• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK PERPIPAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK PERPIPAAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang Praktikum

Praktikum  plumbing  plumbing   (perpipaan) merupakan kegiatan yang berhubungan  (perpipaan) merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemasangan pipa, terutama digunakan untuk saluran air bersih.Sehingga dengan pemasangan pipa, terutama digunakan untuk saluran air bersih.Sehingga merupakan suatu kewajiban bagi Mahasiswa Politeknik Jurusann Teknik Sipil untuk merupakan suatu kewajiban bagi Mahasiswa Politeknik Jurusann Teknik Sipil untuk melaksanakan dan memahami praktek tersebut.

melaksanakan dan memahami praktek tersebut.

Penulisan laporan Praktikum Kerja Bengkel Plumbing ini merupakan salah Penulisan laporan Praktikum Kerja Bengkel Plumbing ini merupakan salah satu upaya menerapkan prosedur pemasangan pipa yang dilakukan di lapangan dan satu upaya menerapkan prosedur pemasangan pipa yang dilakukan di lapangan dan kemudian dituangkan ke dalam satu laporan sehingga prosedur pelaksanaannya dapat kemudian dituangkan ke dalam satu laporan sehingga prosedur pelaksanaannya dapat diterapkan secara sistematis dan terarah.

diterapkan secara sistematis dan terarah.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah, antara lain: Dari latar belakang di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah, antara lain: a.

a. Apa saja yang diperlukan dalam praktek plumbing?Apa saja yang diperlukan dalam praktek plumbing?  b.

 b. Alat-alat apa saja yang diperlukan dalam pembuatan pipa secara manual danAlat-alat apa saja yang diperlukan dalam pembuatan pipa secara manual dan secara masinal?

secara masinal? c.

c. Hal-hal apa saja yang hatus diperhatikan dalam melaHal-hal apa saja yang hatus diperhatikan dalam melakukan praktek ini?kukan praktek ini? d.

d. Bagaimana pengaplikasian dari pelatihan secara dasar tentang plumbing yangBagaimana pengaplikasian dari pelatihan secara dasar tentang plumbing yang diterapkan dalam kostruksi plumbing dalam pipa lanjutan?

diterapkan dalam kostruksi plumbing dalam pipa lanjutan?

1.3

1.3 Tujuan PraktekTujuan Praktek

Tujuan penulisan laporan ini adalah agar dapat digunakan sebagai pedoman Tujuan penulisan laporan ini adalah agar dapat digunakan sebagai pedoman  belajar

 belajar bagi bagi Mahasiswa Mahasiswa Politeknik Politeknik Jurusan Jurusan Teknik Teknik Sipil, Sipil, sehingga sehingga mahasiswa mahasiswa dapatdapat mengetahui gambaran awal prosedur pelaksanaan praktikum secara sistematis, mengetahui gambaran awal prosedur pelaksanaan praktikum secara sistematis, sehingga nantinya dapat dipraktekkan di lapangan yang sesungguhnya sesuai dengan sehingga nantinya dapat dipraktekkan di lapangan yang sesungguhnya sesuai dengan materi yang didapat.

(2)

1.4

1.4 Manfaat PraktekManfaat Praktek

Manfaat setelah mempelajari dan melaks

Manfaat setelah mempelajari dan melaksanakan praktek plumbing, yaitu:anakan praktek plumbing, yaitu: a.

a. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan yang berhubungan dengan kerjaMahasiswa mampu mengoperasikan peralatan yang berhubungan dengan kerja  plumbing 

 plumbing  (perpipaan). (perpipaan).  b.

 b. Mahasiswa dapat menambah keterampilan dalam menerapkan teori yang sudahMahasiswa dapat menambah keterampilan dalam menerapkan teori yang sudah didapat.

didapat. c.

c. Mahasiswa dapat membiasakan diri untu bekerja dengan disiplin, teliti, danMahasiswa dapat membiasakan diri untu bekerja dengan disiplin, teliti, dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan praktek kerja

mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan praktek kerja plumbing  plumbing .. d.

d. Mahasiswa memiliki dassar teori Mahasiswa memiliki dassar teori yang benar dalam pembuatan jaringan pipa.yang benar dalam pembuatan jaringan pipa.

1.5

1.5 Metode yang DigunakanMetode yang Digunakan

Dalam melaksanakan praktek kerja

Dalam melaksanakan praktek kerja plumbing  plumbing , metode yang digunakan antara, metode yang digunakan antara lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan tangan sebagai tenaga, dan lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan tangan sebagai tenaga, dan menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih memudahkan dalam praktek. Semua menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih memudahkan dalam praktek. Semua metode yang digunakan sangan bermanfaat untuk menjamin kelancaran dan metode yang digunakan sangan bermanfaat untuk menjamin kelancaran dan kecakapan para mahasiswa selama praktek.

(3)

1.4

1.4 Manfaat PraktekManfaat Praktek

Manfaat setelah mempelajari dan melaks

Manfaat setelah mempelajari dan melaksanakan praktek plumbing, yaitu:anakan praktek plumbing, yaitu: a.

a. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan yang berhubungan dengan kerjaMahasiswa mampu mengoperasikan peralatan yang berhubungan dengan kerja  plumbing 

 plumbing  (perpipaan). (perpipaan).  b.

 b. Mahasiswa dapat menambah keterampilan dalam menerapkan teori yang sudahMahasiswa dapat menambah keterampilan dalam menerapkan teori yang sudah didapat.

didapat. c.

c. Mahasiswa dapat membiasakan diri untu bekerja dengan disiplin, teliti, danMahasiswa dapat membiasakan diri untu bekerja dengan disiplin, teliti, dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan praktek kerja

mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan praktek kerja plumbing  plumbing .. d.

d. Mahasiswa memiliki dassar teori Mahasiswa memiliki dassar teori yang benar dalam pembuatan jaringan pipa.yang benar dalam pembuatan jaringan pipa.

