• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOMETRIK WAJAH PRIA DAN WANITA PAPUA ROSA KANDA TRIANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MORFOMETRIK WAJAH PRIA DAN WANITA PAPUA ROSA KANDA TRIANA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

MORFOMETRIK WAJAH PRIA DAN WANITA PAPUA

ROSA KANDA TRIANA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Morfometrik Wajah Pria dan Wanita Papua adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Rosa Kanda Triana

(4)

ABSTRAK

ROSA KANDA TRIANA. Morfometrik Wajah Pria dan Wanita Papua. Dibimbing oleh BERRY JULIANDI dan BAMBANG SURYOBROTO.

Setiap manusia memiliki karakter wajah yang unik sehingga dapat digunakan dalam proses identifikasi untuk membedakan individu satu dengan yang lainnya. Variasi wajah manusia disebabkan oleh perbedaan informasi genetik dan pengaruh lingkungan. Pengetahuan mengenai variasi wajah pria dan wanita Papua masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mempelajari variasi wajah pria dan wanita Papua. Keragaman morfologi berdasarkan 26 titik anatomis wajah depan dan 16 titik anatomis wajah samping. Bentuk umum dan pola variasi dianalisis melalui perangkat Thin Plate Spline (TPS) dan tpsRelw. Perangkat geometris ini menggambarkan pergerakan titik anatomis dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Berdasarkan hasil analisis wajah pria didapatkan tiga tipe wajah depan dan dua tipe wajah samping sedangkan hasil analisis wajah wanita didapatkan dua tipe wajah depan dan tiga tipe wajah samping. Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya variasi wajah, pola penyebaran tipe yang terjadi secara acak, dan beberapa wajah yang mengelompok pada suatu tipe berdasarkan kedekatan lokasi.

Kata kunci: titik anatomis, Thin Plate Spline (TPS), tpsRelw ABSTRACT

ROSA KANDA TRIANA. The Morphometrics Male’s and Female’s Face of Papuan. Supervised by BERRY JULIANDI and BAMBANG SURYOBROTO.

Each human has unique face characters that can be used to distinguish an individual with the others. Variations of face are caused by the differences of human genetic information and influences of environment. Knowledge of the variations about male’s and female’s face of Papuan is still very limited. Therefore, the aim of conducted study was to learn variation of male’s dan female’s face of Papuan. The diversity of face morphology was determined by using 26 and 16 anatomical points of frontal and side view of faces. Shape and pattern variations were analyzed by Thin Plate Spline (TPS) and tpsRelw tools. This geometric illustrate the movement of the anatomical point from one form to anothers. Male’s face analysis showed three types of frontal view faces and two types of side view faces, while female’s face analysis showed two types of frontal view faces and three types of side view faces. Based on the results, Papuan faces are vary, spread randomly in every type, and only a few are clustered in a type based on the proximity of the location.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

MORFOMETRIK WAJAH PRIA DAN WANITA PAPUA

NAMA PENULIS

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah tentang morfometrik, dengan judul Morfometrik Wajah Pria dan Wanita Papua. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Berry Juliandi, MSi selaku pembimbing utama dan Bapak Dr Bambang Suryobroto selaku pembimbing kedua atas bimbingan, saran, waktu yang diberikan selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas segala doa, kesabaran, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada seluruh staf zoologi yang telah memberi motivasi dan saran selama penelitian, kepada seluruh staf Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya dan masyarakat Papua yang telah membantu dalam penelitian ini.

Ungkapan terima kasih saya ucapan kepada Wilda Eka Putri, Muhammad Yoga Dwa Pratama, Sofiah Tullah sebagai teman-teman seperjuangan. Terimakasih kepada Kak Meilina Utami, Kak Putri Dwi Giani, Rosi Dinda Patmala atas motivasi, bantuan, dan doanya selama ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Kak Norita Widya Pangestika, Dery Liga Hakim, Gusti Maharani, Eka Fitriani, dan Bapak Samsul Arifin, MSc atas bantuan, doa, motivasi, kasih sayang, dan saran selama penelitian ini. Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada Mega Ayu Putri, Agisty Sarasati, Maria Magdalena Misnawati, Desy Puji Rahayu, Nadya Nurafifah Andriya, Ratna Rahayu, Siti Qoriah, dan Vivi Hardiyanti atas persahabatan yang telah dijalin selama masa perkuliahan ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman dari Departemen Biologi terutama angkatan 48.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

METODE 2

Bahan dan Alat 2

Pengambilan Data 2

Perekaman Citra Wajah dengan Teknik Landmark Morfometrik 2

Analisis Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil 5

Pembahasan 5

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Letak dan deskripsi titik anatomis wajah depan 4

2 Letak dan deskripsi titik anatomis wajah samping 5

DAFTAR GAMBAR

1 Letak titik anatomis pada wajah depan pria 3

2 Letak titik anatomis pada wajah samping pria 3

3 Titik anatomis wajah depan pria secara umum 5

4 Titik anatomis wajah samping pria secara umum 6

5 Titik anatomis wajah depan wanita secara umum 6

6 Titik anatomis wajah samping wanita secara umum 6 7 Pengelompokkan wajah depan pria dengan metode Neighbour Joining 7 8 Tipe-tipe wajah depan pria dengan grid deformasinya 8 9 Pengelompokkan wajah samping pria dengan metode Neighbour Joining 9 10 Tipe-tipe wajah samping pria dengan grid deformasinya 9 11 Pengelompokkan wajah depan wanita dengan metode Neighbour Joining 10 12 Tipe-tipe wajah depan wanita dengan grid deformasinya 10 13 Pengelompokkan wajah samping wanita dengan metode Neighbour Joining 11 14 Tipe-tipe wajah samping wanita dengan grid deformasinya 11 15 Pengelompokkan wajah depan pria dengan metode Neighbour Joining 12 16 Pengelompokkan wajah samping pria dengan metode Neighbour Joining 13 17 Pengelompokkan wajah depan wanita dengan metode Neighbour Joining 13 18 Pengelompokkan wajah samping wanita dengan metode Neighbour Joining 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner data subjek 19

2 Peta Papua berdasarkan lokasi subjek penelitian 20

3 Data lokasi 21

4 Data konsensus koordinat kartesius 23

5 Data konsensus koordinat kartesius berdasarkan lokasi 25

6 Data Relative Warp (RW) dan persentase 26

7 Data Relative Warp (RW) dan persentase berdasarkan lokasi 28

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Papua terdiri atas dua provinsi dan beberapa kabupaten. Provinsi yang terdapat di Papua ialah Papua Barat dan Papua selain itu kabupaten yang terdapat di Papua ialah Jayawijaya, Merauke, Puncak Jaya, Tolikara, Waropen, dan sebagainya. Daerah Papua memiliki keragaman suku dan kultur budaya sehingga diperkirakan terdapat 255 suku dengan bahasa yang berbeda. Penduduk Papua terdiri atas penduduk asli dan pendatang. Penduduk asli ialah suku asli Papua yang terdiri atas Suku Aefak, Aitinyo, Agast, Ayamaru, Dani, dan sebagainya (Komandoko 2010). Penduduk pendatang terdiri atas seperti Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Batak, dan sebagainya.

