• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB UNTUK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB UNTUK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB

UNTUK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Wigianto NIM 10206241035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

zPERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar ini telah disetujui

oleh pembimbing untuk diajukan.

Yogyakarta, 2 November 2015 Pembimbing,

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 2 November 2015 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tandatangan Tanggal

Drs. Mardiyatmo, M.Pd. Ketua Penguji ______ 2 November 2015 Arsianti Latifah, M.Sn. Sekretaris Penguji ______ 2 November 2015 Prof. Dr. Tri Hartiti R, M.Pd. Penguji Utama ______ 2 November 2015 Dr. Hajar Pamadhi, M. A.(Hons) Penguji Pendamping ______ 2 November 2015

Yogyakarta, 2 November 2015 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Dekan,

(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Wigianto

NIM : 10206241035

Program Studi : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 2 November 2015 Penulis,

(5)

v MOTTO

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan ke hadirat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada pembimbing, yaitu Dr. Hajar Pamadhi M.A (Hons) yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan disela-sela kesibukannya. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada teman-teman satu angkatan, yang telah mendampingi saya dalam proses studi.

Akhirnya ucapan terima kasih yang sangat pribadi saya sampaikan kepada rekan-rekan Otlen yang telah bersedia menerima orang seperti saya dan mengajari saya banyak hal dalam berkesenian. Kepada sahabat-sahabat dari UKM Madawirna UNY yang telah memberi saya ruang untuk berdiskusi. Kepada Ilyana Komunitas Senyum yang telah mengajari saya cara kepenulisan ilmiah. Dan yang terakhir saya ucapkan kepada seseorang yang selalu memberi saya semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Yogyakarta, 2 November 2015 Penulis

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian Pengembangan ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Batasan Istilah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Pendidikan Karakter ... 6

2. Nilai Tanggung Jawab ... 13

3. Media Belajar ... 13

4. Bahan Ajar ... 17

5. Buku Cerita Bergambar ... 17

6. Gaya (Genre) ... 22

(9)

ix

8. Penerapan Buku Ilustrasi pada Pembelajaran Pendidikan karakter

Tanggung Jawab ... 23

9. Penelitian yang Relevan ... 25

B. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Desain Penelitian ... 28

1. Jenis Penelitian ... 28

2. Langkah-Langkah Penelitian ... 28

B. Data Penelitian ... 35

C. Sumber Data ... 35

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 35

E. Tenik Penentuan Validitas ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Pengembangan ... 41

B. Pembahasan ... 41

1. Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab ... 41

2. Kendala dalam Penelitian Pengembangan... 90

BAB V PENUTUP ... 91

A. KESIMPULAN ... 91

B. KETERBATASAN PENGEMBANGAN ... 91

C. SARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LEBIH LANJUT ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Peserta Didik ... 33

Tabel 2. Daftar Literatur ... 46

Tabel 3. Penilaian Ahli Media ... 68

Tabel 4. Penilaian Ahli Materi... 70

Tabel 5. Penilaian Ahli Bahasa ... 72

Tabel 6. Penilaian Reviewer... 73

Tabel 7. Kisi-kisi Wawancara Uji Coba Produk ... 87

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale (Heinich, et. al.,2002: 11) ... 16

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir ... 27

Gambar 3. Alur Pengembangan Buku Cerita Bergambar ... 34

Gambar 5. Karakter Wisang ... 49

Gambar 6. Karakter Agni ... 50

Gambar 7. Karakter Banyu ... 51

Gambar 8. Sketsa awal Ilustrasi 1 ... 52

Gambar 9. Sketsa Akhir Ilustrasi 1 ... 53

Gambar 10. Sketsa Ilustrasi 2 ... 53

Gambar 11. Sketsa Ilustrasi 3 ... 54

Gambar 12. Sketsa Ilustrasi 4 ... 54

Gambar 13. Sketsa Ilustrasi 5 ... 55

Gambar 14. Sketsa Ilustrasi 6 ... 56

Gambar 15. Sketsa Ilustrasi 7 ... 56

Gambar 16. Sketsa Ilustrasi 8 ... 57

Gambar 17. Sketsa Ilustrasi 9 ... 57

Gambar 18. Sketsa Ilustrasi 10 ... 58

Gambar 19. Ilustrasi 11 ... 58

Gambar 20. Sketsa Ilustrasi 12 ... 59

Gambar 21. Sketsa Ilustrasi 13 ... 60

Gambar 22. Sketsa Ilustrasi 14 ... 60

Gambar 23. Sketsa Ilustrasi 15 ... 61

Gambar 24. Sketsa Ilustrasi 16 ... 62

Gambar 25. Sketsa Ilustrasi Cover ... 62

Gambar 26. Ilustrasi Gambar Hasil Scan Masuk ke Photoshop ... 63

Gambar 27. Pewarnaan Background ... 63

Gambar 28. Pewarnaan Tokoh dan Pohon ... 64

Gambar 29. Pemberian Efek Bayangan dan Cahaya ... 64

Gambar 30. Penyusunan Buku Cerita Bergambar ... 65

Gambar 31. Proses Lay Out Buku Cerita Bergambar... 66

Gambar 32. Cover Awal ... 75

Gambar 33. Cover Setelah Revisi ... 76

Gambar 34. Ilustrasi 2 Awal ... 76

Gambar 35. Ilustrasi 2 Setelah Revisi ... 77

Gambar 36. Ilustrasi 1 Sebelum Revisi... 77

Gambar 37. Ilustrasi 1Setelah Revisi ... 78

Gambar 38. Ilustrasi 3 Sebelum Revisi... 78

(12)

xii

Gambar 40. Ilustrasi 4 Sebelum Revisi... 79

Gambar 41. Ilustrasi 4 Sesudah Revisi ... 79

Gambar 42. Ilustrasi 5 Sebelum Revisi... 80

Gambar 43. Ilustrasi 5 Sesudah Revisi ... 80

Gambar 44. Ilustrasi 6 Sebelum revisi ... 81

Gambar 45. Ilustrasi 6 Setelah Revisi ... 81

Gambar 46. Ilustrasi 8 Sebelum Revisi... 81

Gambar 47. Ilustrasi 8 Setelah Revisi ... 82

Gambar 48. Ilustrasi 10 Sebelum Revisi ... 82

Gambar 49. Ilustrasi 10 Setelah Revisi ... 83

Gambar 50. Ilustrasi 16 Sebelum Revisi ... 83

Gambar 51. Ilustrasi 16 Setelah Revisi ... 83

Gambar 52. Ilustrasi 12 Sebelum Revisi ... 84

Gambar 53. Ilustrasi 12 Setelah Revisi ... 84

Gambar 54. Ilustrasi 13 Sebelum Revisi ... 84

Gambar 55. Ilustrasi 13 Sesudah Revisi ... 85

Gambar 56. Ilustrasi 14 Sebelum Revisi ... 85

Gambar 57. Ilustrasi 14 Setelah Revisi ... 85

Gambar 58. Ilustrasi 15 Sebelum revisi ... 86

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penilaian Ahli Media ... 97

Lampiran 2. Penilaian Ahli Materi ... 101

Lampiran 3. Penilaian Ahli Bahasa ... 105

Lampiran 4. Penilaian Riviewer ... 109

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ... 116

Lampiran 6. Dokumentasi Foto ... 118

Lampiran 7. Daftar Nama Peserta didik ... 121

Lampiran 8.Kisi-kisi Angket Terbuka Ahli Media ... 122

Lampiran 9. Kisi-kisi Angket Terbuka Ahli Materi ... 123

Lampiran 10. Kisi-kisi Angket Terbuka Ahli Bahasa ... 124

Lampiran 11. Kisi-kisi Wawancara untuk Peserta didik ... 125

Lampiran 12. Kisi-kisi Angket Terbuka Reviewer ... 127

Lampiran 13. Story Board ... 129

Lampiran 14. Pedoman Wawancara untuk Guru SD Kelas 2 ... 132

Lampiran 15. Sketsa Binatang Penghuni Negeri Sembilan ... 136

(14)

xiv

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB

UNTUK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Oleh:

Wigianto 10206241035

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menyusun produk media pembelajaran pendidikan karakter berupa buku cerita bergambar dengan model pengembangan Borg dan Gall. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengembangan, proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan menghasilkan buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik SD yang layak.

Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan 3 langkah pokok penelitian, yaitu: Pertama, Analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan kebutuhan produk berupa materi. Kedua, Perancangan produk melalui tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain, revisin desain. Ketiga, uji coba produk terhadap peserta didik kelas 2 .

(15)

1

Dewasa ini fenomena terkait degradasi moral bangsa Indonesia semakin marak diperbincangkan di kalangan masyarakat. Kondisi ini sebagai gambaran krisis multidimensi seiring dengan merebaknya penyakit sosial yang kian menjamur di masyarakat seperti, korupsi, tindakan anarki, pergaulan bebas hingga kasus narkoba. Menurut Suyanto (2009) karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut Timothy Wibowo (2012) menjelaskan bahwa

... karakter merupakan kunci keberhasilan seseorang. Sebuah penelitian di Amerika menjelaskan bahwa 90 % kasus pemecatan kerja disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan memiliki hubungan interpersonal yang buruk.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa

... pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya.

(16)

2

Namun, pada realitanya elaborasi pendidikan yang selama ini digembor-gemborkan hanya berhenti pada tataran teoretis belaka. Pendidikan saat ini hanya terfokus pencapaian peserta didik agar mampu bersaing di era pasar global, sehingga yang disorot hanya output belaka. Menurut Herlini Amran (2013) pendidikan di Indonesia belum berhasil membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa. Kasus kekerasan seksual terhadap anak usia sekolah dan maraknya kenakalan remaja merupakan indikator gagalnya pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan kondisi tersebut, seharusnya pendidikan tidak boleh diajarkan hanya sebatas pengetahuan (kognitif) saja, tetapi juga harus diajarkan secara bertahap melalui pembiasaan. Begitu pula dengan karakter yang notabenenya merupakan fokus utama tujuan pendidikan di Indonesia.

(17)

1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain. 2. Mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri. 3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita.

5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga; Mencapai kebebasan pribadi.

(18)

4

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran pendidikan karakter berupa buku cerita bergambar. Harapannya, buku cerita bergambar tersebut mampu menunjang pembelajaran pendidikan karakter di Sekolah Dasar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Adanya fenomena degradasi moral yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang menyebabkan munculnya penyakit sosial seperti tindakan korupsi, anarki, pergaulan bebas hingga kasus narkoba.

2. Minimnya buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. 3. Belum ada media penunjang pembelajaran pendidikan karakter di Sekolah

Dasar sehingga tujuan pembelajaran pendidikan karakter kurang maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Buku cerita bergambar yang dikembangkan membahas tentang pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik SD kelas 2. Buku cerita bergambar ini dinilai kelayakannya berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, ahli bahasa, reviewer dan respon peserta didik SD N Timuran.

D. Rumusan Masalah

(19)

E. Tujuan Penelitian Pengembangan

Mengetahui kebutuhan pengembangan, proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan menghasilkan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta didik SD kelas 2 yang layak.

F. Manfaat Penelitian

Dari segi praktis, buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab yang dihasilkan dapat digunakan oleh guru sebagai bahan pengayaan dan pendukung pembelajaran karakter tanggung jawab. Buku ini juga dapat digunakan sebagai pendamping belajar di rumah karena buku ini bisa dimiliki oleh setiap peserta didik. Manfaat teoritis, buku ini dapat dijadikan referensi bahan ajar bagi mahapeserta didik yang akan melakukan penelitian pengembangan lebih lanjut.

G. Batasan Istilah

1. Media belajar yang dipilih untuk menunjang proses pembelajaran pendidikan karakter adalah buku cerita bergambar.

(20)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan sebuah kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat tindakan eduktif dan didaktis yang diperuntukkan bagi generasi yang sedang bertumbuh. Dalam kegiatan mendidik ini, manusia menghayati adanya tujuan-tujuan pendidikan. Pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamaka relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu dapat semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan oranglain dalam hidup mereka (Doni Koesoema A., 2007: 3-4).

Pendidikan karakter tidak hanya berurusan dengan penanaman nilai bagi peserta didik, tetapi sebuah usaha bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan tempat setiap individu dapat menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral yang dewasa. Menurut Doni Koesoema A. (2007: 4) pendidikan karakter dibagi menjadi dua macam paradigma, yaitu:

a. Pertama memandang pendidikan karakter dalam cakupan pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (narrow scope to moral education).

(21)

Jika melihat pengalaman sejarah bangsa, Doni Koesoema A, 2007: 44) menyebutkan bahwa pendidikan karakter sesungguhnya bukan hal yang baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang dikenal seperi R.A Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Moh. Natsir, dan lainnya telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang mereka alami.

Saat ini, Indonesia menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kurikulum 2013. Marzuki (2012: 6) menyatakan bahwa Pendidikan karakter menjadi gerakan nasional yang menjadikan sekolah (institusi pendidikan) sebagai agen untuk membangun karakter peserta didik melalui pembelajaran dan pemodelan. Melalui pendidikan karakter, sekolah harus berpretensi untuk membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti hormat dan peduli pada orang lain, tanggung jawab, jujur, memiliki integritas, dan disiplin. Di sisi lain, pendidikan karakter juga harus mampu menjauhkan peserta didik dari sikap dan perilaku yang tercela dan dilarang.

(22)

8

dirasakan. Banyak persoalan mncul yang diidentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya (Timothy Wibowo, 2012).

Pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025 ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Olah hati terkait dengan perasaan sikap dan keyakinan/ keimanan, olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, olah raga terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas, serta olah rasa dan karsa berhubungan dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan (Pemerintah RI, 2012: 21).