1.5

1.5 Metode yang DigunakanMetode yang Digunakan

Dalam melaksanakan praktek kerja

Dalam melaksanakan praktek kerja plumbing  plumbing , metode yang digunakan antara, metode yang digunakan antara lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan tangan sebagai tenaga, dan lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan tangan sebagai tenaga, dan menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih memudahkan dalam praktek. Semua menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih memudahkan dalam praktek. Semua metode yang digunakan sangan bermanfaat untuk menjamin kelancaran dan metode yang digunakan sangan bermanfaat untuk menjamin kelancaran dan kecakapan para mahasiswa selama praktek.

(4)

BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI

2.1

2.1 KeselamataKeselamatan n KerjaKerja

2.1.1

2.1.1 Pentingnya Membiasakan Diri Aman BekerjaPentingnya Membiasakan Diri Aman Bekerja

Memperhatikan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja merupakan suatu Memperhatikan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting pada perusahaan-perusahaan konstruksi.Banyak pekerja pipa hal yang penting pada perusahaan-perusahaan konstruksi.Banyak pekerja pipa  pada

 pada perusahaan-perusahaan perusahaan-perusahaan yang yang mempelajari mempelajari dan dan memperhatikan memperhatikan keselamatankeselamatan kerja melalui pengalaman-pengalaman yang dialami maupun diperolehnya.Tetpai, kerja melalui pengalaman-pengalaman yang dialami maupun diperolehnya.Tetpai, mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari instruktur dan mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari instruktur dan  buku

 buku ketja ketja berupa berupa diktat diktat yang yang diperoleh diperoleh dari dari dosen dosen pengajar pengajar maupun maupun dosendosen  pembimbingnya.Sehingga

 pembimbingnya.Sehingga kemungkinan kemungkinan terjadinya terjadinya kecelakaan kecelakaan sedini sedini mungkinmungkin dapat dihindari dan diatasi, dan diharapkan tidak terjadi hal-hal tindak diinginkan dapat dihindari dan diatasi, dan diharapkan tidak terjadi hal-hal tindak diinginkan sewaktu kerja berlangsung.

sewaktu kerja berlangsung.

2.1.2

2.1.2 Tujuan Keselamatan KerjaTujuan Keselamatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja, antara lain: Tujuan keselamatan kerja, antara lain: a.

a. Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan tahu dan mengerti untukSetelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan tahu dan mengerti untuk menjaga keselamatan dan keamanan alat.

menjaga keselamatan dan keamanan alat.  b.

 b. Mahasiswa diharapkan dapat memahami pentingnya keselamatan kerja bagiMahasiswa diharapkan dapat memahami pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya sendiri.

dirinya sendiri. c.

c. Mahasiswa diharapkan bekerja sangat hati-hati demi menjaga keselamatan alatMahasiswa diharapkan bekerja sangat hati-hati demi menjaga keselamatan alat dan dirinya sendiri.

dan dirinya sendiri.

2.1.3

2.1.3 Bagaimana Meningkatkan Kebiasaan Bekerja yang AmanBagaimana Meningkatkan Kebiasaan Bekerja yang Aman

Meningkatkan kerja yang aman sangat penting sekali, mengingat biasanya Meningkatkan kerja yang aman sangat penting sekali, mengingat biasanya sarana penunjang keselamatan kerja sangatlah minim sekali, hal ini terutama sarana penunjang keselamatan kerja sangatlah minim sekali, hal ini terutama sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang relative berskala kecil-menengah. sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang relative berskala kecil-menengah. Cara-cara keamanan kerja antara lain:

Cara-cara keamanan kerja antara lain: a.

a. Camkan semua perturan kerja Camkan semua perturan kerja dengan sungguh-sungguh.dengan sungguh-sungguh.  b.

 b. Waspadalah terhadap kemungkinan yang membahayakan. Jika bahaya selaluWaspadalah terhadap kemungkinan yang membahayakan. Jika bahaya selalu kelihatan, maka kecelakaan akan jarang terjadi.

(5)

c. Peliharalah peralatan agar selalu bersih, tajam, dan dalam keadaan baik.

d. Simpan bahan-bahan yang mengandung kiia berbahaya dan gunakanlah secara hati-hati serta dengan pengetahuan yang cukuo mengenai hal itu.

e. Perhatikan semua peralatan mesin yang berputar dengan sangat hati-hati.

2.1.4 Peralatan

Peliharalah setiap peralatan setelah selesai dipakai, jangan menunda-nunda kegiatan pembersihan karena terlalu lama kotoran yang menempel akan lebih sulit untuk dibersihkan dan akan membawa kerugian di kemudian hari saat akan dipakai kembali. Peliharalah setiap peralatan dengan baik, bersih, bebas karat, dan tajam. Jangan sekali-sekali menggunakan peralatan yang tumpul dan sudah  berkarat maupun rusak, karena akan memperbesar terjadinya kecelakaan kerja,

karena alat tersebut bias patah dan mungkin akan melukai diri sendiri atau orang lain.

2.1.5 Bahan-bahan Kimia

Pemakaian bahan-bahan kimia dalam jurusan teknik sipil jarang digunakannamun tidak sedikit pula dijumpai, misalnya peakaian vaselin dan oli untuk pelumas peralatan kerja.Dalam hal ini kita hars mengetahui sifat-sifat bahan kimia tersebut dan hendaknya diisimpan di tempat yang aman dan digunakan secara hati-hati.Bermacam-macam bahan kimia yang digunakan oleh pekerja instalasi pipa dapat menimbulkan bahaya.Seperti minyak pelumas bekas yang digunakan untuk memotongv pipa dapat menggelincirkan seseorang, begitu juga dengan minyak tanah atau naphta  yang tercecer dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Begitu juga bahan kimia drain cleaning   (sejenis soda api) dapat membakar kulit dan membahayakan mata.

