• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

7

2.1. Konsep Dasar Program

Dasar program adalah rangkaian intruksi-intruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logika dan sistematis. Dimana program dibuat untuk membuat solusi dari pemecahan kasus yang timbul, meningkatkan kualitas dan perfoma dari kinerja kerja, serta membantu dalam proses mengambil keputusan.

2.1.1. Program

Menurut Harumy dkk (2016:4), “Program adalah formulasi sebuah algoritma dalam bentuk bahasa pemrograman, sehingga siap untuk dijalankan pada mesin komputer”. Membuat program seperti memberitahukan apa yang harus dilakukan kepada orang lain. Sebagai contoh, pada saat kita memberitahukan algoritma membuat telur dadar kepada orang lain, itu artinya kita sudah melakukan pemrograman.

Menurut Munir (2011:2), “Program adalah kumpulan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar melakukan suatu tindakan tertentu”. Tanpa program, sesungguhnya komputer tidak dapat berbuat apa-apa. Suatu program ditulis dengan mengikuti kaidah bahasa pemrograman tertentu.

Sedangkan menurut Kowi (2016:21), “Program komputer atau sering kali disingkat sebagai program adalah serangkaian instruksi yang ditulis untuk melakukan suatu fungsi spesifik pada komputer”. Komputer pada dasarnya membutuhkan keberadaan program agar menjalankan fungsinya sebagai komputer,

(2)

biasanya hal ini dilakukan dengan cara mengeksekusi serangkaian perintah atau instruksi program tersebut pada prosesor.

Program dalam pengertian luas meliputi seluruh kegiatan yang tercakup dalam pembuatan program, termasuk analisis kebutuhan (requirement’s analysis) dan keseluruhan tahapan dalam perencanaan (planning) dan perwujudannya (implementation).

Dalam pengertian yang lebih sempit, pemrograman merupakan pengkodean (coding atau program writting = penulisan program) dan pengujiannya (testing) berdasarkan rancangan tertentu. Pemahaman lebih sempit ini sering digunakan dalam pembuatan program-program terapan komersial yag membedakan antara system analyst yang bertanggung jawab dalam menganalisa kebutuhan, perencanaan dan perancangan program dengan pemrogram (programmer) yang bertugas membuat kode program dan menguji kebenaran program.

Adapun program yang digunakan antara lain: a. Microsoft Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang cukup

populer dan mudah diperlajari. Kita dapat membuat program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface) atau program yang memungkinkan pemakai komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut dengan menggunakan modus grafik atau gamabar.

Menurut Binarto (2012:1) mengemukakan bahwa “Visual Basic (sering disingkat sebagai VB) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan

(3)

perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan model pemrograman (COM)”.

Sedangkan menurut Winarno (2010:98), “Pemrograman Visual Basic adalah sekumpulan keyword, properti, nama objek, variabel, angka, simbol khusus dan nilai lainnya yang secara kolektif membentuk sebuah instruksi yang dipahami oleh compiler visual basic”. Dengan banyaknya komponen yang disediakan oleh

Visual Basic 6.0, membuat para programmer dan pengembang aplikasi lebih

mudah dalam membuat aplikasi.

Sumber: Wahana Komputer, 2015:5

Gambar II.1.

Tampilan IDE Visual Basic 6.0

b. Crystal Report

Menurut Madcoms (2010:234) “Crystal Report merupakan program yang terpisah dengan Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (Linkage)”. Membuat laporan dengan Crystal Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah, karena Crystal Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen

(4)

yang mudah digunakan. Kelebihan yang dimiliki Crystal Report antara lain sebagai berikut :

1. Pembuatan laporan tidak terlalu rumit sehingga mmungkinkan pemrogram pemula sekalipun dapat membuat laporan tanpa harus melibatkan banyak kode pemrograman.

2. Terintegrasi dengan berbagai bahasa pemrograman lain sehingga memungkinkan pemrogram memanfaatkan dengan keahlian atau bahasa pemrograman yang dikuasai.

3. Fasilitas impor hasil laporan yang mendukung format yang populer seperti

Microsoft Word, Excell, Acces, Adobe Acrobat Reader, HTML dan

sebagainya.

