• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKBAL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP LAPORAN LENGKAP

TEKNOLOGI OBAT BAHAN ALAM TEKNOLOGI OBAT BAHAN ALAM SEDIAAN PADAT EKSTRAK RIMPANG JAHE (

SEDIAAN PADAT EKSTRAK RIMPANG JAHE (

 Zing

 Zing iiber off

ber offic

ic iinale

nale))

OLEH OLEH KELOMPOK : V KELOMPOK : V KELAS : STIFA C KELAS : STIFA C ADEIRMAWATI

ADEIRMAWATI LILING LILING P. P. 14.01.1414.01.1466 FRANSISKUS

FRANSISKUS LAGAI LAGAI 14.01.14314.01.143 HERIWANTI

HERIWANTI PASALLI PASALLI 14.01.1514.01.1511 LAODE

LAODE MUH. MUH. BUYANG BUYANG 13.01.0313.01.0355 MARWATUL

MARWATUL ALMUNAWARAH ALMUNAWARAH 14.01.15714.01.157  YUYUN PAKKU

 YUYUN PAKKU 14.01.1414.01.1455

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB : HARLINDA ASISTEN PENANGGUNG JAWAB : HARLINDA

LABORATORIUM FARMASETIKA LABORATORIUM FARMASETIKA

PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR MAKASSAR

2017 2017

(2)
(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang I.1 Latar Belakang

Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh para

diteliti oleh para ahli yang ahli yang mana sampai mana sampai sekarang tercantum sekarang tercantum pada pada buku buku--buku maupun artikel obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetia, dapat buku maupun artikel obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetia, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni berasal dari alam. Indonesia sangat kaya senyawa atau senyawa murni berasal dari alam. Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari tanaman herbal sampai akan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari tanaman herbal sampai mineral tersimpat dalam.

mineral tersimpat dalam.

Obat alam atau yang biasa disebut obat herbal adalah sediaan obat Obat alam atau yang biasa disebut obat herbal adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dan berupa baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dan berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam.

atau senyawa murni yang berasal dari alam.

Tablet adalah suatu bentuk sediaan farmasetik yang berupa padat. Tablet adalah suatu bentuk sediaan farmasetik yang berupa padat. Sifatnya praktis, dan relative lebih tahan lama karena kadar air yang Sifatnya praktis, dan relative lebih tahan lama karena kadar air yang rendah dan

rendah dan tidak terjadi tidak terjadi reaksi hidrolisis. Tablet reaksi hidrolisis. Tablet merupakan salah merupakan salah satusatu sediaan farmasi yang paling banyak dibuat atau diproduksi karena bentuk sediaan farmasi yang paling banyak dibuat atau diproduksi karena bentuk tablet dapat menjamin kestabilan sifat fisika dan kimia bahan obat.

(4)

Jahe dapat berkhasiat sebagai pencahar, penguat lambung, peluluh Jahe dapat berkhasiat sebagai pencahar, penguat lambung, peluluh masuk angina, peluluh cacing penyebab penyakit, sakit encok, sakit masuk angina, peluluh cacing penyebab penyakit, sakit encok, sakit pinggang, pencernaan kurang baik, radang setempat yang mengeluarkan pinggang, pencernaan kurang baik, radang setempat yang mengeluarkan nanah dan darah, radang tenggorokan, muntah-muntah dan nyeri otot. nanah dan darah, radang tenggorokan, muntah-muntah dan nyeri otot.  Alpha lino

 Alpha linolenic acilenic acid pada jad pada jahe mempunyhe mempunyai efek frai efek frmakologi makologi anti pendaranti pendarahanahan diluar haid, merangsang kekebalan tubuh dan merangsang produksi getah diluar haid, merangsang kekebalan tubuh dan merangsang produksi getah lambung

lambung

I.2 Maksud dan Tujuan I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan padat dari ekstrak bahan alam.

cara pembuatan sediaan padat dari ekstrak bahan alam. I.2.2 Tujuan Percobaan

I.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan sediaan padat yaitu tablet dengan zat aktif dari ekstrak bahan alam yaitu sediaan padat yaitu tablet dengan zat aktif dari ekstrak bahan alam yaitu ekstrak jahe (

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Uraian Tanaman Jahe II.1.1. Morfologi Tumbuhan