2.1.6 Tanggung Jawab

Setiap mahasiswa yang melakukan praktek instalasi pipa harus selalu ingat akan tanggung jawab terhadap diri sendiri, teman, maupun lingkungan sekitarnya.Misalnya saat praktikan menuang molten lead   (bahan cair untuk menyambung pipa dari timah panas), orang-orang di sekitarnya harus diperingatkan bahwa bahan tersebut dapat menyembur.

(6)

2.1.7 Tempat Kerja yang Bersih

Tempat kerja menentukan kenyamanan kerja.Tempat kerja yang berserakan  peralatan, material, dan lain-lain merupakan hal yang sangat membahayakan.

Seorang ahli tentang keselamatan kerja menyebutkan bahaya akan tergelincir dan sandungan. Jangan sekali-sekali membiarkan barang-barang kerja berserakan.

2.1.8 Melakukan Pekerjaan

Saat melakukan pekerjaan,selalu perhatikan keselamatan kerja. Jika semua  pekerjaan dilakukan di atas, gunakan andhang atau papakan pijakan.Jika bekerja  pada galian terbuka, pasanglah penghalang atau pagar agar tidak terjatuh ke dalam lubang. Periksa pekerjaan, apakah jika diangkat sendiri ringa, berat atau licin sehingga dapat dipikirkan bagaimana cara memindahkan atau bekerja dengan  benda tersebut secara aman.

2.2 Pipa dan Alat Penyambungnya 2.2.1 Pipa

Pada umumnya, ukuran pipa berdasarkan pada diameter bagian dalam. Menurut standar Amerikan ukuran pipa adalah:

1⅛”, ¼”, ½”, 1”, 1¼”, 1½”, 2”,

21/2”, 3”, 4”, 5”, 6”, 8”, 10”, 12”. Pipa dengan diameter

lebih besar dari ukuran tersebut diatas menggunakan ukuran diameter luar. Panjang pipa biasanya 21 feet untuk satu lonjor (± 6 meter). Untuk memudahkan pengangkutan, pipa-pipa diikat dalam jumlah tertentu sesuai diameter pipa, misalnya:

Diameter Ikatan (perbendel)

⅛”

30

¼”

24

⅜”

18

1”

5

1½”

3

2.2.2 Proses Pembuatan Pipa Baja

(7)

1. Kampuh Lurus (butt weld )

 Dibuat dari lembaran baja rata dengan ujung dipotong persegi. Baja tersebut disambung dengan las pada kedua ujung persegi. Pipa tersebut memiliki sambungan pipa yang terlemah diantara ketiga jenis pipa tersebut.

Gambar:

2. Kampuh Pangkuh (lap weld )

 Prosesnya sama dengan Kampuh Lurus, kecuali ujungnya dipingul (purus), sehingga memiliki sambungan las yang lebih besar dan lebih kuat. Pipa tanpa sambungan dibentuk oleh tarikan baja panas yang melalui mesin  pembentuk pipa, tanpa sambungan las, dan merupakan jenis pipa yang  paling kuat di antara ketiga jenis pipa tersebut.

Gambar:

3. Menerus ( seamless method ) Gambar:

Spesifikasi umum lainnya lebih rinci, yaitu yang ditentukan oleh standar ASTM. Selain pipa-pipa tersebut, ada juga jenis pipa yang dinyatakan dengan sebutan SCHEDULE, yaitu:

(8)

a. Schedule: 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.  b. Schedule standar.

c. Schedule extra strong (XS).

d. Schedule double extra strong (XXS). e. Schedule special.

2.2.3 Bahan-bahan Pipa

a. Bahan Untuk Pipa Induk 

 Untuk pipa induk dapat dipakai bahan dari besi tuang, baja lunak, beton, asbes semen, baja lapis beton, dan aspal.

Dalam memilih bahan untuk pipa harus memperhatikan keadaan tanahnya dan volume air yang dialiri.

 b. Bahan Untuk Pipa pembagi

 Untuk pipa pembagi, dipakai bahan: pipa galvanis, pipa tembaga, PVC,  pipa besi tuang, pipa asbes semen, pipa kuningan, dan pipa timah hitam,

UPVC (Unplastisized PVC ). Pipa Galvanis

 Pipa yang terbuat dari baja lunak yang dilapisi seng dengan proses galvanis untuk menahan karat.

Pipa Tembaga

 Pipa yang terbuat dari bahan tembaga yang penyambungnya dengan las dan memakai ulir, bersifat tahan karat, agak ringan, licin dan mudah ditekuk.

PVC (Poli Vinyl Chloride)

 Pipa untuk air bersih dan pembuangan, sifatnya tidak tahan cuaca, tidak tahan air panas, tidak berkarat, licin ringan, lembek, dan keras jika dingin.

2.3 Cuk, Kran, dan Katup (Coks, Taps, and Valves)

Istilah Cuk, Kran dan Katup banyak digunaka untuk membedakan nama alat sambung ( fittings) yang dipergunakan untuk mengontrol aliran fluida sepanjang atau akhir dari pipa saluran.

