• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. : Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin (Alm) Umur/tanggal lahir : 50 tahun/ 05 Maret 1961

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. : Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin (Alm) Umur/tanggal lahir : 50 tahun/ 05 Maret 1961"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Identitas Terdakwa

Nama : Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin (Alm) Umur/tanggal lahir : 50 tahun/ 05 Maret 1961

Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Desa Tempel Lemahbang RT 03/RW 01 Kecamatan Jepon,Kabupaten Blora

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta (Ketua Tim Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri

Perdesaan Desa Tempel Lemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora)

2. Uraian Singkat Fakta Peristiwa

Uraian Singkat Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 18 K/Pid.Sus/2014.

Bahwa pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memperoleh Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yang merupakan program dari pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan yang mencakup dua kegiatan yaitu kegiatan fisik yang berupa pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan kegiatan non-fisik berupa dana pinjaman untuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang dalam pelaksanaanya di tingkat desa khususnya di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora dibentuk kepengurusan / kepanitian PNPM mandiri yaitu membentuk Pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

(2)

melalui Musyawarah Desa Sosialisasi (MUSDES Sosialiasai) yang dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, Badan Perwakilan Desa (BPD), RT, RW, Perangkat Desa, Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Jepon serta Fasilitator Kecamatan, dari hasil Musyawarah Desa Sosialisasi tersebut terbentuk susunan pengurus untuk mengelola kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yaitu saudara Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin sebagai Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK), sekretaris saudara Joko, Bendahara Sugiarti dan hasil musyawarah tersebut dituangkan dalam dengan Berita Acara Musdes Sosialisasi, selanjutnya setelah kepengurusan terbentuk maka Tim Pengelola Kegiatan (TPK) berfungsi sebagai penanggungjawab operasional kegiatan di desa, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan administrasi keuangan; Bahwa Prosedur pengajuan Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP).

Bahwa besarnya dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang diterima Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon tahun 2009 adalah sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) terdiri Rp. 1.600.000.000,00 ( satu milyar enam ratus ribu rupiah) bersumber dari APBN dan selebihnya sebesar Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) bersumber dari APBD, sedangkan untuk tahun 2010 sebesar Rp 2,5 Milyar terdiri dari Rp 2 Milyar dari APBN dan Rp500 Juta dari APBD dan untuk dana Perguliran PNPM mandiri untuk Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha ekonomi Produktif (UEP) di desa Tempellemahbang adalah Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah), namun dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan yang berupa tunggakan untuk dana bergulir baik yang berupa tunggakan murni (masih dikelompok peminjam) maupun yang digunakan untuk kepentingan pribadi yang jumlahnya sebesar Rp603.568.600,00 (enam ratus tiga juta lima ratus enam puluh delapan ribu enam ratus rupiah) yang terdiri dari tunggakan murni (anggota) Rp216.001.800,00 (dua ratus enam belas juta seribu delapan ratus rupiah) dan diselewengkan oleh Ketua TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yaitu Terdakwa Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin adalah sebesar Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) dengan rincian untuk dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) sebesar Rp68.930.400,00 (enam puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh ribu empat ratus rupiah) dan untuk dana Usaha

(3)

Ekonomi Produktif (UEP) sebesar Rp. 318.636.400,00 (tiga ratus delapan belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu empat ratus rupiah).

3. Dakwaan Kesatu

Bahwa ia Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN Selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yang diangkat berdasarkan Musyawarah Antar Desa (MAD) di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora sejak tahun 2005, pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, bertempat di Desa Tempellemahbang, Rt.03 Rw.01, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, telah secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, perbuatan mana Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut :

Bahwa pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memperoleh Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yang merupakan program dari pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan yang mencakup dua kegiatan yaitu kegiatan Fisik yang berupa pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan kegiatan non fisik berupa dana pinjaman untuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang dalam pelaksanaanya di tingkat desa khususnya di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora dibentuk kepengurusan / kepanitian PNPM mandiri yaitu membentuk Pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) melalui Musyawarah Desa Sosialisasi (MUSDES Sosialiasai) yang dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, Badan Perwakilan Desa (BPD), RT, RW, Perangkat Desa, Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Jepon serta Fasilitator Kecamatan, dari hasil Musyawarah Desa Sosialisasi tersebut terbentuk susunan

(4)

pengurus untuk mengelola kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yaitu saudara ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK), sekretaris saudara JOKO, Bendahara SUGIARTI dan hasil musyawarah tersebut dituangkan dalam dengan Berita Acara Musdes Sosialisasi, selanjutnya setelah kepengurusan terbentuk maka Tim Pengelola Kegiatan (TPK) berfungsi sebagai penanggungjawab operasional kegiatan di desa, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan administrasi keuangan;

Bahwa Prosedur pengajuan Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah awalnya masyarakat membentuk kelompok SPKP dan UEP dengan anggota minimal 5 orang maksimal 10 orang yang kemudian mengajukan Proposal pengajuan dana SPKP dan UEP yang ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris Bendahara dan anggota yang diketahui Ketua TPK (Terdakwa selaku ketua TPK) dan Kepala Desa, setelah itu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDIN selaku ketua Tim Pengalola Kegiatan (TPK) mengirimkan proposal pengajuan dana tersebut kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon untuk diteliti persyaratannya, jika proposal pengajuan SPKP dan UEP yang diajukan tersebut disetujui maka pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon mencairkan dana kepada anggota kelompok yang berhak menerima secara tunai dan saat dilakukan pencairan tersebut Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN bertindak sebagai pendamping, Besarnya dana yang diterima oleh anggota kelompok program SPKP dan UEP bervariasi antara Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dan setiap peminjam yang menerima dana tersebut mengembalikan kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon dengan cara mengangsur/mencicil tiap bulan melalui Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK Desa Tempellemahbang dengan disertai bunga pinjaman dari pokok pinjaman adalah sebesar 1,5 %.

Bahwa besarnya dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang diterima Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon tahun

(5)

2009 adalah sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) terdiri Rp1,6 Milyar bersumber dari APBN dan selebihnya sebesar Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) bersumber dari APBD, sedangkan untuk untuk tahun 2010 sebesar Rp2,5 Milyar terdiri dari Rp2 Milyar dari APBN dan Rp500 Juta dari APBD dan untuk dana Perguliran PNPM mandiri untuk Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha ekonomi Produktif (UEP) di desa Tempellemahbang adalah Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah), namun dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan yang berupa tunggakan untuk dana bergulir baik yang berupa tunggakan murni (masih dikelompok peminjam) maupun yang digunakan untuk kepentingan pribadi yang jumlahnya sebesar Rp603.568.600,00 (enam ratus tiga juta lima ratus enam puluh delapan ribu enam ratus rupiah) yang terdiri dari tunggakan murni (anggota) Rp216.001.800,00 (dua ratus enam belas juta seribu delapan ratus rupiah) dan diselewengkan oleh Ketua TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yaitu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN adalah sebesar Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) dengan rincian untuk dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) sebesar Rp68.930.400,00 (enam puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh ribu empat ratus rupiah) dan untuk dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebesar Rp318.636.400,00 (tiga ratus delapan belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu empat ratus rupiah).