Jahe merupakan tanaman sejenis herba, tumbuh tegak dengan ketinggian pohon antara 30-60 cm. Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna hijau. Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai daun berbulu halus, helai daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung runcing serta pangkal daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar antara 2-4 cm. Gagang bunga hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada bunga berjumlah 5-7 buah, berbentuk tabung 2-2,5 cm dengan helai agak sempit, memiliki bentuk tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5-2,5 mm dengan lebar 3-3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12-15 mm. kepala sari berwarna ungu dengan panjang 9 mm, tangkai putik berjumlah 2. Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang, berwarna coklat sedang biji berbentuk dengan warna hitam. Akar berbentuk serabut dengan warna putih kotor. Rimpang tebal dan agak melebar, tumbuh bercabang-cabang. Warna rimpang kuning pucat. Bagian dalam berserat agak

(6)

kasar, warna kuning muda dengan bagian ujung berwarna merah muda. Memiliki aroma khas dan rasa pedas (Sudewo, 2008).

II.1.2. Klasifikasi Tumbuhan (Setyaningrum, 2013) Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber 

Spesies : Zingiber officinale II.1.3. Nama Daerah

Beeuing (Gayo), jahe (sunda), bahing (Batok Karo), halia (Aceh), jahi (Lampung), sipodeh (Minangkabau), jhai (Madura), lain jae (Jawa dan Bali), melito (Gorontalo) (Steenis, 2006).

II.1.4. Kandungan Senyawa Kimia

Jahe mengandung gingerol 6,8 dan 10 ngigeol, metil ngigeol, gingerdiol, dehidrigingerdion, 10-dehidrigingerdion, gingerdion, diarilpieptanoid, diterpelakton dan galanolakton, minyak atsiri, kamfer, 1,8 sineol, borneol, sitronelol, geraniol, geranilasetat dan linaloon (BPOM RI, 2012).

(7)

II.2 Ekstraksi

II.2.1 Pembuatan Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60 o.

Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Tahapan pembuatan simplisia:

a. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen, waktu panen, lingkungan tempat tumbuh.Panen dapat dilakukan dengan tangan, menggunakan alat atau menggunakan mesin.  Alat atau mesin yang digunakan untuk memetik perlu dipilih yang sesuai. Alat yang terbuat dari logam sebaiknya tidak digunakan bila diperkirakan akan merusak senyawa aktif simplisia seperti fenol, glikosida dan sebagainya.

b. Sortasi basah

Dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang

(8)

tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

d. Perajangan

Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang, tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari. Perajangan dapat dilakukan dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.

e. Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.  Air yang masih tersisa dalam

(9)

simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengering. Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya face hardening , yakni bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah. Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30º sampai 90ºC, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60ºC.

f. Sortasi kering

Tujuan sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.

g. Pengepakan dan penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai, maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, wadah-wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang penyimpanan (Gunawan, 2004).

(10)

II.3. Uraian Sediaan II.3.1 Pengertian Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Syamsuni, 2006).

Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel, 1989).

Tablet adalah suatu sediaan yang terdiri atas bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan terdiri atas pengisi, pengikat, penghancur, pelivin dan antiadheren (Lannie, 2012).

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan oabat dengan atau tanpa bahan pengisi (Syamsuni, 2003).

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa, cetak berbentuk rata atau cembung rangkap. Umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 1993).

Jadi dadpat disimpulkan bahwa tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat yang dibuat secara kempa.

II.3.2 Komposisi Tablet

1. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope. 2. Bahan tambahan :

(11)

a. Bahan pengisi (diluent) : memperbesar volume agar dapat dengan mudah dicetak. Contohnya : laktosa, pati, kalsium fosfat.

b. Pengikat : memberikan daya adesi pada massa serbuk sewaktu fgranulasi serta menambah daya kohesi. Contoh : Gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa.

c. Penghancur : membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati, asam alginat.

d. Pelincir : mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Contoh : Mg stearat, talk.

e. Glidan : dapat meningkatkan kemampuan mengalir. Contoh :Silika pirogenik koloidal.

f. Penyalut

g. Adjuvant : zat tambahan yang sedikit digunakan pewarna dan pengaroma (Syamsuni, 2006 ).

II.3.3 Keuntungan dan kerugian Tablet Keuntungan :

1. Rasa obat yang pahit/memualkan atau tidak menyenangkan dibuat agar dapat diterima dan bahkan enak dengan menutup keseluruhan tablet.

(12)

2. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume kecil.

3. Sangat cocok untuk zat yang sukar larut dalam air (Fatmawaty, 2015).

Kerugian :

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak. 2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya besar,

menghasikan bioavaibilitas obat yang cukup.