Cuk terdiri dari wadah yang mencengkeram sumbat puntir, dimana sumbat  puntir memiliki suatu lubang yang dicetak atau dibor tepat di tengah-tengah agar air

(9)

dapat mengalir.Cuk ini sapat dibuka penuh atau ditutup penuh dengan memutar sumbat aliran pada posisi 90o.alat ini dapat ditutup dengan cepat, sehingga menimbulkan tumbukan (water hammer ) dan pada umumnya digunakan untuk instalasi gas, akan tetapi digunakan juga untuk mengalirkan air.

Gambar Cuk Sumbat (Plug Cocks)

Kran digunakan untuk mengalirkan fluida dan mematikan aliran fluida dengan  jumlah yang dikehendaki, pemasangannya terletak pada ujung pipa.

Katup digunakan untuk mengontrol aliran sepanjang suatu jaringan pipa yang  bias kita kenal dengan sebutan Tipe Global atau Tipe Gerbang, dimana kedua tipe tersebut membuka dan menutup secara pelan sehingga jarang yang menimbulkan masalah terhadap daya tumbukan (water hammer ). Katup Global digunakan untuk sistem instalasi yang memiliki tekanan tinggi. Tipe dari dudukan terbuat dari logam yang biasanya untuk sistem instalasi pemanas serta komposisi katup untuk sistem tekanan sangat tinggi dimana diperlukan suatu penutupan yang sempurna.

POSITIVE METER / DISK WATER METER

Alat ini digunakan untuk mencatat secara tepat jumlah pemakaian air yang mengalir melalui instalasi pipa rumah tangga. Ukuran normal meter air tersebut

adalah ½” hingga 2” serta memiliki alat sambung jenis union.

(10)

INFERENSIAL METER / TURBINE WATER METER

Alat ini dipasang pada instalasi pipa di lingkungan gedung atau industri dimana aliran airnya besar dan konstan. Meskipun meter air tersebut mengukur atau mencatatnya tepat untuk aliran air yang besar, akan tetapi tidak tepat untuk mencatat aliran air yang kecil. Sesuai unt

uk pipa ukuran 2”, 3”, 4”, 6”, 8” serta menggunakan

sambungan flens (Flange).

Gambar Inferensial Water

LOKASI DAN PEMASANGAN

Meter air pada umumnya dipasang di tempat yang mudah dilihat dan mudah dicapai, tidak terganggu oleh hilir mudik orang dan lalu lintas kendaraan serta di luar garis sempada bangunan. Meter air dipasang si atas tanah dengan memakai blok beton atau ditanam di dalam kotak pengaman di dalam tanah.

Pemasangan untuk ukuran pipa di atas 2” untuk industri harus disertai Strainer

(saringan) dan testing meter.

2.4 Ulir Pipa (Threads)

Standar ulir pipa untuk pekerjaan instalasi pipa adalah bentuk V dengan sudut 60o. Mem

iliki perbedaan tinggi yang kecil antara ulir awal dan ulir akhir, yaitu 1/32”

 per inchi panjang ulir, dimana perbedaan tinggi tersebut akan memberi sambungan kedap air. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah ulir. Ulir sejumlah 7 pertama dari ujung pipa merupakan ulir sempurna, yaitu memiliki sudut tajam pada bagian atas dan  bawah. Kebocoran mudah terjadi jika ulir tersebut rusak atau tumpul.

Jumlah ulir per inchi untuk setiap ukuran pipa: Diameter Pipa

(inci)

(11)

27

¼ -

18

2½ - 12 8

Sejauh ulir pipa masuk ke dalam alat sambung dalam keadaan rapat sempurna dan tersisa 2 uliran, dapat dikatakan bahwa hasil uliran tersebut sempurna. Rapat sempurna dalam hal ini berbeda dengan rapat sekali, jika terlalu rapat menyebabkan diameter pipa berkurang dan uliran akan membekas pada pipa bagian dalamnya sehingga pipa menjadi longgar dan hasil ulir akan dangkal dan menyebabkan kebocoran mudah terjadi.

2.5 Alat-alat Saniter ( Sanitary Fixtures)

Berbagai macam alat saniter diperlukan untuk memenuhi berbagai macam fungsi khusus serta dipasok air bersih dari pipa induk PDAM atau dari ketel  penyimpan panas. Pasokan air bersih tidak boleh terkontaminasi oleh air buangan sehingga pada kebanyakan kasus, kran-kran dirancang untuk mengalirkan air di atas muka banjir ( flood level )pada alat saniter guna mencegah resiko sipon balik (back  siphonge) dari air limbah ke dalam instalasi pada air bersih.

BAHAN-BAHAN

Bahan Sifat Digunakan untuk

Keramik Kekuatan dan derajat tahan air tergantung komposisi bahan dan derajat pembakaran

Wastafel, sink, toilet

Gerabah Glasur  Warna bagus  Mudah dibuat  Murah

Sink dan Kloset

Tanah liat

Glasur

 Keras

 Tahan pemakaian kasar

Urinal, Sink, Kloset

Batu Glasur  Cukup keras

 Tahan pemakaian kasar

(12)

 Menyerap jika tidak diglasur

Porselen  Hasil akhir baik  Halus dan anggun

 Tidak untuk

pemakaian kasar

Wastafel, Fountain (kran untuk minum)

Logam ringan  Harus dilapisi galvanis / enamel

Bak minum, Sink

Poliester kaca  Lebih kuat daripada plastik akrilik

Bath-tub, Sit-bath (jacuzzi)

Besi tuang  Bobot berat  Kuat

Sink, Keranjang wastafel

Terazzo  Bobot berat Bak cuci, Kolam mandi,

Shower

Marble / Onyx  Bobot berat Wastafel, Bak cuci, Kolam mandi, Kloset, Bidet, dan Shower tray

Granit  Bobot berat Wastafel, Bak cuci,

Sit-bath, Kolam mandi, Kloset, Bidet

2.6 Sistem Instalasi Pipa

1. Sistem Instalasi Langsung (Direct System)

Dalam sistem ini, seluruh air yang menuju alat saniter dipasang langsung  pada pipa pelayanan. Jika menara air atau tandonnya tinggi dan dilengkapi sistem  pasok yang baik maka alirannya lancar. Pada sistem ini ali ran yang menuju water-heater   harus melali tangki yang dapa dipasang di bawah atau di luar atap, misalnya menara air.

