• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI BERBASIS NILAI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER SISWA :Studi Eksperimen Quasi di Kelas XI SMAN 2 Palangka Raya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI BERBASIS NILAI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER SISWA :Studi Eksperimen Quasi di Kelas XI SMAN 2 Palangka Raya."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI BERBASIS NILAI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PERUBAHAN KARAKTER SISWA

(Studi Eksperimen Quasi di Kelas XI SMAN 2 Palangka Raya)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Dewanto Zulkarnain 1101624

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

(3)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

English Education at Secondary

Education

Oleh

Dewanto Zulkarnain

SH Universitas Palangka Raya, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dewanto Zulkarnain 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

(5)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai dan Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperiment Quasi di Kelas XI SMAN 2 Palangka Raya). Tesis.

Dewanto Zulkarnain, 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari keresahan peneliti tentang metode yang digunakan guru saat mengajar masih didominasi dengan ceramah (narrative technique) dimana guru menjelaskan secara rinci materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa cenderung memaknai pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai pengetahuan yang berupa perangkat fakta-fakta yang harus dihapal.

Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan penggunaan media animasi berbasis nilai dan implikasinya terhadap perubahan karakter siswa di kelas XI SMA Negeri 2 Palangka Raya.

Penelitian dilandasi teori karakter dari Lickona tentang Character matters dan Educating For Character, teori tentang media dari Sudjana dan Rivai tentang Media Pengajaran, dan tentang pembelajaran civic education dari Amerika (Branson).

Proses penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperiment kuasi. Populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri 2 Palangka Raya yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPA II sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA IV sebagai kelas eksperimen dengan jumlah masing-masing siswa di kelas sebanyak 39 orang. Terhadap ke dua kelompok diberikan test pengetahuan siswa dan lembar observasi siswa.

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang tanpa media. Perbedaan hasil belajar itu karena adanya perbedaan nilai sebesar 31,35 antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, serta adanya peningkatan nilai sebesar 40,73 di kelas eksperimen dari pretest ke postest.

(6)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Effectiveness of the use of Media -Based Animation and Implication Character Change for Students (Studies quasi experimental in Class XI Palangka Raya SMAN 2). Thesis. Dewanto Zulkarnain, 2013

This research is motivated from concerns about the research methods used by teachers when teaching was dominated by lectures (narrative technique) where the teacher explains in detail the subject matter to students, so that students tended to interpret the Citizenship Education lessons just as knowledge in the form of the facts that must be memorized.

This study aims to describe the general use of media-based animation values and their implications for changes in the character of students in class XI Senior High School 2 Palangka Raya.

The research is based on theories about the character of Lickona Character matters and Educating For Character, theories of media and Rival Sudjana on Media Teaching and learning about civic education of America (Branson).

Research process using a quantitative approach with quasi-experimental methods. The study population was a high school student School 2 Palangkaraya, which consists of two classes, namely class XI Science II as a control class IV and class XI science experiment as a class by the number of students in each class were 39 people. Against both groups were given tests students' knowledge and student observation sheet.

In general, the results of this study indicate that there are differences between classroom learning outcomes of students who use media with a value-based animation without media. Differences in learning outcomes was due to the different value of 31.35 between the experimental class to control the class, as well as an increase in value of 40.73 in the experimental class from pretest to posttest.

(7)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat Praktis ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Media Animasi ... 13

1.Karakteristik Media Animasi ... 13

2. Media Animasi sebagai Pembelajaran ... 14

3. Macam-Macam Pembelajaran ... 15

B. Media sebagai Stimulus Pembelajaran ... 17

1. Media Pembelajaran ... 17

2. Keunggulan Media Animasi untuk Belajar ... 21

C. PKn sebagai Pendidikan Nilai ... 25

1. Visi Misi PKn ... 25

2. PKn dan Pendidikan Nilai ... 26

3.PKn sebagai Media Pembelajaran ... 29

D. Pendidikan Karakter ... 30

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 30

2. Karakter Disiplin ... 37

3. Pendidikan Karakter untuk SMA ... 41

E. Implementasi Media Animasi Berbasis Nilai pada Pembelajaran PKn ... 42

F. Penelitian Terdahulu ... 45

G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 47

(8)

ii

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 49

B. Penentuan Lokasi Penelitian ... 49

C. Metode dan Desain Penelitian... 51

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 53

E. Alur Penelitian (Perlakuan) ... 57

F. Instrumen Penelitian ... 59

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 60

1. Pengembangan Instrumen ... 60

2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 62

H. Prosedur Penelitian ... 65

a. Gambaran Proses Pembelajaran yang Menggunakan Media Animasi Berbasis Nilai ... 76

1. Persiapan Pembelajaran ... 77

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

3. Hasil Pembelajaran ... 83

b. Perbedaan proses pembelajaransiswa antara kelas yang menggunakan media animasi berbasis nilai dan yang menggunakan media konvensional ... 83

c. Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang menggunakan media konvensional ... 85

d. Perbedaan karakter disiplin siswa antara yang menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang menggunakan media konvensional ... 87

3. Uji Hipotesis ... 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

1. Gambaran proses pembelajaran yang menggunakan media animasi berbasis nilai ... 92

(9)

iii

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan media animasi berbasis nilai dengan

yang menggunakan media konvensional ... 96

4. Perbedaan karakter disiplin siswa antara yang 5. menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang menggunakan media konvensional ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