(6)

B a h w a

untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan dana perguliran program Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di desa Tempellemahbang, maka dilakukan rapat koordinasi tanggal 20 Januari 2011 dan tanggal 09 Februari 2011 yang dihadiri oleh Tim PNPM Kabupaten Blora, Fasilitator Kecamatan bersama dengan Fasilitator Kabupaten, Pengurus UPK Kecamatan Jepon serta Badan Koordinasi Antar Desa PNPM-MP Kecamatan Jepon yang menghasilkan kesepakatan akan dilakukan identifikasi penanganan masalah tunggakan pinjaman Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di Desa Tempellemahbang kepada masing-masing kelompok untuk mencari kebenaran penyebab tunggakan SPKP dan UEP tersebut; Selanjutnya pada tanggal 22 Februari 2011 sampai dengan tanggal 24 Juni 2011 dilakukan identifikasi langsung kepada para penerima manfaat pinjaman Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dengan menanyakan langsung dan membuat pernyataan terkait pinjaman SPKP dan UEP dengan jumlah pinjaman dan angsuran yang telah disetorkan kepada Ketua TPK Desa, kemudian dilakukan pencocokan data dengan setoran oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK Desa Tempellemahbang ke Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon, dari hasil identifikasi sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 atas saldo tunggakan pokok, angsuran dan bunga maka jumlah tunggakan yang berhasil diidentifikasi terdiri dari :

Tunggakan sejumlah Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) tersebut merupakan tunggakan dimana kelompok peminjam Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) maupun Usaha Ekonomi Produktif) telah mengangsur / mengembalikan kepada Ketua TPK yaitu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN, namun oleh Terdakwa

1. 2.

Tunggakan Murni pada kelompok yang berhak

Tunggakan Penyelewengan pokok, angsuran dan bunga pinjaman serta tanggungan tabungan anggota

Rp216.001.800,00

Rp387.566.800,00

(7)

ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN uang setoran angsuran dari kelompok peminjam SPKP dan UEP tersebut tidak disetorkan kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon melainkan dipakai oleh Terdakwa untuk kepentingan pribadinya.

Bahwa pada tanggal 02 Agustus 2011 dilakukan kembali rapat koordinasi yang dihadiri oleh Fasilitator Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, Fasilitator Teknik, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon, Penanggungjawab Operasional Kegiatan dan Badan Kerjasama Antar Desa, Tim Penanganan Masalah menyatakan bahwa jumlah tanggungan dari Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut adalah sebesar Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah), kemudian dari hasil rapat koordinasi tersebut maka Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN dihadirkan dan kemudian Terdakwa mengakui kalau telah menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadinya dan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN membuat surat pernyataan yang isinya bersedia mengembalikan dana yang telah dipakainya tersebut dan sebagai itikad baik Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN menyerahkan asset berupa tanah dengan nilai taksiran Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang dilakukan tanggal 17 Juni 2011 dan sisanya sebesar Rp137.566.800,00 (seratus tiga puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) akan dilunasi oleh Terdakwa dengan membuat surat pernyataan tertanggal 02 Agustus 2011, namun sampai saat ini belum dapat dipenuhi/ dilunasi oleh Terdakwa.

Bahwa setelah dilakukan audit penghitungan kerugian negara oleh BPKP Perwakilan Jawa Tengah, maka penyelewengan berupa pemakaian pinjaman SPKP dan UEP oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN dapat dirinci:

(8)

a. b. c. d. e. f. g

Pinjaman orang lain yang digunakan terjadi pada 8 (delapan) Kelompok

Angsuran anggota yang diterima dari 32 (tiga puluh dua ) kelompok

Tabungan anggota yang diterima dari 32 (tiga puluh dua) kelompok

Jumlah Angsuran dan tabungan yang diterima Terdakwa ABDULMUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (b+c) Total pokok pinjaman, tabungan dan angsuran yang diterima Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (a+b+c)

Jumlah yang disetorkan ke UPK Kecamatan Jepon

Uang yang tidak disetorkan ke UPK Kecamatan Jepon dan digunakanuntuk kepentingan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN Rp40.000.000,00 Rp406.705.294,00 Rp59.598.306,00 Rp516.303.600,00 Rp556.303.600,00 Rp190.311.000,00 Rp365.992.600,00

Dari hasil tersebut terdapat perbedaan jumlah uang yang dipakai oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yaitu antara hasil identifikasi dari Tim Penanganan Masalah Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon dengan hasil audit BPKP yaitu Rp21.574.200,00 (Rp387.566.800,00 - Rp365.992.600,00),selisih tersebut disebabkan :

a. Pinjaman atas nama ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku anggota kelompok peminjam merupakan tunggakan murni Piutang PNPM;

b. Pokok Pinjaman yang digunakan oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yang menurut keterangan Terdakwa dipinjamkan kepada orang yang tidak berhak (bukan anggota kelompok) tidak diperhitungkan jasa pinjaman.

Bahwa perbuatan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yang menggunakan pemakaian pokok pinjaman kepada orang yang tidak berhak dan

(9)

tidak disetornya angsuran anggota kelompok SPKP dan UEP tersebut kepada UPK Kecamatan Jepon dan digunakan untuk kepentingan pribadi Terdakwa menyimpang dari Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan sebagai berikut : Penjelasan Buku IV Tersedianya dana kegiatan SPP / UEP yang produktif dan bertambah jumlahnya untuk penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin; Adanya pelestarian prinsip PNPM Mandiri Perdesaan terutama keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi; Penjelasan Buku IX Dana bergulir adalah dana yang berasal dari dana BLM Program (PPK, PNPM-PPK, PNPM Mandiri Perdesaan) yang telah dikembalikan ke UPK sebagai pengelola dan digulirkan kembali ke masyarakat.

Bahwa dengan demikian Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon Kabupaten Blora telah memperkaya diri sendiri atau orang lain sehingga merugikan keuangan negara / perekonomian negara cq UPK Kecamatan Jepon sebesar Rp365.992.600,00 (tiga ratus enam puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus rupiah) sebagaiman hasil Audit Penghitungan Kerugian Negara dari BPKP Perwakilan Jawa Tengah Nomor SR-640/PW11/5/2013 tanggal 28 Januari 2013 tentang Laporan hasil audit dalam Rangka Penghitungan Kerugian keuangan negara atas dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan untuk simpanan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora Tahun 2009-2010.

