PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPA PADA SISWA KELAS V SD NO. 094168
SIMPANG NAGAPANEI SIMALUNGUN
TAHUN AJARAN 2013/2014
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
MASTON NAINGGOLAN NIM. 8116182032
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
Maston Nainggolan NIM. 8116182032. Application of Contextual Approach to Increase Activity and Learning Outcomes Science in Class V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simelungun Year 2013/2014.
This study used a qualitative approach with classroom action research (PTK). The Subjects in this study were students of class V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun Year 2013/2014 as many as 28 students. The data which collected in this study is student whom learning activity data collected by observation and data of learning student result which collected by did the tests. Data were analyzed with descriptive comparative statistical analysis techniques. The results showed, the average score of student learning activities in the first cycle and the second cycle, respectively for: 11.87 and 15.10. With successive categories: "active enough", and "active". This is indicated by the percentage increase of average scores of the students' learning activities from first cycle to of the human digestive tract fifth grade elementary school students No.094168 Simpang Nagapanei Year 2013/2014. So for science teachers as fifth grade elementary school teachers No. 094168 Simpang Simelungun Nagapanei advised to apply learning with contextual approach to get the further improving the activity and student learning outcomes, and to further research is recommended to conduct further research on the contextual approach to learn science in diiierent school or in different subjects so that activities and student learning outcomes can be improved.
ii ABSTRAK
Maston Nainggolan, NIM. 8116182032. Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014 sebanyak 28 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan data hasil belajar siswa yang dikumpulkan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukan, rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 11,87 dan 15,10. Dengan kategori berturut-turut: “cukup aktif”, dan “aktif”. Hal ini ditunjukkan dengan persentase peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 27,21%. Rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ) ketuntasan belajar (KB), dan daya serap (DS) pada siklus I dan siklus II
berturut-turut sebesar: 64,57; 53,57%; dan 64,57%, dan 76,60; 89,2%; dan 76,60%. Persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ) ketuntasan
belajar (KB), dan daya serap (DS) dari siklus I ke siklus II, berturut-turut sebesar: 18,63%, 66,51%, dan 18,63%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei T.A 2013/2014. Sehingga bagi guru IPA sebagai guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dengan judul:
” Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun
T.A 2013/2014” ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Dasar,
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian
tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku pembimbing I sekaligus sebagai Ketua
Program Studi Pendidikan Biologi, dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd selaku
pembimbing II yang di tengah-tengah kesibukannya telah memberikan
bimbingan yang mendalam dan memberikan motivasi mulai dari awal sampai
akhir.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd. Bapak Dr. Deni
Setiawan, M.Si selaku Narasumber yang telah memberi masukan dan saran
untuk kesempurnaan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
dan Asisten Direktur I, dan II Program Pascasarjana Unimed, yang telah
memberikan kesempatan serta bantuan administrasi selama pendidikan di
iv
4. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi
pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis
ini, Bapak putra sebagai staf Prodi Pendidikan Dasar yang telah banyak
membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed.
5. Ibu Osdemina Purba selaku Plt Kepala SD No.094168 Simpang Nagapanei,
yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di SD
yang beliau pimpin, termasuk dalam pemanfaatan sarana dan prasarana
sekolah, serta guru-guru dan staf administrasi yang telah banyak membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini.