Elemen layar dari Crystal Report tidak jauh beda dengan elemen data record (salah satu fasilitas dafault yang disediakan Visual Basic untuk membuat laporan), hanya saja Crystal Report dilengkapi dengan fasilitas yang lebih banyak untuk mengembangkan berbagai jenis laporan.

c. XAMPP

Menurut WK (2015:55) “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP, Perl”. XAMPP adalah tool yang menyediakan paket perangkat lunak dalam satu buah paket. Pada paket XAMPP telah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side

scripting), Perl, FTP server, PhpMyAdmin, dan berbagai pustaka bantu lainnya. 2.1.2. Bahasa Pemrograman

Menurut Kadir (2010:2), “Bahasa Pemrograman adalah bahasa yang digunakan untuk menyusun program”.

(5)

Menurut Harumy dkk (2016:4), “Bahasa pemrograman adalah bahasa buatan yang digunakan untuk mengendalikan perilaku dari sebuah mesin, biasanya berupa mesin komputer, sehingga dapat digunakan untuk memberitahu komputer tentang apa yang harus dilakukan”.

Struktur bahasa ini memiliki kemiripan dengan bahasa natural manusia, karena juga tersusun dari elemen-elemen dasar seperti: kata benda dan kata kerja serta mengikuti aturan untuk menyusunnya menjadi kalimat.

Adapun klasifikasi bahasa pemrograman menurut generasinya (Harumy dkk, 2016:5):

1. First Generation Language (1GL)

Bahasa permrograman ini berupa kode-kode mesin yang hanya bisa dipahami oleh mikroprosesor.

2. Second Generation Language (2GL)

Bahasa pada generasi ini adalah assembly language, dimana bahasa ini masih menggunakan kode-kode yang disebut dengan mnemonic. Bahasa assembly disebut sebagai generasi kedua karena bahasa ini bukan bahasa asli mikroprosesor, meskipun begitu programer harus mengetahui keunikan masing-masing dari mikroprosesor (register dan jenis instruksi).

3. Generasi ketiga

Bahasa pemrograman generasi ketiga sengaja didesain supaya mudah dipahami oleh manusia. Pada generasi ini mulai dikenalkan istilah variabel, tipe data, eskpresi aljabar dan sudah mendukung pemrograman terstruktur. Contoh bahasa: FORTRAN, COBOL, ALGOL, BASIC, C, C++, Pascal, Java.

(6)

4. Generasi keempat

Pada generasi ini bahasa pemrograman didesain untuk mengurangi effort dan mempercepat proses pembuatan program. Pada 3GL, pembuatan program membutuhkan waktu yang lama dan mudah sekali didapati error. Pada 4GL, telah menggunakan metodologi dimana sebuah perintah dapat menghasilkan beberapa instruksi 3GL yang kompleks dengan sedikit error. Contoh bahasa: Pemrograman umum: DataFlex, WinDev; Basis data: SQL.

5. Generasi kelima

Bahasa pemrograman generasi kelima disebut sebagai

constraint-programming atau declarative-constraint-programming. Bahasa pemrograman ini

digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan dan belum digunakan secara meluas di dunia industri. Contoh bahasa: Prolog, LISP, Mercury.

Adapun klasifikasi bahasa pemrograman menurut tingkatannya (Harumy dkk, 2016:6):

1. Low-level programming language

Tingkat bahasa pemrograman ini disebut “rendah” (low-level) bukan karena posisinya berada dibawah, melainkan karena kurangnya abstraksi (penggambaran kode instruksi) antara bahasa natural dan bahasa mesin. Bahasa pemrograman yang masuk kategori ini adalah bahasa mesin itu sendiri (1GL) dan bahasa assembly (2GL).

2. High-level programming language (HLL)

Bahasa pemrograman tingkat ini memiliki abstraksi yang lebih banyak dan terdapat kemiripan dengan bahasa naturan, lebih mudah untuk digunakan dan mudah untuk dipindahkan antar platform.