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

SUBSIDAIR ;

Bahwa Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN Selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(10)

Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yang diangkat berdasarkan Musyawarah Antar Desa (MAD) di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora sejak tahun 2005, pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, bertempat di Desa Tempellemahbang, Rt.03 Rw.01, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, telah menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, perbuatan mana Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut ;

Bahwa pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memperoleh Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP yang merupakan program dari pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan yang mencakup dua kegiatan yaitu kegiatan Fisik yang berupa pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan Kegiatan Non fisik berupa dana pinjaman untuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang dalam pelaksanaanya di tingkat desa khususnya di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora dibentuk kepengurusan / kepanitian PNPM mandiri yaitu membentuk Pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) melalui Musyawarah Desa Sosialisasi (MUSDES Sosialiasai) yang dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, Badan Perwakilan Desa (BPD), RT, RW, Perangkat Desa, Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Jepon serta Fasilitator Kecamatan, dari hasil Musyawarah Desa Sosialisasi tersebut terbentuk susunan pengurus untuk mengelola kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yaitu:

1. Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) : Sdr. ABDUL MUCHID 2. Sekretaris Tim Pengelola Kegiatan (TPK) : Sdr. JOKO

3. Bendahara Tim Pengelola Kegiatan (TPK) : Sdri. SUGIARTI

(11)

Desa Tempellemahbang adalah :

a. Penanggungjawab operasional kegiatan di Desa Tempellemahbang b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lapangan

c. Mengelola Administrasi

d. Mengelola keuangan program PNPM Mandiri Perdesaan

Bahwa Prosedur pengajuan Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah awalnya masyarakat membentuk kelompok SPKP dan UEP dengan anggota minimal 5 orang maksimal 10 orang yang kemudian mengajukan Proposal pengajuan dana SPKP dan UEP yang ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris Bendahara dan anggota yang diketahui Ketua TPK (Terdakwa selaku ketua TPK ) dan Kepala Desa, setelah itu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDIN selaku ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) mengirimkan proposal pengajuan dana tersebut kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon untuk diteliti persyaratannya, jika proposal pengajuan SPKP dan UEP yang diajukan tersebut disetujui maka pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon mencairkan dana kepada anggota kelompok yang berhak menerima secara tunai dan saat dilakukan pencairan tersebut Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN bertindak sebagai pendamping, Besarnya dana yang diterima oleh anggota kelompok program SPKP dan UEP bervariasi antara Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dan setiap peminjam yang menerima dana tersebut mengembalikan kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon dengan cara mengangsur/mencicil tiap bulan melalui Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK Desa Tempellemahbang dengan disertai bunga pinjaman dari pokok pinjaman adalah sebesar 1,5 %

Bahwa besarnya dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang diterima Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon tahun 2009 adalah sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) terdiri Rp1,6 Milyar bersumber Hal. 9 dari 23 hal. Put. Nomor : 18 K/Pid.Sus/2014 dari APBN dan selebihnya sebesar Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) bersumber dari APBD, sedangkan untuk untuk tahun 2010 sebesar Rp2,5 Milyar terdiri dari Rp2 Milyar dari APBN dan Rp500

(12)

Juta dari APBD dan untuk dana Perguliran PNPM mandiri untuk Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha ekonomi Produktif (UEP) di desa Tempellemahbang adalah Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah), namun dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan yang berupa tunggakan untuk dana bergulir baik yang berupa tunggakan murni (masih dikelompok peminjam) maupun yang digunakan untuk kepentingan pribadi yang jumlahnya sebesar Rp603.568.600,00 (enam ratus tiga juta lima ratus enam puluh delapan ribu enam ratus rupiah) yang terdiri dari tunggakan murni (anggota) Rp216.001.800,00 (dua ratus enam belas juta seribu delapan ratus rupiah) dan diselewengkan oleh Ketua TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yaitu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN adalah sebesar Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) dengan rincian untuk dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) sebesar Rp68.930.400,00 (enam puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh ribu empat ratus rupiah) dan untuk dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebesar Rp318.636.400,00 (tiga ratus delapan belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu empat ratus rupiah).

Bahwa untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan dana perguliran program Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha ekonomi Produktif (UEP) di Desa Tempellemahbang, maka dilakukan rapat koordinasi tanggal 20 Januari 2011 dan tanggal 09 Februari 2011 yang dihadiri oleh Tim PNPM Kabupaten Blora, Fasilitator Kecamatan bersama dengan Fasilitator Kabupaten, Pengurus UPK Kecamatan Jepon serta Badan Koordinasi Antar Desa PNPM-MP Kecamatan Jepon yang menghasilkan kesepakatan akan dilakukan identifikasi penanganan masalah tunggakan pinjaman Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di Desa Tempellemahbang kepada masing-masing kelompok untuk mencari kebenaran penyebab tunggakan SPKP dan UEP tersebut ;

Selanjutnya pada tanggal 22 Februari 2011 sampai dengan tanggal 24 Juni 2011 dilakukan identifikasi langsung kepada para penerima manfaat pinjaman Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dengan menanyakan langsung dan membuat pernyataan terkait pinjaman SPKP dan UEP dengan jumlah pinjaman dan angsuran yang telah disetorkan kepada Ketua TPK Desa, kemudian

(13)

dilakukan pencocokan data dengan setoran oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK Desa Tempellemahbang ke Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon, dari hasil identifikasi sampai dengan tanggal 30 juni 2011 atas saldo tunggakan pokok, angsuran dan bunga maka jumlah tunggakan yang berhasil diidentifikasi terdiri dari.

No Uraian Jumlah

1.

2.

Tunggakan Murni pada kelompok yang berhak

Tunggakan Penyelewengan pokok, angsuran dan bunga pinjaman serta tanggungan tabungan anggota

Rp216.001.800,00

Rp387.566.800,00

Jumlah Tunggakan Rp603.568.600,00

Tunggakan sejumlah Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) tersebut merupakan tunggakan dimana kelompok peminjam Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) maupun Usaha Ekonomi Produktif) telah mengangsur / mengembalikan kepada Ketua TPK yaitu Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN, namun oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN uang setoran angsuran dari kelompok peminjam SPKP dan UEP tersebut tidak disetorkan kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon melainkan dipakai oleh Terdakwa untuk kepentingan pribadinya.

Bahwa pada tanggal 02 Agustus 2011 dilakukan kembali rapat koordinasi yang dihadiri oleh Fasilitator Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, Fasilitator Teknik, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon, Penanggung jawab Operasional Kegiatan dan Badan Kerjasama Antar Desa, Tim Penanganan Masalah dinyatakan bahwa jumlah

(14)

tanggungan dari Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut adalah sebesar Rp387.566.800,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah), kemudian dari hasil rapat koordinasi tersebut maka Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN dihadirkan dan kemudian Terdakwa mengakui kalau telah menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadinya dan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN membuat surat pernyataan yang isinya bersedia mengembalikan dana yang telah dipakainya tersebut dan sebagai itikad baik Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN menyerahkan asset berupa tanah dengan nilai taksiran Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang dilakukan tanggal 17 Juni 2011 dan sisanya sebesar Rp137.566.800,00 (seratus tiga puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus rupiah) akan dilunasi oleh Terdakwa dengan membuat surat pernyataan tertanggal 02 Agustus 2011, namun sampai saat ini belum dapat dipenuhi/ dilunasi oleh Terdakwa :

Bahwa setelah dilakukan audit penghitungan kerugian negara oleh BPKP Perwakilan Jawa Tengah, maka penyelewengan berupa pemakaian pinjaman SPKP dan UEP oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN dapat di rinci sebagai berikut:

a.

b.

c.

d.

