• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUHAMMAD IYAS F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MUHAMMAD IYAS F"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPAT RESPONDEN

(30 MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNOLOGI

INDUSTRI PERTANIAN - FATETA, IPB) TERHADAP

ATRIBUT PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN

TRANSPARAN MEREK MADU MUTIARA

Oleh:

MUHAMMAD IYAS F34102118

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

ANALISIS PENDAPAT RESPONDEN

(30 MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNOLOGI

INDUSTRI PERTANIAN - FATETA, IPB) TERHADAP

ATRIBUT PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN

TRANSPARAN MEREK MADU MUTIARA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

MUHAMMAD IYAS F34102118

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(3)

Judul Skripsi :Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara Nama : Muhammad Iyas

NIM : F34102118

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Lien Herlina, M.Sc. Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc. NIP: 19581108 198211 2 001 NIP: 19610123 198601 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen

Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti NIP. 19621009 198903 2 001

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara” adalah hasil karya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik, dan semua sumber yang dikutip telah saya nyatakan dengan benar

Jakarta, Januari 2010 ... Nama : NRP : Muhammad Iyas F34102118

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara”. Skripsi ini dibuat sebagai hasil laporan dari penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden dan menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein.

Selain itu penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1) pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pada Kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Lien Herlina, MSc. dan Bapak Dr. Ir. Jono M.Munandar, MSc. selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing penulis dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Ibu Dr. Hj. Indah Yuliasih, S.TP, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya.

3. Bapak dan Mama tercinta, serta seluruh keluarga yang telah sabar, memberikan dorongan, doa dan kasih sayang yang tulus.

4. Seluruh Dosen-Dosen yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang tak ternilai selama masa perkuliahan.

5. Sahabat-sahabat penulis : Frans (Jerry), Adriel, Amin, Monyong, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas dorongan dan kebersamaan yang tidak terlupakan.

(6)

7. Seluruh staf Departemen TIN terutama Bapak Mul dan Ibu Nina yang selalu memberikan dukungan untuk saya.

8. Semua Pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Januari 2010 Penulis,

(7)

Muhammad Iyas. F34102118. Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara. Di bawah bimbingan Lien Herlina dan Jono M.Munandar.

ABSTRAK

Saat ini sabun mandi transparan belum banyak dijual kepada konsumen akhir melainkan lebih banyak diminati untuk digunakan sebagai gift, souvenir atau sebagai sabun hotel yang lebih ditujukan untuk konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis. Sebenarnya sabun transparan batangan masih berpeluang besar masuk ke pasar retail yang ditujukan kepada konsumen akhir, dengan memposisikan diri sebagai sabun mandi kesehatan (contohnya sabun merek Madu Mutiara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden serta menganalisis sikap responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein.

Atribut produk sabun mandi adalah ciri-ciri yang melekat dari produk inti dan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan produk sabun mandi. Model sikap multiatribut Fishbein digunakan untuk mengukur sikap responden dan mengetahui pengetahuan produk yang dimiliki oleh responden. Selain itu model ini juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan (belief) mereka terhadap atribut suatu produk, sehingga membentuk sikap (attitude) tentang berbagai objek.

Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein mengidentifikasi atribut daya bersih, aroma, warna, label, harga, kemasan, merek, iklan, kesehatan, prestige pada produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara sebagai faktor yang penting dan memberikan pengaruh yang yang cukup besar terhadap pemilihan produk sabun mandi kesehatan transparan.

Atribut kesehatan merupakan atribut dengan nilai sikap tertinggi, yang berarti responden menganggap bahwa kesehatan sebagai faktor yang paling penting dalam memilih sabun Madu Mutiara. Sedangkan atribut prestige mempunyai nilai sikap terendah, yang berarti responden merasa bahwa prestige atau rasa bangga merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya dalam memilih produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki nilai total sikap terhadap seluruh atribut produk sebesar 11,39 yang berarti sikap responden terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan adalah cukup baik. Ini menunjukkan bahwa produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara yang merupakan sabun mandi batangan masih cukup diminati oleh responden.

Kata kunci:

(8)

Muhammad Iyas. F34102118. Analysis Respondent Opinions (30 Students from Department of Agroindustrial Technology - FATETA, IPB) Toward Attributes of Transparent Health Bath Soap Madu Mutiara. Supervised by Lien Herlina and

Jono M.Munandar.

ABSTRACT

In these recent days transparent soaps are more popular as gift, souvenir and hotel soap. These kinds of soaps are sold to organizational consumer not for end user consumer. Actually transparent soap still potential to enter the retail market as soap that were intended for end user consumer, for example Madu Mutiara Soap which is positioned as health bath soap.

The purpose of this research is for identifying attributes of transparent health bath soap Madu Mutiara which is important and influence respondent. This research is also purposed to analyze respondent opinion by using Fishbein Multi Attributes Model. Attributes of transparent health bath soap are the characteristics by which products are identified and differentiated. Product attributes usually comprise features, functions, benefits, and uses. Fishbein Multi Attributes Model is used to measure respondent attitude toward attributes of toilet transparent health soap Madu Mutiara.

The result of this research indicates that cleansing power, aroma, colour, label, price, package, brand, advertisement, health and prestige are important factor and have quite influence for respondent in choosing transparent health bath soap product. Health is attribute that has the highest attitude value, which means that respondent think that health is the most important factor in choosing the product. On the contrary, prestige is attribute that has the lowest attitude value, this mean respondent think that prestige is the least important factor in choosing the product. This research also indicates that the total attitude value toward all attributes is 11,39 which means that respondent attitude toward transparent health bath soap Madu Mutiara is quite good. It shows that respondent still interest and keen on transparent health bath soap Madu Mutiara.

Key words:

(9)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... A. Latar belakang... B. Tujuan Penelitian... II. TINJAUAN PUSTAKA...

A. Sabun Secara Umum... B. Sabun Transparan... C. Pemasaran... D. Strategi Pemasaran... E. Bauran Pemasaran... F. Pelanggan... G. Kepuasan... H. Keyakinan dan Sikap Konsumen...

