• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR : Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR : Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran Kota Bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR

(Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam

Meningkatkan Proses Belajar Mengajar

di SDN Pajajaran Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

Yuke 009724

ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S2)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Disetujui dan disahkan

Pembimbing I

]/^S^^^^r^--Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M. A

NIP. 130321112

Pembimbing II

Prof. Drs. H. Aas Svaefuddin

(3)

Disetujuidan Disahkan

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana I ersitas Pendidikan Indone

Prof. Dr. H. Tb.VbirkSvamsudin Makmun. M. A

(4)

ABSTRAK

Upaya Peningkatan Mutu Sekolah melalui Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar

Mengajar

(Studi Kasus tentang Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses BelajarMengajar di

SDN Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung)

Pendidikan mempakan salah satii indikator keberhasilan suatu negara untuk

meningkatkan kualitas sumber dayanya. Bangsa

Indonesia yang memiliki cita-cita tersebut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki

tanggung jawab besar terhadap pendidikan ini.

Baik kualitas pendidikan akan sangat

berpengaruh kepada pembangunan di masa

mendatang.

Salah satunya yang sangat berperan adalah pendidikan sekolah dasar. Sekolah dasar

yang berkualitas akan memperhatikan kualitas proses belajar mengajar siswa. Kualitas proses belajar mengajar (PBM) inilah yang menjadi tulang punggung bagi keberhasilan sekolah

dalam meningkatkan mutu lulusannya.

Adapun teori-teori yang dijabarkan dalam

penelitian ini adalah Konsep Administrasi

Pendidikan, Konsep Supervisi Sekolah dalam

Proses Belajar Mengajar, Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran, Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Sekolah, Mutu Sekolah.

Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan purpossive sampling dan

snowball sampling. Teknik utama pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara yang didukung studi dokumentasi, observasi lapangan serta melalui penyebaran angket.

Proses belajar mengajar tidak dapat

dipungkiri, bahwa sangat diperlukan perbaikan

dan peningkatan. SDN Pajajaran yang tempatnya sangat strategis di tengah Kota

Bandung diharapkan mampu bersaingketingkat yang lebih baik. Melalui peningkatan PBM

maka SDN Pajajaran akan menjadi harapan

masyarakat dalam meningkatkan kualitas

lulusan.

Pada kesimpulannya menerangkan bahwa

perlu adanya peningkatan proses belajar

mengajar (PBM) yang berkelanjutan dari pihak

SDN Pajajaran agar dapat lebih meningkat

dimasa mendatang. Hal ini disebabkan dimasa

mendatang persaingan akan sumber daya manusia yang berkualitas sangat terasa. Oleh

karena PBM adalah tulang punggung bagi keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan, maka perhatian yang cukup serius kearah sana harus menjadi program yang terpenting.

ABSTRACT

Increasing Effort of School Quality through Doing Supervisionby Principal in Increasing the Teaching

and Learning Process

(Case Study of Principal Supervision to Increase

Teachingand LearningProcess in Pajajaran Public

Primary School, Submunicipality of Cicendo, Bandung City)

Education is a successful indicator of a nation to increase the quality of its human resources. The idea of Indonesia in developing of the mind of the nation has the big responsibility for education. The

quality of education will have the strong influence for

the national development in the future.

The level of educational system that has the

very important role in the national development is the education of primary school. The qualified primary

school will concern with the quality of student's

teaching and learning process. The quality of teaching and learning process is the backbone (frame, scheme)

of the school achievement in increasing its graduates' quality.

The frame of theorities are described in the research are the concepts of educational administration, school suvervision for teaching and

learning process, the principal or head of school as a teaching supervisor, the implementation of teaching

supervision inschool, and thequality ofschool.

The research used the qualitative approach

with the purposive and snowball sampling methods. The primary technique to collect data used in the

research was interview, which were supported by the

study of documentation, field observation and

distribution of questionnaires.

The teaching and learning process is an

undenied process of education in school, and it requires the reform and increasing. The Pajajaran State Primary School that has thestrategic place in the

center of Bandung City is expected to have the ability of competition in order to achieve the better level of its

teaching and learning process. By increasing the level

of its teaching and learning process, it can be expected that Pajajaran State Primary School shall be the hope of community in increasing the quality of its

graduates.

In the end, it can be concluded that it's

required the sustainability increasing for teaching and learning process by the Principal of Pajajaran State Primary School in order to achieve the higher level in

the future. The reason is the result of the need for the

qualified human resources in recent and future competition. Because of teaching and learning process

is the frame of the school successful to increase the

quality of graduates, so that the serious concern for supervision of teaching and learning process must be

(5)

DAFTARISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERTMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR/BAGAN xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

E. Kerangka Berpikir.... 10

BAB II PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI

PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA

SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR

MENGAJAR

A. Konsep Administrasi Pendidikan 11

B. Pelaksanaan dalam Aktivitas Supervisi Pendidikan 15

C. Konsep Supervisi Sekolah dalam Proses Belajar Mengajar 17

D. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran

;... 19

E. Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Sekolah 25

F. Mutu Sekolah 48

G. Keterkaitan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan

Mutu Sekolah 50

H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

53

(6)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 56

B. Lokasidan Objek Penelitian 57

C. Teknik Pengumpulan Data 59

D. Teknik Analisis Data 60

E. Pelaksanaan Penelitian 62

F. Validitas dan Reliabilitas Data 68

BAB TV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Temuan Penelitian 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian 85

1. Analisis Pendapat Kepala Sekolah terhadap

Kualitas PBM SDN Pajajaran 85

2. Analisis Pendapat guru terhadap kepala sekolah selaku pengawas Proses Belajar Mengajar di SDN

Pajajaran 102

3. Analisis Kegiatan kepala sekolah selaku pengawas (supervisor) dalam meningkatkan kualitas Proses

Belajar Mengajar di SDN Pajajaran 105

4. Analisis Mengatasi Masalah yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar

Mengajar yang berkualitas 109

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 123

B. Implikasi

126

C. Rekomendasi J27

DAFTAR PUSTAKA 129

(7)

LAMPIRAN

A. Kisi-kisi penelitian 133

B. Angket/Kuesioner 134

C. SK Pembimbing 142

D. Izin Penelitian dari UPI 144

E. Izin Penelitian dari Dinas Kecamatan Cicendo 145

F. DenahSDN Pajajaran 146

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 147

(8)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) Sekolah Dasar Negeri

Pajajaran Idanll Bandung 6

2. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pengajar Sekolah Dasar

Negeri Pajajaran I dan II 78

3. Matrik SWOT 83

(9)

DAFTAR GAMBAR/ BAGAN

No Halaman

1. Kerangka Berpikir Penelitian 10

2. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan 14

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian 67

4. Penjabaran Visi, Misi dan Program SDN Pajajaran 73

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi yang pasti akan kita hadapi, tentunya akan dapat

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh adalah

arus informasi semakin canggih dan cepat dengan semakin membaiknya

alat-alat komunikasi. Era globalisasi banyak memberikan peluang tetapi juga

sejumlah tantangan dan ancaman bagi kehidupan manusia.