6. Kedua Orang tua Bapak Dahalam Nainggolan/Ibu Tiarma Sitio dan Istri Siti
Warni Purba, S.Keb yang selalu memberikan dorongan semangat, bantuan
moril dan materil serta dengan tabah mendampingi selama mengikuti
perkuliahan maupun penyelesaian tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa di Program Studi Pendidikan Dasar (S-2) PPs Unimed
yang telah memberikan bantuan yang berarti baik berupa sumbangan pikiran,
dorongan, dan lain sebagainya, baik selama perkuliahan maupun selama
penyusunan tesis ini.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik langsung
maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, dengan harapan semoga
semua amal baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa hasil karya tulis ini masih jauh dari
sempurna, sebab itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
v
selanjutnya, namun demikian penulis tetap berharap bahwa karya tulis ini dapat
bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Medan, Maret 2015
Penulis
vi
2.1.1. Pengertian Belajar --- 13
2.1.2. Pengertian Pembelajaran --- 15
2.1.3. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual --- 15
2.1.4. Aktivitas dan Hasil Belajar --- 25
2.1.4.1 Aktivitas Belajar --- 25
2.1.4.2 Hasil Belajar --- 27
2.1.5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) --- 36
2.1.6. Materi Pelajaran --- 39
2.1.6.1. Pembelajaran Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia --- 39
2.1.6.2. Penyakit Yang Menyerang Pada Alat Pencernaan Manusia --- 44
2.1.6.3. Alasan Memilih Materi Alat Pencernaan Makanan Pada Manisia --- 48
2.2. Penelitian Yang Relevan --- 55
vii
2.4. Hipotesis Penelitian --- 58
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian --- 59
3.2. Subjek Penelitian --- 59
3.3. Variabel Penelitian --- 59
3.4. Pendekatan dan Jenis Penelitian --- 60
3.5. Data dan Sumber Data --- 62
3.6. Teknik Pengumpulan Data --- 64
3.7. Teknik Analisis Data --- 67
3.8. Pengecekan Keabsahan Data --- 70
3.9. Prosedur Penelitian --- 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian --- 81
4.1.1. Hasil Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa --- 81
4.1.2. Hasil Analisis Data Terhadap Hasil Belajar Siswa --- 82
4.2. Pembahasan --- 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan --- 89
5.2. Implikasi --- 89
5.3..Saran --- 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget --- 51
Tabel 3.1. Aspek-Aspek Aktivitas Belajar --- 65
Tabel 3.2. Teknik Penskoran Tes Uraian --- 66
Tabel 3.3. Pedoman Kriteria aktivitas Belajar Siswa --- 67
Tabel 3.4. Pedoman Konversi Tingkat Aktivitas Belajar Siswa --- 68
Tabel 3.5. Pedoman Konversi Tingkat Aktivitas Mengajar Guru --- 68
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa --- 81
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Aanalisis Data Aktivitas Guru --- 81
Tabel 4.3. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siswa --- 83
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Saluran Percernaan Manusia --- 40
Gambar 2.2. Rongga Mulut dan Macam-Macam Gigi --- 40
Gambar 2.3. Penampang Lidah --- 41
Gambar 2.4. Lambung --- 43
Gambar 2.5. Usus Halus --- 43
Gambar 2.6. Usus Besar --- 43
Gambar 2.7. Mag (Radang Lambung) --- 45
Gambar 2.8. Apendistis (Radang Ambai Cacing) --- 46
Gambar 2.9. Disentri --- 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus --- 96
Lampiran 2. Daftar NamaSubjek Penelitian --- 98
Lampiran 3. Daftar Nama Kelompok Diskusi --- 99
Lampiran 4. Aspek Indikator dan Deskriptor Aktivitas Pembelajaran ---100
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I---101
Lampiran 6. Materi Bagian dan fungsi Organ Pencernaan Manusia ---106
Lampiran 7. Media Pembelajaran Siklus I Pertemuan I---108
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ---109
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ---111
Lampiran 10. Materi Ajar Penyakit Pada Alat Pencernaan Manusia ---116
Lampiran 11. Media Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ---118
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ---119
Lampiran 13. Pengembangan Test Hasil Belajar Aiswa Siklus I ---122
Lampiran 14. Test Hasil Belajar Siklus I ---124
Lampiran 15. Kunci Jawaban Test Siklus I ---127
Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I --129
Lampiran 17. Materi Ajar Kandungan Zat dalam Makanan Bergizi ---134
Lampiran 18. Media Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ---137
Lampiran 19. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ---138
Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II --143
Lampiran 21. Materi Ajar Menu Makanan Bergiji Seimbang ---148
xi
Lampiran 23. Lembar Kerja Siswa Siklus II ---150
Lampiran 24. Pengembangan Test Hasil Belajar Siswa Siklus II ---152
Lampiran 25. Test Hasil Belajar Siswa Siklus II ---154
Lampiran 26. Kunci Jawaban Test Siklus II ---157
Lampiran 27. Angket Aktivitas Guru Terhadap Pembelajaran ---158
Lampiran 28. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ---160
Lampiran 29. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ---174
Lampiran 30. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ---162
Lampiran 31. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ---163
Lampiran 32. Analisis Data Hasil Pre-Test Belajar Siswa ---164
Lampiran 33. Analisis Data Aktivitas Guru Pada Siklus I ---166
Lampiran 34 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ---167
Lampiran 35. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ---168
Lampiran 36. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ---169
Lampiran 37. Catatan Lapangan ---171
Lampiran 38. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ---173
Lampiran 39. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ---174
Lampiran 40. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ---175
xii
Lampiran 42. Perhitungan Prestasi Peningkatan Rata-Rata Nilai
Hasil Belajar Siswa ---178
Lampiran 43. Surat Keterangan ---179
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi kebodohan,
keterbelakangan dan kemiskinan karena ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi problematika hidupnya.