(23)

a. Kereligiusan

Kereligiusan yaitu pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

b. Kejujuran

Kejujuran yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dan perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri dan orang lain.

c. Kecerdasan

Kecerdasan yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.

d. Ketangguhan

Ketangguhan merupakan sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan tersebut dalam mencapai tujuan.

e. Kedemokratisan

Kedemokratisan merupakan cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

f. Kepedulian

(24)

10

g. Kemandirian

Kemandirian yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

i. Keberanian mengambil risiko

Berani mengambil resiko merupakan kesiapan menerima risiko/akibat yang mungkin timbul dari tindakan nyata.

j. Berorientasi pada tindakan

Berorientasi pada tindakan ialah kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.

k. Berjiwa kepemimpinan

Berjiwa kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.

l. Kerja keras

(25)

m. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan YME.

n. Gaya hidup sehat

Gaya hidup sehat merupakan segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

o. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

p. Percaya diri

Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

q. Keingintahuan

Keingintahuan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

r. Cinta ilmu

(26)

12

s. Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Kesadaran akan hak dan kewajiban adalah sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

t. Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial

Kepatuhan merupakan sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

u. Menghargai karya dan prestasi orang lain

Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakt, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. v. Kesantunan

Kesantunan yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

w. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. x. Menghargai keberagaman

(27)

Penelitian pengembangan ini akan berfokus pada pengembangan media buku ilustrasi yang menanamkan nilai-nilai tanggung jawab. Buku ilustrasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nilai Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat dan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung tuntutan norma-norma sosial, yang berarti siap menanggung sangsi sosial manakala tanggung jawab sosial itu tidak dilaksanakan. Tanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan norma-norma agama, seperti siap menanggung perasaan berdosa, terkutuk dan sebagainya (Dwi Siswoyo, 2008: 9).

3. Media Belajar

(28)

14

pembelajaran, media mempunyai fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber yaitu guru menuju penerima yaitu peserta didik (Daryanto, 2013 : 5-6 ).

Penelitian ini menggunakan media buku cerita bergambar sebagai pembelajaran pendidikan karakter. Buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan diantaranya: peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan sendiri dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disampaikan.

Suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hujair AH Sanaky (2009: 207) menyebutkan bahwa media yang baik mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong peserta didik untuk memahami materi dengan benar. Ada sembilan kriteria yang digunakan untuk menilai keefektifan sebuah media, yaitu: masalah biaya (harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai), ketersediaan fasilitas pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan.

(29)
(30)
[image:30.595.152.496.108.468.2]

16

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale (Heinich, et. al.,2002: 11)

(31)

4. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Menurut Abdul Majid (2006 : 174), bentuk-bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

a. Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket. b. Bahan ajar dengan audio (audio) seperti kaset, radio, peiringan hitam dan

compact film.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan film.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.

Penelitian ini mengembangkan bahan ajar cetak (printed) berupa buku cerita bergambar sebagai media pendidikan karakter tanggung jawab. Bahan ajar dicetak agar lebih mudah digunakan oleh anak-anak.

5. Buku Cerita Bergambar

(32)

18

misalnya karya Anderson dan Grimm. Bacaan yang realistis mulai digemari terutama oleh anak-laki-laki. Sifat ingin tahu pada laki-laki lebih menonjol daripada anak perempuan. Itulah sebabnya anak laki-laki cenderung menyukai buku tentang petualangan, sejarah, hobi dan sport. Sebaliknya anak perempuan lebih menyukai cerita-cerita binatang, meskipun sifatnya lebih realistis dari sebelumnya yang berupa puisi, ceritera dari kitab suci dan sebagainya.

Apabila ditinjau dari konsep pendidikan seni rupa, anak usia 7-9 tahun masuk dalam masa bagan (Schematic) yang ditandai dengan kematangan berpikir general, oleh sebagian anak laki-laki menggambar dijadikan sarana bermain dan bercerita tentang kepahlawanan. Beberapa gambar mampu menangkap obyek secara detail, dimana sisi perspektif juga mulai nampak, ketika anak sudah masuk ke jenjang SD (Hajar Pamadhi, 2007: 58).

a. Elemen-Elemen Buku Cerita Bergambar

Suatu bentuk rupa hasil karya seni rupa/ desain terdiri dari beberapa unsur-unsur. Dan unsur-unsur tersebut mempunyai peranan penting dalam proses penciptaan karya. Buku cerita bergambar dibuat dengan unsur-unsur seni rupa yang meliputi:

1) Ruang (Space)

(33)

2) Gambar (Image)

Dalam cergam, image biasanya memang gambar goresan tangan (hand drawing atau free hand). Image adalah yang membentuk sebagian cergam.

3) Teks

Teks sebenarnya juga merupakan sebuah image dari lambang atau symbol dari suara dan angka. Dalam buku ilustrasi ini, teks juga berfungsi menjelaskan sebuah kejadian. Dalam teks ini mengandung tipografi atau tata huruf yang merupakan unsur dalam karya desain yang mengandung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Mikke Susanto, 2011: 402). Saat memilih jenis huruf untuk teks yang ditujukan bagi anak- anak, huruf yang akan digunakan harus memberi kesan fun dan dinamis. Oleh karena itu font yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini adalah Comic Sans MS.

4) Titik

Titik merupakan unsur gambar yang paling sederhana. Titik merupakan pangkal dan ujung sepotong garis. Terjadinya titik adanya penekanan awal atau sekali dengan sebuah ujung dari suatu benda.

5) Garis

(34)

20

6) Arah

Bila kedudukan suatu bentuk mencakup gerakan atau perubahan maka bentuk tersebut diperkirakan menuju ke suatu arah.

7) Bentuk (Form)

Bentuk adalah suatu dimensi yang menyangkut ukuran, bidang, ruang atau volume; Garis-garis yang akhirnya memotong atau berlawanan dan akhirnya menyentuh dirinya sendiri akan mengakibatkan suatu bentuk dan bentuk-bentuk tersebut mempunyai ukuran yaitu besar dan kecil. 8) Tekstur

Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan baik nyata maupun semu. Dalam buku ilustrasi mengandung tekstur semu, kelihatan bertekstur tetapi bila diraba sama saja.

9) Penekanan Warna (Tone/ Value)

Tone adalah tekanan warna ke arah lebih gelap atau lebih terang. Tone ini sebenarnya adalah penambahan warna hitam dan penghilangan warna hitam. Tone secara perlahan-lahan terjadi pengurangan dari gelap ke terang yang disebut dengan gradasi (gradient).

10) Warna (Hue)

(35)

b. Prinsip-Prinsip Penyusunan Elemen Seni

Kesatuan desain, cerita dan visual adalah yang terpenting dalam sebuah karya seni. Dalam buku cerita bergambar, desain dan cerita sangat terhubung satu sama lain. Tidak ada elemen dari buku cerita bergambar yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan elemen lain, semua hal dalam buku cerita saling berfungsi dan berhubungan. Oleh karena itu, penyusunan elemen-elemen seni tersebut menggunakan prinsip-prinsip perancangan dwimatra:

1) Kesatuan (Unity) adalah penyusunan atau pengorganisasian dari unsur-unsur seni sehingga menjadi satu kesatuan organis.

