5 Kentang
Sejarah Kentang
Kentang yang dikenal orang ternyata telah melampaui perjalanan sejarah
yang panjang. Kentang yang semula hanya tumbuh di sebagian kecil Amerika
Selatan akhirnya menyebar kemana-mana. Daerah Amerika Selatan yang menjadi
tempat asal mula kentang ini tepatnya di sekitar danau Tiiticaca, di daerah
pegunungan Andes, dekat perbatasan Peru dan Bolivia. Dari sini, kentang
menyebar ke Peru, Bolivia, Cili, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian, kentang
dibawa ke Spanyol pada abad XVI oleh para pedagang spanyol, baik lewat darat
maupun lautan, kentang disebarkan ke seluruh benua salju Eropa (Setiadi dan
Nurulhuda, 1993).
Seorang ahli botani Soviet, Nikolai Ivanivich Vavilov yang memimpin
ekspedisi ke berbagai negara asal tanaman, memastikan sentrum asal tanaman
kentang adalah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, Bolivia dan cile. Di
Indonesia kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua,
Cimahi (Bandung). Varietas kentang yang pertama kali didatangkan adalah
Eigenheimer(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kentang yang masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari
Amerika (kemungkinan Amerika Utara). Kentang ini pada tahun 1794 ditemukan
di sekitar Cimahi, Bandung. Kemudian, sekitar tahun 1811 disebarkan di daerah
Flores, Seram, dan Timor. Setelah lama berkembang, baru diketahui jenis kentang
ini adalah kentang eigenheimer (Setiadi dan Nurulhuda, 1993).
Botani Tanaman Kentang
Kentang merupakan tanaman semusim yang sifatnya menyemak dan
menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50 - 120
cm dan tidak berkayu, namun batang bawah yang tua bisa berkayu. Batang dan
daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan.
Berikut klasifikasi kentang :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Seksi : Petota
Spesies : Solanum tuberosum L.
(Setiadi dan Nurulhuda, 1993).
Kentang merupakan terna tahunan yang pendek, berbatang lemah, tetapi
bercabang banyak. Daunnya yang majemuk menyirip dengan anak daun yang
tidak sama besarnya. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya
berbentuk bintang. Warna bunga kentang bervariasi. Ada yang putih, merah
Varietas
Jenis kentang yang tumbuh di dunia pada dasarnya dikelompokkan dalam
dua jenis yaitu kentang liar dan kentang budidaya. Plasma nutfah kentang liar
penting artinya bagi pemuliaan tanaman karena memiliki sifat baik, antara lain
tahan terhadap beberapa jenis penyakit. Jenis kentang budidaya (S. tuberosum
Linn.) memiliki varietas amat banyak yang dihasilkan beberapa negara produsen
di dunia (Sunaryono, 1990).
Menurut Samadi (2004), beberapa varietas kentang yang sempat diamati
para peneliti, yaitu :
a. Granola
Umbi jenis ini berbentuk oval, kulit dan daging berwarna kuning. Umur
panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen.
b. Cosima
Umbi kentang berbentuk bulat pipih, mata dangkal, permukaan rata, warna
kulit kuning muda dan warna daging kuning tua.
c. Desiree
Termasuk kentang berumur sedang (100 hari) dengan umbi berbentuk bulat
sampai oval memanjang, kulit merah, mata dangkal dan dagingnya kuning
cenderung kemerah-merahan.
d. Alpha
Umbinya bulat sampai bulat telur, mempunyai keseragaman yang tinggi,
e. French fries
Umbi jenis ini ada yang memanjang dan menbulat. Umbi yang memanjang
lebih cocok untuk pelengkap masakan ayam goreng (fast food), sedangkan yang
membulat sangat tepat untuk keripik.
f. Atlantic
Umbi berbentuk bulat seperti bola tenis, kulit kuning, mata tunas sedikit
dan daging umbi putih.
G. Diamant
Kentang jenis ini memiliki produktivitas atau potensi yang tinggi, umbinya
berbentuk oval hingga oval memanjang, kulit umbi berwarna putih dan licin,
daging umbi berwarna putih kekuning-kuningan, tahan terhadap penyakit busuk
daun dan serangan hama nematoda.
Spesies Solanum tuberosum mempunyai banyak varietas. Umur tanaman
kentang bervariasi menurut varietasnya. Kentang varietas genjah berumur 90 -
120 hari, varietas medium berumur 120 - 150 hari dan varietas dalam berumur
150 - 180 hari. Tanaman kentang dapat dipanen setelah berumur antara 3 - 4
bulan, tergantung varietasnya. Umbi kentang termasuk produk yang sukar rusak
untuk diolah karena memiliki tekstur yang lunak dibandingkan dengan singkong
dan ubi jalar yang disebabkan oleh berbagai faktor yakni cara budi daya, iklim,
hama, penyakit, umur panen dan selama panen dan pascapanen.
Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5 - 1,2 m,
tergantung varietasnya. Misalnya, varietas Cipanas mampu tumbuh hingga 56 cm,
Kandungan Giji dan manfaat
Selain sebagai makanan pokok di beberapa negara dunia, kentang juga
dikonsumsi sebagai sayuran, dibuat makanan kecil (snack) dan diolah menjadi
berbagai produk industri makanan. Produk olahan kentang (processed potatoes)
yang umum diperdagangkan antara lain adalah pati (strach), kentang kering
(dehydrated), tepung (flour), kentang dalam kaleng (canned potatoes) dan keripik
kentang berupa chip atau stick (Rukmana, 1997).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain varietas, keadaan tanah yang ditanami, pupuk yang digunakan, umur umbi
ketika panen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama
pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan
gula pereduksi.
Susunan kimia umbi kentang mentah adalah sebagai berikut :
Air : 72,1 % - 80%
Bahan padat kering : 23,00%
Protein : 2,00%
Lemak : 0,056% - 0,11%
Karbohidrat : 12,4% - 17,80%
Gula : 0,20% - 6,80%
Abu : 0,96%
Serat kasar : 0,4% - 1,00%
Dan adapun kandungan gizi dari tiap 100 gram kentang bersih yang dapat
dimakan adalah sebagai berikut :
Lemak : 0,1 gr
Karbohidrat : 19,1 gr
Vitamin A : sedikit sekali/ diabaikan
Vitamin B1 : 85,0 U (=0,085 mg)
Vitamin B2 : 40,0 U (=0,040 mg)
Vitamin C : 17,0 - 25,0 mg
Fosfor : 60,0 mg
Besi : 0,8 mg
Kalsium : 10,0 mg
Air : 77,8 gr
Kalori : 83,0 - 85,0 kal
Bagian dapat dimakan : 85,0%
(Hartus, 2001).
Panen dan Pasca Panen
Panen
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila batang tanaman
telah agak menguning atau mengering, daun berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit. Kentang yang
cukup umur apabila dipanen kulit umbinya tampak lekat sekali dengan daging
umbi dan bila ditekan dengan ibu jari tangan, kulitnya tidak akan mengelupas.
Umbi yang demikian sudah cukup tua atau masa petik optimal sehingga dapat
Untuk mencegah kerusakan mekanis saat dipanen, hal yang perlu
diperhatikan adalah pada saat pembongkaran umbi dari dalam tanah. Lakukanlah
pembongkaran umbi dengan garpu tanah atau cangkul dengan cara mencangkul
tanah disekitar umbi, lalu mengangkatnya sehingga semua umbi keluar dari dalam
tanah. Selain itu, umbi yang telah dibongkar dikumpulkan ditempat teduh
(Samadi, 2004).
Pascapanen
Kegiatan pascapanen pada dasarnya adalah kegiatan untuk mencegah
kerusakan hasil akibat serangan hama dan penyakit, ganguan fisiologis, dan
gangguan non parasiter atau lingkungan yang kurang menguntungkan, dengan
tujuan untuk mempertahankan mutu hasil panen sehingga tetap baik sampai ke
konsumen (sunaryono, 1990).
Pengirisan dan Pemotongan
Memotong adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengecilkan ukuran
suatu bahan baik dengan pisau atau alat pemotong lainnya pada arah melintang
panjang bahan melintang serat bahan. Ukuran dari bahan yang terbentuk relatif
panjang atau tebal. Mengiris adalah mengecilkan ukuran suatu bahan dengan
menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang yang lebih kecil dan
tipis. Adapun mekanisme memotong dan megiris adalah sebagai berikut :
1.Memotong
Tujuan pemotongan ini semata-mata sengaja untuk mengecilkan atau
memperpendek bahan. Bentuk dan ukurannya kadang-kadang tidak diperhatikan,
tetapi dapat pula disesuaikan dengan keperluan. Untuk mencegah kerusakan
pemotongan menggunakan mesin maupun secara manual, arah gerakan pisau
biasanya membentuk sudut dengan arah poros bahan yang dipotong terutama pada
pemotongan bahan-bahan yang lunak atau mudah memar.
2.Mengiris
Walaupun pada dasarnya memotong dan mengiris adalah sama, tetapi
pengirisan yang dilakukan baik diatas landasan ataupun tidak, biasanya
menggunakan pisau atau alat lain sesuai dengan keperluan. Pengirisan dilakukan
untuk mendapatkan produk yang tipis dan seragam. Arah pengirisan dapat
dilakukan ke segala arah. Ukuran lebar pengirisan relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan tebalnya. Pada pengirisan produk yang diperoleh
diharapkan mempunyai bentuk dan struktur yang baik dan seragam
(Supriadi, 2001).
Kapasitas pengirisan adalah kemampuan suatu alat pengiris di dalam
mengiris suatu bahan dengan proses yang lebih singkat. Adapun cara untuk
memperbesar atau memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah
jumlah mata pisau, rpm alat pengiris atau merubah tebal irisannya. Perubahan
paling mudah dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil kapasitas tanpa
merubah tebal irisan adalah dengan merubah rpm yakni dengan menambahkan
transimisi, baik dengan pulley, sproket dan rantai (Wiraatmadja, 1995).
Pengolahan Makanan
Gambar 2. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan (Setyohadi, 2006).