A. Kesimpulan ... 109

1. Kesimpulan Umum ... 109

2. Kesimpulan Khusus ... 109

B. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(10)

iv

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 32

2.2 SK/KD, Nilai, dan Indikator SMA ... 36

3.1 Desain Eksperimen Kuasi ... 53

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 59

3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61

3.4 Uji Validitas ... 62

3.5 Uji Reliabilitas ... 63

4.1 Jumlah Siswa dan Guru ... 70

4.2 Jumlah Peserta Didik Tahun 2012/2013 ... 71

4.3 Keadaan Tanah Sekolah SMA Negeri 2 Palangka Raya ... 73

4.4 Keadaan Gedung Sekolah SMA Negeri 2 Palangka Raya ... 73

4.5 RPP pertemuan Ke Lima ... 77

4.6 Perbedaan proses pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas Control... 83

4.7 Perbedaan Proses Pembelajaranantara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 84

4.8 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... 84

4.9 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Pretest Dengan Postest Pada Kelas Eskperimen... 85

4.10 Perbandingan Tingkat Partisipasi Siswa antara Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol... 86

4.11 Uji Hipotesis Proses PembelajaranSiswa... 87

4.12 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... 88

4.13 Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Pretest dengan Postest pada Kelas Eskperimen... 89

(11)

v

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(12)

vi

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

(13)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses Pendidikan menjadi jalan untuk memperbaiki perilaku belajar guna

mencapai tujuannya. Menurut Ki Hajar Dewantara (Sobirin, 2010), bahwa

“Pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan

menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya”. Menurut Hamka, (Masrur, 2008), untuk membentuk siswa yang memiliki kepribadian

paripurna, “maka dalam dataran operasional prosesnya tidak hanya dilakukan sebatas transfer pengetahuan, akan tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana

ilmu yang diperoleh mampu membuahkan suatu sikap yang baik sesuai dengan

pesan nilai ilmu yang dimilikinya”

Hamka juga membedakan makna pendidikan dan pengajaran. Menurutnya,

pendidikan merupakan serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk

membantu membentuk watak, budi, akhlak, dan kepribadian siswa, sehingga ia

tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sementara pengajaran

adalah upaya untuk mengisi intelektual siswa dengan sejumlah ilmu pengetahuan.

Ki Hajar Dewantara dalam (Riyanto, 2004), mengatakan bahwa:

Pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan siswa dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.

Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang

berprinsip kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cinta kasih, dan penghargaan

terhadap masing-masing anggotanya. Pendidikan hendaknya tidak hanya

mengembangkan aspek intelektual, sebab akan memisahkan dari orang

kebanyakkan. Pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu, tetapi

(14)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan hendaknya memperkuat rasa percaya diri, mengembangkan harga diri,

setiap orang harus hidup sederhana dan guru hendaknya rela mengorbankan

kepentingan-kepentingan pribadinya demi kebahagiaan para siswanya. Siswa

yang dihasilkan adalah siswa yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat

mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggung

jawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Menurut Mulyana

(2001):

Sekolah dibangun sebagai wahana pendidikan formal dalam rangka meingkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai siswa yang mampu melahirkan nilai-nilai kehidupan secara pribadi dalam menciptakan iklim budaya sekolah yang penuh makna.

Untuk itu sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

merealisasikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sekolah dapat menjadi sarana

untuk mensosialisasikan nilai-nilai dan kompetensi-kompetensi (pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan), yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Sementara

itu, Paino (2007:208), “Bagi guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan

membentuk perilaku dan kepribadian serta membina sikap dan moral siswa,

merupakan bagian integral dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekolah”. Sedangkan (Winataputra dan Budimansyah, (2007), menyatakan bahwa:.

(15)

3

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pendidikan kewarganegaraa, memang diperlukan berbagai upaya

dan terobosan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal serupa juga diungkapkan

Branson (1999: 8-25) bahwa:

Pendidikan Kewarganegaraan dalam menghadapi era globalisasi hendaknya mengembangkan kompetensi kewarganegaraan (civic competence). Aspek-aspek civic competence tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions).

Namun demikian, pembelajaran kewarganegaraan yang dilakukan selama

ini masih berorientasi pada komponen pengetahuan kewarganegaraan sehingga

kurang menyentuh aspek kewarganegaraan dan watak kewarganegaraan padahal

ketiga kompetensi tersebut diharapkan memiliki hubungan yang bersifat

kontinuitas dan konfluen sehingga tidak heran jika siswa memandang Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran teoritis saja yang hanya berupa

materi-materi hafalan, padahal dari pengetahuan kewarganegaraan diharapkan siswa

mampu menunjukkan kecakapan kewarganegaraan dan tumbuh dalam diri watak

kewarganegaraan. Kecakapan kewarganegaraan dapat dikembangkan melalui

pembelajaran di depan kelas. Muara dari pengetahuan kewarganegaraan dan

kecakapan kewarganegaraan adalah terbentuknya watak kewarganegaraan. Untuk

itu, Djahiri (1985), mengemukakan bahwa:

dalam proses pembelajaran harus dirancang suatu model pembelajaran dimana siswa harus mampu mengembangkan seluruh potensinya agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, demokratis dan bertanggung jawab, untuk itu perlu dikembangkan suatu proses pembelajaran yang humanistik dimana suasana belajar mengajar bersifat kekeluargaan, hangat, dan terbuka

Untuk membangun bangsa yang berbasis nilai yang beradab perlu adanya

pertimbangan kesepakatan tentang pengertian dan pengembangan nilai yang

sangat mendasar yang menjadi refleksi dan pengokohan dalam kehidupan, adapun

nilai yang dimaksud adalah keimanan dan ketaqwaan, hal ini sejalan dengan

(16)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

firah tauhidullah yang dikembangkan dan diinternalisasikan dalam pribadi

seseorang untuk mencapai akhlak mulia demi kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat”.