3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang sangat menyengat tidak dapat dihilangkan (Fatmawaty, 2015).

II.3.4 Sifat dan Syarat Tablet Sifat Tablet :

1. Cukup stabi dalam transportasi dan penyimpanan

2. Tidak tepat untuk obat yang dapat rusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan dan obat yang bersifat iniatif

3. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailbilitas bahan aktif

4. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat dapat berinteraksi secara fisik kimia, interaksinya dapat dihindari

5. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut kaplet (Murini, 2009).

(13)

Syarat tablet :

1. Tablet yang baikadalah tablet yang cukup keras dipegang sampai digunakan

2. Harus seragam untuk kandungan zat aktif 3. Harus seragam untuk berat tablet

4. Tablet diharapakan efektif dalam pengobatan maka harus larut atau hancur dengan cepat (Jenkins,1957).

II.3.5 Metode Pembuatan Tablet 1. Metode cetak langsung

Metode pembuatan tablet tanpa proses granulasi dan memerlukan bahan tambahan yang sesuai sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung.

2. Metode granulasi

a. Granulasi basah, metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu lalu digranulasi. Metode granulasi basah sesuai untuk bahan aktif sukar larut dan bahan yang tahan pemanasan dan lembap. Pada umumnya digunakan untuk zat aktif yang sulit dicetak karena mempunyai sifat alr dan kompresibilitas yang buruk

(14)

b. Granulasi kering, dilakukan dengan cara membuat granul secara mekanis tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut pengikat. (Fudholi, 2000).

II.3.6 evaluasi Sediaan Tablet

1. Keseragaman ukuran, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/

3tebal tablet

2. Keseragaman bobot, ditimbang 20 tablet dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang lebih dari kolom B

3. Uji waktu hancur, dilakukan uji untuk waktu hancur tablet tidak bersalut dan waktu hancur tablet bersalut enterik

4. Uji waktu larut, menggunakan alat friability tester (Anief, 1993). II. 4 Farmakologi

Jahe dapat berkhasiat sebagai pencahar, penguat lambung, peluluh masuk angina, peluluh cacing penyebab penyakit, sakit encok, sakit pinggang, pencernaan kurang baik, radang setempat yang mengeluarkan nanah dan darah,radang tenggorokan, muntah-muntah dan nyeri otot. Alpha linolenic acid pada jahe mempunyai efek frmakologi anti pendarahan diluar haid, merangsang kekebalan tubuh dan merangsang produksi getah lambung (Winarti, 2005).

(15)

II. 5 Uraian Bahan

1. Avicel (Rowe et al. 2009)

Nama Resmi : MYCROCRYSTALINE CELLULOSE Nama Lain : Avicel

Pemerian : Berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, berupa bubuk kristal yang terdiri dari partikel berpori.

Kelarutan : Sedikit larut dalam 5% w/v larutan NaOH , praktis tidak larut dalam air, dalam kelarutan asam dan beberapa pelarut organik.

Stabilitas : Stabil meskipun bahan higroskopik Inkompatibilitas : Inkom dengan agen pengoksidasi kuat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat yang sejuk dan kering.

2. Amilum (Rowe et al. 2009) Nama Resmi : STARCH Nama Lain : Pati

Pemerian : Berbau, tidak berasa, halus, putih. Bentuk butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau berbagai bentuk butiran.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dinngin, da di air dingin. Pati membengkak seketika dalam air

(16)

sekitar 5-10% pada 378° C , menjadi larut dalam air panas.

Stabilitas : Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembapan. Penyimpanan : Pada tempat kering

3. Talk (Rowe et al. 2009)

Nama Resmi : TALCUM Nama Lain : Talk

Pemerian : Bubuk Kristal sangat halus, putih keabuan, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, pelarut organic dan air.

Stabilitas : Bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pad 160°C selama tidak kurang 1  jam. Dapat juga disterilkan dengan radiasi

gamma dan etilen oksida.