1. Definisi Sikap... 2. Komponen Sikap... I. Preferensi Konsumen... J. Landasan Teori... 1. Pengambilan Sampel... 2. Pengujian Kuesioner... 3. Model Sikap Multiatribut Fishbein... 1. Atribut... 2. Kepercayaan (Belief)... 3. Evaluasi Atribut... i iii v vii viii ix 1 1 3 4 4 5 6 8 9 11 11 12 12 13 15 16 16 17 18 19 19 20

(10)

III. METODOLOGI PENELITIAN... A. Kerangka Pemikiran... B. Desain Penelitian... C. Tahapan Pelaksanaan... 1. Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian... 2. Studi Pustaka... 3. Identifikasi Atribut... 4. Pemilihan Responden... 5. Teknik Pengumpulan Data... 6. Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner... 7. Metode Analisis Data…... 1. Model Sikap Multiatribut Fishbein... 2. Analisis Deskriptif... IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...

A. Deskripsi Produk... B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuisioner... C. Profil Responden... D. Preferensi Responden... E. Analisis Multiatribut Fishbein... 1. Nilai Evaluasi... 2. Nilai Kepercayaan... 3. Nilai Sikap Responden... V. KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... 21 21 21 22 22 23 23 24 25 25 25 25 26 28 28 29 30 33 37 38 39 42 49 49 49 50 52

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kriteria Indeks Reliabilitas... Tabel 2. Nilai Pearson Correlation... Tabel 3. Jenis Kelamin Responden... Tabel 4. Pendapatan Atau Uang Saku Responden... Tabel 5. Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Trannsparan.. Tabel 6. Nilai Evaluasi Responden (ei)... Tabel 7. Nilai Kepercayaan Responden (bi)... Tabel 8. Nilai Sikap Responden (Ao)... Tabel 9. Nilai Sikap Responden Maksimum (Ao Maksimum)... Tabel 10. Karakteristik Asam Lemak...

18 30 31 31 32 38 40 42 42 45

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Jenis-Jenis Sabun Mandi... Gambar 2. Komponen Sikap... Gambar 3. Kerangka Pemikiran... Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan... Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya... Gambar 6. Pernah Menggunakan Produk Sabun Mandi Kesehatan

Transparan... Gambar 7. Alasan Tidak Pernah Menggunakan Sabun Mandi

Kesehatan Transparan... Gambar 8. Sumber Informasi Yang Diharapkan... Gambar 9. Jenis Promosi Yang Diharapkan... Gambar 10. Manfaat Produk Yang Diharapkan... Gambar 11. Lokasi Penjualan Yang Diharapkan... Gambar 12. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Evaluasi... Gambar 13. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Kepercayaan... Gambar 14. Rentang Nilai Sikap Responden... Gambar 15. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Sikap Responden...

5 14 21 22 29 32 34 34 35 36 37 38 40 43 43

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Deskripsi Produk... Lampiran 2. Form Kuesioner Responden... Lampiran 3. Nilai Tingkat Kepentingan Responden... Lampiran 4. Nilai Keyakinan Responden... Lampiran 5. Profil Responden... Lampiran 6. Keterkaitan Pendapatan, Pernah Menggunakan

dan Jenis Kelamin Responden... Lampiran 7. Uji Validitas... Lampiran 8. Uji Reliabilitas... Lampiran 9. Skema Proses Produksi Sabun Mandi Transparan... Lampiran 10. Brosur Produk Mutiara Tugu Ibu...

52 53 57 58 59 63 64 68 72 73

(14)

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hidup bersih dan sehat merupakan salah satu dari ciri-ciri manusia modern. Untuk menjaga agar dapat tetap bersih dan sehat maka membersihkan seluruh anggota badan (mandi) secara teratur. Kenyataan sehari-hari memperlihatkan bahwa kebutuhan mandi dengan menggunakan sabun mandi merupakan ciri manusia modern yang berpendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya diikuti pula dengan semakin tingginya tingkat kesadaran akan pentingnya kebersihan, oleh karena itu kebutuhan sabun mandi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan berkembangnya tingkat pendidikan. Dalam kehidupan masyarakat modern ini maka penggunaan sabun untuk mandi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Industri sabun mandi mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Selain itu meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat telah mendorong peningkatan daya beli. Dengan semakin besarnya permintaan sabun mandi dalam negeri, maka jumlah perusahaan yang memproduksi sabun mandi juga semakin bertambah.

Industri sabun mandi tumbuh subur di Indonesia, dimana pada tahun 2000 tercatat telah ada 82 (delapan puluh dua) perusahaan pembuat sabun mandi (Izhar, 2002). Sabun mandi sebagai alat pembersih yang juga sekaligus memperindah kulit, banyak beredar di pasar dengan berbagai ragam merek dan jenisnya. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan yang ketat baik menyangkut merek maupun jenis produk. Untuk itu maka perusahaan pembuat sabun mandi perlu melakukan inovasi baik dalam hal promosi, diversifikasi produk maupun strategi pemasaran lainnya.

Banyaknya perusahaan yang memproduksi sabun mandi menyebabkan konsumen menjadi lebih bebas memilih merek atau jenis produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, namun kebebasan ini dapat menyebabkan

(15)

2 sikap konsumen yang positif dan negatif terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Dengan kondisi persaingan yang ketat tersebut, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan yang memproduksi sabun mandi adalah kepuasan konsumen/pelanggan agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada tahun 2003, rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk sabun mandi cair di Indonesia tiap tahunnya dalam periode 1996 hingga 2002 adalah sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair yang terus meningkat mencapai 16,09 persen per tahun dan 8,34 persen per tahun untuk produksi sabun mandi padat (Yupiter, 2005). Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat, namun pasar untuk produk sabun mandi padat atau batangan masih cukup menjanjikan.

Sabun padat (batangan) menurut Hambali (2006) dapat dibedakan menjadi sabun opaque, sabun translucent, dan sabun transparan. Perbedaan masing-masing sabun terletak pada tingkat transparansinya. Sabun transparan memiliki kelebihan-kelebihan terutama di sisi estetika bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya.

Sabun mandi kesehatan transparan adalah jenis sabun mandi transparan yang memiliki bahan tambahan bermanfaat bagi kesehatan. Sabun jenis ini memiliki potensi pasar yang cukup besar jika dibandingkan sabun mandi batangan lainnya. Hal ini dikarenakan selain manfaat yang sangat baik untuk kesehatan, jenis sabun mandi ini memiliki tampilan yang lebih berkilau dibandingan jenis sabun opaque serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut di kulit. Menurut Hambali (2006) tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal dan biasanya dikonsumsi oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas.