Pinjaman orang lain yang digunakan terjadi pada 8 (delapan) kelompok

Angsuran anggota yang di terima dari 32 (tiga puluh dua) kelompok

Tabungan anggota yang di terima dari 32 (tiga puluh dua ) kelompok

Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (b+c)

Rp40.000.000,00

Rp406.705.294,00

Rp59.598.306,00

(15)

e.

f.

g.

Total pokok pinjaman, tabungan dan angsuran yang di terima Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (a+b+c)

Jumlah yang di setorkan ke UPK Kecamatan Jepon

Uang yang tidak di setorkan ke UPK Kecamatan Jepon dan digunakan untuk kepentingan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN

Rp556.303.600,00

Rp190.311.000,00

Rp365.992.600,00

Dari hasil tersebut terdapat perbedaan jumlah uang yang dipakai oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yaitu antara hasil identifikasi dari Tim Penanganan Masalah Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jepon dengan hasil audit BPKP yaitu Rp21.574.200,00 (Rp387.566.800,00 - Rp365.992.600,00), selisih tersebut disebabkan :

1. Pinjaman atas nama ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku anggota kelompok peminjam merupakan tunggakan murni Piutang PNPM ;

2. Pokok Pinjaman yang digunakan oleh Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yang menurut keterangan Terdakwa dipinjamkan kepada orang yang tidak berhak (bukan anggota kelompok) tidak diperhitungkan jasa pinjaman ;

Bahwa perbuatan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN yang menggunakan pemakaian pokok pinjaman kepada orang yang tidak berhak dan tidak disetornya angsuran anggota kelompok SPKP dan UEP tersebut kepada UPK Kecamatan Jepon dan digunakan untuk kepentingan pribadi Terdakwa menyimpang dari Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan sebagai berikut ;

(16)

a. Tersedianya dana kegiatan SPP / UEP yang produktif dan bertambah jumlahnya untuk penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin;

b. Adanya pelestarian prinsip PNPM Mandiri Perdesaan terutama keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi ;

2. Penjelasan Buku IX ;

Dana bergulir adalah dana yang berasal dari dana BLM Program (PPK, PNPM-PPK, PNPM Mandiri Perdesaan) yang telah dikembalikan ke UPK sebagai pengelola dan digulirkan kembali ke masyarakat ;

Bahwa dengan demikian Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN selaku Ketua TPK desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon Kabupaten Blora telah menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara yang merugikan keuangan negara / perekonomian negara cq UPK Kecamatan Jepon sebesar Rp365.992.600,00 (tiga ratus enam puluh lima juta Sembilan ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus rupiah) sebagaiman hasil Audit Penghitungan Kerugian Negara dari BPKP Perwakilan Jawa Tengah No. SR-640/PW11/5/2013 tanggal 28 Januari 2013 tentang Laporan hasil audit dalam Rangka Penghitungan Kerugian keuangan negara atas dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan untuk Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora Tahun 2009-2010.

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(17)

Tuntutan Penuntut Umum pada Kejaksaaan Negeri Blora tanggal 06 Mei l 2013 isinya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ KORUPSI ” melanggar Pasal 2 ayat 1 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor: 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dakwaan PRIMAIR Penuntut Umum .

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan dan Pidana Denda sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) subsidiair 3 (tiga) bulan kurungan . 3. Menetapkan agar Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD

JAMALUDDIN membayar uang pengganti sebesar Rp115.992.600,00 (seratus lima belas juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus rupiah) diperhitungkan dari kerugian negara sebesar Rp365.992.600,00 (tiga ratus enam puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus rupiah) dikurangi nilai tanah yang diserahkan kepada UPK Kecamatan Jepon Sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah), jika terpidana tidak membayar uang pengganti paling lambat 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut maka dipidana penjara selama 2 (dua) tahun penjara. 4. Menyatakan barang bukti berupa berupa :

a. Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Kementrian Dalam Negeri Nomor : 414.2/3717/PMD tanggal 5 Nopember 2008.

b. Berita Acara MUSDES Tentang Penunjukan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua TPK ;

(18)

d. Bukti setoran anggota Kelompok ke Ketua TPK berikut laporan bulanan yang dibuat oleh UPK ke Fasilitator Kabupaten ;

e. Berita Acara Penanganan masalah Penyelewengan Dana SPKP / UEP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora ;

f. Rekap sementara Penyimpangan Dana PNPM Mandiri, Kecamatan Jepon; g. Surat Pernyataan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN

Yang dibuat tanggal 26 Juli 2012 yang akan melunasi tanggungan Dana SPKP dan UEP setelah dikurangi dengan nilai tanah yang dijaminkan sebesar Rp133.507.600,00 (seratus tiga puluh tiga juta lima ratus tujuh ribu enam ratus rupiah) ;

h. Draf Aturan dan Sanksi Lokal MAD Prioritas usulan 2012 Kecamatan Jepon ;

i. SK BUPATI Tentang Pengangkatan UPK dan PJOK ;

j. Resume Hasil Audit Investigasi BPKP Perwakilan Jawa Tengah ; Tetap terlampir dalam berkas perkara :

Serifikat tanah sebanyak 2 (dua) buah dan 1 (satu) letter D yang dijaminkan oleh ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN dikembalikan kepada UPK Kecamatan Jepon;

Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

5. Amar Putusan Pengadilan Negeri

Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Blora tanggal 6 Mei 2013 sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi yang di dakwakan dalam dakwaan primair;

2. Membebaskan Terdakwa ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN oleh karna itu dari dakwaan primair tersebut ;

(19)

3. Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “korupsi” sebagaimana tersebut dalam dakwaan subsidair ;

4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDINtersebut di atas, oleh karna itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 3(tiga bulan, dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan ;

5. Menetapkan agar masa penangkapan dan penahan yang telah di jalani oleh Terdakwa di kurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut di atas ;

6. Menghukum pula Terdakwa untuk membayar Uang Pengganti sebesar Rp. 155.992.600,00 (serarus lima belas juta,Sembilan ratus Sembilan puluh dua ribu, enamratus rupiah), dengan ketentuan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti, maka di ganti dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan ;

