DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JENGGAWAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Qurrotu Ainiyah NIM : 084 111 223
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OKTOBER 2015
TAIil]N PELAJARAN
201512016SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salatr satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.t)
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jtrusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Ourrotu Ainivah NIM : 084111223
Disetujui Pembimbing:
\
DENGAN HASIL BELAJAR
SISWA PADAMATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAII MENENGAH ATAS NEGERI
1JENGGAWAH TAHUN PELAJARAN
201512016SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.D Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Hari: Kamis
Tanggal : 05 November 2015
Tim Penguji
Ketua
SekretarisDrs. H. Mahrus.
M.Pd.I
Dewi Nurul Oomarivah. M.Pd NIP: 19670525 200012I 001
NIP:19790127 200110 2 003Anggota 1. Dr. Hj. St. Rodliyah,
M.Pd.
(2. lndahWahyuni, M.Pd.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dr. H. Abdullah. S.Ae. M.H.I NIP: 19760203 200212
I
003\
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”.(QS. An-Najm: 39-41). (Hatta, 2011: 527).
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Abah & Ummi tercinta, yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya kepadaku, yang paling berjasa dalam hidupku, serta yang tak pernah luput
menyebut namaku disetiap doanya.
Saudara-saudaraku, yang selalu menyemangati dan mendukung hingga dapat menyelesaikan studiku.
Tak terlupakan semua sahabatku dan almamater IAIN Jember tercinta yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan untuk penyelesaian skripsi ini.
rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto SE. MM selaku Rektor IAIN Jember yang selalu memberikan fasilitas yang memadai selama kami menuntut ilmu di IAIN Jember.
2. Bapak Dr. H. Abdullah, S.Ag. M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang selalu membimbing kami dalam proses perkuliahan.
3. Bapak Dr. H. Mundir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam yang selalu memberikan bimbingan dalam proses perkuliahan.
4.
Bapak H. Mursalim, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan arahannya dalam program perkuliahan yang kami tempuh.5. Bapak Suwarno, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademik di lingkungan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember.
memberi izin penelitian dan bantuan kepada penulis untuk memperlancar penyusunan skripsi.
8. Bapak Drs. Anwar Hidayat, M.Pd.I dan Ibu Siti Nur Rohmah, S.Ag, selaku guru Pendidikan Agama Islam yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Akhirnya, semoga semua amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Amiin yaa rabbal
‘Aalamiin..
Jember, 15 Oktober 2015
Penulis
Internal locus of control adalah gambaran keyakinan individu bahwa suatu kejadian yang dialami seseorang akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri.
Mereka juga percaya bahwa pengalaman mereka dikendalikan oleh keterampilan dan usaha mereka sendiri. Hal inilah menyebabkan seorang siswa yang memiliki internal locus of control menjadi rajin belajar dan cara belajarnya efektif sehingga memiliki prestasi yang baik di sekolah. Dalam konteks pembelajaran, prestasi maupun keberhasilan selalu dilihat dari hasil belajarnya yang telah dicapai oleh siswa. Realita di SMA Negeri 1 Jenggawah masih ada beberapa yang Internal locus of control rendah, namun hasil belajarnya masih di atas normal, begitu juga sebaliknya.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana internal locus of control siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?. 2) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?. 3) Apakah ada korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan internal locus of control siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI, dan seberapa kuat korelasi internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian field research. Populasi sebanyak 682 dan responden sebanyak 253 siswa, untuk pengambilan sampel menggunakan stratified proportional random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, angket, wawancara dan dokumentasi serta kepustakaan. Selanjutnya untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan dua analisis, yaitu:
Analisis deskriptif dengan mencari prosentase masing-masing kategori dan digambarkan dalam diagram lingkaran dan analisis korelasional dengan menggunakan contingency coefficient (C) yang sebelumnya dianalisis dengan chi kuadrat.
Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) internal locus of control pada kategori tinggi 42 siswa dengan prosentase 17%, kategori sedang 172 siswa dengan prosentase 68% dan pada kategori rendah 39 siswa dengan prosentase 15%. 2) hasil belajar pada kategori tinggi 32 siswa dengan prosentase 13%, kategori sedang 211 siswa dengan prosentase 83% dan pada kategori rendah 10 siswa dengan prosentase 4%. 3) Ada korelasi yang rendah antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016.
hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
F. Variabel Penelitian ... 10
1. Indikator Variabel ... 11
2. Definisi Operasional ... 12
G. Asumsi Penelitian ... 13
2. Populasi dan Sampel ... 17
3. Teknik Pengumpulan Data ... 19
4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 25
5. Analisis Data ... 29
J. Sistematika Pembahasan ... 35
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 36
A. Penelitian Terdahulu ... 36
B. Kajian Teori ... 40
1. Kajian Teori Tentang Internal Locus Of Control ... 40
2. Kajian Teori Tentang Hasil Belajar Siswa ... 52
3. Kajian Teori Tentang Korelasi Antara Internal Locus Of Control Dengan Hasil Belajar Siswa ... 70
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 73
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 73
B. Penyajian Data ... 84
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 110
D. Pembahasan ... 156
BAB IV PENUTUP ... 162
A. Kesimpulan ... 162
DAFTAR PUSTAKA ... 164 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
Tabel 1.2 Pemberian Skor Angket (Skala Likert) ... 24
Tabel 1.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X dan Y ... 24
Tabel 1.4 Kategori Contingency Coefficient (Koefisien Kontingensi) ... 34
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini ... 38
Tabel 3.1 Data Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah ... 77
Tabel 3.2 Data Jumlah Guru dan Kesesuaian dengan Mapel yang Diampu di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 79
Tabel 3.3 Beban Kerja Guru SMA Negeri 1 Jenggawah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 80
Tabel 3.4 Pegawai Administrasi (Tata Usaha) di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 82
Tabel 3.5 Tenaga Kependidikan lainnya di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 82
Tabel 3.6 Data Siswa SMA Negeri 1 Jenggawa ... 83
Tabel 3.7 Daftar Nama Responden SMA Negeri 1 Jenggawah ... 85
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Tentang Internal Locus Of Control ... 93
Locus Of Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 95 Tabel 3.10 Pemberian Skor Angket (Skala Likert) ... 96 Tabel 3.11 Skor Data Tentang Internal Locus Of Control Siswa SMA
Negeri 1 Jenggawah ... 96 Tabel 3.12 Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 103 Tabel 3.13 Rekapitulasi Jumlah Skor internal locus of control Siswa SMA
Negeri 1 Jenggawah ... 112 Tabel 3.14 Kategori Hasil Skor Tentang Internal Locus Of Control Siswa
SMA Negeri 1 Jenggawah... 120 Tabel 3.15 Pengelompokkan kategori Tentang Internal Locus Of Control
Siswa SMA Negeri 1 Jenggawah ... 127 Tabel 3.16 Deskripsi Tentang Internal Locus Of Control Siswa SMA
Negeri 1 Jenggawah ... 128 Tabel 3.17 Rekapitulasi Jumlah Skor Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 129 Tabel 3.18 Kategori Hasil Skor Tentang Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 137
Tabel 3.20 Deskripsi Tentang Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 145 Tabel 3.21 Rekapitulasi Hasil Kategori Skor Tentang Internal Locus Of
Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 146 Tabel 3.22 Tabel Persiapan Chi Kuadrat Korelasi Antara Internal Locus Of
Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 154 Tabel 3.23 Tabel Kerja Chi Kuadrat Korelasi Antara Internal Locus Of
Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 154
No. Uraian Hal.
Gambar 3.1 Struktur dan Mekanisme Kerja SMA Negeri 1 Jenggawah ... 84 Gambar 3.2 Diagram Lingkaran tentang Prosentase Kategori Internal
Locus Of Control Siswa SMA Negeri 1 Jenggawah ... 128 Gambar 3.3 Diagram Lingkaran tentang Prosentase Kategori Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jenggawah ... 145
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maka pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang bersusila, beragama, berbudaya sebagai makhluk individu dan sosial yang dapat memainkan peran melalui proses pendidikan yang panjang. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik.
Pendidikan bertalian dengan tranmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda (Nasution, 2011: 10).
Pendidikan merupakan faktor utama untuk meraih kesuksesan karena keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri, oleh sebab itu pendidikan dijadikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Sebagaimana ditegaskan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2009: 7).
Dalam mewujudkan maupun mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tertulis dalam undang undang di atas, perlu adanya proses belajar. Proses belajar merupakan perubahan berkat adanya pengalaman yang diperoleh seseorang, yaitu sebagai hasil interaksinya dengan dunia sekitarnya. Interaksi pertama tentunya terjadi dalam keluarga. Di dalam keluarga inilah terjadi suatu interaksi antara orang tua dan anak, termasuk di dalamnya penanaman nilai-nilai dan norma-norma yang akan diwariskan kepada anak-anaknya.
Apabila tingkah laku anak mendapatkan respons, maka anak akan merasakan sesuatu di dalam lingkungannya. Dengan demikian, tingkah laku tersebut dapat menimbulkan motif yang dipelajari. Hal ini merupakan langkah terbentuknya pusat kendali yang internal (Ghufron dan Risnawati, 2014: 70).
Interaksi di dalam keluarga terjadi antara orang tua dan anak. Di dalam interaksi keluarga yang telah dipaparkan di atas, interaksi tersebut sebagai langkah terbentuknya pusat kendali yang internal (internal locus of control).
Selanjutnya interaksi akan berlangsung di lingkungan sekolah, yaitu antara guru dan siswa (anak). Di lingkungan sekolah inilah, guru berperan untuk mengembangkan apa yang sudah terbentuk di dalam lingkungan keluarga, yakni mengembangkan pusat kendali internal (internal locus of control) pada siswa.
