• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TENAGA EDUKATIF FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNIVERSITAS PADJADJARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TENAGA EDUKATIF FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNIVERSITAS PADJADJARAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

KEBUTUHAN

PENGEMBANGAN

TENAGA

EDUKATIF

FAKULTAS

KEDOKTERAN

GIGI - UNIVERSITAS PADJADJARAN

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan Dan llmu Pendidikan Bandung

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Program Pasca Sarjana

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

Sri Wendari A. Hartono 596/A/XVIII-IO

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT

KEGURUAN

DAN

ILMU

PENDIDIKAN

(2)

Tanda

Perse tujuan

Pembimbing

Proi. DB- Oteng Sutisna Msc.

PenDlufting I

^ X

FaKultas Pasca Sarjana

Instltm Keguruan Dan Ilmi PendldlKan

B a n d u n g
(3)
(4)

ABSTEAKSI

Penelitian ini berjudul

"Anal is is Kebutuhan Pengembangan Tenaga

Edukatif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran",

judul

ini

merupakan pula masalah pokok penelitian. sebagai landasan teori dari

penelitian

ini

adalah teori perilaku manusia,

fungsi

personil

yang

melibatkan

perencanaan sumberdaya manusia dan pengembangan

personil,

dan konsep kebutuhan secara umum maupun konsep kebutuhan tenaga eduka

tif. Diharapkan dengan hasil

penelitian ini dapat memberikan

kontribu-si,

khususnya bagi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas

Padjadjaran

dalam pengelolaan sumberdaya manusianya.

Metoda

penelitian

yang digunakan adalah

deskriptif

analitis,

yang menggunakan formula khusus untuk menghitung kebutuhan tenaga

edukatif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dan data

kualitatif

dianalisis secara induktif. Hasilnya terdapat

pertumbuhan

enrolmen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran rata-rata

sebesar 5, 89 * per tahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan tenaga edu

katif sebesar 1, 13 '/• per tahun untuk periode tahun 1983/1984 sampai

dengan tahun 1988/1989. Prospek enrolmen untuk periode tahun 1988/1989

sampai tahun 1993/1994 berdasarkan kecenderungan yang terjadi pada

periode sebelumnya, maka pertumbuhan enrolmennya sebesar 5, 81 '/. dan

pertumbuhan tenaga edukatif sebesar 5,41 t pertahun.

Adapun besarnya satuan kredit semester tiap mata kuliah dari

masing-masing laboratorium akan membawa pengaruh terhadap kebutuhan

tenaga edukatifnya,

dan dari analisis data didapat jumlah tenaga

(5)

katif yang ada melebihi kebutuhan pada dua laboratorium,

hal

ini

tam-paknya dapat dipahami karena pada dua laboratorium itu yaitu laborato

rium bedah mulut dan koservasi yang memiliki dua klinik yang berbeda

tempatnya sehingga terdapat pembagian tugas kerja dibandingkan labora

torium lain yang bekerja pada satu klinik.

Untuk memacu para tenaga edukatif agar lebih meningkatkan

kuali-fikasinya,

lembaga

mendorong,

mengusahakan

mereka

untuk

mengikuti

program

pendidikan lanjutan berupa pendidikan

pascasarjana,

doktor,

dan spesialisasi I disamping program latihan atau seminar,

lokakarya,

penelitian mandiri/kelompok,

pengabdian pada masyarakat dan

lain-lain-nya

yang

diselenggarakan baik oleh lembaga

sendiri

maupun

lembaga

lainnya.

Agak disayangkan bahwa be1urn terdapatnya suatu pola

pengem

bangan yang diacu.

Sampai

tahun

1988 jumlah doktor yang ada

adalah

satu

orang,

magister 13 orang,

dan spesialis 15 orang,

yang sedang menempuh pendi

dikan

program

doktor sebanyak delapan orang, magister 14

orang

dan

spesialis

empat orang yang diharapkan tahun 1991/1992

telah

selesai

mengikuti program tersebut,

sesuai dengan target yang telah ditetapkai*

oleh

lembaga

kurang lebih 40 * dari seluruh

tenaga

edukatif

telah

memperoleh program pendidikan tersebut.

Sesuai

dengan

permasalahan penelitian dan hasil

yang

didapat

maka dirasa perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan penilaian

dan

perhitungan yang lebih teliti dengan memperhatikan tidak saja enrolmen

tetapi juga perkembangan kurikulum,

kualifikasi tenaga edukatif,

peru-bahan beban mengajar,

serta tugafrtugas

institusionil

lainnya.

(6)

o

>

(7)

D A F T A R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR i i i

UCAPAN TERIMA KASIH iv

ABSTRAKSI V

DAFTAR ISI vi

DAFTAH GAMBAH/TABEL vii

BAB

], PENDAHQLUAN

1

A. Latar Belakang '. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 10

C. Asumsi-asumsi Dan Pertanyaan-pertanyaan Penelitian ... 12

1. Asumsi-asumsi Penelitian 12

2. Pertanyaan Penelitian 12

D. Tujuan Penelitian 13

E. Pentingnya Penelitian 14

F. Alur Berf ikir Penel itian 14

BAB

II. TIKJAUAN PUSTAEA

•i7

A. Teori Dan Konsep Yang Relevan Dengan Permasalahan Pe

-nel itian 17

1. Teori Ilmu-Ilmu Perilaku 17

2. Fungsi Personil dan Perencanaan Sumber Daya Manusia 23

3. Kebutuhan Tenaga Edukatif 27

a. Konsep Umum Kebutuhan 27

b. Konsep Kebutuhan Tenaga Edukatif 30

4. Pengembangan Kompetensi Tenaga Edukatif 44

a. Pengembangan Kompetensi Dan Profesional 46

b. Program Pengembangan 48

B. Hasil Penelitian Terdahulu 55

(8)

BAB III. PROSEDUe PENELITIAN

56

A. Data Yang Diperlukan 56

B. Populasi Penelitian 57

C. Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 58

D. Pedoman Pengolahan Data 60

E. Formula Pengolahan Data Kuantitatif 62

BAB

IV. HASIL PENELITIAN DAN DISIUSI

65

A. Hasil Penelitian 65

B. Diskusi Hasil Penelitian 79

BAB

V. KES1MPULAN DAN MCMENDASI

66

A. Kesimpulan 86

B. Rekomendasi 89

DAFTAR FUSTAKA 93

LAMPIRAN : 1. Riwayat Hidup 97

2. Perhitungan Data Kuantitatif 98

3. Jural ah Mahasiswa Baru, Lulusan Dokter Gigi dan jum-lah mahasiswa tahun 1959 s/d 1987 99 4. Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) 100

(9)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

DAFTAH GAMBAR :