Inkompatibilitas : Inkom dengan komponen ammonium kuartener Penyimpanan : Wadah tertutup baik di tempat dingin dan kering 4. Mg.Stearat (Rowe et al. 2009)

Nama Resmi : MAGNESII STERAT Nama Lain : Magnesium sterat

Pemerian : Sangat halus, rasa khas, bubuk berminyak ketika disentuh, mudah ,eleka pada kulit

(17)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas

Stabilitas : Stabil Inkompatibilitas :

-5. Kitosan (Rowe et al. 2009)

Nama Resmi : DEACHETILCHITIN Nama Lain : Kitosan

Pemerian : Tidak berbau, putih atu krem, bubuk

Kelarutan : Sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol

Stabilitas : Stabil pada suhu ruangan

Inkompatibilitas : Inkom dengan agen pengoksidasi kuat Penyimpanan : Wadah tertutup rapat pada tempat kering 6. PVP (Rowe et al. 2009)

Nama Resmi : COPOVIDONE

Nama Lain : Acetic acid vinil ester

Pemerian : Bubuk amorf, putih kekuningan, memiliki bau dan rasa samak

Kelarutan : > 10% larut dalam gliserol, butanol, kloroform, diklorometana, propanazol, propilenglikol dan air. Stabilitas : Stabil

(18)

Inkompatibilitas : Jika terkenatingkat air yang tinggi, dapat adduct dengan beberapa bahan.

(19)

BAB III

METODE KERJA

III.1 Formula

III.1.1 Rancangan Formula Tiap tablet mengandung:

Eksrak rimpang jahe 193 mg HPMC

 Amilum 5 %

Mg.Stearat 1%

Talk 2%

 Avicel ad 100%

III.1.2 Formula Yang Disetujui

Tiap tablet 350 mg mengandung : Ekstrak rimpang jahe 193 mg

PVP 2% Chitosan 10%  Amilum 5%  Aerosol 1% Mg. Stearat 1% Talk 2%  Avicel add 100%

(20)

III.2 Master Formula III.2.1 Tabel Formula

Produksi :

Nama Produk : GINGERFOOD® 

PT. FIVE HERBA No. Reg : TR 162400032 No. Batch : 12160403 Kode Bahan Nama Bahan

Fungsi Jumlah/Dosis Jumlah/Batch 10 001-ERJ Ekstrak rimpang jahe Zat aktif 139 mg 1.930 mg 002-CT Kitosan Polimer 35 mg 350 mg 003-PV Amilum Penghancur 17,5 mg 175 mg

004-AM Mg.Stearat Lubrikan 3,5 mg 35 mg

005-AR Talk Glidan 7,0 mg 70 mg

006-MS Aerosol Adsorben 3,5 mg 35 mg

007-TL PVP Pengikat 7,0 mg 70 mg

008-AV Avicel Pengisi 83,5 mg 835 mg

III.2.2 Alasan Penambahan Bahan

1. Kitosan sebagai polimer digunakan kitosan karena dapat meningkatkan permeasi pada GI dengan cara memperlama kontak dengan membrane melalui mukoadesifnya secara alami (Sogias, et al., 2012).

2. PVP digunakan sebagai pengikat tablet karena merupakan pengikat yang baik dalam menjaga kompresibilitas dan kekerasan dari tablet (Fatmawaty, 2015).

3. Mg. Stearat dan talk dikombinasikan sebagai lubrikan namun lubrikan yang baik harus mempunyai sifat pelumas, pelican dan

(21)

antilengket. Talk memiliki sifat pelican dan antilengket sedangkan mg.stearat memiliki sifat pelumas yang baik (Sofyan, dkk, 2015). 4. Aerosol digunakan sebagai absorban karena stabil pada rentang

Ph yang luas, tidak beracun, memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga daya serapnya tinggi. (Rowe et al., 2009)

5. Amilum digunakan sebagai desintegran karena merupakan bahan yang sekaligus dapat meningkatkan daya alir tablet. (Rowe et al., 2009)

6. Avicel digunakan sebagai pengisi karena dapat mengontrol kecepatan lepasnya obat, sehingga bagus digunakan untuk sediaan lepas terkendali. (Anwar, 2012)

III.3 Alat dan Bahan III.3.1 Alat

 Alat-alat yang digunakan ada praktikum ini yaitu alat pencetak tablet, ayakan, cawan porselen, gelas kimia, 20ertica, oven, sendok tanduk, timbangan analitik, sudip.

III.3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Aerosol,  Amilum, Avicel, Ekstrak rimpang jahe, Kitosan, Mg.Stearat, PVP, Talk.