Menurut Ghufron dan Risnawati (2014:65) Orang yang mempunyai pusat kendali internal mempunyai keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, kegagalan-kegagalan, keberhasilan-keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri. Sedangkan Robbins & Judge (2008: 138) mengatakan bahwa
internal (internals) adalah individu yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada diri mereka.
Seseorang dengan internal locus of control percaya bahwa mereka sendiri yang menentukan nasibnya. Mereka juga percaya bahwa pengalaman mereka dikendalikan oleh keterampilan dan usaha mereka sendiri. Hal inilah menyebabkan seorang siswa dengan internal locus of control menjadi rajin belajar dan cara belajarnya efektif sehingga memiliki prestasi yang baik di sekolah. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Winkel dalam penelitian Huda (2014: 30) “...siswa yang memandang dirinya sendiri sebagai pihak yang bertanggung jawab, akan belajar rajin dan dalam keadaan normal akan mencapai sukses....”.
Sedangkan dalam konsep Islam orang yang memiliki internal locus of control sama dengan orang yang memiliki sikap optimis, yang mana selalu berpandanngan positif tentang kehidupan dan berkeyakinan bahwa keberhasilan dan kegagalan berasal dari dirinya sendiri (Sulistin, 2012: 30).
Sebagaimana Allah SWT juga telah menjanjikan kepada hamba-Nya bahwa segala usaha yang telah dilakukannya akan menuai hasil yang diharapkan apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu sifat optimis agar tidak pantang menyerah dalam berusaha harus kita terapkan. Allah berfirman dalam QS. An-Najm ayat 39-41:
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (Hatta, 2011: 527).
Hal ini yang menjadi penting untuk seorang guru dalam memahami internal locus of control agar mampu mengarahkan dan mengembangkan siswanya untuk lebih memiliki kepribadian tersebut, sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Terutama kepribadian pada anak usia 15 sampai 20 tahun, dimana menurut Jean Jacques Rousseau dalam Maliki (2013:
102), usia tersebut merupakan tahap pembentukan watak (karakter) dan pendidikan agama. Usia pada anak tersebut biasanya termasuk pada tingkatan Sekolah Menengah Atas.
Sekolah Menengah Atas adalah jenjang pendidikan lanjutan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (sederajat). Pada Biasanya rentang usia pada anak SMA itu antara 16-19 tahun yang merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, telah dijelaskan di atas bahwa anak SMA berada pada tahap pembentukan watak (karakter) dan pendidikan agama. Oleh karena itu, SMA sebagai wadah untuk membentuk maupun mengembangkan karakter siswanya. Terutama karakter yang internal locus of control, dimana seorang siswa dengan internal locus of control menjadi rajin belajar dan cara belajarnya efektif sehingga memiliki prestasi yang baik di sekolah. Dalam konteks pembelajaran, prestasi maupun keberhasilan selalu dilihat dari hasil belajarnya yang telah dicapai oleh siswa.
Salah satu lembaga SMA tersebut yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah merupakan salah satu lembaga pendidikan umum yang sangat mementingkan Pendidikan Agama Islamnya. Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Jenggawah ini tidak hanya mentrasfer ilmu Agama Islam akan tetapi menanamkan nilai-nilai Islam kepada siswanya. Hal tersebut dipertegas oleh Drs. Anwat Hidayat, M.Pd.I, selaku guru PAI senior di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah, bahwa lembaga tersebut sangat memperhatikan Pendidikan Agama Islamnya, salah satu buktinya sekolah memutuskan untuk menambah 1 jam untuk mata pelajaran PAI sehingga kegiatan belajar mengajar PAI menjadi 3 jam perminggu, dan juga penambahan kegiatan keagamaan yang dinamakan KISS (Kajian Islam Siswa Siswi). Kegiatan KISS ini merupakan kegiatan untuk membahas atau memecahkan hal-hal yang sedang berlangsung saat ini (mengkaji sesuai dengan perkembangan zaman), seperti hukum rebonding, pergaulan Islami, dll. Kegiatan tersebut dapat menambah wawasan dan penanaman nilai-nilai Islam sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswanya. (Wawancara, 13 Agustus 2015)
Tidak hanya itu, terlihat juga dari kegiatan belajar mengajar yang selalu menyempatkan waktu sebelum pelajaran di mulai yaitu sholat dhuha maupun siraman rohani atau menjelaskan satu atau lebih dua ayat Al-Quran.
Hal tersebut membuat pikiran lebih fresh dan dapat membentuk kepribadian siswa yang lebih baik serta terdorong untuk berpikir positif sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hal ini yang disebut seseorang yang
memiliki orientasi internal locus of control, dan sejalan dengan Ilmiyah (2011: 29) bahwa seseorang yang memiliki orientasi locus of control internal terdorong untuk berfikir positif sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Seseorang yang memiliki internal locus of control yang tinggi juga akan berdampak pada hasil belajar yang tinggi. Hasil observasi ditemukan bahwa siswa yang memiliki internal locus of control yang tinggi juga memiliki hasil belajar yang tinggi. Namun masih ada beberapa siswa yang menunjukkan internal locus of control yang rendah. Terlihat dari sikap dan perilakunya seperti beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan pelajaran, berbicara saat pelajaran berlangsung, dan mengabaikan tugas, yang artinya siswa kurang berminat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan kurang percaya pada kemampuannya sehingga siswa tersebut mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Kemampuan, minat dan usaha termasuk faktor-faktor seseorang yang memiliki internal locus of control, namun realitanya beberapa siswa tersebut nilai-nilai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tersebut masih normal artinya nilainya di atas KKM.