1. Alur Berf ikir Penelitian 16

2. Hirarhi Kebutuhan Dari Mas low 18

3. Hubungan Kerja Antar Kelompok Perencanaan

35

4. Model Proses Pengembangan Personi1

49

5. Desain Format Pengembangan Personil

50

6. Elemen-elemen Perencanaan Pengembangan Personil

,

53

7. Kerangka Penelitian

62

DAFTAR TABEL :

1. Ringkasan Tugas Pokok, Wewenang,

dan Tanggung Jawab Jabatan Te

naga Pengajar Perguruan Tinggi

42

2. Jabatan dan Jenjang Kepangkatan Tenaga Akademis

43

3. Jenis laboratorium,

beban kredit,

dan jumlah tenaga edukatifnya

66

4. Jumlah Kebutuhan Tenaga Edukatif dari Masing-masing Laboratori

um tahun 1987/1988

67

5. Tenaga Edukatif yang sedang Mengikuti Pendidikan S2/S3/Sp I ... 73

6. Tenaga Edukatif yang telah Mengikuti Program Pendidikan

S2/S3/-Sp I 74

7. Penyebaran Jabatan Tenaga Edukatif FKG Unpad s/d Oktober tahun

[image:9.595.68.491.131.716.2]
(10)
(11)

BAB

I

PENDnHQLUAN

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui, bahwa sistem pendidikan adalah suatu

kesa-tuan yang utuh, terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang satu dengan

yang lain saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut

H. Santoso S. Hamijoyo, situasi pendidikan adalah "suatu proses

mana-kala semua komponen pendidikannya beroperasi", dan komponen.pendidikan

yang umumnya terdapat pada setiap organisasi adalah :

1) Personil pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga inti

kependidikan dan tenaga penunjang kependidikan.

2) Sarana dan prasarana pendidikan : yang meliputi kurikulum, buku,

media pendidikan, serta bangunan dan perlengkapannya.

(Yayat.R , 1987 : 18).

Melalui komponen-komponen inilah suatu organisasi pendidikan

dituntut untuk dapat membentuk pribadi individu, masyarakat dan

bang-sa. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila hampir setiap negara

menaruh perhatian yang besar terhadap upaya pembangunan dan pendidikan

warganya, disamping itu terdapatnya peningkatan kesadaran tentan^

pentingnya pendidikan pada hampir semua orang, sehingga sebagal

konse-kwensinya permintaan akan pendidikanpun meningkat. Pendidikan Juga

merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian masyarakat yang

bermaksud untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Pendidikan dipandang

sangat esensiel sebagai pelaku perubahan dan perkembangan dalam

(12)

sia

dan masyarakat,

sehingga masyarakat juga menuntut

pada

lembaga-lembaga pendidikan memberikan responnya agar menampilkan

dirinya

se

suai

dengan

harapan-harapan dan kebutuhankebutuhan

masyarakat

yang

diletakkan pada lembaga pendidikan tersebut.

Salah

satu lembaga pendidikan yang menjadi tumpuan harapan

ma

syarakat,

bangsa dan negara dalam menyiapkan dan membangun tunas-tunas

bangsa yaltu perguruan tinggi. Berdasarkan Tri Dharraa Perguruan

Ting

gi,

perguruan tinggi berperan aktif dalam pembangunan nasional

bangsa

Indonesia. Di bidang pendidikan,

salah satu tujuannya berupaya

mencip-takan integritas manusia Indonesia,

dimana para sarjana dan

cendekia-wan

akan merupakan subjek maupun objek pembangunan yang sangat

dibu-tuhkan

dalam

pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.

Di

bidang

penelitian dapat berperan dalam penelitian ilmu dan teknologi,

maupun

di bidang sosial budaya yang diarahkan pada kebutuhan pembangunan yang

tepat

guna dan berhasil guna. Sedang di bidang pengabdian

masyarakat

dapat berperan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan

kese-rasian

antara pendekatan kesejahteraan masyarakat dan

keamanan

guna

meningkatkan ketahanan nasional.

Pentingnya peranan

perguruan tinggi dalam pembangunan

nasional

tidak diragukan lagi,

oleh karena itu perguruan tinggi

sebagai

salah

satu

subsistem

dari

sistem

pendidikan nasional bertanggung

jawab

untuk

mampu menghasilkan manusia-manusia yang

berkualitas,

memiliki

ilmu dan teknologi,

dan juga mampu menjawab persoalan-persoalan masya

rakat dimana ia berada.

(13)

perlu dikembangkan,

khususnya tenaga edukatifnya,

bila lembaga

terse

but

ingin

berkembang sesuai dengan gerak langkah kemajuan

ilmu

dan

teknologi dan bila mutu pendidikan benar-benar menjadi perhatian per

guruan

tinggi. Jadi jelaslah adanya keterkaitan

antara

pengembangan

sumberdaya manusia dan mutu pendidikan pada perguruan tinggi,

seberapa

jauh keterkaitannya tergantung dari kondisi masing-masing perguruan

tinggi. Setiap perguruan tinggi mempunyai kebijakan dan program pe

ngembangan

sumber daya manusia (tenaga edukatif) tersendiri,

dan

di-lain pihak upaya pengembangan secara mandiri (self development)

untuk

tiap individu bervariasi.

Pengembangan sumber daya manusia pada suatu lembaga atau

orga-nisasi

merupakan salah satu fungsi administrasi personil,

yang

dalam

pelaksanaannya

tidak

dapat

dilepaskan

dari

Jalinan

fungsi-fungsi

administrasi

lainnya secara keseluruhan dalam rangka mencapai

tujuan

dari lembaga tersebut.

Menurut

Castetter,

1981 adapun fungsi-fungsi administrasi

yang

saling berkaitan itu adalah perencanaan sumberdaya manusia,

rekrutmen,

seleksi,

induksi,

penilaian,

pemgembangan,

kompensasi,

bargaining,

keamanan,

kontinuitas dan informasi. Sangat disayangkan bahwa

fungsi-fungsi

administrasi tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan di

lemba-ga-lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi.