(22)

III.4 Perhitungan

III.4.1 Perhitungan Dosis III.4.2 Pengambilan Bahan

1. Ekstrak rimpang jahe 193 mg = 

100% = 0,55100% = 55% 2. Kitosan 10% =  350  = 35 mg 3. Amilum 5% =  350  = 17,5 mg 4. Mg.Stearat 1% =  350  = 3,5 mg 5. Talk 2% =  350  = 7,0 mg 6. Aerosil 1% =  350  = 3,5 mg

(23)

7. Avicel ad 100% = 350 –  (193+35+17,5+3,5+7+7+3,5) = 350 – 266,5

= 83,5 mg

III.5 Cara Kerja III.5.1 Simplisia

Pengumpulan rimpang jahe dilanjutkan dengan determinasi tanaman. Rimpang dibersihkan dengan sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering. Simplisia rimpang jahe kemudian diserbukan. (Taunke, 2013)

III.5.2 Ekstraksi

Ekstrak dibuat dengan metode maserasi, dengan menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Dikumpul sampai cairan penyari jernih. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan rotang evapocetor.

III.5.3 Sediaan

1. Disiapakan alat dan bahan

2. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan

3. Dilakukan pencampuran ekstrak, avicel, amilum, PVP dan kitosan kemudian dihomogenkan.

4. Dilakukan mengepakan untuk membentuk granul. 5. Dilakukan penganyakan kering

(24)

7. Tablet dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket. 8. Kemasan dilengkapi dengan brosur.

(Fatmawaty, 2015) III.6 Etiket, Wadah, Brosur

GINGERFOOD ®

Suplemen Makanan

Netto : 100 tablet

Kompisisi :

Tiap 350 mg mengandung Ekstrak rimpang jahe 55 % Zat tambahan qs

Indikasi :

Suplemen makanan untuk membantu menjaga daya tahan tubuh

Aturan pemakaian : 2 x 1 sehari

Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari langsung

No reg : TR 162400032 No batch : 12160403 Produksi : Desember 2016 Exp date : Desember 2018

GINGERFOOD®

Suplemen Makanan

Netto : 100 tablet Membantu Menjaga Daya Tahan Tubuh

Kompisisi :

Tiap 350 mg mengandung Ekstrak rimpang jahe 55 % Zat tambahan qs

Indikasi :

Suplemen makanan untuk membantu menjaga daya tahan tubuh

Aturan pemakaian : 2 x 1 sehari

Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari langsung

No reg : TR 162400032 No batch : 12160403 Produksi : Desember 2016 Exp date : Desember 2018

Diproduksi Oleh : PT FIVE HERBA Makassar - Indonesia

Membantu Menjaga Daya

Diproduksi Oleh : PT FIVE HERBA Makassar - Indonesia

(25)

III.7 Evaluasi

III.7.1 Evaluasi Granul

V. Uji kandungan lembab, kandungan lembab ditentukan dengan cara ditimbang granul dan setelah dikeringkan dihitung dengan rumus

% MO =   ℎ−. 

.   100%

V. Uji sudut istirahat, granul yang telah kering ditimbang sebanyak 25 g dimasukkan kedalam corong yang lubang bawahnya ditutup.

Tan α= ℎ

V. Uji kecepatan alir, waktu alir ditentukan dengan menggunakan “stopwatch” dihitung pada saat granul mulai mengalir.

Kompisisi :

Tiap 350 mg mengandung : Ekstrak rimpang jahe 55 % Zat tambahan qs

Indikasi :

Suplemen makanan untuk membantu menjaga daya tahan tubuh

Aturan pemakaian : 2 x 1 sehari

Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari langsung

GINGERFOOD ®

Suplemen Makanan

Netto : 100 tablet

Indikasi :

Suplemen makanan untuk membantu menjaga daya tahan tubuh

Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari langsung

No reg : TR 162400032 No batch : 12160403 Produksi : Desember 2016 Exp date : Desember 2016

(26)

Kec=  

 

V. Uji Bj nyata, Bj mampat dan porositas

Bj nyata=  

  Bj mampat=

   

III.7.2 Evaluasi Tablet

1. Uji Keseragaman ukuran, diameter tablet diukur dengan menggunakan jangka sorong kemudian dianalisis sesuai persyaratan.

2. Uji Keseragaman bobot, sejumlah 20 tablet yang telah dibersihkan deri debu ditimbahn satu per satu dan ditimbang bobot rata-rata kemudian dicocokan table persentase.

