1
TEKS EKSPOSISI
Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK – Kurikulum 2013Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifi k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
5.1. Memahami struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar teks eksposisi.
2. Memahami struktur teks teks eksposisi.
3. Memahami kaidah/unsur kebahasaan teks eksposisi.
bahasa indonesia
K
e
l
a
s X
2
A. TEKS EKSPOSISI
a. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang berfungsi mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat.
b. Tujuan dan Ciri-Ciri Teks Eksposisi
1. Tujuannya adalah mengungkapkan gagasan di dalam tulisan berdasarkan pendapat yang kuat agar pembaca menyetujui atau melakukan tindakan sesuai yang diinginkan penulis.
2. Ciri-ciri teks eksposisi • Terdapat topik dan isu.
• Penyampaian lugas dan komunikatif. • Terdapat fakta berupa data dan angka.
B. STRUKTUR TEKS EKSPOSISI a. Struktur Teks
1. Tesis. Pada bagian ini, berisikan pendapat atau prediksi dari penulis berdasarkan sebuah fakta.
2. Argumentasi. Bagian ini berisi argumen-argumen yang mendukung pernyataan penulis. Penulis memaparkan serangkaian argumen yang disertai dengan bukti/ fakta untuk memperkuat argumen tersebut.
3. Penegasan ulang pendapat. Bagian ini merupakan bagian akhir dari sebuah teks eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini bisa berisi saran atau hal-hal yang patut diperhatikan agar pendapat penulis dapat dibuktikan.
Super "Solusi Quipper"
Ingat struktur teks eksposisi, ingat TAP. Tesis-Argumentasi-Penegasan ulang Ingat pula ciri-cirinya.
Tesis → pernyataan pendapat
Argumentasi → Dalam struktur dikenali dengan adanya konjungsi sebab akibat atau kalimat yang mengandung alasan.
Penegasan ulang → Dalam struktur dikenali dengan adanya partikel penegasan untuk menegaskan ulang pendapat.
3
b. Bagan Struktur Teks Eksposisi
TESIS PENEGASAN ULANG PENDAPAT ARGUMENTASI STRUKTUR TEKS EKPOSISI
c. Contoh Teks Eksposisi
“Kegembiraan dalam Belajar”
Ahmad Baedowi , Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
Media Indonesia, 09 November 2015
Tesis
Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna pengalaman belajar (learning experience). Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan dalam belajar. Memang, baik guru maupun siswa mengenal istilah fun learning, tetapi implementasinya jauh dari memadai. Banyak guru sekadar mencari kesenangan dalam belajar dengan cara mengajak siswa bermain, menari, dan bernyanyi. Namun jarang sekali dari mereka memahami hakikat kegembiraan dalam belajar (joyful learning). Pasalnya, apa yang mereka rekayasa dalam bentuk permainan tidak nyambung (out of
context) dengan bidang studi yang diajarkan.
Argumentasi
Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang harus diberikan sepenuhnya. Kegembiraan bukan semata-mata memberikan mereka permainan di luar ketika mereka belajar tanpa tujuan yang jelas, melainkan sebuah cara yang menyatu dengan tujuan pembelajaran berjangka panjang. Banyak sekolah misalnya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bermain, tetapi tak bertujuan serta membuat program kunjungan sekolah hanya pada waktu libur. Kegembiraan hanya berlangsung sesaat. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang hanya sesekali itu malah memberikan mereka beban karena begitu mereka kembali ke sekolah, hanya kebosanan yang mereka dapatkan.
4
Salah satu contoh kebosanan mereka dalam belajar dapat terlihat, misalnya, ketika jam belajar selesai. Semuanya bersorak dan ingin cepat pulang, atau ketika mereka mendapatkan hari libur. Semuanya merupakan penanda bahwa sekolah dan belajar merupakan kegiatan yang melelahkan, membosankan, bahkan menyebalkan. Jika kenyataan-kenyataan ini diperoleh anak-anak kita, apa yang akan terjadi dengan perkembangan jiwa mereka di masa datang.
Beberapa hasil riset tentang perkembangan mental dan kejiwaan anak-anak yang dialami ketika mereka belajar menunjukkan secara konsisten dan kuat bahwa kurangnya keceriaan dan kegembiraan dalam belajar berpengaruh terhadap kesuksesan masa depan seorang anak. Dalam laporan Center on the Developing Child (2007) ditunjukkan secara khusus bahwa efek belajar yang menggembirakan dapat meningkatkan kapasitas arsitektur otak anak, yaitu pada saatnya otak tersebut akan memberikan pengaruh yang baik dalam membentuk perilaku sosial dan emosi anak yang cerdas. Ini artinya, pengalaman belajar anak, jika terjadi secara benar dapat membentuk jalan bagi tumbuhnya motivasi belajar secara benar.