2) Keseimbangan (Balance) adalah tidak berat sebelah. Efek keseimbangan didapat dengan cara menggerombolkan bentuk-bentuk dan warna-warna disekitar pusat sedemikian rupa sehingga akan terdapat suatu daya tarik yang sama dari tiap-tiap sisi dari pusat tersebut.

3) Proporsi (Proportion) adalah perbandingan antara unsur-unsur satu dengan yang lainnya yaitu tentang ukuran kualitas dan tingkatan.

4) Irama (Rhythm) adalah suatu pengulangan yang terus-menerus dan teratur dari suatu unsur atau atau arti yanglain adalah pengunaan aksen-aksen yang teratur.

5) Kontras (Contrast) adalah sesuatu yamg memperlihatkan ketidaksamaan, pertentangan atau perasaan yang sangat berbeda.

(36)

22

7) Keselarasan (Harmony) adalah kombinasai atau adaptasi dari bagian-bagian, unsur-unsur atau hal-hal yang berhubungan untuk dapat membentuk suatu keutuhan yang teratur dan konsisten.

8) Dominasi (Domination) juga berarti pengunggulan. Dalam desain, dominasi memiliki unsur yang istimewa dan menarik. Fungsinya adalah untuk menarik perhatian dan memecah keteraturan.

6. Gaya (Genre)

Dalam buku cerita bergambar ini, peneliti menggunakan Mixed Genres yaitu kisah campuran yang menggabungkan minimal dua gaya atau lebih. Gaya-gaya yang digabungkan adalah fiction story, action dan fable. Menurut M.S. Gumelar (2011: 47) fiction story adalah sebuah fiksi, imagination, fantasy, membuat cerita khayalan tidak selalu bercerita tentang hal masa depan atau tentang kecanggihan teknologi. Action ialah cerita aksi, di mana banyak terjadi adegan perkelahian, petualangan, kejar-kejaran yang dilakukan olehseorang atau sekelompok tokoh utama. Sedangkan fable adalah kisah pendek yang menuju pada contoh moral yang ingin disampaikan, biasanya dalam bentuk satwa, tanaman atau benda-benda lain yang diasumsikan dapat berbicara.

7. Konsep Perancangan

(37)

terhadap bencana yang melanda negeri itu akibat ulah manusia. Mereka harus menghadapi banyak rintangan, tetapi mereka mampu menghadapinya dengan rasa tanggung jawab yang kuat. Pendekatan gaya bahasa dan visual dibuat semenarik mungkin dan dibuat sedekat mungkin dengan kehidupan anak-anak.

8. Penerapan Buku Ilustrasi pada Pembelajaran Pendidikan karakter Tanggung Jawab

Penerapan buku cerita bergambar pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih menarik dan optimal. Untuk pembelajaran pendidikan karakter tanggung jawab, buku cerita bergambar berperan penting sebagai bahan pengayaan pembelajaran yang menuntun peserta didik mempelajari materi pendidikan karakter. Berikut ini adalah teori belajar yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan karakter Tanggung Jawab yang diterapkan dalam proses pembelajaran:

a. Teori Kognitif

Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang (Mulyati, 2005).

(38)

24

dan respon, tetapi belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. b. Teori Afektif

Teori afektif adalah teori yang di dalamnya berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri peserta didik dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam hubungan antara seorang guru dan peserta didik diharapkan berjalan dengan baik sehingga peserta didik memberikan respon dan sikap yang positif pada proses belajar. Seperti yang disebutkan oleh Munif Chatib (2009) bahwa ranah afektif meliputi peningkatan pemberian respon, sikap, apresiasi, penilaian, minat dan internalisasi. Penilaian afektif pada proses belajar adalah tentang bagaimana sikap, respon dan minat peserta didik terhadap proses belajar.

Penerapan buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab mencakup teori afektif ini karena buku cerita bergambar merupakan pengembangan sebuah media pembelajaran yang kaitannya sangat erat dengan peserta didik. Buku cerita bergambar tersebut diharapkan dapat menumbuh-kembangkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran baik di dalam atau pun di luar kelas.

c. Teori Psikomotor

(39)

menunjukkan sikap positif terhadap proses belajar dan selanjutnya mereka berperilaku yang mengarah pada pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter tanggung jawab. Menurut Munif Chatib (2009) teori psikomotor membahas tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Ranah psikomotor meliputi kompetensi yang dapat diraih dengan aktifitas pembelajaran bukan tes, melainkan sebuah aktifitas yang memerlukan gerak tubuh atau perbuatan, kinerja (performance), imajinasi, kreatifitas, dan karya-karya intelektual.

9. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

a. Penelitian yang dilakukan oleh M. Angga Sanjaya Putra (2012) yang berjudul “Pengembangan Komik Edukasi sebagai Media Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Peserta didik di SMP N 1 Mlati Sleman”. Pada penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kualitas komik pembelajaran berdasarkan hasil validasi ahli materi ditunjukan dengan skor 91,75 % dan untuk ahli media ditunjukan dengan skor 75 %. Untuk uji lapangan utama diperoleh hasil dengan skor 78,71 %, uji coba lapangan operasional dengan skor 79,22 %. Dari hasil tersebut, maka Pengembangan Komik Edukasi sebagai Media Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Peserta didik di SMP N 1 Mlati Sleman layak digunakan sebagai bahan ajar.

(40)

26

Barat”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas modul berdasarkan validasi ahli materi adalah ditunjukan dengan skor 86,416 % dan untuk ahli media dengan skor 83,216 %. Untuk uji coba perorangan diperoleh hasil dengan skor 85,617 %, uji coba kelompok kecil diperoleh skor 81,201 % dan uji coba kelompok besar diperoleh skor 86,258 %. Untuk itu, Pengembangan Modul Pembelajaran Motif Ragam Hias di Kelas V SD Negeri Tambi 1 Kec. Sliyeg Kab. Indramayu Jawa Barat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar. B.Kerangka Berpikir

Penggunaan bahan ajar dalam suatu pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat membuat proses pemberian materi dari guru kepada peserta didik menjadi lebih mudah tersampaikan. Dengan bahan ajar yang dapat dipahami peserta didik diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih optimal.

Keberadaan bahan ajar buku cerita bergambar untuk pembelajaran pendidikan karakter yang sesuai bagi peserta didik masih sangat minim. Hal tersebut membuat guru tidak menerapkan pembelajaran pendidikan karakter di sekolah. Di SD N Timuran, buku berita bergambar pendidikan karakter masih belum ada.

(41)

FENOMENA DAMPAK

1. Terjadinya degradasi moral bangsa Indonesia

2. Munculnya penyakit sosial di masyarakat

3. Pendidikan karakter sebagai langkah untuk menanamkan karakter pada siswa. 4. Minimnya buku ajar pendidikan karakter yang digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

1. Menghasilkan media pembelajaran pendidikan karakter tanggung jawab untuk siswa Sekolah Dasar.

2. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap pendidikan karakter.