7. Memerintahkan agar terdakwa tetap di tahan 8. Menetapkan barang bukti berupa :

a. Petunjuk Tehnis Operasional (PTO) Kementrian Dalam Negeri Nomor: 414.2/3717/PMD tanggal 5 Nopember 2008 ;

b. Berita Acara MUSDES Tentang Penunjukan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua TPK ;

c. Realisasi Perguliran SPKP dan UEP tahun 2009 dan tahun 2010 oleh UPK;

d. Bukti setoran anggota Kelompok ke Ketua TPK berikut laporan bulanan yang dibuat oleh UPK ke Fasilitator Kabupaten ;

e. Berita Acara Penanganan masalah Penyelewengan Dana SPKP / UEP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora ;

f. Rekap sementara Penyimpangan Dana PNPM Mandiri,Kecamatan Jepon;

g. Surat Pernyataan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN Yang dibuat tanggal 26 Juli 2012 yang akan melunasi tanggungan Dana SPKP dan UEP setelah dikurangi dengan nilai tanah yang dijaminkan sebesar Rp133.507.600,00 (seratus tiga puluh tiga juta lima ratus tujuh ribu enam ratus rupiah ) ;

h. Draf Aturan dan Sanksi Lokal MAD Prioritas usulan 2012 Kecamatan Jepom; i. SK BUPATI Tentang Pengangkatan UPK dan PJOK;

(20)

Tetap terlampir dalam berkas perkara :

Sertifikat tanah sebanyak 2(dua) buah dan 1(satu) letterDE yang dijaminkan oleh ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN dikembalikan kepada UPK Kecamatan Jepon;

9. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang pada Tingkat Pertama ditetapkan sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) dan dalam Tingkat Banding ditetapkan sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) ;

6. Amar Putusan Pengadilan Tinggi

Putusan Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Semarang No.62/Pid.sus//2013/PT.TPK.Smg, tanggal 18 September 2013 dengan amar sebagai berikut:

Menerima permintaan yang dijajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut;

Merubah amar putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang tanggal 26 Juni 2013 Nomor 25/ Pid.Sus/2013/ PN.Tipikor. Smg, yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai lamanya pidananya sehingga amar putusan selengkapnya menjadi sebagai berikut:

1) Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Primair ; 2) Membebaskan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN

oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut ;

3) Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Korupsi” sebagaimana tersebut dalam dakwaan Subsidair ; 4) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD

JAMALUDDIN tersebut di atas, oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun, dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan ;

(21)

5) Menetapkan agar masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut di atas ;

6) Menghukum pula Terdakwa untuk membayar Uang Pengganti sebesar Rp115.992.600,00 (seratus lima belas juta, sembilan ratus sembilan puluh dua ribu, enam ratus rupiah), dengan ketentuan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya disita oleh Jaksa Penuntut Umum dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka diganti dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan ;

7) Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan ; 8) Menetapkan barang bukti berupa :

a. Petunjuk Tehnis Operasional (PTO) Kementrian Dalam Negeri Nomor: 414.2/3717/PMD tanggal 5 Nopember 2008 ;

b. Berita Acara MUSDES Tentang Penunjukan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua TPK ;

c. Realisasi Perguliran SPKP dan UEP tahun 2009 dan tahun 2010 oleh UPK;

d. Bukti setoran anggota Kelompok ke Ketua TPK berikut laporan bulanan yang dibuat oleh UPK ke Fasilitator Kabupaten ;

e. Berita Acara Penanganan masalah Penyelewengan Dana SPKP / UEP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora ;

f. Rekap sementara Penyimpangan Dana PNPM Mandiri,Kecamatan Jepon; g. Surat Pernyataan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN Yang

dibuat tanggal 26 Juli 2012 yang akan melunasi tanggungan Dana SPKP dan UEP setelah dikurangi dengan nilai tanah yang dijaminkan sebesar Rp133.507.600,00 (seratus tiga puluh tiga juta lima ratus tujuh ribu enam ratus rupiah ) ;

(22)

i. SK BUPATI Tentang Pengangkatan UPK dan PJOK;

j. Resume Hasil Audit Investigasi BPKP Perwakilan Jawa Tengah; Tetap terlampir dalam berkas perkara :

Sertifikat tanah sebanyak 2(dua) buah dan 1(satu) letterDE yang dijaminkan oleh ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN dikembalikan kepada UPK Kecamatan Jepon;

9) Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang pada Tingkat Pertama ditetapkan sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) dan dalam Tingkat Banding ditetapkan sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

6. Amar Putusan Mahkamah Agung

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa: ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (Alm) tersebut ; Membatalkan putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Tinggi Semarang Nomor : 62/Pid.Sus/2013/PT.TPK.Smg, tanggal 18 September 2013 yang merubah putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 25/ Pid.Sus/2013/PN.Smg, tanggal 20 Juni 2013 ;

MENGADILI SENDIRI :

1) Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”;

2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, oleh karena itu dengan pidana penjara Selama 4 (empat) tahun, dan pidana denda sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dengan ketentuan jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan ;

(23)

3) Menetapkan agar masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut di atas ;

4) Menghukum pula Terdakwa untuk membayar Uang Pengganti sebesar Rp115.992.600,00 (seratus lima belas juta, sembilan ratus sembilan puluh dua ribu, enam ratus rupiah), dengan ketentuan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya disita oleh Jaksa Penuntut Umum dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka diganti dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan ;

5) Menetapkan barang bukti berupa :

a. Petunjuk Tehnis Operasional (PTO) Kementrian Dalam Negeri Nomor 14.2/3717/PMD tanggal 5 Nopember 2008 ;

b. Berita Acara MUSDES Tentang Penunjukan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua TPK ;

c. Realisasi Perguliran SPKP dan UEP tahun 2009 dan tahun 2010 oleh UPK; d. Bukti setoran anggota Kelompok ke Ketua TPK berikut laporan bulanan yang

dibuat oleh UPK ke Fasilitator Kabupaten ;

e. Berita Acara Penanganan masalah Penyelewengan Dana SPKP / UEP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kab.Blora; f. Rekap sementara Penyimpangan Dana PNPM Mandiri, Kecamatan Jepon; g. Surat Pernyataan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN Yang

dibuat tanggal 26 Juli 2012 yang akan melunasi tanggungan Dana SPKP dan UEP setelah dikurangi dengan nilai tanah yang dijaminkan sebesar

Rp133.507.600,00 (seratus tiga puluh tiga juta lima ratus tujuh ribu enam ratus rupiah ) ;

h. Draf Aturan dan Sanksi Lokal MAD Prioritas usulan 2012 Kecamatan Jepon i. SK BUPATI Tentang Pengangkatan UPK dan PJOK ;

j. Resume Hasil Audit Investigasi BPKP Perwakilan Jawa Tengah ; Tetap terlampir dalam berkas perkara ; Serifikat tanah sebanyak 2 (dua) buah dan 1

(24)

(satu) letter D yang dijaminkan oleh ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN dikembalikan kepada UPK Kecamatan Jepon ;

Membebankan kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

B. Pembahasan

1. Kesesuaian Alasan Permohonan Kasasi Terdakwa Pelaku Tindak Pidana Korupsi dengan Ketentuan Pasal 253 KUHAP

Kasasi adalah suatu alat hukum yang merupakan wewenang dari Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari pengadilan-pengadilan terdahulu dan ini merupakan peradilan yang terakhir (J.C.T. Simorangkir, 2000: 81). Adapun tujuan dari kasasi ialah untuk menciptakan kesatuan penerapan hukum dengan jalan membatalkan putusan yang bertentangan dengan undang-undang atau keliru dalam menerapkan hukum (Andi Hamzah, 2010:292). Pada KUHAP, upaya hukum ini diatur dalam Bab XVII Bagian Kedua Pasal 244 sampai dengan Pasal 258.