Sebagai negara yang baru berkembang dan terusik oleh krisis moneter

yang berkepanjangan secara langsung maupun tidak, Indonesia akan berat

menghadapi Era Globalisasi. Negara Indonesia akan dapat menjadi tamu di

negaranya sendiri apabila tanpapersiapan dan perencanaan yang matang.

Untuk menghadapi kesemua tantangan tersebut pendidikan nasional

sangat berperan dalam usaha pembangunan dan peningkatan sumber daya

manusia (SDM). Dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi

diharapkan Indonesia dapat merubah tantangan tersebut menjadi peluang.

Pembangunan bidang pendidikan sebagai suatu realisasi pembukaan

UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa merupakan suatu keharusan

untuk dilaksanakan. Kemudian

dipertegas lagi dalam tujuan pendidikan nasional di dalam UU RI No.2

(11)

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,

serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa merupakan upaya dari Bangsa Indonesia untuk lebih serius

menangani permasalahan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu

mutu pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan mutiak. Kualitas

sumber daya manusia (SDM) sangat tergantung dari mutu pendidikan.

Mutu pendidikan nasional sangat menentukan bagi kelangsungan

hidup bangsa. Mutu pendidikan harus menjadi tulang punggung dalam

mengisi pembangunan dan menghadapi tantangan di masa mendatang. Mutu

pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain adalah pengelolaan

pendidikan yang masih lemah, kualitas tenaga pengajar (guru) yang rendah

dan anggaran pendidikan yang masih jauh dari harapan. Pendidikan yang

bermutu harus ditempuh dengan harga yang mahal. Artinya pendidikan yang

bermutu tidak dapat tercapai apabila pengelolaan pendidikannya tidak

profesional serta memiliki anggaran pendidikan masih terbatas.

Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 telah

digariskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua,

pemerintah dan masyarakat.

Peranan pemerintah sangat besar, jika

(12)

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting. Hal

ini juga mencakup usaha berkesinambungan terhadap pendidikan yang diikuti

oleh seorang anak, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke Perguruan

Tinggi. Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya, maka faktor kualitas

sekolah yang dimasuki oleh siswa mulai dari tingkat SD, SLTP dan SMU

jelas sangat menentukan untuk sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini telah

disadari oleh semua pihak, yaitu pemerintah, orangtua, masyarakat dan

anak-anak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam UUD 1945 pasal

27, bahwa "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan".

Secara umum penilaian masyarakat terhadap suatu pendidikan

didasarkan atas beberapa hal yang sekaligus menjadi ciri-ciri khas suatu

wilayah pendidikan seperti: (1) siapa yang menjadi pemimpin pendidikan di

wilayahnya; (2) jumlah sekolah pavorit yang ada di wilayah tersebut;

(3) prestasi yang pernah diraih/dicapai baik secara nasional maupun regional;

(4) sosial ekonomi masyarakat setempat; (5) rata-rata latar belakang

pendidikan tenaga kependidikan; (6) sistem pengawasan yang diterapkan,

baik secara intern maupun ekstern; (7) manajemen pendidikan yang pernah

diterapkan di wilayah tersebut.

Konsekuensinya yang harus diterima menimbulkan kesan bahwa latar

belakang pendidikan guru tidak lagi memenuhi kebutuhan tenaga profesional.

Ada beberapa penyebab terjadinya ketimpangan ini yaitu LPTK tidak

(13)

karena profesi guru tidak menarik bagi lulusan SMU maupun SMK dewasa

ini. Apapun yang menjadi alasan kenyataan ialah bahwa masyarakat tidak

lagi menghargai profesi guru sebagaimana yang pernah dinikmati oleh profesi

itu di dalam kebudayaan Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Dedi Supriadi (1998: 337), bahwa guru merupakan

kelompok profesional yang paling lemah manajemennya "Teaching is a

lonely profession", guru-guru itu suatu kelompok profesional yang kesepian

dan terasing.

Berbagai pandangan pakar dunia

telah

meramalkan bentuk

masyarakat dunia abad ke-21 ini. Dari pandangan futurology telah kita

ketahui apa yang merupakan ciri-ciri dari pada masyarakat millenium ke tiga.

Minimal ada tiga karakteristik, yaitu: (1) masyarakat teknologi (2) masyarakat

terbuka; dan (3) masyarakat madani. Dimana ketiga karakteristik tersebut

akan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia.

Oleh karena itu peningkatan sedini mungkin terhadap kualitas sumber daya

manusia merupakan suatu keharusan.

Peran pendidikan sebagai lokomatif pembangunan sangat erat

kaitannya dengan kemauan dari bangsa itu sendiri. Pemerintah dalam hal ini

yang lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan

bangsa sangat tergantung pada keseriusan dalam menjalankan tujuan

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.

Peran pemerintah yang dimaksud adalah menyangkut apa yang

(14)

proses belajar mengajar (PBM) yang membaik kearah peningkatan

berkelanjutan akan dapat membentuk suatu sistem pendidikan yang

berkualitas.

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan faktor penting dalam

meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah selaku supervisor dalam proses

belajar mengajar terhadap para guru sangatlah bertanggung jawab. Kepala

sekolah sangat berperan untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Menurut

Glicman (1985; 7), bahwa orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki

guru mengajar dalam hal ini proses belajar mengajar (PBM) adalah Kepala

Sekolah, supervisor yang terdiri dari: Principal subject area, spesialist, asistant

principal departement chairperson, head teacher atau cenral office consultant.

Kemudian hal ini diperkuat oleh pendapat Oteng Sutisna, (1989:272-273),

yaitu :

Tugas kepala sekolah untuk memenuhi fungsi supervisi pengajaran di

sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala kantor di daerah

atau wilayah dan para pejabat lainnya di kantor pendidikan

(pengawas, penilik, konsultan, spesialis) bertanggung jawab atas

keseluruhan dari supervisi sekolah yang berada di dalam daerah atau

wilayahnya.