Setiap manusia memiliki karakter wajah yang unik sehingga dapat digunakan untuk proses identifikasi dan membedakan individu satu terhadap yang lainnya. Variasi wajah manusia disebabkan oleh perbedaan informasi genetik dan pengaruh lingkungan. Wajah manusia dapat menggambarkan dinamika emosi dan usia (Liliweri 2002). Salah satu metode pengukuran variasi wajah manusia adalah analisis morfometrika geometris. Metode ini dapat menganalisis data yang bergeser dari pengukuran skalar menjadi koordinat kartesius (x, y, dan z untuk 3 dimensi) dari titik anatomis bentuk biologis (Rohlf & Leslie 1993).

Metode ini merupakan pendekatan baru dalam mengevaluasi variabilitas morfologi, biomedis, bioarkeologi, evolusi, dan ekologi (Bigoni et al. 2010). Penggunaan prosedur morfometrika geometris dapat menghasilkan kuantifikasi bentuk dan ukuran yang lebih akurat dan spesifik. Pada penelitian Juliandi (2000) di Bogor didapatkan empat tipe bentuk wajah wanita dan penelitian di Kampung Naga didapatkan tiga tipe bentuk wajah pria (Abad 2002) serta tiga tipe bentuk wajah wanita (Widyarini 2009). Pada penelitian Siregar (2009) mengenai Suku Batak didapatkan tiga tipe bentuk wajah pria dan empat bentuk wajah wanita. Pada penelitian Lestari (2010) mengenai Suku Betawi didapatkan dua tipe wajah pria dan wanita. Walaupun penelitian mengenai variasi wajah Papua pernah dilakukan pada Suku Arfak (Kawulur 2012) namun informasi mengenai variasi wajah masyarakat Papua masih terbatas.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mempelajari variasi wajah pria dan wanita Papua berdasarkan titik anatomis dengan menggunakan metode morfometrika geometris.

(12)

2

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015. Pengambilan data dilaksanakan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya Gading Serpong, Tangerang. Analisis data dilaksanakan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA IPB.

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah kamera (Fujifilm HS20 EXR), tripod, latar belakang foto warna putih, dan kuisioner (Lampiran 1).

Pengambilan Data

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015 di STKIP Surya Gading Serpong, Tangerang. Subjek ialah 81 pria dan 35 wanita Papua yang sedang menjalani pendidikan di tempat tersebut. Subjek penelitian telah menyatakan kesediaannya untuk diambil citra wajah dan diwawancarai untuk mengetahui latar belakang biologis dan asal suku hingga dua generasi sebelumnya. Penentuan Citra Wajah dengan Teknik Landmark Morfometrik

Perekaman citra wajah dilakukan dengan latar belakang putih dan jarak wajah ke lensa sekitar satu meter. Citra wajah subjek direkam menggunakan kamera (Fujifilm HS20 EXR) berlensa tele. Penggunaan lensa tele dapat mengurangi kesalahan perspektif. Morfologi yang diamati ialah wajah depan (Gambar 1) dan wajah samping (Gambar 2). Morfologi wajah depan berdasarkan 79 pria dan 31 wanita sedangkan morfologi wajah samping berdasarkan 81 pria dan 35 wanita. Perbedaan jumlah antara morfologi wajah depan dan samping dikarenakan beberapa foto tidak sesuai dengan kriteria. Kekeliruan digitasi diatasi dengan pemberian tanda berupa dua titik anatomis pada tulang pipi (zygomatic) dengan stiker bulat berwarna kuning. Proses digitasi atau mencatat koordinat

element picture (Pixel) tempat titik-titik anatomis berada dilakukan sebanyak lima

kali menggunakan perangkat lunak tpsDig (Rohlf 2013).

Konsensus atau rata-rata koordinat kartesius dari lima digitasi ini menjadi titik anatomis yang digunakan pada analisis selanjutnya. Koordinat rata-rata dan sebaran kesalahan pengukuran dihitung dengan perangkat lunak tpsRelw (Rohlf 2005). Deskripsi wajah dilakukan dengan menggunakan 26 titik anatomis (Tabel 1) untuk wajah depan dan 16 titik anatomis untuk wajah samping (Tabel 2) (Lestari 2010). Proses digitasi tersebut dilakukan dengan dua pengelompokkan. Pengelompokkan pertama dilakukan dengan menentukan konsensus seluruh subjek penelitian sedangkan pengelompokkan kedua dilakukan dengan menentukan konsensus subjek penelitian yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi. Setiap subjek penelitian yang sedang menjalani pendidikan di STKIP Surya berasal dari beberapa lokasi. Lokasi subjek penelitian terdiri atas Biak, Jayawijaya, Kurudu, Manokwari, Merauke, Papua New Guinea, Puncak Jaya, Serui, Sorong Selatan, Sorong, Tolikara, Wamena, Waropen, Yahukimo, Yapen Timur, dan Yapen (Lampiran 2). Pengelompokkan pria terdiri atas 15 lokasi sedangkan pengelompokkan wanita terdiri atas 12 lokasi (Lampiran 3).

Analisis Data

Perubahan bentuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu perubahan seragam (uniform change atau affine) dan tidak seragam (uniform change atau

non-affine). Perubahan bentuk yang tidak seragam dianalisis dengan perangkat lunak tpsSplin (Rohlf 2004). Perangkat lunak ini dapat menampilkan variasi deformasi

(13)

3 terhadap referensi yang telah ditentukan. Perubahan yang tidak seragam, dihitung, dipetakan dengan perangkat lunak tpsRelw (Rohlf 2005). Setiap subjek menempati sebuah titik di ruang yang dibentuk oleh Relative Warp (RW) berdasarkan pada perubahan deformasinya. Jarak Euclideus setiap subjek dengan yang lain dihitung untuk mendapatkan matriks jarak. Matriks jarak digunakan sebagai informasi data untuk pengelompokkan subjek-subjek dengan menggunakan metode Neighbour

Joining (Saitou & Nei 1987) dalam paket Analysis Phylogenics And Evolutions

(APE) (Paradis 2006). Kelompok-kelompok yang terbentuk dianggap berisikan subjek-subjek yang mempunyai tipologi yang sama. Citra wajah konsensus setiap tipe dihasilkan dengan perangkat lunak tpsSuper dan image average (Rohlf 2013).

