PENENTUAN PERALATAN UNTUK MEREDAM
HARMONISA BERDASARKAN JENIS SUMBER
HARMONISA, ORDE DAN MAGNITUDE HARMONISA
DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA INVESTASI DI
PT.WILMAR NABATI, GRESIK
Oleh :
Rahmat Septian Wijanarko
2210 100 123
Dosen Pembimbing :
Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, Ph.D.
Dimas Fajar Uman Putra, ST., MT.
1
LATAR BELAKANG
TUJUAN TUGAS AKHIR
SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI
SIMULASI DAN ANALISIS
Outline Presentasi
2
3
4
6
KESIMPULAN
5
TEORI PENUNJANG
Latar Belakang
• PT. Wilmar Nabati, Gresik merupakan perusahaan yang
memproduksi minyak nabati, oleo chemical, bio energy dan
produk sampingan berupa pupuk.
• Terdapat permasalahan kualitas daya (power quality) yaitu
berupa munculnya gangguan harmonisa.
• Beberapa peralatan di industri yang umumnya digunakan
untuk meredam gangguan harmonisa antara lain trafo
penggeser fasa, filter harmonisa (aktif dan pasif) dan reaktor.
1
Karakteristik
Harmonisa
di sistem
4
Penentuan
Peralatan
Peredam
Harmonisa
2
Tingkat
Efektifitas
Peralatan
3
Biaya
Investasi
Teori Penunjang
Harmonisa
Peralatan
Peredam
Harmonisa
Standar
Harmonisa
Teori Penunjang
Harmonisa
komponen sinusoidal tegangan dan arus yang mempunyai frekuensi kelipatan
bilangan bulat (integer) dari frekuensi dasar pada kondisi steady state
Teori Penunjang
Indeks Harmonisa
Untuk mengetahui besarnya pengaruh harmonisa pada sistem tenaga listrik
digunakan istilah
Total Harmonic Distortion
(THD)
1
2
2
V
V
THD
h
h
V
1
2
2
I
I
THD
h
h
I
Keterangan :
THDV dan THDI adalah THD tegangan dan THD arus
Vh dan Ih adalah tegangan dan arus harmonisa
Teori Penunjang
Standar Harmonisa
Standar harmonisa tegangan yang digunakan adalah IEEE std. 519-1992
Tegangan Bus Pada PCC
Individual / IHD (%)
Distorsi Tegangan
Distorsi Tegangan
Total / THD (%)
69 kV dan ke bawah
3,0
5,0
69,001 kV sampai 161 kV
1,5
2,5
161,001 kV dan ke atas
1,0
1,5
Keterangan :
PCC = Point of Common Coupling IHD = Individual Harmonic Distortion THD = Total Harmonic Distortion
Teori Penunjang
Standar Harmonisa
Standar harmonisa arus yang digunakan adalah IEEE std. 519-1992
Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam % terhadap I
LI
SC/I
LOrde Harmonisa Individual
<11
11
h
17 17
h
23 23
h
35 35
h
TDD
< 20
*4
2
1,5
0,6
0,3
5
20 – 50
7
3,5
2,5
1
0,5
8
50 – 100
10
4,5
4
1,5
0,7
12
100 – 1000
12
5,5
5
2
1
15
> 1000
15
7
6
2,5
1,4
20
Keterangan :Isc = Arus hubung singkat maksimum pada PCC
IL = Arus beban maksimum (komponen frekuensi fundamental) pada PCC TDD = Total Demand Distortion
Harmonisa orde genap dibatasi 25% dari Harmonisa orde ganjil di atas.
Tidak diperbolehkan distorsi arus yang dihasilkan sistem DC, contohnya konverter setengah gelombang
*Semua peralatan pembangkit listrik terbatas pada nilai-nilai distorsi arus terlepas dari I
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa
Trafo Penggeser Fasa
Filter Harmonisa Pasif
Reaktor
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa (1)
Trafo Penggeser Fasa
Prinsip kerjanya :
Mensuper-posisikan komponen-komponen harmonisa yang ada di dua
cabang beban sistem sehingga saling meniadakan.
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa (2)
Filter Harmonisa Pasif
1. Digunakan untuk mereduksi harmonisa orde frekuensi
tertentu
2. Prinsip kerjanya adalah resonansi yaitu dengan cara menyediakan jalur yang
impedansinya rendah pada frekuensi-frekuensi harmonisa.
3. Pada filter harmonisa pasif jenis
single-tuned
, hanya ada satu orde yang ditala.