Upaya kasasi adalah hak yang diberikan hukum kepada Terdakwa maupun kepada Penuntut Umum. Tergantung pada mereka untuk memepergunakan hak tersebut. Seandainya mereka menerima putusan yang dijatuhkan, mereka dapat mengesampingkan hak untuk kasasi. Tetapi apabila mereka keberatan akan putusan yang dijatuhkan oleh hakim maka mereka dapat mempergunakan hak untuk mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung. Terkait mengenai siapa saja yang berhak untuk mengajukan permohonan kasasi, Pasal 244 KUHAP telah menegaskan bahwa yang berhak adalah Terdakwa dan atau Penuntut Umum. Mereka inilah yang berhak mengajukan permohonan kasasi baik “sendiri-sendiri” maupun secara “bersamaan”.

(25)

Terdakwa saja secara sendirian dapat mengajukan kasasi, demikian juga Penuntut Umum. Hal ini tidak mengurangi kemungkinan keduanya sama-sama mengajukan kasasi, baik Terdakwa maupun Penuntut Umum sama-sama mengajukan permohonan kasasi (M. Yahya Harahap, 2012: 548).

Permohonan kasasi yang diajukan oleh Terdakwa di dalam putusan Mahkamah Agung Nomor: 18 K/PID.SUS/2014 merupakan hak terdakwa untuk melakukan upaya hukum apapun berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali sesuai yang diatur oleh undang-undang. Dasar hukum dari permohonan kasasi ini merujuk pada Undang-Undang UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang dimuat dalam Pasal 22 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 Pasal 23 yang menyatakan “Putusan pengadilan dalam tingkat banding dapat dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali undang-undang menentukan lain’.

Sebelum membahas mengenai syarat materiil permohonan kasasi, terlebih dahulu penulis mengemukakan mengenai syarat formal permohonan kasasi sebagaimana diatur dalam Pasal 244, Pasal 245 dan Pasal 248 KUHAP. Berdasarkan ketentuan KUHAP tersebut telah terpenuhi mengenai syarat formal permohonan kasasi, seperti jangka waktu pengajuan permohonan kasasi, memori kasasi yang dimuat dalam Putusan. Hal tersebut dapat dilihat dalam akta tentang permohonan kasasi Nomor : 97/Kasasi/ Akta.Pid.Sus/2013/PN.Tipikor.Smg. Jo. Nomor : 62/Pid.Sus/2013/PT.TPK.Smg, Jo. Nomor : 25/Pid.Sus/2013/PN.Tipikor.Smg, yang dibuat oleh Plt. Panitera Muda pada Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang yang menerangkan, bahwa pada tanggal 16 Oktober 2013 Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut.

Memperhatikan pula memori kasasi tanggal 30 Oktober 2013 dari Terdakwa sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 30 Oktober 2013,telah membaca surat-surat yang bersangkutan.

Mempertimbangkan bahwa, putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 03 Oktober 2013 dan Terdakwa

(26)

mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 16 Oktober 2013 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 30 Oktober 2013 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima.

Selanjutnya mengenai alasan-alasan permohonan kasasi Terdakwa pelaku tindak pidana korupsi, mengenai substansi syarat materiilnya diatur secara yuridis berdasarkan ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c KUHAP dapat dijabarkan bahwa secara limitatif alasan kasasi yang dapat dilakukan oleh Terdakwa melalui Penasihat Hukum dan Jaksa/Penuntut Umum yang dibenarkan oleh undang-undang adalah berkisar mengenai masalah adanya kesalahan penerapan hukum, baik hukum acara maupun hukum materiilnya, cara pengadilan mengadili serta memutus perkara tidak sesuai dengan cara mengadili yang diharuskan oleh ketentuan undang-undang, dan adanya cara pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, baik secara absolut (competentie absolute) dan relatif (competentie relative) (Lilik Mulyadi, 2000: 173). Untuk mengetahui kesesuaian alasan Terdakwa dalam mengajukan permohonan kasasi dengan ketentuan dalam KUHAP, maka perlu diperhatikan Pasal 253 ayat (1) KUHAP yang mengatur secara limitatif alasan-alasan kasasi yang dapat dilakukan oleh Terdakwa melalui Penasihat Hukum. Alasan-alasan tersebut terbatas dan diatur dalam Pasal 253 ayat (1) adalah apakah suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Mencermati ketentuan Pasal 253 ayat (1) KUHAP yang menjabarkan alasan kasasi secara limitatif tersebut, maka pengajuan kasasi atas putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Semarang Nomor: 62/Pid.Sus/2013/PT. PTK.Smg, tanggal 18 September 2013 menggunakan alasan kasasi yang diajukan oleh terdakwa yaitu sebagai berikut:

1. Bahwa pemohon kasasi sependapat dengan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tingkat Banding yang mengambil alih pertimbangan Hakim

(27)

dari putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tingkat pertama, oleh karena itu telah tepat dalam menerapkan hukumnya;

2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan putusan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tingkat banding yang menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan kepada Abdul Muchid bin Achmad Jamaluddin dan mengembalikan uang pengganti sebesar Rp115.992.600,00 (seratus lima belas juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus rupiah).

3. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tingkat banding tersebut tidak mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat, tidak mempertimbangkan hal-hal yang meringankan Pemohon Kasasi Abdul Muchid bin Acmad Jamaluddin; 4. Disamping itu Pemohon Kasasi telah mengembalikan kerugian Negara berupa jaminan 2 (dua) buah sertifikat tanah dan 1 (satu) letter D yang dijaminkan pemohon kasasi;

Uraian mengenai alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh Terdakwa pelaku Tindak Pidana Korupsi di atas, tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c, KUHAP. Karena alasan yang pertama Terdakwa Pemohon Kasasi sependapat dengan judex factie beranggapan telah tepat dalam menerapkan hukumnya, bukan sebaliknya mengajukan keberatan atas kekeliruan atau kesalahan judex factie mengenai peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, sehingga alasan pertama bukan materi suatu alasan kasasi yang terdapat pada Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c, KUHAP.