3. Mengurangi penyakit sosial yang ada di masyarakat.

4. Menumbuhkan jiwa karakter tanggung jawab pada masyarakat.

Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk

[image:41.595.114.546.100.368.2]

Siswa Sekolah Dasar

(42)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta didik Sekolah Dasar ini merupakan jenis penelitian yang pengembangkan atau Research and Development (R & D). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009: 297) penelitian R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

2. Langkah-Langkah Penelitian

(43)

a. Studi Pendahuluan

1) Tahap potensi dan masalah

Pada tahap potensi dan masalah ini dilakukan analisis terhadap: a) Analisis karakteristik peserta didik

Tahap analisis ini dilakukan di SD N Timuran yang beralamat di Jl. Prawirotaman No.1 Yogyakarta 55153. Analisis karakter peserta didik dibagi menjadi dua, yaitu:

(1) Sekolah (2) Peserta didik

b) Analisis kebutuhan produk berupa materi

Tahap analisis kebutuhan produk berupa materi dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara ketika observasi dengan guru kelas 2 SD N Timuran Yogyakarta. Analisis kebutuhan produk berupa materi mencakup dua hal, yaitu:

(1) Media Belajar (2) Bahan Ajar

2) Tahap pengumpulan bahan/ materi

Tahap pengumpulan bahan/ materi dilakukan melalui wawancara dengan guru SD dan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan buku cerita bergambar dan pendidikan karakter tanggung jawab.

(44)

30

membutuhkan bahan ajar baru untuk dapat belajar secara efektif dan dapat digunakan untuk bahan ajar mandiri di luar jam sekolah dalam bentuk bahan ajar buku cerita bergambar.

b. Perancangan Produk

Berdasarkan analisis potensi dan masalah, maka disusun kerangka isi materi yang tercakup dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Sekolah Dasar. Isi dan materi buku cerita bergambar meliputi:

1) Tema

Tema buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab dibuat berdasar pada tema-tema yang disukai oleh peserta didik SD kelas 2 yaitu tema cerita-cerita khayal. Penentuan tema ini dilakukan dengan analisis terhadap peserta didik, data wawancara, dan studi kepustakaan. 2) Pembuatan story board

Setelah penentuan tema, tahap ini adalah tahap membuat alur cerita dan membaginya dalam jumlah ilustrasi yang sudah peneliti tentukan.

3) Pembuatan karakter tokoh

(45)

4) Pembuatan ilustrasi

Dalam proses pembuatan ilustrasi ini peneliti menggunakan alat dan bahan:

a) Kertas sketch book ukuran A3 b) Pensil 2B

c) Karet penghapus d) Scaner

e) Komputer f) Pen tablet

g) Soft ware Adobe Photoshop CS 5. 5) Penyusunan buku cerita bergambar

Penyusunan buku cerita bergambar adalah proses menggabungkan gambar ilustrasi dengan teks yang disesuaikan berdasar alur cerita.

6) Validasi desain

Tahap ini melibatkan ahli media, ahli bahasa, ahli materi dan reviewer untuk menilai dan memberi masukan berupa saran terhadap buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab.

(46)

32

Validasi materi dilakukan oleh seorang dosen dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan dengan latar belakang pendidikan Magister pendidikan. Validasi ini dilakukan untuk menilai apakah materi pendidikan tanggung jawab dalam buku cerita bergambar sudah tepat untuk anak SD kelas 2.

Validasi bahasa dilakukan oleh seorang dosen dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan latar belakang bidang keahlian sastra anak. Validasi ini dilakukan untuk menilai apakah tata tulis, kata dan kalimat yang disusun dalam cerita bergambar sudah ramah anak. Hal ini dilakukan karena anak kelas 2 belum bisa memahami kosa kata yang rumit dan tidak jelas (absurd) dan belum bisa memahami bacaan yang terlalu panjang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk awal yang sudah jadi untuk dilanjutkan pada tahap uji coba.

7) Tahap revisi desain

Tahap revisi desain dilakukan untuk memperbaiki buku cerita bergambar berdasar saran dan masukan dari para ahli.

c. Uji Coba Produk 1) Tahap Uji coba

(47)

peserta didik yang menguji produk dibatasi. Peserta didik-peserta didik SD yang menjadi subjek uji coba terbatas ini yaitu:

Tabel 1. Daftar Peserta Didik

No Nama Peserta Didik Kelas

1. Caesya Legista Al Fawwaz 2A

2. Daniel Saputra 2A

3. Geovani Andhika Febriansyah 2A

4. Lintang Amini Nur Ralehman 2A

5. Wirakara Arundaya Jagadhita K 2A

2) Tahap Revisi Produk

Revisi dilakukan untuk menyempurnakan buku cerita bergambar pembelajaran yang dihasilkan berdasarkan uji coba terbatas oleh peserta didik. Revisi terhadap buku cerita bergambar pendidikan karakter ini meliputi keterbacaan buku cerita bergambar, ketepatan gambar dan lay out buku cerita bergambar, ketepatan materi tanggung jawab dalam buku cerita bergambar. Hasil revisi ini merupakan hasil akhir pengembangan produk yang berupa Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta didik Sekolah Dasar.

(48)

34

[image:48.595.112.520.108.648.2]

Gambar 3. Alur Pengembangan Buku Cerita Bergambar Studi Kepustakaan Analisa potensi

masalah

Analisis karakteristik peserta didik Sekolah Dasar

Pengumpulan bahan materi Data Wawancara Perancangan produk Ahli materi Uji Coba Ahli Media Ahli Bahasa Peserta didik Studi Pendahuluan

Analisis kebutuhan produk berupa materi

Tema

Validasi

Penyusunan Buku Cergam Ilustrasi

Desain Karakter

Story Board

Tahap Uji Coba Revisi Desain

Reviewer

(49)

B. Data Penelitian

Data proses pengembangan media pembelajaran Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk peserta didik kelas 2 berupa data deskriptif pengembangan produk. Data kualitatif berupa hasil observasi, masukan dan saran dari ahli media, ahli materi, ahli bahasa, uji coba terhadap reviewer dan peserta didik kelas 2 dijadikan dasar untuk merevisi produk buku cerita bergambar.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian pengembangan ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Data Primer

Data primer penelitian pengembangan ini diperoleh dari ahli materi, ahli media, ahli bahasa, reviewer (Guru SD kelas 2) dan dari subjek uji coba yaitu peserta didik kelas 2 SD N Timuran.

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian pengembangan ini diperoleh dari studi pustaka dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan buku cerita bergambar dan pendidikan karakter tanggung jawab.

D. Instrumen Pengumpulan Data

(50)

36

1. Observasi

Observasi bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran karakter di SD N Timuran khususnya kelas 2. Beberapa hal yang dilihat adalah mengenai ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran karakter khususnya karakter tanggung jawab, hambatan pembelajaran dan merumuskan solusi yaitu penggunaan bahan ajar yang cocok diterapkan dalam pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru SD untuk memperoleh keterangan lebih lanjut mengenai pembelajaran yang selama ini sudah dilakukan yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran. Pedoman wawancara meliputi aspek pembelajaran, materi, strategi dan kendala yang ada selama ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa daftar nama, foto, video peserta didik yang mengikuti tahap uji coba dan dokumentasi berupa proses pembuatan buku cerita bergambar.

