• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Stres Kerja dengan Intensi Turnover Pada Karyawan Bank di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Stres Kerja dengan Intensi Turnover Pada Karyawan Bank di Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan.

Sumber daya manusia menjadi salah satu kunci utama kesuksesan jalannya suatu

perusahaan dan merupakan faktor penentu hidup mati sebuah perusahaan.

Menurut Cascio (1987) manusia adalah sumber daya yang sangat penting dalam

bidang industri atau organisasi. Apabila suatu perusahaan memiliki sumber daya

manusia yang tidak memadai baik dalam hal jumlah atau kompetensi, maka

produktivitas perusahaan akan menurun.

Pada saat ini, tingkat turnover semakin meningkat. Data dari Hay Group

yang menyatakan bahwa terdapat bukti nyata bahwa intensi turnover karyawan

meningkat (Radjasa, 2012). Hal ini terjadi secara konsisten pada semua sektor

industri termasuk sektor-sektor yang dianggap aman dan stabil seperti sektor

minyak & gas dan sektor pertambangan. Beberapa industri dengan pertumbuhan

tinggi seperti asuransi dan perbankan adalah industri yang paling tinggi turnover

nya. Dari data survey yang dilakukan oleh Pricewaterhouse Coopers (PwC)

menyatakan sekitar 15% karyawan perbankan di Indonesia melakukan turnover

(Destyanda, 2014)

Menurut Medina (2012) Intensi turnover atau turnover intention dapat

diartikan sebagai keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan baru di tempat

(2)

tersebut. Perusahaan tidak menghendaki terjadinya turnover karena hal ini dapat

berakibat negatif pada perusahaan tersebut.

Dampak negatif dari turnover adalah kerugian finansial perusahaan karena

perlunya biaya ganti, perekrutan karyawan baru, proses pelatihan karyawan dan

sebagainya. Selain kerugian finansial, produktivitas perusahaan juga akan

menurun. Karyawan baru pastinya memerlukan waktu untuk beradaptasi dan bisa

bekerja seperti karyawan lama sebelumnya. Mobley et al., (1979) menyatakan

bahwa turnover tidak hanya berdampak negatif namun juga memiliki dampak

positif, yaitu perusahaan memiliki kesempatan untuk merekrut karyawan baru

dengan kinerja yang lebih bagus untuk menggantikan karyawan yang telah

meninggalkan perusahaan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan untuk

meninggalkan perusahaannya (turnover intention). Faktor tersebut adalah

tingginya stres kerja dalam perusahaan, rendahnya kepuasaan kerja dan rendahnya

komitmen karyawan (Siagian, 2004). Sofyandi (2008) juga menyatakan salah satu

alasan seseorang memiliki intensi turnover adalah tingkat stres kerja yang tinggi.

Stres di tempat kerja menjadi suatu yang mulai harus diperhatikan dimana

karyawan menghadapi masalah seperti kerja yang berlebihan, rendahnya kepuasan

kerja dan kurangnya otonomi karyawan. Stres kerja dikenal sebagai suatu

tantangan besar terhadap kesehatan karyawan dan kesejahteraan dari perusahaan

tersebut (Leka, Griffith & Cox, 2003).

Stres secara umum merupakan bagian yang lumrah dari kehidupan

(3)

maupun negatif yang mempengaruhi dirinya secara signifikan (Bickford, 2005).

Masing-masing individu memiliki cara tersendiri dalam merespon stressors dan

bagaimana mengelola stres tersebut. Namun, terdapat beberapa situasi yang

diidentifikasi sebagai hal yang paling menyebabkan stres seperti masalah

finansial, kerja yang berlebihan, masalah pengangguran, hubungan dengan

pasangan, menyeimbangkan antara kerja dan keluarga, masalah kesehatan, rasa

kehilangan, tekanan sosial, ujian, dan tidak cukup waktu (Bickford, 2005).

Stressors yang berasal dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi berbagai aspek

dari perilaku berorganisasi. Terdapat bukti bahwa karyawan yang mengalami stres

cenderung kurang berkomitmen terhadap perusahaan (Mathieu & Zajac, 1990).

Stressors sering dikaitkan dengan intensi turnover (Chen & Spector, 1992).

Tuntutan pekerjaan yang berlebihan, peran kerja yang ambigu dan stressors

lainnya dapat menimbulkan keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan

dengan tujuan untuk mencari pekerjaan baru yang dianggap lebih layak.

Stres umumnya terjadi ketika seseorang tidak mampu menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Martoyo (2000) menyatakan bahwa stres yang tidak

dapat diatasi oleh karyawan dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan membuat

karyawan tidak semangat dalam bekerja sehingga timbul keinginan untuk

meninggalkan perusahaan atau organisasi.

Stres di tempat kerja juga dapat menyebabkan beberapa dampak negatif

yang berhubungan dengan keadaan psikologis, fisiologis, kognitif dan perilaku

karyawan. Dari perspektif organisasi, dampak yang paling signifikan adalah

(4)

telah menunjukkan perilaku-perilaku tertentu, maka dapat dipastikan keadaan

psikologis dan kognitif karyawan juga terkena dampak dari stres kerja (Robbins,

2013). Secara umum, stres kerja tidak hanya dapat membahayakan keadaan fisik

dan psikis individu tetapi juga dapat berdampak pada perusahaan seperti

meningkatnya tingkat turnover dan mungkin saja tingkat absen karyawan di

perusahaan tersebut.

Stres yang dialami oleh karyawan dalam rentang waktu yang pendek dapat

membuat karyawan menjadi kehilangan motivasi, tertekan dan kinerja karyawan

menjadi menurun. Namun, apabila stres dibiarkan dalam rentang waktu yang lebih

lama, karyawan mendapatkan tekanan yang semakin berat dan membuat

karyawan tidak mampu lagi dan kemudian karyawan memutuskan untuk

mengundurkan diri (turnover)

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara stres kerja

dengan intensi turnover. Dalam penelitian Nasrin Arshadi dan Hojat Damiri

(2013) juga mengungkapkan terdapat hubungan positif antara stres kerja dengan

intensi turnover.

Penelitian yang dilakukan oleh Vivek dan Janakiraman (2013) menyatakan

bahwa pada saat ini tingkat stres kerja terbanyak terjadi pada karyawan yang

bekerja pada sektor perbankan dan hal ini terus meningkat seiring berjalannya

waktu.

Sektor perbankan atau sektor finansial pada suatu negara adalah sektor yang

penting karena keadaan finansial suatu negara bergantung pada sektor ini. Resesi

(5)

bergerak di sektor perbankan terus berusaha agar perusahaan tetap berjalan

dengan baik dan menghasilkan profit yang besar. Hal ini kemudian mengarah

pemberdayaan karyawan yang berlebihan dan menyebabkan karyawan mengalami

stresskerja. Tidak jarang bahwa stres kerja pada karyawan dapat mengakibatkan

depresi dan berujung pada bunuh diri. Hal ini terjadi pada tahun 2012, salah

seorang eksekutif bank memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena terlalu

stres dengan pekerjaannya (Petroff, 2014).

Dalam wawancara yang dilakukan oleh ketua Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia pada tahun 2014, mengungkapkan bahwa banyak karyawan bank yang

mengalami stres kerja (Hartawan, 2014). Hal ini disebabkan oleh target yang

harus dicapai oleh karyawan, bahkan sering terjadi persaingan antara karyawan.

Melemahnya pertumbuhan investasi dan eskpor Indonesia menyebabkan

keadaan ekonomi Indonesia lebih rendah pada tahun 2015 (Djalal, 2014).

Pertumbuhan ekonomi yang lambat akan berdampak pada sektor perbankan

Indonesia yang kemudian menyebabkan timbulnya stres kerja pada karyawan.

Stres kerja memberikan dampak yang signifikan baik terhadap karyawan

dan perusahaan. Dampak dari stres kerja dapat bersifat positif dan negatif.

Dampak yang positif diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk dapat

menyelesaikan masalahnya. Namun, jika stres tidak dapat terselesaikan maka

karyawan dapat mengalami gangguan secara fisik, psikologis dan adanya

perubahan perilaku. Karyawan yang mengalami stres kerja akan mengalami

penurunan motivasi dan ketidakpuasan kerja yang dapat menyebabkan tingginya

(6)

mempengaruhi perusahaan. Tingkat produktivitas yang menurun, aktivitas kerja

yang terganggu dan kerugian finansial juga dapat dihadapi oleh perusahaan

(Schuller, 2001). Dari fenomena ini peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana

hubungan antara stres kerja dengan intensi turnover pada karyawan bank di

Medan.

B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Apakah terdapat hubungan antara stres kerja dengan intensi turnover pada

karyawan Bank di Medan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk melihat Adakah hubungan antara stres kerja dengan intensi

turnover pada Bank di Medan.

2. Untuk melihat tingkat stres kerja karyawan di Bank di Medan

3. Untuk melihat tingkat intensi turnover karyawan di Bank di Medan

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya

dalam bidang psikologi industri dan organisasi Selain itu, diharapkan penelitian

ini juga dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk penelitian-penelitian

(7)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai stres kerja dan intensi turnover di perusahaan yang bersangkutan dan

dapat menjadi bahan pertimbangan kebijakan agar perusahaan mengetahui hal

yang harus dipertahankan dan diperbaiki di dalam perusahaan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah:

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan mengenai hubungan stres kerja dengan intensi turnover. Dalam

bab ini digambarkan tentang fenomena dan hasil penelitian sebelumnya

mengenai stres kerja dan intensi turnover.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Berisi teori-teori yang digunakan sebagai teori variabel penelitian, yaitu

teori stres kerja dan intensi turnover. Bab ini juga mengemukakan dinamika

antar kedua variabel serta hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap

masalah penelitian yang menjelaskan hubungan stres kerja dengan intensi

(8)

BAB III: METODE PENELITIAN

Berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang menjelaskan tentang

identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi, sampel, metode

pengambilan sampel, metode pengumpula data, validitas dan realibitas

penelitian dan metode analisis data.

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Berisi gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian yang disertai

dengan interpretasi, hasil penelitian tambahan yang didapat dan pembahasan

mengenai kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara data penelitian yang

diperoleh dengan data yang telah dikumpulkan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi uraian kesimpulan yang menjadi jawaban permasalahan yang

diungkapkan berdasarkan hasil penelitian dan saran penelitian yang meliputi

Referensi

Dokumen terkait

berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti'hri kian-kemari' (yang diurrunkan dari dfs- 'dari' atau 'dalam arah yang berbeda' dan currere'lari') (1983:

Model pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan khususnya bidang perpajakan

Sumber konflik yang berasal dari guru berupa ego sektoral adalah berkaitan dengan penamaan sekolah baru paska- regrouping. Guru-guru dari eks SD Negeri Kentingan No. 79

Untuk aspek tata memperkuat tata kelola dan regulasi, beberapa hal yang dilakukan seperti mengembangkan rencana strategis dan pedoman tata kelola yang baik untuk PINA

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel praktik TQM yang terdiri atas (1) Kepemimpinan; (2) Perencanaan strategis; (3) Fokus pada

perbatasan antara kabupaten bantul dan kota Jogja membuat sebagian besar siswa yang berasal dari Jawa, bahasa daerah yaitu bahasa Jawa dan bahasa nasional bahasa

Dalam mempertahankan status bebas bruselosis di pulau Kalimantan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2540/Kpts/Pd.610/6/2009 tentang Pernyataan Pulau Kalimantan

PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS (PIt) KEPALA PUSAT PENELITIAN PENDIDIKAN (PPP) LEMBAGA PENELITIAN (LEMLIT) UNIVERSITAS NEGERI MALANGc. REKTOR UNIVERSITAS