Bilamana alat-alat saniter dihubungkan langsung dengan pipa induk PDAM, sering terpengaruh sipon balik atau arus balik (back siphonge). Hal ini terjadi jika ada tekanan negatif pada aliran utama dan dengan adanya outlet atau alat saniter yang terpasang rendah di bawah permukan arus normal.

(13)

2. Sistem Instalasi Tidak Langsung (Indirect System)

Pada sistem ini seluruh hubungan menuju alat saniter tidak langsung dihubungkan dengan pipa induk PDAM, akan tetapi dihubungkan dengan tangki air yng terletak lebih tinggi posisinya dari alat saniter yang terpasang.

Sistem ini membutuhkan jumlah pipa banyak, akan tetapi memberikan  persediaan air jika aliran saluran pipa PDAM berhenti atau berkurang, serta

mengurangi pengaruh adanya back siphonge atau arus balik.

2.7 Pemasangan Pipa Air Bersih

Posisi pipa induk air bersih dari instalasi PDAM pada umumnya di tepi sepanjang jalan, kecuali yang melintasi jalan raya. Pipa-pipa tersebut ditanam di dalam tanah sedalam 50

 — 

  80 cm. Untuk pipa air bersih yang dipasang di  pemukimanpemukiman, pada umumnya dipasang di balik plesteran dinding atau di

luar plesteren dinding.

Pasangan pipa Pasangan pipa

dalam dinding di luar dinding

2.8 Menghitung Panjang Pipa

Pada pekerjaan instalasi pipa, perhitungan kebutuhan bahan pipa sangat  penting, hal ini dapat menghemat bahan dan biaya serta mempermudah pekerjaan  pemasangan pipa.

(14)

a. Diukur seluruhnya dari as ke as (Overall measurement centre to centre) Gambar:

Pengukuran seperti ini paling sering dijumpai

 b. Akhir ulir ke akhir ulir atau akhir pipa ke akhir pipa ( End of thread to end of thread or end of pipe to end of pipe)

Gambar:

c. Akhir ulir ke as alat sambung ( End of threads to centre of fitting ) Gambar:

d. As alat sambung ke as alat sambung (Centre of fitting to centre of fitting ) Gambar:

e. Punggung alat sambung ke punggung alat sambung ( Back of fitting to back of fitting ) Gambar:

(15)

f. As alat sambung ke punggung alat sambung (Centre of fitting to back of fitting ) Gambar:

g. As alat sambung ke tenggorok alat sambung (Centre of fitting to throat of fitting ) Gambar:

h. Depan alat sabung ke depan alat sambung ( Face of fitting to face of fitting ) Gambar:

T = harga dalam tabel (panjang ulir) F = faktor kelonggaran (F= A

 – 

 T)

Berapa panjang pipa yang harus disediakan, agar setelah pipa disambung, panjangnya

50”. (Data yang ada: panjang pipa 50”, diameter ½”, alat sambung: Elbow 90

o

  dan Tee)

Penyelesaian:

 Elbow 90o

, diameter ½”, maka A = 1⅛” (tabel)

T = ½” (tabel)

F = 1⅛” – ½” = 5/8”

Tee, diameter ½”, dengan data A dan T sama, diperoleh F = 5/8”

 Jadi panjang pipa yang harus disediakan = 50

 – 2 (5/8”) = 48,7

2.9 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pipa

Pelaksanaan pengujian pipa dilakukan oleh: 1. Petugas instansi pemerintah yang berwenang.

(16)

2. Konsultan pengawas pelaksanaan pembangunan gedung. 3. Pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

4. Petugas yang ditunjuk pemilik gedung.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi tersebut diurug bila pipa dipasang di dalam tanah, diplaster bila di dalam dinding, atau ditempbok dan ditutup langit-langit (plafond) bila dipasang di atas langit-langit.

Pemasangan pipa dapat dilakukan dengan cara: 1. Sebagian-sebagian.

2. Setelah selesai pemasangan seluruhnya atau total.

3. Pemeriksaan ulang serta pengecekan apa terjadi keboocoran atau tidak pada instalasinya.

(17)

BAB III

JOB SHEET

3.1 Latihan Menggergaji Pipa Galvanis

3.1.1 Dasar Teori

Penggergajian pipa merupakan hal yang termasuk dalam latihan dasar praktek  pipa karena setiap pekerjaan pipa pasti selalu berhubungan dengan hal pemotongan,  baik dengan menggunakan  pipe cutter   ataupun menggunakan gergaji besi dimana ukuran setiap pemotongan sesuai instruksi. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik dengan menggunakan  pipe cutter   adalah mudah, sedangkan dengan menggunakan gergaji tangan sangatlah susah. Dikarenakan butuh kemampuan yang  baik agar pipa yang terpotong rapi dan bagus serta nantinya pas digunakan dalam  penyambungan.

3.1.2 Alat dan Bahan

 Pipa galvanis

Ø 1/2”, Ø 3/4”, Ø 1”, panjang 15

 cm.  Roll meter.

 Gergaji besi.

  Pipe-cutter  (pemotong pipa).  Kikir.

 Pelebar diameter ujung pipa (buring reamer ).  Ragum

 Penggaris siku.  Penitik.

