• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Tanjungpinang, Maret 2012 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANJUNGPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Tanjungpinang, Maret 2012 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANJUNGPINANG"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2011.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2011 ini berisi gambaran secara umum tentang kuantitas, kualitas, mobilitas penduduk dan kepemilikan dokumen kependudukan di Kota Tanjungpinang berdasarkan database yang ada di SIAK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang.

Diharapkan buku ini dapat memberikan manfaat sebagai dasar penentu kebijakan-kebijakan yang akan diambil Pemerintah Kota Tanjungpinang. Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2011.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2011. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya buku ini semakin mendekati kesempurnaan.

Tanjungpinang, Maret 2012 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANJUNGPINANG

PAMRI, S.Sos Pembina Tk. I

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional pada hakekatnya pembangunan manusia dan seluruh masyarakat Indonesia, mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945. Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan, oleh karena itu penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan kependudukan memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembangunan, terutama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kependudukan bertujuan untuk melakukan pengendalian kuantitas penduduk sebagai salah satu aspek penting yang harus dilakukan guna menjamin tercapainya pertumbuhan penduduk yang seimbang. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan cepat, kualitas rendah, persebaran tidak merata akan menghambat tercapainya kondisi ideal antara kualitas, kuantitas, mobilitas, dan daya dukung lingkungan (daduling). Pembangunan harus dilakukan oleh penduduk dan untuk penduduk, oleh karena itu perencanaan pembangunan harus didasarkan pada kondisi penduduk.

Luasnya cakupan masalah kependudukan menyebabkan pembangunan kependudukan harus dilaksanakan secara lintas bidang dan lintas sektor, oleh karena itu dibutuhkan koordinasi dan pemahaman mengenai hubungan penduduk dan dinamikanya, termasuk pembangunan keluarga dengan perkembangan berkelanjutan.

Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sejak tahun 2008. Sistem tersebut bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan dan menghasilkan database kependudukan yang terpusat. Database kependudukan yang dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk Kota Tanjungpinang dan kedepannya diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan di Kota Tanjungpinang.

(3)

Dalam rangka penyajian data dan pemberian informasi perkembangan kependudukan, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang perlu menyusun Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang seperti yang telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan. Profil Perkembangan Kependudukan berisi gambaran kondisi, perkembangan dan prospek kependudukan suatu daerah yang diharapkan dapat memberikan informasi, pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pembangunan kependudukan.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan profil perkembangan kependudukan ini adalah memberikan informasi tentang perkembangan kependudukan yang akan bermanfaat untuk merumuskan kebijakan kependudukan, perencanaan kependudukan, penentuan target sasaran program pembangunan, dan kebijakan lain di Kota Tanjungpinang.

C. Ruang Lingkup

Profil perkembangan kependudukan disusun dengan batasan penduduk Kota Tanjungpinang sampai bulan Desember 2011 sesuai dengan yang telah diamanatkan pada pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 65 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan.

D. Pengertian Umum Terhadap Istilah yang Digunakan Dalam Profil Perkembangan Kependudukan

- Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat

tinggal di Wilayah Kota Tanjungpinang.

- Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,

pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kuantitas, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

- Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan

perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.

(4)

- Data Kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang

berstruktur sebagai hasil dari kegaitan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

- Profil Perkembangan Kependudukan adalah gambaran kondisi, perkembangan dan prospek kependudukan.

- Angkatan Kerja adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang bekerja

dan sedang mencari pekerja (menganggur) atau yang terlibat dan berusaha terlibat dalam kegiatan produktif.

(5)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

A. Letak Geografis dan Topografis Daerah

Gambar 1. Peta Kota Tanjungpinang

Secara geografis Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan, dengan posisi koordinat berada pada 0˚51' sampai dengan 0˚59' Lintang Utara dan 104˚23' sampai dengan 104˚34' Bujur Timur, dan berada pada elevasi ± 70 m di atas permukaan air laut (mean sea level). Adapun batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang sebagai berikut :

Sebelah Utara : Teluk Bintan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

Sebelah Selatan : Selat Karas, Desa Mantang Baru, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kecamatan Galang Kota Batam.

Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. Sebelah Barat : Selat Karas, Kecamatan Galang Kota Batam dan

Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

A. Letak Geografis dan Topografis Daerah

Gambar 1. Peta Kota Tanjungpinang

Secara geografis Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan, dengan posisi koordinat berada pada 0˚51' sampai dengan 0˚59' Lintang Utara dan 104˚23' sampai dengan 104˚34' Bujur Timur, dan berada pada elevasi ± 70 m di atas permukaan air laut (mean sea level). Adapun batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang sebagai berikut :

Sebelah Utara : Teluk Bintan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

Sebelah Selatan : Selat Karas, Desa Mantang Baru, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kecamatan Galang Kota Batam.

Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. Sebelah Barat : Selat Karas, Kecamatan Galang Kota Batam dan

Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

A. Letak Geografis dan Topografis Daerah

Gambar 1. Peta Kota Tanjungpinang

Secara geografis Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan, dengan posisi koordinat berada pada 0˚51' sampai dengan 0˚59' Lintang Utara dan 104˚23' sampai dengan 104˚34' Bujur Timur, dan berada pada elevasi ± 70 m di atas permukaan air laut (mean sea level). Adapun batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang sebagai berikut :

Sebelah Utara : Teluk Bintan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

Sebelah Selatan : Selat Karas, Desa Mantang Baru, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kecamatan Galang Kota Batam.

Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. Sebelah Barat : Selat Karas, Kecamatan Galang Kota Batam dan

Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

(6)

Kota Tanjungpinang memiliki 4 (empat) Kecamatan dan 18 (delapan belas) Kelurahan diantaranya:

1. Kecamatan Tanjungpinang Barat yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kelurahan Kemboja, Kelurahan Kampung Baru, dan Kelurahan Bukit Cermin

2. Kecamatan Tanjungpinang Timur yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Melayu Kota Piring, Kelurahan Kampung Bulang, Kelurahan Air Raja, Kelurahan Batu IX, dan Kelurahan Pinang Kencana 3. Kecamatan Tanjungpinang Kota yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan,

yaitu: Kelurahan Tanjungpinang Kota, Kelurahan Kampung Bugis, Kelurahan Senggarang, dan Kelurahan Penyengat

4. Kecamatan Bukit Bestari yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Tanjungpinang Timur, Kelurahan Dompak, Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, Kelurahan Sei Jang, dan Kelurahan Tanjung Unggat.

Dari keseluruhan Kelurahan yang ada di Kota Tanjungpinang terdapat 167 (Seratus Enam Puluh Tujuh) Rukun Warga (RW) dan 686 (Enam Ratus Delapan Puluh Enam) Rukun Tetangga (RT). Wilayah Kota Tanjungpinang terdiri dari lautan dan daratan, dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 239,5 km² dengan luas daratan 131,54 km² (55%) dan luas lautan 107,96 km² (45%).

Kota Tanjungpinang secara topografis mempunyai tinggi tanah antara 0 – 70 m di atas permukaan laut. Bentuk lahan kota berbukit-bukit dengan kemiringan berkisar antara 0 – 40o. Secara keseluruhan perbukitan ini membentuk punggung di bagian tengah kota dan menanjak ke arah timur atau ke luar kota. Kota Tanjungpinang beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 630 mm sampai 3050 mm per tahun, sedangkan suhu udara rata-rata maksimum 21ºC dengan kelembaban udara rata-rata 61 – 91% dan tekanan udara minimum 1005 MBS dan maksimum 1013,7 MBS, selain itu juga terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

B. Kondisi Demografis Daerah

Penduduk Kota Tanjungpinang cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Salah satu penyebab terjadinya peningkatan penduduk tersebut adalah adanya urbanisasi yaitu perpindahan penduduk yang datang ke Kota Tanjungpinang.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama arus urbanisasi tersebut. Jika dilihat Tanjungpinang adalah sebuah kota yang sedang dan mulai berkembang baik dalam bidang pembangunan fisik maupun

(7)

pembangunan ekonominya dan dengan ditetapkannya Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Dengan demikian banyak pendatang dari berbagai daerah mencoba untuk mengadu nasib di Kota Tanjungpinang.

Penduduk pada tahun 2011 berjumlah 230.380 jiwa dengan tingkat kepadatan 962 jiwa/km2. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 65.115 Kepala

Keluarga. Menurut jenis kelamin penduduk Kota Tanjungpinang berjumlah 117.239 jiwa laki-laki dan 113.141 jiwa perempuan.

C. Gambaran Ekonomi Daerah

Kota Tanjungpinang yang dibentuk melalui UU no. 5 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 memiliki potensi perdagangan, industri dan jasa serta menjadi daerah tujuan wisata, juga merupakan salah satu basis kawasan pertumbuhan IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapore – Growth Triangle) dan AFTA. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki Kota Tanjungpinang diharapkan akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Pembangunan ekonomi Tanjungpinang dititikberatkan pada tiga sektor unggulan yaitu perdagangan, industri dan transportasi. Ketiga sektor tersebut diharapkan akan mampu dan dapat merangsang perkembangan serta pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungpinang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan yang meningkat ini menjadi gairah dalam meningkatkan kegiatan pembangunan di Kota Tanjungpinang yang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau yang baru terbentuk tahun 2006. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi berada pada level 7,07 persen. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sedikit mengalami perlambatan yaitu sebesar 6,97 persen. Namun di tahun 2010 laju pertumbuhan Kota Tanjungpinang kembali mengalami peningkatan yaitu berada pada level 7,08 persen.

D. Potensi Daerah 1. Wisata Sejarah

Kota Tanjungpinang yang berada di wilayah pulau Bintan berdampingan dengan Kabupaten Bintan memiliki tempat wisata sejarah yang bisa dinikmati diantaranya adalah:

(8)

- Pulau Penyengat

Pulau Penyengat merupakan pulau yang berjarak 6 km di seberang kota Tanjungpinang, ibu kota Kepulauan Riau. Pulau ini penuh makna bagi sejarah Kesultanan Lingga. Pada masa keemasannya, Kesultanan Riau-Lingga menjadikan Pulau Penyengat tidak hanya sebagai pusat pemerintahan. Tetapi juga pusat kebudayaan dan keagamaan. Maka tak heran jika hingga saat ini, peninggalan dari masa keemasan Kesultanan Riau masih dapat ditemui di pulau ini antara lain Masjid Raya Sultan Riau, kompleks makam Raja Haji Fisabilillah, kompleks Istana Kantor, Kompleks Makam Raja Abdul Rahman, Perigi Putri, Benteng Pertahanan Bukit Kursi, dan banyak lainnya. Dalam kisah yang diceritakan secara turun temurun dalam Masyarakat Melayu, Pulau Penyengat digambarkan sebagai mas kawin yang diberikan oleh Sultan Mahmud Marhum Besar, Sultan Riau periode 1761-1812 Masehi, kepada Engku Putri Raja Hamidah, putri dari Raja Haji Fisabillah. Pulau ini merupakan pulau museum karena banyak peninggalan sejarah dan budaya melayu, Di Pulau Penyengat tersebut terdapat

- Masjid Sultan Riau Penyengat

Masjid yang berdiri kokoh ini di bangun pada 1 Syawal 1245 H atau tahun 1832 M terletak di Pulau Penyengat dibangun atas inisiatif dari Yang Dipertuan Muda ke –7 Raja Abdurrahman. Masjid ini memiliki panjang 19,8 m dan lebar 18 m. Masjid ini memiliki arsitektur yang khas, diantaranya terdapat 4 buah tiang penyangga di dalamnya, juga terdapat 4 buah menara di setiap sisinya dan 13 buah kubah, sehingga jika di jumlahkan menara dan kubahnya berjumlah 17, sesuai dengan jumlah rakaat sholat sehari semalam bagi umat islam. Keunikan lain dari masjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran bahan bangunannya. Di dalam masjid ini terdapat sebuah kitab suci Al-Quran yang di tulis tangan.

2. Wisata Budaya

Beberapa wisata budaya yang bisa dinikmati di Kota Tanjungpinang diantaranya adalah:

- Tari Zapin

Kesenian ini merupakan bentuk kesenian tari, identitas yang paling asas dalam kesenian ini adalah nuansa keislaman yang begitu kental dalam sebuah pertunjukan tari. Kesenian ini melambangkan karakter bangsa

(9)

melayu yang ramah, dan santun dalam kesehariannya serta gigih dalam memgamalkan nilai-nilai agama yang menjadi kepercayaan irang melayu. - Batik Gonggong

Gonggong dikenal dan ada hampir di seluruh daerah Kepulauan Riau. Gonggong adalah biota laut yang menjadi santapan dan cukup dikenal baik warga lokal maupun pendatang. Selama ini selain isinya yang lezat, kulit gonggong sudah dijadikan cenderamata seperti gantungan kunci dan bunga. Tanjungpinang pun mengabadikan gonggong sebagai batik khas kota Tanjungpinang.

- Melayu Square

Melayu Square berada di sepanjang tepi laut Kota Tanjungpinang yang merupakan pusat jajanan yang menyajikan berbagai makanan, mulai dari makanan laut sampai ke makanan khas melayu. Kawasan ini merupakan kawasan yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Melayu Square selalu dipadati pengunjung pada sore hingga malam hari. Keindahan sunset juga bisa dilihat jelas di sepanjang Melayu Square.

- Dragon Boat Race

Lomba Perahu Naga atau yang lebih dikenal dengan nama Dragon

Boat Race, adalah olah raga bernuansa budaya yang dimulai sejak tahun

1992. Lomba Perahu Naga ini diangkat dari sebuah tradisi ritual keagamaan masyarakat Tionghoa di Tanjungpinang, yang sudah berlangsung sejak tahun 1950-an, yang disebut “Sembahyang Keselamatan Laut”. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 menurut kalender Cina atau pada bulan Juni apabila dihitung dengan kalender Masehi, namun tanggal pelaksanaannya selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Hingga kini Lomba Perahu Naga sebagai bagian dari upacara keagamaan (Kong Hu Chu) tersebut masih tetap dilakukan oleh warga masyarakat Tionghoa Kota Tanjungpinang. Sejalan dengan program pemerintah untuk menggembangkan sektor industri pariwisata di Kepulauan Riau, maka Lomba Perahu Naga yang awalnya bersifat lokal itu, dipilih untuk dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata di Kota Tanjungpinang, dengan nama Dragon Boat Race sebagai even wisata tahunan.

- Mak Yong

Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukan sebagai dramataridalam forum internasional. Pertunjukan Mak Yong dibawakan

(10)

kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental dan naskah yang sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana dan binatang. Pertunjukan Mak Yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang dan tetawak.

(11)

BAB III

SUMBER DATA DAN KOMPONEN KEPENDUDUKAN

A. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam menyusun Profil Perkembangan Kependudukan Kota Tanjungpinang adalah :

1. Data registrasi yang dihasilkan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mulai akhir bulan Januari sampai dengan akhir bulan Desember 2011 pukul 17.00 WIB (sesuai dengan Pasal 12 Permendagri No.

65 Tahun 2010).

2. Data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2011

3. Data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Tanjungpinang Tahun 2011

B. Komponen Kependudukan 1. Kuantitas Penduduk

Komposisi dan Persebaran Penduduk

a. Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

Karakteristik penduduk sangat berpengaruh terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi. Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin. Distribusi penduduk menurut umur dikelompokkan menurut umur satu tahunan atau umur tunggal (single age) dan lima tahunan, namun dapat juga dikelompokkan menurut distribusi umur tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti pengelompokkan penduduk menurut usia sekolah (SD = 7-12 tahun; SLTP = 13-15 tahun; SLTA = 16-18 tahun; dan Perguruan Tinggi = 19-24 tahun).

Selain pengelompokkan berdasarkan distribusi umur penduduk, terdapat juga pengelompokkan penduduk berdasarkan struktur umur penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :  Penduduk usia muda, yaitu penduduk usia di bawah 15 tahun atau

kelompok umur 0-14 tahun.

 Penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-59 tahun.

 Penduduk usia lanjut, yaitu penduduk umur 60 tahun ke atas (mengikuti ketetapan WHO)

(12)

1) Jumlah Penduduk

Pada tahun 2011, Kota Tanjungpinang mempunyai jumlah penduduk 230.380 jiwa yang terdiri dari 117.239 laki-laki dan 113.141 perempuan. Penduduk Kota Tanjungpinang tersebar di 4 (empat) Kecamatan. Distribusi penduduk di tiap kelurahan dan kecamatan dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan/Kelurahan Tahun 2011

NO KECAMATAN /KELURAHAN

P E N D U D U K

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

TANJUNGPINANG BARAT 31.101 30.392 61.493

1 TANJUNG PINANG BARAT 10.729 10.477 21.206

2 KEMBOJA 8.745 8.480 17.225

3 KAMPUNG BARU 6.274 5.956 12.230

4 BUKIT CERMIN 5.353 5.479 10.832

TANJUNGPINANG TIMUR 41.675 39.777 81.452

1 MELAYU KOTA PIRING 9.632 9.109 18.741

2 KAMPUNG BULANG 4.895 4.811 9.706

3 AIR RAJA 5.939 5.737 11.676

4 BATU IX 9.687 8.997 18.684

5 PINANG KENCANA 11.522 11.123 22.645

TANJUNGPINANG KOTA 12.284 11.351 23.635

1 TANJUNG PINANG KOTA 3.810 3.826 7.636

2 KAMPUNG BUGIS 4.887 4.165 9.052

3 SENGGARANG 2.281 2.072 4.353

4 PENYENGAT 1.306 1.288 2.594

BUKIT BESTARI 32.179 31.621 63.800

1 TANJUNG PINANG TIMUR 5.907 5.701 11.608

2 DOMPAK 1.430 1.302 2.732

3 TANJUNG AYUN SAKTI 6.883 6.961 13.844

4 SEI JANG 9.842 9.750 19.592

5 TANJUNG UNGGAT 8.117 7.907 16.024

TOTAL 117.239 113.141 230.380

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur mempunyai jumlah penduduk paling banyak yaitu 81.452 atau sekitar 35,36%. Hal ini disebabkan karena wilayah kecamatan Tanjungpinang Timur adalah wilayah yang sedang berkembang. Pembangunan perumahan baru, perkantoran, perdagangan dan transportasi berada di wilayah

(13)

kecamatan ini. Faktor tersebut menyebabkan penduduk kota Tanjungpinang terutama pendatang lebih memilih untuk bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur. Sebaliknya wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota mempunyai jumlah penduduk paling sedikit yaitu 23.635 jiwa atau 10,26%. Wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota sebagian besar adalah wilayah pesisir pantai. Penduduk cenderung menghindari wilayah tersebut sebagai tempat untuk menetap.

Distribusi penduduk menurut jenis kelamin tiap Kecamatan lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik Distribusi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

Menurut grafik diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki untuk tiap kecamatan yang ada di Kota Tanjungpinang lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Fakta ini berkebalikan dengan kondisi yang ada di Indonesia secara keseluruhan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

46,00% 47,00% 48,00% 49,00% 50,00% 51,00% 52,00% TANJUNGPINANG BARAT TANJUNGPINANG TIMUR 50,58% 51,17% 49,42% LAKI-LAKI

kecamatan ini. Faktor tersebut menyebabkan penduduk kota Tanjungpinang terutama pendatang lebih memilih untuk bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur. Sebaliknya wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota mempunyai jumlah penduduk paling sedikit yaitu 23.635 jiwa atau 10,26%. Wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota sebagian besar adalah wilayah pesisir pantai. Penduduk cenderung menghindari wilayah tersebut sebagai tempat untuk menetap.

Distribusi penduduk menurut jenis kelamin tiap Kecamatan lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik Distribusi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

Menurut grafik diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki untuk tiap kecamatan yang ada di Kota Tanjungpinang lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Fakta ini berkebalikan dengan kondisi yang ada di Indonesia secara keseluruhan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

TANJUNGPINANG TIMUR TANJUNGPINANG KOTA BUKIT BESTARI 51,17% 51,97% 50,44% 48,83% 48,03% 49,56% LAKI-LAKI PEREMPUAN

kecamatan ini. Faktor tersebut menyebabkan penduduk kota Tanjungpinang terutama pendatang lebih memilih untuk bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur. Sebaliknya wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota mempunyai jumlah penduduk paling sedikit yaitu 23.635 jiwa atau 10,26%. Wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota sebagian besar adalah wilayah pesisir pantai. Penduduk cenderung menghindari wilayah tersebut sebagai tempat untuk menetap.

Distribusi penduduk menurut jenis kelamin tiap Kecamatan lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik Distribusi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

Menurut grafik diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki untuk tiap kecamatan yang ada di Kota Tanjungpinang lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Fakta ini berkebalikan dengan kondisi yang ada di Indonesia secara keseluruhan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

(14)

2) Jumlah dan Proposi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk tabel menurut umur tunggal, kelompok umur lima tahunan atau kelompok umur yang sesuai dengan kebutuhan seperti pengelompokan umur usia sekolah.

a) Umur Median (Median Age)

Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, yaitu bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua dari umur median. Kegunaan dari umur median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu.

Berdasarkan umur median, penduduk di suatu daerah dikategorikan :

- Penduduk muda, jika umur median kurang dari 20 tahun

- Penduduk intermediate, jika umur median antara 20 – 30 tahun - Penduduk tua, jika umur median lebih dari 30 tahun.

Untuk Kota Tanjungpinang, berdasarkan data yang ada pada SIAK, umur median penduduk kota Tanjungpinang pada tahun 2011 adalah 30 tahun, yang berarti bahwa setengah dari penduduk kota Tanjungpinang pada tahun 2011 berusia di bawah 30 tahun dan setengahnya lagi berusia lebih tua dari 30 tahun. Umur median ini terletak diantara 20 – 30 tahun, sehingga penduduk kota Tanjungpinang dikategorikan sebagai penduduk intermediate. Umur median tersebut sesuai dengan gambaran penduduk yang ada pada piramida penduduk yaitu sebesar 50,02% penduduk berada pada usia di bawah 30 tahun.

b) Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data mengenai Rasio Jenis Kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu, rasio jenis kelamin juga berguna bagi para politisi terutama untuk mengetahui seberapa besar keterwakilan kaum perempuan di parlemen.

(15)

Untuk kota Tanjungpinang, berikut ditampilkan hasil perhitungan rasio jenis kelamin untuk masing-masing kecamatan/kelurahan.

Tabel 2. Rasio Jenis Kelamin (RJK) Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Tanjungpinang Tahun 2011

NO KELOMPOKUMUR P E N D U D U K RJK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0 – 4 7.785 7.441 15.226 104,62 2 5 – 9 11.826 10.907 22.733 108,43 3 10 – 14 10.328 9.642 19.970 107,11 4 15 – 19 9.068 8.556 17.624 105,98 5 20 – 24 8.877 8.587 17.464 103,38 6 25 – 29 10.873 11.359 22.232 95,72 7 30 – 34 13.090 13.523 26.613 96,80 8 35 – 39 11.381 11.053 22.434 102,97 9 40 – 44 9.701 8.703 18.404 111,47 10 45 – 49 7.229 6.529 13.758 110,72 11 50 – 54 5.781 5.343 11.124 108,20 12 55 – 59 4.149 3.916 8.065 105,95 13 60 – 64 2.771 2.815 5.586 98,44 14 65 – 69 1.810 1.883 3.693 96,12 15 70 – 74 1.473 1.431 2.904 102,94 16 > 75 1.097 1.453 2.550 75,50 TOTAL 117.239 113.141 230.380 103,62

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa penduduk kota Tanjungpinang mempunyai rasio jenis kelamin 103,62 artinya untuk tiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 – 104 penduduk laki yang berarti juga di kotaTanjungpinang terdapat penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Pada hampir setiap kelompok umur, ternyata RJK lebih dari 100, kecuali kelompok umur 25 – 34 tahun, 60 - 69 dan umur 75 tahun ke atas. c) Piramida Penduduk

Piramida penduduk menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang disajikan secara grafik. Sumbu horizontal (dasar piramida penduduk) menunjukkan jumlah penduduk dapat berupa jumlah absolut ataupun persentase, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan umur, baik menurut kelompok umur satu tahunan maupun lima tahunan. Dasar piramida dimulai dengan kelompok umur termuda dan dilanjutkan ke atas

(16)

7.785 11.826 10.3289.068 8.877 10.873 13.090 11.3819.701 7.229 5.7814.149 2.771 1.8101.473 1.097 7.441 10.907 9.642 8.556 8.587 11.35913.523 11.053 8.703 6.529 5.343 3.916 2.815 1.883 1.431 1.453 15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74 PEREMPUAN LAKI-LAKI

untuk kelompok umur yang lebih tua dan biasanya puncak piramida untuk kelompok umur yang lebih tua sering dibuat dengan sistem umur terbuka (75+); dan bagian kiri piramida digunakan untuk mewakili penduduk laki-laki sedangkan bagian kanan untuk penduduk perempuan.

Piramida penduduk juga dapat digunakan untuk membuat perencanaan pembangunan dengan memperhatikan umur dan jenis kelamin secara cepat dan juga berguna untuk evaluasi data kependudukan yang dikumpulkan. Piramida yang disajikan dari periode-periode yang lain dapat menunjukkan perkembangan dan kecenderungan penduduk di masa lalu, saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan melihat gambar piramida penduduk, kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan penyediaan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki, perempuan dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.

Berikut disajikan piramida penduduk Kota Tanjungpinang tahun 2011.

Gambar 3. Grafik Piramida Penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2011

Grafik piramida penduduk menunjukkan bahwa penduduk kota Tanjungpinang terbanyak adalah pada kelompok usia 30 – 34 tahun. Persentase penduduk yang berada pada kelompok usia

(17)

dibawah 34 tahun adalah sebesar 61,58%, sedangkan yang berusia diatas 34 tahun hanya sebesar 38,42%. Penduduk yang berada pada kelompok umur di bawah 5 tahun sudah mulai berkurang karena penurunan jumlah kelahiran. Penurunan jumlah kelahiran dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya suksesnya program pemerintah (KB) yaitu menekan jumlah kelahiran. Selain itu ada kemungkinan juga naiknya angka kematian bayi. Akan tetapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut tentang data jumlah kelahiran yang bersumber dari Dinas Kesehatan.

Untuk penduduk usia di atas 24 sampai 44 tahun menunjukkan jumlah yang membengkak pada badan piramida penduduk, ini menunjukkan besarnya penduduk yang berada pada usia produktif. Demikian juga untuk kelompok umur antara 5 – 14 tahun masih cukup tinggi yang pada 5 - 10 tahun yang akan datang akan berpengaruh pada kelompok usia kerja, sehingga pemerintah kota Tanjungpinang harus mempersiapkan tambahan penciptaan lapangan pekerjaan untuk menghindari bertambahnya pengangguran khususnya pada 5 – 10 tahun yang akan datang.

Jika dilihat dari sektor pendidikan, piramida penduduk menunjukkan kelompok usia 0 – 9 tahun akan berpengaruh pada penyediaan sarana pendidikan yang ada di Kota Tanjungpinang dalam jangka 5 – 10 tahun yang akan datang. Jika jumlah sarana pendidikan mencukupi maka tidak akan ada masalah. Akan tetapi jika jumlah sarana pendidikan yang ada tidak sesuai dengan banyaknya anak usia sekolah, maka tentunya akan menjadi masalah untuk generasi yang akan datang. Jumlah sarana pendidikan yang kurang tentunya akan berpengaruh pada kualitas pendidikan dikarenakan kapasitas yang melebihi standar. Sebaliknya jika jumlah sarana pendidikan berlebih, maka akan banyak ditemui sekolah yang jumlah siswanya sangat minim. Jadi keseimbangan penyediaan sarana pendidikan dengan jumlah pelajar harus diperhatikan.

d) Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio).

Adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia non produktif (penduduk usia di bawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15 – 64 tahun). Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif. Semakin tinggi persentase rasio

(18)

ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu wilayah.

Menurut usia, rasio ketergantungan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua. Dari perhitungan rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua dapat diketahui kelompok umur mana yang berkontribusi paling besar atau sedikit dalam rasio ketergantungan total.

Berikut adalah data penduduk kota Tanjungpinang yang sudah dikelompokkan menjadi 3 kelompok umur, yaitu kelompok umur muda (0 – 14 tahun), kelompok umur produktif (15 – 64 tahun), dan kelompok umur tua (65 tahun keatas).

Tabel 3. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Umur Produktif Tahun 2011 NO UMUR (TAHUN)KELOMPOK LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

1 0 – 14 29.939 27.990 57.929

2 15 – 64 82.920 80.384 163.304

3 > 65 4.380 4.767 9.147

TOTAL 117.239 113.141 230.380

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011,

Diolah

Rasio Ketergantungan Muda untuk kota Tanjungpinang adalah sebesar 25,15 persen. Sedangkan Rasio Ketergantungan Tua sebesar 3,97 persen. Hasilnya, untuk kota Tanjungpinang Rasio Ketergantungan Total adalah 29,12 persen, artinya bahwa setiap 100 penduduk usia produktif di Kota Tanjungpinang mempunyai tanggungan sekitar 29 – 30 penduduk usia nonproduktif, 25 – 26 diantaranya dari kelompok usia muda dan 3 – 4 lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.

3) Rasio Kepadatan Penduduk (Population Density Ratio).

Seperti diketahui bahwa Kota Tanjungpinang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan lautan. Kepadatan penduduk yang ditentukan disini tanpa memilah terlebih dahulu menurut daerah

(19)

yang tidak memungkinkan untuk di huni. Hal ini dilakukan karena belum diketahui secara pasti berapa wilayah daratan dan lautan untuk setiap kecamatan dan kelurahan. Meskipun secara keseluruhan diketahui bahwa 131,54 km² (55%) wilayah Kota Tanjungpinang adalah daratan, dan 107,96 km² (45%) adalah lautan.

Dengan luas wilayah 239,5 km2 dan jumlah penduduk pada

tahun 2011 sebanyak 230.380 jiwa, maka kepadatan penduduk kota Tanjungpinang secara keseluruhan adalah 962 jiwa/km2, artinya pada setiap kilometer persegi wilayah Kota Tanjungpinang dihuni oleh 962 orang penduduk (Tabel 4).

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel kepadatan penduduk di setiap wilayah Kecamatan/Kelurahan.

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kota Tanjungpinang Tiap Kecamatan/Kelurahan Tahun 2011 NO KECAMATAN / KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (jiwa) LUAS / AREA (Km2) KEPADATAN / DENSITY per Km2 TANJUNGPINANG BARAT 61.493 34,5 1.782

1 TANJUNG PINANG BARAT 21.206 11 1.928

2 KEMBOJA 17.225 7 2.461

3 KAMPUNG BARU 12.230 6,5 1.882 4 BUKIT CERMIN 10.832 10 1.083

TANJUNGPINANG TIMUR 81.452 83,5 975

1 MELAYU KOTA PIRING 18.741 13 1.442 2 KAMPUNG BULANG 9.706 11,5 844

3 AIR RAJA 11.676 13 898

4 BATU IX 18.684 23 812

5 PINANG KENCANA 22.645 23 985

TANJUNGPINANG KOTA 23.635 52,5 450

1 TANJUNG PINANG KOTA 7.636 1,5 5.091 2 KAMPUNG BUGIS 9.052 24 377 3 SENGGARANG 4.353 23 189

4 PENYENGAT 2.594 4 648

BUKIT BESTARI 63.800 69 925

1 TANJUNG PINANG TIMUR 11.608 7 1.658

2 DOMPAK 2.732 30,5 90

3 TANJUNG AYUN SAKTI 13.844 10,5 1.318 4 SEI JANG 19.592 10,5 1.866 5 TANJUNG UNGGAT 16.024 10,5 1.526

TOTAL 230.380 239,5 962

(20)

Dari hasil tersebut terlihat bahwa wilayah Kecamatan Tanjungpinang Barat merupakan wilayah yang paling padat penduduknya yaitu 1.782 jiwa/km2. Dan di Kecamatan tersebut,

Kelurahan Kemboja adalah yang paling padat penduduknya yaitu 2.461 jiwa/km2. Kecamatan Tanjungpinang Barat pada awalnya

merupakan wilayah pusat perkantoran dan perdagangan yang pertama di Kota Tanjungpinang sebelum Kota Tanjungpinang menjadi Kota Otonom. Setelah menjadi Kota otonom pada tahun 2002, maka pembangunan perkantoran, perdagangan dan transportasi dialihkan ke Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Kelurahan yang paling padat penduduknya di Kota Tanjungpinang adalah kelurahan Tanjungpinang Kota dengan kepadatan 5.091 jiwa/km2. Dan sebaliknya kepadatan terendah ada di wilayah kelurahan Dompak dengan kepadatan 90 jiwa/km2. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur diarahkan ke wilayah Dompak dan Senggarang yang kepadatan penduduknya masih sedikit, dengan tujuan pemerataan pembangunan. Sebagai contoh Kantor Walikota Tanjungpinang sejak Oktober 2007 dialihkan ke Senggarang dan merupakan pusat perkantoran dan ibukota provinsi yang masih dalam tahap perkantoran Pemerintah Kota Tanjungpinang. Sedangkan pusat perkantoran dan ibukota provinsi yang masih dalam tahap pembangunan akan dialihkan ke Dompak. Kedua contoh tersebut tentunya akan memicu pemerataan kepadatan penduduk di Kota Tanjungpinang menuju pemerataan kesejahteraan penduduk.

Kepadatan penduduk di Kota Tanjungpinang dapat dilihat pada gambar berikut.

(21)

Keterangan :

Terpadat Penduduk Terjarang Penduduk

Gambar 4. Peta Kepadatan Penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Kepadatan penduduk Kota Tanjungpinang pada tahun sebelumnya, yaitu 2010 adalah 922 jiwa/km2. Dari data tersebut dapat ditentukan bahwa kepadatan penduduk Kota Tanjungpinang naik 40 jiwa/km2selama tahun 2011. Jika kenaikan tersebut merata di setiap kecamatan, maka kepadatan dalam satu kecamatan selama satu tahun akan naik 10 jiwa/km2.

4) Angka Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah besaran persentase perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk pada waktu sebelumnya.

Angka pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi penduduk. Indikator laju pertumbuhan penduduk berguna untuk melihat kecenderungan dan memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan.

KEC. TANJUNGPINANG KOTA KEC. TANJUNGPINANG TIMUR KEC. TANJUNGPINANG BARAT

(22)

Angka pertumbuhan penduduk Kota Tanjungpinang disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Angka Pertumbuhan Penduduk Kota Tanjungpinang Tahun 2010 dan 2011

TAHUN PENDUDUKJUMLAH Pt/Po (x)

ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK (ln x)

2010 220.682 1,0014 0,14%

2011 230.380 1,0439 4,39%

Sumber : Data SIAK Kota Tanjungpinang Tahun 2009, 2010, dan 2011

Angka pertumbuhan penduduk Kota Tanjungpinang pada tahun 2010 adalah 0,14%. Angka tersebut sangat berbeda dengan angka pertumbuhan pada tahun 2011 yaitu sebesar 4,39%. Angka pertumbuhan penduduk yang pada tahun 2011 masih berada di bawah angka pertumbuhan penduduk nasional 2010 yaitu sebesar 1,49 persen dan angka pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 4,99 persen (Data Sensus Penduduk 2010). Meskipun demikian hal ini harus menjadi perhatian pemerintah Kota Tanjungpinang, mengingat bahwa Kota Tanjungpinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau.

Pada tahun 2011 pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut salah satunya disebabkan masih terdapat data ganda pada database kependudukan. Data ganda tersebut terjadi karena adanya penduduk pindah dalam kota yang masih tetap terdaftar pada daerah asalnya, akan tetapi penduduk tersebut didaftar kembali di daerah tujuan pindah, sehingga muncul data ganda. Seharusnya data penduduk dari daerah asal dipindahkan ke daerah tujuan, bukan didaftarkan lagi dalam database. Demikian juga untuk data penduduk yang sudah meninggal dunia tidak dilakukan penghapusan data karena tidak ada laporan dari keluarga yang bersangkutan melalui kelurahan. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk dalam database kependudukan mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan sebelumnya.

Pada akhir tahun 2010 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang melakukan pemutakhiran data penduduk sebagai salah satu persiapan pelaksanaan penerapan e-KTP (KTP Elektronik) yang berbasis NIK Nasional dimana Kota Tanjungpinang termasuk dalam 197 Kabupaten/Kota yang wajib menerapkan e-KTP

(23)

pada 2011. Pada proses pemutakhiran data tersebut dilakukan penghapusan data ganda dan data penduduk yang sudah pindah atau meninggal dunia. Selanjutnya secara berkala, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang melakukan monitoring dan evaluasi terhadap database kependudukan SIAK, sehingga meminimalisir adanya data ganda. Dan pada tahun-tahun berikutnya diharapkan pertumbuhan penduduk Kota Tanjungpinang akan stabil.

b. Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial 1) Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Berikut adalah tabel distribusi penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan dan jenis kelamin kota Tanjungpinang tahun 2011 :

Tabel 6. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir Tahun 2011

NO KECAMATAN / KELURAHAN PENDIDIKAN TERAKHIR TIDAK/BELUM SEKOLAH TDK. TMT SD / SDRJT TAMAT SD / SDRJT SLTP / SDRJT SLTA /SDRJT DIPL. I /II AKADE MI / DIPL. III / S.MUDA DIPL. IV / S- I S-II S-III TANJUNGPINANG BARAT 9.840 5.394 13.592 8.283 19.998 352 1.253 2.615 161 5

1 TANJUNG PINANG BARAT 3.418 2.285 3.477 2.681 7.468 161 520 1.123 71 2

2 KEMBOJA 2.621 876 5.943 2.412 4.687 47 202 410 24 3

3 KAMPUNG BARU 1.991 1.290 2.173 1.706 4.043 89 287 600 51 0

4 BUKIT CERMIN 1.810 943 1.999 1.484 3.800 55 244 482 15 0

TANJUNGPINANG TIMUR 16.323 9.730 12.558 12.113 24.399 718 1.753 3.599 241 18

1 MELAYU KOTA PIRING 3.415 1.990 2.757 2.938 6.083 224 371 867 85 11

2 KAMPUNG BULANG 1.686 1.062 1.865 1.538 2.885 62 187 394 25 2

3 AIR RAJA 2.364 1.155 1.765 1.797 3.630 86 295 544 37 3

4 BATU IX 3.649 2.367 3.016 2.949 5.417 119 397 725 45 0

5 PINANG KENCANA 5.209 3.156 3.155 2.891 6.384 227 503 1.069 49 2

TANJUNGPINANG KOTA 3.830 3.295 8.447 2.953 4.472 75 144 393 25 1

1 TANJUNG PINANG KOTA 867 479 2.713 927 2.279 16 84 251 19 1

2 KAMPUNG BUGIS 1.832 2.054 2.833 1.172 1.064 19 24 52 2 0

3 SENGGARANG 666 478 2.217 464 490 11 7 20 0 0

4 PENYENGAT 465 284 684 390 639 29 29 70 4 0

BUKIT BESTARI 10.885 7.520 13.710 8.864 17.677 549 1.437 2.909 237 12

1 TANJUNG PINANG TIMUR 2.018 1.302 2.141 1.758 3.459 114 250 521 42 3

2 DOMPAK 762 315 1.192 235 209 11 4 3 0 1

3 TANJUNG AYUN SAKTI 2.218 1.220 2.310 1.904 4.534 190 489 900 73 6

4 SEI JANG 3.140 1.820 4.124 2.794 5.921 166 473 1.053 99 2

5 TANJUNG UNGGAT 2.747 2.863 3.943 2.173 3.554 68 221 432 23 0

TOTAL 40.878 25.939 48.307 32.213 66.546 1.694 4.587 9.516 664 36

(24)

Data tersebut bisa disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk kota Tanjungpinang mayoritas adalah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 66.546 jiwa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Strata III, penduduk kota Tanjungpinang masih sangat sedikit yaitu 36 orang.

Jika dikelompokkan menurut jenis kelamin, dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Proporsi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

NO TINGKAT PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI % PEREMPUAN %

1 Tidak/Belum Sekolah 20.820 50,93 20.058 49,07 40.878 2 Belum Tamat SD/Sederajat 13.098 50,50 12.841 49,50 25.939 3 Tamat SD/Sederajat 22.585 46,75 25.722 53,25 48.307 4 SLTP/Sederajat 16.537 51,34 15.676 48,66 32.213 5 SLTA/Sederajat 35.860 53,89 30.686 46,11 66.546 6 Diploma I/II 515 30,40 1.179 69,60 1.694 7 Akademi/Diploma III/S. Muda 2.050 44,69 2.537 55,31 4.587 8 Diploma IV/Strata I 5.277 55,45 4.239 44,55 9.516 9 Strata II 474 71,39 190 28,61 664 10 Strata III 23 63,89 13 36,11 36

TOTAL 117.239 50,89 113.141 49,11 230.380

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 TIDAK/BELUM

SEKOLAH TDK.TMT SD /SEDERAJAT TAMAT SD /SEDERAJAT SEDERAJATSLTP / SEDERAJATSLTA /

40.878 25.939

48.307

32.213

Data tersebut bisa disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk kota Tanjungpinang mayoritas adalah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 66.546 jiwa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Strata III, penduduk kota Tanjungpinang masih sangat sedikit yaitu 36 orang.