Dengan pendidikan, manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat

dapat diupayakan untuk dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tuntutan ideal

proses pembangunan. manusia secara individu ini akan memberikan sumbangan

besar terhadap pembangunan bangsa yang bermartabat, dan menjadi faktor

pendukung bagi proses percepatan pembangunan suatu bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang memliki fokus

pembelajaran pada pembekalan pengetahuan, pembinaan sikap, perilaku dan

pelatihan siswa yang demokratis, taat hukum dalam kehidupan masyarakat,

mengacu pada kompetensi kewarganegaraan. Menurut Ace Suryadi (2004), untuk

dapat mencapai kompetensi kewarganegaraan tersebut, maka dalam

pelaksanaannya terdapat empat hal yang harus jadi penekanan dalam Pendidikan

Kewarganegaraan

1. Pendidikan Kewarganegaraan bukan merupakan indoktrinasi politik. 2. Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan state of mind dalam

upaya pembentukan karakter warganegara yang cerdas dan bernalar tinggi.

3. Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses pencerdasan dengan menekankan pada latihan menggunakan daya nalar dan logika.

4. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai laboratorium demokrasi, sikap, dan perilaku yang dikembangkan dengan pemebelajaran yang demokratis.

Dari pandangan-pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang memberikan

pengetahuan (civic knowledge), ketrampilan (civic skills), dan watak-watak atau

kebajikan-kebajikan warga negara (civic dispositions) yang dilakanakan melalui

pembelajaran demokratis, karena dengan pembelajaran yang begitu maka akan

menumbuhkan sikap dan perilaku demokratis pada siswa yang akan adakan

(17)

5

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan nilai merupakan proses penanaman dan pengembangan

nilai-nilai pada diri seseorang. Dalam pengertian yang hampir sama, Sauri (2009)

mendefinisikan bahwa “pendidikan nilai adalah sebagai upaya sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan fitrah dasar manusia seutuhnya, menuju

terbentuknya insan berakhlak karimah”. Sementara itu, Mardiatmadja dalam Mulyana (2004:119) mendefinisikan “pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya

secara integral dalam keseluruhan hidupnya”. Adapun Hakam (2000:05) mengungkapkan bahwa:

pendidikan nilai adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut moral dan sudut pandang non moral, meliputi estetika, yakni menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi, dan etika yaitu menilai benar atau salahnya dalam hubungan antarpribadi. Pendidikan nilai dapat dimaknai juga sebagai proses bimbingan melalui suritauladan pendidik yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai agama, budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.

Pendidikan nilai memang sangat diperlukan agar setiap manusia memiliki

pribadi yang mulia. Sementara itu, Winecoff, (1988:1-3) mengungkapkan bahwa:

Values education-pertains to questions of both moral and nonmoral judgement toward object; includes both aesthetics (ascribing value 10 objects of beauty and personal taste) and ethics (ascribing values ofrighl and wrong in the interpersonal realm). Arti dari value education atau pendidikan nilai di atas adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut moral dan sudut nonmoral, yang meliputi estetika yaitu menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi dan etika yaitu menilai benar atau salahnya dalam hubungan antar pribadi.

Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan nilai adalah penanaman

nilai-nilai luhur ke dalam diri peserta didik. Berbagai metoda pendidikan dan

pengajaran yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan juga

(18)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memberi variasi kepada proses pendidikan dan pengajarannya, sehingga

lebih menarik dan tidak membosankan.

Efektifitas atas proses berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan di kelas merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu seperti

apa hasil yang akan diperoleh, apakah akan berhasil, kurang berhasil atau tidak

berhasil. Sehingga di samping menyebabkan nilai-nilai yang ditargetkan tidak

tercapai, pemahaman siswa terhadap nilai-nilai yang ingin diajarkan juga kurang

dapat mereka serap dan pahami secara menyeluruh.

Hal ini diakibatkan karena proses pembelajaran yang diterapkan guru di

kelas terutama oleh guru pada mata pelajaran PKn masih cenderung pada metode

yang membuat siswa tidak tertarik, jenuh dan sulit untuk mereka pahami. Guru

dominan hanya menggunakan metode konvensional berupa ceramah satu arah

(narrative technique) tanpa memberikan contoh atau gambaran-gambaran kogkrit

menyangkut peristiwa/isu hangat saat ini yang dapat dikaitkan dengan materi atau

pokok bahasan yang akan diajarkan dan kurang memperhatikan tingkat pemahaman

siswa terhadap konsep yang diberikan, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan

tidak dapat tercapai secara optimal. Akibatnya mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan cenderung di anggap remeh dan dipandang sebelah mata oleh

siswa sendiri dan masih dianggap agak kurang bermakna bagi masyarakat karena

belum mampu mengembangkan nilai-nilai seperti aspek moral, akhlak, budi

pekerti, perilaku, pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif, salah satu

penyebab diantaranya adalah karena minimnya penggunaan media pembelajaran

pada saat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas berlangsung.

Menurut Somantri (2001:245) mempertegas bahwa “kurang bermaknanya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa dikarenakan masih dominannya

penerapan metode pembelajaran konvensional seperti ground covering technique,

indoktrinasi, dan narrative technique dalam proses pembelajaran Pendidikan

(19)

7

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai secara efektif dan

efiesien, maka diperlukan suatu metode mengajar yang lebih tepat. Ketepatan

dalam menggunakan metode mengajar yang dilakukan oleh guru akan dapat

membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang

diberikan, juga terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa akan mudah

menerima dan memahami materi yang diberikan oleh guru apabila metode

mengajar yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pengajarannya.

