nilai varian yang sama besar sebesar σ².
Jika model yang diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi atau
fenomena tersebut maka dalam model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas ini mengakibatkan nilai-nilai estimator
(koefisien regresi) dari model tersebut tidak efisien meskipun estimator
tersebut tidak bias dan konsisten.
Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan spearman’s Rank Corelation test. Pengujian adanya
fenomena heteroskedastisitas ini akan didasarkan pada hipotesis berikut ini
(Gujarati, 1995 : 188) :
di = perbedaaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke i
rs = koefisien korelasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN