• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan aset yang sangat

penting dan berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi. Karyawan tidak lagi

dianggap sebagai suatu kewajiban, melainkan sebagai aset perusahaan. Setiap

perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir,

bertindak serta terampil dalam menghadapi persaingan bisnis.

Saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin kompetitif dan menuntut

setiap organisasi untuk mengikuti perubahan yang terjadi dan menyesuaikannya ke

dalam lingkungan internal organisasi. Usaha perubahan organisasi membutuhkan

partisipasi dari semua karyawan. Untuk itu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia sehingga terjadi peningkatan kinerja karyawan dan

sekaligus dapat memberikan peningkatan kinerja perusahaan agar perusahaan tersebut

dapat bertahan dan bersaing.

Menurut Mangkunegara (2013:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Permasalahan mengenai

kinerja karyawan merupakan permasalahan yang akan selalu dihadapi oleh pihak

manajemen sebuah organisasi, seperti tidak tercapainya target produksi dan pekerjaan

yang tidak diselelasikan tepat waktu, karena itu manajemen perlu mengetahui

(2)

membuat manajemen perusahaan dapat mengambil berbagai kebijakan yang

diperlukan, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan sesuai harapan.

Salah satu faktor penting yang layak memperoleh prioritas bagi segenap

karyawan untuk meningkatkan kinerja adalah dengan memunculkan kemampuan

motivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana

hati, berempati, dan kemampuan bekerja sama. Hal-hal tersebut mengacu pada

kemampuan karyawan dalam mengendalikan emosinya yang dapat disebut dengan

kecerdasan emosional.

Goleman mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja

bukan hanya kemampuan kognitif saja yang dibutuhkan tetapi juga kemampuan

emosional. Hasil penelitian Goleman menyimpulkan bahwa pencapaian kinerja hanya

20% dari IQ, sedangkan 80% lagi ditentukan oleh kecerdasan emosi. Oleh karena itu,

pimpinan dan manajer jika mengharapkan pencapaian kinerja maksimal, upaya paling

tepat bagaimana membina diri dan sumber daya manusia bawahan untuk memiliki

kecerdasan emosional, Mangkunegara (2009:93).

Seorang karyawan yang dapat mengontrol emosinya dengan baik tentu akan

menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Meyer (2000), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan faktor

yang sama pentingnya dengan kemampuan teknik dan analisis untuk menghasilkan

(3)

emosional sering kali tidak memperolah perhatian yang cukup sebagai prediktor

kinerja, akibatnya banyak karyawan yang lemah kecerdasan emosionalnya.

Rendahnya kecerdasan emosional ditandai dengan perilaku karyawan yang

kurang motivasi sehingga malas bekerja, tidak dapat mengendalikan emosi yang

membuat stres, serta empati yang kurang terhadap sesama rekan kerja yang dapat

menimbulkan konflik. Namun sebaliknya karyawan dengan kecerdasan emosi yang

tinggi akan mampu memahami dirinya sendiri dan emosi orang lain, dan dapat

memanfaatkan pemahaman ini untuk meningkatkan perilaku dan sikapnya menuju

arah yang lebih positif, sehingga mampu mengendalikan emosi, lebih termotivasi,

serta mampu mengatasi masalah dengan lingkungan kerja dan kehidupannya.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sebagai salah satu Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha perkebunan,

pengelolaan, dan pemasaran hasil perkebunan, dengan visi menjadi salah satu world class company dengan kinerja prima dan tata kelola terbaik, tidak luput dari permasalahan penurunan kinerja karyawan yang disebabkan oleh kecerdasan

emosional yang rendah. Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada

karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, peneliti melihat bahwa

beberapa karyawan masih memiliki empati yang rendah, terlihat dari karyawan yang

stres dengan pekerjaannya dan merokok di dalam ruangan kantor yang tentunya akan

mengganggu konsentrasi karyawan lain. Hal tersebut menunjukkan kurangnya

(4)

Selain kecerdasan emosional, kepuasan kerja juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction) pada dasarnya merupakan pernyataan emosional yang positif atau menyenangkan sebagai

dampak dari apresiasi karyawan terhadap pekerjaan dan pengalaman kerja tertentu.

Kepuasan kerja juga merupakan satu faktor penting dalam upaya meningkatkan

kinerja, oleh karena itu setiap perusahaan perlu berusaha agar karyawan mempunyai

kinerja yang tinggi. Menurut Handoko (2007:193) kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan

memanadang pekerjaan mereka.

Apabila karyawan puas terhadap pekerjaannya karyawan akan lebih giat

dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Karyawan yang memiliki

perilaku puas terhadap pekerjaannya biasanya memiliki ciri mereka lebih senang

dalam melakukan pekerjaannya dan akan bekerja dengan semangat kerja tinggi

sehingga kinerja karyawan tersebut tinggi. Dimana hal tersebut akan mempunyai

dampak langsung ataupun tidak langsung terhadap efektivitas organisasi perusahaan.

Kepuasan kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja karyawan yang baik.

Perusahaan yang mampu meningkatkan kinerja karyawannya, akan memperoleh

banyak keuntungan karena kinerja karyawan yang tinggi pekerjaan akan lebih cepat

diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, tingkat absensi dapat diperkecil, dan

kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil. Hal tersebut juga dapat

(5)

Dalam suatu perusahaan, salah satu hal yang paling dikhawatirkan adalah

kinerja perusahaan tersebut yang terus menurun akibat rendahnya kepuasan kerja.

Kepuasan kerja yang rendah dapat mengakibatkan kinerja karyawan turun bahkan

akan terjadi pemogokan, pelambanan kerja, ketidakhadiran atau pergantian karyawan.

Oleh karena itu, perusahaan hendaknya memberikan perhatian terhadap kepuasan

kerja karyawannya.

Kepuasan kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

rata-rata sudah tergolong baik namun terlihat terjadi penurunan kepuasan kerja pada

beberapa karyawan yang menyebabkan penurunan kinerja karyawan. Turunnya

kepuasan karyawan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya tingkat pelanggaran

yang dilakukan oleh karyawan seperti karyawan yang malas bekerja dan malah

berbincang-bincang di jam kerja. Peneliti melihat hal tersebut terjadi karena masih

kurangnya pengawasan dari atasan yang mengakibatkan karyawan merasa kesulitan

mengerjakan pekerjaan yang sulit sehingga kepuasannya terhadap pekerjaan

menurun.

Kinerja Karyawan juga dapat dipengaruhi oleh komitmen organisasional

karyawan. Komitmen organisasi yang tinggi dapat memperkuat atau meningkatkan

kinerja karyawan, Allen dan Meyer (1997). Komitmen karyawan terhadap perusahaan

atau biasa disebut dengan komitmen organisasional merupakan tingkat keyakinan

karyawan untuk menerima tujuan organisasi sehingga bekeinginan untuk tetap tinggal

(6)

Meyer dan Allen (1991) mengemukakan bahwa komitmen organisasi

mengacu pada tiga dimensi. Pertama, komitmen afektif, berkaitan dengan hubungan

emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan

keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan

komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena

memang memiliki keinginan untuk itu. Kedua, komitmen berkelanjutan merupakan

kesadaran akan biaya yang harus dikeluarkan jika ia keluar dari perusahaan.

Karyawan dengan komitmen berkelanjutan yang tinggi akan terus menjadi anggota

dalam organisasi karena kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut. Dan

ketiga, komitmen normatif yang menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus

berada dalam organisasi, walaupun ada tekanan sosial. Karyawan dengan komitmen

normatif yang tinggi merasa perlu untuk tetap mempertahankan organisasi.

Karyawan yang berkomitmen akan cenderung lebih bertanggung jawab dalam

pekerjaannya. Karyawan yang mempunyai komitmen terhadap organisasinya juga

akan mengembangkan pola pandang yang lebih positif terhadap organisasi dan

dengan senang hati tanpa paksaan mengeluarkan energi ekstra demi kepentingan

organisasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiliki arti lebih

dari sekedar loyalitas yang pasif, tetapi melibatkan hubungan aktif dan keinginan

karyawan untuk memberikan kontribusi yang berarti pada organisainya. Kontribusi

(7)

Sekarang ini fenomena yang sering terjadi adalah kurang tercapainya

keefektivitasan perusahaan disebabkan oleh tingkat turnover karyawan pada perusahaan yang tinggi, serta tingkat absen yang juga tinggi, mengindikasikan

rendahnya tingkat komitmen organisasional yang dimiliki karyawan. Dari hasil

observasi, peneliti melihat beberapa karyawan PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan yang tidak hadir yang menunjukkan masih kurangnya komitmen

organisasinal yang dimiliki karyawan. Mereka merasa tidak terlalu berkepentingan

dalam organisasi sehingga menimbulkan kurangnya rasa ingin memberikan

kontribusi lebih terhadap perusahaan. Hal tersebut menjadi penyebab terjadinya

penurunan kinerja karyawan.

(8)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat persentase ketidakhadiran karyawan PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang menunjukkan bahwa pada bulan

Januari, Maret, Juli, November, dan Desember, persentase ketidakhadiran karyawan

sudah melewati batas maksimum absen yang telah ditetapkan perusahaan yaitu 7%.

Persentase tersebut menunjukkan tingkat komitmen organisasional beberapa

karyawan yang rendah dan perlu mendapat perhatian.

Semakin meningkatnya jumlah karyawan yang tidak masuk kerja baik karena

sakit, ijin atau tanpa keterangan akan menyebabkan pekerjaan tidak selesai dalam

waktu yang ditentukan, hal tersebut menunjukkan telah terjadinya penurunan kinerja

karyawan. Seperti dikatakan oleh Bycio dalam Panggabean (2004:142) bahwa

ketidakhadiran dapat mengakibatkan rendahnya kinerja. Agar semua yang menjadi

tujuan perusahaan dapat tercapai, dalam hal ini kehadiran karyawan di tempat kerja

sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan kinerja karyawan.

Seperti uraian diatas sebelumnya, bahwa kecerdasan emosional, kepuasan

kerja, dan komitmen organisasional karyawan yang rendah akan berdampak pada

kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang rendah akan memberikan banyak dampak

negatif bagi perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga tidak

lepas dari permasalahan mengenai kinerja karyawan yang menyangkut ketiga aspek

tersebut. Hal tesebut dapat terlihat dari hasil penilaian kinerja karyawan PT.

(9)

Tabel 1.2

Penilaian Hasil Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2015

Sumber: PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, data diolah.

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 persentase hasil

kinerja karyawan secara umum sudah baik. Namun masih ada beberapa karyawan

yang menunjukkan kinerja dibawah standar. Terlihat bahwa terdapat 39 orang

karyawan yang hanya dapat memenuhi kategori cukup, dan bahkan masih ada 14

orang karyawan yang kinerjanya dikategorikan kurang. Hal tersebut menunjukkan

bahwa PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan masih perlu melakukan

peningkatan dan perbaikan terhadap kinerja karyawannya.

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik membuat penelitian dengan judul

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen

(10)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka permasalahanya

dapat dirumuskan yakni:

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) III Medan?

3. Apakah komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

4. Apakah kecerdasan emosional, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional

secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja

karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja

(11)

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, kepuasan kerja,

dan komitmen organisasional secara bersamaan terhadap kinerja karyawan PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan:Sebagai masukan dan bahan

pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya melalui

variabel Kecerdasan Emosional (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Komitmen

Organisasional (X3) yang mempengaruhinya.

2. Bagi Peneliti: Sebagai sarana untuk memperluas wawasan peneliti pada bidang

manajemen sumber daya manusia kaitannya dengan kinerja karyawan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya: Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama di masa yang

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Nomor surat dan kode surat yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau..

Domain adaptation techniques in transfer learning try to reduce the amount of training data required for classification by adapting a classifier trained on samples from a source

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket

JADUAL KULIAH SEMESTER GENAP 2016/2017 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER II, KELOMPOK D DAN E (KELAS

sedangkan untuk sumur ID-29 cendrung tidak simetris. Hal ini berhubungan dengan kedalam perforasi dari masing-masing sumur yang berbeda, dimana pada sumur ID- 29 zona

dugunakan untuk mengukur kualitas website berdasarkan metode WebQual yaitu kegunaan, informasi dan layanan interaksi yang bisa di ketuhui dari pengguna website

Kendala yang dijumpai adalah (1) jaringan internet dan jaringan data penyimpanan yang ada di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

[r]