Agar dapat memuaskan pelanggan, perusahaan harus mengetahui atribut-atribut sabun mandi kesehatan transparan yang dianggap penting oleh para konsumen seperti daya bersih, aroma, warna, label, harga, kemasan, merek, iklan,

(16)

3 kesehatan, dan prestige yang diperoleh ketika menggunakan produk tersebut. Hal ini perlu diketahui oleh produsen agar dapat menghasilkan produk sabun mandi kesehatan transparan yang benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen dan merancang strategi pemasaran yang tepat dalam rangka keberhasilan produknya.

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas maka penulis merasa perlu diteliti lebih lanjut mengenai atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan transparan dan sikap yang terbentuk terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden.

2. Menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein.

(17)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SABUN SECARA UMUM

Pembuatan sabun sudah dikenal sejak dahulu kala, lebih dari 2000 tahun yang lalu, namun hingga saat ini prinsip pembuatannya belum berubah. Sabun secara umum dikenal sebagai bahan pembersih, sedangkan ditinjau dari ilmu kimia sabun terbatas pada persenyawaan garam dan asam lemak atau senyawa asam lemak yang terbentuk dari unsur organik tertentu. Sabun didefinisikan sebagai produk dari proses saponifikasi atau netralisasi lemak, minyak, lilin, resin dengan basa organik tertentu atau yang anorganik. Tidak semua sabun merupakan bahan pembersih, hanya sabun yang larut dalam air lah yang dapat dikatakan pembersih, sedangkan sabun yang tidak larut dalam air dinamakan sabun logam (metallic soap) (Jongko, 2009).

Menurut Jongko (2009) sabun yang paling banyak digunakan untuk pembersihan adalah sabun sodium yang memiliki kontribusi besar pada sabun mandi (toilet) dan sabun cuci (laundry). Sabun sodium merupakan kombinasi antara garam sodium dan asam laurat, myristat, palmitat, stearat, oleat atau dengan asam lemak yang lain. Di pasaran sabun sodium dijual dalam bentuk batangan, lempengan, bubuk, butiran, chip, serpih atau soap noodle.

Agar menjadi sabun, minyak harus diolah melalui sebuah proses yang disebut saponifikasi, yakni bereaksinya asam lemak dengan basa atau alkali, dalam hal ini adalah NaOH (di pasaran disebut soda api) untuk sabun padat, atau KOH untuk membuat sabun cair. Masing-masing jenis minyak mempunyai angka saponifikasi yang berbeda satu sama lain. Angka saponifikasi menunjukkan seberapa banyak soda yang diperlukan agar minyak tersebut berubah menjadi sabun. Berarti, semakin banyak jenis minyak yang dipakai akan semakin rumit untuk menghitung angka saponifikasinya.

Reaksi dasar pembuatan sabun adalah saponifikasi yaitu:

3Na OH + ( C17H35COO)3C3H5 3C17H35COONa+C3H5 (OH)3 Untuk menghasilkan sabun mandi yang diinginkan, perlu diperhatikan jenis minyak serta komposisi bahan-bahan lainnya. Jenis minyak yang digunakan akan sangat mempengaruhi mutu dari sabun yang dihasilkan (Jongko, 2009).

(18)

5 Saat ini sabun sebagai alat membersihkan dan alat mandi semakin beragam jenisnya. Hal ini bisa dilihat dari keragaman sabun yang dijual di pasaran dengan berbagai jenis, warna, aroma, serta manfaat yang ditawarkan. Menurut jenis sabun berdasarkan kepadatannya dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair (Hambali, 2006).

Sabun padat (batangan) dapat dibedakan menjadi sabun opaque, sabun

translucent, dan sabun transparan. Perbedaan masing-masing sabun terletak pada

tingkat transparansinya. Sabun opaque memiliki tampilan yang tidak transparan, sabun translucent agak transparan, sementara sabun transparan sesuai dengan penyebutannya memiliki tampilan yang transparan. Tentu saja tingkat transparasi sabun sangat dipengaruhi oleh komposisi formula dan proses produksinya (Hambali, 2006).

Gambar 1. Jenis-Jenis Sabun Mandi (Hambali, 2006)

B. SABUN TRANSPARAN

Secara umum sabun transparan dibuat dengan cara melarutkan sediaan minyak dan basa untuk membentuk stok sabun. Selanjutnya stok sabun dilarutkan dengan alkohol pada kondisi panas untuk membentuk larutan yang jernih. Kemudian ditambahkan pewarna dan pewangi, dan sabun transparan siap dicetak (Hambali, 2006).

Sabun transparan seringkali disebut sebagai sabun gliserin. Disebut demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15% gliserin. Jenis sabun ini berbentuk batangan dengan tampilan yang

Sabun Mandi Sabun Batangan Sabun Opaque Sabun Translucent Sabun Transparan Sabun Cair

(19)

6 transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya (Hambali, 2006).

Sabun transparan memiliki kelebihan-kelebihan terutama di sisi estetika bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya. Dengan tampilan transparan yang menarik, mewah dan berkelas maka sabun transparan dilepas ke pasar dengan harga yang relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya (Hambali, 2006).

Perlu diketahui bahwa pengrajin pada umumnya berusaha untuk mendapatkan sabun yang translucent, jernih, bening daripada sabun yang buram atau opaque. Sabun opaque bila dicampur dengan alcohol dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi transparan. Dan sebaliknya sabun transparan dapat dibuat menjadi opaque dengan dipanaskan kemudian didinginkan secara perlahan. Dalam kondisi tertentu sabun transparan dapat dilelehkan dan kemudian didinginkan dengan cepat untuk menahan transparansinya. Hal ini dikarenakan laju pendinginan mempengaruhi transparansi sabun (Jongko, 2009).

Pada kondisi ultra mikroskopi terlihat bahwa sabun sodium umumnya

opaque mengandung fiber putih yang mempunyai panjang bervariasi. Kondisi

ideal untuk membuat fiber tersebut perlu pendinginan yang lambat dari sabun yang meleleh. Apabila pendinginan berlangsung cepat maka pembentukan fiber tidak dapat terjadi. Untuk mendapatkan warna transparan maka sabun harus didinginkan dengan cepat (Jongko, 2009).

Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alcohol, gula, dan glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling esensial adalah kualitas gula, alcohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna dan kemurniannya (Jongko, 2009).

C. PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses sosial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997).

(20)

7 Konsep inti pemasaran terdiri dari kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demand); produk (products), dan jasa (services); nilai (value), kepuasan (satisfaction), dan kualitas (quality); pertukaran (exchange), transaksi

(transactions), dan relasional (relationships); dan pasar (markets). (Kotler, 2001)

Berikut adalah penjelasan mengenai konsep inti pemasaran menurut Kotler (2001):

1. Kebutuhan, keinginan dan permintaan.

 Kebutuhan manusia adalah keadaan di mana manusia merasa kekurangan. Kebutuhan meliputi kebutuhan dasar akan makanan, pakaian, keamanan dan kehangatan; kebutuhan sosial akan kebersamaan dan perhatian; kebutuhan individu akan pengetahuan dan ekspresi diri.

 Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang di bentuk oleh budaya dan kepribadian individu.

 Permintaan adalah keinginan yang di dukung oleh daya beli. 2. Produk

 Produk adalah segala yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.

3. Nilai, Kepuasan, dan Kualitas

Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut.

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah tingkatan di mana tingkatan kinerja produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli.

 Kualitas dalam arti sempit adalah “tanpa cacat” bila dilihat dari segi pelanggan.

4. Pertukaran, Transaksi, dan Relasional

 Pertukaran adalah tindakan memperoleh obyek yang didambakan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya.

(21)

8

 Transaksi adalah perdagangan yang terjadi antara dua pihak yang setidaknya mencakup dua barang yang bernilai, persyaratan yang disetujui, waktu dan juga tempat persetujuan.

 Relasional adalah proses penciptaan, pemeliharaan dan penguatan hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak lain yang mendukung.

 Pasar adalah kumpulan pembeli dan penjual yang potensial yang memiliki kebutuhan atau tanpa keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu untuk melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.

D. STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah kegiatan menyeleksi dan penjelasan mengenai satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang akan dituju (Lamb, 2001).

Sedangkan menurut Kotler (2005) strategi pemasaran terbagi atas penjelasan mengenai ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran, rencana posisi produk, tujuan penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dalam beberapa tahun ke depan.

Kegiatan pemasaran hendaknya dilakukan menurut filosofi pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab sosial yang telah dipikirkan secara matang. Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan saat ini, perusahaan harus berorientasi kepada pelanggan utuk memenangkan pelanggan dari pesaing dan mempertahankan mereka dengan memberikan nilai yang lebih besar.

Menurut Corey dalam Dolan (1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah:

1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor (Jain, 1990):

a) Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi.

b) Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit.

(22)

9 c) Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam

menanggapi peluang dan tantangan.

d) Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.

2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.

3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.

E. BAURAN PEMASARAN

Strategi pemasaran sendiri terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix). Para pemasar menggunakan sejumlah alat atau media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat tersebut membentuk suatu bauran pemasaran. Perusahaan juga harus memutuskan bagaimana mengalokasikan seluruh anggaran biaya pemasaran untuk berbagai alat dalam bauran pemasaran (Tjiptono, 1997).

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Variabel-variabel yang terkandung dalam bauran pemasaran dikombinasikan dan

(23)

10 dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasaran seefektif mungkin (Kotler, 1997).

Sedangkan menurut Kartajaya (2004) marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk dan jasa perusahaan kepada konsumen. Dengan marketing mix, perusahaan tidak hanya perlu membuat tawaran yang menarik mengenai produknya, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikan produknya. Hal ini penting karena marketing mix merupakan aspek yang paling terlihat (tangible) dari sebuah perusahaan dalam aktifitas pemasarannya. Apabila perusahaan mempunyai tawaran bagus tetapi tidak bisa mempromosikannya kepada pelanggan, maka tawaran perusahaan tidak akan diminati oleh pelanggan.

Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen akhir. Bauran pemasaran menggambarkan pendangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli dalam rangka meningkatkan volume penjualan untuk meningkatkan laba.

Menurut Philip Kotler (2005) alat-alat pemasaran dibagi menjadi empat kelompok yang disebut dengan istilah “4P”, yaitu:

a. Product

Konsep produk ini dapat ditunjukkan melalui wujudnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan oleh konsumen.

b. Price

Harga adalah yang amat sensitif bagi konsumen, karena harga akan menimbulkan image tertentu dari produk yang akan di konsumsi.

c. Place

Perusahaan harus memperhatikan masalah kemudahan produk tersebut dalam menjangkau konsumennya dan meminimalkan usaha konsumennya dalam memperoleh produk yang ingin dikonsumsi.

d. Promotion

Produk yang telah dibuat harus diperkenalkan dan diinformasikan kepada masyarakat sehingga mereka dapat merasakan dan mengetahui kehadiran produk itu.

(24)

11 F. PELANGGAN

Pelanggan didefinisikan sebagai pemanfaat tetap barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan; konsumen merupakan sekelompok orang yang memiliki suatu selera, kebiasaan dan nilai-nilai budaya tertentu (Anonim, 2001).

Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklarifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejalan dengan dua tipe konsumen tersebut, maka akan dijumpai pula dua macam produk/barang, yaitu barang konsumen dan barang industrial (Tjiptono, 1997).

Kegagalan suatu perusahaan berinti dari kegagalan mengenali bahwa konsumen adalah raja. Mereka bukan budak yang tidak dapat berpikir, yang dapat dimanipulasi semaunya oleh pembujuk komersial. Produk dan jasa diterima ataupun ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup konsumen (Engel et al., 1994).

G. KEPUASAN

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik terhadap perusahaan (Supranto, 1997).

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya.

(25)

12 Kepuasan pelanggan menurut Kotler (1997) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.

H. KEYAKINAN DAN SIKAP KONSUMEN

Keyakinan dan sikap konsumen merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik dalam proses pengambilan keputusan pembelian maupun perilaku dalahm hal keputusan untuk tidak lagi menggunakan suatu produk.