Oleh karena itu, perlu diupayakan perbaikan bidang pendidikan secara terus
menerus sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan
nilai kemanusiaan agar mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang
benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga dihasilkan kesimpulan
yang benar. Pendidikan mengandung tiga unsur yaitu proses (usaha manusia
memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya
benar), produk (kesimpulan yang betul). Oleh karena itu secara prinsip bahwa
Ilmu Pengetahuan menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung.
2
Ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran IPA difasilitasi untuk
mengembangkan sejumlah keterampilan proses, yang meliputi keterampilan
mengamati dengan seluruh indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan
secara benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan data, menafsirkan data,
mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan
memecahkan masalah.
Dalam pembelajaran IPA sangat ditekankan aktivitas belajar, karena akan
membawa siswa kepada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman
yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang
diperoleh merupakan hasil dari pengalaman dan penemuannya sendiri,
sepenuhnya untuk merumuskan sendiri konsep dan keterlibatan guru hanya
sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental atau emosional sangat diperlukan agar siswa mudah menyerap informasi
yang disampaikan dan memperoleh pengetahuan, pengalaman yang bernilai dan
bermanfaat sehingga akhirnya dapat mencapai sejumlah kemampuan-kemampuan
yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Tanpa aktivitas, proses pembelajaran tidak
akan berjalan dengan baik.
Dalam pelaksanaannya bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih
disampaikan guru menggunakan gaya mengajar konvensional sehingga dapat
berdampak kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas, dan juga interaksi yang
3
Metode ini kurang tepat dilaksanakan dalam pembelajaran IPA karena guru lebih
aktif dari pada siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun, terungkap
bahwa guru masih berperan dominan dalam kegiatan pembelajaran IPA,
sebaliknya siswa justru kurang berperan aktif. Hal ini terlihat dalam kegiatan
pembelajaran IPA, guru cenderung menyampaikan materi, sementara siswa hanya
mendengarkan materi yang disampaikan guru.
Ketika pembelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang bertanya kepada
guru walaupun mereka belum memahami materi tersebut. Siswa juga banyak yang
belum berani untuk mengungkapkan pendapat jika ditanya oleh guru. Dalam
pembelajaran IPA, siswa seringkali terlihat jenuh/bosan. Hal ini merupakan salah
satu pertanda bahwa siswa kurang berminat terhadap pelajaran IPA. Kurangnya
minat ini kemungkinan disebabkan siswa belum bisa melihat makna atau fungsi
dari materi yang sedang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari keterangan guru tersebut, peneliti juga memperoleh informasi bahwa
hasil belajar IPA siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tes sumatif Tahun Pelajaran 2013/2014
bahwa rata-rata nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sekolah ≥ 65. Dari 28 siswa, sebanyak 12 siswa belum mencapai KKM. Selain itu,
data juga menunjukkan nilai rata-rata terendah 45 dan tertingggi 75. Berdasarkan
data, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan agar hasil belajarnya dapat tercapai
4
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diupayakan suatu metode
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar IPA sehingga mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD No.094168 Simpang
Nagapanei Simalungun.
Untuk mampu menarik minat siswa dalam belajar, maka belajar
hendaknya berkaitan dengan benda-benda nyata dan konkret yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang ada disekitarnya. Sehingga guru
dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dalam kelas dengan kehidupan
sehari-hari dari siswa. Pembelajaran yang mengaitkan materi ajar dengan dunia
nyata dalam proses belajar disebut pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
(CTL).