(7)

3. Very high-level programming language (VHLL)

Bahasa ini memiliki abstraksi yang lebih tinggi dibandingkan HLL, dan digunakan untuk menunjang produktifitas programmer profesional. Biasanya VHLL digunakan hanya untuk tujuan yang spesifik, misalnya untuk keperluan bisnis: mengolah data, membuat laporan, dan sebagainya.

SQL merupakan salah satu bagian dari bahasa pemrograman. Menurut Grolt dalam Fauzi dan M. Miftakul Amin (2010:37) “SQL merupakan sebuah alat untuk melakukan proses organisasi, manajemen, dan pengambilan data yang tersimpan dalam sebuah database”. SQL biasa dieja dengan “sequel” dan berinteraksi dengan jenis basisdata relasional. Berdasarkan fungsinya, bahasa SQL dibagi menjadi 3(tiga) komponen utama, yaitu:

1. DDL (Data Definition Language)

DDL adalah bagian dari SQL yang diperlukan untuk mendefinisikan data dan objek database. Perintah yang tergolong DDL adalah CREATE, ALTER, dan DROP.

2. DML (Data Manipulation Language)

DML adalah bagian dari SQL yang dipergunakan untuk memanipulasi data dalam tabel/record-record dari tabel. Jenis perintah yang tergolong DML adalah SELECT, INSERT, UPDATE, dan DELETE.

3. DCL (Data Control Language)

DCL adalah bagian dari SQL yang dipergunakan untuk mengontrol hak-hak akses dalam objek database SQL server, jenis perintah ini adalah GRANT, dan REVOKE.

(8)

2.1.3. Basisdata

Menurut James Martin dalam Sutanta (2011:29) menyatakan bahwa: Basis data adalah kumpulan data terhubung yang tersimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa adanya suatu kerangkapan data, sehinga mudah untuk digunakan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data tersimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan, pengambilan, memodifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

Menurut Martin dalam Sutanta (2011:30), berdasarkan definisi tersebut maka suatu basis data mempunyai beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Berorientasi pada data (data oriented) dan bukan berorientasi pada program (program oriented) yang akan menggunakannya.

2. Data dalam basis data dapat berkembang dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.

3. Data yang ada dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah. 4. Data dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda.

5. Kerangkapan data (data redundancy) minimal.

Sedangkan menurut Anhar (2010:19), “Basis data (database) dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer, yang memungkinakan dapat diakses dengan mudah dan cepat”. Dalam hal ini, pengertian dapat mencakup perolehan maupun pemanipulasian data seperti menambah (input), mengubah (edit), menghapus (delete), dan mencari (search) data.

Menurut Anhar (2010:20), berdasarkan cara berinteraksi dengan sistem, pengguna basisdata dibedakan sebagai berikut:

(9)

1. Database Administrator

Yaitu orang yang mendefinisikan basisdata, mengatur hak akses, melakukan perawatan (maintenace), dan koreksi basisdata.

2. Programmer Aplikasi

Adalah pengguna yang berinteraksi dengan basisdata, dengan membuat antarmuka yang digunakan untuk manipulasi basisdata.

3. Sophisticated User

Pengguna yang ahli, maksudnya adalah pengguna yang mengakses langsung ke mesin basisdata menggunakan bahasa non-prosedural.

4. Specialized User

Pengguna yang mempunyai keahlian di bidang tertentu. Maksudnya, pengguna ini memakai basisdata untuk membangun program aplikasi sesuai bidang keahliannya.

5. Naive User

Pengguna yang memiliki pengetahuan komputasi dan basisdata terbatas. Pengguna ini berinteraksi dengan basisdata melalui program aplikasi yang sudah disediakan.

Untuk mengolah dan mengelola basis data biasanya menggunakan MySQL. Menurut Anhar (2010:45) “MySQL (My Structure Query Language) adalah salah satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lainnya”. MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL. MySQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis.

(10)

2.1.4. Model Pengembangan Perangkat Lunak

Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:26):

SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga

System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau

mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).