Oleh karena itu, sesuatu yang menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah sebuah pertanyaan mendasar apakah internal locus of control memiliki korelasi yang signifikan dengan hasil belajar siswa atau bahkan sebaliknya tidak ada korelasi sama sekali, terutama hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Korelasi Antara Internal Locus Of Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian. Dalam setiap penelitian rumusan masalah sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan permasalahan yang ada dalam penelitian guna mencari jalan bagi pemecahan permasalahan tersebut secara tepat.
Perumusan masalah disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya (STAIN Jember, 2014: 37). Adapun masalah-masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana internal locus of control siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?
3. Apakah ada korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian (STAIN Jember, 2014: 37). Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan internal locus of control siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yang baik. Begitu pula dalam penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik bagi peneliti sendiri maupun bagi obyek yang diteliti yang dapat memberi kontribusi dalam pengembangan dibidangnya.
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis instansi dan
masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis (STAIN Jember, 2014: 38).
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih pemikiran guna memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan terutama terkait dengan korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan kompetensi peneliti dan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait dengan korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam serta dapat diterapkan oleh peneliti ketika menjadi guru PAI.
b. Bagi Lembaga SMAN 1 Jenggawah
Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi SMAN 1 Jenggawah terutama mengenai korelasi antara internal locus of control dengan hasil
belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi yang aktual dan dapat menambah wawasan serta kesadaran masyarakat tentang internal locus of control dan hubunganya dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
E. Ruang lingkup
1. Variabel penelitian
Pada bagian ini peneliti harus menentukan variabel secara jelas dan tegas. Mana yang menjadi variabel bebas dan mana variabel terikatnya (STAIN Jember, 2014: 38).
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik tolak perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Ada dua jenis variabel yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable.
Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependent variable. Sedangkan variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau independent variable (Sugiyono, 2015: 39).
Adapun variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas atau independent variable yang terdapat pada judul penelitian ini yaitu “internal locus of control”, dan variabel ini juga disebut variabel X.
b. Variabel terikat atau dependent variable yang terdapat pada judul penelitian ini yaitu “hasil belajar siswa”, variabel ini juga disebut dengan variabel Y.
2. Indikator variabel
Memecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi ketegori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel (Arikunto, 2010: 164).
Setelah variabel penelitian terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang merupakan tujuan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat butir-butir atau item pertanyaan dalam angket, interview, dan observasi (STAIN Jember, 2014: 38).
Adapun yang menjadi indikator dari variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas atau independent variable yang terdapat pada judul penelitian ini yaitu “internal locus of control”.
Adapun indikator yang terdapat pada variabel ini adalah:
1) Kemampuan 2) Minat
3) Usaha
b. Variabel terikat atau dependent variable yang terdapat pada judul penelitian ini yaitu “hasil belajar siswa”, variabel ini juga disebut dengan variabel Y. Adapun indikator yang terdapat pada variabel ini, yaitu: hasil ulangan harian siswa
F. Definisi operasional
Definisi operasional adalah yang dgunakan sebagai pijakan pengukuran secara empiris terhadap variabel penelitian dengan rumusan yang didasarkan pada indikator variabel (STAIN Jember, 2014: 38).
Untuk dapat memperoleh gambaran dan pengertian yang jelas, serta untuk menghindari terjadinya kesalahan dan penafsiran judul penelitian, maka perlu penulis jelaskan mengenai pengertian variabel dari judul “Korelasi Antara Internal Locus Of Control Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016”, maka hal-hal yang perlu dijelaskan adalah:
1. Internal locus of control
Internal locus of control adalah individu yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada diri mereka (Robbins & Judge, 2008: 138). Sedangkan Ghufron dan Risnawati
(2014:65) berpendapat bahwa orang yang mempunyai internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, kegagalan-kegagalan, keberhasilan-keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri.
Jadi internal locus of control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran keyakinan individu bahwa suatu kejadian atau peristiwa yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah setelah adanya aktivitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula.
Jadi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang telah dicapai (dilakukan) oleh siswa di SMAN 1 Jenggawah setelah adanya aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diukur melalui ulangan harian.
G. Asumsi Penelitian
Menurut buku pedoman STAIN Jember (2014: 39), asumsi penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak penelitian yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan data. Anggapan dasar disamping berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh
bagi masalah yang diteliti juga untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian dan merumuskan hipotesis.