Pengembangan

sumberdaya manusia merupakan faktor

yang

penting

dalam

menjawab persoalan mutu pendidikan di perguruan tinggi,

dengan

harapan

bahwa

dari tenaga edukatif yang bermutulah

akan

dihasilkan

(14)

kondisi tersebut diperlukan banyak faktor yang menunjangnya. Salah

satunya adalah motivasi yang dipunyai oleh tenaga edukatif itu

sendi-ri, tanpa adanya motivasi, pengembangan formal maupun mandiri tidak

akan terjadi. Berbicara tentang motivasi, memang merupakan hal yang

sangat kompleks karena sangat sedikit aturan atau hukum dalam

pelaksa-naannya. Hal ini karena motivasi berhubungan dengan individu-individu

yang berlainan, motif seseorang belum tentu mempunyai efek terhadap

orang lainnya. Motivasi inipun dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar

individu, salah satunya adalah kebutuhan lembaga pendidikan akan tena

ga edukatif yang profesional akan bidang ilmu tertentu yang mungkin

belum tentu sesuai dengan minat dan motif dari tenaga edukatif itu

sendiri, disamping itu fasilitas untuk mencapai pendidikan profesional

dalam bidang ilmu tertentupun belum memadai. Adapun tenaga eduaktif

yang akan diteliti adalah tenaga edukatif dari Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Padjadjaran Bandung. Fakultas Kedokteran Gigi

didiri-kan pada tanggal 1 September 1959, dengan tujuan menghasilkan dokter

gigi yang bermoral Pancasila, mentaati UUD 1945 serta harus : 1)

memi-liki keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian inte

gral dari kesehatan secara keseluruhan, 2) mampu mengelola masalah

kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di Indonesia dengan tindakan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk perorangan mau

pun masyarakat dengan mengingat sistem rujukan, 3) mampu bekerja sama

dalam satu tim untuk melaksanakan pelayanan kesehatan, 4) menghayati

etika kedokteran gigi dalam melaksanakan profesinya dengan penuh rasa

(15)

serta 1ingkungan demi peningktatan dan kelancaran pelayanan kesehatan,

6) menyadari pentingnya pengembangan ilmu kedokteran gigi dan mulut

sesuai dengan kemajuan teknologi, dan 7) memahami prinsip pengelolaan

kesehatan dan pengetahuan mengenai kepemimpinan. Sampai tahun 1988

telah menghasilkan 653 dokter gigi, yang tersebar di seluruh Indo

nesia. Kebutuhan akan dokter gigi dirasakan langsung oleh masyarakat

sendiri, karena kesehatan gigi merupakan bagian yang tidak dapat

dipi-sahkan dari kesehatan secara keseluruhan.

Berdasarkan data yang didapat dari Kanwil Depkes kebutuhan dok

ter gigi di Jawa Barat sampai dengan tahun 1987/1988 sebanyak 138

Orang dan telah terpenuhi sebanyak 133 orang (96,38 x), berarti hanya

kurang 3,62 '/. (5 orang). Rata-rata setiap tahun dapat ditempatkan

sebanyak 33 orang dokter gigi dan kekurangan dokter gigi sampai dengan

ahir Pelita IV adalah sebanyak 36 orang (Kanwil Depkes Jabar, Januari

1988).

Secara keseluruhan kebutuhan nyata dokter gigi sampai akhir

Repelita V, yaitu bahwa disetiap Puskesmas terdapat seorang dokter

gigi yang bisa melayani-sebanyak 30.000 s/d 32.000 jiwa. Khususnya di

Jawa Barat saat ini, tahun 1989 satu Puskesmas baru dapat melayani

46.250 Jiwa dimana satu dokter gigi melayani tiga Puskesmas, khususnya

didaerah Pedesaan yng pada akhir Repelita V diharapkan dapat melayani

sekitar 42.000 Jiwa, perhitungan ini berdasarkan proyeksi penduduk

pada akhir Repelita V dengan rata-rata kenaikan penduduk sebesar 2,34

x pertahun. Adapun kebutuhan dokter gigi oleh pihak swasta sampai saat

(16)

920/ Men.Kes/Pen/XII/86 tentang upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di

Bidang medik, pembinaan dan pengawasannya menjadi tanggung jawab Dirjen

Kesehatan Masyarakat. Diketahui banyak kendala dalam penempatan dokter

gigi, khususnya bagi dokter gigi perempuan. Kendala-kendala tersebut

antara lain : sarana transportasi yang jauh dari memadai, komunikasi

yang sulit, peralatan kerja yang sangat sederhana, penolakan penempat

an yang tidak sesuai dengan keinginan. Tampaknya disamping

kendala-kendala di atas ada faktor lain yang besar pengaruhnya, yaitu faktor

budaya.

Menurut Soepardjo Adikusumo (1989 : 35), masih adanya nilai anak

dalam budaya Indonesia dalam referensi majemuk, referensi nilai

pluralitas dengan orientasi sentripetal dari orang tua, akibatnya anak

sangat tergantung pada orang tua dan sulit untuk mengembangkan dirinya.

Berbagai kebijakan telah diputuskan untuk mengatasi masalah penempatan

ini dengan hasil yang tetap belum dapat mengatasi masalah tersebut.

Fakultas Kedokteran Gigi sebagai pencetak dokter-dokter gigi

se-seyogianya mampu mengatasi kendala budaya tersebut dengan misi yang

berorientasi pada masyarakat dan masa depan.

Sesuai dengan PP Nomor 27 Tahun 1981 Tentang Penataan Fakultas

pada Universitas/Institut Negri, maka Fakultas Kedokteran Gigi terdiri

dari empat Jurusan dan 10 Laboratorium yang merupakan unsur pelaksana

dari cabang ilmu, dengan tenaga edukatif tetap sebanyak 120 orang

ditambah 71 orang tenaga edukatif honorer, dan delapan orang tenaga

edukatif tidak tetap disertai tenaga administratif sebanyak 69 orang.

(17)

seba-nyak

27 orang

dengan

perincian :

doktor satu orang,

spesialis

13

orang,

magister 13 orang,

yang sedang mengambil program doktor delapan

orang, magister 13 orang dan spesialis tujuh orang. Fakultas Kedoteran

Gigi Universitas Padjadjaran pada saat ini terdiri dari empat

jurusan

yaitu : (1) Jurusan Kedokteran Gigi Rehabilitasi,

yang meliputi

Labo

ratorium Orthodonsia dan Prostodonsia, (2) Jurusan Kedokteran Kuratif,

yang me1iputi Laboratorium Bedah Mulut, Periodonsia, Konservasi dan

Oral Medicine, (3) Jurusan Kedokteran Gigi Masyarakat, yang meliputi

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Pedodonsia dan (4) Jurusan Ke

dokteran Gigi Dasar, yang meliputi Laboratorium Radiologi dan Teknolo

gi Dasar Kedokteran Gigi. Tidak dilakukan penjurusan bagi mahasiswa

Kedokteran Gigi, penjurusan hanya untuk tenaga edukatif, mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi diharuskan mengikuti seluruh mata kuliah dari

seluruh laboratorium. Program pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran adalah sistim kredit semester yang

dilaksana-kan sejak tahun 1981 dalam dua tahap pendididilaksana-kan, yaitu (1) tahap pen

didikan Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) dengan beban kredit 150 SKS dan

masa studi 8 s/d 14 semester, dan (2) tahap Pendidikan Profesi (PKG)

dengan beban kredit 19 SKS dan masa studi 2 s/d 4 semester. Tahap PKG

berada disemester IX - X,

yang menggunakan sistem kepaniteraan

dengan

membuat

skripsi pada semester VIII yang merupakan salah

satu

syarat

untuk bisa mengikuti tahap PKG ini. Kemajuan yang pesat dari ilmu

dan

teknologi,

khususnya dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi

meng-aklbatkan

perlunya konsep dan tehnik yang baru dalam bidang

diagnos

(18)

peningkatan

kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan khususnya

dokter

gigi

yang memadai untuk menangani masalah kesehatan gigi

dan

mulut.

Dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional pelayanan medik/dental,

teru-tama yang mencakup upaya penyembuhan dan pemulihan, dilaksanakan

mela-lui tingkat pelayanan dasar dan tingkat pelayanan spesialistik dengan

sistem rujukan. Sesuai dengan Rencana Pelita V bidang kesehatan

1989/-1990 - 1993/1994, sasaran program upaya kesehatan rujukan dalam

Repe-lita V dimana salah satu sasarannya adalah setiap rumah sakit umum

kelas C mampu memberi pelayanan bidang bedah mulut dan rehabilitasi

prostettk-ortodontik, mata, anestesi, dan mikrobiologi biakan

(Repeli-ta V Bidang Kesehatan, Desember 1988). Dilihat dari sasaran upaya

kesehatan tersebut jelas perlu adanya program pendidikan dokter gigi

spesialis untuk menunjang sistem kesehatan nasional, maka dikeluarkan

SK Dirjen Dikti Depdikbud Republik Indonesia No. 141/DIKTI/Kep./1984

tentang Penunjukkan Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran,

Universitas Gajah Mada dan Universitas Airlangga sebagai penyelenggara

program pendidikan dokter gigi spesialis I. Sebagai unit pelaksana

pendidikan pasca sarjana Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padja

djaran, maka SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 021/U/1982 ten

tang pendidikan strata II non gelar yang menjadi dasar hukum unit

pelaksana program tersebut, dengan dikoordinasi oleh Fakultas Pasca

Sarjana Universitas Padjadjaran.

Sampai saat ini tiga kajian spesialis

I telah dibuka yaitu bedah mulut,

prostodonsia,

dan ortodonsia,

dalam

tahun ini akan segera dibuka bidang kajian periodonsia yang akan

(19)

itu dengan adanya dugaan penurunan mutu pendidikan disegala jenjang

pendidikan, maka tenaga edukatif sebagai salah satu faktor penunjang

pendidikan dituntut untuk makin meningkatkan kemampuannya, baik dalam

hal konseptual, teknis maupun human sehingga mutu pendidikan peserta

didik dapat ditingkatkan pula. Karakteristik tenaga edukatif

dikatego-rikan ke dalam tiga kelompok sesuai dengan lampiran I Keputusan

Mente-ri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 59/Menpan/1987 yaitu :

berkewenangan penuh, berkewenangan ditugaskan, dan berkewenangan mem

bantu. Untuk mencapai peningkatan kualitas tenaga edukatif yang ada

menuju ke tingkat kewenangan tertentu, dilakukan melalui berbagai

program kegiatan baik formal maupun informal. Program peningkatan mutu

tenaga edukatif tersebut antara lain melalui program pendidikan

pasca-sarjana, doktor, dan spesialis baik di dalam maupun di luar negeri;

program penataran di dalam maupun di luar lembaga, penelitian mandiri

maupun kelompok, pengabdian kepada masyarakat, lokakarya, seminar

lokal, regional maupun internasional, penyediaan saran komunikasi

ilmiah, penulisan buku, diktat, dan peningkatan peran serta tenaga

edukatif dalam berbagai kegiatan institusionil lainnya.

Adanya pertambahan jumlah dan peningkatan mutu tenaga edukatif

adalah untuk memenuhi kebutuhan nyata dari lembaga, oleh karena itu

perlu perhitungan dan penilaian yang cermat dari kebutuhan tenaga

edukatif itu. Maka diperlukan data yang relevan untuk menunjang perhi

tungan tadi, dan segala aspek yang bisa mempengaruhi kebutuhan tenaga

edukatif, hal ini diperlukan pula untuk menganalisis prospek kebutuhan

(20)

mendapatkan sejumlah temuan yang bisa diteruskan dan digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengelolaan tenaga edukatif khususnya di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Penelitian ini

ber-mula dari pengumpulan data dan mengevaluasi kebutuhan tenaga edukatif,

kemudian memproyeksikan kebutuhan tenaga edukatif untuk beberapa waktu

mendatang, dilanjutkan dengan mengevaluasi kebijakan dan usaha pe

ngembangan yang telah dilakukan, yang akan menjadi dasar bagi usaha

pengembangan di waktu mendatang.

B. Humusan Masalah Penelitian

Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah anal is is kebutuhan dan pengembang

an tenaga edukatif di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjar

an. Masalah kebutuhan akan prospek pengembangan dikaji berdasarkan beberapa variabel yang mempengaruhinya, yaitu pertambahan jumlah per

sonil, yang dalam hal ini tenaga edukatif yang dibutuhkan dan adanya

kebutuhan akan peningkatan kemampuan konseptual, teknis dan human yang sesuai dengan bidang ilmu yang diminati oleh tenaga-tenaga edukatif tersebut maupun yang dibutuhkan oleh lembaga. Akan dianalisis pula

kebutuhan lembaga akan tenaga edukatif yang profesional dalam

bidang-bidang ilmu tertentu yang disesuaikan dengan fasilitas yang ada untuk mencapainya, juga penyesuaian antara kebutuhan lembaga dan minat tena ga edukatif. Selanjutnya yang dianalisis adalah aspek pengembangan

kemampuan secara profesional dalam pelaksanaan tugas sebagai tenaga

(21)

11

untuk menganalisis adalah data pengembangan secara formal (program

lembaga) maupun program in-service tenaga edukatif dalam periode bebe

rapa tahun yang lalu dan kemungkinan pengembangannya untuk masa yang

akan datang. Variabel yang dianalisis dibatasi hanya pada aspek-aspek

yang dikembangkan dan metode-metode yang direncanakan dan

dikembang-kan.