Jika dikelompokkan menurut jenis kelamin, dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Proporsi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

NO TINGKAT PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI % PEREMPUAN %

1 Tidak/Belum Sekolah 20.820 50,93 20.058 49,07 40.878 2 Belum Tamat SD/Sederajat 13.098 50,50 12.841 49,50 25.939 3 Tamat SD/Sederajat 22.585 46,75 25.722 53,25 48.307 4 SLTP/Sederajat 16.537 51,34 15.676 48,66 32.213 5 SLTA/Sederajat 35.860 53,89 30.686 46,11 66.546 6 Diploma I/II 515 30,40 1.179 69,60 1.694 7 Akademi/Diploma III/S. Muda 2.050 44,69 2.537 55,31 4.587 8 Diploma IV/Strata I 5.277 55,45 4.239 44,55 9.516 9 Strata II 474 71,39 190 28,61 664 10 Strata III 23 63,89 13 36,11 36

TOTAL 117.239 50,89 113.141 49,11 230.380

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

SLTA /

SEDERAJAT DIPL. I / II AKADEMI /DIPL. III / S.MUDA

DIPL. IV /

STRATA I STRATA II STRATA III

66.546

1.694 4.587 9.516

664 36

Data tersebut bisa disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk kota Tanjungpinang mayoritas adalah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 66.546 jiwa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Strata III, penduduk kota Tanjungpinang masih sangat sedikit yaitu 36 orang.

Jika dikelompokkan menurut jenis kelamin, dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Proporsi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

NO TINGKAT PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI % PEREMPUAN %

1 Tidak/Belum Sekolah 20.820 50,93 20.058 49,07 40.878 2 Belum Tamat SD/Sederajat 13.098 50,50 12.841 49,50 25.939 3 Tamat SD/Sederajat 22.585 46,75 25.722 53,25 48.307 4 SLTP/Sederajat 16.537 51,34 15.676 48,66 32.213 5 SLTA/Sederajat 35.860 53,89 30.686 46,11 66.546 6 Diploma I/II 515 30,40 1.179 69,60 1.694 7 Akademi/Diploma III/S. Muda 2.050 44,69 2.537 55,31 4.587 8 Diploma IV/Strata I 5.277 55,45 4.239 44,55 9.516 9 Strata II 474 71,39 190 28,61 664 10 Strata III 23 63,89 13 36,11 36

TOTAL 117.239 50,89 113.141 49,11 230.380

(25)

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada Tingkat Pendidikan tertentu penduduk laki-laki di Kota Tanjungpinang mendominasi tingkat pendidikan penduduk perempuan, demikian juga sebaliknya. Pada tingkat pendidikan SLTP/Sederajat, SLTA/Sederajat, Diploma IV/Strata I, Strata II dan Strata III didominasi oleh penduduk Laki-laki. Sedangkan Tamat SD/Sederajat, Diploma I/II, dan Akademi/Diploma III/Sarjana Muda didominasi oleh penduduk perempuan.

2) Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Dari tabel dan gambar ini akan diketahui karakteristik penduduk berdasarkan pemeluk agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan lainnya) untuk Kota Tanjungpinang.

Tabel 8. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Agama dan Kepercayaan Tahun 2011

NO KECAMATAN /KELURAHAN A G A M A

ISLAM KRISTEN KHATOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU LAINNYA

TANJUNGPINANG BARAT 44.846 3.403 594 14 12.163 471 2

1 TANJUNG PINANG BARAT 18.234 916 219 10 1.806 19 2

2 KEMBOJA 8.264 735 158 3 7.656 409 0

3 KAMPUNG BARU 8.550 1.304 130 1 2.207 38 0

4 BUKIT CERMIN 9.798 448 87 0 494 5 0

TANJUNGPINANG TIMUR 69.804 6.370 1.263 27 3.953 21 14

1 MELAYU KOTA PIRING 15.647 2.106 423 4 557 4 0

2 KAMPUNG BULANG 6.842 729 230 1 1.889 7 8

3 AIR RAJA 9.995 967 122 3 579 10 0

4 BATU IX 17.114 954 178 2 436 0 0

5 PINANG KENCANA 20.206 1.614 310 17 492 0 6

TANJUNGPINANG KOTA 14.957 482 244 6 7.907 32 7

1 TANJUNG PINANG KOTA 1.175 300 119 6 6.006 30 0

2 KAMPUNG BUGIS 8.562 93 54 0 343 0 0

3 SENGGARANG 2.632 89 71 0 1.552 2 7

4 PENYENGAT 2.588 0 0 0 6 0 0

BUKIT BESTARI 49.894 4.239 889 5 8.657 114 2

1 TANJUNG PINANG TIMUR 9.029 720 238 0 1.601 20 0

2 DOMPAK 2.584 23 67 0 58 0 0

3 TANJUNG AYUN SAKTI 10.789 1.357 116 4 1.562 14 2

4 SEI JANG 15.250 1.243 297 0 2.789 13 0

5 TANJUNG UNGGAT 12.242 896 171 1 2.647 67 0

TOTAL 179.501 14.494 2.990 52 32.680 638 25

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Data tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti di bawah. Dari kedua penyajian tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk kota Tanjungpinang beragama Islam yaitu sebanyak 179.501 jiwa, dan paling sedikit adalah agama Hindu sebanyak 52 jiwa.

(26)

Gambar 6. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Agama dan Kepercayaan Tahun 2011

Pada tabel dan gambar terdapat agama Lainnya sebanyak 25 orang. Agama yang dimaksud di sini adalah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau agama yang belum diakui di Indonesia.

3) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kecacatan

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori khusus.

Tabel 9. Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Jenis Kecacatan Laki-Laki Perempuan

Penyandang Cacat

Jml % Jml % Jml %

Cacat Fisik 61 30,96 46 35,38 107 32,72 Cacat Fisik dan Mental 23 11,68 8 6,15 31 9,48 Cacat Lainnya 25 12,69 24 18,46 49 14,98 Cacat Mental/Jiwa 51 25,89 22 16,92 73 22,32 Cacat Netra/Buta 9 4,57 10 7,69 19 5,81 Cacat Rungu/Wicara 28 14,21 20 15,38 48 14,68

Jumlah 197 100 130 100 327 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk penyandang cacat di Kota Tanjungpinang adalah sebanyak 327 jiwa. Penyandang cacat terbanyak adalah cacat fisik yaitu sebanyak 107 jiwa. Sedangkan penyandang cacat paling sedikit adalah cacat tunanetra yaitu sebanyak 19 jiwa. Data tersebut dapat disajikan juga dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.

ISLAM; 179.501 KRISTEN; 14.494 BUDHA; 32.680 OTHER; 3.705

Gambar 6. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Agama dan Kepercayaan Tahun 2011

Pada tabel dan gambar terdapat agama Lainnya sebanyak 25 orang. Agama yang dimaksud di sini adalah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau agama yang belum diakui di Indonesia.

3) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kecacatan

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori khusus.

Tabel 9. Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Jenis Kecacatan Laki-Laki Perempuan

Penyandang Cacat

Jml % Jml % Jml %

Cacat Fisik 61 30,96 46 35,38 107 32,72 Cacat Fisik dan Mental 23 11,68 8 6,15 31 9,48 Cacat Lainnya 25 12,69 24 18,46 49 14,98 Cacat Mental/Jiwa 51 25,89 22 16,92 73 22,32 Cacat Netra/Buta 9 4,57 10 7,69 19 5,81 Cacat Rungu/Wicara 28 14,21 20 15,38 48 14,68

Jumlah 197 100 130 100 327 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk penyandang cacat di Kota Tanjungpinang adalah sebanyak 327 jiwa. Penyandang cacat terbanyak adalah cacat fisik yaitu sebanyak 107 jiwa. Sedangkan penyandang cacat paling sedikit adalah cacat tunanetra yaitu sebanyak 19 jiwa. Data tersebut dapat disajikan juga dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.