4. Angket Terbuka

(51)

E. Tenik Penentuan Validitas

Teknik penentuan validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan media, materi dan bahasa dalam buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab. Validitas didapatkan dari hasil penilaian oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan reviewer yang kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumentasi di lapangan. Teknik penentuan validitas ini didukung dengan surat pernyataan validitas yang telah dilakukan oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan reviewer yang menyatakan bahwa para ahli sudah melakukan validasi terhadap Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab yang menyatakan media sudah sesuai dengan aspek penilaian untuk digunakan sebagai bahan ajar.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian pengembangan ini dilakukan dengan cara mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, angket terbuka dan dokumentasi. Data-data tersebut dijabarkan untuk memilih data yang akan menjadi kesimpulan yang benar.

(52)

38

Menurut Sugiono (2013:246) Analisis data lapangan penelitian kualitatif menggunakan model Miles dan Huberman yaitu analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban dari wawancara dianggap belum memuaskan setelah dilakukan analisis, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu hinnga diperoleh data yang diinginkan.

1. Data reduksi

Tahap ini dilakukan sebagai proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi catatan lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian, yang bahkan dimulai sebelum proses pengumpulan data. Reduksi data sebenarnya sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan (walaupun masih berupa dugaan) berhubungan dengan kerangka kerja konseptual, kasus, pertanyaan yang diajukan, dan cara pengumpulan data yang digunakan. Kegiatan mereduksi data dalam penelitian ini meliputi: pemilihan data dengan bagian-bagian yang dinyatakan sebagai data pendukung serta membuang data yang dianggap tidak mendukung atau tidak sesuai dengan sasaran penelitian.

2. Penyajian data

(53)

peluang bagi peneliti untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasar pemahaman tersebut.

Dalam penyajian data juga dijelaskan tentang penggunaan buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran pendidikan karakter.

3. Kesimpulan

Simpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013:253).

Ketiga aktivitas dalam analisis data tersebut memperkuat penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti karena sifat data dikumpulkan dalam bentuk laporan, uraian dan proses untuk mencari makna sehingga mudah dipahami keadaanya baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.

(54)
[image:54.595.103.501.100.449.2]

40

Gambar 4. Komponen dalam analisis data Miles dan Huberman (1948) Reduksi Data  Proses seleksi data  Pemfokusan data  Penyederha naan data  Abstraksi catatan lapangan Catatan Lapangan

Data diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi dan angket terbuka Penyajian Data  Menyusun informasi untuk menarik simpulan  Penggunaan

media buku cergam

Kesimpulan

Merupakan temuan baru berupa

(55)

41 A. Hasil Pengembangan

Hasil penelitian Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar ini adalah tersusunnya buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik Sekolah Dasar dengan langkah pertama studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap analisis potensi masalah dan pengumpulan bahan materi. Langkah kedua yaitu perancangan produk yang terdiri dari tujuh tahapan pengembangan, yaitu: pembuatan tema, pembuatan storyboard/ alur cerita, pembuatan karakter tokoh, pembuatan ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain dan revisi desain. Dalam tahap validasi, Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dinilai oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan reviewer. Langkah ketiga adalah uji coba untuk mengetahui penilaian terhadap kelayakan produk tersebut yang mencakup materi, bahasa dan media dalam buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab. Penilaian didapat dari hasil uji coba terhadap peserta didik kelas 2 SD. B. Pembahasan

1. Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab

(56)

42

pendidikan karakter baik di sekolah maupun di rumah khususnya pendidikan karakter tanggung jawab.

Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan untuk menghasilkan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter tanggung Jawab untuk Sekolah Dasar di SD N Timuran Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Studi Pendahuluan

1) Analisis Potensi Masalah

a) Karakteristik peserta didik Sekolah Dasar (1) Sekolah

Pembelajaran pendidikan karakter di SD N Timuran hanya ada pada buku tematik SD, pembelajaran pendidikan karakter yang digabungkan dengan mata pelajaran lain dalam satu buku tema. Beluam ada media atau bahan ajar pendukung lain yang digunakan untuk proses pembelajaran.

(2) Peserta Didik

(57)

Menganalisis peserta didik merupakan hal yang penting, karena peserta didik merupakan pengguna dari buku cerita bergambar ini. Tahap kognitif peserta didik SD kelas 2 sudah memungkinkan untuk dilakuan pembelajaran dengan penyampaian materi dalam bentuk gambar dan teks yang diharapkan mudah diserap dan dipahami peserta didik dalam menyampaikan materi pendidikan karakter tanggung jawab. b) Kebutuhan Produk

(1) Media Belajar

Media sebagai penyampai pesan pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter tanggung jawab masih jarang dijumpai. Hal ini juga terjadi di SD N Timuran yaitu tidak ditemukannya media pembelajaran pendidikan karakter tanggung jawab dalam perpustakaan SD N Timuran. Di sisi lain peran media belajar sangat penting dalam meningkatkan minat belajar peserta didik.

(2) Bahan Ajar

(58)

44

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 2 SD N Timuran Yogyakarta, peneliti mendapatkan informasi bahwa pembelajaran pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri. Pendidikan karakter selalu berdampingan dengan pelajaran-pelajaran lain baik itu formal maupun non formal. Di SD N Timuran Yogyakarta terdapat pembelajaran pendidikan karakter tanggung jawab dalam buku paket. Hanya saja pendidikan karakter yang diterapkan khususnya pendidikan karakter tanggung jawab hanya sebatas mata pelajaran di sekolah. Oleh karena itu terdapat beberapa hambatan dalam pembelajaran pendidikan karakter di sekolah, salah satunya adalah kurangnya media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendidikan karakter adalah buku-buku mengenai pendidikan karakter. Buku pendidikan karakter ini dapat membantu guru SD dalam menyampaikan pembelajaran pendidikan karakter dengan cara yang lebih menyenangkan.

Selain hal itu, di SD N Timuran juga belum ada buku cerita bergambar yang secara khusus membahas pendidikan karakter bagi peserta didik. Guru kelas 2 SD N Timuran sangat setuju apabila di SD N Timuran ada media berupa buku cerita bergambar pendidikan karakter.

(59)

pendidikan karakter di SD N Timuran. Buku cerita pendidikan karakter perlu dikembangkan sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai bahan ajar guru dan referensi bagi peserta didik untuk memahami pendidikan karakter baik di sekolah maupun di rumah.

2) Pengumpulan Bahan Materi a) Data wawancara

Pengumpulan bahan materi yang pertama diperoleh dari proses wawancara terhadap guru SD kelas 2 SD N Timuran Yogyakarta. Data-data yang didapatkan antara lain bahwa anak-anak kelas 2 SD lebih menyukai gambar yang berwarna dibandingkan dengan gambar hitam-putih. Tokoh dalam cerita dibuat dengan tokoh anak-anak. Guru mendukung adanya buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran pendidikan karakter tanggung jawab.

b) Studi kepustakaan

(60)
[image:60.595.196.507.131.393.2]

46

Tabel 2. Daftar Literatur No. Judul buku/

artikel

Pengarang/ situs

Materi yang digunakan 1 Comic Making M.S. Gumelar Cara membuat

cerita bergambar 2 Diksi Rupa Mikke Susanto Cergam 3 Perkembangan

Peserta Didik

Rita Eka Izzati, dkk

Perkembangan kognitif anak-anak akhir 4 Pendidikan

Karakter

Doni Kusuma A.

Pendidikan karakter dan nilai karakter tanggung jawab 5 Perencanaan

Pembelajaran

Abdul Majid Bahan ajar

Anak-anak di usia ini juga lebih memilih cerita petualangan dan melibatkan cerita binatang-binatang. Hal-hal tersebut sangatlah penting karena akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan cerita Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab.

b. Perancangan Produk

Sebelum mengembangkan produk buku cerita bergambar, peneliti mebuat perancangan pelaksanaan pengembangan produk. Langkah-langkah perancangan produk buku cerita ini adalah sebagai berikut:

1) Pengambilan tema

(61)

tema petualangan dan genre yang digunakan adalah mixed genres yaitu menggabungkan fiction story, action serta fable. Pemilihan tema dan genre tersebut berdasar pada minat baca anak-anak usia 7-9 tahun.

Tema dalam buku cerita bergambar adalah petualangan. Tiga anak kecil yang bersahabat dan berpetualang ke Negeri Sembilan serta bersahabat dengan para binatang yang bisa berbicara. Pengambilan tema ini didasari dengan usia peserta didik kelas 2 SD yang berkisar 7 tahun yang menyukai cerita-cerita khayal.

2) Pembuatan alur cerita/ story board

Setelah dilakukan penentuan tema, dibuatlah alur cerita buku cerita pendidikan karakter. Alur cerita dalam buku cerita bergambar ini dimulai dari karakter tokoh yang ingin pergi ke Negeri Sembilan dengan menggunakan perahu untuk mengawali cerita. Kemudian dilanjutkan dengan adanya konflik yang dituangkan dalam sebuah bencana dan selanjutnya langkah yang tokoh ambil untuk menghadapi bencana tersebut. Dalam pembuatan alur cerita inilah materi pendidikan karakter tanggung jawab dimasukkan yaitu pada saat tokoh dihadapkan pada langkah apa yang harus mereka ambil untuk menghadapi bencana yang melanda Negeri Sembilan. Jumlah dari kejadian ada 16 kejadian yang kemudian dibuat 16 ilustrasi gambar.

3) Pembuatan karakter tokoh

(62)

48

protagonis 1, dan Banyu sebagai tokoh protagonis 2. Pembuatan karakter tokoh ini menyesuaikan umur anak Sekolah Dasar 7-9 tahun. Selain itu ditambahkan pula tokoh binatang-binatang yang mengandung unsur distorsi untuk memberi kesan lucu sehingga buku ilustrasi tersebut lebih digemari peserta didik.

Sifat dan watak yang terkandung dalam tiga tokoh tersebut berdasar pada karakter ksatria pada wayang purwa dalam cerita mahabarata.

Wisang adalah karakter utama yang ada dalam buku ilustrasi. Sifat dan watak pada tokoh ini diambil dari seorang ksatria bernama Wisanggeni, putra dari Arjuna dengan Dewi Dresanala. Menurut Heru S Sudjarwo dkk. (2010: 1138) Wisanggeni lahir dengan wujud api yang menyala, kemudian menjadi anak yang luar biasa, baik kecerdikannya, kepandaiannya, maupun kesaktiannya. Dia cerdas, berwatak pemberani, lugas dan spontan.

(63)
[image:63.595.190.522.112.358.2]

Gambar 5. Karakter Wisang

Kedua, Agni juga merupakan tokoh protagonis yang menemani petualangan Wisang. Sifat dan watak Agni diambil dari ksatria wanita bernama Srikandi. Ia adalah istri dari Arjuna. Heru S Sudjarwo dkk. (2010: 1063) menyebutkan bahwa Dewi Srikandi adalah perempuan pemberani, bersuara nyaring, kenes (lantang, renyah agak genit).

(64)
[image:64.595.172.507.110.360.2]

50

Gambar 6. Karakter Agni

Tokoh ketiga adalah Banyu, yaitu anak laki-laki yang cenderung pendiam dengan rambut keriting. Ia mengenakan baju sorjan warna coklat dengan garis-garis warna biru dan selalu membawa saputangan yang terikat di lehernya.

(65)
[image:65.595.146.479.227.467.2]

raja-raja besar yang menguasai jagat raya. Abimanyu mempunyai sifat dan watak pemberani, halus, baik tingkah lakunya, kemauannya keras dan besar tanggung jawabnya. Visualisasi karakter Banyu dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Karakter Banyu

4) Pembuatan ilustrasi

(66)

52

a) Ilustrasi 1

Narasi : “Terdengar ayam berkokok. Tanda hari sudah pagi. Ayamku selalu membangunkan aku setiap pagi. Hari ini adalah hari libur. Aku ingin berpetualang ke sebuah pulau. Kata ayah, di pulau itu ada negeri ajaib. Namanya Negeri Sembilan. Aku penasaran ingin tahu seperti apa negeri itu”

Berdasarkan narasi di atas, dibuatlah sketsa dengan pensil seperti gambar di bawah:

Gambar 8. Sketsa awal Ilustrasi 1

(67)

Gambar 9. Sketsa Akhir Ilustrasi 1

b) Ilustrasi 2

Secara teknis pembuatan sketsa, ilustrasi yang kedua ini mengalami proses yang sama dengan ilustrasi 1.

Narasi: “Oh iya, namaku Wisang. Aku mengajak dua sahabatku, Agni dan Banyu. Kami pergi ke sana dengan perahu kayu yang dibuat ayahku. Bekal telah kami siapkan”

(68)

54

c) Ilustrasi 3

Narasi: “Kami pintar mendayung lho. Ayahku sering mengajak kami bermain perahu. Kami mendayung sambil bernyanyi. La la la.... La la laaa... Setelah mendayung cukup lama, kami melihat sebuah pulau. Itu adalah Negeri Sembilan!”

Gambar 11. Sketsa Ilustrasi 3 d) Ilustrasi 4

Narasi: “Kami senaaang sekali. Banyu segera mengikat

perahu dengan tali. Setelah perahu aman dari ombak, kami langsung masuk ke dalam hutan. Tas yang berisi bekal tidak lupa kami bawa”

(69)

e) Ilustrasi 5

Narasi: “Di dalam hutan, kami melihat ada pohon yang bergerak-gerak. Aku mendekati pohon itu. Waaaa!! Aku kageeet sekali. Ternyata ada anak burung hantu di belakang pohon. Dia sangat lucu. Lalu aku membawanya di pundak”

Gambar 13. Sketsa Ilustrasi 5

f) Ilustrasi 6

(70)

56

Gambar 14. Sketsa Ilustrasi 6

g) Ilustrasi 7

Narasi: “Benar saja, tiba-tiba hutan jadi gelap. Kami merasa ada yang melihat kami. Seperti ada yang mengikuti kami..”