Asumsi peneliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Peneliti berasumsi bahwa siswa yang memiliki internal locus of control dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2. Peneliti berasumsi bahwa seluruh responden dapat mengisi angket dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan fakta yang ada serta diasumsikan setiap informan dapat memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
3. Peneliti berasumsi bahwa nilai ulangan harian merupakan salah satu bukti nyata yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan belajar siswa yang telah disusun oleh guru bidang studi PAI berdasarkan kaidah-kaidah penulisan tes yang standar.
H. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritik terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data (Sugiyono: 2015: 96). Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sementara terhadap hasil penelitian (STAIN Jember, 2014: 40).
Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel secara mandiri antara data sampel dan data populasi (jadi bukan dugaan nilai komparasi atau asosiasi). Namun dalam penelitian sosial, hipotesis deskriptif ini jarang dirumuskan. Bila hipotesis deskriptif tidak dirumuskan, maka analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotesis. Analisis dilakukan dengan cara melakukan perhitungan sehingga setiap rumusan masalah dapat ditemukan jawabannya secara kuantitatif. Data hasil analisis deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang, tabel distribusi frekuensi, grafik batang, grafik garis, dan pie chart (Sugiyono, 2015: 246).
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Hipotesis kerja atau dengan hipotesis alternatif, disingkat (Ha). Hipotesis kerja ini menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat (H0). Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y (Arikunto (2010: 112- 113).
Dalam penelitian ini, peneliti tidak merumuskan hipotesis untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dan hanya merumuskan hipotesis untuk rumusan masalah korelasional.
Adapun yang menjadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini, yaitu:
“Ada korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Dalam pembuktian, hipotesis kerja (Ha) terlebih dahulu diubah menjadi H0, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembalikan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis (Arikunto, 2010: 113).
Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini, yaitu:
“Tidak Ada korelasi antara internal locus of control dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2015/2016”.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena data penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011: 20).
Dan dalam melakukan penelitian, peneliti berada langsung pada objeknya, terutama dalam mengumpulkan data dan berbagai informasi, sehingga jenis penelitiannya termasuk Field Research atau penelitian lapangan.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu siswa di SMA Negeri 1 Jenggawah yang berjumlah 682 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Martono, 2011: 80-81). Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2015: 118).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pendapat slovin, karena tingkat kepercayaannya lebih besar. Rumusnya yaitu:
𝑛 = N
1 + N α2 Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diambil
N = Jumlah populasi
= Tingkat Kesalahan
Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, maka diperoleh :
𝑛 = N
1 + N α2
= 682
1+ 682 (0,05)2
= 252,125
Jadi, pengambilan sampel berjumlah 253 siswa. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified proportional random sampling. Stratified proportional random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan bersrata secara proporsional (Riduwan, 2012: 41). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel berstrata sebab populasi terdiri atas tingkat-tingkat/
strata yaitu tingkatan kelas X, XI dan XII, yang memiliki karakteristik internal locus of control bervariasi di setiap tingkatanya.
Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah sampel yang diambil dari setiap kelas (strata), maka peneliti menggunakan rumus proporsional sebagai berikut:
Sampel1 = Total populasiPopulasi1 × Total sampel.
(Prasetyo, 2008: 130)
Berikut disajikan perhitungan beserta jumlah sampel yang diambil, disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Sebaran Pengambilan dan Perhitungan Sampel Penelitian No Kelas
Jenis
Kelamin Jumlah Jenis Kelamin
L P Seluruh Responden L P
1 X 124 156 280 280
682
×
253=
104 124280
×
104=
46 156280
×
104=
58 2 XI 100 119 219 219682
×
253=
81 100219
×
81=
37 119219
×
81=
443 XII 74 109 183 183
682
×
253=
68 74183
×
68=
28 109183
×
68=
40Jumlah 298 384 682 253 111 142
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan begaimana peneliti akan melakukan pengumpulan data serta menjelaskan sarana atau alat yang digunakan dalam metode pengumpulan data (STAIN Jember, 2014: 41).
Teknik atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode diantaranya:
1) Observasi
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur dengan prosedur yang terstandart. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2015:
203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item- item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Macam-macam observasi dari segi instrumentasi yang digunakan (Sugiyono, 2015: 204-205) adalah:
a) Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya.
b) Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur, karena peneliti telah merancang secara sistematis tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya, telah diketahui hal-hal apa yang diamati.
Adapun data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah:
a) Letak geografis SMAN1 Jenggawah b) Denah SMAN1 Jenggawah
c) Keadaan belajar mengajar mata pelajaran PAI di kelas
2) Angket
Angket atau kusioner adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, yang digunakan untuk mengubah berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh responden (Mulyadi, 2010: 66).
Menurut Subana (2000: 30) angket dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya yaitu:
a) Angket terbuka merupakan angket yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup, karena angket sudah disediakan dengan jawabannya, dan responden tinggal memilih. Adapun data yang diperoleh dari metode angket adalah data tentang internal locus of control yaitu siswa di SMA Negeri 1 Jenggawah.