Model yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan model waterfall. Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:28) menyatakan bahwa “Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle)”. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun:

Sumber: Sukamto dan M. Shalahuddin, 2015:29

Gambar II.2. Ilustrasi Model Waterfall 2.2. Tools Program

Di dalam perancangan program peralatan pendukung (tools program) merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah dalam pembuatan, pembacaan logika dan algoritma program, serta membantu untuk mengetahui alur

(11)

program yang dibuat dimulai dari masukan, proses, dan keluaran yang dihasilkan. Peralatan yang mendukung perancangan program meliputi ERD (Entity

Relationship Diagram), LRS (Logical Record Structured), pengkodean, HIPO,

diagram alir program (flowchart).

2.2.1. ERD (Entity Relatioship Diagram)

Permodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), pengembangan ERD didasarkan pada teori himpunan dalam bidang matematika, ERD digunakan untuk permodelan basis data rasional (Sukamto dan M. Shalahuddin, 2015:50).

Menurut Fathansyah (2012:81), “Model Entity Relationship Diagram berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribuut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R)”. Notasi-notasi simbolik didalam Diagram E-R yang dapat digambarkan adalah: a. Persegi panjang, menyatakan Himpunan Entitas.

b. Lingkaran/Elips, menyatakan Atribut (Atribut yang berfungsi sebagai key digarisbawahi).

c. Belah Ketupat, menyatakan Himpunan Relasi.

d. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya.

e. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang satu dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi one-to-one, dan N untuk relasi

(12)

Berikut adalah contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan kardinalitas relasi dan atribut-atributnya.

1. Relasi satu-ke-satu (one-to-one) Contoh:

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Jurusan. Himpunan relasinya kita beri nama ‘Mengepalai’. Para relasi ini, setiap dosen paling banyak mengepalai satu jurusan (walaupun memang tidak semua dosen yang menjadi ketua jurusan). Dan setiap jurusan pasti dikepalai oleh paling banyak satu orang dosen. Maka penggambarannya adalah:

Dosen mengepalai Jurusan

nama_dos alamat_dos nama_dos kode_jur kode_jur nama_jur

1 1

Sumber : Fathansyah, 2012:82

Gambar II.3.

Diagram E-R untuk Relasi Satu ke Satu

2. Relasi satu-ke-banyak (one-to-many) Contoh:

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Kuliah. Himpunan relasinya kita beri nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini, setiap dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedang setiap mata kuliah diajar hanya oleh paling banyak satu orang dosen. Maka penggambarannya adalah:

(13)

Dosen Mengajar Kuliah nama_dos alamat_dos nama_dos kode_kul waktu ruang nama_kul kode_kul sks semester 1 N Sumber : Fathansyah, 2012:83 Gambar II.4.

Diagram E-R untuk Relasi Satu ke Banyak

3. Relasi banyak-ke-banyak (many-to-many) Contoh:

Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas Kuliah. Himpunan relasinya kita beri nama ‘Mempelajari’. Pada relasi ini, setiap mahasiswa dapat mempelajari lebih dari satu mata kuliah. Demikian juga sebaliknya, setiap mata kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa. Maka penggambarannya adalah:

Mahasiswa Mempelajari nim nim Kuliah kode_kul alamat_mhs tgl_lahir

nama_mhs kode_kul nama_kul

sks indeks_nilai semester N N Sumber : Fathansyah, 2012:85 Gambar II.5.

(14)

2.2.2. LRS (Logical Record Stuctured)

Menurut Simarmata dan Paryudi (2007:115), “Logical Record Structured (LRS) adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas”.

Logical Record Stuctured terdiri dari link-link diantara tipe record, link ini

menunjukan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS dilakukan dengan menentukan kardinalitas, jumlah tabel, dan foreign key (FK). Salah satu hal yang membedakan LRS dan ERD adalah pada nama tipe record yang berada di luar kotak field tipe record yang ditempatkan.

Berikut ini merupakan contoh gambaran dari LRS (Logical Record

Structure): Tabel_barang kdbarang (PK) nmbarang tarif Tabel_user kduser (PK) nmuser password level Tabel_transaksi notrans (PK) tgl total kduser (FK) kdcustomer (FK) nmcustomer bayar status Tabel_detail notrans (FK) kdbarang (FK) nmbarang jumlah subtotal harga Tabel_konsumen kdcustomer (PK) nmcustomer alamat telp M 1 M 1 1 1 1 1 1 Sumber : Simarmata dan Paryudi

Gambar II.6.