Gambar 15. Sketsa Ilustrasi 7 h) Ilustrasi 8

(71)

Gambar 16. Sketsa Ilustrasi 8

i) Ilustrasi 9

Narasi: “Om Singa.. Kami ingin berpetualang.. Ayahku bilang, di pulau ini ada Negeri Sembilan yang ajaib. Apa itu benar? Kami boleh bermain ke sini kan?”

Gambar 17. Sketsa Ilustrasi 9

j) Ilustrasi 10

Narasi: “Om Singa mengatakan bahwa kami anak yang

(72)

58

aneh-aneh. Tapi mereka ramah dan baik sekali. Kami semua bersahabat”

Gambar 18. Sketsa Ilustrasi 10 k) Ilustrasi 11

Narasi: “Kami lama tak datang ke Negeri Sembilan. Ketika datang, kami bingung. Pohon-pohon hilang. Binatang-binatang terlihat kotor. Mereka bersedih. Mereka menangis”

(73)

l) Ilustrasi 12

Narasi: “ Mereka membawa kami untuk melihat yang terjadi

di Negeri Sembilan. Pohon-pohon habis ditebangi. Sampah-sampah banyaaaak sekali di sungai. Negeri sembilan yang indah jadi hancur. Langit juga ikut bersedih. Kata om Singa, bencana ini terjadi karena ulah manusia. Apa yang harus kita lakukan?”

Gambar 20. Sketsa Ilustrasi 12

m) Ilustrasi 13

(74)

60

Gambar 21. Sketsa Ilustrasi 13

n) Ilustrasi 14

Narasi: “Esok harinya kami menanam pohon dan

membersihkan sampah di Negeri Sembilan. Setiap sore kami menyiram bibit yang ditanam. Kami ingin semua orang menyayangi tanaman dan tidak membuang sampah sembarangan. Kami ingin Negeri Sembilan indah lagi”

(75)

o) Ilustrasi 15

Narasi: “ Negeri Sembilan memang ajaib. Pohon-pohon yang kami tanam juga tumbuh dengan cepat. Negeri Sembilan yang hancur menjadi indah kembali. Kami sangat gembira..”

Gambar 23. Sketsa Ilustrasi 15

p) Ilustrasi 16

Narasi: “Negeri Sembilan sudah indah kembali. Liburan juga

(76)

62

Gambar 24. Sketsa Ilustrasi 16

q) Ilustrasi cover

Gambar 25. Sketsa Ilustrasi Cover

(77)

Pewarnaan bisa dimulai dari background terlebih dulu dilanjutkan dengan pewarnaan tokoh atau bisa sebaliknya. Seperti gambar berikut :

Gambar 26. Ilustrasi Gambar Hasil Scan Masuk ke Photoshop

(78)

64

Gambar 28. Pewarnaan Tokoh dan Pohon

Gambar 29. Pemberian Efek Bayangan dan Cahaya

Pada tahap pewarnaan ini, semua gambar mengalami teknik pewarnaan yang sama termasuk cover buku cerita bergambar.

5) Penyusunan buku cerita bergambar

(79)

dengan percetakan buku cerita bergambar. Proses ini dilakukan dengan pertimbangan lay out yang sesuai agar narasi/ teks tidak mengganggu gambar ilustrasi atau sebaliknya dengan menggunakan soft ware photoshop seperti pada gambar berikut:

Gambar 30. Penyusunan Buku Cerita Bergambar

(80)

66

Gambar 31. Proses Lay Out Buku Cerita Bergambar

Judul Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab ini adalah “Wisang & Negeri Sembilan”. Pengambilan judul ini

dilakukan berdasarkan nama karakter utama pada cerita bergambar dan nama negeri ajaib yang mereka kunjungi.

Setelah proses lay out buku cerita bergambar selesai, proses dilanjutkan dengan mencetak buku cerita bergambar. Pemilihan kertas disesuaikan dengan kualitas. Pemilihan kertas ini berdasar pada keawetan kertas untuk bagian isi buku dan cover.

(81)

6) Validasi

Setelah melakukan perencangan produk, jadilah buku cerita bergambar tahap awal. Setelah itu peneliti melakukan validasi kepada reviewer dan tiga ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa.

Data hasil penilaian riviewer dan para ahli ini berupa data kualitatif. Data ini diperoleh dari angket terbuka dan berupa masukan atau saran yang kemudian digunakan untuk perbaikan sesuai dengan saran reviewer dan para ahli sehingga buku cerita bergambar menjadi lebih baik dan sesuai. Berikut ini adalah hasil penilaian dari masing-masing ahli:

a) Hasil Penilaian Ahli Media

Dalam penilaian ahli media, buku cerita bergambar ini diuji validasinya oleh ibu Arsianti Latifah, M. Sn. dari jurusan pendidikan seni rupa yang mempunyai latar belakang pendidikan desain dengan jenjang S2.

(82)

68

Tabel 3. Penilaian Ahli Media

Pertanyaan Jawaban

Bagaimanakah ketepatan jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam Buku Cerita Bergambar Kendidikan Karakter Tanggung Jawab?

Jenis huruf sudah sesuai. Ukuran huruf sudah sesuai, tapi untuk cover judulnya diperbesar + outline putih diganti warna lain (misal biru atau merah hati)

Bagaimanakah ketepatan pemilihan gambar dan ilustrasi dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab?

Ilustrasi sudah sesuai, karakter tokohnya mampu menunjukkan isi cerita.

Bagaimanakah kualitas gambar dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab?

Kualitas gambar bagus. Kontras warna antara teks dan background baik. Warna-warna gambar harmonis. Bagaimanakah keruntutan

sajian gambar ilustrasi dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab?

Sajian gambar sudah runtut.

Bagaimanakah ketepatan Lay out dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tamggung Jawab?

Lay out sudah tepat. Enak dilihat.

Bagaimanakah kualitas pemilihan warna dalam Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab?

Meskipun dibeberapa halaman terkesan agak gelap, tetapi secara keseluruhan sudah baik.

(83)

keseluruhan bagus dan warna-warna yang ditampilkan harmonis. Hanya saja ada sedikit revisi d

Gambar

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale (Heinich, et. al.,2002: 11)
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
Gambar 3. Alur Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Gambar 4. Komponen dalam analisis data Miles dan Huberman (1948)
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya

a) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya

yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca kelas III Sekolah Dasar ini dapat terselesaikan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengembangan Buku Cerita Bergambar tentang

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar Layanilah dan Cintailah, maka dapat disimpulkan: 1). Pengembangan Buku Cerita Bergambar yang

Melalui kegiatan membaca buku cerita bergambar berbasis kearifan lokal, kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan siswa dapat menjelaskan pekerjaan yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar Layanilah dan Cintailah, maka dapat disimpulkan: 1). Pengembangan Buku Cerita Bergambar yang

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan LKPD terintegrasi nilai karakter terhadap pengembangan tanggung jawab, disiplin, serta prestasi belajar