Jika di masa depan kita menginginkan tumbuhnya karakter jujur dan kesalehan sosial yang kuat pada diri seorang anak, pendampingan terhadap proses belajar yang menggembirakan dan menyatu dengan tema yang diajarkan secara kontekstual penting dilakukan. Penelusuran secara longitudinal terhadap keberhasilan seorang anak menunjukkan jejak yang kuat bahwa pengenalan konsep ilmu dan pendampingan orang dewasa menjadi dua hal yang signifikan untuk dilakukan secara benar.
Dengan demikian, belajar dengan gembira dan ceria yang terprogram dan terencana secara baik dan berkesinambungan harus ditata secara baik dan benar dalam sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan dengan setiap bidang studi yang diajarkan (Schweinhart et al, 2005). Namun demikian, masih banyak kita lihat kesalahan fundamental terjadi dalam proses meletakkan kegembiraan dalam belajar.
Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya. Selain itu, tak sedikit dijumpai paradigma yang salah dari para pendidik yang memandang pengalaman belajar (learning experience) sebagai sebuah kondisi yang sepenuhnya di bawah kendali dan dipegang guru.
5
Jika secara definitif makna pengalaman belajar adalah sebuah proses belajar itu selalu sesuai dengan kondisi aktual yang dialami para siswa, kegembiraan dalam belajar yang terstruktur dan inovatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki setiap guru. Ralph Tyler dalam Basic Principles of Curriculum and Instruction (1926) mendefinisikan pengalaman belajar dengan kalimat berikut, “The term learning experience is not the
same as the content with which a course deal nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions of the environment to which he can react. Learning takes place through the active behavior of the student; it is what he does that he learns, not what the teacher does”. Jelas sekali bahwa pemaknaan pengalaman belajar yang salah lebih banyak
disebabkan faktor guru yang tak memiliki kreativitas dalam merancang pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
Pentingnya pemahaman yang benar tentang pengalaman belajar anak jelas akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan anak di masa depan. Jika anak dididik berdasarkan target perkembangan kognisinya semata, kekhawatiran terhadap masa depan Indonesia akan memiliki cukup alasan. Meskipun dalam naskah akademik Kemendikbud tentang pendidikan anak usia dini, misalnya, menyisir paradigma filsafat pendidikan pragmatisme, pemerintah dengan tegas meminta agar para pendidik tidak boleh memaksakan suatu ide atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Dari sisi ini, evaluasi terhadap tenaga pengajar yang tidak memahami makna pengalaman belajar dan arti pentingnya bagi masa depan pertumbuhan anak menjadi wajib untuk dilakukan.
Penegasan Ulang Pendapat
Dengan berkaca pada hasil-hasil riset tersebut, jelas sekali harus ada niat baik dari para penggagas dan praktisi pendidikan untuk mengubah gaya mengajar mereka menjadi lebih kreatif. Contextual based learning harus menjadi acuan dalam proses belajar mengajar yang menggembirakan agar anak-anak tumbuh dan berkembang dengan karakter yang kuat, kecerdasan yang memikat, serta kepedulian terhadap sesama yang mengikat rasa persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.
6
C. CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI a. Pronomina
Pronomina biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina persona yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina persona saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
Contoh:
1. Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna pengalaman belajar (learning experience).
2. Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan dalam belajar.
b. Verba
Verba yang digunakan adalah yang menyatakan persepsi, seperti percaya dan meyakini. Verba tersebut digunakan untuk mengubah persepsi pembaca agar menerima pendapat penulis. Contoh:
Saya percaya, pentingnya pemahaman yang benar tentang pengalaman belajar anak jelas akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan anak di masa depan.
c. Konjungsi
Konjungsi yang banyak digunakan adalah yang menghubungkan fakta-fakta sehingga tersaji runtut (pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut) dan konjungsi yang menyatakan sebab akibat (sebab, karena, sehingga, oleh sebab itu, oleh karena itu)
Contoh:
1. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang hanya sesekali itu malah memberikan mereka beban karena begitu kembali ke sekolah, hanya kebosanan yang didapatkan.
2. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya.
d. Argumentasinya Satu Sisi
Argumentasi satu sisi yaitu sisi yang mendukung atau menolak. Contoh:
1. Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang harus diberikan sepenuhnya. (mendukung)
7
2. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya. (menolak)
3. Selain itu, tak sedikit dijumpai paradigma yang salah dari para pendidik yang memandang pengalaman belajar (learning experience) sebagai sebuah kondisi yang sepenuhnya di bawah kendali dan dipegang guru. (menolak)
e. Kohesi
Kohesi adalah keterkaitan antar-unsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain oleh konjungsi, repetisi, dan pelesapan.