(15)

2.2.3. Pengkodean

Menurut Kurniadi (2011:266) “Kode program adalah instruksi-instruksi yang ditulis oleh programmer yang memerintah aplikasi untuk melakukan tugas tertentu”. Kode dapat berupa angka, huruf dan karakter khusus.

Kode digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan data, memasukan data kedalam komputer dan untuk mengambil berbagai informasi yang behubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dari kumpulan angka, huruf dan karakter-karakter khusus (seperti %, ?, $, #, &, dan lain-lain). Angka merupakan simbol yang paling sering digunakan pada sistem kode, tetapi untuk 6 digit kode akan sulit untuk diingat.

1. Kode Numerik (Numeric Code)

Menggunakan 10 macam kombinasi angka didalam kode. 2. Kode Alphabetik (Alphabetic Code)

Menggunakan 26 kombinasi huruf untuk kodenya. 3. Kode Alphanumerik (Alphanumeric Code)

Merupakan kode yang menggunakan gabungan angka, huruf dan karakter-karakter khusus.

Di dalam merancang suatu kode harus diperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Mudah diingat

Supaya kode mudah diingat maka dapat dilakukan dengan cara menghubngkan kode tersebut dengan objek yang diwakili dengan kodenya. 2. Unik

Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilinya. Unik tidak ada yang sama.

(16)

3. Fleksibel

Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.

4. Efisien

Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien bila direkam di luar komputer.

5. Konsisten

Bila mana mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.

6. Distandarisasi

Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam organisasi.

7. Spasi dihindari

Spasi di dalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan di dalam menggunakannya.

8. Hindari karakter yang mirip

Karakter yang mempunyai bentuk maupun pengucapan yang sama lebih baik tidak digunakan sebagai kode.

9. Panjang kode harus sama

Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama dalam pengkodean. Dalam pengkodean ada beberapa macam tipe dari kode yang digunakan dalam sistem informasi yaitu sebagai berikut:

(17)

a. Kode Mnemonik (Mnemonic Code)

Merupakan kode yang digunakan untuk tujuan yang mudah diingat. Kode ini dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil singkatan sebagian karakter dari item yang akan diwakili dengan kode ini. Umumnya kode mnemonik menggunakan huruf, akan tetapi dapat juga menggunakan gabungan huruf dan angka, kebaikan kode ini adalah mudah diingat dan kelemahannya kode dapat terlalu panjang.

b. Kode Urut (Sequential Code)

Merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya. Kebaikan dari kode ini adalah sangat sederhana, mudah diterapkan, kode dapat pendek tapi unik, mudah dicari, baik untuk pengendalian. Kelemahan kode ini antara lain penambahan kode ini hanya dapat ditambahkan pada akhir urutan dan tidak dapat disisipkan, tidak mempunyai dasar logika tentang informasi item yang diwakilinya, tidak fleksibel jika terjadi perubahan kode.

c. Kode Blok (Block Code)

Kode blok mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.

d. Kode Grup (Group Code)

Kode grup atau kelompok merupakan kode yang berdasarkan pada

field-field dan tiap-tiap flied kode mempunyai arti tertentu. Kebaikan kode ini

(18)

atau dibuang sebagian, dapat menunjukan jenjang dari data, kelemahan kode ini adalah kode dapat menjadi panjang.

e. Kode Desimal (Decimal Code)

Merupakan kode yang mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 100 sampai dengan 99 tergantung dari banyaknya kelompok.

2.2.4. HIPO

Menurut Al-Fatta (2007:147) menyatakan bahwa “HIPO merupakan teknik untuk mendokmentasikan pengembangan suatu sistem yang dikembangkan oleh IBM”.