Sekolah Dasar Negeri Pajajaran Bandung yang menjadi objek

penelitian merupakan sekolah yang pada awalnya adalah sekolah favorit di

Kota Bandung. Perkembangan zaman yang begitu cepat telah membawa

perubahan pada sekolah tersebut. Kepala sekolah yang bertanggung jawab

(15)

Walaupun demikian sekolah yang terletak di pusat Kota Bandung ini

masih terus memperbaiki dan meningkatkan mutu sekolahnya. Mutu sekolah

menyangkut mutu guru dalam proses belajar mengajar dan mutu siswa yang

masuk maupun keluar dalam menyelesaikan pendidikannya.

Tabel 1

Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) SDN Pajajaran

Tahun Th 1999/2000 Th 2000/2001 Rata-rata NEM

SDN I 29,50 34,50

SDN II 31,50 36,50

SDN III 32,50 35,00

Rata-rata 31,67 35,33

Perkembangan Nilai Evaluasi Murni (NEM) dapat dilihat adanya

peningkatan dari tahun 1999 s.d 2000. untuk rata-rata SDN Pajajaran

tahun 1999 adalah 31,67 dan tahun 2000 adalah 35,33. Sedangkan untuk

permasalahan manajemen pengawasan dalam pengelolaan sekolah dirasakan

sangat rendah. Hal ini dilihat dari manajemen rekruitmen siswa, kualitas

guru, metode pengajaran dan kepemimpinan kepala sekolah. Sehingga

permasalahan yang mendasar yang akan menjadi fokus penelitian adalah

"Bagaimana Fungsi Kepala Sekolah sebagai supervisor dalam Meningkatkan

Proses Belajar Mengajar yang berkaitan erat dengan

mutu sekolah".

Untuk itu perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam terhadap mutu

sekolah yang dititik beratkan pada Proses Belajar Mengajarnya (PBM).

Jumlah siswa SDN Pajajaran saat ini adalah: untuk SDN Pajajaran 1

(16)

jumlah siswa SDN Pajajaran 3 adalah 128 orang. Secara keseluruhan jumlah

siswa SDN Pajajaran adalah 430 orang. Dari observasi awal lapangan

ditemukan adanya penurunan jumlah siswa yang sangat signifikan. Hal ini

akan menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan penelitian ini.

Sementara pendidikan akhir guru SDN Pajajaran secara keseluruhan

rata-rata lulusan Diploma dua (D-2) sebesar 80%. Sedangkan 20% lagi adalah

lulusan dari strata satu tingkat sarjana. Secara kuantitas para guru

SDN Pajajaran memiliki tingkat pendidikan akhir yang memadai.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.

Secara umum dengan berlandaskan iatar belakang di atas, maka yang

menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana Upaya

Perningkatan Mutu Sekolah Melalui Pengawasan yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses BelajarMengajar(StudiKasus

tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar

Mengajardi SDN Pajajaran Bandung"

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana persepsi kepala sekolah (XI) terhadap kualitas PBM (Y)

SDN Pajajaran ?

2. Bagaimana persepsi guru (X2) terhadap kepala sekolah selaku supervisor

dalam Proses Belajar Mengajar (Y) di SDN Pajajaran ?

3. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor

(XI) dalam meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar (Y) di

(17)

J*r„

\\ i1' r- <?/ ' . ,i

: . V X

5 * •* »,.

4. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi kepala sekolah (Xlmafef^ ,,.-/•'' J'

meningkatkan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang berkualitas (Y)

di SDN Pajajaran?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

yang jelas

tentang

supervisi

pengajaran

yang dilakukan oleh

kepala sekolah agar supervisi tersebut berfungsi sebagai upaya terhadap

peningkatan proses belajar mengajar.

Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah berupaya

untuk mempelajari:

1. Pendapat kepala sekolah terhadap kualitas proses belajar mengajar di

SDN Pajajaran.

2. Pendapat guru terhadap kepala sekolah selaku supervisor dalam Proses

Belajar Mengajar di SDN Pajajaran.

3. Kegiatan kepala sekolah selaku supervisor dalam meningkatkan kualitas

Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran.

4. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi masalah dalam

meningkatkan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang berkualitas.

D. Manfaat Penelitian.

Penelitan ini merupakan studi kasus dimana yang menjadi sasaran

(18)

seorang supervisor pengajaran, siswa sebagai produk yang ingin ditingkatkan

serta proses belajar mengajar sebagai alat atau cara untuk meningkatkan

kualitas sekolah. Masalah ini penting untuk diteliti karena mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan usaha pembinaan profesional yang

dilakukan kepala sekolah dasar terhadap para pengajar (guru) dalam upaya

menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih kondusif.

Penelitian ini diharapkan dapat menguji keberlakuan teori-teori

supervisi pendidikan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru sebagai

bagianpenting dari administrasi pendidikan.

Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas

tentang pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dasar

terhadap guru-guru dalam fungsinya sebagai seorang supervisor pengajaran

pada SDN Padjadjaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung.

Bagi para kepala sekolah khususnya sekolah dasar hasil penelitian ini

dapat memberikan sumbangan dalam membina dan membimbing guru-guru

yang dipimpinnya agar mereka dapat melaksanakan tugas keprofesiannya

secara optimal. Kepala sekolah diharapkan dapat melaksanakan supervisi

pengajaran ini secara efektif demi meningkatkan hasil dari proses belajar

mengajar.

E. Kerangka Penelitian

(19)

/^>to® ^ ? v

\\ It

> /i

\\ <% ^-*j uT*

Guba (1985; 223), untuk melihat atau memahami fokus suatu pe^rgjffljstt

secara tajam dalam penelitian naturalistik diperlukan suatu kerangka

penelitian yaitu pernyataan dari suatu teori sebagai pandangan atau pedoman

yang akan membimbing dalam penyelidikan. Selanjutnya Stuart A. Schlegel

(1986; 16) menyatakan dalam suatu "grounded research" diperlukan suatu

kerangka penelitian, karena semua analisis harus berdasarkan berbagai ide

dan pernyataan yang telah ditetapkan.

Pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kerangka penelitian

merupakan cara berpikir yang diambil peneliti dalam melihat atau memahami

realitas objek yang diteliti.