3) Wawancara
Wawancara merupakan instrumen pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Subana, 2000: 29). Menurut Nasution (2011: 96) wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Berdasarkan sifatnya interview atau wawancara terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Wawancara bebas (unguided interview), dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara, dengan hanya berpatokan pada data apa yang akan dikumpulkan.
2) Wawancara terpimpin (guided interview), yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan dan alternatif jawaban terperinci.
3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu perpaduan antara wawancara bebas dan terpimpin.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Dan yang menjadi objek sasaran dalam interview ini adalah kepala sekolah dan guru PAI. Adapun data yang diperoleh dengan menggunakan metode interview, antara lain:
1) Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jenggawah.
2) Proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jenggawah.
4) Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201).
Adapun data yang diperoleh dari dokumentasi dalam penelitian ini adalah:
a) Profil SMAN1 Jenggawah
b) Struktur organisasi SMAN1 Jenggawah
c) Data keadaan sarana dan prasarana SMAN1 Jenggawah d) Data tentang jumlah guru dan siswa SMAN1 Jenggawah
e) Data tentang nilai ulangan harian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 1 Jenggawah.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan instrumen utama yaitu angket (kuisioner) dengan pernyataan dari variabel X. Dan peneliti menggunakan skala likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif
(Sugiyono, 2015: 134-135). Kata-kata skala likert yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk jawaban: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut perlu diberi skor.
Karena item-item yang berada dalam angket ini dibagi menjadi dua macam yaitu: 15 item positif dan 15 item negatif, maka pemberian skor bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.2
Pemberian Skor Angket (Skala Likert)
No Pernyataan Positif Negatif
1. SS (sangat sesuai) 4 1
2. S (sesuai) 3 2
3. TS (tidak sesuai) 2 3
4. STS (sangat tidak Sesuai) 1 4
Untuk kisi-kisi instrumen yang digunakan bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel X dan Y N
o Variabel Indikator No. Butir
Positif Negatif
1.
Internal locus of control (X)
a. Kemampuan 1 – 5 6 – 10 b. Minat 11 -15 16 – 20 c. Usaha 21 – 25 26 – 30 2. Hasil belajar
(Y)
Hasil ulangan harian
Dokumentasi dari guru PAI di SMAN 1 Jenggawah
4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen pertanyaan di dalam angket dianalisis, seluruh butir pertanyaan diuji terlebih dahulu yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Pengujian Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015: 173).
1) Pengujian Validitas Konstrak (Cunstruct Validity)
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan:
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
2) Pengujian Validitas Isi (Content Validity)
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi. Secara teknis pengujian validitas konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang
diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
3) Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian yang tinggi pula (Sugiyono, 2015: 183).
Untuk menguji validitas empiris instrumen yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson, sebagai berikut
𝑟𝑥𝑦 = N XY − X Y
N X2− ( X)2 N Y2− ( Y)2
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah subjek penelitian
∑XY : Jumlah perkalian tiap-tiap skor asli dari X dan Y
∑X : Jumlah skor asli variabel X
∑X2 : Jumlah skor X kuadrat
∑Y : Jumlah skor asli variabel Y
∑Y2 : Jumlah skor Y kuadrat
Adapun ketentuan bahwa intrumen dinyatakan valid atau invalid (tidak valid) adalah jika rxy atau r0 sama atau lebih besar daripada rtabel atau rt maka dapat dinyatakan valid. Sebaliknya, jika rxy atau r0 lebih kecil daripada rtabel atau rt maka dapat dinyatakan invalid (Sudijono: 2013: 179-181).
Untuk menentukan nilai rtabel, maka ditentukan terlebih dahulu α (taraf signifikansi) dan db (derajat bebas), penelitian ini menggunakan α (taraf signifikansi) sebesar 5%, lalu untuk menentukan db dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
db = N – nr keterangan:
N : Jumlah sampel
nr : Jumlah variabel yang dikorelasikan db : Derajat kebebasan (Sudijono: 2009: 194).
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Apabila data andal, maka data dapat dipercaya karena memiliki konsistensi yang tinggi. Dimanapun instrumen digunakan sepanjang karakteristik populasi dan unit sampelnya sama, maka data yang diperoleh niscaya konsisten dan dapat dipercaya. Jadi reabilitas mengukur konsistensi (keajekan) (Tanjung & Ardial, 2010: 43).
Reliabilitas erat hubungannya dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg). Maka pengertian uji reliabilitas, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2005: 86).
Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus yang dimaksud adalah:
r11 = n
n - 1 1- Si 2 Si 2 Keterangan :
r11 : Koefisien alpha cronbach n : Banyaknya butir item 1 : Bilangan konstan ΣSi2
: Jumlah varian skor dari tiap-tiap item Si2 : Varians total
(Sudijono, 2013: 208)
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes r11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti tes yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliabel).
2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliabel) (Sudijono, 2013: 209).
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interprestasi dan analisis data yang diperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data yang disajikan mempunyai makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil penelitian kita (Martono, 2011: 143).
Untuk menganalisa hasil dari penelitian serta menguji kebenaran hipotesis harus menggunakan metode yang tepat. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasional.