KRISTEN; 14.494 BUDHA; 32.680 OTHER; 3.705 KHATOLIK ; 2.990 KONGHUCU; 638 HINDU; 52 LAINNYA; 25

Gambar 6. Diagram Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Agama dan Kepercayaan Tahun 2011

Pada tabel dan gambar terdapat agama Lainnya sebanyak 25 orang. Agama yang dimaksud di sini adalah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau agama yang belum diakui di Indonesia.

3) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kecacatan

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori khusus.

Tabel 9. Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Jenis Kecacatan Laki-Laki Perempuan

Penyandang Cacat

Jml % Jml % Jml %

Cacat Fisik 61 30,96 46 35,38 107 32,72 Cacat Fisik dan Mental 23 11,68 8 6,15 31 9,48 Cacat Lainnya 25 12,69 24 18,46 49 14,98 Cacat Mental/Jiwa 51 25,89 22 16,92 73 22,32 Cacat Netra/Buta 9 4,57 10 7,69 19 5,81 Cacat Rungu/Wicara 28 14,21 20 15,38 48 14,68

Jumlah 197 100 130 100 327 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk penyandang cacat di Kota Tanjungpinang adalah sebanyak 327 jiwa. Penyandang cacat terbanyak adalah cacat fisik yaitu sebanyak 107 jiwa. Sedangkan penyandang cacat paling sedikit adalah cacat tunanetra yaitu sebanyak 19 jiwa. Data tersebut dapat disajikan juga dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.

(27)

Gambar 7. Diagram Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Berdasarkan data SIAK, dapat diketahui juga bahwa jumlah penduduk penyandang cacat yang masih berada pada usia sekolah adalah sebanyak 85 jiwa (25,99%).

Informasi tentang jumlah penyandang cacat dapat digunakan pemerintah Kota Tanjungpinang untuk memberikan fasilitas kepada para penyandang cacat agar bisa melakukan aktifitas yang sama dengan penduduk lainnya. Contohnya adalah pendirian Sekolah Luar Biasa jika masih berada pada usia sekolah dan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai bagi penyandang cacat usia produktif.

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori

khusus.

4) Penduduk Menurut Status Kawin

Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dalam mengembangkan program-program pembangunan keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan Keluarga Berencana/pembangunan keluarga.

0 20 40 60 80 100 120

CACAT FISIK TUNA NETRA

107

19

Gambar 7. Diagram Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Berdasarkan data SIAK, dapat diketahui juga bahwa jumlah penduduk penyandang cacat yang masih berada pada usia sekolah adalah sebanyak 85 jiwa (25,99%).

Informasi tentang jumlah penyandang cacat dapat digunakan pemerintah Kota Tanjungpinang untuk memberikan fasilitas kepada para penyandang cacat agar bisa melakukan aktifitas yang sama dengan penduduk lainnya. Contohnya adalah pendirian Sekolah Luar Biasa jika masih berada pada usia sekolah dan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai bagi penyandang cacat usia produktif.

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori

khusus.

4) Penduduk Menurut Status Kawin

Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dalam mengembangkan program-program pembangunan keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan Keluarga Berencana/pembangunan keluarga.

TUNA NETRA TUNA RUNGU CACAT MENTAL/JIWA CACAT FISIK/MENTAL CACAT LAINNYA 19 48 73 31 49

Gambar 7. Diagram Penduduk Penyandang Cacat Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Berdasarkan data SIAK, dapat diketahui juga bahwa jumlah penduduk penyandang cacat yang masih berada pada usia sekolah adalah sebanyak 85 jiwa (25,99%).

Informasi tentang jumlah penyandang cacat dapat digunakan pemerintah Kota Tanjungpinang untuk memberikan fasilitas kepada para penyandang cacat agar bisa melakukan aktifitas yang sama dengan penduduk lainnya. Contohnya adalah pendirian Sekolah Luar Biasa jika masih berada pada usia sekolah dan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai bagi penyandang cacat usia produktif.

Data ini sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk dengan kategori

khusus.

4) Penduduk Menurut Status Kawin

Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dalam mengembangkan program-program pembangunan keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan Keluarga Berencana/pembangunan keluarga.

(28)

Tabel 10. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Status Perkawinan Tahun 2011

KECAMATAN / KELURAHAN

PENDUDUK

BELUM KAWIN KAWIN CERAI HIDUP CERAI MATI

L P JML L P JML L P JML L P JML

TANJUNGPINANG BARAT 17.682 14.348 32.030 12.708 13.085 25.793 255 605 860 456 2.354 2.810

TANJUNG PINANG BARAT 6.052 4.901 10.953 4.445 4.585 9.030 82 187 269 150 804 954

KEMBOJA 5.108 4.096 9.204 3.387 3.453 6.840 84 189 273 166 742 908

KAMPUNG BARU 3.557 2.796 6.353 2.598 2.708 5.306 48 126 174 71 326 397

BUKIT CERMIN 2.965 2.555 5.520 2.278 2.339 4.617 41 103 144 69 482 551 TANJUNGPINANG TIMUR 23.347 19.309 42.656 17.872 18.225 36.097 197 612 809 259 1.631 1.890

MELAYU KOTA PIRING 5.532 4.561 10.093 4.004 4.028 8.032 45 134 179 51 386 437

KAMPUNG BULANG 2.775 2.306 5.081 2.046 2.136 4.182 36 78 114 38 291 329

AIR RAJA 3.383 2.761 6.144 2.498 2.597 5.095 26 158 184 32 221 253

BATU IX 5.333 4.301 9.634 4.241 4.287 8.528 40 107 147 73 302 375

PINANG KENCANA 6.324 5.380 11.704 5.083 5.177 10.260 50 135 185 65 431 496 TANJUNGPINANG KOTA 6.984 5.302 12.286 4.999 5.094 10.093 102 156 258 199 799 998

TANJUNG PINANG KOTA 2.166 1.871 4.037 1.545 1.591 3.136 33 45 78 66 319 385

KAMPUNG BUGIS 2.822 1.934 4.756 1.969 1.962 3.931 30 61 91 66 208 274

SENGGARANG 1.278 946 2.224 925 934 1.859 29 34 63 49 158 207

PENYENGAT 718 551 1.269 560 607 1.167 10 16 26 18 114 132

BUKIT BESTARI 18.275 15.349 33.624 13.299 13.744 27.043 232 529 761 373 1.999 2.372

TANJUNG PINANG TIMUR 3.357 2.698 6.055 2.426 2.504 4.930 56 101 157 68 398 466

DOMPAK 762 582 1.344 628 626 1.254 14 13 27 26 81 107

TANJUNG AYUN SAKTI 3.930 3.486 7.416 2.854 2.943 5.797 35 101 136 64 431 495

SEI JANG 5.581 4.761 10.342 4.115 4.289 8.404 69 184 253 77 516 593

TANJUNG UNGGAT 4.645 3.822 8.467 3.276 3.382 6.658 58 130 188 138 573 711

TOTAL 66.288 54.308 120.596 48.878 50.148 99.026 786 1.902 2.688 1.287 6.783 8.070 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa banyaknya penduduk belum kawin adalah 120.596 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki 66.288 jiwa dan perempuan 54.308 jiwa. Ini berarti bahwa lebih dari setengah jumlah penduduk Kota Tanjungpinang masih belum kawin.

Jika dilihat juga pada grafik piramida penduduk Kota Tanjungpinang sebelumnya, maka penduduk usia di bawah 40 tahun mencapai 72,27%. Jadi untuk 5 – 10 tahun kedepan Kota Tanjungpinang diperkirakan akan mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Rata-Rata Umur Kawin Pertama (SMAM)

Definisi dari Singulate Mean Age at Marriage = SMAM adalah perkiraan (estimasi) rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin). Rata-rata usia kawin pertama dari penduduk suatu daerah mencerminkan keadaan sosial ekonomi dari daerah tersebut. Perempuan dan laki-laki yang kawin muda biasanya tidak banyak mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga mereka menikah pada usia muda meninggalkan bangku sekolah.