R
C
L
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa (3)
Reaktor
1. adalah sebuah peralatan induktor yang dipasang secara seri pada saluran.
2. Reaktor dirancang untuk mengurangi arus yang mengalir pada saluran terutama
saat terjadi hubung singkat.
3. Dalam beberapa kasus (pada gambar 4), penggunaan reaktor juga dapat
mengurangi harmonisa, contohnya
load reactor
dan
line reactor
.
Flowchart Peredaman Harmonisa
MULAI
Pengumpulan data yang dibutuhkan (data single line diagram, data peralatan
dan data pengukuran harmonisa)
Tidak identifikasi karakteristik harmonisa a Indeks harmonisa tegangan sesuai standar Penempatan dan perhitungan reaktor Penggunaan Phase Shifting Trafo Indeks harmonisa arus sesuai standar Ya Tidak Pemodelan sistem kelistrikan secara keseluruhan
Simulasi dan analisis aliran daya (load flow)
Nilai profil tegangan sesuai standar
Pengaturan Tap Trafo
a
Ya
Tidak
Simulasi dan analisis aliran dayaharmonisa
(harmonic load flow)
SELESAI
Penempatan dan perhitungan filter
harmonisa pasif
Sistem Kelistrikan
PT. Wilmar Nabati, Gresik
Sistem Kelistrikan
PT. Wilmar Nabati, Gresik
Data Grid dan Generator
ID Type Rated kV MW Mvar Mode
Operasi % PF
PLN Segara Madu Power Grid 20 18,17 2.7 Swing 97.62
ID Type Rated kV MW rating MVAR rating Mode Operasi % PF BPT 1 Generator Sinkron 0.4 9.4 5.4 MVAR Control 86.71 BPT 2 Generator Sinkron 0.4 2.5 1.5 MVAR Control 85.75 DEG 1 Generator Sinkron 0.4 1 0.6 MVAR Control 85.75 DEG 2 Generator Sinkron 0.4 1.2 0.7 MVAR Control 86.38 DEG 3 Generator Sinkron 0.4 1 0.6 MVAR Control 85.75 DEG 4 Generator Sinkron 0.4 1.4 0.8 MVAR Control 86.82 NGT Generator Sinkron 0.4 6 3.5 MVAR Control 86.38 STG 1 Generator Sinkron 0.4 14.2 8.5 MVAR Control 85.8 STG 2 Generator Sinkron 0.4 14.2 8.5 MVAR Control 85.8
ID Bus / Plant Rating Daya (MVA)
Rating Tegangan (kV)
Air Comp. Bus 51001 1.25 10.5 / 0.4 Biodiesel Bus 52001 5.7 10.5 / 0.4 Biodiesel 3 Bus 52001 5.7 10.5 / 0.4 Biorefinery Bus 181 5.1 10.5 / 0.4 Blow Moulding Bus 51003 1.6 10.5 / 0.4 Boiler Bus 54003 2.5 10.5 / 0.4 BWRO Bus 57001 1.6 10.5 / 0.4 CPC Bus 51003 1.25 10.5 / 0.4 CPC 3 Bus 58003 2.5 10.5 / 0.4 CPKO Plant Bus 41006_B 1.3 10.5 / 0.4 FAL Compressor Bus 57001_BA 2 10.5 / 0.4 Fatty Acid 01 + Hydrogenat. Bus 54003 2.5 10.5 / 0.4 Fatty Acid 02+03 Bus 53001 4.1 10.5 / 0.4 Fatty Alcohol Bus 57001_BA 8.7 10.5 / 0.4 Finishing SUB Bus 51004 2.5 10.5 / 0.4 Flour Mill Bus 59002 6 10.5 / 0.4 H2 Electrolysis Bus 53002 9 10.5 / 0.4 H2 Hydrochem 01 Bus 41006_B 1.3 10.5 / 0.4 Jetty & SWRO 1 Bus 56004_A 2 10.5 / 0.4 ME-Fract Bus 52002 2.8 10.5 / 0.4 MES Bus Coupling 4.5 10.5 / 0.4 New Compressor Bus 41006_B 2.9 10.5 / 0.4 NPK 01 Bus 56002 5 10.5 / 0.4 NPK 02 Bus 56002 2.5 10.5 / 0.4 NPK 03 Bus 59003 2.5 10.5 / 0.4 PDAM Bus 51005 0.8 10.5 / 0.4