Sejalan dengan uraian di atas dan pemerian yang disajikan dalam

latar belakang permasalahan, maka masalah pokok penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Berapa banyak kebutuhan tenaga edukatif selama periode tahun 1983

sampai dengan tahun 1988, dan prospek kebutuhan tenaga edukatif

tahun 1988/1989 sampai tahun 1993/1994 dilihat dari dinamika

per-tambahan jumlah mahasiswa (enrolmen) dan besarnya beban studi

mahasiswa ?

b. Berapa banyak kebutuhan tenaga edukatif dalam bidang-bidang ilmu

tertentu yang diselaraskan dengan motivasi minat dan kemampuan

tenaga eduaktif itu sendiri dan bagaimana fasilitas untuk mencapai

keahlian dalam bidang-bidang ilmu tersebut ?.

c. Bagaimana pelaksanaan pengembangan tenaga edukatif selama tahun

1983 sampai tahun 1988 dan prospek pengembangan untuk periode tahun

1988 sampai tahun 1991/1992 bila dilihat dari program pengembangan

(22)

12

C. Asumsi-asumsi dan Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

1. Asumsi-asumsi penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut :

a) bahwa kebutuhan tenaga eduaktif akan bergerak secara dinamis

mengikuti berbagai perubahan dan tuntutan yang mempengaruhi

kebutuhan,

b) prospek kebutuhan tenaga eduaktif mencerminkan gambaran adanya

perubahan dan adanya tuntutan yang terjadi pada variabel yang

mempengaruhi kebutuhan,

c) kebutuhan pengembangan akan terus meningkat sesuai dengan tun

tutan untuk berkembang yang datangnya dari diri sendiri ataupun

dari lingkungan,

d) tantangan untuk mencapai keberhasilan lembaga dan individu dalam

rangka pencapaian tujuan dan proses pendidikan yang dikehendaki

akan terus berubah dan bertambah, oleh karena itu perlu adanya

suatu program pengembangan kemampuan tenaga edukatif sesuai

dengan tugas profesional yang dilakukan sehari-hari.

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan aspek-aspek penelitian dan asumsi-asumsi penelitian,

maka beberapa pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

a) apa pengaruh pertumbuhan jumlah mahasiswa yang masuk Fakultas

Kedokteran Gigi Unpad terhadap pertambahan jumlah tenaga eduka

tif,

b) apa pengaruh besarnya satuan kredit tiap mata kuliah dari

[image:22.595.74.497.102.575.2]
(23)

13

c) apa pengaruh fasilitas klinik untuk praktikum mahasiswa terhadap

tenaga edukatif,

d) sejauh mana terdapat keselarasan antara kebutuhan lembaga akan

tenaga edukatif yang ahli dalam bidang ilmu tertentu dengan

motivasi, minat, dan kemampuan tenaga edukatif itu sendiri,

e) sejauh mana keterlibatan motivasi, minat dan kemampuan tenaga edukatif dalam perencanaan pengembangan mereka,

f) sejauh mana ketidak seimbangan antara kebutuhan pengembangan

dengan fasilitas dalam usaha mencapainya,

g) kualifikasi apa yang dituntut bagi tenaga edukatif dalam upaya

peningkatan efektivitas personil,

h) aspek-aspek apa yang akan dikembangkan dan metode pengembangan

apa yang diterapkan dalam pengembangan tenaga edukatif ini,

i) kebijakan dan usaha apa yang telah dilakukan dalam mengatasi

kebutuhan dan pengembangan tenaga edukatif,

j) bagaimana prospek pengembangan tenaga edukatif untuk masa yang

akan datang.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi yaitu memahami,

mendeskripsikan dan menjelaskan kebutuhan-kebutuhan lembaga maupun

individu (tenaga edukatif) akan pengembangan baik melalui program

formal maupun program in-service untuk produktivitas pencapaian

tujuan dan proses pendidikan. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk

(24)

14

diharapkan dapat menangkap berbagai implikasi yang bisa dikembangkan

menjadi suatu hipotesis. Juga dari fakta-fakta yang didapat dicoba

untuk mengevaluasi berbagai konsep yang berkenaan dengan perencanaan

dan pengembangan sumberdaya manusia dalam suatu lembaga pendidikan,

khususnya Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung.

E. Pentingnya Penelitian

Dilihat dari aspek kontribusinya terhadap pengembangan ilmu

administrasi pendidikan, melalui penelitian ini mungkin dapat ditemu

kan konsep-konsep yang dapat memperkaya ilmu administrasi pendidikan

khususnya manajemen personil.

Penelitian ini dipusatkan kepada dua aspek yaitu kebutuhan dan

pengembangan tenaga edukatif. Hal ini penting untuk diteliti karena

berkaitan erat dengan perencanaan sumberdaya manusia, prioritas dan

strategi pengembangan tenaga edukatif untuk mencapai produktivitas

tujuan dan proses pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran Bandung.

F. Alur BerfiKir Penelitian

Alur berfikir penelitian merupakan Jalan fikiran yang ditempuh

dalam penelitian ini, berdasarkan permasalahan penelitian dan tujuan

penelitian

maka dapat dilukiskan sebagaimana tampak dalam

gambar

1

berikut ini. Alur berfikir penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan

tenaga edukatif dalam melaksanakan tugas profesionalnya merupakan

[image:24.595.65.501.263.563.2]
(25)

15

proses pendidikan. Tenaga edukatif yangmemiliki kemampuan konseptual,

teknis dan human sangat dibutuhkan dalam peningkatan efektivitas per

sonil untuk mencapai produktivitas lembaga maupun individu.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu program pengembangan

dalam rangka peningkatan kemampuan dan kualitas para tenaga edukatif

itu. Dalam program pengembangan itu perhatian dipusatkan pada

aspek-aspek yang dikembangkan dan metode pengembangan yang diterapkan, yang

seyogyanya disesuaikan dan diselaraskan dengan motif, minat, dan ke

mampuan yang harus dimiliki oleh tenaga eduaktif tersebut. Jumlah

kebutuhan tenaga edukatif pada suatu lembaga, dalam hal ini Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dipengaruhi oleh berbagai

variabel kebutuhan seperti : (i) jumlah mahasiswa yang ada (enrolmen)

(2) beban studi mahasiswa. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga edukatif

dengan kedua variabel di atas menghasilkan jumlah kebutuhan kebutuhan

tanpa memperhitungkan kualifikasinya. Tapi kebutuhan ini tidak hanya

dalam jumlah (kuantitas) tetapi juga dalam kualitasnya. Oleh karena

itu harus ada keseimbangan antara tenaga yang ada dan yang dibutuhkan

baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mengatasi hal terse

but diperlukan kebijakan institusionil yaitu dengan program pengemba

(26)

GAHBAR 1 : ALU! BEIFIJIE PEBF.LITIA8 ->-BAS/EEG i tuantitatif: JuBlaii deleter ifiialitatif : loupon latjebelausg LEMBAGA i Individu kualitatif: leupian i Lotoga kuantitatif: Pertartahan jtilah taaga edukatif ->-PEGSPEI ->-Pwpek karir tenaga edukatif duewaikaa de ngan: • Ktivaii i iinat i keuuas PESBfiAKAS Prop's penger bangan tenaga edukatif :

1. ajpdc aipek

yangdiler banitan.