Mencermati alasan kasasi kedua Terdakwa pelaku Tindak Pidana Korupsi keberatan mengenai sanksi pidana jelas merupakan kewenangan dari judex factie untuk menentukan berat ringannya pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa. Sehingga mengenai sanksi pidana tidak ada sangkut pautnya dengan salah satu unsur dalam Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c, KUHAP yaitu apakah suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Oleh karena itu alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh

(28)

Terdakwa tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c, KUHAP. Namun terlepas dari alasan-alasan kasasi yang diajukan Terdakwa Pemohon Kasasi yang kurang sesuai dengan rumusan Pasal 253 ayat (1) huruf a, b, c, KUHAP. Mengingat telah memenuhi syarat formal dan untuk menentukan hukumnya menjadi kewenangan mutlak Mahkamah Agung, berlaku ketentuan Pasal 254 KUHAP, yang menyebutkan dalam hal Mahkamah Agung memeriksa permohonan kasasi karena telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Pasal 246,.dan Pasal 247. mengenai hukumnya Mahkamah Agung dapat memutus menolak atau mengabulkan permohonan kasasi. Sesuai Pasal 254 KUHAP mengenai hukumnya Mahkamah Agung memutus mengabulkan permohonan kasasi. Mahkamah Agung menyatakan bahwa, judex factie telah salah menerapkan hukum yang menganggap perbuatan Terdakwa tidak terbukti melanggar sebagaimana dalam dakwaan primair karena perbuatan Terdakwa terbukti yang menyalahgunakan kewenangannya juga merupakan pengertian melawan hukum. Adanya kerugian negara sebesar Rp387.566.000,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu rupiah), lebih signifikan dinilai sebagai memperkaya.

2. Kesesuaian Pertimbangan Mahkamah Agung Mengabulkan Permohonan Kasasi Terdakwa karena Terdapat Kesalahan Judex Factie dalam Menilai Perbuatan Terdakwa Tidak Terbukti Melanggar Dakwaan Primair dengan Pasal 256 KUHAP

Menjawab rumusan masalah kedua di dalam penelitian ini, penulis pertama-tama akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai ketentuan yang diatur di dalam Pasal 256 KUHAP, yang bunyinya yaitu, “Jika Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254, Mahkamah Agung membatalkan putusan pengadilan yang dimintakan kasasi dan dalam hal itu berlaku ketentuan Pasal 255”. Apabila kemudian penulis cermati bunyi ketentuan dari Pasal 256 KUHAP tersebut, mempunyai syarat berlakunya berdasarkan Pasal 254 KUHAP dan Pasal 255 KUHAP. Ketentuan Pasal 254 KUHAP adalah, “Dalam hal Mahkamah Agung memeriksa permohonan kasasi karena telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Pasal 246. dan Pasal 247. mengenai hukumnya Mahkamah Agung

(29)

dapat memutus menolak atau mengabulkan permohonan kasasi”. Rumusan dalam Pasal 245, 246, dan 247 KUHAP tersebut merupakan syarat formil di dalam pengajuan permohonan kasasi. Sedangkan Pasal 255 KUHAP mengatur mengenai, “(1) Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara tersebut. (2) Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, Mahkamah Agung menetapkan disertai petunjuk agar pengadilan yang memutus perkara yang bersangkutan memeriksanya. lagi mengenai. bagian yang dibatalkan, atau berdasarkan alasan tertentu Mahkamah Agung dapat menetapkan perkara tersebut diperiksa oleh pengadilan setingkat yang lain. (3) Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena pengadilan atau hakim yang bersangkutan tidak berwenang mengadili perkara tersebut, Mahkamah Agung menetapkan pengadilan atau hakim lain mengadili perkara tersebut.”

Berdasarkan penjabaran Pasal 256 KUHAP di atas, penulis kemudian menganalisis pertimbangan hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung pemeriksa perkara dalam putusan Nomor 18 K/PID.SUS/2014, dengan isi ketentuan Pasal 256 KUHAP. Di dalam pertimbangan putusan perkara a quo halaman 20, terhadap pengajuan permohonan kasasi yang dilakukan oleh Terdakwa, Mahkamah Agung berpendapat bahwa, “Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 03 Oktober 2013 dan Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 16 Oktober 2013 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 30 Oktober 2013 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima.” Dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung tersebut, permohonan kasasi yang diajukan oleh Terdakwa dapat diterima dan layak diperiksa oleh Mahkamah Agung karena memenuhi syarat formil yang diatur di dalam Pasal 245, 246, dan 247 KUHAP.

Pertimbangan Mahkamah Agung tersebut juga menunjukkan telah terpenuhinya ketentuan Pasal 256 KUHAP karena permohonan kasasi yang diajukan oleh Terdakwa telah memenuhi syarat formil pengajuan permohonan kasasi, dalam putusan perkara

(30)

tersebut Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Terdakwa. Selanjutnya Mahkamah Agung menilai terhadap putusan pengadilan yang ada di bawahnya yaitu Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Semarang dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang telah salah di dalam menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya, oleh karenanya Mahkamah Agung membatalkan putusan di bawahnya dengan mengadili sendiri perkara tersebut. Dengan Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara tersebut, telah sesuai dengan ketentuan Pasal 256 KUHAP karena berlakunya ketentuan Pasal 255 KUHAP utamanya Pasal 255 ayat (1) KUHAP. Pasal 255 ayat (1) KUHAP memberikan kewenangan kepada Mahkamah Agung, “Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara tersebut.” Sehingga Mahkamah Agung di dalam memeriksa perkara ini telah sesuai dengan Pasal 256 KUHAP.

Kesesuaian pertimbangan hukum dari Mahkamah Agung terhadap Pasal 256 KUHAP yaitu terdapat di dalam halaman 22 Putusan Mahkamah Agung Nomor 18 K/PID.SUS/2014 yang menyatakan bahwa Judex Factie telah salah menerapkan hukum yang menganggap perbuatan Terdakwa tidak terbukti melanggar sebagaimana dalam dakwaan primair karena perbuatan Terdakwa yang menyalahgunakan kewenangannya juga merupakan pengertian melawan hukum. Terhadap pertimbangan yang dibuat oleh Mahkamah Agung tersebut, penulis sependapat bahwa Judex Factie telah salah di dalam menilai pembuktian dakwaan dari Penuntut Umum. Bahwa bentuk susunan Surat Dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum adalah Dakwaan Subsidaritas, yang pembuktiannya apabila terlebih dahulu berdasarkan pasal dalam Dakwaan Primair, apabila unsur-unsur pasal dalam Dakwaan Primair tidak terbukti maka baru dibuktikan Dakwaan Subsidairnya. Sebaliknya apabila Dakwaan Primairnya telah terbukti maka Dakwaan Subsidairnya tidak perlu dibuktikan lagi. Bahwa di dalam perkara Terdakwa atas nama Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin tersebut, oleh Penuntut Umum dalam Dakwaan Primair diancam pidana menurut Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang

(31)

Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Seharusnya apabila Terdakwa dinyatakan tidak terbukti melanggar Dakwaan Primair, Terdakwa sepantasnya dibebaskan dari segala tuntutan hukum oleh Judex Factie, karena jelas Dakwaan Subsidair tidak dibuktikan oleh Penuntut Umum