Contoh:
Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang harus diberikan sepenuhnya. Kegembiraan bukan semata-mata memberikan mereka permainan di luar ketika mereka belajar tanpa tujuan yang jelas, melainkan sebuah cara yang menyatu dengan tujuan pembelajaran berjangka panjang. Banyak sekolah, misalnya, menghabiskan begitu banyak waktu untuk bermain, tetapi tak bertujuan serta membuat program kunjungan sekolah hanya pada waktu libur. Kegembiraan hanya berlangsung sesaat. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang hanya sesekali itu malah memberikan mereka beban karena begitu mereka kembali ke sekolah, hanya kebosanan yang mereka dapatkan.
f. Koherensi
Koherensi adalah hubungan logis antarbagian karangan atau antarkalimat dalam satu paragraf.
Contoh:
Salah satu contoh kebosanan mereka dalam belajar dapat terlihat, misalnya, ketika jam belajar selesai. Semuanya bersorak dan ingin cepat pulang, atau ketika mereka mendapatkan hari libur. Semuanya merupakan penanda bahwa sekolah dan belajar merupakan kegiatan yang melelahkan, membosankan, bahkan menyebalkan. Jika kenyataan-kenyataan ini diperoleh anak-anak kita, apa yang akan terjadi dengan perkembangan jiwa mereka di masa datang.
g. Kata Baku dan Ejaan
Kata baku dan ejaan bahasa Indonesia yang tepat merupakan unsur kebahasaan teks eksposisi karena teks tersebut merupakan karya ilmiah.
8
1. Kata baku adalah kata yang sudah distandardisasikan. Contoh:
Jelas sekali bahwa pemaknaan pengalaman belajar yang salah lebih banyak di-sebabkan faktor guru yang tak memiliki kreativitas dalam merancang pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku
aktif aktive, aktip manajer manager
aktivitas aktifitas manajemen managemen
apotek apotik mengubah merubah
analisis analisa mengesampingkan mengenyampingkan
antre antri menyontek mencontek
asas azas memesona mempesona
asasi asasi, azazi mengkritik mengeritik
atlet atlit metode metoda
atmosfer atmosfir mesti musti
autopsi otopsi motif motip
audigram odiogram nasihat nasehat
aerobik erobik november nopember
cenderamata cinderamata peletakan perletakan
definisi defenisi, difinisi putra putera
desain disain putri puteri
diesel disel produktivitas produktifitas
dolar dollar rezeki rejeki, rizki
ekstrem ekstrim risiko resiko
ekspor eksport roboh rubuh
film filem, pilem sekretaris sekertaris
9
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku
fotokopi photo copi sistem sistim
formal formil standardisasi standarisasi
hakikat hakekat subjektif subyektif
hipotesis hipotesa sejarawan sejarahwan
hierarki hirarki sutera sutra
hemoglobin haemoglobin sumatra sumatera
hidraulik hidrolik survei survai
ilmuan ilmiawan stasiun setasiun
ijazah ijasah syukur sukur
insaf insyaf telentang terlentang
isap hisap telepon telfon
izin ijin teoretis teoritis
jadwal jadual tradisional tradisionil
jenazah jenasah trotoar trotoir
jenderal jendral teknik tekhnik
kaidah kaedah terampil trampil
karisma kharisma tim team
karier karir varietas varitas
konduite kondite wasalam wasallam
konkret kongkrit wujud ujud
khotbah khutbah zaman jaman
kualitas kwalitas zona zone
kuitansi kwitansi
lembap lembab
10
2. Ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagai-nya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Teks eksposisi ditulis dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar, misalnya penulisan huruf kapital, huruf miring, angka dan lambang bilangan, akronim dan singkatan, tanda baca (titik, koma, titik dua, dan lain-lain), penulisan partikel (–lah,-tah,-kah,-pun), dan gabungan kata. Pada bagian ini kita hanya akan membahas beberapa tanda baca yang produktif.
• Tanda titik (.)
- Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh: 1 April 1985
Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif 43
Palembang atau
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh:
Kampung itu berpenduduk 23.555 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.321 jiwa.
- Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Bejo lahir pada 1982 di Padang. Lihat halaman 1153 dan seterusnya. • Tanda koma (,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
11
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti sedangkan,
tetapi, melainkan.
Contoh:
Daya beli masyarakat akan kendaraan terus meningkat, sedangkan solusi tepat dalam mengatasi kemacetan belum ditemukan.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Oleh karena itu, … Jadi, …
- Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
Contoh:
Ketua OSIS di sekolahku, Rani, pandai dan jago basket. • Tanda hubung (-)
- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh:
Anak-anak, berulang-ulang.
- Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (2) penghilangan bagian-bagian-bagian-bagian kelompok kata.
Contoh:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x5000)
bandingkan:
be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1x5000)
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap.