Tujuan Penggunaan Alat Mesin Pertanian dengan Sumber Tenaga Mekanis
(Mekanisasi Pertanian)
Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini. Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang sederhana sampai canggih mempunyai peranan sangat penting dalam transformasi suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih tinggi.
Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir (Hardjosentono, dkk., 1996).
Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani Bahan mentah
Alat peralatan dan mesin-mesin. Pengolahan secara Fisik,
3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris menjadi bersifat industri
(Hardjosentono, dkk, 1996).
Prinsip Kerja Alat Pengiris kentang Spiral
Alat pengiris kentang spiral ini bekerja dengan prinsip mengiris kentang yang diputar dengan tuas pemutar. Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai, bahan baku berupa kentang yang sudah dikupas kulitnya dimasukkan ke dalam alat pengiris yang telah diberi alat penyangga pada bagian tengah kentang terlebih dahulu kemudian diputar tuas pemutar. Kentang yang diputar akan teriris berbentuk spiral oleh mata pisau pengiris.
Komponen Alat Pengiris Kentang Spiral
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi, spindel, gandar, poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Bantalan
Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin). Berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi bantalan luncur, bantalan gelinding (bantalan peluru dan bantalan rol), bantalan dengan beban radial, bantalan dengan beban aksial, bantalan dengan beban campuran (aksial - radial) (Daryanto, 2007).
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: ha.jam/kW, kg.jam/kW, lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:
Kapasitas Alat = Produk yang diolah (kg )
Waktu (jam ) ... (1)
Analisis Ekonomi
Menurut Soeharno (2007), analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.
pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah, dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).
Biaya pemakaian alat
Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok = [BT
x + BTT]C ... (2) dimana :
BT = total biaya tetap (Rp/tahun)
BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)
x = total jam kerja pertahun (jam/tahun)
C = Kapasitas alat (jam/satuan produksi)
Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berubah sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009).
Menurut (Daywin, dkk, 2008) biaya tetap terdiri dari:
Metode ini memungkinkan untuk memperkirakan biaya penyusutan yang lebih mendekati dengan penyusutan yang aktual terjadi bagi mesin/alat pada tiap tahun umurnya.
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1) ... (3)
dimana:
Dt = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)
S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
i = tingkat bunga modal (%)
t = umur pemakaian alat pada permulaan tahun berikutnya
2. Biaya bunga modal dan asuransi
Biaya ini diperhitungkan untuk mengembalikan nilai modal yang ditanam sehingga pada akhir umur peralatan diperoleh suatu nilai uang yang present valuenya sama dengan nilai modal yang ditanam. Perhitungan biayanya:
I = i(P)(n+1)
2n ... (4) dimana:
I = total bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
P = harga awal alat (Rp)
n = umur ekonomis (tahun)
3. Biaya pajak
Beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. Namun di Indonesia belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian sehingga tidak digunakan dalam perhitungan.
4. Biaya gudang atau gedung
Diperkirakan berkisar antara 0,5-1 % dari harga awal per tahun di Amerika. Umumnya rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun. Namun beban ini tergantung pada kondisi lokal sehingga biaya ini tidak dipergunakan pada penelitian ini.
Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar juga (Soeharno, 2007).
Break even point
BEP juga digunakan untuk:
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi
(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.
Untuk mengetahui BEP maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
N = F
(R−V) ... (5)
dimana:
N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F = biaya tetap pertahun (rupiah)
R = penerimaan dari tiap kg produksi (Rupiah)
V = biaya tidak tetap per unit produksi
Net present value
Net present value (NPV) dapat diartikan bahwa seluruh angka net cash flow yang digandakan dengan discount factor pada tahun dan tingkat bunga yang telah ditentukan dan merupakan selisih antara present value dari benefit dan
present value dari biaya. Jika NPV bernilai positif maka investment feasible, bila NPV bernilai 0 berarti investment dapat mengembalikan sebesar cost of capital
(discount rate) dan bila NPV bernilai negatif maka investment ditolak (Prawirokusumo, 1990).
Menurut Purba (1997), Net present value (NPV) merupakan selisih antara benefit dengan cost + investment yang dihitung sebagai berikut :
NPV = B – (C = I/n) ...(6)
n = umur teknis ekonomi proyek
jika ditinjau dari segi present value of benefit, maka :
NPV = Total B – (Total C + I)
- Jika NPV lebih besar dari 0 (NPV positif), hal ini berarti bahwa : total B lebih besar dari total C + I, berarti benefit lebih besar dari cost +
investment, sehingga pembangunan (rehabilitasi, perluasan) proyek tersebut favourable.
- Jika NPV sama dengan 0 (NPV netral), berarti : total B + total C + I, berarti bahwa benefit hanya cukup untuk menutupi cost + investment
Jika NPV lebih kecil dari 0 (negatif), berarti : total B lebih kecil dari total C + I, berarti pula bahwa benefit tidak cukup untuk menutupi cost + investment
selama umur teknis – ekonomis proyek yang bersangkutan unvourable.
Internal Rate of Return (IRR)
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = i1 – (i1 – i2) ... (7) Dimana :
i1 = suku bunga bank paling atraktif i2 = suku bunga coba-coba