3. Uji kekerasan, hardness tester merupakan alat-alat uji kekerasan tablet umumnya syaratnya 4-10 kg

4. Uji kerapuhan, berat totat tabletyang diuji tidak boleh berkurang lebih dari 1% berat awal.

5. Uji mukoadesiv, pembuatan cairan usus buatan, penyiapan membrane mukosa. Uji mukoadesiv in vitro. Tablet diletakkan pada usus membrane mukosa pada silinder. Silinder ditempatkan dialat uji disolusi tablet, uji yang terlepas terdisintegran atom diamati selama jangka waktu 8 jam (Fitriyani dkk, 2014).

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil EVALUASI HASIL Kandungan Lembab 47,7 % BJ. Nyata 0,347 g/ml BJ. Mampat 10 kali 10 g/ml 50 kali -500 kali 10 g/ml Waktu alir Replikasi I 06:85 s, t=1cm, H=9,6 cm, V=10 cm Replikasi II 06:44 s, t=1,2cm, H=9 cm, V=9,9 cm Replikasi III 05:78 s, t=1,2cm, H=10,1 cm, V=8,8 cm

(28)

 IV.2 Pembahasan

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan aktif obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Pada percobaan ini diformulasikan suatu bahan alam yaitu ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) sebagai imunomodulator dalam sediaan tablet mukoadhesif yang sebelumnya telah diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut methanol. Bahan tambahan yang digunakan yaitu kitosan sebagai polimer, PVP sebagai pengikat, amilum sebagai penghancur, aerosol sebagai absorben, Mg.stearat sebagai lubrikan, talk sebagai glidan dan avicel sebagai pengisi. Namun karena keterbatasan alat pada laboratorium sehingga sediaan yang dibuat hanya sampai pada proses granulasi. Metode granulasi yang digunakan yaitu granulasi basah. Digunakan metode granulasi basah karena proses pembuatannya yang lebih mudah dibandingkan dengan granulasi kering. Setelah proses granulasi selesai dan granul telah 27ertical27 maka dilakukanlah evaluasi terhadap garanul. Evaluasi granul yang dilakukan meliputi uji kandungan lembab, uji waktu alir, uji mampat, dan uji BJ nyata. Hasil uji kandungan lembab yang didapatkan yaitu 45,7 % dari bobot granul basah yaitu 20,84 g dikurangi bobot granul kering yaitu 14,30 g dibagi bobot granul kering dikali 100 %. Hasil uji BJ nyata yaitu 0,384 g/ml dengan bobot awal yang digunakan yaitu 10 g dibagi dengan 26 ml. Sedangkan hasil BJ

(29)

mampat yang didapatkan yaitu pada 10 kali ketukan didapatkan 10 g/ml , pada 10 kali ketukan granul tdk mengalamu kemampatan dan pada ketkan ke 500 didapatkan 10 g/ml. Pada uji waktu alir dilakukan 3 kali pengulangan dan hasil yang didapatkan yaitu pada prcobaan pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah granul habis mengalir dalam waktu 06:85, 06:44, 05:78 detik, tinggi bongkahan 1 cm, 1,2 cm, 1,2 cm dan luas sisi horizontal 9,6 cm, 9 cm dan 10,1 cm dan 10 cm, 9,9 cm dan 8,8 cm.

(30)

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa kandungan lembab dari granul yaitu 45,7 %, BJ nyata yaitu 0,384 g/ml, BJ mampatnya yaitu 10 g/ml dan uji waktu alir yaitu waktu, tinggi, sisi horizontal dan 29ertical rata-rata berturut-turut yaitu 06:35 detik, 1,13 cm, 9,56 cm dan 9,56 cm.

V.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung, asisten lebih memperhatikan proses jalannya praktikum untuk meminimalisir kesalahan dalam praktikum.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ptm@litian mmunjukkan sOOiaan jamu A dan obat herbal terstandar B mengandung kurkumin, sedangkan pada sediaan fitofarmaka C tidak ditemukan kandungan

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat1. disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang

Bentuk sediaan obat herbal bermacam-macam, sama halnya seperti obat-obatan sintetis.Adapun sediaan cair atau bisa juga disebut dengan sediaan galenika

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam

Bentuk sediaan obat herbal bermacam-macam, sama halnya seperti obat-obatan sintetis.Adapun sediaan cair atau bisa juga disebut dengan sediaan galenika

Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disertakan dengan obat modern karena proses pembuatannya telah terstandar, ditunjang dengan pembuktian ilmiah

penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara tepat, rasional dan aman

Obat di Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu jamu yang merupakan ramuan tradisional yang belum teruji secara klinis, obat herbal yaitu obat yang berasal dari bahan alam yaitu