Menurut Rusman (2011:187) “Pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual (CTL) adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa
kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha
mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia
nyata.” Dengan pendekatan kontekstual (CTL) memberikan peluang pada siswa
untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuan IPA, sehingga di dalam
menyelesaikan suatu masalah IPA siswa benar-benar dibimbing untuk berada
dalam kehidupan nyata sehingga lebih mudah untuk dapat menemukan
pemecahan masalah atau mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh guru.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ada tujuh prinsip
5
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat
belajar (Learning community), pemodelan (Modelling), refleksi (reflection), dan
penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Menurut Johnson dalam Rusman (2011:192), pembelajaran kontekstual
mempunyai komponen-komponen pembelajaran, komponen tersebut diantaranya
meliputi: menjalin hubungan-hubungan yang bermakna (making meaning ful
connections), mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant
work), melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning),
mengadakan kolaborasi (collaborating), berpikir kritis dan kreatif (critical and
creative thinking), memberikan layanan secara individual (nurturing the
individual), mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high
standards), menggunakan asesmenautentik (using authentic assessment).
Beberapa alasan dalam memilih untuk menerapkan pendekatan
kontekstual (CTL) adalah karena pendekatan ini memiliki beberapa keunggulan.
Menurut Johnson dalam Dewi (2009:25) keunggulan dari pembelajaran
kontekstual adalah: (1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya
siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata.
Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam
erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan, (2) Pembelajaran
6
metode pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana
seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami
bukan menghafal, (3) kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, (4) kelas dalam
pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi,
akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan,
(5) materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian
dari guru, (6) penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Dari beberapa keunggulan di
atas semoga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siswa kelas
V di SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD No
094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Guru masih berperan dominan dalam kegiatan pembelajaran IPA
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
3. Siswa jarang bertanya pada guru walaupun mereka belum paham terhadap
7
4. Siswa belum bisa melihat makna atau fungsi dari materi yang sedang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kurang berminat terhadap
pelajaran IPA.
5. Hasil belajar IPA masih rendah.
6. Masih kurangnya penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No. 094168 Simpang
Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana
dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar IPA yang masih rendah.
2. Kurangnya penerapan pendekatan kontekstual (CTL) untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No. 094168 Simpang
Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasaan masalah maka yang
menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi alat pencernaan manusia dengan penerapan pendekatan kontekstual di
kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun
Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
8
kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun
Pelajaran 2013/2014.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pencernaan
manusia melalui penerapan pendekatan kontekstual (CTL) pada siswa kelas V SD
No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun Pelajaran
2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat berupa sumbangan
pikiran dan masukan yang berarti bagi berbagai pihak, terutama:
1. Bagi Guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai model pembelajaran IPA
dengan pendekatan kontekstual (CTL) untuk peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa di segala bidang sebab model pembelajaran ini merupakan
model baru yang inovatif dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajar
untuk dapat mencapai target pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta
dapat dijadikan tambahan informasi dan sebagai acuan dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan setempat.
2. Bagi Siswa, dengan penerapan pendekatan kontekstual dapat mengubah sikap
siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang pada awalnya pasif menjadi aktif dalam
9
diajarkan, karena materi tersebut dihubungkan langsung dengan situasi nyata
siswa sehingga membuat aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi pengelola Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi
sekolah dalam rangka membentuk SDM yang berkualitas dan diharapkan
dapat meningkatkan pembelajaran di dalam kelas berupa peningkatan
aktivitas dan hasil belajar IPA maupun mata pelajaran yang lain.
4. Sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan untuk
merencanakan pembelajaran IPA di SD yang efektif dan efisien serta dapat
menjadi masukan bagi peneliti yang sejenis.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran dan
beda persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini,
maka peneliti perlu menegaskan istilah-istilah untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan dalam penelitian.
1. Penerapan
Menurut Poerwadharminta (2003:107), menyatakan bahwa penerapan
adalah pelaksanaan dari suatu kegiatan. Selanjutnya menurut Nurkancana
(1992:18), penerapan adalah implementasi dari suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Sedangkan Sudijono dalam Artawan (2012:9), menyatakan bahwa
penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan
ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
10
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
penerapan adalah pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual
Menurut Howey dalam Rusman (2011:190), Pembelajaran dengan
Pendekatan Kontekstual (CTL) adalah pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan
kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk
memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau pun nyata, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama. Sedangkan menurut Setyono (2005:9), menyatakan
bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam proses belajar di kelas.