I. Ktait pe

-ngotangan ->-PEKiSALARAB Tenaja Edu katif rang 'Qualified1 16

Dengan adanya tenaga edukatif yang "qualified" diharapkan mampu

mendidik mahasiswa menjadi dokter gigi yang bermutu dan siap untuk

terjun di masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus ber

kembang memaksa para dokter gigi untuk terus meningkatkan kemampuan

baik teknikal maupun human dalam rangka kesehatan gigi dan mulut kepa

(27)

BAB III

PfiOSEHffi PEHELITIAH

A. Data yang dlperluKan

Seperti telah diutarakan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mendapatkan suatu gambaran tentang kebutuhan dan

pengembangan dari tenaga edukatif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran Bandung, dengan segala variabel yang mempengaruhinya baik

secara kuantitatif maupun kualitatif serta kebijakan apa yang mempe ngaruhi pengembangan dari tenaga edukatif itu.

Adapun data yang dikumpulkan dari setiap aspek dan variabel

penelitian adalah sebagai berikut :

1) aspek kebutuhan, yaitu kebutuhan akan tenaga edukatif 1983 sampai

dengan 1987 yang meliputi data :

a) dinamika tenaga edukatif — > meliputi data tentang mahasiswa : jumlah seluruh mahasiswa, jumalah lulusan, Jumlah yang drop outs, jumlah rata-rata per kelas, jumlah total sks per minggu,

Jumlah rata-rata besar kelompok, Jumlah kelas atau fasilitas

klinik untuk praktikum mahasiswa, jumlah jam wajib tenaga eduka tif.

b) tenaga edukatif yang keluar dari Fakultas meliputi data : yang

pindah kerja, mengundurkan diri, meninggal dan pensiun.

2) aspek pengembangan, mencakup variabel dan data tentang aspek-aspek yang dikembangkan, metode pengembangan, dan penerapan program pe ngembangan.

(28)

57

Untuk memperoleh gambaran tentang aspek-aspek dan variabel pene

litian tersebut, Kegiatan dimulai dengan persiapan pengumpulan data,

diikuti dengan pengolahan data dan penafsiran data untuk didiskusikan

dalam usaha untuk mendapatkan kesimpulan penelitian. Pengolahan data

dan analisis data dilakukan dalam dua bagian yaitu pengolahan dan

analisis data kuantitatif dengan menggunakan suatu formula matematik,

sedangkan pengolahan data kualitatif dianalisis secara induktif.

B. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh

karakteristik yang berhubungan dengan kebutuhan dan pengembangan tena

ga edukatif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung.

Adapun karakteristik dari populasi yang ingin diketahui dalam peneli

tian ini adalah :

1) Kebutuhan akan pertambahan tenaga edukatif untuk tahun 1983/1984

sampai dengan tahun 1987/1988 dengan semua karakteristik tenaga

akademis yang ada pada periode waktu tersebut secara kuantitatif

maupun kualitatif, dan berbagai kebijakan institusional dalam bi

dang ketenagaan,

2) Prospek kebutuhan tenaga edukatif Fakultas Kedokteran Gigi

Unversi-tas Padjadjaran Bandung tahun 1988/1989 sampai dengan tahun

1993/-1994,

3) Usaha/program pengambangan yang telah dilaksanakan dari tahun 1983

sampai dengan tahun 1988, disertai berbagai kebijakan institusionil

dalam pengembangan dan prospek pengembangannya hingga tahun

(29)

58

C. Metode Penelitian dan TehnlK Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan untuk mendeskripsikan kebutuhan pengem

bangan

tenaga

edukatif Fakultas Kedokteran

Gigi,

jadi

jelaslah

bukan

untuk menguji suatu hipotesis. Sedang metode yang

digunakan

adalah metode deskriptif analitis, yang dengan metode ini diharap

kan

dapat

memperoleh data dan fenomena menurut

keadaan

sekarang

untuk diramalkan berbagai kecenderungannya untuk masa yang akan

datang,

khususnya sampai dengan tahun 1993/1994 berdasarkan keadaan

tahun

1963

sampai

dengan tahun 1988. Metode ini

tergolong

pada

penelitian kualitatif,

senada dengan karakteristik penelitian

kua

litatif yang diajukan oleh Bogdan dan Biklen (1962:27-29), yaitu :

1) penelitian

kualitatif mempunyai "setting" yang natural

sebagai

sumber data langsung dan penelitinya sebagai instrumen kunci,

2) penelitian kualitatif adalah deskriptif,

3) peneliti kualitatif lebih menaruh perhatian pada proses daripada

hasil atau produknya,

4) peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara

induk-tif,

5) "meaning" adalah pusat perhatian dari penelitian kualitatif ini.

Penelitian dengan metode deskriptif sesuai dengan tujuan peneli

tian ini dan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan, adapun

in-formasi

yang

dibutuhkan adalah tentang

kondisi

tenaga

edukatif

beberapa tahun lalu dan kondisi saat ini. Selanjutnya dirumuskan

(30)

59

Maka diperlukan langkah-langkah untuk mencapainya yaitu :

1) membuat analisis tentang kondisi sekarang,

2) menetapkan tujuan dan harapan apa yang ingin dicapai untuk masa

datang,

3) menentukan langkah apa untuk mencapai tujuan yang telah

ditetap-kan atas dasar analisis langkah pertama dan kedua tadi.

2. Tehnik Pengumpuian Data

Tehnik pengumpuian data merupakan langkah dalam penelitian yang

sangat menentukan bagi langkah-langkah selanjutnya, tehnik pengum

puian data yang digunakan adalah :

a) studi dokumentasi,

b) observasi, dan

c) wawancara.

a) Studi Dokumentasi.

Tehnik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang karak

teristik baik jumlah mahasiswa yang masuk maupun tenaga

eduka-tifnya, dengan segala dinamikanya yaitu menyangkut hal Jumlah

mahasiswa yang masuk, jumlah mahasiswa per kelas, jumlah

lulus-an, jumlah yang drop-outs, beban sks mahasiswa, serta Jumlah

seluruh tenaga edukatif, jumlah tenaga edukatif di setiap labo

ratorium, beban mengajar tenaga edukatif, fasilitas, kualifikasi

akademik tenaga edukatif, dan jumlah tenaga edukatif yang me

ninggalkan fakultas (pindah tempat kerja, berhenti, pensiun, dan

(31)

60

b] Observasi.

Dilakukan untuk mengamati secara nyata tentang proses admi

nistrasi dan situasi, kondisi dalam proses pengembangan baik

secara formal maupun informal.

c) Wawancara.

Digunakan untuk mendapatkan data baik kuantitatif maupun

kualitatif, yaitu tentang kebijakan-kebijakan masalah kebutuhan

dan pengembangan tenaga edukatif, serta tentang usaha-usaha apa

saja yang sudah dilaksanakan dan apa yang diharapkan untuk masa

yang akan datang. Wawancara ini dilakukan baik terstruktur mau

pun tidak terstruktur.