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini akan digambarkan

sebagai berikut:

Fungsi Kepala

Sekolah

Pengawasan

*

Feedback

Mutu

Hasil Belajar

Gambar 1

Kerangka BerpikirPenelitian

c=> Mutu

(20)
(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sesuai dengan yang dikemukakan Lincoln dan Guba yang dikutif oleh Faisal (1990)

menguraikan ada beberapa pandangan dasar, yaitu (1) pandangan terhadap

realitas, dimana realitas itu dipandang bersifat ganda, hasil konstruksi dalam

pengertian yang holistik; (2) pandangan terhadap hubungan peneliti dengan yang diteliti yang dikatakan interaktif tidak dapat dipisahkan; (3) pandangan

posibilitas generalisasi, dikatakan bahwa hanya dalam ikatan konteks dan waktu; (4) pandangan membangun jalinan hubungan kausalitas, mustahil memisahkan sebab-sebab dengan akibatnya pada semua keadaan secara simultan, dan (5) pandangan terhadap penaran nilai, disebutkan tidak bebas

nilai.

Pendekatan Kualitatif berkaitan dengan pemilihan dan penentuan

metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Namun demikian dalam hubungan ini perlu ditegaskan bahwa rancangan penelitian kualitatif ini tampak juga masih akan menggunakan pendekatan deskriftif. Oleh karena itu beberapa ciri pendekatan deskriftif juga akan digunakan, terutama dalam rangka pengumpulan informasi atau data yang bersifat kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball

sampling. Maksud dari snowball sampling adalah responden diminta untuk

(22)

57

menunjukkan orang lain yang dapat dijadikan sumber informasi. Sedangkan

purposive sampling adalah bahwa sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Adapun tujuan penggunaan teknik purposive sampling adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. (Lincoln & Guba, 1985:202). Pendekatan kualitatif dalam upaya memperoleh validitas data, maka dilakukan teknik triangulasi, mitra/ kolega, referensi, dan member check.

Pendekatan kualitatif pada penelitian ini paling tidak akan menguraikan beberapa masalah yang berkaitan dengan sumber data, metode, tehnik dan instrumen pengumpulan data, pelaksanaan analisis data, validasi hasil penelitian dan tahap-tahap pelaksanaan penelitian. Kesemua hal tersebut pada ujungnya untuk menghasilkan analisis yang baik.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penemuan dari mana dan siapa data dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian ini, pada dasarnya adalah mempunyai kaitan yang erat sekali dengan tempat penelitian dilakukan dan satuan kajiannya. Demikian pula

satuan kajian itu mempunyai hubungan dengan fokus penelitian.

(23)

5 I"' \^ •* ' $

Berdasarkan tempat pelaksanaan penelitian maupun fok%> ^ni^Iih^

barulah dapat dirancang maupun ditetapkan siapa-siapa yang akan

informan atau sumber data dalam pelaksanaan penelitian ini. Dalam hubungan ini yang pertama dilakukan dengan bertanya atau menggali informasi-informasi tertentu serta mengobservasi situasi-situasi untuk dapat menemukan informan awal yang bisa berfungsi sebagai "membuka pintu" untuk dapat mengenah secara keseluruhan bagaimana proses belajar

mengajar (PBM) tersebut dilaksanakan.

Demikian pula dalam menentukan informan awal itu adalah dengan menggunakan tehnik purfosive sampling dan snowball sampling dengan memilih Kepala Sekolah, guru-guru dan staf lainnya beserta segeriap sumberdaya yang dapat dijadikan sumber informasi yang selanjutnya menggelinding ke sumber data yang lainnya, apakah berbentuk manusia, dokumentasi ataupun situasi yang sesuai dengan kebutuhan data yang penulis perlukan dalam rangka penelitian ini, sehingga data yang diperlukan dapat

terpenuhi.

Dalam menentukan dan menetapkan baik informan awal maupun informan yang berikutnya peneliti berpegang pada persyaratan informan seperti yang dikemukakan oleh Spradley (1980), yaitu sebagai berikut : (1) mereka yang menguasai atau memahami sesutau melalui proses

(24)

59

memadai untuk dimintai informasi, (4) mereka yang cenderung tidak menyampaikan hasil kemasannya sendiri, dan (5) mereka yang pada mulanya

tergolong cukup asing akan peneliti, sehingga lebih menggairahkan untuk

dijadikan semacam nara sumber. Jadi sumber data atau informan dalam

penelitian ini tidak terikat oleh jumlah tertentu maupun tidak dilakukan randomisasi seperti halnya pendekatan kuantitatif.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, maka dalam pelaksanaan penelitian ini akan sangat bergantung pada fokus masalahnya, situasi serta jadwal waktu yang diperlukan.

Dengan beberapa pertimbangan seperti yang telah disebutkan di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan metode observasi partisipatif yang

meliputi beberapa tehnik pengumpulan data, yaitu tehnik wawancara, pengamatan, dokumentasi, serta angketbila hal ini dibutuhkan.

Tehnik wawancara adalah sebagai tehnik yang paling pokok digunakan, mengingat hampir semua informasi atau data yang diperlukan

sumbernya adalah berkaitan dengan potensi internal yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri Pajajaran Kota Bandung.

(25)

60

Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi dengan meneliti dan memeriksa beberapa dokumen, seperti frekuensi kunjungan pengawas, program pengawasan, buku tamu serta laporan lainnya yang biasa dibuat oleh pengawas, serta beberapa peramran dan petunjuk atau edaran dari pemerintah yang dalam hal ini bisa dari

Menteri Pendidikan Nasional atau dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Kemudian instrumen yang diperlukan adalah peneliti sendiri sebagai instrumen yang utama, sudah tentunya juga memerlukan instrumen yang lainnya, seperti misalnya petunjuk wawancara, catatan lapangan dan lain sebagainya.

D. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara induktif dan berlangsung selama pengumpulan data di lapangan, dan dilakukan secara terus menerus. Prosedur kegiatan yang dilakukan meliputi: mereduksi data, menyajikan data, display data, menarik kesimpulan dan melaksanakan verifikasi (Nasution 1992, Mekong, 1991).

(26)

61

kesimpulannya masih kabur (bersifat tentatif), diragukan tetapi semakin

bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih "grounded". Kesimpulan harus diverifikasi selama penelitian masih berlangsung. Sedangkan kriteria

reduksi yang digunakan adalah: (1) arahkan perhatian langsung kepada

fenomena dari pengalaman, sebagaimana ia menampakkan diri, (2) mendiskripsikan pengamatan itu dan jangan menerangkan,

(3) "horisontalkan" memberikan bobot yang sama terhadap

fenomena-fenomena yang secara langsung menampakkan diri, dan (4) carilah dan telitilah struktur dasar yang tak beraneka dari fenomena itu.