Metode mengajar yang baik adalah metode mengajar dengan sarana media

yang disesuaikan dengan setiap materi yang akan disampaikan terhadap kondisi

siswa dan keadaan sekitar yang terjadi (isu-isu hangat), sarana yang tersedia serta

tujuan pengajarannya. Menurut Nana Sudjana (2001: 2):

ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya; pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak aktif dalam proses kegiatan belajar.

Penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan

untuk mempertinggi kualitas pembelajaran, namun suatu media mengajar

mempunyai spesifikasi tersendiri, artinya media yang cocok untuk suatu materi

belum tentu cocok jika diterapkan pada materi yang lainnya. Oleh sebab itulah

kreatifitas dan keuletan guru dalam membuat sebuah media pembelajaran yang

interaktif, sangat berperan untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sementara itu, menurut Sadiman, (2002:

10) mengatakan bahwa:

penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak. Menurut beberapa penelitian tentang penggunaan media dalam proses belajar mengajar menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media.

Mengatasi permasalahan klasik di atas, maka perlu dilakukan perubahan

dengan menerapkan pola atau metode pembelajaran modern berbasis media

teknologi yang masih baru (fresh), lebih menarik, lebih kompleks namun mudah

(20)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

moral dan akademik secara optimal seperti civic knowledge, civic skills dan civic

disposition secara mendalam dan komprehensif dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang berwatak (moral)

baik dengan pola pikir kritis dan berjiwa sosial tinggi (peduli) terhadap

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam lingkup kehidupannya, yang mana

hal tersebutlah yang merupakan tujuan utama yang ingin di capai dari

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.

Sehubungan dengan media pembelajaran yang masih baru (fresh) dan

sesuai dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah media

pembelajaran berupa gambaran-gambaran yang dapat menampilkan realita atas

suatu kondisi atau keadaan berupa kejadian/isu-isu hangat atas peristiwa yang

baru terjadi yang kemudian dapat dikaitkan dengan materi pelajaran yang akan

disampaikan. Dalam hal ini media yang fleksibel dan menarik adalah berupa

animasi baik yang semi bergerak maupun semi suara berbentuk karikatur yang

ditampilkan secara interaktif menggunakan slide presentasi dengan Software

Microsoft PowerPoint yang akan disesuaikan dengan setiap materi yang akan

disampaiakan. Penggunaan media animasi karikatur dalam proses kegiatan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas bertujuan agar materi yang

disampaikan menjadi menarik untuk dipelajari, mudah dipahami, memancing

keaktifan dan kreatifitas siswa agar lebih partisipatif dan dapat memunculkan

potensi yang dimiliki oleh anak ketika dalam proses belajar mengajar di kelas

berlangsung sehingga diperoleh hasil yang lebih efektif dengan waktu yang

efiesien.

Berdasarkan observasi, metode yang digunakan guru saat mengajar masih

didominasi dengan ceramah (narrative technique) dimana guru menjelaskan

secara rinci materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa cenderung memaknai

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai pengetahuan yang berupa

perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Disamping itu juga suasana kelas masih

(21)

9

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga kelas

terlihat pasif dan siswa hanya sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi

kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas sehingga proses

belajar mengajar jadi terkesan kaku dan kurang fleksibel terhadap

permasalahan-permasalahan yang sedang hangat terjadi, sehingga sering siswa beranggapan

bahwa : “Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran

yang membosankan, materi yang disampaikan kurang menarik dan tidak ada

tantangan saat mempelajarinya”.

Pada proses konvensional yang demikian siswa hanya ibarat kertas putih

bersih yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan saja yang hanya ingin mencapai

keberhasilan pendidikan berdasarkan hasil akhir dari suatu pembelajaran dengan

mengabaikan proses. Pada kondisi yang demikian, guru sering mengeluhkan :

Siswa kurang menghargai saat guru menjelaskan, mereka cenderung tidak memperhatikan, sibuk bercanda dan asyik dengan kesibukan yang mereka buat-buat sendiri ketika pelajaran sedang berlangsung sehingga kelas jadi ribut dan nilai pelajaran mereka banyak yang jatuh atau masih jauh dari standar hasil yang ingin dicapai atau yang telah di targetkan.

Minimnya penggunaan media saat pembelajaran berlangsung, guru

beralasan bahwa hal ini karena :

Media-media disekitar sangat sulit untuk dimanfaatkan dan disesuaikan dengan materi yang sedang disampaikan, disamping itu juga karena untuk mata pelajaran PKn dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti fisika, matematika, TI atau biologi masih sangat sulit untuk mencari produk yang dijual sebagai perangkat atau media pembelajaran kita.

Sehubungan dengan belum banyaknya produsen yang menawarkan

software khusus sebagai media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, maka diperlukan keahlian, kreatifitas dan keuletan

pengajar (guru) untuk membuat media pembelajaran sendiri yang sesuai dan

relevan dengan materi yang akan diajarkan. Tumbuhnya kesadaran terhadap

pentingnya pengembangan media pembelajaran harus dapat direalisasikan dalam

(22)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan

keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan efesien. Menurut

Supriyatna (2006 : 1):

Saat ini pemanfaatan teknologi seperti komputer sebagai media esensial dalam pembelajaran masih jarang diterapkan sekolah karena sebagian besar guru masih kurang menguasai cara penggunaannya dan kreatifitas guru dalam menerapkannya sebagai media pembelajaran masih rendah. Seharusnya fasilitas-fasilitas penunjang tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran yang produktif untuk menghasilkan pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa sehingga siswa tidak saja harus mengetahui teori, fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk dapat menerapkan nilai-nilai pengetahuannya dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari maupun teknologi.