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase (Sugiyono, 2015: 207- 208).
Setelah data diperoleh, maka selanjutnya memberikan kategori untuk keperluan analisis. Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu kategori tinggi (T), kategori sedang (S) dan kategori rendah (R).
Adapun rumus yang digunakan dalam kategori tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus mean dan rumus SD atau standar deviasi, yaitu:
Kategori Tinggi Mx + 1 SD
Kategori Sedang Mx – 1 SD
Kategori Rendah (Sudijono, 2013: 449)
Rumus mean:
Mx= ∑X N Keterangan:
Mx : Mean (nilai rata-rata)
ΣX : Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N : Number of Cases (Banyaknya skor-skor itu sendiri) (Sudijono, 2009: 81)
Rumus standar deviasi:
SD = ∑X
2N -M
x2Keterangan :
SD : Standar deviasi
ΣX2 : Jumlah skor X setelah terlebih dahulu dikuadratkan N : Number of Cases
Mx : Nilai Rata-rata Hitung (=Mean) skor X (Sudijono, 2009: 164)
1) Jika item skor yang diperoleh oleh responden sama atau lebih besar dari nilai Mx +1SD, maka akan dikategorikan tinggi (T)
2) Jika item skor yang diperoleh oleh responden diantara nilai Mx+1SD dan Mx -1SD, maka akan dikategorikan sedang (S)
3) Jika item skor yang diperoleh oleh responden sama atau lebih kecil dari nilai Mx -1SD, maka akan dikategorikan rendah (R)
Selanjutnya untuk rumusan masalah deskriptif ini, dianalisis dengan cara menghitung prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagaimana berikut (Turmudi, 2008: 47):
p = f
n×100%
Keterangan:
p : Prosentase f : Frekuensi
n : Total frekuensi (total responden).
Berikutnya prosentase atau frekuensi masing-masing kategori tersebut disajikan dalam bentuk diagram lingkaran, dengan bantuan Program Microsoft Office Excel 2007.
b. Analisis korelasional
Analisis korelasional ialah suatu kegiatan menganalisis data tentang hubungan/kaitan antar variabel dalam suatu penelitian (khususnya penelitian pendidikan) dengan menggunakan teknik- teknik statistik. Analisis tersebut digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan dan mengungkapkan seberapa besar kekuatan hubungan antar variabel yang dimaksud (Subana, 2000: 135).
Data yang sudah terkumpul berdasarkan instrumen pertanyaan yang valid dan reliabel, dilanjutkan dengan menganalisa data. Teknik analisa data kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah contingency coefficient (koefisien kontingensi). Menurut Ghony &
Almanshur (2009: 292) contingency coefficient, C, adalah suatu pengukuran hubungan antara dua variabel nominal, diskrit, atau kategori. Untuk menghitung koefisien kontingensi terlebih dahulu dihitung dengan nilai chi kuadrat. Rumusnya adalah:
fh
fh
fo 2
2
Keterangan:
2: Chi Kuadrat
∑ : Sigma (jumlah)
fo : Frekuensi yang diperoleh fh : Frekuensi yang diharapkan.
(Subana, 2000: 176)
Kemudian untuk mencari frekuensi yang diharapan (fh), maka digunakan rumus :
fh
N
Kolom Frekuensi
Total Jumlah Sebaris
Frekuensi Total
Jumlah
Rumus tersebut digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi yang diperoleh (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh).
Kemudian mencari chi kuadrat tabel dengan menentukan derajat kebebasan (db), rumus yaitu (db) = (b-1) (k-1)
Selanjutnya dalam menentukan ada hubungan atau tidaknya pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1) Apabila 2hitung ≥2tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan.
2) Apabila 2hitung ≤ 2tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan (Subana, 2000: 177).
Setelah diketahui harga chi kuadrat, kemudian untuk menguji kuat lemahnya hubungan dilanjutkan contingency coefficient (koefisien kontingensi) dan contingency coefficient maksimum (Subana, 2000: 155), yaitu:
C N
2 2
Keterangan:
C : Contingency coefficient (koefiseien kontingensi)
2: Harga chi kuadrat yang diperoleh N : Jumlah sampel
m Cmaks m1
m : Harga maksimum dari b (baris) dan k (kolom)
Setelah itu hasil contingency coefficient akan diinterpretasikan menurut ukuran-ukuran yang konservatif. Subana mengemukakan tentang tabel kategori contingency coefficient yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.4
Kategori Contingency Coefficient (Koefisien Kontingensi)
C = 0 Tidak mempunyai relasi
0 < C < 0,2 Cmaks Korelasi rendah sekali 0,2 Cmaks < C < 0,4 Cmaks Korelasi rendah 0,4 Cmaks < C < 0,6 Cmaks Korelasi sedang 0,6 Cmaks < C < 0,8 Cmaks Korelasi tinggi
0,8 Cmaks < C < Cmaks Korelasi tinggi sekali
C = Cmaks Korelasi sempurna
(Subana, 2000: 152)
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan rangkuman sementara dari isi skripsi yang bertujuan untuk mengetahui secara global dari seluruh pembahasan yang ada. Untuk mempermudah para pembaca, penulis memaparkan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab satu, Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dilanjutkan dengan ruang lingkup penelitian (variabel penelitian, indikator variabel), definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian (pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrument pengumpulan data, analisis data dan sistematika pembahasan).