Data Trafo
Sistem Kelistrikan
Data Trafo (lanjutan)
Sistem Kelistrikan
PT. Wilmar Nabati, Gresik
ID Bus / Plant Rating Daya (MVA)
Rating Tegangan (kV)
PFAD GLY Bus 58002 2 10.5 / 0.4
PKC 1 Bus 56001 5.82 10.5 / 0.4
PKC 2 Bus 56001 6 10.5 / 0.4
PK Solvent Extraction Bus 59001 5.8 10.5 / 0.4 Ref & Fract 2600T Bus 58001 5.9 10.5 / 0.4 Ref & Fract 3000T Bus 58001 6.4 10.5 / 0.4 Refinery & Frac 3100TPD Bus 58001 5.9 10.5 / 0.4
RO / ETP Bus 57001 1.25 10.5 / 0.4
Rock Grinding Bus 59005 bay 2 10.5 / 0.4 SWRO 2 &3 Bus 59005 2 10.5 / 0.4
T1 Bus 34000 25 10.5 / 0.4 T3 Bus 31000 6.4 10.5 / 0.4 T4 Bus 31000 6.4 10.5 / 0.4 T5 Bus 10 2 10.5 / 0.4 T7 Bus 14 2 10.5 / 0.4 T8 Bus 16 2 10.5 / 0.4 T10 Bus 18 2 10.5 / 0.4 T11 Bus 20 4 10.5 / 0.4
Text Line 4 Bus 54014 0.5 10.5 / 0.4 Texturizing L1,2,3 Bus 54014 2.7 10.5 / 0.4 Texturizing L4,5 Bus 54014 1 10.5 / 0.4 TF 64 MT, 80 MT Bus 59004 6 10.5 / 0.4
TF - KB Bus 51002 1.6 10.5 / 0.4
TF - NKB Bus 54001 0.8 10.5 / 0.4
TF OLEO + Shipment Bus 53002 3.4 10.5 / 0.4
WS 1 Bus 11000 2 10.5 / 0.4
WS 3 Bus 13000 2 10.5 / 0.4
WS BPT Bus 16000 2 10.5 / 0.4
Data Beban
Pola operasi beban yang ada di PT. Wilmar Nabati dibagi menjadi 2 yaitu beban
penuh (
peak load
) dan beban normal (
normal load
).
Sistem Kelistrikan
PT. Wilmar Nabati, Gresik
Jenis Beban Beban Penuh Beban Normal
Motor 3 fasa 68.3615 MW 52.9493 MW
Motor 1 fasa 0.0285 MW 0.0007 MW
Data Kapasitor Bank
Sistem Kelistrikan
PT. Wilmar Nabati, Gresik
ID kapasitor Rating Daya (kVAR) Rating Tegangan (kV) Trafo Keterangan
CAP 2 60 kVAR 0.4 kV Refinery &
Fractination 3000T Continous
CAP 3 420 kVAR 0.4 kV Fatty Acid 01 +
Hydrogenation
Continous
CAP 5 300 kVAR 0.4 kV Stand by
CAP 6 560 kVAR 0.4 kV Finishing Sub Continous
CAP 9 500 kVAR 0.4 kV PKC 1 Continous
Simulasi dan Analisis
1.
Simulasi load flow sistem kelistrikan
pada kondisi peak load dan normal load.
(pengaturan tap trafo)
2.
Simulasi harmonic load flow sistem
kelistrikan pada kondisi peak load dan
normal load.
3.
Perbandingan tingkat distorsi harmonisa
sebelum
dan
sesudah
pemasangan
peralatan peredam harmonisa yaitu trafo
penggeser fasa dan filter harmonisa pasif.
4.
Perhitungan
reaktor
untuk
meredam
gangguan harmonisa bila pemasangan
filter
harmonisa
pasif
masih
belum
berhasil meredam gangguan harmonisa.