3.1.3 Langkah Kerja

1. Ukur pipa dengan panjang 15 cm sebanyak 1 buah untuk masing-masing ukuran. 2. Jepit pipa dengan ragum lalu potong sisi awal dengan gergaji dan selanjutnya

mengunakan pipe cutter .

3. Setelah kedua ujung terpotong, perhalus bagian dalam pipa dengan buring reamer   (bagian yang dipotong dengan pipe cutter) dan tepi pipa dengan menggunakan kikir (bagian yang dipotong dengan gergaji) sampai rata dan siku.

(18)

3.1.4 Gambar Kerja 2 cm 1 cm 1 cm 1 cm 2cm 1 cm 1 cm 1 cm

(19)

3.1.5 Kesimpulan

Di dalam praktek ini, mahasiswa akan dapat memahami penggunaan alat gergaji besi manual dengan baik dan benar. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang maksimal potong pipa tegak lurus 90º maupun 45º dengan kecermatan pada waktu melakukan prosesnya. Sehingga ukuran serta ketepatannya sesuai dengan ketentuan.

(20)

3.2 Latihan Mengulir Pipa Galvanis

3.2.1 Dasar Teori

Mengulir pipa termasuk dalam pekerjaan latihan dasar, dimana dalam pekerjaan ini dituntut untuk benar-benar teliti dan tidak ceroboh sehingga hasil uliran akan memenuhi syarat. Uliran pipa ini menunjukkan juga baik tidaknya mutu bahan pipa karena setelah mengalami penekanan ada yang aus dan ada pula yang tetap bagus. Uliran memiliki ukuran panjang uliran yang berbeda-beda sesuai dengan diameter yang di  pakai.

3.2.2 Tujuan

Setelah praktek, mahasiswa diharapkan dapat:

a. Semakin mahir menggunakan alat sney dan mesin pengulir.

 b. Membuat dan menentukan jumlah uliran secara tepat sehingga pas dengan diameter sambungan yang digunakan.

3.2.3 Alat dan Bahan 1. Pipa Galvanis

Penguliran secara manual: 

1/2”

- 15 cm

3/4” – 

 15 cm 

1”

- 15 cm

Penguliran secara marsinal: 

1/2”

- 5 cm

3/4” – 

 5 cm 2. Oli SAE 10. 3. Rol Meter.

4. Ragum Meja / Ragum Kaki Tiga. 5. Peggores/Penitik/Pensil. 6. Pipe Cutter. 7. T-Dies. 8. Obeng. 9. Kwas/Sikat Kawat. 10. Oil Can.

(21)

11. Burring Reamer. 12. Mesin Ulir.

3.2.4 Langkah Kerja

a. Untuk penguliran manual.

1. Ukur panjang pipa yang dikehendaki dengan Rol meter sesuai dengan ukuran yang diminta, tandai dengan penggores dan potong dengan pipe cutte r.

2. Ulir pipa tersebut dengan T-Dies, tetesi dengan oli dan bersihkan bram (serbuk  besi)

dengan obeng atau sikat kawat.

3. Samakan diameter dalam pipa dengan burring reamer. 4. Lepaskan T-Dies, ulir bersihkan dengan sikat kawat. 5. Selesai.

b. Untuk penguliran masinal

1. Ulir piipa tersebut dengan Stock-Dies, sambil dialiri pada bagian pipa yang diulir, dengan oli dan bersihkan bram (serbuk besi) dengan obeng atau sikat kawat.

2. Samakan diameter dalam pipa dengan burring reamer.

3. Ukur panjang pipa yang dikehendaki dengan Rol meter, tandai dengan penggores dan potong dengan pipe cutter.

4. Selesai.

(22)

Gambar: Hasil Penguliran manual

3.2.5 Kesimpulan

Di dalam praktek ini, mahasiswa dapat menetahui cara mengulir pipa galvanis dan alat yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil penguliran yang maksimal dan sesuai dengan ketentuan panjang ulirnya tepat dibutuhkan kecermatan pada waktu melakukan prosesnya. Sehingga ukuran serta ketepatannya sesuai dengan ketentuan serta pas ketika dipasangkan dengan alat sambungnya.

(23)

3.3 Lathian Merangkai Instalasi Pendek

3.3.1 Dasar Teori

Pada praktek pemasangan instalasi pendek ini merupakan latihan dasar untuk praktek lanjutan. Dalam praktek ini akan dilakukan secara berkelompok.

Seluruh latihan yang dilakukan sebelumnya akan dilaksanakan semua dalam  praktek ini. Seperti, memotong, mengulir, dan boaring. Pipa

 – 

 pipa yang telah dipotong dan diulir dengan ukuran tertentu akan dirangkai menjadi rangkaian pipa

sederhana. Seluruh praktek yang dilakukan harus dilakukan dengan baik dan hati

 – 

 hati. Agar praktek yang dilakukan berjalan lancar dan hasil rangkaian menjadi  baik.

3.3.2 Tujuan

Pada praktek ini mahasiswa dapat merangkai sebuah pipa sehingga membentuk suatu instalasi pipa sederhana, serta dapat mengenal macam

 – 

 macam fungsi dan jenis sambungan.

3.3.3 Alat Dan Bahan 1. Pipa Galvanis 2. Oli SAE 10. 3. Rol Meter.

4. Ragum Meja / Ragum Kaki Tiga. 5. Peggores/Penitik/Pensil. 6. Pipe Cutter. 7. Elbow 8. Tee 9. T-Dies. 10.Pengunci saluran 11.Obeng. 12.Kwas/Sikat Kawat. 13.Oil Can. 14.Burring Reamer. 15.Mesin Ulir. 16.Kunci Inggris 17.Selotip

(24)

3.3.4 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Memotong pipa sesuai ukuran yang telah ditentukan. 3. Ulir kedua ujung pipa menggunakan mesin pengulir.