Gambar 1 Letak titik anatomis pada wajah depan pria

(14)

4

Tabel 1 Letak dan deskripsi titik anatomis wajah depan

Nomor Deskripsi 1 Akhir alis mata 1 2 Akhir alis mata 2 3 Akhir alis mata 3 4 Titik pada dahi 5 Akhir alis mata 4

6 Pertemuan lateral kelopak mata atas dan bawah (exocanthion 1) 7 Pertemuan lateral kelopak mata atas dan bawah (exocanthion 2) 8 Titik minimum kurva jembatan hidung

9 Pertemuan lateral kelopak mata atas dan bawah (exocanthion 3) 10 Pertemuan lateral kelopak mata atas dan bawah (exocanthion 4) 11 Tulang pipi 1 (zygomatic 1)

12 Titik maksimum kurva lateral cuping hidung 1 13 Titik maksimum kurva hidung (pronasale) 14 Titik maksimum kurva lateral cuping hidung 2 15 Tulang pipi 2 (zygomatic 2)

16 Pertemuan antara columella dan philtrum (subnasale) 17 Pertemuan lateral antara bibir atas dan bawah (cheilon 1) 18 Perbatasan bibir bagian atas (vermelion atas) 19 Pertemuan lateral antara bibir atas dan bawah (cheilon 2) 20 Perbatasan bibir bagian bawah (vermelion bawah) 21 Titik minimum antara vermelion bawah dengan gnathion 22 Titik maksimum kurva dagu (gnathion)

23 Titik maksimum kurva sudut mandibula (gonion 1) 24 Titik maksimum kurva sudut mandibula (gonion 2) 25 Titik minimum kurva bawah daun telinga 1 26 Titik minimum kurva bawah daun telinga 2

(15)

5 Tabel 2 Letak dan deskripsi titik anatomis wajah samping

Nomor Deskripsi

1 Glabella

2 Titik minimum kurva jembatan hidung (nasion) 3 Titik maksimum kurva hidung (pronasale) 4 Pertemuan antara columella dan philtrum (subnasale) 5 Perbatasan bibir bagian atas (vermelion atas) 6 Pertemuan lateral antara bibir atas dan bawah (cheilon) 7 Perbatasan bibir bagian bawah (vermelion bawah) 8 Titik minimum antara vermelion bawah dengan gnathion 9 Titik maksimum kurva dagu (gnathion)

10 Titik maksimum kurva lateral cuping hidung 11 Tulang pipi (zygomatic)

12 Pertemuan lateral kelopak mata atas dan bawah (exocanthion) 13 Akhir alis mata

14 Titik maksimum kurva atas lubang telinga 15 Titik minimum kurva bawah lubang telinga 16 Titik maksimum kurva sudut mandibula (gonion)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis titik anatomis wajah depan pria secara umum diperoleh berdasarkan 79 pria (Gambar 3) dan wajah samping pria diperoleh berdasarkan 81 pria (Gambar 4) begitu pula hasil analisis titik anatomis wajah depan wanita diperoleh berdasarkan 31 wanita (Gambar 5) dan wajah samping wanita diperoleh berdasarkan 35 wanita (Gambar 6). Titik anatomis tersebut diperoleh dari hasil konsensus atau bentuk rata-rata berdasarkan digitasi seluruh subjek pada 26 titik anatomis wajah depan dan 16 titik anatomis wajah samping. Rata-rata titik anatomis tersebut berupa koodinat kartesius dengan sumbu x dan y (Lampiran 4). Bentuk rata-rata tersebut digunakan untuk menghilangkan semua informasi yang tidak berhubungan dengan bentuk yaitu pengaruh ukuran, rotasi, dan posisi setiap gambar (Zelditch et al. 2004).

(16)

6

Gambar 4 Titik anatomis wajah samping pria secara umum

Gambar 5 Titik anatomis wajah depan wanita secara umum

Gambar 6 Titik anatomis wajah samping wanita secara umum

Thin Plate Spline (TPS) ialah perangkat geometris yang dapat menjelaskan

perbedaan bentuk menjadi komponen seragam (affine) dan komponen tak seragam (non-affine). Kedua komponen tersebut menunjukkan bentuk grid deformasi. Komponen seragam menjelaskan perubahan bentuk global yang berlangsung merata pada semua titik anatomis karena perbedaan ukuran, orientasi atau lokasi antar dua bentuk. Komponen tak seragam menjelaskan perubahan yang spesifik pada area titik anatomis tertentu sehingga dapat mencari perbedaan lokal pada

(17)

7 bentuk yang dipelajari (Bookstein 1991). Variasi bentuk wajah komponen tak seragam diperoleh dari 26 titik anatomis wajah depan dan 16 titik anatomis wajah samping. Variasi morfologi wajah terdistribusi di antara komponen-komponen

Relative Warp (RW) yang membentuk ruang morfologi (48 RW wajah depan pria,

28 RW wajah samping pria, 30 RW wajah depan wanita, dan 28 RW wajah samping wanita) (Lampiran 6). Nilai RW tersebut dihitung berdasarkan bentuk rata-rata setiap individu. Persentase variabilitas yang diekspresikan oleh setiap komponen RW menurun secara bertahap dari komponen pertama sampai dengan komponen terakhir (Lampiran 6). Oleh karena itu, beberapa komponen RW pertama dapat menunjukkan variabilitas dalam proporsi besar. Komponen RW pertama menjelaskan tentang informasi ukuran sementara komponen RW lainnya menjelaskan tentang informasi bentuk (Sundenberg 1989).

Pengelompokkan subjek didasarkan pada matriks jarak Euclideus setiap subjek kepada subjek lainnya dihitung dari seluruh RW. Matriks jarak Euclideus digunakan sebagai data untuk pengelompokkan bentuk wajah berdasarkan kemiripan dengan metode Neighbour Joining (Saitou & Nei 1987) dalam paket

Analysis Phylogenetics and Evolution (APE) (Paradis 2006). Setiap kelompok tipe

wajah yang terbentuk terdiri atas individu-individu yang memiliki tipologi yang sama. Berdasarkan jarak tersebut diperoleh tiga tipe bentuk wajah depan pria (Gambar 7) dengan grid deformasi (Gambar 8) dan dua tipe bentuk wajah samping pria (Gambar 9) dengan grid deformasi (Gambar 10). Selain itu, diperoleh dua tipe bentuk wajah depan wanita (Gambar 11) dengan grid deformasi (Gambar 12) dan tiga tipe bentuk wajah samping wanita (Gambar 13) dengan grid deformasi (Gambar 14). Masing-masing individu dalam tipe yang sama memiliki matriks jarak yang berdekatan. Setiap tipe pun memiliki data koordinat kartesius yang dapat mewakili perubahan grid deformasinya (Lampiran 8).

Gambar 7 Pengelompokkan wajah depan pria dengan metode Neighbour Joining Pengelompokkan wajah depan pria terdiri atas tiga tipe (Gambar 7). Tipe I beranggotakan 32 orang, tipe II beranggotakan 6 orang, tipe III beranggotakan 41 orang. Tipe I memiliki bentuk wajah bulat karena sebagian besar titik anatomis bergerak ke arah superior, dagu pendek karena pergerakan gnathion cenderung ke arah superior. Rahang besar dikarenakan titik anatomis nomor 23 dan 24 bergerak ke arah luar. Tipe II memiliki bentuk wajah panjang karena sebagian besar titik anatomis bergerak ke arah inferior, dagu panjang karena pergerakan gnathion

3

2 1

(18)

8

cenderung ke arah inferior. Rahang besar karena titik anatomis nomor 23 dan 24 bergerak ke arah luar. Tipe III memiliki bentuk wajah oval dengan pergerakan titik anatomis relatif lebih kecil dibandingkan tipe I, dagu pendek karena pergerakan

gnathion cenderung ke arah superior. Rahang besar karena titik anatomis nomor 23

dan 24 bergerak ke arah luar. Jumlah tipe ini sesuai dengan penelitian Abad (2002) karena terdiri atas tiga tipe.

I

II

III

Gambar 8 Tipe-tipe wajah depan pria dengan grid deformasinya

Pengelompokkan wajah samping pria terdiri atas dua tipe (Gambar 9). Tipe I beranggotakan 32 orang, tipe II beranggotakan 49 orang. Tipe I memiliki hidung cukup mancung karena pronasale bergerak ke arah luar, dagu panjang karena

gnathion bergerak ke arah inferior. Rahang pendek karena gonion bergerak ke arah

inferior. Tipe II memiliki hidung mancung karena pronasale cenderung bergerak ke arah luar, dagu cukup panjang karena gnathion bergerak ke arah inferior. Rahang pendek karena gonion bergerak ke arah inferior. Tipe-tipe ini berbeda dengan hasil penelitian Kawulur (2012) karena pada penelitian tersebut hanya ada 1 tipe dengan bentuk landai karena titik anatomi 1, 2, 3 bergerak ke arah inferior dan posterior.

(19)

9

Gambar 9 Pengelompokkan wajah samping pria dengan metode Neighbour Joining

I

II

Gambar 10 Tipe-tipe wajah samping pria dengan grid deformasinya

Pengelompokkan wajah depan wanita terdiri atas dua tipe (Gambar 11). Tipe I beranggotakan 20 orang, tipe II beranggotakan 11 orang. Tipe I memiliki bentuk wajah bulat karena sebagian besar titik anatomis bergerak ke arah superior, dagu pendek karena pergerakan gnathion cenderung ke arah superior. Rahang besar karena titik anatomis nomor 23 dan 24 bergerak ke arah luar. Tipe II memiliki bentuk wajah panjang karena sebagian besar titik anatomis bergerak ke arah inferior, dagu panjang karena pergerakan gnathion ke arah inferior. Rahang besar karena titik anatomis nomor 23 dan 24 cukup besar bergerak ke arah luar. Jumlah tipe ini tidak sesuai dengan penelitian Widyarini (2009) karena terdiri atas tiga tipe namun sesuai dengan penelitian Lestari (2010) karena terdiri atas dua tipe.

2

(20)

10

Gambar 11 Pengelompokkan wajah depan wanita dengan metode Neighbour

Joining

I

II

Gambar 12 Tipe-tipe wajah depan wanita dengan grid deformasinya

Pengelompokkan wajah samping wanita terdiri atas tiga tipe (Gambar 13). Tipe I beranggotakan 12 orang, tipe II beranggotakan 14 orang, tipe III beranggotakan 9 orang. Tipe I memiliki hidung mancung karena pronasale bergerak cenderung ke arah luar, dagu panjang karena gnathion bergerak ke arah inferior. Rahang tinggi karena gonion bergerak ke arah superior. Tipe II memiliki hidung cukup mancung karena pronasale bergerak ke arah luar, dagu cukup panjang karena gnathion bergerak ke arah inferior. Rahang tinggi karena gonion bergerak ke superior. Tipe III memiliki hidung cukup mancung karena pronasale bergerak ke arah luar, dagu pendek karena gnathion bergerak ke arah superior. Rahang pendek karena gonion bergerak ke arah inferior. Jumlah tipe ini tidak sesuai dengan penelitian Lestari (2010) karena pada penelitian tersebut terdiri atas dua tipe namun sesuai dengan penelitian Widyarini (2009) karena terdiri atas tiga tipe.

1

(21)

11

Gambar 13 Pengelompokkan wajah samping wanita dengan metode Neighbour

Joining

I

II

III

Gambar 14 Tipe-tipe wajah samping wanita dengan grid deformasinya Berdasarkan hasil analisis dengan pengelompokkan pertama (konsensus seluruh subjek penelitian) menunjukkan adanya variasi wajah, pola penyebaran secara acak di setiap tipe, dan beberapa wajah yang mengelompok dalam suatu tipe. Variasi tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan informasi genetik dan pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan pengelompokkan berdasarkan lokasi (Lampiran 2) yang terdiri atas Biak, Jayawijaya, Kurudu, Manokwari, Merauke,

1

2 3

(22)

12

Papua New Guinea, Puncak Jaya, Serui, Sorong Selatan, Sorong, Tolikara, Wamena, Waropen, Yahukimo, Yapen Timur, dan Yapen. Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan menentukan konsensus subjek penelitian yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi. Data rata-rata titik anatomis berdasarkan lokasi pun berupa koodinat kartesius dengan sumbu x dan y (Lampiran 5). Komponen-komponen Relative Warp (RW) berdasarkan lokasi terdiri atas 14 RW Wajah depan pria, 14 RW wajah samping pria, 11 RW wajah depan wanita, dan 11 RW wajah samping wanita (Lampiran 7). Penyebaran pada wajah depan pria memiliki tiga kelompok (Gambar 15). Kelompok I terdiri atas Biak, Kurudu, Wamena, Serui, Yapen Timur berlokasi di Papua sedangkan Manokwari di Papua Barat dan Papua New Guinea. Kelompok II terdiri atas Merauke, Yapen, Waropen yang berlokasi di Papua. Kelompok III terdiri atas Jayawijaya, Tolikara, Yahukimo, Puncak Jaya yang berlokasi di Papua dan Sorong di Papua Barat.

Gambar 15 Pengelompokkan wajah depan pria dengan metode Neighbour Joining Keterangan lokasi 1: Biak (BI), 2: Jayawijaya (JW), 3: Kurudu (KU), 4: Manokwari (MA), 5: Merauke (ME), 6: Papua New Guinea (PNG), 7: Puncak Jaya (PJ), 8: Serui (SE), 9: Sorong (SO), 10: Tolikara (TO), 11: Wamena (WA), 12: Waropen (WR), 13: Yahukimo (YH), 14: Yapen Timur (YT), 15: Yapen (YA)

Penyebaran pada wajah samping pria memiliki tiga kelompok (Gambar 16). Kelompok I terdiri atas Jayawijaya, Yahukimo, Wamena, Tolikara, Puncak Jaya yang berlokasi di Papua. Kelompok II terdiri atas Waropen yang berlokasi di Papua, Papua New Guinea, Sorong di Papua Barat. Kelompok III terdiri atas Kurudu, Yapen Timur, Yapen, Biak, Merauke, Serui yang berlokasi di Papua dan Manokwari di Papua Barat.

3

2 1

(23)

13

Gambar 16 Pengelompokkan wajah samping pria dengan metode Neighbour

Joining

Penyebaran pada wajah depan wanita memiliki tiga kelompok (Gambar 17). Kelompok I terdiri atas Serui, Wamena, Yapen yang berlokasi di Papua dan Manokwari, Sorong di Papua Barat. Kelompok II terdiri atas Biak, Waropen, Yahukimo, Merauke yang berlokasi di Papua dan Sorong Selatan di Papua Barat. Kelompok III terdiri atas Jayawijaya dan Tolikara yang berlokasi di Papua.

Gambar 17 Pengelompokkan wajah depan wanita dengan metode Neighbour

Joining

Keterangan lokasi 1: Biak (BI), 2: Jayawijaya (JW), 3: Manokwari (MA), 4: Merauke (ME), 5: Serui (SE), 6: Sorong Selatan (SS), 7: Sorong (SO), 8: Tolikara (TO), 9: Wamena (WA), 10: Waropen (WR), 11: Yahukimo (YH), 12: Yapen (YA)

Penyebaran pada wajah samping wanita memiliki dua kelompok (Gambar 18). Kelompok I terdiri atas Yapen, Serui, Biak yang berlokasi di Papua, Sorong Selatan dan Manokwari di Papua Barat. Kelompok II terdiri atas Tolikara,

1 2 3 1 2 3

(24)

14

Jayawijaya,Wamena, Waropen, Yahukimo, Merauke yang berlokasi di Papua dan Sorong di Papua Barat.

Gambar 18 Pengelompokkan wajah samping wanita dengan metode Neighbour

Joining

Hasil analisis berdasarkan lokasi (Gambar 15, 16, 17, dan 18) menunjukkan bahwa penyebaran terjadi secara acak. Pada suatu kelompok terdiri atas lokasi yang berdekatan namun ada pula yang tidak berdekatan. Analisis tersebut menunjukkan bahwa pengaruh kedekatan lokasi dan lingkungan yang relatif kecil.

SIMPULAN

Wajah pria Papua memiliki tiga tipe wajah depan dan dua tipe wajah samping sedangkan wajah wanita Papua memiliki dua tipe wajah depan dan tiga tipe wajah samping. Penggunaan titik anatomis yang berbeda akan menghasilkan tipologi wajah yang berbeda. Variasi wajah terdapat pada bentuk wajah, hidung, dagu, dan rahang. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan adanya variasi wajah, pola penyebaran tipe yang terjadi secara acak, dan beberapa wajah yang mengelompok pada suatu tipe berdasarkan kedekatan lokasi.

SARAN

Saran untuk penelitian ini ialah sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut mengenai hubungan antara wajah depan dan wajah samping dalam variasi wajah.

2 1

(25)

15 DAFTAR PUSTAKA

Abad B. 2002. Variasi wajah pria Kampung Naga [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Bigoni L, Veleminska J, Bruzek J. 2010. Three dimensional geometric morphometric analysis of cranio-facial sexual dimorphizm in a central European sample of known sex. J Comparative Hum Biol. 61: 16-32.

Bookstein FL. 1991. Morphometric Tools for Landmark Data: Geometry and

Biology. New York (US): Cambridge University Press.

Juliandi B. 2000. Variasi wajah wanita [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kawulur EIJJ. 2012. Strategi kehidupan Suku Arfak ditinjau dari bentuk kraniofasial, laju pertumbuhan dan kematangan seksual [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Komandoko G. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Yogyakarta (ID): Pustaka Widyatama.

Lestari D. 2010. Variasi wajah pria dan wanita Betawi di perkampungan budaya Betawi Setu Babakan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Liliweri A. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta (ID): LKIS Yogyakarta.

Paradis E. 2006. Analysis of Phylogenetics and Evolution with R. New York (US): Springer.

Rohlf FJ. 2004. TpsSplin Version 1.20. New York (US): Stony Brook. _______. 2005. TpsRelw Version 1.42. New York (US): Stony Brook. _______. 2013. TpsDig Version 2.17. New York (US): Stony Brook. _______. 2013. TpsSuper Version 2.00. New York (US): Stony Brook.

Rohlf FJ, Leslie FM. 1993. A revolution in morphometrics. Tree. 8(4): 129-132. Saitou N, Nei M. 1987. The Neighbour joining method: a new method for

reconstrusing phylogenetics trees. J Mol Biol Evol. 4(4): 406-425.

Siregar MA. 2009. Variasi wajah Suku Batak [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sundenberg P. 1989. Shape and size constrained Principal Component Analysis.

Syst Zool. 36(2): 166-168.

Widyarini A. 2009. Variasi wajah dan penderita hipertensi pada wanita di Kampung Naga [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Zelditch LM, Swiderski DL, Sheet HD, Fink WL. 2004. Geometric Morphometrics

(26)
(27)

17

(28)
(29)

19 Lampiran 1 Kuisioner data subjek

DATA SUBJEK Nomor : Tanggal : Jam : Lokasi : Nama : Nomor Identitas : Jenis Kelamin : Umur :

Tempat, Tanggal Lahir :

Anak ke- : Pekerjaan : Penghasilan : Alamat : Golongan Darah : Berat Badan : Tinggi Badan : Penyakit : Nama Ayah :

Tempat, Tanggal Lahir Ayah :

Asal Ayah :

Suku Ayah :

Bahasa Ayah :

Pekerjaan Ayah :

Asal Kakek dari Ayah : Suku Kakek dari Ayah : Asal Nenek dari Ayah : Suku Nenek dari Ayah :

Nama Ibu :

Tempat, Tanggal Lahir Ibu :

Asal Ibu :

Suku Ibu :

Bahasa Ibu :

Pekerjaan Ibu :

Asal Kakek dari Ibu : Suku Kakek dari Ibu : Asal Nenek dari Ibu : Suku Nenek dari Ibu :

(30)

20

Lampiran 2 Peta Papua berdasarkan lokasi subjek penelitian

Keterangan lokasi 1: Biak (BI), 2: Jayawijaya (JW), 3: Kurudu (KU), 4: Manokwari (MA), 5: Merauke (ME), 6: Papua New Guinea (PNG), 7: Puncak Jaya (PJ), 8: Serui (SE), 9: Sorong (SO), 10: Tolikara (TO), 11: Wamena (WA), 12: Waropen (WR), 13: Yahukimo (YH), 14: Yapen Timur (YT), 15: Yapen (YA).

(31)

21 Lampiran 3 Data lokasi

Nomor Lokasi Pria (Wajah Depan) Jumlah

1 Biak 2

2 Jayawijaya 14 3 Kurudu 1 4 Manokwari 14 5 Merauke 1 6 Papua New Guinea 1 7 Puncak Jaya 4 8 Serui 5 9 Sorong 4 10 Tolikara 17 11 Wamena 6 12 Waropen 1 13 Yahukimo 5 14 Yapen Timur 1 15 Yapen 3 Total 79

Nomor Lokasi Pria (Wajah Samping) Jumlah

1 Biak 2

2 Jayawijaya 13

3 Kurudu 1

4 Manokwari 15

5 Merauke 1

6 Papua New Guinea 1 7 Puncak Jaya 4 8 Serui 5 9 Sorong 4 10 Tolikara 19 11 Wamena 6 12 Waropen 1 13 Yahukimo 5 14 Yapen Timur 1 15 Yapen 3 Total 81

(32)

22

Lampiran 3 (Lanjutan)

Nomor Lokasi Wanita (Wajah Depan) Jumlah

1 Biak 1 2 Jayawijaya 3 3 Manokwari 5 4 Puncak Jaya 1 5 Serui 4 6 Sorong Selatan 3 7 Sorong 1 8 Tolikara 4 9 Wamena 1 10 Waropen 1 11 Yahukimo 1 12 Yapen 6 Total 31

Nomor Lokasi Wanita (Wajah Samping) Jumlah

1 Biak 1 2 Jayawijaya 4 3 Manokwari 7 4 Puncak Jaya 1 5 Serui 4 6 Sorong Selatan 3 7 Sorong 1 8 Tolikara 4 9 Wamena 1 10 Waropen 1 11 Yahukimo 2 12 Yapen 6 Total 35

(33)

23 Lampiran 4 Data konsensus koordinat kartesius

Titik Wajah Depan Pria Titik Wajah Depan Wanita Anatomis X dan Y Anatomis X dan Y

1 -0.21488 0.15534 1 -0.21660 0.16663 2 0.20529 0.16724 2 0.20812 0.17841 3 -0.05896 0.17410 3 -0.05666 0.17745 4 -0.00296 0.21109 4 -0.00042 0.21375 5 0.04915 0.17627 5 0.05054 0.17889 6 -0.17704 0.11333 6 -0.17970 0.11745 7 -0.06888 0.11189 7 -0.06743 0.10874 8 -0.00289 0.13784 8 -0.00027 0.13167 9 0.06332 0.11486 9 0.06541 0.11128 10 0.16627 0.12233 10 0.17125 0.12427 11 -0.20111 0.02280 11 -0.20867 0.02223 12 -0.06635 -0.03610 12 -0.06311 -0.04555 13 0.00499 0.01303 13 0.00584 0.00027 14 0.06809 -0.03097 14 0.06457 -0.04187 15 0.19500 0.03448 15 0.20361 0.03113 16 0.00530 -0.04059 16 0.00585 -0.05346 17 -0.10204 -0.14035 17 -0.10198 -0.13925 18 0.00528 -0.09925 18 0.00550 -0.10717 19 0.11393 -0.13171 19 0.11118 -0.13136 20 0.00870 -0.17659 20 0.00786 -0.18080 21 0.00894 -0.19399 21 0.00789 -0.19597 22 0.00941 -0.30905 22 0.00594 -0.29912 23 -0.22788 -0.15774 23 -0.21838 -0.15128 24 0.22669 -0.14600 24 0.21073 -0.14763 25 -0.25403 -0.05275 25 -0.25227 -0.03820 26 0.24666 -0.03952 26 0.24121 -0.03052

(34)

24

Lampiran 4 (Lanjutan)

Titik Wajah Samping Pria Titik Wajah Samping Wanita Anatomis X dan Y Anatomis X dan Y

1 0.10836 0.24719 1 0.10608 0.26317 2 0.08810 0.19191 2 0.08779 0.19285 3 0.19625 0.01785 3 0.19070 0.01701 4 0.13427 -0.02421 4 0.12910 -0.02860 5 0.15760 -0.07838 5 0.14968 -0.08539 6 0.06366 -0.14070 6 0.05660 -0.14275 7 0.14357 -0.18314 7 0.13849 -0.18172 8 0.10557 -0.21739 8 0.10592 -0.21430 9 0.04043 -0.33848 9 0.03540 -0.33006 10 0.07815 -0.00072 10 0.08192 -0.00799 11 -0.00360 0.06951 11 0.01289 0.06292 12 -0.01239 0.18107 12 -0.00262 0.18309 13 -0.01265 0.23491 13 -0.00911 0.24802 14 -0.38972 0.13375 14 -0.39193 0.13148 15 -0.37109 0.06265 15 -0.37097 0.05774 16 -0.32650 -0.15582 16 -0.31994 -0.16549

(35)

25 Lampiran 5 Data konsensus koordinat kartesius berdasarkan lokasi

Titik Wajah Depan Pria Titik Wajah Depan Wanita Anatomis X dan Y Anatomis X dan Y

1 -0.21530 0.15800 1 -0.21551 0.16414 2 0.20407 0.16901 2 0.20793 0.17870 3 -0.05744 0.17782 3 -0.05638 0.17571 4 -0.00330 0.21328 4 -0.00051 0.21197 5 0.04791 0.18025 5 0.05085 0.17728 6 -0.17668 0.11459 6 -0.17882 0.11773 7 -0.06794 0.11320 7 -0.06663 0.10942 8 -0.00286 0.13884 8 0.00018 0.13207 9 0.06240 0.11515 9 0.06542 0.11247 10 0.16502 0.12237 10 0.17176 0.12589 11 -0.19923 0.02324 11 -0.21082 0.02025 12 -0.06653 -0.03648 12 -0.06419 -0.04606 13 0.00504 0.01323 13 0.00587 -0.00219 14 0.06786 -0.03185 14 0.06411 -0.04304 15 0.19596 0.03348 15 0.20511 0.03051 16 0.00514 -0.03997 16 0.00561 -0.05650 17 -0.09856 -0.13931 17 -0.10290 -0.13937 18 0.00551 -0.10018 18 0.00494 -0.10974 19 0.10989 -0.13205 19 0.11191 -0.13238 20 0.00928 -0.17497 20 0.00701 -0.18261 21 0.00955 -0.19267 21 0.00704 -0.19827 22 0.01069 -0.30953 22 0.00502 -0.30136 23 -0.22554 -0.16160 23 -0.21791 -0.14753 24 0.22337 -0.14862 24 0.21083 -0.14402 25 -0.25191 -0.05790 25 -0.25142 -0.03082 26 0.24360 -0.04729 26 0.24150 -0.02227 Titik Wajah Samping Pria Titik Wajah Samping Wanita Anatomis X dan Y Anatomis X dan Y

1 0.10449 0.24998 1 0.10765 0.26188 2 0.08618 0.19404 2 0.09099 0.19522 3 0.19611 0.01583 3 0.19435 0.01688 4 0.13400 -0.02614 4 0.13081 -0.02897 5 0.15604 -0.08171 5 0.15089 -0.08549 6 0.06700 -0.14137 6 0.05610 -0.14002 7 0.14364 -0.18276 7 0.13995 -0.17914 8 0.10619 -0.21667 8 0.10843 -0.21355 9 0.03837 -0.33693 9 0.03639 -0.33068 10 0.08016 -0.00359 10 0.08166 -0.00780 11 -0.00018 0.06892 11 0.00637 0.05786 12 -0.01217 0.18262 12 -0.00285 0.18273 13 -0.01492 0.23942 13 -0.01299 0.24266 14 -0.38801 0.13214 14 -0.39233 0.12983 15 -0.36751 0.06085 15 -0.37107 0.05768 16 -0.32939 -0.15463 16 -0.32436 -0.15910

(36)

26

Lampiran 6 Data Relative Warp (RW) dan persentase

Wajah Depan Pria Wajah Samping Pria No % Cum % No % Cum % 1 39.83% 39.83% 1 36.23% 36.23% 2 12.99% 52.82% 2 12.01% 48.25% 3 8.26% 61.07% 3 8.95% 57.20% 4 6.04% 67.11% 4 7.25% 64.45% 5 4.91% 72.02% 5 6.03% 70.48% 6 4.66% 76.69% 6 4.83% 75.31% 7 3.23% 79.91% 7 3.77% 79.08% 8 2.38% 82.29% 8 3.45% 82.53% 9 2.10% 84.39% 9 3.09% 85.61% 10 1.99% 86.38% 10 2.66% 88.28% 11 1.70% 88.08% 11 2.01% 90.29% 12 1.44% 89.52% 12 1.93% 92.21% 13 1.32% 90.84% 13 1.29% 93.50% 14 1.14% 91.98% 14 1.09% 94.60% 15 0.94% 92.92% 15 0.82% 95.42% 16 0.78% 93.70% 16 0.79% 96.21% 17 0.75% 94.44% 17 0.64% 96.85% 18 0.64% 95.08% 18 0.56% 97.41% 19 0.60% 95.68% 19 0.46% 97.87% 20 0.56% 96.24% 20 0.36% 98.24% 21 0.50% 96.74% 21 0.36% 98.59% 22 0.45% 97.19% 22 0.32% 98.92% 23 0.42% 97.61% 23 0.29% 99.21% 24 0.32% 97.93% 24 0.25% 99.46% 25 0.27% 98.20% 25 0.18% 99.63% 26 0.24% 98.45% 26 0.17% 99.81% 27 0.23% 98.67% 27 0.11% 99.92% 28 0.19% 98.86% 28 0.08% 100.00% 29 0.16% 99.02% 30 0.14% 99.16% 31 0.12% 99.28% 32 0.11% 99.39% 33 0.09% 99.48% 34 0.08% 99.56% 35 0.07% 99.63% 36 0.06% 99.69% 37 0.05% 99.75% 38 0.04% 99.79% 39 0.04% 99.83% 40 0.04% 99.87% 41 0.03% 99.91% 42 0.03% 99.94% 43 0.02% 99.96% 44 0.02% 99.97% 45 0.01% 99.99% 46 0.01% 99.99% 47 0.00% 100.00% 48 0.00% 100.00%

(37)

27 Lampiran 6 (Lanjutan)

Wajah Depan Wanita Wajah Samping Wanita No % Cum% No % Cum% 1 40.96% 40.96% 1 39.52% 39.52% 2 11.61% 52.57% 2 12.50% 52.01% 3 10.83% 63.40% 3 9.22% 61.24% 4 7.66% 71.06% 4 7.42% 68.66% 5 6.95% 78.00% 5 6.07% 74.73% 6 3.78% 81.78% 6 4.73% 79.46% 7 3.17% 84.95% 7 4.54% 84.00% 8 2.79% 87.74% 8 3.08% 87.07% 9 1.74% 89.48% 9 2.77% 89.84% 10 1.67% 91.15% 10 1.95% 91.80% 11 1.39% 92.55% 11 1.79% 93.58% 12 1.27% 93.82% 12 1.54% 95.12% 13 1.04% 94.86% 13 1.11% 96.23% 14 0.85% 95.71% 14 0.87% 97.10% 15 0.83% 96.54% 15 0.64% 97.74% 16 0.69% 97.23% 16 0.47% 98.22% 17 0.52% 97.75% 17 0.40% 98.62% 18 0.47% 98.22% 18 0.31% 98.93% 19 0.41% 98.63% 19 0.27% 99.20% 20 0.35% 98.99% 20 0.20% 99.40% 21 0.25% 99.24% 21 0.15% 99.55% 22 0.20% 99.44% 22 0.12% 99.67% 23 0.16% 99.60% 23 0.10% 99.77% 24 0.15% 99.75% 24 0.10% 99.87% 25 0.09% 99.84% 25 0.06% 99.93% 26 0.07% 99.91% 26 0.04% 99.97% 27 0.05% 99.96% 27 0.02% 99.99% 28 0.03% 99.98% 28 0.01% 100.00% 29 0.02% 100.00% 30 0.00% 100.00%

(38)

28

Lampiran 7 Data Relative Warp (RW) dan persentase berdasarkan lokasi

Wajah Depan Pria Wajah Samping Pria No % Cum% No % Cum% 1 43.09% 43.09% 1 45.97% 45.97% 2 23.20% 66.30% 2 21.86% 67.83% 3 8.91% 75.21% 3 9.55% 77.38% 4 8.18% 83.39% 4 6.56% 83.94% 5 4.91% 88.29% 5 5.42% 89.36% 6 3.66% 91.95% 6 3.32% 92.68% 7 2.40% 94.35% 7 2.72% 95.40% 8 1.79% 96.13% 8 1.65% 97.05% 9 1.39% 97.53% 9 1.01% 98.06% 10 1.15% 98.68% 10 0.65% 98.71% 11 0.50% 99.18% 11 0.53% 99.24% 12 0.41% 99.59% 12 0.36% 99.61% 13 0.27% 99.86% 13 0.27% 99.88% 14 0.14% 100.00% 14 0.12% 100.00% Wajah Depan Wanita Wajah Samping Wanita

No % Cum% No % Cum% 1 58.28% 58.28% 1 51.62% 51.62% 2 16.00% 74.28% 2 13.45% 65.07% 3 9.42% 83.70% 3 11.32% 76.39% 4 5.11% 88.81% 4 7.06% 83.45% 5 3.44% 92.25% 5 5.68% 89.13% 6 2.55% 94.80% 6 4.49% 93.62% 7 1.79% 96.59% 7 2.71% 96.33% 8 1.27% 97.86% 8 1.81% 98.14% 9 0.95% 98.81% 9 1.08% 99.22% 10 0.82% 99.63% 10 0.50% 99.72% 11 0.37% 100.00% 11 0.28% 100.00%

(39)

29 Lampiran 8 Data koordinat kartesius tipe wajah

Wajah Depan Pria

Titik Anatomis Tipe 1 X dan Y Tipe II X dan Y Tipe III X dan Y 1 -0.20732 0.16293 -0.21978 0.16231 -0.21193 0.15600 2 0.21367 0.15572 0.21460 0.16439 0.20264 0.16863 3 -0.05112 0.18140 -0.06293 0.17152 -0.05932 0.16924 4 0.00629 0.21591 0.00461 0.20902 -0.00256 0.20625 5 0.05481 0.17958 0.05679 0.16998 0.05011 0.17237 6 -0.17205 0.11597 -0.18064 0.11568 -0.17736 0.11572 7 -0.06410 0.11378 -0.06873 0.11002 -0.06805 0.11244 8 0.00278 0.14095 0.00122 0.13717 -0.00262 0.13507 9 0.06873 0.11016 0.06918 0.11324 0.06178 0.11627 10 0.17203 0.10928 0.17005 0.11783 0.16441 0.12666 11 -0.20096 0.03076 -0.20552 -0.01103 -0.20021 0.02782 12 -0.06833 -0.02669 -0.06964 -0.03332 -0.06563 -0.04102 13 0.00474 0.02227 0.00718 0.01232 0.00575 0.00621 14 0.06591 -0.02747 0.06939 -0.02827 0.06801 -0.03624 15 0.19761 0.02404 0.20041 -0.00867 0.19337 0.04214 16 0.00223 -0.03160 0.00743 -0.03895 0.00618 -0.04788 17 -0.10869 -0.13063 -0.10483 -0.13319 -0.10133 -0.14479 18 0.00112 -0.08821 0.00390 -0.09609 0.00553 -0.10812 19 0.10884 -0.13159 0.11047 -0.12793 0.11371 -0.13577 20 0.00204 -0.16722 0.00518 -0.16779 0.00917 -0.18568 21 0.00123 -0.18629 0.00576 -0.18482 0.00958 -0.20247 22 -0.00428 -0.30704 0.00479 -0.30281 0.00910 -0.31042 23 -0.23509 -0.15478 -0.23948 -0.14425 -0.22660 -0.15261 24 0.21998 -0.16512 0.23220 -0.13265 0.22587 -0.13931 25 -0.25343 -0.06909 -0.26265 -0.04001 -0.25609 -0.03255 26 0.24333 -0.07701 0.25104 -0.03372 0.24647 -0.01796 Wajah Samping Pria