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Pengaturan Tap Trafo
Tujuannya adalah untuk memperbaiki nilai tegangan pada bus
Trafo ID Peak Load
Tap trafo BusID sebelum%V setelah%V standar%V
Fatty Acid 01 + Hydrogenation primer (-2.5%) 87 97.72% 99.3% 98-102% 88 98.03% 99.75% 89 98.01% 99.75% 90 97.68% 99.43% 91 98.01% 99.75% 92 97.71% 99.39% 93 97.03% 98.4% 94 97.81% 99.49% 95 97.81% 99.49% 96 97.78% 99.27%
Fatty Acid 02+03 primer (-2.5%)
97 95.07% 97.83% 98-102% 98 96.02% 98.75% 99 96.5% 99.22% 100 96.46% 99.18% 101 96.14% 98.87% 102 95.25% 98.22% 103 95.67% 98.41% 104 96.49% 99.21% 105 95.93% 98.66%
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Data THD
Vtidak sesuai standar pada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV IndeksTHD
V
Standard THDV (%)
112 Gas Burner 0.4 6.34 5
186 Gas Burner 0.4 6.34 5
77 Field Tank & Plant Utilities 0.4 5.3 5
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV Orde Magnitude(%) IHDV (%)Standard 111 H2 Hydrochem 0.4 5 3.44 3 175 Preparation 0.4 5 3.15 3 113 TF - NKB 0.4 5 3.02 3 112 Gas Burner 0.4 5 5.31 3 186 Gas Burner 0.4 5 5.31 3 26 Gas Burner 0.4 5 3.91 3
4 Outgoing trafo Finishing Sub 0.4 5 3.08 3
72 Air Compressor 0.4 5 3.87 3
75 Beading Plant 0.4 5 3.58 3
76 Packaging 0.4 5 3.03 3
77 Field Tank &Plant Utilities 0.4 5 3.56 3
78 Tank Farm KB1 0.4 5 3.34 3
80 Ref 2500 TPD 0.40.4 57 4.743.04 33
0.4 11 3.4 3
82 CAP10TPB+CIP 0.4 5 3.18 3
84 CAP25TPB 0.4 5 3.21 3
88 112 Glycerine Water Pret 0.4 11 3.14 3
89 113 Glycerine Water Evapo 0.4 11 3.12 3
9 Outcome trafo Fatty Acid 01+ Hydrogenation 0.4 11 3.15 3
90 114 Glycerine Distillation 0.4 11 3.21 3
91 115 0.4 11 3.14 3
92 116 Fatty Acid Distillation 0.4 11 3.09 3
93 119 FA Plant Utilites 0.4 11 3.14 3
94 1181 Hydrogenation 0.4 11 3.39 3
95 1182 Hydrogenation 0.4 11 3.33 3
96 Utilitites Hydrogenation 0.4 11 3.1 3
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Data THD
Itidak sesuai standar pada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus
Trafo Trafo Isc (kA) IL (kA) Isc/IL StandarTHDI THD(%)I
1 Air Comp. 38.2 1.367 27.94 8 9.14
5 Biodiesel 118.2 6.2 19.06 5 4.02
4 Finishing SUB 62.5 1.761 35.49 8 10.7
19 H2 Hydrochem 01 37.2 0.577 64.47 12 19.67
2 Refinery & Frac 3100TPD 154.1 8.724 17.66 5 5.78
Penggunaan Trafo Penggeser Fasa
(peak load)
Lokasi 2 : Bus 53002
Penggunaan Trafo Penggeser Fasa
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Penggunaan Trafo Penggeser Fasa
Perubahan nilai indeks gangguan harmonisa tegangan sebelum dan sesudah
pengoperasian trafo penggeser fasa pada saat kondisi
peak load
di 2 lokasi
Trafo ID Bus ID Data Nilai THD sebelum menggunakan phase shifting trafo setelah menggunakan phase shifting trafo Standar
Refinery & Fract 3100 TPD 80 7.09 % 5.85% 5%
Trafo ID Bus ID
Data Nilai IHD
orde sebelum menggunakan phase shifting trafo setelah menggunakan phase shifting trafo Standar Refinery&Fract 3100 TPD 80 115 4.74%3.4% 3.08%3.4% 3%3% TF - KB 78 5 3.34% 2.57% 3% H2 Hydrochem 111 5 3.44% 1.45% 3%
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Trafo Penggeser Fasa
Data THD
Vtidak sesuai standar pada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV Indeks THDV Standard THDV
(%)
112 Gas Burner 0.4 5.45 5
186 Gas Burner 0.4 5.45 5
80 Ref 2500 TPD 0.4 5.87 5
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Trafo Penggeser Fasa
Data IHD
Vtidak sesuai standar pada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV Orde Magnitude(%) Standard IHDV
(%) 112 Gas Burner 0.4 5 4.62 3 186 Gas Burner 0.4 5 4.62 3 26 Gas Burner 0.4 5 3.22 3 72 Air Compressor 0.4 5 3.26 3 80 Ref 2500 TPD 0.40.4 115 3.253.35 33
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Pemasangan Filter Harmonisa Pasif
Keterangan :
Q = Faktor kualitas pada filter (asumsi Q=30) 1. Perbaikan Faktor Daya
∆𝑄 = 𝑃 [tan cos−1𝜑𝑎𝑤𝑎𝑙 − tan cos−1𝜑𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 ]
2. Kapasitor (C) 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 𝑉𝑙−𝑙2 𝑋𝐶 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0𝐶 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 3. Induktor (L) 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 = 𝑋0 𝜔𝑛𝐿 = 1 𝜔𝑛× 𝐶 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 4. Resistor (L) 𝑄 = 𝑋0 𝑅 𝑅 = 𝑋0 𝑄
Desain Filter (1)
(peak load)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 91.6% PF sesudah 94%∆Q = 173 x ( tan θawal – tan θ target)
= 173 x (tan(cos-1 0.916)- tan (cos -1 0.94)) = 12.9778 kVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 13 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
13 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 258.76 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2× 258.76 𝜇𝐹 = 1.57 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 1.57 𝑚𝐻 = 0.496 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.496 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.496
30 = 0.016 𝛺
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Filter Harmonisa Pasif
Data perubahan THD
Vpada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV THDV
sebelum sesudahTHDV THDStandard V(%)
112 Gas Burner 0.4 5.45 3.61 5
186 Gas Burner 0.4 5.45 3.61 5
80 Ref 2500 TPD 0.4 5.87 4.12 5
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Filter Harmonisa Pasif
Data perubahan IHD
Vpada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik
Bus ID Nama Plant dan Panel Nominal kV Orde sebelum (%)Magnitude sesudah (%)Magnitude Standard IHDV (%) 112 Gas Burner 0.4 5 4.62 2.38 3 186 Gas Burner 0.4 5 4.62 2.37 3 26 Gas Burner 0.4 5 3.22 1.5 3 72 Air Compressor 0.4 5 3.26 1.43 3 80 Ref 2500 TPD 0.40.4 115 3.253.35 2.191.64 33
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Filter Harmonisa Pasif
Data perubahan THD
Ipada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik dari kondisi
awal tidak memenuhi standar
Bus
Trafo Trafo THDI sebelum (%) THDI sesudah (%) Standar THDI(%)
1 Air Comp. 9.14 5.09 8
26 Boiler 114.17 23.69 15
4 Finishing SUB 10.7 7.19 8
19 H2 Hydrochem 01 19.67 8.9 12
2 Refinery & Frac 3100TPD 114.17 23.69 15
Pemasangan Reaktor
(peak load)
•
Nilai tegangan trafo boiler sebelum pemasangan reaktor
= 99.79% x 0.4 kV = 0.39916 kV
•
Agar nilai tegangan tetap memenuhi standar, maka penurunan tegangan
maksimal adalah 2% atau
= 97.79% x 0.4 kV = 0.392 kV.
•
Maka impedansi reaktor = 2%
𝑍
𝑏𝑎𝑠𝑒Ω =
𝑘𝑉
2𝑀𝑉𝐴
=
0.4
20.052
= 3.0726 Ω
𝑍 Ω
= 3.0726 Ω 𝑥 2% = 𝟎. 𝟎𝟓𝟓 𝛀
Desain reaktor di Bus 112 (Bus Outgoing Trafo Boiler)
•
Untuk mengurangi harmonisa arus
Pemasangan Reaktor
(peak load)
Desain reaktor di Bus 112 (Bus Outgoing Trafo Boiler)
Bus
Trafo Trafo TDDI sebelum (%) TDDI sesudah (%) Standar TDD (%)
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Hasil Simulasi Harmonic Load Flow
Setelah Penggunaan Reaktor
Data perubahan THD
Ipada kondisi
peak load
di PT. Wilmar Nabati, Gresik dari kondisi
awal tidak memenuhi standar
Bus
Trafo Trafo THDIsebelum (%) THDI sesudah (%) Standar THDI (%)
1 Air Comp. 9.14 5.09 8
26 Boiler 23.69 6.52 15
4 Finishing SUB 10.7 7.19 8
19 H2 Hydrochem 01 19.67 8.9 12
2 Refinery & Frac 3100TPD 114.17 23.69 15
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Perhitungan Biaya Ekonomis
•
Penggunaan trafo penggeser fasa di 2 lokasi yaitu pada trafo H2 Hydrochem 01
dan trafo Refinery&Fract 3100 TPD mampu meredam gangguan harmonisa atau
setara dengan penggunaan 2 filter harmonisa pasif di panel TF OLEO Shipment
dan di panel TF-KB.
Trafo ID Bus ID
Data Nilai IHD
orde sebelum menggunakan phase shifting trafo setelah menggunakan phase shifting trafo Standar Refinery&Fract 3100 TPD 80 115 4.74%3.4% 3.08%3.4% 3%3% TF - KB 78 5 3.34% 2.57% 3% H2 Hydrochem 111 5 3.44% 1.45% 3%
Simulasi dan Analisis
(peak load)
Perhitungan Biaya Ekonomis
•
Misalkan pada panel TF OLEO Shipment seharusnya dipasang filter dengan
kapasitas 2642 kVA dan pada panel TF-KB seharusnya dipasang filter dengan
kapasitas 1311 kVA. Sehingga, penghematan yang bisa didapat adalah sebesar
12 $/kVA x [2642 kVA + 1311 kVA] = 47.436 $
= Rp 559.744.800,00
KESIMPULAN
1. Berdasarkan data pengukuran, orde harmonisa yang dominan di sistem kelistrikan PT.Wilmar Nabati, Gresik adalah orde 5,7,11 dan 13, maka digunakanlah filter jenis
single-tuned
.2. Penggunaan trafo penggeser fasa dapat meredam harmonisa orde 5 dan 7 tapi tidak bisa meredam harmonisa orde 11. Selain itu tidak di semua lokasi dapat digunakan trafo penggeser fasa, sehingga digunakan filter harmonisa pasif.
3. Pemasangan filter harmonisa pasif dapat meredam semua gangguan harmonisa tegangan dan harmonisa arus sehingga memenuhi standar IEEE 519-1992, pada saat kondisi beban puncak maupun beban normal, kecuali pada plant boiler.
4. Pemasangan reaktor pada sisi outgoing trafo
boiler
efektif untuk meredam harmonisa arus. Perhitungan reaktor perlu dilakukan secara tepat karena bila tidak, dapat menyebabkan penurunan tegangan yang terlalu besar.5. Penggunaan trafo pengggeser fasa dapat mengurangi penggunaan filter harmonisa sehingga dapat menghemat biaya investasi sebesar Rp 559.744.800,00 untuk peredaman harmonisa di sistem kelistrikan PT.Wilmar Nabati Gresik.
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa (1)
Trafo Penggeser Fasa
Prinsip kerjanya :
Mensuper-posisikan komponen-komponen harmonisa yang ada di dua
cabang beban sistem sehingga saling meniadakan.
Teori Penunjang
Peralatan Peredam Harmonisa (1)
Trafo Penggeser Fasa
•
Memiliki efek peredaman harmonisa yang sama dengan multipulse transformer (12-pulse
transformer). Pada trafo delta/delta (fasa geser 0°) pada sumber yang sama dengan trafo delta/wye.
•
Orde harmonisa signifikan = (n x p) ± 1 (n = bilangan integer, p = jumlah pulsa)
•
Oleh karena itu system 12 pulsa akan menghasilkan orde dominan ke-11, 13, 23, 25, dst. Namun
akan meredam orde ke-5, 7, 17, 19, dst.
Catatan Tambahan
Desain Filter
Desain Filter (1)
(peak load)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 91.6% PF sesudah 94%∆Q = 173 x ( tan θawal – tan θ target)
= 173 x (tan(cos-1 0.916)- tan (cos -1 0.94)) = 12.9778 kVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 13 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
13 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 258.76 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2× 258.76 𝜇𝐹 = 1.57 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 1.57 𝑚𝐻 = 0.496 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.496 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.496
30 = 0.016 𝛺
• Single Tuned Orde 11, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 550 Hz PF sebelum 94.1% PF sesudah 96%∆Q = 173 x ( tan θawal – tan θ target )
= 173 x (tan(cos-1 0.941)- tan (cos -1 0.96)) = 11.756 kVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 11.5 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
11.5 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 228.9 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 550)2 × 228.9 𝜇𝐹 = 0.366 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.366 𝑚𝐻 = 0.115 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.115 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 = 0.115