Kriteria pertama mengisyaratkan adanya patokan yang berkaitan

dengan transformasi dari pengalaman dasar kepada pengamatan. Patokan kedua berarti mengungkapkan suatu bidang-bidang murni tampa diimbuhi keterangan yang bermaksud menjelaskan apa yang di balik fenomena itu.

Antara lain adalah mengukuhkan pengalaman yang benar-benar hadir dalam

keadaan yang asli, yang murni. Patokan yang ketiga memberikan bimbingan, janganlah beranggapan bahwa realita yang satu lebih penting dari yang

lainnya, menghindarkan atau menangguhkan keputusan-keputusan atau

anggapan-anggapan yang mungkin menggangu pembacaan fenomena,

sebelum tersingkap kejelasan dalam arti evidensi. Pada patokan keempat

berkaitan dengan tahapan ideasi. Ideasi dilakukan dalam rangka menyingkap

struktur dasar yang melandasi sasaran pengamatan itu.

Untuk menguji keabsahan data menurut Lincoln dan Guba (1985),

(27)

62

perpanjangan kehadiran peneliti/ pengamat, pengamatan terus menerus,

triangulasi, diskusi teman sejawat, analisis kasus negatif, pengecekan atas

kecukupan referensi dan pengecekan kembali.

Untuk menguji kesahihan atau keabsahan data atau informasi juga

menggunakan beberapa teknik seperti perpanjangan jangka waktu penelitian

di lapangan, ketekunan pengamatan, diskusi dengan teman sejawat dan

triangulasi.

E. Pelaksanaan Penelitian

Dari uraian mengenai sumber data, teknik dan instrumen

pengumpulan data, maupun prosedur dan teknik analisis data di atas,

sebenarnya secara tidak langsung sudah tergambar bagaimana

tahapan-tahapan pelaksanaan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya, sebagai langkah awal

yang dilakukan adalah melakukan pra survey yang dilakukan dalam bentuk

wawancara dengan para kepala sekolah, guru, staf maupun dengan siswa itu

sendiri. Kemudian diskusi sesama teman mahasiswa pascasarjana dan selanjutnya diskusi dalam kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing.

(28)

63

ijin dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Cicendo tersebut baru

penelitian ini dilaksanakan.

Sebagai kegiatan penelitian tahap pertama adalah tahap eksplorasi yang meluas dan menyeluruh. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pertama

ini adalah dengan melakukan pendekatan secara terbuka kepada responden.

Sasaran yang dicari di sini semacam orientasi untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari proses kegiatan supervisi.

Jadi seperti yang telah disinggung dalam uraian mengenai sumber data atau informasi, maka yang dianggap mengetahui gambaran secara luas dan

menyeluruh dari proses supervisi pendidikan dalam upaya peningkatan mutu

sekolah, dalam hal ini sebagai tahap awal adalah kepala sekolah yang selanjutnya akan menggelinding ke sumber data yang lain sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

(29)

64

Perkembangan jumlah lulusan siswa rata-rata pertahun mulai dengan prestasi yang dicapai selama tiga tahun terakhir, keadaan perkembangan kelengkapan alat pelajaran.

Berdasarkan berbagai informasi dapat juga digali informasi tentang isu-isu utama tentang pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia khususnya tenaga kependidikan (guru) pada masa sekarang maupun yang akan datang. Kemudian berbagai data yang menggambarkan efektivitas pelaksanaan supervisi pendidikan di SDN setelah diterapkan program kerja yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan.

Tahap kedua yang dilakukan adalah dengan melakukan eksplorasi fokus masalah. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap kedua ini adalah mencakup menyusun pedoman dalam rangka memperoleh data, seperti membuat pedoman wawancara, mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus masalah dan menganalisis data yang diperoleh tersebut.

Pedoman wawancara berisikan petunjuk bagaimana informasi itu dapat diperoleh atau dikumpulkan, siapa saja informannya, informasi apa saja yang perlu digali, bagaimana suatu informasi itu sudah dianggap tercakup dan terpenuhi. Kemudian termasuk berbagai peralatan lainnya yang diperlukan juga. Kemudian penggunaan alat informasi seperti tape recorder,

catatan lapangan, camera untuk mengambil gambar, dan berbagai format

yang diperlukan disediakan sebelumnya.

(30)

65

sedang berlangsung secara terus menerus. Prosedur yang dilakukan adalah mereduksi data, yaitu dengan membuat laporan-laporan, rangkuman dam pilihan yang penting-penting yang dikategorikan sesuai dengan taksonomi fokus masalah penelitian, yaitu yang berkaitan dengan proses.

Tahap ketiga yaitu disebut dengan tahap pengencekan dan pemeriksaan keabsahan data. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah dengan jalan perpanjangan keterlibatan di lapangan, ketekunan pengamatan, diskusi dengan teman sejawat, dan triangulasi.

Perpanjangan keterlibatan di lapangan dalam melaksanakan penelitian kualitatif ini tampaknya sangat diperlukan untuk melakukan pemeriksaan kesahihan atau keabsahan data supaya dapat dipercaya kebenarannya. Terlebih-lebih melihat sumber data itu cukup banyak, maupun data yang dikumpulkan itu juga cukup banyak, oleh karena itu perlu ada kemungkinannya untuk penambahan waktu di lapangan.

Demikian juga tidak hanya waktu yang perlu diperpanjang, tetapi juga diperlukan ketekunan penelitidi dalam mengamati berbagai data atau informasi, sebab pengumpulan data merupakan pekerjaan yang tidak mudah,

memang agak sulit untuk dapat menggali data yang terjamin kebenarannya dan untuk dapat tercapainya ketercakupan dan keterjenuhan data yang

diperlukan.

(31)

66

rangka untuk dapat menangkap ide-ide yang dikemukan oleh berbagai pihak

dalam pelaksanaan supervisi pendidikan khusunya di Kota Bandung.

Triangulasi dimaksudkan adalah kegiatan dalam rangka mengecek

data atau informasi yang berasal dari satu sumber. Cara yang dilakukan

adalah dengan cara menggali dan mengumpulkan data atau informasi itu dari

sumber data yang lain dengan menggunakan metode yang berbeda. Secara

nyata di lapangan dalam hubungan ini dilakukan pengumpulan suatu data

atau informasi itu dari sumber yang lain.