Bahwa unsur penyalahgunaan wewenang sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi merupakan bentuk khusus dari unsur melawan hukum sebagaimana diatur di dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 3 Undang-undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Maksud dari bentuk khusus tersebut adalah unsur penyalahgunaan wewenang ditujukkan bagi mereka yang memiliki kewenangan yang dalam hal ini adalah pejabat atau penyelenggara negara. Karena tidak mungkin ada penyalahgunaan wewenang jika tidak ada perbuatan melawan hukum. Sehingga, pertimbangan hukum dari Mahkamah Agung tersebut, menurut penulis telah tepat dengan membatalkan putusan Judex Factie dan mengadili sendiri perkara tersebut, karena Judex Factie telah salah menilai perbuatan Terdakwa tidak terbukti melanggar Dakwaan Primair

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat : Bahwa terlepas dari keberatan Pemohon Kasasi/Terdakwa bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat : Bahwa terlepas dari keberatan Pemohon Kasasi/Terdakwa bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan hukum yang menganggap perbuatan Terdakwa tidak terbukti melanggar sebagaimana dalam dakwaan primair karena

(32)

perbuatan Terdakwa yang menyalahgunakan kewenangannya juga merupakan pengertian melawan hukum;

Bahwa disamping itu kerugian negara sebesar Rp387.566.000,00 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh enam ribu rupiah), lebih signifikan dinilai sebagai memperkaya;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas Mahkamah Agung berpendapat bahwa putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Tinggi Semarang Nomor : 62/Pid.Sus/2013/PT.TPK.Smg, tanggal 18 September 2013 yang merubah putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 25/ Pid.Sus/2013/PN.Smg, tanggal 20 Juni 2013, tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, sehingga amarnya berbunyi sebagaimana tertera di bawah ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ; Memperhatikan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang Nomor : 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor : 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor : 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan yang lain yang bersangkutan

Berdasarkan kajian dan pembahasan penulis di atas, sudah sangat jelas pertimbangan hukum Mahkamah Agung dengan adanya kesalahan Judex Factie dalam menilai perbuatan Terdakwa tidak terbukti melanggar Dakwaan Primair sebagai pertimbangan mengabulkan permohonan kasasi Terdakwa. Atas dasar permohonan kasasi Terdakwa dikabulkan, kemudian Mahkamah Agung membatalkan putusan Judex Factie adalah tepat, karena kesalahan Judex Factie dalam menilai pembuktian dakwaan primair tidak terbukti yang ditujukan terhadap diri Terdakwa, kemudian mengadili sendiri perkara tersebut sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 256 KUHAP.

(33)

Adapun mengenai amar putusan Mahkamah Agung dalam putusan sebagai berikut:

MENGADILI

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa: ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN (Alm) tersebut ; Membatalkan putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Tinggi Semarang Nomor : 62/Pid.Sus/2013/PT.TPK.Smg, tanggal 18 September 2013 yang merubah putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 25/ Pid.Sus/2013/PN.Smg, tanggal 20 Juni 2013 ;

MENGADILI SENDIRI :

1. Menyatakan Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUL MUCHID Bin ACHMAD JAMALUDDIN tersebut di atas, oleh karena itu dengan pidana penjara Selama 4 (empat) tahun, dan pidana denda sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dengan ketentuan jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan ; 3. Menetapkan agar masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut di atas ; 4. Menghukum pula Terdakwa untuk membayar Uang Pengganti sebesar Rp115.992.600,00

(seratus lima belas juta, sembilan ratus sembilan puluh dua ribu, enam ratus rupiah), dengan ketentuan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya disita oleh Jaksa Penuntut Umum dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka diganti dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan ;

(34)

a. Petunjuk Tehnis Operasional (PTO) Kementrian Dalam Negeri Nomor : 414.2/3717/PMD tanggal 5 Nopember 2008 ;

b. Berita Acara MUSDES Tentang Penunjukan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN sebagai Ketua TPK ;

c. Realisasi Perguliran SPKP dan UEP tahun 2009 dan tahun 2010 oleh UPK;

d. Bukti setoran anggota Kelompok ke Ketua TPK berikut laporan bulanan yang dibuat oleh UPK ke Fasilitator Kabupaten ;

e. Berita Acara Penanganan masalah Penyelewengan Dana SPKP / UEP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kab.Blora;

f. Rekap sementara Penyimpangan Dana PNPM Mandiri, Kecamatan Jepon;

g. Surat Pernyataan ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN Yang dibuat tanggal 26 Juli 2012 yang akan melunasi tanggungan Dana SPKP dan UEP setelah dikurangi dengan nilai tanah yang dijaminkan sebesar Rp133.507.600,00 (seratus tiga puluh tiga juta lima ratus tujuh ribu enam ratus rupiah ) ;

h. Draf Aturan dan Sanksi Lokal MAD Prioritas usulan 2012 Kecamatan Jepon ; i. SK BUPATI Tentang Pengangkatan UPK dan PJOK ;

j. Resume Hasil Audit Investigasi BPKP Perwakilan Jawa Tengah ; Tetap terlampir dalam berkas perkara ;

Serifikat tanah sebanyak 2 (dua) buah dan 1 (satu) letter D yang dijaminkan oleh ABDUL MUCHID BIN ACHMAD JAMALUDDIN dikembalikan kepada UPK Kecamatan Jepon ;

Membebankan kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah).

Referensi

Dokumen terkait

Seng (Zn) merupakan unsur penting untuk pertumbuhan manusia, hewan, maupun tanaman.Logam ini memiliki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih kebiruan, dan

Koefisien regresi variabel iklim komunikasi (β3= 0,390) memberikan makna bahwa pada kondisi ceteris paribus , jika skor rata-rata luas lahan meningkat sebesar

Jika melihat karakter usahanya (pengolah ikan atau penjual ikan) dimana perputaran modal berjalan cukup cepat maka besarnya pinjaman dibandingkan dengan usaha yang

Cara yang efisien untuk memindahkan sampel dari jaring ke dalam botol yaitu pertama, melipat jaring yang berisi serangga secara langsung dan memasukkannya ke dalam “killing

Hal senada juga di ungkapkan oleh Kang Usep Kholiluddin (pembimbing Da’i Center) di mana ia mengatakan bahwa yang menjadi faktor pendukung Da’i Center dalam

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan untuk peneliti mengkaji peran teori persepsi visual yang ada pada foto karya Henri Cartier Bresson.. Seorang komunikator visual

Penelitian ini disusun berdasarkan studi literatur, serta mempelajari cara kerja dan sekaligus cara-cara merencanakan dan membuat peralatan tersebut. Perencanaan peralatan

Hasil Uji statistik chi square didapatkan nilai p =0.016 artinya ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian Diabetes mellitus dengan nilai OR 2.087