30 = 0.003 𝛺
Desain filter di Bus 112 (Bus Outgoing Trafo Boiler)
Desain Filter (1)
• Single Tuned Orde 7, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 350 Hz PF sebelum 96% PF sesudah 99%∆Q = 173 x ( tan θawal – tan θ target )
= 173 x (tan(cos-1 0.96)- tan (cos -1 0.99)) = 25.8072 kVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 26 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
26 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 517.52 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 350)2× 517.52 𝜇𝐹 = 0.4 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0,4 𝑚𝐻 = 0.126 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.126 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 = 0.126
30 = 0.0041 𝛺
Desain filter di Bus 112 (Bus Outgoing Trafo Boiler)
Desain Filter (1)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 91.3% PF sesudah 95%∆Q = 368 x ( tan θawal – tan θ target )
= 368 x (tan(cos-1 0.913)- tan (cos -1 0.95)) = 43.4792 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 43.5 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
43.5 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 865.843 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2 × 865.843 𝜇𝐹 = 0.468 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.468 𝑚𝐻 = 0.1471 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.1471 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.1471
30 = 0.005 𝛺
Desain filter di Bus 111 (Bus Outgoing Trafo H2 Hydrochem 01)
Desain Filter (2)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 91.6% PF sesudah 95%∆Q = 1648 x ( tan θawal– tan θ target )
= 1648 x (tan(cos-1 0.916)- tan (cos -10.95)) = 251.8179 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 252 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
252 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 5015.92 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2× 5015.92 𝜇𝐹 = 0.081 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.081 𝑚𝐻 = 0.0254 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.0254 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.07148
30 = 0.00085 𝛺
Desain filter di Bus 4 (Bus Outgoing Trafo Finishing Sub)
Desain Filter (3)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 91.5% PF sesudah 95%∆Q = 310 x ( tan θawal – tan θ target)
= 310 x (tan(cos-1 0.915)- tan (cos -10.95)) = 34.7972 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 35 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
35 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 696.656 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 550)2× 696.656 𝜇𝐹 = 0.582 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.582 𝑚𝐻 = 0.183 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.183 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.183
30 = 0.0061 𝛺
Desain filter di Bus 113 (Bus Outgoing Trafo TF-NKB)
Desain Filter (4)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 90.2% PF sesudah 98%∆Q = 868 x ( tan θawal – tan θ target)
= 868 x (tan(cos-1 0.902)- tan (cos -10.98)) = 239.2072 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 240 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
240 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 4777.07 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2× 4777.07 𝜇𝐹 = 0.0849 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.0897 𝑚𝐻 = 0.02667 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.02667 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.02667