Kegiatan

triangulasi

ini

dilakukan

dengan

tujuan

untuk

membandingkan data atau informasi tentang hal yang sama yang diperoleh

dari berbagai pihak. Dengan demikian tingkat kepercayaan dan kebenaran data atau informasi dapat dijamin, dan demikian pula terjadinya subjektivitas dalam penelitian ini dapat dihindari. Bahkan tidak saja dalam proses

pengumpulan

data atau informasi diusahakan tingkat kebenaran dan

kepercayaan dijamin, tetapi setelah data di analisis dan kemudian dituangkan

dalam bentuk draf laporan yang juga dilakukan seminar dengan mengundang kembali para informan yang dilibatkan dalam penelitian ini. Dengan demikian laporan penelitian inipun tingkat kebenaran dan kepercayaannya

menjadi lebih terjamin.

Untuk lebih mudahnya memahami tahapan-tahapan dari pelaksanaa

penelitian ini, maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut di

(32)

Tahap I

Bagan 3

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Studi Kepustakaan

hnlnan

V v v

Wawancara Observasi

1

T

1

Dokumentasi

Penyusunan Disain Penelitian

Ijin Penelitian

67

Tahap II

Eksplorasi Pengumpulan dan Analisis Data

K

Azas Triangulasi

Wawancara Tahap III Member Check Perpanjangan waktu Tahap TV Laporan Penelitian Observasi Klasifikasi Data Analisis Data Makna Pengumpulan dan Analisis Data Diskusi Observasi Klasifikasi Data Analisis Data Makna

Draf Laporan Penelitian

Dokumentasi

Konsep teori

Azas Triangulasi

Dokuimentasi

Konsep Teori

Seminar Draf Laporan Penelitian

(33)

68

F. Validitas dan Reliabilitas Data

Untuk mengukur kesahihan data hasil temuan penelitian penelitian kualitatif, digunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas (kesahihan/ keabsahan) data tersebut yaitu validitas internal dinyatakan dalam kredibilitas; dan validitas eksternal dinyatakan dalam transferabilitas; sedang reliabilitas dinyatakan dalam dependabihtas; serta objektivitas dinyatakan confirmabilitas (Lincoln and Cuba, 1985: 288).

1. Kredibilitas (Validitas internal)

Untuk mencapai kredibilitas atau kebenaran data yang diperoleh dan mencari kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep responden dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan cara membandingkan

dengan data atau informasi yang didapat dari sumber lain, pada berbagai

fase lapangan dengan menggunakan metode yang berlainan.

b. Membicarakannya dengan orang lain/ kolega (peer debriefing). Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan catatan lapangan, baik dengan kolega maupun sesama profesi, misalnya dengan sesama karyawan. Kemudian

juga membicarakannya dengan atasan alumni sehingga mendapatkan data

yang sebenarnya. Dari kegiatan ini diharapkan ada masukan-masukan dan pandangan obyektif dan netral, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian.

(34)

- •*- - - ,„, z *>i

* t?

diberikan oleh narasumber dan diupayakan untuk mema^am1^a«$£tr

disampaikan, agar kemungkinan kesalahan sangat kecil.

d. Member check. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keyakinan terhadap data/ informasi yang diberikan oleh narasumber, perlu selalu dikonfrrmasikan sehingga tidak terjadi kekeliruan yang berarti. Data /informasi yang didapat apabila ada kekurangan akan ditambah dan diperbaiki bersama dengan narasumber.

2. Transferabilitas (Validitas eksternal)

Transferabilitas yaitu melihat sampai sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistic,

transferability tergantung pada si pemakai, yakni hingga manakah hasil

penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu (Nasution, 1996:118-119)

3. Dependabilitas (Reliabilitas)

Hasil penelitian ini memiliki dependabilitas atau reliabilitas tergantung pada kemungkinan orang lain mengulangi penelitian yang sama dengan memperoleh hasil yang sama pula. Oleh karena itu perlu diberi

keterangan jelas mengenai: (1) status dan kedudukan peneliti; (2).pilihan informan; (3) situasi dan kondisi sosial; (4) definisi konsep; (5).metode

pengumpulan dan analisis data.

4. Konfirmabilitas (Objektivitas)

(35)

70

(36)
(37)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Hasil temuan dan pembahasan yang disajikan dalam Bab IV, maka dalam Bab V ini akan disampaikan kesimpulan, implikasi dan saran sebagai kajian yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Setelah pembahasan yang dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Indikator Proses Belajar Mengajar (PBM) yang berkualitas berdasarkan

pemahaman kepala sekolah SDN Pajajaran yaitu dapat dilihat baik dari

proses belajar mengajar maupun kualitas lulusan. Pada proses belajar

mengajar dapat dilihat dari prosentase anak yang naik kelas, serta kualitas

lulusan dapat dilihat dari prosentase jumlah lulusan yang masuk ke SLTP

negeri tentunya SLTP yang unggulan atau yang difavoritkan. Selain itu

juga tidak kalah pentingnya yaitu memiliki tenaga pengajar yang

profesional, sarana prasarana yang mendukung, metode pengajaran yang

bervariasi dan sistem rekruitmen siswa yang baik. Kesemua indikator

tersebut masih berupa gambaran yang ideal namun belum dapat direalisasikan, karena indikator tersebut belum dimiliki oleh

SDN Pajajaran. Dalam hal ini persepsi kepala sekolah terhadap kualitas

PBM SDN Pajajaran masih jauh dari yang diharapkan. Kualitas PBM

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di

(38)

124

kelas. Sedangkan para pengajar yang memiliki persyaratan demikian

masih sangat kecil jumlahnya.

2. Pendapat gum terhadap kepala sekolah selaku supervisor pengajaran

dalam Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran adalah bahwa masih

kurangnya perhatian kepala sekolah terhadap kualitas di sekolah hal ini

disebabkan kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam memenej dan

merencanakan program yang berkuahtas. Proses Belajar Mengajar (PBM)

SDN Pajajaran Bandung masih membutuhkan perhatian yang cukup

serius, temtama perhatian dari kepala sekolah selaku penanggung jawab

langsung atas proses belajar yang berlangsung. Kepala sekolah sebagai

supervisor proses belajar mengajar (PBM) di sekolah hams terns menerus

memperbaiki kuahtas SDN Pajajaran agar dapat bersaing dimasa

mendatang. Dalam hal ini dalam memberikan bantuan ataupun

memberikan solusi dalam permasalahan yang dihadapi.