Secara sadar maupun tidak, tindakan konsumen dipengaruhi oleh sikap dan keyakinannya. Ketika konsumen memiliki sikap negatif pada merek tertentu maka secara sadar maupun tidak sadar akan cenderung menghindari merek tersebut bahkan merek tersebut bisa jadi tidak menjadi salah satu alternatif yang dipertimbangkan (Erna, 2008).

1. Definisi Sikap

Sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan di sekitarnya (Hawkins dalam Erna, 2008).

Sikap bersifat menetap karena sikap memiliki kecenderungan berproses dalam kurun waktu panjang yang merupakan hasil dari pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan respon yang konsisten baik itu respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari proses belajar (Schiffman dan Kanuk, 2000).

Dalam ungkapan yang lebih sederhana sikap adalah bagaimana kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap objek tertentu dalam lingkungan, misalkan toko, iklan produk tertentu atau bahkan terhadap jasa.

Sebagian konsumen cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang sama di masa yang akan datang. Sikap menjadi

(26)

13 wujud dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut. Sikap merupakan suatu kondisi psikologis yang mendahului tindakan dan setiap orang memiliki sikap yang berbeda untuk sebuah objek yang sama (Erna, 2008).

Menurut Solomon (2002) hal ini disebabkan karena sikap merupakan fungsi dari:

1. Utilitarian Function

Fungsi utilitarian merupakan fungsi sikap yang berhubungan erat dengan prinsip reward dan punishment. Pada beberapa kejadian, sering konsumen mengembangkan sikap terhadap produk hanya didasarkan pada apakah produk tersebut memberikan kenyamanan atau penderitaan.

2. Value Express

Sikap juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan konsep dirinya. Konsumen dapat memiliki perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu produk bukan karena manfaat yang ditawarkan melainkan karena dapat mewakili mereka.

3. Ego-defensive Function

Sudah menjadi naluri manusia untuk bersikap bertahan ketika mereka merasa terancam dengan situasi atau objek tertentu. Sikap yang terbentuk untuk melindungi diri baik dari ancaman eksternal maupun internal (perasaan bersalah) menjalankan fungsi perlindungan diri.

4. Knowledge Function

Sikap dapat terbentuk karena adanya kebutuhan akan keteraturan, struktur dan makna. Ketika konsumen berada dalam keadaan yang membingungkan, seringkali terjadi pada saat konsumen ditawari produk terbaru, maka sikap yang terbentuk berfungsi sebagai pengetahuan.

Keempat fungsi di atas secara unik dapat terjadi secara bersamaan dalam suatu objek atau situasi yang dihadapi oleh konsumen. Meskipun demikian umumnya hanya ada satu fungsi saja yang dominan.

2. Komponen Sikap

Sikap menurut Erna (2008) memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Ketiga komponen tersebut akan berputar dan saling

(27)

14 mendahului. Artinya untuk setiap konsumen titik awal terbentuknya sikap terlihat seperti pada gambar 2.

1. Komponen Kognitif

Menurut Erna (2008) komponen koginitif terdiri atas keyakinan dan pengetahuan konsumen mengenai suatu produk. Keyakinan dan pengetahuan ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen lainnya. Keyakinan (belief) dan pengetahuan (knowledge) konsumen terhadap suatu produk dapat menggambarkan bagaimana atribut-atribut produk tersebut di mata konsumen.

Benar atau salahnya jawaban konsumen tidaklah menjadi masalah, karena yang terpenting adalah eksistensi atribut tersebut. Semakin positif keyakinan konsumen terhadap suatu produk maka semakin positif pula sikap konsumen terhadap produk tersebut (Erna, 2008).

Gambar 2. Komponen Sikap (Erna, 2008)

2. Komponen Afektif

Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi seseorang terhadap objek tertentu. Perasaan atau emosi ini biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan perasaannya (Erna, 2008).

Jelasnya, perasaan suka atau tidak suka ini banyak ditentukan oleh keyakinan konsumen, namun belum tentu setiap konsumen yang memiliki keyakinan yang sama akan menunjukkan emosi yang sama pula. Hal ini

Affective

Conative Cognitive

(28)

15 disebabkan karena masing-masing individu memliki situasi latar belakang yang berbeda. Perasaan yang mempengaruhi hasil evaluasi atribut produk ini dapat juga mempengaruhi keyakinan konsumen bahkan bisa merubah keyakinannya (Erna, 2008).

3. Komponen Konatif

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen (Sumarwan, 2004).

I. PREFERENSI KONSUMEN

Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi konsumen yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Dalam kaitan dengan preferensi ini, maka konsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pelangganlah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks preferensi konsumen, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya.

Sesuai dengan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian preferensi konsumen mencakup penilaian atau keinginan terbaik dari konsumen. Preferensi konsumen menentukan pilihan konsumen jika konsumen dihadapkan pada banyak ragam pilihan produk yang sejenis.

Suatu proses pembelian tidak sesederhana yang terlihat. Masyarakat tidak begitu saja pergi ke toko dan membeli sebuah produk maupun jasa yang mereka inginkan. Sebelum memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk dan jasa, konsumen mengalami proses pengambilan keputusan yang tidak sederhana (Jefkins, 1993).

Assael (1992) membagi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen menjadi lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pengolahan informasi,

(29)

16 penilaian merek-merek yang ada, pembelian dan yang terakhir adalah penilaian setelah melakukan pembelian.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengaruh konsumen sebagai individu, pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran terhadap produk atau jasa yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Pengaruh konsumen sebagai individu dalam pengambilan keputusan meliputi kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap karakteristik pada produk atau jasa, faktor demografi, gaya hidup dan karakteristik pribadi konsumen, pengaruh lingkungan meliputi kebudayaan (norma sosial, norma agama dan kelompok etnik), kelas sosial dan kekerabatan. Strategi pemasaran yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen adalah bauran pemasaran produk atau jasa yang dievaluasi oleh konsumen (Assael, 1992)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keputusan adalah seleksi dari dua pilihan alternatif atau lebih. Jadi keputusan adalah memilih satu atau dua alternatif atau lebih untuk menyeleksi tindakan yang ada.