Oleh sebab itu agar dapat dicapai hasil pembelajaran yang telah ditetapkan,

peneliti mencoba menerapkan suatu konsep metode pembelajaran yang masih

baru yang diharapkan dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga kelas menjadi lebih aktif dan interaktif

yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan media

animasi yang dikemas dengan menggunakan software Microsoft PowerPoint.

Dari uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai Dan Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Disiplin Siswa (Studi Eksperimen Quasi di Kelas

XI SMA Negeri 2 Palangka Raya”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan proses pembelajaran siswa antara kelas yang

menggunakan media animasi berbasis nilai dan yang tanpa media?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

(23)

11

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah terdapat perbedaan karakter disiplin siswa antara yang menggunakan

media animasi berbasis nilai dengan yang tanpa media?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan proses pembelajaran siswa antara

kelas yang menggunakan media animasi berbasis nilai dan yang tanpa media.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang tanpa media.

3. Untuk mengetahui perbedaan karakter disiplin siswa antara yang

menggunakan media animasi berbasis nilai dengan yang tanpa media.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi Pendidikan Kewarganegaraan.

Adapun lewat penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengembangan pendidikan pada umumnya serta teori dan konsep

tentang proses pembelajaran khususnya mengenai efektivitas proses dan hasil

pembelajaran PKn dalam penyampaian materi dengan menggunakan berbagai

media dan animasi yang dikemas menggunakan software Microsoft PowerPoint.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini akan berguna bagi: (1) siswa, dapat

meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran PKn,

(24)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi Guru, dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

masukan dalam mengajar agar lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan

efektivitas dan kualitas pembelajaran dan pemahaman serta hasil belajar siswa. (3)

bagi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dilaksanakannya penelitian ini adalah

sebagai inovasi agar dapat melahirkan guru mata pelajaran PKn yang lebih kreatif

dalam berseni untuk membuat/memanfaatkan media pembelajaran, sehingga

disamping mengembangkan nilai seni (estetika), pembelajaran juga akan lebih

aktif, interaktif dan efektif.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis tentang “Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis

Nilai Implikasinya pada Karakter Siswa (Studi Eksperiment Quasi di Kelas XI

SMAN 2 Palangka Raya)” ini meliputi lima bagian, yang terdiri dari BAB 1 sampai dengan BAB V. Secara rinci bagian-bagian tersebut adalah sebagai

berikut:

BAB I. PENDAHULUAN, meliputi : A. Latar Belakang Penelitian, B.

Identifikasi dan Perumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D.

Manfaat/Signifikansi Penelitian.

BAB II, KAJIAN PUSTAKA, meliputi: A. Media Animasi, B.Media

Sebagai Stimulus Pembelajaran, C. PKn Sebagai Pendidikan NIlai, D. Pendidikan

Karakter, E. Implementasi Media Animasi Berbasis Nilai pada Pembelajaran PKn,

F. Penelitian Terdahulu, G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

BAB III, METODE PENELITIAN, meliputi A. Lokasi dan Subjek

Penelitian, B. Desain Penelitian, C. Metode Penelitian, D. Definisi Operasional, E.

Instrumen Penelitian, F. Pengembangan Instrumen, G. Tehnik Pengumpulan Data,

H. Analisis Data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: A. Hasil

Penelitian: 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian, 2. Deskripsi Hasil Penelitian.,

(25)

13

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(26)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Palangka Raya. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Palangka Raya yang terdiri

dari dua kelas dengan jumlah 78 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi. Oleh karena itu,

subjek penelitian ini tidak menggunakan cara randomisasi untuk memasukkan

subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, melainkan

menggunakan kelompok subyek yang sudah ada sebelumnya Seniati (2008: 39).

Randomisasi (undian) dilakukan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol dari dua subyek kelas yang telah ada. Untuk itu, tidak diperlukan

penarikan sampel dari populasi. Sehingga penelitian ini bukanlah penelitian yang

bersifat generalisasi.

Jadi, dari hasil undian diperoleh kelas A sebagai kelompok eksperimen

yang berjumlah 39 orang mahasiswa dan kelas B sebagai kelompok kontrol yang

juga berjumlah 39 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap

tahun pelajaran 2012/ 2013.

B. Penentuan Lokasi Penelitian

1. Alasan Memilih Lokasi Penelitian

Pada bagian ini disampaikan bahwa, penelitian dilakukan pada lembaga

pendidikan, yaitu sekolah sebagai institusi yang memiliki bahan dan tanggung

jawab yang besar terhadap tumbuh beban dan tanggung jawab yang besar

terhadap tumbuh dan berkembangnya pendidikan demokrasi sering dianggapi,

menurut Gandal dan Finn (1992: 53) “...taken for granted or ignored”, yakni akan terjadi dengan sendirinya atau malah dilupakan. Sesungguhnya ditegaskan

(27)

50

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu pendidikan demokrasi perlu

diletakkan dalam konteks atau berbasis pendidikan formal di sekolah.

Sekolah berdasarkan jenjang pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas

meliputi pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Berdasarkan kenyataan tersebut

maka penulis memfokuskan penelitian ini pada sekolah dijenjang pendidikan

tinggi. Jenjang pendidikan tinggi dipilih sebagai fokus penelitian disertai

argumentasi bahwa pada tingkat pendidikan ini siswa telah memiliki pengetahuan,

pemahaman, dan pengalaman yang cukup luas tentang pembelajaran PKn, atau

dengan kata lain pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotornya telah memiliki

kematangan psikologis yang telah mengarah pada kedewasaan diri. Dengan kata

lain pada jenjang pendidikan tinggi, Winataputra (2001: 98) menyebutkan untuk

mengoptimalkan pembelajaran PKn akan lebih mudah diterapkan prinsip

“partisipatif dan integratif” pada proses pembelajaran pendidikan kewrganegaraan

karena telah tingginya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

Peneliti mengambil lokasi penelitian pada SMA Negeri 2 Palangka Raya.

Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan praktis, yakni:

a. Berdasarkan keterangan yang peneliti peroleh dari kantor Dinas

Pendidikan Nasional provinsi Kalimantan Tengah, didapat kenyataan

bahwa jumlah Mempertimbangkan prestasi dan kredibilitas SMA Negeri 2

Palangka Raya yang boleh dibilang sangat baik sehingga banyak

menunjang validitas dan reliabilitas data pada obyek penelitian yang

dikumpulkan.

b. SMA Negeri 2 Palangka Raya telah menerapkan kurikulum berbasis

kompetensi pada semua jenjang kelas mulai dari kelas X hingga kelas XII.

c. Letak SMA Negeri 2 Palangka Raya yang berada di pusat kota dan tepat

pada komplek pendidikan memudahkan peneliti untuk memantau

perkembangan obyek penelitian secara berkala.

Sekolah pada jenjang pendidikan tinggi yaitu SMA Negeri (tidak termasuk

(28)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kota Palangka Raya. Masih menurut Dinas Pendidikan Nasional provinsi

Kalimantan Tengah, dari 5 sekolah tersebut yang telah melaksanakan kurikulum

berbasis kompetensi secara menyeluruh adalah 1 sekolah, yaitu SMA Negeri 2

Palangka Raya.

Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2

Palangka Raya. Dipilihnya siswa kelas XI SMA tersebut sesuai karakteristik

tingkat perkembangan siswa antara usia 16-17 tahun. Di satu sisi, masa usia ini

sangat rentan pada tindakan amoral.

Untuk itu, dengan memanfaatkan Pendidikan Kewarganegaraan di kelas

XI SMA diharapkan dapat menjalankan fungsi pendidikan untuk menanamkan

nilai-nilai dalam mengembangkan sikap empati dan karakter peduli para siswa.

Pada sisi lain, melalui guru PKn yang menghadapi perkembangan usia kelas XI

SMA tentu tentu lebih baik menggunakan strategi pembelajaran yang dapat

melibatkan keatifan siswa. Karena pada usia perkembangan seusia kelas XI SMA,

telah mampu menggunakan daya nalar dalam membuat keputusan, kemampuan

dalam bermusyawarah dan berdiskusi sesama teman dalam kelompok atau kelas.

Dipilihnya lokasi SMA Negeri 2 Palangka Raya tentu saja memperhatikan

beberapa pertimbangan bahwa, SMA tersebut merupakan salah satu sekolah yang

masih diperlukan pembenahan kondisi pembelajaran, terutama masalah guru dan

disiplin siswa serta dari segi manajemen kelas. Sehingga, sangat diperlukan

pengimplementasian inovasi pembelajaran yang berkenaan dengan model

pembelajaran yang adaptif.

C. Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. “Pendekatan kuantitatif

merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivistik yang digunakan

untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik

(29)

52

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8). Dari pendekatan kuantitatif tersebut dipilih menggunakan metode penelitian

eksperimen dalam penelitian ini. Karena penelitian eksperimen termasuk dalam

pendekatan kuantitatif. Cresswell (2009: 15) menyatakan: “experimental research seeks to determine if a specific treatment influence an outcome in a study. This

impact is assessed by providing a specific treatment to one group and withholding

it from another group and then determining how both groups score on an

outcome”.

Beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan adalam

penelitian yakni: “Pre-Experimental design, True Experimental design, Factorial Experimental design, dan Quasi-experimental design” (Sugiyono, 2011: 111).

Dari beberapa bentuk jenis penelitian tersebut, dalam penelitian ini menggunakan

bentuk Quasi eksperimental designs (eksperimen kuasi).

Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah efektivitas penggunaan media

animasi berbasis nilai implikasinya pada karakter siswa. Penelitian bermaksud

melihat hubungan sebab akibat. Variabel bebasnya adalah media animasi berbasis

nilai, sedangkan variabel terikatnya adalah karakter disiplin siswa. Eksperimen

kuasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi

informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimental sesungguhnya, dalam

keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol atau mengendalikan semua

variabel.

Guna mendapatkan gambaran implementasi media animasi berbasis nilai

implikasi pada karakter siswa digunakanlah metode quasi eksperimen dengan

desain “randomized control group post-test—pre-test design” (Fraenkel: 1993). Dengan desain ini sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu kelompok dengan

eksperimen dan satu kelompok lagi dengan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan media animasi berbasis

nilai sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model

(30)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat pengaruh pembelajaran menggunakan media animasi berbasis nilai

implikasinya pada karakter disiplin siswa seperti yang digambarkan di bawah ini:

Tabel 3.1

Desain Eksperimen Kuasi

Kelompok Random Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen R O1 X O2

Kontrol R O3 - O4

Sumber: Sugiyono (2011: 75)

Keterangan:

R = Random

X = Perlakuan (media animasi berbasis nilai) - = Media konvensional

O1 = Kondisi Awal Kelas Esperimen

O2 = Kelas Esperimen Setelah Mendapatkan Perlakuan Media Animasi Berbasis Nilai

O3 = Kondisi awal Kelas Kontrrol

O4 = Kelas Kontrol menggunakan Media Konvensional

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Melihat kesesuaian dengan objek penelitian ini, maka ada dua variabel

utama yang dijadikan fokus penelitian, yakni variabel media animasi berbasis

nilai sebagai variabel terikat (X) dan variabel karakter siswa sebagai variabel

(31)

54

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari variabel di atas, maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini

adalah paradigma penelitian sederhana yang terdiri atas satu variabel

independen dan dependen (Sugiyono, 2012: 42).

Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian Sederhana

r

Sumber: Sugiyono (2012: 42)

Keterangan:

X = variabel terikat (media animasi berbasis nilai) Y = variabel bebas (karakter siswa)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dirumuskan untuk menghindari kesalahan persepsi dan

interpretasi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Sebagaimana di sampaikan oleh Christensen (1988: 18), definisi operasional

adalah “operationism means that terms must be defined by the steps or operations used to measure them”. Terlebih lagi, setiap terminologi memiliki makna yang

berbeda dalam konteks dan dalam lapangan studi yang berbeda.

Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) definisi operasional yang

menggambarkan variabel-variabel penelitian, sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana,

baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui

aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang

maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Said, 1981:83).

Sedangkan menurut Purwadarminta (1994:32) “di dalam pengajaran

efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan

merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran”.

(32)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Media Animasi

Media animasi merupakan perangkat elektronik digital yang dapat

memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja

secara digital. Media animasi adalah hasil teknologi modern yang membuka

kemungkinan-kemungkinan yang besar alat pendidikan (Nasution, 1999: 110).

Dalam penggunaannya ada beragam jenis media animasi seperti:

a. Animasi kartun, penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang

orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini

masyarakat. Kartun mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama

dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau

mengandung makna.

b. Animasi komik, merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan

karakter dan memerankan suatu cerita dalam yang erat dihubungkan dengan

gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.

Buku tehnik komik dapat diterapkan kepada berbagai lapangan ilmu

pengetahuan, sebab karena penampilannya luas, tehnik komik seringkali

diterapkan kepada penjelasan yang sungguh-sungguh daripada sebagai

hiburan semata.

Microsoft Office PowerPoint atau PowerPoint adalah sebuah program

komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket

aplikasi kantoran (office equipment software) mereka. Microsoft Office, terdiri

dari Microsoft Word, PowerPoint, Excel, Access, tools dan beberapa program

lainnya. PowerPoint berjalan di atas perangkat komputer baik berupa Personal

Computer Desktop (PC)/Laptop (Notebook/Netbook) yang berbasis sistem

operasi Microsoft Windows.

Dalam kaitan dengan penelitian ini yang termasuk kajiannya yaitu

Microsoft Office PowerPoint. Adapun indicator, cirri-ciri, dan langkah-langkah

(33)

56

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan efektivitas penggunaan media animasi berbasis power point terhadap

karakter siswa, adalah sebagai berikut:

a. Memasukkan teks, gambar, suara, dan video

b. Membuat tampilan menarik dengan template dan borders shade c. Membuat Hyperlink

3. Nilai

Pendidikan nilai merupakan proses penanaman dan pengembangan

nilai-nilai pada diri seseorang. Dalam pengertian yang hampir sama, Sauri (2009)

mendefinisikan bahwa pendidikan nilai adalah sebagai upaya sadar dan terencana

dalam rangka mengembangkan fitrah dasar manusia seutuhnya, menuju

terbentuknya insan berakhlak karimah. Mardiatmadja dalam Mulyana (2004:119)

mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar

menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral

dalam keseluruhan hidupnya. Adapun Hakam (2000:05) mengungkapkan bahwa

pendidikan nilai adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut

moral dan sudut pandang non moral, meliputi estetika, yakni menilai objek dari

sudut pandang keindahan dan selera pribadi, dan etika yaitu menilai benar atau

salahnya dalam hubungan antarpribadi. Pendidikan nilai dapat dimaknai juga

sebagai proses bimbingan melalui suritauladan pendidik yang berorientasi pada

penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai agama,

budaya, etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yang

memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang

utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

dan negara.

Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan nilai adalah penanaman

nilai-nilai luhur ke dalam diri peserta didik. Berbagai metoda pendidikan dan

pengajaran yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan juga

dalam proses pendidikan dan pengajaran pendidikan nilai. Hal tersebut penting

untuk memberi variasi kepada proses pendidikan dan pengajarannya, sehingga

(34)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Karakter (Disiplin) Siswa

Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali terkait dan menyatu

dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong

atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya istilah

disiplin sebagai oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya istilah

disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran

dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat

peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam

pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus

dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi

kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan

mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan

ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh

warga sekolah/lingkungan.

Lebih lanjut, bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang

dilakukan guru, yang mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu

watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara

guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan

berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar

manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang

bersumber dari agama yang juga disebut the golden rule. Pendidikan karakter

dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar

tersebut. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada

nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai

(35)

58

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak atau tinggi yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif sesuai dengan

kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.

E. Alur Penelitian (Perlakuan)

Alur penelitian diawali dengan studi literatur PKn, buku pedoman dan

buku-buku lainnya yang relevan, yang dijadikan sumber dalam penyusunan

instrumen berupa tes, bahan ajar, angket dan lembar observasi serta pedoman

wawancara. Kemudian dilakukan validasi tes pada siswa yang telah mempelajari

media animasi berbasis nilai. Validasi tes dilakukan untuk menganalisis tingkat

kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas tes.