Bab dua, Kajian Kepustakaan. Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu serta kajian teori.
Bab tiga, Penyajian Data dan Analisis. Bab ini berisi tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan.
Bab empat , Penutup. Bab ini berisi tentang keimpulan serta saran- saran. Pada bagian ini terdapat dua pilihan redaksi, pilihan pertama berbunyi
“penutup”, pilihan kedua berbunyi “kesimpulan dan saran”. Dalam skripsi ini menggunakan redaksi yang pertama yaitu “penutup”.
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Salah satu fase terpenting untuk dikerjakan oleh calon peneliti adalah penelusuran pustaka. Dalam penelitian, tampilan pustaka terdahulu bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penelitian yang telah dikerjakan oleh peneliti terdahulu. Sehingga akan dapat ditemukan mengenai posisi penelitian yang akan dilakukan, selain itu bertujuan menghindari terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan serta tudingan plagiat, meskipun itu terjadi secara kebetulan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memunculkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya yaitu:
1. Yudina Sulistin. 2012. Hubungan Locus of control dengan Kepuasan Kerja pada Perawat di Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang.
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan yakni keseluruhan populasi yang berjumlah 14 orang. Metode pengumpulan datanya menggunakan angket dengan skala Likert. Adapun analisis data yang digunakan yakni regresional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat Hubungan Locus of control dengan Kepuasan Kerja pada Perawat di Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang dengan prosentase cukup besar yakni 58% yang ditunjukkan dengan hasil R squre 0,580 pada output SPSS 16.0 for windows.
2. Fahimatul Ilmiyah. 2011. Hubungan antara Locus of control (Pusat Kendali) dengan Decision Making (Pengambilan Keputusan) pada
Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan product moment correlation dari Person dan daya beda memakai rumus alpha cronbach dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang tidak signifikan antara Internal Locus of control dengan Decision Making yakni sebesar 0,021 atau rxy= 0,021; sig= 0,849, begitu pula pada External Locus of control dengan Decision Making yakni sebesar -0,016 atau rxy= -0,016; sig=
0,941, sehingga tidak ada hubungan yang signifikan pada kedua variabel tersebut.
3. Etik Budiwati. 2012. Hubungan antara Locus of control Internal dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Prodi Psikologi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala locus of control internal dan skala kematangan karir. Analisis data dilakukan dengan teknik uji korelasional product moment dan uji komparasi independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Locus of control Internal dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2008 dan 2011.
Ketiga penelitian tersebut dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini
No Nama Peneliti
dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 SkripsiYudina
Sulistin. 2012.
“Hubungan Locus of control dengan Kepuasan Kerja pada Perawat di Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang”
Meneliti tentang locus of control
Skripsi Yudina sulistin,
variabel bebas
(independent variabel) penelitian yaitu 2 aspek locus of control antara internal dan eksternal dan variabel terikat (dependent variable) menekankan kepada Kepuasan Kerja pada Perawat. Teknik sampling yang digunakan yakni keseluruhan populasi dan analisis data
yang digunakan
regresional. Sedangkan dalam penelitian ini
variabel bebas
(independent variabel) penelitian yaitu hanya locus of control internal saja dan variabel terikat (dependent variable) menekankan kepada hasil belajar siswa. Teknik sampling yang digunakan yakni Stratified proportional random sampling dan analisis datanya yaitu analisis deskriptif dan analisis korelasi kontigensi.
2 Skripsi Fahimatul Ilmiyah. 2011.
“Hubungan Antara Locus Of Control (Pusat Kendali) Dengan Decision Making (Pengambilan Keputusan) Pada Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”
Meneliti tentang locus of control
Skripsi Fahimatul Ilmiyah, variabel bebas (independent variabel) penelitian yaitu 2 aspek locus of control antara internal dan eksternal dan variabel terikat (dependent variable) menekankan kepada Decision Making (Pengambilan
Keputusan). Analisis data dilakukan dengan
product moment
Correlation dari Person dan daya beda memakai rumus Alpha cronbach.
Sedangkan dalam penelitian ini variabel bebas (independent variabel) penelitian yaitu hanya locus of control internal saja dan variabel terikat (dependent variable) menekankan kepada hasil belajar siswa. Analisis datanya yaitu analisis deskriptif dan analisis korelasi kontigensi.
3 Skripsi Etik Budiwati.
2012. “Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karir pada
Mahasiswa Prodi Psikologi”.
Meneliti tentang locus of control internal
Skripsi Etik Budiwati, variabel terikat (dependent variable) menekankan kepada Kematangan Karir pada Mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan yakni purposive sampling serta Analisis data dilakukan dengan dua