J. LANDASAN TEORI 1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel (sampling) merupakan suatu cara pengumpulan data yang bersifat tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian tetapi hanya sebagian populasi saja yang diambil dari populasi tersebut (Singarimbun dan Effendi, 1989)

Pemilihan responden dalam penelitian ini, dilakukan secara nonprobabilitas. Dengan cara ini, maka semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi responden. Cara ini menurut Umar (2003) juga sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu. Teknik pengambilan sampel atau biasa disebut sampling yang digunakan adalah cara keputusan (purposive sampling) yaitu suatu teknik pengambilan sampel di mana elemen populasi dipilih secara sengaja dengan kriteria-kriteria sampel yang telah ditentukan sebelumnya dalam rangka memperoleh informasi yang tepat.

(30)

17 Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti. Oleh karenanya maka dalam penelitian ini digunakan sampel. Sampel menurut Sugiarto (2003) adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.

2. Pengujian Kuesioner

Pada penelitian ini kuesioner diuji terlebih dahulu melalui pre test untuk memperoleh nilai validitas dan reliabilitas. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan atau ditambah, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu diubah, apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan mengubah bahasa dan berapa lama waktu yang diperlukan dalam survei.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:

Uji reliabilitas bertujuan mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas teknik Alpha Cronbach , yaitu dengan menggunakan koefisien alpha () dari Cronbach. Nilai koefisien alpha () dari Cronbach dari variabel yang diujikan diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Kriteria indeks reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan : ρ = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item

∑ Yi = jumlah skor total n = jumlah sampel

(31)

18 Tabel 1. Kriteria indeks reliabilitas

No Interval Kriteria 1 ≤ 0,200 Sangat rendah 2 0,200 – 0,399 Rendah 3 0,400 – 0,599 Sedang 4 0,600 – 0,799 Tinggi 5 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi Sumber: Arikunto (1992)

3. Model Sikap Multiatribut Fishbein

Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang dipasarkannya, dan kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Riset pasar atau riset konsumen merupakan salah satu kegiatan penting untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk (Sumarwan, 2004).

Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multi Atribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri atas tiga model: model sikap terhadap objek, model sikap terhadap perilaku, dan teori tindakan yang beralasan (Sumarwan, 2004).

Model sikap multiatribut Fishbein digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan (belief) mereka terhadap atribut suatu produk, sehingga membentuk sikap (attitude) tentang berbagai objek. Apabila konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang akan dipilih dan dibeli. Model ini mempunyai asusmi bahwa konsumen menggunakan pendekatan standar hirarki efek dimana kepercayaan dapat membentuk suatu sikap (Mowen, 1993).

Banyak penelitian di bidang pemasaran telah memfokuskan pada pengembangan model untuk memprediksikan sikap yang dihasilkan oleh proses integrasi dari salient belief dan attitude konsumen. Model ini disebut model sikap multiatribut dikarenakan model ini menitikberatkan pada kepercayaan konsumen terhadap beberapa produk atau atribut suatu merek. Dalam hal ini, model yang

(32)

19 ditemukan oleh Martin Fishbein menjadi model yang sangat berpengaruh di dalam pemasaran (Olson, 2005).

Model Fishbein diekspresikan sebagai berikut:

A

o

=

b

i

e

i

Dimana:

Ao = sikap terhadap objek

bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut I ei = evaluasi mengenai atribut ke-i

1. Atribut

Atribut merupakan karakteristik dari objek sikap (AO). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering juga disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap (A0 suatu produk) (Sumarwan, 2004).

Atribut produk dikemukakan oleh Tjiptono (1997) sebagai unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Menurut Engel et al. (1994), atribut produk merupakan karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan. Penilaian terhadap atribut produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut. Selain itu, dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi produk tertentu.

2. Kepercayaan (Belief)

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh (bi) yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan (Sumarwan, 2004).

(33)

20

3. Evaluasi Atribut

Evaluasi atribut merupakan evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute-I atau importance weigh, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan tersebut (Sumarwan, 2004).

(34)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

B. DESAIN PENELITIAN

Tipe desain dalam penelitian ini adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengidentifikasi atribut yang mempengaruhi responden dan menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, metode penelitian yang digunakan adalah metode survei.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) penelitian dengan metode survei dapat digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis.

Teori Penelitian Terdahulu Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Sikap Responden Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan

(35)

22 Komponen-komponen informasi ilmiah yaitu (1) teori, (2) hipotesa, (3) observasi, (4) generalisasi empiris dan (5) penerimaan atau penolakan hipotesa.

C. TAHAPAN PELAKSANAAN

Penelitian ini dimulai dengan penetapan judul dan tujuan penelitian, studi pustaka, identifikasi atribut, penyusunan kuesioner, uji validitas dan realibilitas kuesioner, survei terhadap responden, analisis data dan penarikan kesimpulan. Tahapan pelaksanan dari penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini.

Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan

1. Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian

Penentuan judul dan tujuan penelitian merupakan landasan utama dan acuan yang akan dijadikan pedoman selama dilakukannya penelitian. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah ”Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian – FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun

Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Identifikasi Atribut

Penyusunan Kuesioner Uji Validitas Dan

Realibilitas Survei Terhadap Responden Analisis Data Kesimpulan Valid Tidak Valid

(36)

23 Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara” dikarenakan sabun transparan yang tersedia di pasaran saat ini cukup banyak ragam dan jenisnya dan pertumbuhan industri sabun transparan tumbuh subur di Indonesia. Sebagai sabun mandi kesehatan dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan sabun opaque sabun transparan memiliki peluang yang cukup besar di pasar. Oleh karena itu, pemasar harus dapat terus mengembangkan strategi pemasaran yang tepat supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain dan merebut pangsa pasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai atribut produk sabun transparan yang dapat mempengaruhi responden dan menganalisis sikap responden terhadap produk sabun Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini harus selalu diingat dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan judul dan tujuan penelitian. Pada penelitian ini studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan literatur di perpustakaan Institut Pertanian Bogor, perpustakaan Departemen Teknologi Industri Pertanian, PT. Adev Prima Mandiri, PT. Madu Mutiara Tugu Ibu, perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia serta melalui internet. Teori-teori serta hasil penelitian yang sebelumnya yang ada kemudian dikaitkan dengan data empiris yang diperoleh di lapangan.