Dari kedua sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual adalah sebuah metode pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan
nyata sehari-hari siswa, sehingga materi pembelajaran dapat terserap oleh siswa
dengan baik.
3. Meningkatkan
Meningkatkan adalah menaikan, mempertinggi, dan memperhebat
Poerwadarminta (2003:1280), sedangkan menurut Mulyo, (1998:950)
meningkatkan adalah upaya untuk menaikkan atau mengangkat diri agar
mencapai hasil yang diharapkan atau lebih baik dari yang sebelumnya.
11
upaya yang dilakukan guru untuk menaikkan atau mempertinggi kemampuan
belajar siswa melalui strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
(CTL), sehingga hasil belajar siswa mencapai hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
4. Aktivitas Belajar
Istilah aktivitas belajar ini terdiri dari dua istilah, yaitu aktivitas dan
belajar. Adapun penjelasan dari masing-masing istilah tersebut adalah sebagai
berikut. Menurut Poerwadarminta (2003:20) aktivitas diartikan sebagai
“kegiatan, kesibukan.” Sedangkan menurut Sriyono (1992:35:8), aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani.
Berdasarkan kedua pendapat yang telah diutarakan tersebut, maka yang
dimaksud dengan aktivitas adalah segala kegiatan atau kesibukan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani dan kedua-duanya saling
berhubungan.
Menurut Poerwadarminta (2003:121), menyatakan bahwa belajar adalah
berusaha, dilatih supaya mendapatkan kepandaian. Sedangkan Slameto (2003:2),
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ialah
perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil latihan atau pengalaman untuk
mencapai kepandaian atau ilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian tentang
12
yang dimaksud aktivitas belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
segala kegiatan atau kesibukan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun
rohani sebagai hasil latihan atau pengalaman untuk mencapai kepandaian atau
ilmu pengetahuan.
5. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2005:44) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut
Dimyati (1999:12) dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti
tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah
latihan dan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu
interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami
proses belajar. Hasil belajar ini dapat diketahui setelah guru memberikan
evaluasi belajar.
6. IPA
Dalam pembelajaran IPA di tingkat SD/MI yang mengacu pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di semester I membahas tentang
materi IPA biologi dan di semester II membahas tentang materi IPA fisika.
Sehingga penulis memilih penelitian di semester I dan lebih mengkhususkan
89
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada peningkatan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD No 094168
Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini dilihat dari
skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebesar “11,87”
dengan kategori “Cukup Aktif”, meningkat pada siklus II sebesar “15,10” yang
berkategori “Aktif”
2. Ada peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No 094168 Simpang
Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukan dengan
persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ), ketuntasan
belajar (KB), dan daya serap (DS) dari siklus I ke siklus II berturut-turut
sebesar 18,63%, 66,51%, dan 18,63%.
5.2. IMPLIKASI
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru-guru mata
pelajaran IPA dalam melakukan pembelajaran di kelas. Karena dalam penelitian
ini telah dilakukan penerapan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan
kontekstual yang disesuaikan dengan kondisi kelas yang sebenarnya. Penemuan
tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan instruksional. Dalam
pengembangan instruksional faktor tujuan pembelajaran, jenis materi,
karakteristik siswa, dan strategi pembelajaran memang merupakan faktor yang
90
Namun pengelolaan sebuah kegiatan pembelajaran yang melibatkan
faktor-faktor tersebut perlu dilakukan dalam bentuk tindakan yang berulang-ulang
dan senantiasa diperbaiki perencanaannya. Sebagaimana terbukti pada penelitian
ini bahwa sebuah strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang lebih baik. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa penerapan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan target yang
ingin dicapai guru. Di samping meningkatkan hasil belajar, penerapan pendekatan
kontekstual juga meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa
yang pada awalnya rendah, dapat ditingkatkan melalui perpaduan pembelajaran
pendekatan kontekstual dengan pembelajaran kooperatif. Hal ini disebabkan
karena pendekatan kontekstual membawa siswa pada suasana yang sudah
dikenalnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat mudah untuk dipahami
dan dikomunikasikan dengan orang lain.
