• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN STAKEHOLDER PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN STAKEHOLDER PEN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN STAKEHOLDER

PENDIDIKAN Pita Anjarsari Septiana Tentiasih

Eko Mulyono Farida Hera

Universitas Muhammadiyah Ponorogo anjarsari_pita503@yahoo.co.id

Abstract

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam mencetak generasi penerus masa depan untuk kemajuan di negara Indonesia melalui sebuah keilmuan yang telah didapatkan. Kehidupan manusia tidak terpisahkan dengan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan tersebut meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan massyarakat. Ketiganya saling berhubungan erat untuk mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu. Pendidikan merupakan proses kehidupan yang kompleks dan ada sepanjang manusia hidup di dunia. Dalam manajemen pendidikan juga berhubungan erat dengan stakeholder

pendidikan dalam meningkatkan mutu suatu pendidikan.

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui definisi tentang manajemen lingkungan pendidikan dan manajemen

stakeholder, mengetahui peran manajemen lingkungan dan

manajemen stakeholder dalam pendidikan.

(2)

humanisasi, pendidikan dalam hal ini perlu dijadikan upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup, dan makhluk yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan masyarakat. Stakeholder adalah pemegang atau pemangku kepentingan. orang atau kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan apa pun terhadap sebuah obyek disebut Stakeholder. pemetaan atau pembagiannya akan dikenal

Stakeholder primer, sekunder, dan tersier.

Keywords: Manajemen. Lingkungan, Stakeholder, Pendidikan

Pendahuluan

Kehidupan manusia tidak dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian

lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.1

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

1

(3)

tingkat dan pada setiap bidang keilmuan terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Organisasi hidup dalam suatu sistem yang selalu saling berhubungan dan mempengaruhi. Sehingga untuk mempertahankan eksistensinya tersebut, organisasi perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategiknya.2

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keberlangsungan adanya pendidikan. Pendidikan tidak hanya fokusterhadap nilai akademis namun perlu nilai non akademis yang keduanya dapat terintegrasi di dalam suatu lingkungan. Lingkungan beda dengan alam, alam merupakan konsep yang luas.

Lingkungan pendidikan yang baik akan memengaruhi pribadi, dan kecerdasan kecerdasan anak didik yang baik pula. Lingkungan memberikan pengalaman kepada anak didik untuk mereka bisa berkembang dan tumbuh dengan nilai-nilai yang baik. Lingkungan yang baik didapatkan melalui proses perencanaan, tata kelola, dan tata letak yang baik. Oleh karena itu manajemen sebagai aspek yang mendukung adanya perencanaan, dan tata kelola yang berintegrasi

dengan lingkungan pendidikan agar tercipta suasana lingkungan yang saling berkaitan satu sama lain.

Pendidikan adalah proses kehidupan yang masalahnya sangat kompleks dan tetap ada sepanjang manusia membentuk peradabannya di muka bumi ini. Namun dalam prosesnya pendidikan tetap memerlukan pembenahan sesuai masalah yang dihadapi pada zamannya. Dari beberapa masalah yang ada dalam persoalan pendidikan nasional yang dapat dipelajari dalam sebuah konsep

2 Akdon, Strayegic Management For Education Management

(4)

pemikiran atau setidaknya menjadi acuan dalam mengatasi berbagai anomali dalam bidang pendidikan, yang diantaranya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Menyoal tentang

Stakeholder, tidak terlepas dari pembahasan tentang manajemen

pendidikan yang merupakan serangkaian proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam arti ini manajemen pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya. Pada pembahasan karya ilmiah ini akan membahas tentang manajemen lingkungan pendidikan dan manajemen Stakeholder.

A. Manajemen Lingkungan Pendidikan

Manajemen secara etimologis berasal dari kata “managio”

berarti kepengurusan, atau “manage” atau “managiare” yang berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah.3

Menurut Nanang Fattah, manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.4

Sahertian menyebutkan manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu fikir (mind) dan kegiatan tindak (action). Kedua kegiatan ini tampak dalam fungsi-fungsinya seperti perencanaan,

3 Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam,

(Malang,UIN Maliki Press, 2010), hal. 48.