(29)

Kegunaan tersedianya indikator rata-rata umur kawin pertama dengan metode SMAM akan memudahkan para penentu kebijakan dan perencanaan pembangunan untuk mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar melanjutkan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan keterampilan agar tidak segera memasuki jenjang perkawinan. Program untuk pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan juga dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah masing-masing.

Berikut disajikan tabel yang dapat digunakan untuk menentukan rata-rata usia kawin pertama (SMAM).

Tabel 11. Persentase Penduduk Lajang Kota Tanjungpinang Tahun 2011 Kelompok Umur ∑ Penduduk Perempuan Belum Kawin ∑ Penduduk Perempuan % Lajang 15 - 19 8.313 8.556 97,16 20 - 24 6.587 8.587 76,71 25 - 29 4.314 11.359 37,98 30 - 34 2.497 13.523 18,46 35 - 39 1.274 11.053 11,53 40 - 44 656 8.703 7,54 45 - 49 328 6.529 5,02

Jumlah persentase single umur 15 – 49 254,40

50 - 54 274 5.343 5,13

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011,

Diolah

Angka SMAM 26,52 dapat diinterpretasikan sebagai rata-rata umur pertama kali kawin penduduk perempuan Kota Tanjungpinang pada tahun 2011. Artinya, bahwa rata-rata umur kawin pertama penduduk perempuan Kota Tanjungpinang pada tahun 2011 adalah umur 26 - 27 tahun, dan ini merupakan usia kawin pertama yang cukup tinggi. Hal ini juga mencerminkan bahwa perempuan di Kota Tanjungpinang cenderung menikah setelah menyelesaikan pendidikan minimal SLTA/Sederajat.

c. Keluarga

Informasi tentang jumlah keluarga dan komposisi anggota keluarga, diperlukan dalam perencanaan maupun implementasi

(30)

kebijakan pemenuhan pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, kebutuhan pangan, pengentasan kemiskinan, dan sebagainya.

Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak yang belum kawin.

Keluarga luas (extended family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orang tua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga.

1) Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga

Banyaknya jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan dan kesejahteraan dalam satu keluarga, dimana diasumsikan semakin kecil jumlah anggota keluarga, akan semakin baik tingkat kesejahteraannya.

Rata-rata jumlah angota keluarga biasanya digunakan untuk melihat perubahan paradigma dari keluarga luas menjadi keluarga kecil.

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui banyaknya Kepala Keluarga yang ada di Kota Tanjungpinang adalah 65.115 kepala keluarga. Dengan jumlah penduduk sebanyak 230.380 jiwa, maka rata-rata jumlah anggota keluarga di Kota Tanjungpinang tahun 2011 berkisar antara 3 – 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata anggota keluarga pada setiap Kepala Keluarga merupakan keluarga inti.

(31)

Tabel 12. Jumlah KK dan Rata-Rata Anggota Keluarga Kota Tanjungpinang Tahun 2011 NO KECAMATAN /KELURAHAN JUMLAH KEPALA KELUARGA JUMLAH PENDUDUK RATA-RATA ANGGOTA KELUARGA TANJUNGPINANG BARAT 17.861 61.493 3

1 TANJUNG PINANG BARAT 6.083 21.206 3 2 KEMBOJA 5.117 17.225 3 3 KAMPUNG BARU 3.504 12.230 3 4 BUKIT CERMIN 3.157 10.832 3

TANJUNGPINANG TIMUR 22.709 81.452 4

1 MELAYU KOTA PIRING 5.465 18.741 3 2 KAMPUNG BULANG 2.846 9.706 3 3 AIR RAJA 3.149 11.676 4 4 BATU IX 5.095 18.684 4 5 PINANG KENCANA 6.154 22.645 4

TANJUNGPINANG KOTA 6.667 23.635 4

1 TANJUNG PINANG KOTA 2.251 7.636 3 2 KAMPUNG BUGIS 2.421 9.052 4 3 SENGGARANG 1.254 4.353 3 4 PENYENGAT 741 2.594 4

BUKIT BESTARI 17.878 63.800 4

1 TANJUNG PINANG TIMUR 3.329 11.608 3

2 DOMPAK 775 2.732 4

3 TANJUNG AYUN SAKTI 3.862 13.844 4 4 SEI JANG 5.457 19.592 4 5 TANJUNG UNGGAT 4.455 16.024 4

TOTAL 65.115 230.380 4

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011,

Diolah

2) Status Hubungan Dengan Kepala Keluarga (SHDK)

Hubungandengan kepala keluarga digunakan untuk melihat

banyaknya kepala keluarga menurut jenis kelamin, pola pengaturan tinggal bersama (living arrangement) dan pola pengasuhan anak dalam keluarga tersebut. Setiap anggota dalam keluarga mempunyai status hubungan dengan kepala keluarga seperti suami,istri, anak, menantu, cucu, keponakan, orang tua dan mertua, termasuk adanya orang lain yang tinggal bersama seperti pembantu rumah tangga.

Untuk Kota Tanjungpinang status hubungan dengan Kepala Keluarga dapat dilihat pada tabel berikut:

(32)

Tabel 13. Kepala Keluarga Kota Tanjungpinang Menurut Status Hubungan Dengan Kepala Keluarga Tahun 2011

NO STATUS HUBUNGANDENGAN KEPALA KELUARGA

JENIS KELAMIN

Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk

 %  %  % 1 KEPALA KELUARGA 53.968 46,03 11.147 9,85 65.115 28,26 2 SUAMI 9 0,01 9 0,01 3 ISTRI 46.123 40,77 46.123 20,02 4 ANAK 54.297 46,31 47.288 41,80 101.585 44,09 5 MENANTU 30 0,03 47 0,04 77 0,03 6 CUCU 729 0,62 628 0,56 1.357 0,59 7 ORANG TUA 259 0,22 1.466 1,30 1.725 0,75 8 MERTUA 126 0,11 681 0,60 807 0,35 9 FAMILY LAIN 7.661 6,53 5.372 4,75 13.033 5,66 10 PEMBANTU 10 0,01 143 0,13 153 0,07 11 LAINNYA 150 0,13 246 0,22 396 0,17 JUMLAH 117.239 100 113.141 100 230.380 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 2011, Diolah

Tabel tersebut menunjukkan hubungan antar anggota keluarga dengan Kepala Keluarga, baik mereka yang masih mempunyai hubungan kekerabatan maupun tidak, seperti pembantu rumah tangga yang tinggal dalam satu rumah yang sama.

Pada tabel di atas, tampak bahwa kepala keluarga laki-laki umumnya mempunyai istri/pasangan, yaitu sebanyak 53.968 Kepala Keluarga laki-laki terdapat 46.123 istri. Akan tetapi dari 11.147 Kepala Keluarga Perempuan hanya terdapat 9 suami saja. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kondisi tersebut diantaranya adalah kepala keluarga mempunyai status perkawinan belum kawin, cerai hidup ataupun cerai mati. Ada kemungkinan juga bahwa suami/istri tidak tinggal dalam satu tempat (bekerja di daerah luar Kota Tanjungpinang).

Status hubungan dengan kepala keluarga yaitu anak, memiliki persentase terbesar yaitu 44,09%. Sedangkan untuk status suami memiliki persentase paling sedikit yaitu 0,01%.

Gambar

Gambar 1. Peta Kota Tanjungpinang
Tabel 1. Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan/Kelurahan Tahun 2011
Gambar 2. Grafik Distribusi Penduduk Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011
Tabel 2. Rasio Jenis Kelamin (RJK) Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Tanjungpinang Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis sistem yang sedang berjalan ini menjelaskan kegiatan pengolahan data penduduk, pembuatan KK/KTP yang ada di Kota Tanjung Pinang. Analisis yang sedang

Dalam laporan ini, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing

Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) merupakan keseimbangan dinamis antara kekuatan- kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Dari data LPP

Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun. Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan

Penduduk usia kerja Batas usia kerja penduduk yang diberlaku pada profil perkembangan kependudukan Kota Payakumbuh ini adalah penduduk berusia 15-64 tahun karena

Buku Profil Perkembangan Kependudukan ini berisi gambaran umum tentang kuantitas, kualitas, mobilitas penduduk dan kepemilikan Dokumen Kependudukan di Kabupaten

Sejalan dengan kebijakan program pembangunan Pemerintah Kota Mataram, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui rencana strategisnya Tahun 2011-2015 telah menetapkan

Tujuan dari Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan dan meningkatkan penyelenggaraan pelayanan