4. Setelah diulir samakan diameter kedua pipa dengan boaring reamer.

5. Setelah semua pipa selesai diulir. Rangkai semua pipa sesuai gambar kerja yang telah ditentukan.

6. Sembung masing

 – 

 masing ujung pipa dengan sambungan pipa sesuai seperti gambar kerja yang telah ditentukan.

7. Pasang tiap

 – 

 tiap sambungan dengan menjepit salah satu ujung pipa dengan ragum meja, lalu lapisi uliran menggunakan selotip searah dengan arah uliran dan lapisi uliran 4

 – 

 5 lapis.

8. Kemudian pasang sambungan pipa dengan kunci inggris. Putar sambungan  pipa hingga kencang.

9. Setelah itu rangkai semua pipa hingga terbentuk rangkaian pipa sederhana seperti gambar kerja.

10.Uji kebocoran pipa dengan mengaliri pipa dengan air. Jika terjadi kebocoran cari letak kebocoran tersebut. Setelah ditemukan, lepas dan lapisi kembali uliran dengan selotip dengan lapisan sedikit lebih tebal. Lalu kecangkan kembali. Dan uji kembali.

(25)

BAB IV

APLIKASI PEMASANGAN PIPA LANJUTAN

( WASTAFEL )

4.1 Dasar Teori

Pada Praktek pemasangan instalasi pipa lanjutan ini, akan dilakukan  pemasangan instalasi pipa air bersih dan air kotor yang dikerjakan dengan  berkelompok. Praktek ini merupakan praktek inti atau praktek yang paling penting karena pada praktek latihan dasar sebelumnya bertujuan untuk melatih pada praktek ini agar mampu mengaplikasikan latihan dasar tersebut kedalam bentuk riil  penggunaanya sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Instalasi pipa dilengkapi:

- 2 kran Air. - 1 set wastafel - 1 stop kran.

-1 meter air.

Selain dari pipa lanjutan ini, dalam pemasangan wastafel. Ada juga  pemasangan air buangan yang juga berfungsi mengalirkan air buangan baik dari pipa air bersih dan wastafel. Tinggi instalasi pipa air bersih ± 60 cm dari muka lantai sedangkan tinggi untuk pipa air buangan ± 50 cm dari muka lantai. Untuk tinggi alat saniternya (wastafel) ± 80 cm dari muka lantai. Dengan begitu jiak sudah mengetahui dan memahami dasar teorinya dalam praktek ini akan didapatkan hasil yang baik.

4.2 Tujuan

Dalam praktek ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat mengaplikasikan keahlian dalam latihan dasar mengulir dengan manual maupun masinal, dalam bentuk  praktek pemasangan sesungguhnya.

4.3 Alat dan Bahan 1.

Pipa Galvanis Ø 1/2'’

2.

Pipa PVC. Ø 1’’.

3. Besi baja.

4. Oli SAE 10. 5. Rol Meter.

(26)

6. Ragum Meja / Ragum Kaki Tiga. 7. Peggores/Penitik/Pensil. 8. Pipe Cutter. 9. T-Dies. 10. Elbow 11. Obeng. 12. Kwas/Sikat Kawat. 13. Oil Can. 14. Burring Reamer. 15. Mesin Ulir. 16. Gergaji tangan.. 17. Waterpass. 18. Fittings.

19. Isolatape (TBA) 3 buah. 20. Kunci inggris.

21. Wastafel. 22. Stop kran.

23. Kran air 2 buah. 24. Meter air.

4.4 Langkah Kerja

1. Rencanakan bentuk instalasinya sesuai ketentuan, dalam bentuk gambar dan isometrinya.

2. Hitung kebutuhan bahan yang dibutuhkan. - Panjang pipa yang akan dipotong dan

- Jumlah alat sambung yang akan digunakan dalam instalasi tersebut. 3. Lakukan pemotongan pipa sesuai dengan kebutuhan.

4. Lakukan penguliran pipa ( lihat panjang ulir pipa yang dibutuhkan).

5. Siapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan untuk instalasi tersebut, dengan alat sambung (fitting) dan pastikan ukuran dan bentuk instalasi sesuai dengan rencana.

6. Lanjutkan dengan isolatape (TBA) pada setiap sambungan. 7. Pasang instalasi pipa, pada dinding dengan klem pipa.

(27)

8. Lakukan pemasangan wastafel sesuai dengan ketentuan dan rencana.Ukur ketinggian wastafel (± 90 cm dari lantai).

9. Buat tanda untuk menempatkan angker. 10. Bor pada tanda tersebut.

11. Masukkan fischer  di dalam lubang pada dinding, kemudian pasangkan angker pada lubang tersebut.

12. Pasang wastafel pada angker, kemudian pasang klem pada sisi yang lain. 13. Setelah itu lakukan pemasangan pipa.

14. Lalu pasanglah pasang instalasi pipa air buangan.

15. Cek instalasi dengan memberi aliran air dan pastikan tidak ada kebocoran, serta air  buangan dapat berfungsi dengan baik.