30 = 0.000889 𝛺
Desain filter di Bus 72 (Bus Outgoing Trafo Air Compressor)
Desain Filter (5)
• Single Tuned Orde 5, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 250 Hz PF sebelum 90.2% PF sesudah 95%∆Q = 5623 x ( tan θawal– tan θ target )
= 5414 x (tan(cos-1 0.902)- tan (cos -10.95)) = 843.2191 kVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 845 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
845 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 16819.27 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 250)2× 16819.27 𝜇𝐹 = 0.0241 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.0131 𝑚𝐻 = 0.00757 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.00757 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.00757
30 = 0.000252 𝛺
Desain filter di Bus 2 (Bus Outgoing Trafo Refinery & Frac. 3100TPD)
Desain Filter (6)
• Single Tuned Orde 11, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 550 Hz PF sebelum 95% PF sesudah 98%∆Q = 5620 x ( tan θawal– tan θ target )
= 5620 x (tan(cos-1 0.95)- tan (cos -10.98)) = 706.015 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 706 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
706 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 14052.55 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 550)2× 14052.55 𝜇𝐹 = 0.0059 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 0.0059 𝑚𝐻 = 0.00187 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.00187 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.00187
30 = 0.000062432 𝛺
Desain filter di Bus 2 (Bus Outgoing Trafo Refinery & Frac. 3100TPD)
Desain Filter (6)
• Single Tuned Orde 11, frekuensi
Tuning
(𝝎𝒏) = 550 Hz PF sebelum 86.6% PF sesudah 95%∆Q = 2984 x ( tan θawal– tan θ target )
= 2984 x (tan(cos-1 0.866)- tan (cos -10.95)) = 742.22 KVar
kVar yang digunakan (Qc) per fasa sebesar 742 kVar Maka, nilai kapasitor sebagai komponen filter adalah 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑉𝑙−𝑙2 × 𝜔0 =
742 𝑘𝑉𝐴𝑅
0.42 × (2 × 3.14 × 50) = 14769.11 𝜇𝐹
nilai induktor sebagai komponen filter adalah 𝐿 = 1 𝜔𝑛2 × 𝐶 = 1 (2 × 3.14 × 550)2× 14769.11 𝜇𝐹 = 5.6755 𝑚𝐻 𝑋𝐿 = 𝜔0𝐿 = 2 × 3.14 × 50 × 5.6755 𝑚𝐻 = 0.00178 𝛺 𝑋𝐶 = 𝑋𝐿 = 𝑋0 = 0.00178 𝛺
Dan komponen resistansi filternya (asumsi Q = 30) adalah 𝑅 = 𝑋0
𝑄 =
0.00178
30 = 0.000059403 𝛺
Desain filter di Bus 9 (Bus Outgoing Trafo Fatty Acid 01+ Hydrogenation)
Desain Filter (7)
Catatan Tambahan
Summary Desain Filter
(
peak load
)
No. Bus Jenis filter C (𝜇𝐹) L (mH) R (𝒎𝛺) Q
1. 112 Single-tuned orde 5 𝟐𝟓𝟖. 𝟕𝟔 𝟏. 𝟓𝟕 𝟏𝟔 𝟑𝟎 Single-tuned orde 11 𝟐𝟐𝟖. 𝟗 𝟎. 𝟑𝟔𝟔 𝟑 𝟑𝟎 Single-tuned orde 7 𝟓𝟏𝟕. 𝟓𝟐 𝟎. 𝟒 𝟒. 𝟏 𝟑𝟎 2. 111 Single-tuned orde 5 𝟖𝟔𝟓. 𝟖𝟒 𝟎. 𝟒𝟔𝟖 𝟓 𝟑𝟎 3. 4 Single-tuned orde 5 𝟓𝟎𝟏𝟓. 𝟗𝟐 𝟎. 𝟎𝟖𝟏 𝟎. 𝟖𝟓 𝟑𝟎 4. 113 Single-tuned orde 5 𝟔𝟗𝟔. 𝟔𝟓𝟔 𝟎. 𝟓𝟖𝟐 𝟔. 𝟏 𝟑𝟎 5. 72 Single-tuned orde 5 𝟒𝟕𝟕𝟕. 𝟎𝟕 𝟎. 𝟎𝟖𝟒𝟗 𝟎. 𝟖𝟖𝟗 𝟑𝟎 6. 2 Single-tuned orde 5 𝟏𝟔𝟖𝟏𝟗. 𝟐𝟕 𝟎. 𝟎𝟐𝟒𝟏 𝟎. 𝟐𝟓𝟐 𝟑𝟎 Single-tuned orde 11 𝟏𝟒𝟎𝟓𝟐. 𝟓𝟓 𝟎. 𝟎𝟎𝟓𝟗 𝟏. 𝟖𝟕 𝟑𝟎 7. 9 Single-tuned orde 11 𝟏𝟒𝟕𝟔𝟗. 𝟏𝟏 𝟎. 𝟎𝟎𝟓𝟔𝟖 𝟏. 𝟕𝟖 𝟑𝟎
Catatan Tambahan
Summary Desain Filter
(
normal load
)
No. Bus Jenis filter C (𝜇𝐹) L (mH) R (𝒎𝛺) Q
1. 112 Single-tuned orde 5 𝟔𝟒𝟖. 𝟖𝟗 𝟎. 𝟔𝟐𝟓 𝟔 𝟑𝟎 Single-tuned orde 11 𝟏𝟔𝟓. 𝟐𝟏 𝟎. 𝟓𝟎𝟕 𝟓. 𝟑 𝟑𝟎 Single-tuned orde 7 𝟐𝟎𝟖. 𝟗𝟗 𝟎. 𝟗𝟗 𝟏𝟎. 𝟑 𝟑𝟎 2. 111 Single-tuned orde 5 𝟓𝟑𝟕. 𝟒𝟐 𝟎. 𝟕𝟓𝟓 𝟕. 𝟗 𝟑𝟎 3. 75 Single-tuned orde 5 𝟓𝟒𝟕. 𝟑𝟕 𝟎. 𝟕𝟒𝟏 𝟕. 𝟕𝟓 𝟑𝟎 4. 72 Single-tuned orde 5 𝟏𝟕𝟗𝟏. 𝟒 𝟎. 𝟐𝟐𝟔 𝟐. 𝟑𝟕 𝟑𝟎 5. 80 Single-tuned orde 5 𝟑𝟖𝟖𝟏. 𝟑𝟕 𝟎. 𝟏𝟎𝟒 𝟏. 𝟎𝟗 𝟑𝟎 Single-tuned orde 11 𝟑𝟐𝟔𝟒. 𝟑𝟑 𝟎. 𝟎𝟐𝟓𝟔 𝟎. 𝟐𝟔𝟖 𝟑𝟎 6. 87 Single-tuned orde 11 𝟓𝟓𝟑. 𝟑𝟒 𝟎. 𝟏𝟓𝟏𝟒 𝟏. 𝟓𝟖 𝟑𝟎 Single-tuned orde 13 𝟔𝟑𝟔. 𝟗𝟒 𝟎. 𝟏𝟑𝟏𝟔 𝟏. 𝟑𝟕 𝟑𝟎