3. Identifikasi Atribut

Atribut produk sabun mandi adalah ciri-ciri yang melekat dari produk inti dan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan produk sabun mandi. Berdasarkan kepada penelitian sebelumnya mengenai sikap konsumen terhadap atribut sabun mandi yang dilakukan oleh Izhar (2002) dan juga atribut sabun transparan yang terdapat pada buku yang ditulis oleh Hambali (2006), maka peneliti menentukan atribut-atribut yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Daya Bersih : kemampuan untuk membersihkan badan dari kotoran yang melekat pada kulit.

(37)

24 b. Aroma : keawetan dari keharuman aroma yang dimiliki oleh suatu sabun

mandi.

c. Warna : jenis warna yang dimiliki oleh produk sabun mandi.

d. Label : bagian dari produk yang membawa informasi verbal tentang produk. e. Harga : jumlah yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan

Sabun Transparan.

f. Kemasan : bentuk tempat yang berfungsi untuk melindungi produk, memperindah produk, membuat lebih praktis, lebih ekonomis yang dimiliki oleh sabun mandi.

g. Merek : nama, istilah inisial atau kombinasi unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi produk sabun mandi.

h. Iklan : salah satu jenis promosi dengan menggunakan media.

i. Kesehatan : bagian dari produk berkaitan dengan kandungan vitamin dan gizi yang baik untuk kesehatan.

j. Prestige : rasa bangga konsumen dalam mengkonsumsi sabun mandi. 4. Pemilihan Responden

Responden yang diambil berasal dari mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hal ini didasari pertimbangan-pertimbangan oleh peneliti, yaitu sampel memiliki tingkat pendidikan yang cukup serta memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan. Sampel yang diambil berusia minimal 15 tahun, karena menurut Stanton (1996), ”pada usia tersebut seseorang umumnya lebih eksperimental (cenderung mencoba

atau berganti-ganti merek produk), lebih sadar akan penampilan dan mode, lebih aktif dalam mengejar kenikmatan (hura-hura atau sekedar kumpul-kumpul dengan teman-teman) dan lebih sensitip pada status sosial”.

Dikarenakan jumlah mahasiswa Teknologi Industri Pertanian yang menggunakan sabun mandi kesehatan transparan tidak dapat diketahui secara pasti, maka dalam penelitian ini ditetapkan jumlah responden sebanyak 30 orang. Menurut Singarimbun (1989) jumlah yang diambil ini sesuai dengan jumlah sampel minimum yang diperlukan untuk melakukan sebuah penelitian.

(38)

25 5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan survei menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan (kuesioner) terhadap responden dengan memberikan sabun Madu Mutiara sebagai sampel dari sabun mandi kesehatan transparan untuk diujikan. Seluruh jawaban responden yang terkumpul adalah jawaban yang telah diberikan nilai skornya untuk setiap item jawaban.

Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dalam keperluan penelitian ini, serta agar data kualitatif dapat dikuantitatifkan maka peneliti menggunakan skala dengan lima angka dimana responden diminta memberikan penilaian terhadap atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan transparan pada kuesioner. 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan Bivariate

Correlations pada program SPSS, tiap atribut dikorelasikan dengan kedua

variabel penelitian nilai sehingga menghasilkan nilai Pearson Correlation.

Setelah semua butir-butir pernyataan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai Alpha

Cronbach juga dengan menggunakan program SPSS.

7. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan dianalisis menggunakan model sikap multiatribut Fishbein dan metode analisis deskriptif. Pengujian statistik dilakukan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS. Statistik digunakan untuk mengetahui apakah pengukuran yang kita dilakukan dapat diandalkan.

1. Model Sikap Multiatribut Fishbein

Model ini berguna untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk.

Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Responden diminta untuk mengevaluasi tingkat kepentingan masing-masing atribut sabun mandi kesehatan transparan dengan skor -2, -1, 0, +1, +2. Dari pernyataan sangat tidak penting, tidak penting, netral, penting, sangat penting.

(39)

26 b. Responden diminta merespon atau menanggapi kepercayaan terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang ada pada kuesioner dengan skor -2, -1, 0, +1, +2. Dari pernyataan, sangat tidak baik, tidak baik, netral, baik, sangat baik.

c. Apabila skor kepercayaan dan skor evaluasinya sudah didapat, maka untuk mengetahui sikap responden secara keseluruhan adalah dengan cara mengalikan kedua skor tersebut secara berturut-turut kemudian dijumlahkan. Rumus multi-atribut adalah:

Ao =

b

i

e

i

; i = 1 to n;

dimana : A0 = Sikap terhadap obyek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i ei = Evaluasi mengenai atribut i

n = Jumlah atribut

Responden dikatakan mempunyai sikap yang positif terhadap produk adalah jika nilai A0 = positif (+), begitu juga sebaliknya jika nilai A0 = negatif (-) maka sikap responden terhadap produk adalah negatif.

Setelah mengetahui nilai sikap responden maka selanjutnya akan dihitung skor maksimum untuk nilai sikap responden untuk mengetahui posisi sikap responden sabun madu transparan berada pada skala penilaian yang mana.

2. Analisis Deskriptif (descriptive analysis)

Peneliti melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan program Excel dan SPSS, yang terdiri dari:

Frequencies; digunakan untuk menampilkan dan mendeskripsikan data atas satu variabel.

Descriptives; digunakan untuk menampilkan besaran statistik yang akan dideskriptifkan pada sebuah variabel.

Crosstab; digunakan untuk menampilkan keterkaitan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Menurut Indriantoro (2002), statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, dan penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.

(40)

27 Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dengan 2 (dua) bagian, yaitu:

 Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks; terdiri atas bagian-bagian penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan, seperti rata-rata, standar deviasi, varians dan sebagainya.

 Deskripsi dalam bentuk gambar atau grafik; grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks, agar data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya.

(41)

28

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PRODUK

Sabun Madu Mutiara termasuk dalam golongan sabun mandi transparan berkhasiat atau bisa disebut juga sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. Kelebihan dari jenis sabun mandi kesehatan adalah bahan tambahan yang memiliki manfaat atau kegunaan yang baik bagi kesehatan. Bahan tambahan yang digunakan pada sabun Madu Mutiara adalah minyak zaitun dan madu. Kedua bahan ini telah lama dikenal oleh masyarakat dan terbukti sangat baik untuk kesehatan.