D. Pedoman Pengolahan Data

Seperti telah diutarakan sebelumnya bahwa data yang dikumpulkan

melalui penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Untuk

pengolahan kedua jenis data inipun dibedakan, data kuantitatif

diana-lisis secara matematik, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan

suatu strategi spesifik yang diketengahkan oleh Miles dan Huberman

(1984 : 215-229) dalam buku mereka "Qualitative Data Analysis, A

Sourcebook of New Methods" :

taktik 1) menghitung untuk melihat apa yang ada (counting)

2) mencatat pola dan tema (noting patterns and themes)

3) melihat hal-hal yang masuk akal (plausibility)

4) pengelompokan (clustering), membantu untuk melihat

(32)

61

5) membuat metafor (making Metaphors) : merupakan suatu cara

untuk mencapai pengintegrasian data dari bermacam-macam

data yang ada

6) pemecahan variabel-variabel (splitting variables) yang

kadang-kadang memang diperlukan

7) diperlukan pula taktik untuk melihat sesuatu dan hubungan

nya secara lebih abstrak, dengan cara menggolongkan yang

khusus ke dalam yang umum (subsuming particulars into the

general ) 8) factoring

9) mencatat adakah hubungan antara variabel-variabel (noting

relations between variables)

10) dan menemukan variabel intervening

11) ahirnya bagaimana kita membuat data yang saling bertalian

itu masuk akal dan dimengerti, maka dibuat suatu rangkaian

bukti-bukti yang logik

12) dan membuat teori atau konsep saling berkaitan.

Pengolahan data dibagi'dalam dua tahap,

tahap pertama

menganali-sis data untuk periode 1983 sampai dengan 1988, sedang tahap kedua

mengestimasikan kecenderungannya untuk masa yang akan datang berdasar

kan analisis tahap pertama tadi. Untuk mendapat gambaran secara kese

luruhan dari penelitian ini maka dibuat suatu kerangka penelitian

(33)

LATAR BELAKANG MASALAH

r>

T

PERMASALAHAN

T

ASUMSI & PERTANYAAN PENELITIAN

T

TUJUAN

T

KEGUNAAN

->

VARIABEL/ ASPEK PENELITIAN

—>- PROSEDUR PENELITIAN

H A S I L PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

L>- KESIMPULAN - < DISKUSI - < HASIL PENELITIAN - <

Gambar 7 KERANGKA PENELITIAN

62

TEORI

E. Formula Pengolahan data Kuantitatif

Untuk mengolah data kuantitatif, digunakan suatu formula

matema-tik. Formula ini khusus digunakan dalam rangka memproyeksikan kebutuh

an akan tenaga edukatif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padja-dJ aran.

Adapun formula yang digunakan sebagai berikut :

1. Kebutuhan tenaga edukatif

E x B. KB*

[image:33.595.72.501.76.519.2]
(34)

63

dimana :

KBt

= jumlah Kebutuhan tenaga edukatif pada tahun t

E = jumlah seluruh mahasiswa/enrolmen keseluruhan

Bs

= jumlah satuan Kredit semester per minggu untuk

mahasiswa

BK

= jumlah mahasiswa rata-rata per Kelas

Bg,

= Jumlah jam wajib mengajar bagi tenaga edukatif

dalam satuan Kredit semester

Rumus di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang

diam-bil dari formula yang diajukan oleh Hector Correa seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuh

an

tenaga

edukatif (KB) pada suatu lembaga

pendidikan,

terlebih

dulu harus diketahui :

1) jumlak sks per minggu untuk mahasiswa

2) jumlah mahasiswa secara keseluruhan

3) jumlah mahasiswa rata-rata per kelas

4) jam wajib mengajar dalam satuan kredit semester.

Jam wajib mengajar tenaga edukatif per orang di tentukan sebesar

5 SKS per minggu per semester menurut ketentuan sebanyak 2-8 SKS,

sesuai

dengan distribusi ketentuan tugas-tugas

institusional

(SK

Dirjen Dikti, 1983 : NO. 48/Dj/Kep/1983) untuk bidang pendidikan.

Jam wajib mengajar ini digunakan untuk perhitungan, bukan pada

kondisi yang sebenarnya, khususnya untuk periode tahun 1983/1984

-1986/1989 dan untuk prospek kebutuhan beberapa tahun mendatang.

2. Pertambahan jumlah tenaga edukatif

l = n

KBn

=

E

(KBti - KBti-,)

(35)

64

dimana : KBtt

- pertambahan jumlah kebutuhan tenaga eduKatif

^

tahun Ke n

KBtl

= Jumlah Kebutuhan tenaga eduKatif pada tahun t

KBti-1 = jumlah Kebutuhan tenaga eduKatif tahun

sebelumnya.

Formula ini dikembangkan dengan notasi bahasa Indonesia dari

formula W.J. Boumol (1961), seperti berikut ini :

* Q = Qj +

%

dimana : * Q = pertambahan jumlah,

Qi

= jumlah setelah pertambahan,

Qq

= jumlah sebelumnya.

(Sudarwan Danim,

1986 : 73).

3. Pertambahan jumlah enrolmen

i = n

A E,, = E

<Etl - Eti-,}

i = 1

dimana :

a-En

= pertambahan jumlah enrolmen pada tahun n

Eti

= jumlah enrolmen pada tahun tj

Eti_l = jumlah enrolmen tahun sebelumnya.

Untuk menentukan besarnya pengaruh besarnya enrolmen (A E) ter

hadap

besarnya kebutuhan tenaga edukatif (*• KB) tidak

menggunakan

(36)

DAFTAE FUSTAKA

Adikusumo, Soepardjo (1989), Pendidikan sebagai Terapi Budaya.

Dalam Mimbar Pendidikan, Bandung : IKIP Bandung.

Baird, E. John (1977), The Dynamics of Organizational Communication

New York : Harper & Row Publishers.

Bogdan, C. Robert and S.K. Biklen (1982), Qualitative Research For

Education An Introduction to Theory and Methods, Boston :

Allyn and Bacon, Inc.

Bottomley H. Michael (1983), Personel Management, Plymouth:

McDo-nal and Evans Ltd.

Castadi, Basil (1969), Creative Planning of Educational Facilities

Illinois : Rand McNally & Company.

Castetter, W.B. (1981), 77»e Personnel Function in Educational Ad

ministration, New York : McMillan Publishing Co.Inc.

Correa, Hector (1969), Quantitative Methods of Educational

Planning, Pennsylvania : HEP and UNESCO.

Craig, L. Robert (1976), Training and Development Handbook A Guide

to Human Resources Development, New York : McGraw-Hill Book

Company.