Titik Anatomis Tipe I X dan Y Tipe II X dan Y 1 0.08796 0.24775 0.10458 0.25494 2 0.07311 0.19844 0.08369 0.19322 3 0.20151 0.04554 0.19028 0.01378 4 0.14356 -0.00726 0.12888 -0.02451 5 0.17077 -0.05770 0.15408 -0.08072 6 0.07386 -0.13184 0.06446 -0.14079 7 0.16538 -0.16164 0.14167 -0.18610 8 0.13178 -0.19610 0.10205 -0.22295 9 0.08429 -0.32249 0.03429 -0.34606 10 0.07642 0.00853 0.07814 -0.00035 11 -0.01462 0.05162 -0.00020 0.08119 12 -0.03600 0.17059 -0.00918 0.18586 13 -0.04019 0.21777 -0.00946 0.24356 14 -0.40552 0.09074 -0.38476 0.13360 15 -0.38236 0.02112 -0.36421 0.06298 16 -0.32996 -0.17507 -0.31430 -0.16764

(40)

30

Lampiran 8 (Lanjutan) Wajah Depan Wanita

Wajah Samping Wanita

Titik Anatomis Tipe I X dan Y Tipe II X dan Y 1 -0.21614 0.16704 -0.21727 0.16414 2 0.20685 0.17761 0.20579 0.17983 3 -0.05621 0.17901 -0.05598 0.17300 4 -0.00073 0.21409 -0.00094 0.21208 5 0.04926 0.18043 0.04583 0.17518 6 -0.18044 0.11633 -0.18019 0.11909 7 -0.06637 0.10911 -0.06903 0.10972 8 -0.00031 0.13269 -0.00114 0.12715 9 0.06584 0.11087 0.06277 0.11275 10 0.17252 0.12377 0.16993 0.12739 11 -0.21064 0.02378 -0.20227 0.01909 12 -0.06222 -0.04286 -0.06285 -0.05056 13 0.00659 0.00478 0.00405 -0.00797 14 0.06430 -0.03957 0.06542 -0.04545 15 0.20429 0.03482 0.20280 0.02861 16 0.00573 -0.04885 0.00528 -0.06195 17 -0.10090 -0.13697 -0.10391 -0.14373 18 0.00586 -0.10226 0.00720 -0.11695 19 0.11085 -0.12986 0.11475 -0.13335 20 0.00829 -0.17551 0.00960 -0.19048 21 0.00827 -0.19098 0.00974 -0.20560 22 0.00480 -0.29694 0.00755 -0.30229 23 -0.21878 -0.15854 -0.21619 -0.14118 24 0.20937 -0.15650 0.21239 -0.13024 25 -0.25139 -0.05199 -0.25525 -0.01330 26 0.24131 -0.04350 0.24192 -0.00499 Titik Anatomis Tipe I X dan Y Tipe II X dan Y Tipe III X dan Y 1 0.11148 0.25961 0.10429 0.27290 0.09174 0.25899 2 0.09508 0.19405 0.08363 0.19922 0.07598 0.18331 3 0.20383 0.02793 0.18156 0.01175 0.18504 0.01799 4 0.14048 -0.02072 0.11935 -0.03376 0.12957 -0.02435 5 0.16058 -0.07884 0.13794 -0.09450 0.15437 -0.07090 6 0.04692 -0.14408 0.06208 -0.14547 0.06600 -0.13528 7 0.14997 -0.17890 0.12339 -0.18761 0.15357 -0.16847 8 0.11520 -0.20980 0.08781 -0.22352 0.12688 -0.19936 9 0.02818 -0.32364 0.02536 -0.34085 0.08200 -0.31394 10 0.08203 -0.00346 0.08124 -0.01332 0.08169 -0.00026 11 0.00144 0.05528 0.02722 0.06327 0.00055 0.07364 12 -0.01207 0.17226 0.01171 0.19368 -0.02021 0.18058 13 -0.02923 0.23243 0.01400 0.25954 -0.02775 0.24480 14 -0.39551 0.12259 -0.37574 0.13803 -0.41250 0.11233 15 -0.37665 0.05231 -0.35639 0.06314 -0.38569 0.03845 16 -0.32172 -0.15703 -0.32745 -0.16250 -0.30124 -0.19754

(41)

31 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 16 November 1993 di Tangerang dari ibu Imas Masriyawati dan ayah Somad Sofyan. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Tahun 2005 penulis lulus dari SDN III Kampung Melayu Timur, tahun 2008 penulis lulus dari SMPN 1 Teluknaga. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMAN 1 Tangerang. Setelah lulus SMA, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui ujian tertulis dengan pilihan jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan minor komunikasi, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten beberapa mata kuliah yaitu Biologi Dasar pada tahun ajaran 2013/2014, 2014/2015 dan Fisiologi Tumbuhan pada tahun ajaran 2014/2015. Penulis juga aktif pada kegiatan kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) sebagai anggota divisi Informasi dan Komunikasi. Selain itu penulis terlibat dalam beberapa kegiatan yaitu Lomba Cepat Tepat Biologi (LCTB) sebagai anggota divisi Tim Khusus tahun 2012 dan sebagai anggota divisi Dana dan Usaha tahun 2013. Penulis pernah melakukan kunjungan industri ke PT Pocari Sweat Sukabumi pada tahun 2012. Pada tahun 2014 melakukan praktik lapangan di PT Saraswanti Indo Genetech Bogor dengan topik Uji Cemaran Bakteri Staphylococcus aureus pada Sosis.

Gambar

Gambar 2 Letak titik anatomis pada wajah samping pria
Tabel 1 Letak dan deskripsi titik anatomis wajah depan
Gambar 3 Titik anatomis wajah depan pria secara umum
Gambar 4 Titik anatomis wajah samping pria secara umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil observasi dan wawanacara yang dilakukan peneliti, guru sejarah yang mengajar di kelas XI IPS bahwa sistem pembelajaran sejarah jelas dan mengarah pada

This research concluded that teaching reading comprehension by using Puppet Show strategy to the eighth grade students of Islamic Junior High School Al-

pers adalah dibebankan pada redaktur dengan pengecualian, apabila pemilik tulisan atau barang cetakan yang menyuruh dan mencetak (dalam hal ini redaktur) tidak

bahwa sebagaimana pelaksanaan ketentuan Pasal 59 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun

Proses pelaksanaan pembinaan praktikum keagamaan di SMA Negeri 4 Bandung.... Hasil Pembinaan Parktikum Keagamaan di SMAN 4

Surge Arrester merupakan peralatan tegangan tinggi yang berfungsi membatasi high transient voltage ( tegangan tinggi transient) yang muncul ketika sistem mengalami gangguan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh pelatihan, tingkat pendidikan dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra toko, produk khas dan variasi kualitas terhadap persepsi kualitas, sikap dan keinginan berperilaku (a. niat loyal) pada