3. Kegiatan

kepala

sekolah

selaku

pengawas

(supervisor)

dalam

meningkatkan kuahtas Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran adalah

dengan mengaktifkan kembali program pertemuan mtin semua pengajar

dalam wadah Kelompok Kerja Guru dan kepala sekolah dalam wadah

Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Hal itu dengan tujuan untuk

mengevaluasi perkembangan siswa, serta menindaklanjuti

kendakd-kendala baik yang dilakukan oleh gum ataupun kepala sekolah. Yang

diprogramkan pertemuan dijadwalkan seminggu sekali tersebut tidak

(39)

125

kemampuan kepala sekolah dalam meiigelola sekolah kearah yang lebih

baik untuk meningkatkan mutu lulusan yang lebih baik. Dengan

mengatasi kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan

Proses Belajar Mengajar (PBM) yang berkualitas, untuk itu dilakukan

analisis SWOT agar mendapatkan rencana program yang matang.

Sehingga menjadi program yang dapat dimasukan pada program

mendatang.

4. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi masalah proses

belajar mengajar dengan cara mengkonsolidasikan kembali

kekuatan-kekuatan seperti tenaga pendidik yang mayoritas PGSD untuk

dioptimalkan kembali kinerjanya. Memperbaiki kepemimpinan kepala

sekolah agar kepercayaan para bawahannya membaik. Dengan begitu

diharapkan kepala sekolah lebih banyak lagi belajar agar dapat memiliki

kemampuan sebagai pimpinan. Mempromosikan sekolah dasar negeri

Pajajaran agar dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat Kota Bandung

dengan cara mengadakan acara Bazar pada Semesteran dimana dalam

acara ini menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki olah para

siswa/siswi SDN Pajajaran serta mempromosikan program-programnya

untuk pendidikan dimasa mendatang. Terlebih selalu mengikutsertakan

siswa/siswinya dalam mengikuti perlombaan mata pelajaran di tingkat

regional ataupun nasional. Serta mendorong para gum agar dapat

meningkatkan kemampuannya yang maksimal dalam melaksanakan

(40)

126

berkesinambungan dan memiliki kreativitas tinggi sehingga para siswa

dan gum tidak merasa jenuh dan dapat menemukan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajarnya. Memberikan pelayanan yang terbaik terhadap kualitas lulusan SDN Pajajaran agar masyarakat Kota Bandung

lebih percaya lagi terhadap sekolah negeri Pajajaran.

B. Implikasi

Imphkasi yang dapat dirasakan langsung oleh pihak Sekolah Dasar

Negeri Padajajran dengan adanya upaya meningkatkan Proses Belajar

Mengajar, adalah:

1. Adanya tenaga pengajar yang profesional, sarana prasarana yang

mendukung, metode pengajaran yang diberikan kepada siswa lebih baik,

kemudian sistem rekruitmen siswa yang baik dapat meningkatkan mutu lulusan. Namun kesemua indikator tersebut mempakan awal dari upaya

kepala sekolah dalam memahami kuahtas SDNPajajaran.

2. Keinginan berperannya gum di SDN Pajajaran dalam meningkatkan

kualitas PBM sangat besar. Tingkat kreativitas guru memberikan

kontribusi terhadap PBM yang lebih hidup. Jumlah gum SDN Pajajaran

yang memiliki kemampuan profesional serta memihki daya kreativitas

tinggi sangat kecil. Akibatnya adalah bahwa perlu adanya kerja keras

kepala sekolah dalam mengelola kekuatan untuk meningkatkan kualitas

(41)

127

3. Kurangnya kemampuan baik itu dalam memenej sekolah maupun kemampuan membuat program mengakibatkan kepala sekolah tidak mendapatkan perhatian yang cukup baik dari para guru maupun personil sekolah lainnya. Ketidakpercayaan guru pada kepala sekolah terhadap

kemampuan memimpin dan mengelola sekolah menjadikan guru dan

kepala sekolah tidak dapat bekerja sama dengan baik. Pertemuan rutin

yang dilaksanakan kepala sekolah dapat terlaksana dengan cara

menentukan tujuan evaluasi sebelumnya dengan jelas. Hal ini harus

didukung dengan adanya rencana program yang jelas dan temkur pula.

Sehingga dukungan para guru terhadap kepala sekolah akan baik.

4. Kendala yang dihadapi SDN Pajajaran saat ini dijadikan sebagai

pendorong untuk melakukan yang lebih baik lagi dengan melakukan

rencana program dimasa mendatang yang lebih matang. Sehingga untuk

mencapai mutu lulusan yang lebih baik dengan cara mengatasi kendala

yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan Proses Belajar

Mengajar (PBM) yang baik akan terlaksana.

C. Rekomendasi

Pada tesis ini ada beberapa hal yang menjadi pokok yang dapat

direkomendasikan terhadapbeberapa lembaga sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah, diharapkan dapat memanfaatkan kekuatannya sebagai

sekolah yang sudah lama berdiri dan memiliki pengalaman yang lebih.

(42)

selayaknya untuk mempromosikan diri kepada masyai

keunggulan yang pernah dicapai sekolah tersebut, sehingga^

lebih tertariklagi dan sekaligus menjadi dekat dengan pihak sekoIa%=--" 2. Dewan Sekolah yang selama ini kurang terjalin baik agar lebih

dikondusifkan lagi terutama demi berlangsungnya kegiatan PBM yang

diharapkan lebih baik lagi.

3. Pihak Dinas Pendidikan Kota Bandung, diharapkan dapat membantu

kepala sekolah selaku supervisor pengajaran dalam Proses Belajar

Mengajar, agar dapat meningkatkan sistem proses belajar mengajar

sekolah dengan baik. Sehingga dalam menyongsong otonomi daerah

nanti SDN Pajajaran cukup siap untuk menghadapinya.

4. Penelitian lebih lanjut. Dengan keterbatasan penelitian yang hanya

menggunakan metode kualitatif pada SDN Padajajaran, maka peneliti

merasakan perlu adanya penelitian yang ruang lingkupnya lebih luas serta

menggunakan

metode

penelitian yang berbeda.

Disamping

itu

diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini dengan memadukan

(43)
(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adams & Dickey, F.G. (1953). Basic Principles of Supervision. New York:

American Book Company.

Arikunto, Suharsimi. (1987> Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,

Jakarta.

(1996> Prosedur Penelitian; Suatu pendekatan praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bennis & Townsend. (1998). Reinventing Leadership, Menciptakan Kembali

Kepemimpinan. Interaksara: Jakarta.