4 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:

(5)

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian. Stoner menyatakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pendapat Mourell, dkk

menyebutkan “management is the process of efficeintly getting

activities completed with and through other people”.5

Definisi yang telah disebutkan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses atau fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam suatu kelompok tertentu secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil atau tujuan yang ditetapkan.

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan adalah segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat

fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.6

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda-benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen

5 Husnul Yaqin, Administrasi dan Manajamen Pendidikan, (Banjarmasin

: IAIN Antasari press Banjar-masin, 2011), hal. 3.

6

(6)

pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.7

Manajemen lingkungan pendidikan mempunyai arti yaitu suatu sistem pengelolaan dalam hal pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan, proses pendidikan mencangkup proses hominisasi dan humanisasi, pendidikan dalam hal ini perlu dijadikan upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup, dan makhluk yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan masyarakat.

Manejemen Lingkungan Pendidikan bertujuan sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap generasi penerus bangsa. Secara umum Manajemen lingkungan pendidikan pengelolaan dalam hal pendidikan yang membantu

peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

1. Tri Pusat Lingkungan Pendidikan

Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pendidikan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan

7 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta,

(7)

kemajuan bahkan mutu pendidikan khususnya, sehingga ketiga unsur ini saling berhubungan dan saing berkaitan dalam mendidikan anak didiknya di wilayah dan lingkungan masing-masing, ketiga unsur tersebut adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.8

1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan pertama dalam pendidikan adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga, orangtua menentukan pola pembinaan pertama bagi anak. Lingkungan keluarga terdiri atas Ayah, Ibu, anak-anak dan saudara kandung, kerabat dekat yang serumah, dan termasuk dan termasuk pembantu rumah tangga. Mereka semua harus berfungsi sebagai pendidik yang patut diteladani oleh anak-anak dalam usia perkembangan mental spiritualnya. Orang tua dan anggota keluarga yang serumah sebagai pendidik, sedangkan pendidik adalah profil manusia setiap hari didengar perkataannya, dilihat dan ditiru perilakunya oleh anak-anaknya.9

Keluarga yang merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak didiknya sangat mendominasi terhadap keberhasilan anak didiknya tersebut, karena pendidikan keluarga merupakan langkah atau dasar awal bagi anak didik untuk belajar memahami dan mengetahui apa-apa yang dilihatnya di dalam lingkungannnya.10

8

Kompri, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 320.

9

Hasan Basri, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II). (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 114.

10

(8)

Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam manajemen lingkungan pendidikan. Pendidikan anak didik selain di lembaga pendidikan juga banyak berpengaruh di dalam lingkunga keluarga, karena anak didik banyak mendapatkan pendidikan secara tidak langsung dalam keluarga. Lingkunga keluarga juga dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan anak didik. 2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah terdiri atas tempat belajar dan mengajar, para pendidik dan anak didik, karyawan sekolat, alat-alat dan fasilitas sekolah, seperti perpustakaan, dan aktivitas lainnya yang melibatkan lembaga pendidikan, seperti kegiatan ekstrakurikuler seperti perkemahan, olahraga, kegiatan kesenian dan sebagainya.11

Sekolah merupakan saah satu wadah untuk menciptakan manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang budaya, tingkat sosial dan ekonomi siswa

yang terlibat didalamnya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam pendidikan. Lingkungan sekolah adalah lingkungan tempat terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis, terprogram dan terencana mulai dari tingkat dasar sampai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga hasilnya nanti maksimal, baik bagi pendidik maupun bagi orang yang menjadi subjek pendidikan itu sendiri yaitu anak didik.

11

(9)

Sekolah merupakan pusat dari segala kegiatan pendidikan. Adanya pengaruh-pengaruh lingkungan sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung saat mempengaruhi proses pembelajaran maupun hasil dari proses pembelajaran tersebut atau juga dapat disebut prestasi yang dicapai siswa.12

2. Peran Manajemen Lingkungan Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam proses-proses pembentukan mutu pendidikan melalui tata kelola lingkungan pendidikan dalam hal ini lingkungan sekitar sekolah, universitas, maupun lembaga non-formal. Menghasilkan efek-efek yang baik bagi masyarakat di sekitar dan peserta didik di lingkungan pendidikan, adapaun efek-efeknya antara lain sebagai berikut:

1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.

2. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali ketrampilan

3. Kepentingan kerja dilingkungan masyarakat B. Manajemen Stakeholder Pendidikan

1. Pengertian Stakeholder

Perkataan Stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, istilah ini berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu

stake dan holder. Stake berarti to give support to

12

(10)

pancang, holder berarti pemegang. Jadi Stakeholder adalah siapapun yang memiliki kepentingan dari sebuah usaha.

Stakeholder dapat berfungsi sebagai “tokoh kunci” atau “key

person” dan merupakan orang yang menjadi panutan bagi

masyarakat sekitarnya, misalnya Kepala Desa/Lurah, Ketua RT, Ketua Adat, Ustadz/Kyai. Kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memajukan pendidikan, menurut UU No 20 Tahun 2003, pasal 56 adalah berupa Dewan Pendidikan, dan komite sekolah. Ketua dan anggota kedua lembaga tersebut dapat digolongkan sebagai Stakeholder . Beberapa para ahli mendefinisikan Stakeholder berbagai macam sudut pandang. Freeman misalnya yang mendefinisikan

Stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat

mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan Biset secara singkat mendefinisikan stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder

ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman, yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif Stakeholder terhadap isu, Grimble and Wellard, dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka. Stakeholder adalah kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memajukan pendidikan, dan komite sekolah. 13

13

(11)

Definisi lain dari Stakeholder adalah pemegang atau pemangku kepentingan. orang atau kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan apa pun terhadap sebuah obyek disebut Stakeholder . Jadi Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Dengan Perkataan lain Stakeholder adalah orang-orang atau badan yang berkepentingan langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah. 2. Pemetaan Stakeholder

Jika dalam definisi yang telah disebutkan di atas bahwa Stakeholder merupakan pendidikan atau lembaga yang menjadi pemegang sekaligus pemberi suport terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan, maka perlu adanya pemetaan Stakeholder . Mengapa pemetaan Stakeholder menjadi penting? Dalam manajemen sebuah pendidikan atau lembaga pendidikan Stakeholder adalah sebuah indikator untuk menentukan mutu dan atau layanan lembaga

pendidikan. Lembaga pendidikan memiliki berbagai macam

Stakeholder, maka dalam pemetaan atau pembagiannya

akan dikenal Stakeholder primer, sekunder, dan tersier.

a. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder utama merupakan Stakeholder yang

memiliki keterlibatan secara langsung dengan suatu kebijakan pendidikan. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. 14

b. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

14

(12)

Stakeholder pendukung (sekunder) adalah Stakeholder yang memiliki keterkaitan langsung dalam pendidikan dan menjadi pelaku dalam mengimplementasikan kebijakan dari stakeholder primer. Yang dimaksud dalam pembagian stakeholder ini adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan, jika dalam lembaga pendidikan swasta maka ada yayasan dan yang terakhir adalah komite sekolah.15

c. Stakeholder Pelengkap/Pengguna (Tersier)

Stakeholder tersier merupakan Stakeholder yang tidak

memiliki pengaruh dalam kebijakan pendidikan dan pelaksanaan atau implementasi kebijakan pendidikan, namun memiliki hak untuk menentukan penilaian terhadap kebijakan pendidikan dan memiliki hak untuk menggunakan lulusan lembaga pendidikan. Artinya

stakeholder ini adalah masyarakat penyedia lapangan

pekerjaan atau masyarakat peminat lembaga pendidikan.16

Ketiga stakeholder pendidikan harus bersinergi dan mendukung satu sama lain. Dapat disimpulkan, keberhasilan pendidikan tidak akan terjadi tanpa keterlibatan ketiga stakeholder pendidikan: sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Setelah melakkan pemetaan terhadap

stakeholder, maka akan ditemukan komponen-komponen

penyusun sehingga stakeholder menjadi satu kesatuan utuh yang saling bersinergi.

15 Muhaimin, Dkk, Manajemen Pendidikan, Aplikasinya dalam

Penyusunan Pengembangan Sekolah/Madrasah..., hal. 137

(13)

3. Peran Stakeholder Pendidikan

Dalam setiap komponen pendidikan memiliki peran yang berbeda untuk melaksanakan proses pendidikan mulai dari penentuan kebijakan pendidikan, implementasi kebijakan dan pengguan lulusan.

a. Orang Tua. Peran orang tua dalam stakeholder antara lain: mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah, berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan kegiatan sekolah di berbagai komunitas, bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki, menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan di sekolah kepada masyarakat secara luas, bekerjasama dengan anggota komite sekolah atau atau pihak lain dalam pengadaan sumber belajar.

b. Guru, peran guru dalam stakeholder pendidikan diantaranya adalah: berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orang tua atau wali tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi, bekerjasama dengan

masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah, mengajak dan memasukkannya ke sekolah, menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua peserta didik, mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti mengujungi museum, memperingati hari-haribesar keagamaan dan Nasional.

(14)

mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikandi luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002). Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai: pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan, pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

d. Kepala sekolah. Peran kepala sekolah dalam stakeholder pendidikan, adalah sebagai berikut: mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa, memelihara hubungan baik dengan BP3, memelihara dan mengembangkan

hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam media komunikasi.

(15)

wajib membiayainya, pemerintah wajib menguasahakan dan menyelanggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang, negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

f. Masyarakat usaha. Selain masyarakat sukarela, banyak juga masyarakat yang mempunyai tujuan mengambil manfaat dari dunia pendidikan. Para penerbit buku, usaha kursus, penyedia alat pendidikan, dan pengusaha-pengusaha lainnya. Kelompok ini juga perlu difasilitasi, bahkan jika perlu dibangkitkan kesadarannya, bahwa selain sebagai lahan penghidupan, dunia pendidikan juga memerlukan kesetiakawanan yang dapat memperbaiki

kualitas maupun kuantitas pelayanan pendidikan. Untuk itu, pendekatan usaha terhadap dunia pendidikan adalah bersifat mendukung, tidak hanya sekedar memeras dan menjadikannya layaknya komoditas.17

Penutup

Manajemen lingkungan pendidikan mempunyai arti yaitu suatu sistem pengelolaan dalam hal pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan, proses pendidikan mencangkup

17

(16)

proses hominisasi dan humanisasi, pendidikan dalam hal ini perlu dijadikan upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup, dan makhluk yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam menajemen lingkungan pendidikan tripusat lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Stakeholder adalah pemegang atau pemangku kepentingan.

orang atau kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan apa pun terhadap sebuah obyek disebut Stakeholder. Jadi Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan memiliki berbagai macam

Stakeholder, maka dalam pemetaan atau pembagiannya akan dikenal

(17)

Daftar Pustaka

Basri, Hasan, dkk, 2010. Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II). Bandung: Pustaka Setia

Fattah, Nanang, 2004. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosdakarya

Kompri, 2014. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta

Made, Pidarta. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Makin, Moh, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang,UIN Maliki Press

Muhaimin. 2010. Manajemen Pendidikan, Aplikasinya dalam

Penyusunan Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta:

Prenada Media Group.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

Implementasi, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nanang Fatah. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

pemerintah tidak berpengaruh terhadap penerapan akuntansi manajemen lingkungan, tekanan masyarakat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan akuntansi

Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO : adalah suatu sistem pengelolaan suatu organisasi yang didasarkan proses dengan menekankan pada kualitas pelayanan prima, berpusat pada pelanggan

- Tindaki (Act) : melaksanakan tindakan untuk meningkatkan kinerja sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan. Banyak organisasi mengelola operasi mereka melalui

Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara mensiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS TERHADAP SISTEM MANAJEMEN BIAYA Sebagai akibat dari perubahan paradigma organisasi dan manajemen yangdikarakterisasikan dengan adanya

Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Formal Manajemen pembiayaan dalam pendidikan formal adalah proses pengelolaan dana dan sumber daya keuangan untuk mendukung operasional sistem

127 PENGARUH SISTEM MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DAN KESADARAN LINGKUNGAN TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN KOMPLEK PERKANTORAN DINAS/INSTANSI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Andi