Peningkatan aktivitas belajar tentunya akan berdampak pada peningkatan
hasil belajar, sebab jika aktivitas belajar siswa meningkat berarti siswa akan lebih
banyak melakukan kegiatan yang bermakna bagi dirinya. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Peningkatan aktivitas dan
hasil belajar ini disebabkan penerapan dari tujuh komponen kontekstual dalam
kegiatan pembelajaran IPA. Dalam kegiatan pembelajaran kebanyakan guru
belum terbiasa untuk melakukan menerapkan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran yang dilakukan biasanya terikat pada penyampaian materi yang
tertera di buku paket yang digunakan.
Padahal dengan karakteristik mata pelajaran IPA yang abstrak akan lebih
91
dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan
pembelajaran kontekstual maupun strategi pembelajaran lain. Karena tidak semua
strategi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan dinyatakan bisa meningkatkan
aktivitas belajar dan hasil belajar cocok dengan kelas yang dihadapi oleh
masing-masing guru.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan kontekstual (CTL)
dalam pembelajaran IPA, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Kepada guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun
disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar
dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Peneliti lain
Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA baik di sekolah
yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan hasil
belajar siswa dapat terus ditingkatkan. Selain kedua saran yang diatas bahwa tes
angket aktivitas guru yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya
sempurna karena tes angket tersbut belum di validasi oleh tem ahli , untuk itu
pada penelti selanjutnya yang ingin menggunakan tes angket aktivitas guru
hendaknya memvalidasi kepada tem ahli terlebihdahulu dan mencocokkan angket
92
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,Z. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Azmiyawati, Choiril. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Depdiknas.2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta:Depdiknas.
Dewi, R. 2009. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika dalam
pembelajaran Segitiga dan Segiempat Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nainggolan Samosir Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Nomensen.
Djojosoediro, Wasih. 2010. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD. Online at.
http://www.scribd.com/doc/47939487/1/ipasebagaiproses. (accesed 27
Februari 2014)
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Grafika.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Ismihyani. 2000. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran
Tehnik Jigsaw. Bandung: UPI.
Johnson, Elaine B. 2011. Context Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu
Setiawan. Bandung: Kaifa.
Kasbolah, Kasihani. 1998/1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Debdikbud Dirjen Dikti Proyek PGSD.
93
Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.
Khikayati, Laeli. 2010. Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inkuiri dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi Di Kelas IV SD Darussalam Kalibakung Balapulang Tegal. Skripsi: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.
Moeleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mona, Zulia. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi
Operasi Pecahan dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V MIS AR-RAHMAN Bubun T. A 2011/2012. Tesis: Pendidikan Dasar
Universitas Negeri Medan.
Mudjiono & Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Mulyo, Anton, dkk. 1998. Kamus Besar Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Musnira. 2012. Penggunaan Alat Peraga. Online at. http://repository.upi. edu/operator/ upload/s_pgsd_0809688_chapter2.pdf.[accesed 8 Januari 2014]
Nasution, Noehi. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsitro.
Nurkanca, I W., & Sunartana, P. P. N. 1992. Evaliasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurdiana, Lilik. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian dan Pengembangan, (Online), Vol 2 No.1, (http:www. Journal Pembelajaran Kontekstual diakses 18 Januari 2013 pukul 21:33 WIB.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru Jakarta: Rajawali Pers.
94
Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siddiq, M. Djauhari, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta: Depdiknas.
Senduk, Agus Gerrad dan Nurhadi. 2003. Pembelajaran kontekstual dalam
penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
Setiawan Nyoman, A. G. I. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (online), Vol 2 No 1, (http:www.undikssha. ac.id, diakses 8 Januari 2013 pukul 21.35 WIB.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice.
Massachussetts: Paramount.
Sudjana. Nana. 2005. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sholihin. 2012. Belajar Matematika. Online at. http://dumatika.com/belajar -matematika/. [accesed 28 Maret 2014
Sugandi, Achmad. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
95
Sriyono, dkk. 1992. Teknis Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Kencana.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Pannen, Paulina, dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta UT.
Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke tiga. Jakarta: Balai Pustaka.