Penerapan media animasi berbasis nilai dilakukan pada satu kelas yang

telah ditentukan dengan suatu mekanisme sebelumnya. Tahap ini dimulai dengan

post-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian diberikan

perlakuan berupa model konvensional dan diakhiri dengan pre-test. Selanjutnya

selanjutnya siswa diminta mengisi angket, lembar observasi dan dilakukan

wawancara terhadap beberapa siswa untuk mengetahui minat, motivasi dan

tanggapan siswa terhadap model yang diterapkan dalam pembelajaran. Langkah

terakhir diadakan analisis data dan temuan yang diperoleh berupa data untuk

menyusun laporan. Alur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bagan

berikut ini

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian

Penggunaan media animasi berbasis nilai implikasinya pada karakter (disiplin) siswa

Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

Identifikasi masalah:

 Analisis tujuan sesuai SK-KD

(36)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian

sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan berupa:

tes pilihan ganda berupa tes kemampuan siswa dan lembar observasi siswa kelas

XI pada pembelajaran menggunakan media animasi berbasis nilai yang dilakukan.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

(37)

60

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Variabel Sub media animasi berbasis nilai

1. Menggunakan media yang

2. Tertib dalam menerapkan

kaidah-kaidah tata tulis dalam sebuah tulisan.

3. Menaati prosedur kerja

labolatorium dan prosedur pengamatan permasalahan sosial.

4. Mematuhi jadwal belajar

yang telah ditetapkan

sendiri

5. Tertib dalam menetapkan

aturan penulisan untuk karya tulis ilmiah.

Berdasarkan kisi-kisi instrumen di atas maka disusunlah instrument penelitian

yang digunakan berupa: tes skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari

Brown dan Holtzman tes pilihan ganda berupa tes kemampuan siswa dan lembar

observasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Palangka Raya.

(38)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat validitas

dan reliabelitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur

apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabelitas menunjuk pada konsistensi,

akurasi, dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran.

Berdasarkan hal itu, maka strategi pengembangan instrument dilakukan

melalui prosedur sebagai berikut:

a. Melakukan analisis induktif, yaitu mengembangkan instrumen

berdasarkan media animasi berbasis nilai dan karakter (disiplin) siswa

yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Hal ini untuk memenuhi

validitas isi, yaitu bahwa item-item instrument mencerminkan domain

konsep dari variabel yang akan diteliti. Untuk itu maka dibuat kisi-kisi

instrument penelitian yang dikembangkan dari definisi operasional

variable. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur

variable media animasi berbasis nilai (Variabel X) dan variable karakter

(disiplin) siswa (Variabel Y) adalah terdiri dari tiga alat ukur, yaitu:

1) Angket skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari

Brown dan Holtzman, untuk melihat sikap dan tindakan siswa . Pola

skala terdiri atas empat option.

a) Selalu diberi bobot empat (4),

b) Sering diberi bobot tiga (3),

c) Pernah diberi bobot dua (2)

d) Tidak pernah bobot satu (1)

1) Tes Pilihan Ganda, digunakan untuk melihat dan mengukur

kemampuan pengetahuan siswa.

2) Skala kemampuan patisipasi umum yang dilakukan oleh siswa

dalam proses pembelajaran, meliputi pilihan: (4 = selalu, 3 =

(39)

62

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Melakukan analisis induktif dengan mengumpulkan data terlebih dahulu

melalui penyebaran instrument uji coba yang kemudian dianalisis

dengan teknik korelasi product moment dari Pearson.

Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan adalah korelasi

product moment. (Arikunto, 2007: 53)

Ada 3 unsur yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini,

yaitu:

Dari ketiga rumus diatas akan didapat koefisien korelasi (r) lalu

diinterpretasikan. Untuk interpretasi dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi (r)

Besarnya r Interpretasi

0,800<r<1 0,600<r<0,600 0,400<r<0,600 0,200<r<0,400 0,000<r<0,200

Tinggi Cukup Agak Rendah

Rendah Sangat Rendah Sumber: Arikunto, (2007: 54)

Apabila diperoleh angka negatif, berarti kelasnya negatif, ini menunjukkan

(40)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melakukan pengujian reliabelitas instrument. Uji ini dilakukan untuk

mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh

mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur.

d. Melakukan pengujian daya beda.

2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

1) Validitas X

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X

Tabel 3.4

Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

(41)

64

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25 25 85,71 Sedang 0,886 sangat signifikan

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa:

Rata-rata = 29,92

Dengan demikian, instrumen dapat dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 Ade 9 8 17

2 2 Ahmad 10 9 19

3 3 Alvendra 7 9 16

(42)

Dewanto Zulkarnain, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Animasi Berbasis Nilai & Implikasinya Terhadap Perubahan Karakter Siswa (Studi Eksperimen Quasi Di Kelas XI SMAN 2 Palangkaraya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 5 Andika 11 11 22

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa:

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Tabel 3.1  Desain Eksperimen Kuasi
Paradigma Penelitian SederhanaGambar  3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Biaya Tenaga Kerja Per Petani Di Desa Sukamandi Hilir, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang Tahun

Tabel 4.12 Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus II

Analisis pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.. Jurnal Ilmiah Administratif Publik

usita Pengganti untuk menyampai kan Kontra Memori Keberatan kepada Pemohon an Memori Keberatan dibuat 17 Membuat Relaas Pemberitah uan Kontra Memori Keberatan Kontra Memori Keberat

Agar gaya-gaya hydrodinamis yang timbul pada aliran filtrasi tidak akan menyebabkan gejala sufosi dan sembulan yang sangat membahayakan baik tubuh embung maupun

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Melalui Kegiatan Melukis Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok B Tk Aisyiyah 21 Tahun Ajaran

Buku teks pelajaran wajib berisi dan menuntut peserta didik mengeksplorasi sekurang-kurangnya teks-teks fungsional serta monolog sangat pendek dan sederhana untuk

Dengan adanya sistem informasi rekrutmen yang terkomputerisasi, dapat membantu MSDM mengelola data pelamar yang masuk secara lebih cepat dan mudah, pencarian data pelamar