Engkoswara (1987), Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta

Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK,

(1985), Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan, Bandung : Yayasan Amal Keluarga Bandung.

Fortunato, T, Ray and D.G. Waddel (1981), Personnel Administration

in Higher Education, SanFransisco : Yossey-Bass Publishers, Gaffar, Mohammad Fakry (1967), Perencanaan Pendidikan : Teori dan

Metodologi, Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti PPLPTK.

Glueck, F. William (1974), Personnel A Diagnostic Approach, Texas: Bussiness Publications, Inc.

Harris, Ben et.al. (1979), Personnel Administration in Education

Leadership for Instructional Improvement, Boston : Allyn

and Bacon, Inc.

(37)

94

Hicks, G. Herbert and C.R. Gullet (1975), Organization : Theory

and Behavior, New York : McGraw-Hill, Inc.

Hilgard, R. Ernest (1964), Theories of Learning and Instruction

The Sixty-third Year book of the National Society for Study

of Education, Chicago : The University of Chicago Press.

Krech, David et.al. (1962), Individual in Society, Auckland -.Mc

Graw-Hill Book Company.

Isaac, Stephen and William B.M., (1981), Handbook in Research and

Evaluation, Caifornia : Edits Publishers.

Lansbury, D, Russel, Professional and Management A Study of

Behavior in Organizations, Queensland : University of

Queens 1 and Press,

Markie, E. Valter and L.B, Kinney (1959), Professional Autonomy in Education, Journal of Education.

McNergery F. Robert and C.A. Carrier (1981), Teacher Development,

New York : MacMillan Publishing Co, .

Miles, B. Matthew and A.M. Huberman (1984), Qualitative Data Analysis A Sourcebook of New Methods, Beverly Hills : Sage Publication,

Mukijat (1981), Latihan dan Pengembangan Pegawai, Bandung : Alumni

Pamuji (penterjemah) (1981), Teori Sistem dan Penerapannya dalam

Management, Jakarta : PT Ichtiar Baru - Van Hoeve.

Rao, T.V, (1984), Human Dynamics in the Management of Populations

Programmes dalam Ellen Sattar, Editor, Contributions to

Population Programmes, Vol.IV, Human Resuorces Development,

Kuala Lumpur : ICOMP.

Rubinson, Laura and W.F. Alles (1984), Health Education Foundation

for the Future, St. Louis : Times Mirror/Mosby College Publishing.

Rush, Harold M.F. (1965), What is Behavior Science ? dalam Robert L. Craig (1976), Training and Development Handbook A Guide

to Human Resource Development, New York : McGraw-Hill Book

Company.

Sutisna, Oteng (1966), Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis

(38)

95

Vollmer, M. Howard and D.L. Miles (1966), Professionalization, New

Yersey : Prentice-Hall, Inc.

Yudo Swasono dan Endang Suystianingsih (1983), Metode Perencanaan

Tenaga Kerja Tingkat Nasional, Regional, dan Perusahaan,

Yogyakarta : BPFE.

Tesis dan maka1 ah

Danim, Sudarwan (1986), Analisis Kebutuhan Tenaga Edukatif di

Universitas Bengkulu, Tesis, Bandung : FPS IKIP Bandung.

Djatniko, H. Yayat (1988), Pengadaan Tenaga Pengajar pada

Perguruan Tinggi, Bandung : Konvensi Nasional Pendidikan

Indonesia.

Kalumata, Eliza Lexi (1988), Pengembangan Tenaga Akademik Pada

Inst i tut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado,

Bandung : FPS IKIP Bandung.

Yayat Riwayatna (1986), Studi Tentang Efektivitas Pelaksanaan

Sistem Administrasi Akademik IKIP Bandung, Bandung : FPS

IKIP Bandung.

Sumber-sumber lain : peraturan-peraturan, pedoman, surat keputusan

Depdikbud Republik Indonesia (1963), Petunjuk Pelaksanaan Sistem

Kredit Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta : Dirjen Dikti.

(1983), Proses Pendidikan Tinggi

Atas Dasar Sistem Kredit, Jakarta : Dirjen Dikti.

(1983), Petunjuk untuk Tenaga

Pengajar dalam Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Atas Dasar

Kredit Semester, Jakarta : Dirjen Dikti,

(1983). Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Gigi Di Indonesia 1963, Jakarta : Dirjen Dikti.

Dirjen Dikti (1983), Surat Keputusan NO. 48/DJ/Kep/1983, tentang

Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perti Negeri, Jakarta

Dirjen Dikti.

Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Jawa Barat (1988), Analisa

(39)

96

Menteri Kesehatan (1986), Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. : 920/Men.Kes/Per/XII/86 tentang Upaya Pela

yanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik Jakarta.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (1987), Keputusan No. 59/Menpan/1987, tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi, Jakarta.

Rencana Pelita V Bidang Kesehatan 1989/1999 - 1993/1994 (1966),

Jakarta.

Republik Indonesia (1980), Peraturan Pemerintah No. 5 tentang

Pokok-pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, Jakarta

(1981), Peraturan Pemerintah No.27 tentang

Penataan Fakultas pada Universitas/Institut Negeri, Jakarta (1987), Peraturan Pemerintah Nomor 7 tentang

Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah, Jakarta.

Universitas Padjadjaran, Pedaman Pelaksanaan Penyelenggaraan Pro -gram Pendidikan Si 1986 - 1991, Bandung.

(1988), Laporan Tengah Tahunan Universitas Padjadjaran 1988/1969 periode April s/d September 1988,

Gambar

GAMBAR:
gambaranadanya
gambar1
Gambar7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kata ‘Madani’ berasal dari bahasa Arab Maddaniyah memiliki arti ‘Peradaban’ yang berakar pada sebuah fakta sejarah Kota Madinah – sebelumnya bernama Yatsrib

Sedangkan strategi melihat dari sudut pandang berbeda digunakan untuk meyelesaikan soal non rutin materi akar pangkat tinggi dengan cara penerapan sifat eksponen;

Sehingga diduga bahwa rasio RORA yang tidak memenuhi syarat ketentuan minimum yang telah ditetapkan oleh BI pada periode sebelumnya lebih termotivasi untuk melakukan

Ada sangat banyak hal yang seharusnya di contoh dari kehidupan keluarga mulia ini yakni tetap berbaik sangka kepada Allah dalam menghadapi ujian kehidupan yang harus

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa KewirauSahaan / Ekonomi Kreatif Gagasan Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian

[r]

3 Biasa Tab peta Menekan tab peta Menampilkan peta wisata Berhasil 4 Biasa Menu login Menekan menu item login Masuk ke dalam tampilan login Berhasil 5 Biasa

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah penambahan tepung keong mas dalam ransum sampai taraf 9 % tidak berpengaruh terhadap kualitas telur