12
Contoh:se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-an, sinar-X, Menteri-Sekretaris
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing.
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an. • Tanda pisah (—)
Tanda pisah dipakai untuk hal-hal berikut.
- Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat. Contoh:
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
- Menyatakan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ di antara bilangan, tanggal, tempat.
Contoh:
1910—1945, tanggal 5—10 April 1970, Jakarta— Bandung
LATIHAN SOAL
Bacalah dengan saksama penggalan teks eksposisi berikut untuk menjawab soal nomor 1 – 2.
… Apapun maksud pembedaan itu, satu hal perlu ditegaskan di sini yaitu pengajaran dan pendidikan bisa dibedakan, tetapi tak pernah bisa dipisahkan. Alasannya, pengajaran yang diajarkan di sekolah tak dimaksudkan hanya untuk menjadi transfer pengetahuan. Pengajaran memang bertujuan menyampaikan pengetahuan, tetapi pengetahuan yang ditransfer tersebut harus menjadi sarana bagi pendidikan anak didik, dan unsur dalam membentuk kepribadian mereka.
1. Penggalan teks ekposisi tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian …. A. tesis
B. argumentasi
13
D. tujuanE. pernyataan umum
2. Pada penggalan teks eksposisi tersebut terdapat kesalahan penulisan ejaan. Perbaikan yang tidak sesuai adalah ….
A. Kata apapun seharusnya ditulis apa pun. B. Sebelum kata yaitu diberi tanda koma.
C. Tidak menggunakan tanda koma sebelum dan. D. Kata tak seharusnya ditulis tidak.
E. Kata membentuk seharusnya ditulis pembentukan.
3. Apakah kritik dan kreativitas, disiplin dan kebebasan, metodologi dan imajinasi, menjadi perhatian di sekolah-sekolah sekarang, dan dikembangkan dalam perimbangan yang optimal, itulah pertanyaan dasar tentang pendidikan di Indonesia sekarang.
Penggalan teks ekposisi tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian …. A. tesis
B. argumentasi
C. penegasan ulang pendapat D. tujuan
E. aspek yang dilaporkan
4. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak … tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak … pengalaman belajar yang … berdasarkan … sosial dan budaya yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya. Kata-kata yang tepat untuk mengisi bagian rumpang pada teks eksposisi tersebut adalah ….
A. mendominasi, memeroleh, otentik, kontek B. didominasi, memperoleh, autentik, konteks C. mendominan, diperoleh, outentik, konteks D. didominasi, memeroleh, autentik, kontek E. didominasi, memperoleh, autentik, konteks
5. Kita yakin dan percaya, jargon tersebut tepat karena yang asalnya dari rakyat dan dikerjakan oleh rakyat pastilah hasilnya dinikmati rakyat bukan orang lain.
Pada penggalan teks eksposisi tersebut terdapat verba yang menyatakan persepsi dan konjungsi sebab akibat, yaitu ….
14
A. percaya, karena B. dan, dari C. yakin, dan D. percaya, oleh E. yakin, yang6. Pada kenyataannya kegiatan ekonomi rakyat, bukanlah perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian dan sejenisnya melainkan didominasi oleh perdagangan.
Pada kutipan teks eksposisi tersebut terdapat konjungsi yang menghubungkan fakta-fakta supaya tersaji runtut, yaitu ….
A. atau B. dan
C. pada kenyataannya D. –nya
E. –lah
Bacalah teks eksposisi berikut untuk menjawab soal nomor 7 – 10.
Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna pengalaman belajar (learning experience). Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan dalam belajar. Memang, baik guru maupun siswa mengenal istilah fun learning, tetapi implementasinya jauh dari memadai. Banyak guru sekadar mencari kesenangan dalam belajar dengan cara mengajak siswa bermain, menari, dan bernyanyi, tetapi jarang sekali dari mereka memahami hakikat kegembiraan dalam belajar (joyful learning). Pasalnya, apa yang mereka rekayasa dalam bentuk permainan tidak nyambung (out of context) dengan bidang studi yang diajarkan.
7. Penggalan teks tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian …. A. tesis
B. argumentasi
C. penegasan ulang pendapat D. tujuan
E. aspek yang dilaporkan
8. Dalam petikan teks eksposisi di atas, kata –nya pada implementasinya merujuk kepada ….
A. guru B. siswa C. fun learning
15
D. learning experienceE. makna pengalaman belajar
9. Pronomina persona yang terdapat dalam penggalan teks eksposisi tersebut adalah …. A. guru, siswa
B. saya, mereka C. –nya
D. dan, tetapi E. kepada, ialah
10. Pada teks eksposisi tersebut terdapat kata serapan yang penulisannya tidak baku yaitu …. A. hakikat B. sekadar C. implementasi D. studi E. pasalnya