Selain kedua bahan tambahan tersebut, bahan baku yang digunakan pada sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara seperti yang tertera pada kemasan adalah minyak kelapa, stearic acid, sodium hydroxide, glyserol, propylene glycol, air terdestilasi, succrosa dan fragrance (pewangi).

Warna yang dominan terdapat pada kemasan produk sabun Madu Mutiara adalah warna kuning, merah, dan putih. Warna transparan dari sabun Madu Mutiara seperti yang terlihat pada gambar 5 adalah kekuning-kuningan. Ini mungkin disesuaikan dengan warna madu yang kuning. Pada bagian permukaan sabun tercetak tulisan ”SABUN MADU Mutiara, LPPM-IPB”.

Informasi yang terdapat pada kemasan adalah merek dari produk itu sendiri, keterangan bahan baku, nama perusahaan yang memproduksi, berat bersih produk, slogan dari produk, gambar lebah yang merupakan logo dari perusahaan, serta logo Institut Pertanian Bogor (dikarenakan produk ini diproduksi dibawah binaan LPPM-IPB).

Madu merupakan bahan alami berkhasiat yang sangat baik untuk kesehatan. Sejak dahulu madu sudah banyak digunakan oleh para ahli kedokteran untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang berhasil disembuhkan antara lain : luka (pasca pembedahan), penyakit saluran pernapasan bagian atas, flu, penyakit paru (TBC pulmonary), penyakit jantung, penyakit perut dan usus, penyakit hati, penyakit syaraf dan penyakit kulit. Penggunaan madu sebagai bahan tambahan pada sabun dapat menjaga kelembutan kulit, mencegah

(42)

29 dan mengobati penyakit kulit, memperhalus kulit, dan membunuh bakteri yang menempel serta mencegah bau badan.

Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya

B. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji Validitas dilakukan untuk megukur kesahihan kuesioner sebagai alat ukur penelitian, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi isi kuesioner. Kedua uji ini dilakukan untuk menguji pertanyaan yang menyangkut atribut-atribut produk yang merupakan dasar dari penelitian mengenai sabun transparan ini.

Sebelum penelitian dilakukan, kuesioner disebarkan kepada responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Pertanyaan yang diuji dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu variabel tingkat kepercayaan dan variabel evaluasi.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan Bivariate

Correlations pada program SPSS, tiap atribut dikorelasikan dengan kedua

variabel penelitian nilai sehingga menghasilkan nilai Pearson Correlation. Nilai

Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah positip dan mempunyai

tanda bintang semua (bintang dua : signifikan pada 0,01 dan bintang satu : signifikan pada 0,05), artinya bahwa setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap pembentukan nilai suatu variabel atau dengan kata lain setiap butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid (sahih). Dengan menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95% pada penelitian ini maka seluruh butir pertanyaan dapat digunakan. Nilai Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah sebagai berikut:

(43)

30 Tabel 2. Nilai Pearson Correlation

Atribut Variabel Evaluasi Variabel Kepercayaan

Daya bersih 0,461* 0,531** Aroma 0,428* 0,535** Warna 0,640** 0,439* Label 0,749** 0,794** Harga 0,624** 0,731** Kemasan 0,489** 0,898** Merek 0,526** 0,855** Iklan 0,377* 0,840** Kesehatan 0,437* 0,453* Prestige 0,544** 0,664**

Keterangan: ** : signifikan pada 0,01 * : signifikan pada 0,05

Setelah semua butir-butir pernyataan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai Alpha

Cronbach. Perhitungan nilai Alpha (koefisien reliabilitas) masing-masing variabel

dapat dilihat pada Lampiran 7. Nilai yang dihasilkan oleh pengolahan SPSS dari data yang ada yaitu sebesar 0,725 untuk variabel evaluasi (ei) dan 0,766 untuk variabel keyakinan (bi). Menurut kriteria indeks reliabilitas Arikunto (1992) pada Tabel 1, nilai Alpha Cronbach tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi karena berada di rentang 0,60 – 0,799 (tinggi).

Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas maka dapat diketahui kuesioner yang diujikan kepada responden adalah valid dan dapat diandalkan sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk penelitian yang akan dijalankan.

C. PROFIL RESPONDEN

Di bawah ini akan disajikan profil responden yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Profil responden ini diantaranya adalah jenis kelamin, pendapatan, pernah atau tidaknya menggunakan sabun mandi kesehatan transparan, serta alasan tidak pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan.

(44)

31 Tabel 3. Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 10 33,3 33,3 33,3

Perempuan 20 66,7 66,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa diantara 30 orang responden, 10 orang (33,3%) diantaranya adalah laki-laki dan 20 orang (66,7%) adalah perempuan.

Tabel 4. Pendapatan Atau Uang Saku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <Rp 500.000 5 16,7 16,7 16,7 Rp 500.001 - Rp 1.000.000 17 56,7 56,7 73,3 Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 6 20,0 20,0 93,3 Rp 2.000.001 - Rp 5.000.000 2 6,7 6,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa 5 orang (16,7%) dari total responden memiliki pendapatan atau uang saku kurang dari Rp 500.000, 17 orang (56,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp 500.001- Rp 1.000.000, 6 orang (20%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp1.000.001-Rp2.000.000 dan 2 orang (6,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sebesar 2.000.001 - Rp5.000.000.

Tabel 5. Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pernah 18 60,0 60,0 60,0

tidak pernah 12 40,0 40,0 100,0

Gambar

Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan
Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya
Tabel 4.  Pendapatan Atau Uang Saku Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Pengunaan simbol merupakan cara yang relatif mudah untuk menyampaikan kesan atau pesan kepada orang yang melihatnya atau masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat membentuk

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan bahwa pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup pada semua kabupaten sample sudah berjalan cukup baik dilihat dari

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Untuk Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Kaliwates, Kecamatan Ajung, Kecamatan Patrang, Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Pakusari, Kecamatan Kalisat, Kecamatan Sukowono,

Analisis beban dorong statik pada struktur gedung, dengan menggunakan cara analisis statik 2 dimensi, linier dan non linier, dimana pengaruh gempa rencana terhadap

Hasil evaluasi ternyata dari empat kriteria (kemampuan berusaha, peningkatan pendapatan, pengembangan usaha dan peningkatan kepedulian kesetiakawanan sosial), menunjukkan

Setelah dilakukan penelitian yang dilakukan peneliti pada siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tebidah Sintang dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia