• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GURU PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN GURU PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN GURU PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD

(Studi Guru Bersertifikat Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum

Oleh:

MUMU MUAWIAH

0908707

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: contoh sk komunitas belajar guru sd

(2)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr.H. Dinn Wahyudin, M.A

NIP. 1954 0206 1978 031003130 358 464

Pembimbing II

Dr.H.Toto Ruhimat,M.Pd NIP.19591198503031001 131

583 318

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI

(3)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ Hubungan Guru

Profesional dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD

(Studi Guru Bersertifikasi Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)”

Ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini sepenuhnya saya siap

untuk menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Mei 2011

Yang membuat pernyataan,

MUMU MUAWIAH

(4)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LEMBAR PERSEMBAHAN

Barang siapa menghendaki kesejahteraan hidup di dunia, maka harus ditempuh dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki kebahagiaan hidup di akhirat hendaklah ditempuh dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki kedua-duanya maka hendaklah ditempuh dengan ilmu. (Hadist Nabi)

Orang-orang yang bodoh sebenarnya telah mati sebelum mati. Tetapi orang alim atau pandai, mereka tetap hidup sepanjang masa, sekalipun sudah mati. (Wali Songo)

.

Iman itu sesuatu yang laksana masih pulas, dan takwalah yang menjadi pakaiannya. Adapun perhiasannya adalah rasa malu, dan buahnya adalah iman. (Hadist Nabi)

(5)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tesis ini saya persembahkan untuk Suamiku tercinta, kedua orang tua tercinta, serta anak-anaku, semoga kita selalu ada dalam lindungan dan keberkahan Nya.

Amiin.

KATA PENGANTAR

Segala rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tersampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat, petunjuk, serta hidayahNya

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: Hubungan Guru

Profesional dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD

(Studi Guru Bersertifikasi Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)

Tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

Gelar Magister Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada

Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya, karya ini jauh dari kesempurnaan dan

banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan karya ini.

Bandung, Mei 2011

(6)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MUMU MUAWIAH

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusun tesis ini tidak terlepas dari segala bantuan dan dorongan

dari semua pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan dorongan dalam menyelesaikan karya ini, terutama kepada:

1.Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd selaku Rektor

Universitas Pendidikan Indonesia

2.Bapak Fuad Abdul Hamied, Ph.D selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

3.Bapak Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A selaku Pembimbing I dalam

penyusunan tesis.

4.Bapak Dr. H. Toto Ruhimat, M. Pd. selaku Pembimbing II dalam

penyusunan tesis.

5.Bapak Prof.Dr.H. Ishak Abdulhak, M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia dan sebagai penguji 1.

(7)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7.Seluruh Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Univesitas Pendidikan

Indonesia, yang selalu ramah dalam melayani dan membantu dalam

urusan administrasi.

8.Bapak M. Golib, S. Pd., M. Si. UPTD Pendidikan Kec. Kasemen

9.Bapak Yuyu Saptayudin selaku Kepala Sekolah SDN Kasemen

10.Para kepala sekolah di wilayah Kecamatan Kasemen Kota Serang yang

telah memberikan izin penelitian, sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

11.Rekan-rekan angkatan 2009 Program Pendidikan Pengembangan

Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana UPI, yang senantiasa berjuang

bersama-sama dalam penyelesaian studi.

12.Suami dan anak-anakku tercinta serta keluarga besar yang selalu

memberikan dorongan baik moril maupun materil selama penulis

menyelesaikan studi.

13.Serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

yang telah membantu penulis dalam menyusun karya ini. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT saja saya serahkan semuanya, semoga

segala amal baik semua pihak yang telah membantu mendapatkan

balasan yang setimpal dari-Nya. Amiin.

(8)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MUMU MUAWIAH

G. Definisi Operasional………. 14

BAB II GURU PROFESIONAL DAN HASIL BELAJAR SISWA

c. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran ………. 24

d. Proses Pembelajaran……… 25

3. Meningkatkan Profesional Guru ………….……..………….. 30

a. Guru sebagai Jabatan Profesional ……….. 30

b. Mengajar sebagai Pekerjaan Profesional …………..…….. 33

(9)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Kompetensi Pribadi ……….……….. 36

b. Kompetensi Profesional ……….…..……….. 37

c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan ………... 38

B. Implementasi Kurikulum KTSP pembelajaran Matematika SD….. 39

1. Kurikulum KTSP SD……… 39

2. Hakekat Matematika ……….……… 42

3. Pengertian Matematika ……….………... 42

4. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ……….. 46

5. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ………… 48

6. Teori Pembelajaran Matematika ………. 49

a. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Nasional……… 58

b. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Sekolah………. 60

c. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Kelas………. 60

d. Penilaian Akhir Semester………. 61

D. Sertifikasi Guru ……….. 62

d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan …...……….. 65

e. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru ……….. 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ….……….……….. 67

2. Instrumen Pengamatan (observasi) ……….. 77 3. Instrumen Tes Hasil Belajar pada pembelajaran

(10)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

matematika ……….……….. 79

E. Prosedur dan Teknik Penelitian …….……….. 79

1. Persiapan Penelitian ………….….……….. 79

2. Pelaksanaan Penelitian …………..……….. 79

F. Analisis Data ……….……….. 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………….……….. 82

1. Deskripsi Guru SD Profesional Bersertifikasi di Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen ………...…….. 82

a. Hasil Temuan Angket guru ……….. 83

b. Hasil Temuan Studi Dokumentasi, Observasi, dan wawancara Guru yang Tersertifikasi ..……….. 93

2. Hasil Prestasi Hasil Belajar Siswa SD di Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen ……….. 101

a. Hasil Temuan Angket Siswa ……… 102

b. Hasil Temuan Tes Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ……….…..………….. 109

3. Hubungan antara Guru SD Profesional Bersertifikasi terhadap Prestasi Hasil Belajar… .……….…….……….. 109

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 116

1. Persiapan Mengajar Guru ………..……….. 116

2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar………..….. 121

3. Hubungan Guru Profesional yang Bersertifikasi terhadap Hasil Belajar Siswa ……… 125

4. Evaluasi Guru ……….………. 126

(11)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peran Guru EMANSLIMDEF……….……..……….…….. 22 Tabel 3.1 PENYEBARAN GURU YANG

SUDAH TERSERTIFIKASI ……….……….. 70 Tabel 3.2 PENYEBARAN GURU YANG

SUDAH TERSERTIFIKASI YANG

DIJADIKAN SAMPEL …………..…….……….….. 71 Tabel 4.1 RATA-RATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA ……..…….….. 109 Tabel 4.2 TABULASI NILAI RPP DAN PBM GURU SD

TERSERTIFIKASI DI KECAMATAN KASEMEN

DAN NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ……….. 110 Tabel 4.3 DISTRIBUSI NILAI RPP DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA ……….. 112

Tabel 4.4 DISTRIBUSI NILAI PELAKSANAAN MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA ………..……….……….. 113 Tabel 4.5 DISTRIBUSI NILAI RPP DAN PELAKSANAAN PBM

OLEH GURU………..……….………... 114

(12)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pembelajaran sebagai suatu proses ……….……….. 55 Bagan 4.1 Korelasi Product Moment ganda R ……….… 111 Bagab 4.2 Korelasi Ganda R ……… 115.

(13)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. KISI- KISI INTRUMEN ANGKET PENELITIAN………. 134

2. ANGKET UNTUK GURU……….………... 137

3. ANGKET UNTUK SISWA ……….………. 143

4. KISI-KISI INTRUMEN OBSERVASI PENELITIAN……….… 147

5. FORMAT OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN….…. 148 6. FORMAT OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ……….……….……. 150

7. KISI-KISI INTRUMEN STUDI DOKUMENTASI PENELITIAN .... 151

8. FORMAT STUDI DOKUMENTASI TERHADAP PERENCANAAN PEMBELAJARAN ………..…….…...…….. 152

9. KISI-KISI INTRUMEN WAWANCARA PENELITIAN ……….. 154

10. FORMAT PEDOMAN WAWANCARA ……….. 155

11. Tabel KONDISI UMUM GURU DAN SEKOLAH …..……….. 160

12. Tabel PERSEPSI TENTANG TUGAS DAN FUNGSI GURU ……... 161

13. Tabel PERSEPSI GURU TENTANG FASILITAS ATAU PRASARANA YANG DIMILIKI SEKOLAH ……..……….. 162

14. Tabel PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA ………..……….. 163

15. Tabel PENGETAHUAN GURU TENTANG KONSEP KETERAMPILAN MATEMATIKA ……….. 164

16. Tabel PERSIAPAN MENGAJAR YANG DIBUAT GURU………... 164

17. Tabel PELAKSANAAN PBM OLEH GURU BERSERTIFIKASI …. 165 18. Tabel EVALUASI YANG DILAKUKAN GURU YANG BERSERTIFIKAT ……….……….………. 166

19. Tabel DATA HASIL STUDI DOKUMENTASI TERHADAP RPP GURU SD YANG TERSERTIFIKASI ……….……….…….. 167

20. Tabel DATA HASIL OBSERVASI TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH GURU SD YANG TERSERTIFIKASI ……….……….. 168

21. Tabel PERSEPSI SISWA TENTANG MANFAAT DAN MINAT SISWA TERHADAP BELAJAR MATEMATIKA …….….. 170

22. Tabel PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA OLEH GURU ……….. 171 23. Tabel PERSEPSI SISWA TERHADAP FASILITAS/PRASARANA

(14)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAN LINGKUNGAN BELAJAR ……….….……….. 173 24. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD KASEMEN……….……….….. 174

25. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD CANGKRING……….………..……….. 175

26. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD KEGANTERAN……….……….. 176

27. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD KASUNYATAN ………..….……….. 177 28. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD KASUNYATAN……….……….. 178

29. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD MASIGIT ……….……….. 179

30. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD TERWANA ……….……….. 180

31. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SD KARANGANTU ……….………..……….. 181 32. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SD PADEK 2 ……….………..…..…….. 182 33. Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SD AMBON……….……….………….. 183 34. Tabel RATA-RATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA

(15)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(16)

1

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam

pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

melakukan pembangunan di segala bidang tentu saja tidak mengabaikan bidang

pendidikan guna membangun manusia-manusia pembangunan itu sendiri. Artinya

peran pendidikan dituntut dalam menunjang pembangunan nasional.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang mengemukakan bahwa pendidikan nasional

bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sudah genap 14 tahun program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Kondisi-kondisi permasalahan terus

membayangi hingga saat ini, kendala-kendala dari berbagai aspek fisik maupun

nonfisik masih belum dapat teratasi dengan optimal. Bahkan pemerintah

menjanjikan akan tuntas pada tahun 2009, dengan melihat kondisi real dimana

(17)

2

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihat kenyataan seperti sekarang ini, Menurut Mahfudin (2009:3)

tuntutan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan pengaruh negatif sangat

dibutuhkan. Dunia pendidikan menjadi tumpuan harapan bagi upaya

menanggulangi dampak tersebut, sekaligus memanfaatkan teknologi global untuk

kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat banyak. Pendidikan dalam konteks

ini mengisyaratkan perlunya paradigma yang menempatkan guru (pendidik)

sebagai sosok pribadi yang handal dan profesional dalam menghadapi dunia

global. Dan untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan

ketidakpastian, dibutuhkan guru yang profesional dan mampu mengelola proses

kegiatan belajar mengajar secara efektif dan inovatif, maka diperlukan perubahan

strategi dan model pembelajaran sedemikian rupa yang mampu memberikan

nuansa yang menyenangkan bagi guru dan siswa.

Di tengah berbagai tantangan dari luar itu, guru dan siswa diupayakan

dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi yang bersifat timbal balik antara

siswa guru dan antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Sekolah dasar sebagai salah satu pendidikan yang dasar yang

membutuhkan peningkatan kualitas pendidikan nasional secara umum dalam

menyiapkan generasi yang tetap memiliki jati diri Indonesia. Jika ingin

menghasilkan kualitas SDM yang baik tentu diperlukan kualitas proses

pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan itu sendiri ditentukan oleh baik

tidaknya faktor-faktor yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan. Banyak

(18)

3

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

secara baik. Diantara faktor penting tersebut adalah guru, karena sesungguhnya

guru memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses pendidikan. Oleh

karena itu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan diperlukan

guru yang berkualitas, benar-benar kompeten, yaitu memiliki kemampuan yang

sesuai dengan tuntutan.

Sejak tahun 2005, isu mengenai profesionalisme guru gencar dibicarakan

di Indonesia. Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup

penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru.

Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan

kualitas pendidikan. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik

yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi

sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen.

Pengakuan professional bagi guru ini dibuktikan melalui sertifikat

pendidik. Sertifikat pendidik bagi guru prajabatan diperoleh melalui Pendidikan

Profesi Guru (PPG), sedangkan bagi guru dalam jabatan diperoleh melalui uji

kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio atau pemberian sertifikat secara

langsung. Sertifikasi sebagai upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran, layanan bimbingan dan konseling, serta

kepengawasan pada satuan pendidikan formal secara berkelanjutan. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.10 Tahun 2009, Guru yang

(19)

4

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas

pendidikan.

Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru

berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia. Sekarang ini,

terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah

memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan profesi. Fakta

bahwa guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat, bahwa guru

telah memiliki kompetensi.

Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses

pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan

akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur harus mampu

menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong

terjadinya perbuatan siswa yang aktif, kreatif dan efisien. Dalam Mulyasa

(2009:9) mengungkapkan bahwa “lemahnya kinerja guru salah satunya

disebabkan oleh kurangnya kemahiran guru dalam mengelola kelas”.

Banyak faktor yang menyebabkan kurang profesionalitasnya seorang guru,

sehingga pemerintah berupaya agar guru yang tampil di abad pengetahuan adalah

guru yang benar-benar yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam

dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber

daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu

faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan dan mempunyai posisi

(20)

5

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Karena

gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik, untuk memberikan

bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.

Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku

dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan

diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan baik antar unsur-unsur

yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan

siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada disekolah dengan orang

tua dan masyarakat.

Kualitas sekolah dasar sangat tergantung dari kualitas gurunya baik guru

itu guru kelas ataupun guru mata pelajaran baik mengelola proses pembelajaran,

seperti merancang, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran yang

harus dilakukan secara kontinu, kreatif, dan mandiri serta mampu

mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi dalam peningkatan mutu

proses belajar mengajar.

Komunikasi pembelajaran ini merupakan bentuk komunikasi yang dapat

diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan

matematika sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna

menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi anak

(21)

6

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hakekatnya matematika lebih baik diajarkan pada usia dini.

Mengingat pentingnya matematika untuk siswa-siswa usia dini di SD, perlu dicari

suatu cara mengelola proses belajar-mengajar di SD sehingga matematika dapat

dicerna oleh siswa-siswa SD. Disamping itu, matematika juga harus bermanfaat

dan relevan dengan kehidupannya, karena itu pembelajaran matematika di jenjang

pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan dasar dari

matematika itu sendiri. Keterampilan yang menonjol adalah keterampilan

terhadap penguasaan operasi-operasi hitung dasar (penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian).

Sekalipun dalam banyak kesempatan sering dikatakan bahwa matematika

merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, termasuk bagi

kehidupan sehari-hari, banyak orang belum bisa merasakan manfaat matematika

dalam kehidupan sehari-hari mereka di luar, beberapa cabang matematika tertentu

yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis seperti berhitung,

statistika dan geometri.

Berbagai kendala yang muncul dilihat dari segi mengajar guru antara lain:

proses pembelajaran masih monoton, guru belum mampu mengembangkan materi

yang diajarkan, guru belum mampu menyusun pembelajaran yang bermakna,

materi yang padat, media pembelajaran sangat kurang bahkan tidak mendukung,

serta kurangnya penguasaan strategi dan metode pembelajaran yang dimiliki,

sikap guru yang kurang harmonis tanpa menghiraukan keadaan kesulitan yang

(22)

7

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan merasa segan dan takut kepada guru, padahal siswa belum paham dan

mengerti akan materi yang diajarkan oleh guru.

Karena masalah tersebut, banyak siswa menjadi kurang termotivasi dalam

mempelajari matematika. Selain itu juga menyebabkan pendidikan matematika di

sekolah kurang memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan anak secara

keseluruhan, baik bagi pengembangan kemampuan berpikir, bagi pembentukan

sikap, maupun pengembangan kepribadian secara keseluruhan. Sebagai contoh,

dalam bidang kemampuan berpikir kreatif atau meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah, yang banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bidang pembentukan sikap, pendidikan matematika di sekolah belum bisa

menumbuhkan sikap menghargai matematika sebagai ilmu yang sangat berguna

bagi umat manusia pada diri para siswa. Dalam bidang pengembangan

kepribadian, pendidikan matematika di sekolah belum mampu mengembangkan

pribadi-pribadi siswa menjadi pribadi-pribadi yang mampu mengambil keputusan

mengenai apa yang paling baik bagi dirinya, bersifat jujur, dan berani bertanggung

jawab terhadap segala hal yang telah dilakukan atau diucapkan, sehingga banyak

siswa menempuh pelajaran matematika melulu karena hal itu diharuskan oleh

sistem yang ada, sesuai dengan kurikulum.

Dengan situasi seperti itu, pendidikan matematika di sekolah, dan

pendidikan formal pada umumnya, cenderung menghasilkan lulusan yang

mempunyai banyak pengetahuan (khususnya pengetahuan faktual), seharusnya

(23)

8

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seorang guru harus mampu membimbing,mengembangkan, menciptakan

pembelajaran yang aktif serta menciptakan serangkaian tingkah laku yang

berkaitan dalam situasi tertentu.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, pada diri setiap orang semakin

dituntut adanya kemampuan berpikir yang tinggi dan kreatif, kepribadian yang

jujur dan mandiri (berjiwa independen), dan sikap yang responsif terhadap

perkembangan-perkembangan yang terjadi di lingkungannya atau di dalam

masyarakat. Hal ini berlaku di banyak negara, termasuk Indonesia, terlebih-lebih

dalam era sekarang ini, di mana demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan otonomi

dalam berbagai tataran (individu, kelompok, masyarakat, dan daerah) semakin

dianggap penting.

Banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia

merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di

sekolah. Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti

rendahnya daya saing di ajang international maupun nasional, rendahnya nilai tes

Ujian Akhir Sekolah dibanding pelajaran lainnya khususnya di Kecamatan

Kasemen Kota Serang selalu di bawah 5.0 skala 1-10, serta rendahnya minat

belajar matematika lantaran matematika terasa sulit karena banyak guru kelas

mengajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidak menarik dimana

guru menerangkan atau 'teacher telling' sementara murid mencatat. Masalah lain

yang sering juga dibahas di beberapa surat kabar di kolom Kemendiknas maupun

(24)

9

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melibatkan orang pendidikan matematika atau guru matematika, buruknya sistem

evaluasi yang hanya mengejar solusi namun mengabaikan proses mendapatkannya

sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini selalu tidak sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Pembelajaran matematika di sekolah dapat memotivasi siswa untuk belajar

matematika dan mampu mendidik para siswa sehingga mereka bisa tumbuh

menjadi orang-orang yang mampu berpikir secara mandiri dan kreatif,

berkepribadian mandiri, dan mempunyai kemampuan dan keberanian dalam

menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan. Jika pembelajaran matematika di

sekolah-sekolah kita dapat mengupayakan terbentuknya siswa dengan

karakteristik seperti itu, berarti pembelajaran matematika di sekolah-sekolah kita

telah memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal inilah yang sudah diteliti dalam penelitian ini. peningkatan mutu pendidikan

(prestasi belajar) bagaimana juga tergantung pada proses belajar mengajar.

Untuk itu seorang guru harus dapat mengadakan pembelajaran

matematika dalam meenyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai pada tahapan

yang paling sederhana ketahapan yang lebih kompleks, dari yang konkret menuju

ke yang abstrak, dari lingkungan dekat anak ke lingkungan yang lebih luas.

Dengan demikian guru memegang peranan penting, sebab hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Guru diharapkan dapat memahami

(25)

10

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemikiran kreatif siswa dan meningkatkan kreatifitas belajar bagi siswa sebagai

bagian dari pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

Suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauhmana keberhasilan

tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam

bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman

belajarnya (proses belajar-mengajar)

Proses belajar mengajar merupakan hasil kerjasama antara guru dan siswa

yang didasari program dan ditunjang sarana dan prasarana. Kontribusi setiap

komponen tentu saja mengarah pada pencapaian tujuan, namun peranan guru

sebagai pengelola sangat penting. Artinya, gurulah yang mengelola proses belajar

dengan pengelolaannya akan menentukan keberhasilan proses belajar untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui

sistem penilaian, dengan demikian dibutuhkan kemampuan para guru profesional

dalam mengadakan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka

pendek jangka panjang.

Sehubungan dengan uraian di atas, dalam rangka penulisan tesis ini,

penulis bermaksud melakukan penelitian tentang profil guru profesional sesuai

dengan tuntutan dan perkembangan di bidang pendidikan keguruan dan peranan

guru profesional yang sudah bersertifikasi dalam melaksanakan kegiatan mengajar

(26)

11

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk itulah peneliti memilih judul tesis: Hubungan antara Guru Profesional

dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD (Studi

Guru Bersertifikat Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini secara umum membahas masalah hubungan profesional guru

terhadap hasil belajar siswa. Salah satu ciri sebagai profesi, guru harus memiliki

kompetensi, sebagaimana dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan (pedagogik) yang

harus dikuasainya. Dalam hal kompetensi ini, Direktorat Tenaga Kependidikan

telah memberikan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan

pengetahuan dan perbuatan secara dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

Pada penelitian ini penulis telah meneliti permasalahan yang terdapat

pada penampilan mengajar guru profesional Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Kasemen yang sudah bersertifikasi dan pembelajaran di kelas terutama hasil

belajar Ujian Akhir Sekolah Tahun Pelajaran 2010-2011, agar penelitian ini

terarah dan memperoleh gambaran yang jelas penulis merumuskan masalah

tentang penampilan mengajar guru sekolah dasar terutama pada mata pelajaran

matematika dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang ada pada penelitian ini penulis perlu

(27)

12

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempunyai arah yang jelas dan lebih tepat sasaran. Penelitian ini dibatasi pada

masalah yang berkaitan dengan hubungan antara guru yang bersertifikasi dengan

pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika Semester II Tahun

Pelajaran 2010-2011

D. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, berikut ini dipaparkan

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana persiapan guru yang sudah bersertifikasi pada Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan Kasemen dalam kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran matematika?

2. Bagaimana PBM yang dilaksanakan guru yang bersertifikasi pada mata

pelajaran matematika?

3. Sejauhmana hubungan antara guru yang sudah bersertifikasi dengan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika?

4. Bagaimana evaluasi guru yang sudah bersertifikat terhadap hasil belajar

siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 sehingga tercipta peningkatan kualitas

proses pembelajaran?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapat pengetahuan

(28)

13

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengajar siswa dalam mencapai hasil belajar siswa yang maksimal sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

a. Mendapat pengetahuan mengenai persiapan guru yang sudah bersertifikasi

pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kasemen dalam kegiatan belajar

mengajar mata pelajaran matematika

b. Mengetahui PBM yang dilaksanakan guru yang bersertifikasi pada mata

pelajaran matematika

c. Mengetahui hubungan antara guru profesional yang bersertifikasi dengan

hasil belajar siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 pada Sekolah Dasar Negeri

di Kecamatan Kasemen Kota Serang

d. Mengetahui sejauhmana evaluasi guru yang sudah bersertifikat terhadap

hasil belajar siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 sehingga tercipta

peningkatan kualitas proses pembelajaran.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

langsung, baik bagi peneliti, guru, sekolah maupun dinas pendidikan

setempat.

(29)

14

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Dapat dijadikan sebagai syarat dalam menempuh ujian magister

pendidikan guna mendapatkan gelar magister pendidikan guru sekolah

dasar.

b. Memberikan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman tentang guru

profesional dalam mengimplementasikan kompetensinya sehingga

mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal.

c. Memberikan acuan yang positif terhadap kemampuan guru profesional

dalam mengembangkan kreatifitas dan hasill belajar siswa.

2. Bagi guru

a. Hasil penelitian ini bisa memberikan wawasan mengenai kerangka

pedagogis yang harus dipersiapkan guru profesional dalam kegiatan

pembelajaran guna mendapatkan hasil belajar yang dicapai.

b. Dapat mengetahui hubungan kinerja guru professional terhadap siswa

dalam mengembangkan pembelajaran maupun rencana pembelajaran

yang berdampak pada hasil belajar siswa.

c. Penelitian ini dapat memperbaiki kinerja guru profesional dan dapat

memotivasi guru untuk aktif terlibat dalam pembelajaran yang

kondusif.

3. Bagi sekolah

a. Penelitian ini menjadi wawasan pengetahuan tentang pengaruh guru

(30)

15

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Ingin mengetahui sejauhmana aktifitas, kratifitas dan hasil belajar

siswa serta mendorong guru dan siswa untuk aktif terlibat dalam

pembelajaran yang bermakna.

4. Bagi Dinas Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi sumbangan informasi tentang guru

profesional yang bersertifikat dalam mengembangkan kreatifitas

pembelajaran di dalam kelas yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan gambaran umum tentang istilah-istilah yang

terdapat dalam judul penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini.

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan

kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

konstrak atau variabel tersebut (M. Nasir, 1983:126)

1. Menurut Rice dan Bishoprick dalam Bafadal (2004:5) “Guru profesional

adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan

tugas-tugasnya sehari-hari.

2. Menurut Nana Sudjana (1989:235) hasil belajar yang dijadikan obyek

penilaian adalah hasil belajar bidang pengetahuan (kognitif) yang mencakup

tingkat kemampuan ingatan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya, yang

penilaiannya dapat dilakukan secara kuantitatif-obyektif dengan

(31)

16

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang

Guru (2008:4) Pasal 1 menjelaskan bahwa 1) sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru, 2) sertifikat pendidik adalah bukti

formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga

profesional.

4. Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perubahan perilaku

yang terjadi pada diri siswa dalam, kaitannya dengan tujuan instruksional

yang telah ditetapkan. Perilaku yang dijadikan acuan untuk merumuskan

tujuan dan untuk mengembangkan instrument penilaian, tiga ranah

perilaku tersebut adalah perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

(Solehuddin, 2006:14)

Jadi yang dimaksud dengan Hubungan Guru Profesional dengan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika (Studi Guru bersertifikasi se-

Kecamatan Kasemen Kota Serang) dapat diartikan sebagai wujud prilaku suatu

kegiatan guru yang profesional dalam proses pembelajaran yang dapat membawa

hasil guna bagi siswa dalam menentukan hasil dari sebuah kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan antara guru dan siswa berupa pengukuran ataupun penilaian

(32)

67

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang

harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data

dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan

diolah.(Sukmadinata, 2009:52)

Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan keterkaitan dan hubungan

guru profesional yang bersertifikasi dengan hasil belajar siswa sekolah dasar pada

mata pelajaran matematika sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari fokus penelitian tersebut tergambar

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel guru profesional bersertifikasi dan

variabel hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan

untuk menjelaskan hubungan dua variabel tersebut yaitu variabel guru

profesional bersertifikasi dan variabel hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika, dari tujuan penelitian di atas research design yang dipakai oleh

peneliti ini mengunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi.

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah

yang didasari oleh filsafat positifisme yang menekankan fenomena-fenomena

objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektifitas desain penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur

dan percobaan terkontrol.

(33)

68

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui

sejauh mana hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini

memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya. Hasil

yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada

atau tidak ada saling hubungan tersebut.

penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang

melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan

dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2003). Penelitian ini

sifatnya expose-facto yaitu mengungkapkan fakta yang sudah terjadi di mana

penyebabnya tidak bisa diinterfensi.

Adanya hubungan dan tingkat variabel sangat penting, karena dengan

mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya

sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi memiliki tiga karakteristik

penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik

tersebut, diantaranya adalah (Sukardi, 2003):

1. Penelitian korelasi akan memberikan hasil yang tepat jika variabel

kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan

mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.

2. Penelitian korelasi memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam

setting (lingkungan) nyata.

3. Penelitian korelasi memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi

(34)

69

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan

hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk

diteliti. Dibidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan

penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan

signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran.

Penelitian korelasi umumnya dilakukan oleh seorang peneliti dengan

alasan sebagai berikut. a) ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar

variabel di mana koefisien korelasi dapat mencapainya, b) penelitian korelasi

perlu diperhitungkan kegunannya apabila variabel yang muncul itu kompleks, dan

peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi

variabel-variabel tersebut, c) dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran

beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis.

Penelitian korelasi pada intinya adalah mengetahui ada dan besarnya

hubungan antar dua atau lebih variabel bebas. Kontrol terhadap variabel tidak

dilakukan dalam penelitian ini, dan variabel diukur secara intensif dalam setting

(lingkungan) nyata.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di 39 SD Negeri yang ada di lingkungan UPT

Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen Kota Serang. Adapun subjek penelitian ini

di bagi menjadi dua bagian sesuai dengan variabel penelitian, yaitu: subjek

penelitian untuk variabel guru profesinal adalah guru yang tersertifikasi yang

tersebar di 39 SD Negeri yang ada di lingkungan UPT Dinas Pendidikan

(35)

70

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Subjek penelitian untuk variabel hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika adalah siswa SD di lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Kasemen Kota Serang merupakan murid dari guru-guru yang tersertifikasi.

1. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

terlebih dahulu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian, sepeti

dijelaskan Arikunto (2006:115) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian “

berdasarkan pendapat ini yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 66

orang guru professional yang telah tersertifikasi yang tersebar di 39 SD yang

berada di Kecamatan Kasemen, seluruh siswa yang menjadi murid dari guru-guru

yang telah tersertifikasi tersebut. Data populasi guru yang sudah teresrtifikasi

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

PENYEBARAN GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI

(36)

71

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sampel Penelitian

Dari populasi di atas diambil sebagian untuk dijadikan sebagai sampel

penelitian., seperti dijelaskan Sudjana, (1997:71) “ Proses menarik sebagian

subjek, gejala, atau objek yang ada pada populasi disebut sampel”.

Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik penarikan

nonprobabilita jenis penarikan sampel purposive. Hal ini dilakukan dengan

petimbangan bahwa penulis tidak memiliki kerangka sampel yang memadai.

Teknik penarikan sampel purposive atau disebut juga judgemental sampling

digunakan dengan menentukan kriteri khusus terhadap sampel. Untuk menentukan

jumlah sampel dari populasi penelitian agar diperoleh sampel yang mewakili

setiap subjek penelitian ditentukan sampel sebagai berikut:

a. Guru yang dijadikan sampel penelitian

Tabel 3.2

(37)

72

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan data penyebaran guru yang tersertifikasi di atas penulis

menentukan guru yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah guru

kelas 5 yang berjumlah 10 orang, pertimbangan guru kelas 5 dijadikan sampel

penelitian karena kelompok guru kelas 5 mempunyai jumlah guru yang paling

besar setelah kelompok kepala sekolah, dan pertimbangan mengapa kepala

sekolah tidak dijadikan sampel penelitian karena realita di lapangan kepala

sekolah walaupun mempunyai kewajiban mengajar 6 jam pada kenyataan

sebagian besar kepala sekolah tidak melaksanakan kewajiban tersebut.

Data yang akan dikumpulkan dari 10 orang guru tersertifikasi ini adalah

bagaimana persiapan mengajar yang disusun dan bagaimana guru tersebut

mengimplementasikan persiapan dalam pembelajaran dikelas.

b. Murid yang dijadikan sampel penelitian

Siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 332 orang siswa

kelas 5 SD di lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen Kota

Serang, siswa ini merupakan murid dari 10 orang guru tersertifikasi yang

dijadikan sampel.

Data yang akan dikumpulkan dari para siswa ini adalah hasil belajar siswa

berupa perolehan nilai pada pembelajaran matematika.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) angket, 2) observasi,

3) wawancara, 4) tes, dan 5) studi dokumentasi.

(38)

73

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati,

merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang

dicapai. Pada kegiatan observasi yang dilakukan terhadap perencanaan

pembelajaran yang dibuat guru dan pelaksanaan pembelajaran matematika oleh

guru tersertifikasi di kelas 5 SD, peneliti menggunakan pedoman observasi

berbentuk format isian, dengan memberikan atau membubuhkan tanda centang (√)

pada aspek yang muncul. Tujuan utama dari observasi adalah untuk memantau

perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, hasil belajar siswa, dan dampak

pembelajaran yang direncanakan oleh guru profesional yang tersertifikasi.

Langkah-langkah observasi terdiri atas tiga tahap yaitu; pertemuan

pendahuluan, pelaksanaan observasi, dan pertemuan balikan. Pertemuan

pendahuluan sering disebut sebagai pertemuan perencanaan yang dilakukan

sebelum observasi berlangsung dengan tujuan menyepakati hal-hal yang akan

diamati dengan mitra peneliti. Pelaksanaan observasi dilakukan setelah adanya

kesepakatan dengan guru dan siswa terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2. Angket/ kuesioner

Angket atau kuesioner digunakan dalam proses pengumpulan data mengenai

kondisi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru profesional yang

tersertifikasi. Angket tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang telah dilakukan oleh

guru profesional yang tersertifikasi dalam pembelajaran pada mata pelajaran

(39)

74

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Wawancara

Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam

pikiran orang lain, bagaimana pandangannya tentang hal-hal yang tidak dapat

diketahui melalui observasi. Teknik ini akan peneliti tempuh dengan melakukan

wawancara secara hati-hati dan mendalam berdasarkan instrumen yang telah

dipersiapkan dan bersifat terbuka dengan maksud pertanyaan dapat berkembang

sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan (Nasution, 1996:73)

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan guru dan siswa untuk

mengungkap data mengenai kondisi pembelajaran yang belum terungkap melalui

angket atau melengkapi data yang masih perlu verifikasi kebenarannya. Supaya

hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah

melakukan wawancara kepada informan atau sumber data maka diperlukan

alat-alat bantu wawancara di antaranya:

a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan sumber data untuk

membantu mencatat data hasil wawancara.

b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi

tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak

c. Camera : berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan

pembicaraan dengan sumber data. Dengan adanya foto diharapkan dapat

meningkatkan keabsahan data penelitian, karena peneliti betul-betul

(40)

75

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Tes

Tes ini dilakukan untuk mengetahui hubungan hasil belajar siswa kelas 5

setelah dilaksanakan pembelajaran matematika oleh guru profesional tersertikasi.

Tes yang dilakukan adalah tes materi pembelajaran matematika sesuai

dengan kompetensi dasar yang ada di kelas 5 semester 2. Tes diberikan kepada

siswa kelas 5 setelah mendapat pembelajaran matematika oleh guru profesional

tersertikasi. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan

belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran oleh guru profesional tersertifikasi.

D. Pengembangan Instrumen/Alat Pengumpul Data Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas angket, observasi

terhadap aktivitas siswa dan guru, dokumentasi tes hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika, dan wawancara terhadap guru dan siswa.

Instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen Angket

angket pada penelitian ini digunakan pada studi pendahuluan diberikan

kepada guru dan siswa:

a. Angket untuk guru

Angket untuk guru ditujukan untuk mengumpulkan data berkaitan dengan:

1) Identitas diri

a). Sekolah

b). Jenis kelamin

c). Pendidikan terakhir

(41)

76

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e). Pengalaman mengajar di SD

2) Aktualitas diri

a). Tugas mengajar guru

b). Fungsi guru megajar

c). Harapan guru terhadap siswa

d). Minat guru terhadap pengajaran

3) Fasilitas/prasarana dan lingkungan belajar

a) Ruang kelas/ fasilitas belajar

b) Suasana/iklim sekolah

c) Suasana kelas

d) Buku sumber

e) Media/alat bantu belajar Perpustakaan

4) Persepsi Guru tentang Pembelajaran Matematika

a). Persepsi guru tentang sasaran pembelajaran matematika.

b). Persepsi guru tentang manfaat pembelajaran matematika

c). Persepsi guru tentang model-model pembelajaran Matematika

5) Pengetahuan dan kemampuan guru dalam pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan matematika

a). Pengetahuan guru tentang konsep keterampilan matematika

6) Persiapan Mengajar yang dibuat guru

a). Persiapan mengajar matematika

b). Pemahaman guru tentang persiapan pembelajaran untuk

(42)

77

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Pembelajaran Matematika

a) Pelaksanaan pembelajaran matematika

b) Kemampuan guru mengimplementasikan pembelajaran matematika

di kelas

8) Evaluasi hasil belajar matematika

a) Jenis evaluasi yang dilakukan guru

b) Bentuk evaluasi yang digunakan guru

b. Angket untuk Siswa

Angket untuk siswa ditujukan untuk mengungkap data tentang:

1) Persepsi siswa tentang pembelajaran Matematika

a). Persepsi tentang manfaat belajar Matematika

b). Minat siswa terhadap belajar Matematika

c). Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Matematika oleh

guru

2) Fasilitas/prasarana belajar yang dimiliki sekolah

a). Ruang kelas/ fasilats belajar

b). Suasana/iklim sekolah

c). Buku sumber

d). Media/alat bantu belajar

e). Perpustakaan

2. Instrumen Pengamatan (observasi)

Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi.

(43)

78

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk melengkapi data yang terkumpul dari angket. Pengamatan pada

penelitian ini dilakukan kepada guru dan siswa.

a. Observasi kepada guru

1) Observasi terhadap perencanaan yang dibuat oleh guru

Observasi terhadap perencanaan yang dibuat guru meliputi:

a) Menentukan Tujuan Pembelajaran

b) Menentukan Bahan Belajar/Materi Pelajaran

c) Menentukan Strategi/metode pembelajaran

d) Menentukan Media pembelajaran

e) Menentukan Evaluasi

2) Obesrvasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi:

a) Kemampuan membuka Pelajaran

b) Sikap guru dalam proses pembelajaran

c) Penguasaan Bahan belajar

d) Kegiatan belajar mengajar

e) Kemampuan menggunakan media pembelajaran

f) Evaluasi pembelajaran

g) Kegiatan menutup Pembelajaran

(44)

79

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Instrumen Tes Hasil Belajar pada pembelajaran matematika

Tes digunakan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan hasil belajar

atau prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan guru setelah

melaksanakan kegiatan pembelajaran dari guru profesional yang tersertifikasi

E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Agar penelitian yang akan dilakukan bisa berhasil dengan baik, maka

diperlukan suatu persiapan yang matang, teliti, dan sistematis. persiapan

penelitian ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut

a. Menentukan data yang akan diolah

b. Menentukan metode dan instrumen untuk memperoleh data

c. Menyusun instrumen penelitian

d. Menentukan sampel sebagai sumber data

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. menyebarkan angket kepada guru dan siswa

b. mengadakan observasi

c. mengadakan studi dokumentasi terhadap nilai

d. Verifikasi Data

Langkah ini dimaksudkan untuk menyeleksi data yang layak diolah lebih

lanjut, langkah ini meliputi:

(45)

80

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Memeriksa kelengkapan jawaban

3) Memeriksa kesahihan jawaban dan memeriksa konsistensi jawaban

bagi alat pengumpulan data

e. Tabulasi Data

Langkah ini meliputi:

1) Memberikan skor terhadap data yang terkumpul

2) Memodifikasi data sesuai dengan teknik analisis

3) Menyajikan data dalam bentuk tabel dan mengelompokan data

sesuai kebutuhan

f. Penerapan Teknik Statistik

Pada langkah ini penulis mengolah data dengan menerapkan teknik

statistik korelasi ganda (multiple corelation).

g. Pengujian Hipotesis

h. Interpretasi hasil pengujian hipotesi

F. Analisis Data

Untuk kepentingan analisis data dilakukan beberapa langkah. Pada tahap

awal dilakukan pengumpulan data tentang pembelajaran Matematika yang

dilakukan oleh guru profesional yang tersertifikasi, mulai dari perencanaan

sampai dengan evaluasi, kondisi siswa, sumber dan media belajar, serta sarana

prasarana pendukung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif

dan korelasi.

Pada tahap kedua pengumpulan data melalui observasi terhadap guru selama

(46)

81

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tahap ini dianalisis menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif pada

penelitian ini menggunakan teknik triangulasi,teknik triangulasi dilakukan dengan

cara mengecek jawaban responden yang diperoleh dari wawancara dicek dengan

pengamatan, dicek lagi dengan data dokumentasi, dan jika diperlukan diulangi

lagi dengan wawancara, observasi, dan dokumen lain, sehingga ditemukan

kenyataan yang sesungguhnya.

Data hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dibandingkan

dengan hasil observasi kemudian diolah dengan dengan tehnik korelasi ganda

(47)

127

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian

pada pembelajaran matematika, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Persiapan mengajar guru yang sudah bersertifikasi pada sekolah dasar

negeri di Kecamatan Kasemen dalam kegiatan belajar mengajar pada mata

pelajaran matematika berdasarkan data hasil penelitian belum dapat

dikatagorikan baik. Hal ini dapat kita lihat dari pembuatan dukomen silabus

dan RPP yang dimiliki oleh guru. Silabus dan RPP yang dijadikan pedoman

dalam pembelajaran matematika ternyata bukan hasil karya guru tetapi hasil

dari down load internet atau persiapan yang dibuat oleh penerbit buku.

Penggunaan silabus dan RPP hasil karya orang lain oleh guru sah-sah saja

digunakan tetapi jangan langsung digunakan hendaknya dimodifikasi

kembali oleh guru tersebut sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah

terutama dalam pembelajaran di kelas.

2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar oleh guru yang bersertifikasi pada

mata pelajaran matematika dapat dikatagorikan tidak maksimal karena

pelaksanaan pembelajaran oleh guru belum memperoleh hasil yang

diharapkan sesuai dengan tujuan. Berdasarkan hasil penelitian kondisi ini

disebabkan karena penguasaan beberapa kemampuan yang harus dimiliki

guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti kemampuan kemampuan

(48)

128

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan

bahan belajar, kegiatan belajar mengajar, kemampuan menggunakan media

pembelajaran, evaluasi pembelajaran kegiatan menutup pembelajaran,

tindak lanjut belum mendayakan segala upaya dan sumber secara efisien

untuk mencapai tujuan secara efektif.

3. Hubungan antara guru profesional yang bersertifikasi dengn hasil belajar

siswa tahun pelajaran 2010-2011 pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Kasemen Kota Serang tidak signifikan. Hal ini dibuktikan dengan

rendahnya perolehan nilai prestasi belajar matematika siswa yang menjadi

peserta didik guru profesional yang bersertifikasi, dan setelah dibandingkan

nilai RPP, nilai pelaksanaan pembelajaran dan nilai prestasi belajar siswa

kemudian diolah dengan menggunakan teknik korelasi ganda (multiple

correlation) diperoleh nilai 0,65 dan setelah dilakukan perhitungan tingkat s

signifikansi sebesar 2,496 dan setelah dikonsultasikan dengan Ftabel F hitung

< F table berdasarkan hasil uji hipotesis ini disimpulkan hubungan antara

guru profesional yang bersertifikasi dengan hasil belajar siswa tahun

pelajaran 2010-2011 tidak signifikan.

4. Evaluasi Guru yang Sudah Bersertifikat Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tahun Pelajaran 2010-2011 dalam pelaksanaannya diharapkan dapat

menciptakan hasil belajar meningkat sesuai dengan tujuan Proses

Pembelajaran.

Pelaksanaan evaluasi terhadap hasil pembelajaran belum dilaksanakan

(49)

129

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pelaksanaan evaluasi ini hanya ditujukan untuk memperoleh nilai saja, nilai

yang diperoleh tidak dianalisis untuk menentukan tingkat keberhasilan

pembelajaran dan peningkatan kualitas pembelajaran

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dan mempertimbangkan manfaat penelitian

ini dalam meningkatkan kemampuan profesi guru dalam rangka meningkatkan

prestasi belajar yang lebih baik, maka dapat diajukan rekomendasi sebagai

berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah. Inovasi dan upaya-upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan guru sepatutnya diarahkan,

dibantu dan diberikan fasilitas. Peningkatan kemampuan profesi dapat dilakukan

dengan membentuk kelompok kerja guru, melalui kegiatan kelompok guru

(KKG), pelatihan-pelatihan peningkatan mutu sehingga guru-guru dipacu untuk

melakukan Penelitian tindakan kelas.

2. Bagi Para Guru kelas V

Penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu dasar pertimbangan atau

sebagai masukan untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif serta

bermakna meningkatkan keterampilan matematika, dan dijadikan bahan masukan

dalam mengembangkan pembelajaran yang lebih mengeksploitasi potensi

(50)

130

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Guru juga diharapkan mampu dan mempunyai kemauan untuk menyusun

rencana pembelajaran sendiri yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pembelajaran dan mampu mengimplentasikan rencana pembelajaran serta mampu

mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan

3. Bagi Para Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya kompleksitas dan

memperluas lingkup pengembangan pembelajaran matematika kelas 5 SD.

Peneliti menyadari bahwa hasil Penelitian ini belum sampai pada temuan-temuan

yang mendasar dan subtansi, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut

dengan permasalahan yang sama namun jumlah sampel dan lokasi penelitian yang

lebih luas tidak hanya pada tingkat kecamatan kalau mungkin pada tingkat

kabupaten/kota atau pada tingkat provinsi.

4. Bagi Institusi Pengambil Kebijakan Pengajaran dan Pendidikan,

Hasil penelitian ini dijadikan suatu alternatif pertimbangan dalam

mengambil kebijakan tentang peningkatan guru profesional dan peningkatan

kualitas pembelajaran. Kebijakan yang kaitan dengan guru akan berdampak pada

peningkatan profesional guru, jika profesional guru meningkat akan berdampak

pula pada peningkatan kualitas pendidikan.

Untuk peningkatan guru profesional dan peningkatan kualitas pembelajaran

direkomendasikan untuk membentuk wadah atau kegiatan untuk meningkatkan

kemampuan profesi guru, seperti memberdayakan Pusat Kegiatan Guru sebagai

(51)

131

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, E dkk (2006). Pengembangan Kompetensi Professional dalam

Meningkatkan Kinerja Pembelajaran Guru Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Vol. 1, no. 2 Juni 2006.

Ani M. Hasan, M.Pd. Artikel: Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad

Pengetahuan

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asep,HR. dkk.(2008) Modul UT Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Bafadal. I. (2004). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Buchari A. (2010). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Cole. M. (2005). Profesional Value and Practise Meeting the Standart. Third

edition.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Glover, D. dan Law, S. (2002). Improving Learning: Professional Practice in

Secondary School. Philadelphia: Open University Press.

Hamalik O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara.

Harun, Z.C. (2008). “Profil Guru Profesional dan Model Pembelajaran Ideal

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Jurnal Pendidikan.

UPI. Vol. 32 (4), 24-30.

Hermawan, D. (2008). “Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Produktivitas

Kerja Guru”. Jurnal Pendidikan. UPI. Vol. 32 (2), 59-67.

http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/manajemen-sdm-pendidikan/

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 2.1  Peran Guru EMANSLIMDEF…………….……..……….……..Tabel 3.1 PENYEBARAN GURU YANG   SUDAH TERSERTIFIKASI …………….……………………..

Referensi

Dokumen terkait

 Di dalam substansi flsafat (baca: fsafat pendidikan) terdiri atas apa yang diyakini guru mengenai pendidikan,..  merupakan kumpulan prinsip yang

Penelitian ini menggunakan Teori Herzberg karena telah dijelaskan dalam buku Hasibuan(2008:110-111) Teori Herzberg apabila dibandingkan dengan teori Maslow, teori ini tidak

Keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai pelaut, biasanya ia harus berlayar dan meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan, hal ini mengakibatkan istri sering

Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud mempelajari bagaimana gambaraan pencapaian tugas perkembangan waria yang nampak berhasil memenuhi tugas-tugas perkembangan dewasa madya

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak puas dengan 3 program Jamsostek yang diterapkan PT Biotis Nusantara yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja,

[r]

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi electronic procurement (e-proc) dalam pengadaan barang/jasa terhadap perwujudan

(e- proc) dalam pengadaan barang/ jasa terhadap perwujudan good governance di. Balai Besar Wilayah Sungai