4.5 Perhitungan Bahan

1. Daftar Kebutuhan Alat Fitting

2. Daftar Kebutuhan Lainnya.  N

o

Spesifikasi Satua

n

Jumlah

1 Water meter Set 1

2 Wastafel Set 1

3 Urinal Set 1

4 Stop kran Buah 1

 No Bahan Ukuran Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Elbow Galvanis 90o Elbow PVC Barrel Nipple Barrel Union Socket Tee Galvanis Tee PVC

½”

1”

½”

½”

½”

½”

1 3 3 2 2 1 2 2

(28)

5 Kran Buah 2

6 TBA Buah 4

7 Klem Buah 3

8 Roll meter Buah 1

9 Waterpass Buah 1

3. Perhitungan Kebutuhan Pipa Galvanis dan PVC

 No Spesifikasi  panjang pipa

(cm)

Ǿ pipa

sambungan

Ǿ

sambungan

 panjang bersih (cm) 1 Pipa Galvanis 15 1/2'' Socket 1/2'' 11,83 Elbow 900 2 30 Elbow 90 0 26,83 Tee 90 3 40 Tee 90 36,83 Tee 90 4 50 Tee 90 46,83 Elbow 90 5 60 Elbow 90 0 56,83 Elbow 900 6 20 Elbow 90 0 16,83 stop kran JUMLAH 195,95 1 Pipa PVC 10 1'' Elbow 900 1'' 2,38 Elbow 90 2 30 Elbow 90 22,38 Tee 90 3 40 Tee 90 0 32,38 Tee 900 4 50 Tee 90 0 42,28 Tee 900 JUMLAH 99,52

(29)

Sehingga total kebutuhan untuk instalasi pipa lanjutan (Wastafel): Panjang Pipa Galvanis yang dibutuhkan : 195,95 cm

Panjang pipa PVC yang dibutuhkan : 99,52 cm

(30)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Plumbing dapat didefinisikan sebagai sistem plumbing suatu  bangunan gedung adalah  pemipaan sistem penyediaan air minum, pemipaan sistem  pembuangan air kotor, dan  pemipaan sistem pembuangan air hujan, Karena plumbing, merupakan bagian dari utilitas  bangunan, maka tujuan  penempatan Plumbing dalam suatu bangunan gedung juga, agar  penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat. Dengan dilakukan  praktek perpipaan ini mahasiswa dapat mengetahui cara dan mengenal alat yang berhubungan dengan pemasangan pipa serta dapat membuat rangkaian sederhana dengan alat sambung pipa yang sesuai.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktek plumbing mahasiswa diharuskan telitian, sabar dan kehati-hatian dalam penggunaan alat agar dapat menyelesaikan job sheet dengan hasil maksimal. Diperlukan pula kerja sama yang optimal terutama saat praktek pipa lanjutan dalam hal  pembagian job tiap individu secara tepat agar dapat bertanggung jawab atas pemberian  bagian dalam melakukan kerja tersebut. Sehingga dapat menyelesaikan praktek tersebut tepat  pada waktunya.

(31)

LAMPIRAN

1.

DAFTAR PERALATAN

1.  Nama alat : Gergaji Sengkang (hacksaw) Fungsi : Untuk memotong pipa

Gambar :

2.  Nama alat : Pipe cutter

Fungsi : Untuk memotong pipa Gambar :

3.  Nama alat : Buring Reammer

Fungsi : Untuk merapikan atau melebarkan lubang pipa Gambar :

4.  Nama alat : Bench Vise, Pipe Wrench, Chain Vise, Yoke Vise Fungsi : Menjepit pipa

(32)

1. Bench Vise

2. Pipe Wrench

3. Chain Vise

5.  Nama alat : Unting-unting

Fungsi : Membantu mengatur kelurusan Gambar :

(33)

6.  Nama alat : Waterpass

Fungsi : Melihat kedataran pemasangan wastafel Gambar :

7.  Nama alat : Oil Can

Fungsi : Sebagai pelumas agar tidak mengakibatkan panas pada suatu gigi penguliran Gambar :

8.  Nama alat : Meteran.

Fungsi : Sebagai alat ukur. Gambar :

9.  Nama alat : T-Dies

Fungsi : Sebagai alat pengulir pipa galvanis Gambar :

(34)

10. Nama alat : Palu

Fungsi : Sebagai alat memukul. Gambar :

11. Nama alat : Kikir

Fungsi : Sebagai penghalus. Gambar :

12. Nama alat : Mesin Ulir

Fungsi : Sebagai alat pengulir pipa galvanis. Gambar :

(35)

1. DAFTAR FITTING (ALAT SAMBUNG)

Gambar

Gambar Cuk Sumbat (Plug Cocks)
Gambar Inferensial Water
Gambar Kerja

Referensi

Dokumen terkait

1) Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian ini. Alat alat yang harus disiapkan adalah cetakan kubus dan silinder yang terbuat dari baja,

Siapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah 4 buah kaca preparat yang berfungsi sebagai substrat, Larutan Polymethyl

Langkah pembuatan mekanik alat pelipat baju otomatis ini, yaitu pertama siapkan alat dan bahan, kemudian buat skema ukuran pada kayu triplek dengan menggunakan

Pertama siapkan alat dan bahan yaitu, calorimeter dan pengaduknya sebagai pengukur kalor jenis suatu bahan, thermometer batang sebagai pengukur suhu, stopwatch

Pada percobaan praktikum tersebut pertama-tama siapkan alat dan bahan, kemuadian hitung semua bobot ikan, siapkan tiga akuarium yang masing masing diisi air 10 liter dan ikan 10

Tabel 3.6 Rencana Pengujian Alpha Sistem Alokasi Penyimpanan Data Alat Komunikasi No Item Pengujian Detail 1 Proses login Verifikasi login dan logout 2 Pengolahan data alat

Alat Di dalam baki/meja suntikan beroda − Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan − Obat-obatan yang dibutuhkan − Korentang steril pada tempatnya −

Siapkan alat dan bahan-bahan yang akan diuji 20 bahan makanan terdiri dari : susu, santan, ikan bandeng, ayam, tahu, tempe, apel, pisang, jeruk, alpukat, sawi, kubis, wortel, terong,