Sedangkan menurut Amansyah (2008:284), “bagan HIPO dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program, secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkan”. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of

contents/ VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Menurut Al-Fatta (2007:149), Digram HIPO memiliki 3 jenis atau tingkatan yang antara lain:

1. Daftar Isi Visual (Visual Table of Content)

Diagram ini memuat semua modul yang ada dalam sistem berikut nama dan nomornya, yang nantinya akan diperinci dalam diagram ringas dan diagram rinci. Dalam diagram ini juga bisa dilihat fungsi-fungsi utama yang menyusun sebuah sistem dan hubungan antar fungsi tersebut.

(19)

2. Diagram Ringkas (Overview Diagram)

Diagram ringkas menerangkan input, proses, output dari sistem. Diagram ringkas menggambarkan input dan output dari fungsi-fungsi yang telah didefinisikan dalam daftar isi visual.

3. Diagram Rinci (Detail Diagram)

Diagram rinci HIPO digunakan untuk memperinci input, proses dan output yang telah digambarkan dalam diagram ringkas. Dalam input data dijelaskan

field-field datanya secara detail. Untuk fungsi, juga dideskripsikan proses apa

yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut. Rincian field-field data output juga dijelaskan dengan lebih detail.

2.2.5. Flowchart

Menurut Kusrini (2007:80), “Flowchart adalah bagan (chart) yang menunjukan aliran (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika, digunakan terutama sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi”.

Bagian alir program atau flowchart merupakan alat yang berguna bagi

programmer untuk mempersiapkan program yang rumit. Bagian alir program

terdiri dari simbol-simbol yang mewakili fungsi-fungsi langkah program dan garis alir (flowlines) menunjukan urutan dari simbol-simbol yang akan di kerjakan.

Dalam suatu pembuatan program komputer terdapat dua jenis flowchart yang sering digunakan, yaitu:

1. Program Flowchart

Program Flowchart merupakan simbol-simbol yang menggambarkan proses secara terperinci dan detail antara instruksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu program komputer yang bersifat logis dan sistematik.

(20)

2. Sistem Flowchart

Sistem Flowchart adalah simbol-simbol yang menggambarkan urutan prosedur secara detail didalam suatu sistem komputerisasi dan yang digunakan untuk proses pengelolaan data yang menggambarkan hubingan antara peralatan tersebut yang bersifat fisik.

Adapun teknik dari pembuatan flowchart antara lain sebagai berikut: a. General Way

Merupakan teknik pembuatan flowchart dengan cara yang lazim digunakan dalam menyusun logika suatu program, yang menggunakan proses secara tidak langsung (non-direct-loop).

b. Iteration Way

Suatu teknik pembuatan flowchart dengan cara yang biasanya dipakai untuk logika program yang cepat dan juga bentuk permasalahan yang kompleks.

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis hanya menggambarkan program

flowchart untuk peralatan pendukung, dan simbol yang digunakan dalam

Gambar

Gambar II.1.
Ilustrasi Model Waterfall  2.2.  Tools Program
diagram alir program (flowchart).
Gambar II.3.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data lendutan ini dengan menggunakan rumus Boussinesq kemudian akan menghasilkan modulus elastisitas yang merupakan parameter kekuatan struktural lapisan tanah.. LWD Pusjatan

 Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. SAW dengan lafaz dan

(2) Level Kinerja Struktur pada bangunan dengan floating columns 3% berada pada kategori damage control sehingga bangunan masih mampu menahan gempa yang terjadi dan resiko korban

Bila dibandingkan dengan target kinerja pada indikator kinerja Jumlah pengguna Narkoba yang lapor diri ke IPWL pada tahun anggaran 2015 sebanyak 110 orang,

Minat anak berkebutuhan khusus perlu untuk diobservasi dan diberikan semacam tes yang sesuai dengan situasi mereka sehingga bisa ditemukan, disadari, dan

Hasil pemeriksaan antibodi menunjukkan bahwa pada 2 minggu pasca vaksinasi, antibodi mengalami kenaikan kemudian mengalami penurunan pada 1 bulan pasca

Dengan nilai p > ( = 0,05), maka hipotesis penelitian tidak diterima, yang artinya adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan peran

Riwayat penyakit lainnya pada keluarga Os, seperti diabetes, hipertensi, jantung, batuk lama, asma, dan alergi disangkal oleh