Castetter, William. B. (1996). The Human Resource Function In Educational

Administration. New Jersey: A. Simon & Schuster Company.

Departemen P dan K. (1975). Kurikulum SD, buku III D: Pedoman

Administrasi danSupervisi. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Dimiyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Dirjen Dikti,

Jakarta.

Fattah, Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:

Rosdakarya.

Faisal, Sanafiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Good, Carter V. (1973). Dictionary ofEducation. New York: Mc Graw-Hill

Book Company.

Hadari Nawawi. (1984). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Alfabet.

Hamalik, Oemar. (2000). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bumi

Aksara: Jakarta

(45)

130

Handoko, T.H. (1997). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta.

Haryono, Hadi. (1998;. MetodologiPenelitian Kualitatif. Jakarta.

Irianto, Jusuf. (2001). Isu-Isu Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia. Insan CendekiaLincoln: Jawa Timur

Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita

Kast & Rosenzweig. (1970). Organization an management, Asystem approach. McGraw-Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo

Makmun, Abin Syamsuddin. (1999). Analisis Perkiraan Kebutuhan Pendidikan Masa Depan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Biro Perencanaan Sekretariat Jendral.

, (1996> Pengembangan profesi dan Kinerja Tenaga

Kependidikan. Bandung: Program Pascarsarjana IKIP Bandung.

, (1998;. Perencanaan Pendidikan:. Program Pascarsarjana IKIP

Bandung.

, (1999). Pemberdayaan Sistem Perencanaan dan Manajemen

Berbasis sekolah Menuju ke Arah Peningkatan Kualitas Kinerja

Pendidikan yang diharpkan (Pidato Pengukuhan). Bandung: Program

Pascarsarjana IKIP Bandung.

Maleong, J. Lexy. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif Remaja Rosda

Karya. Bandung.

Miles. M.B & Huberman, Michael. A. (1984;. Qualitative Data Analysis, A.

SourceBook ofNewMethode. Bavery Hills: Sage Publication.

Moekijat. (1976). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Mandar Maju:

Bandung.Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif

Tarsito: Bandung.

Notoatmodjo, Soekidjo. (1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Rineka: Cipta.

Oteng Sutisna. (1980). Asas-asa Supervisi Pengajaran. Publikasi jurusan

Adpen, FIP IKIP Bandung:

.

., (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek

(46)

131

, (1986). Peranan Supervisi dalam Pengembangan dan

Pelaksanaan Kurikulum. Makalah disampaikan dalam seminar dan

diskusi tentang pengembangan kurikulum tanggal 26 Agustus 1986 di FPS IKIP Bandung.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1990.

Pidarta Made. (1995). Peranan kepala sekolah pada pendidikan dasar, seri manajemen pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Purwanto Ngalim. (1975). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara.

Robbins Everett M. (1969). Modernization Among Peasant, The Impact of

Communication, Holt, Rinehart and Cumston, Inc, New York.

Sardiman, A.M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Ikrar Mandiri abadi.

Sanusi Achmad. (1990). Profesionalisme dalam Pengelolaan Pendidikan Nasional. Makalah: Jakarta.

Satori, Djam'an. (1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar

(Disertasi). Bandung, Program Pascasarjana

, (1999). Perencanaan Pendidikan Makro dan Mikro Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Biro Perencanaan Sekretariat

Jendral.

Senge, Peter M. (1996). Seni & Praktek dari Organisasi Pembelajar. Binarupa

Aksara: Jakarta

Selayang Pandang Gugus Sekolah, Kantor Departemen Pendidikan Nasional

Kota Bandung

Sikula, A.W. (1982). Personal Administration anHumanResources

Management, A. WileyTrans Editin, John Wiley & Ssanta Barbara.

Siagian, SP. (1987). Pengembangan SDM. Gunung Agung. Jakarta.

Simamora, H. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

(47)

132

Simanjuntak, Payaman J. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya

Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:

Jakarta

Stewart, Aileen Mitchell. (1998). Empowering People, dialih bahasakan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Supriadi, Dedi. (1996). Kreativitas kebudayaan dan perkembangan Iptek.

Bandung: Alfabeta

Tilaar, H.A.R. (1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era

Globalisasi; Visi, Misi dan Program Aksi Pendidikan dan Pelatihan

Menuju 2020. Jakarta: Rosdakarya.

Timpe, Dale. (1999). Manajemen Sumberdaya Manusia; Kinerja, dialih

bahasakan oleh : Sofyan Cikmat. Jakarta : PT. Gramedia.

, (1999). Manajemen Sumberdaya Manusia:, Kepemimpinan,

dialih bahasakan oleh : Susanto Boedhidarmo. Jakarta : PT. Gramedia.

Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahyudi, Bambang. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit

Sulita: Bandung

Wardiman D & Ace Suryadi. (1995). Peningkatan Sumber Daya Manusia

Untuk Pembangunan. Jakarta: PusatInformatik Balitbang Dikbud.

Westerman, John & Donoghue, Pauline, Pengelolaan Sumber Daya

Manusia. Alih bahasa Suparman. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiles, K. (1953). Supervision for Better Schools. New Jersey: Prentice-Hall

Inc.

Winardi. (1983). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Management.

Bandung: Alumni.

Yoyon. (1997). Manajemen Mutu Terpadu. Bandung. Laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses belajar, kegiatan yang harus dilakukan adalah membaca buku, baik buku pelajaran, atau buku yang diwajibkan maupun buku-buku penunjang. Setelah membaca siswa diharapkan

Hypnobreastfeeding berpengaruh terhadap sikap Ibu hamil trimester II tentang pemberian asi eklusif dimana ibu setelah dilakukan hypnobreastfeeding memiliki sikap yang lebih

Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam

Dari beberapa pengertian tersebut, jadi yang dimaksud judul diatas adalah suatu penelitian untuk mengetahui tentang bagaimana sebenarnya peran aktif empat orang guru

anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Pelatihan

Kajian ini telah mengenal pasti persepsi guru-guru di sekolah menengah di Ka- jang terhadap gaya kepimpinan pengetua wanita, tahap motivasi kerja mereka dan hubungan antara

Pokja ULP Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana olah raga Pekerjaan Pengurugan Lahan Sport Centre pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Lelang

Sentriol adalah organel yang berperan penting dalam pembelahan sel melalui proses yang disebut mitosis.. Sentriol hanya ditemukan pada