• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MTK 1201012 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MTK 1201012 Chapter3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kuasi eskperimen dengan desain ”Non equivalent

Control Group Design”. Pada kuasi ETH ini subjek tidak dikelompokkan secara

acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi,2005).

Desain ini digunaan karena penelitian ini menggunakan konvensional, adanya dua

perlakuan yang berbeda dan pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.

Dengan demikian desain penelitian ini berbentuk:

O X O

O O

Keterangan :

O : Tes kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa

X : Strategi pembelajaran Aktif Tipe ETH.

- - - : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 52 Kota Bandung. Penelitian dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2013/2014, lebih kurang selama 2 (dua) bulan pada hari

efektif belajar di sekolah, yaitu dari bulan April sampai Mei 2014

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

(2)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 52 Kota

Bandung Propinsi Jawa Barat.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi”. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan ”Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2012:85).

Subjek sampelnya adalah dua kelas yang dipilih dari kelas yang

telah ada (kelas VIII) di SMP Negeri 52 Kota Bandung, yaitu kelas ETH

(kelas yang memperoleh strategi pembelajaran aktif tipe ETH) dan kelas

konvensional (kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional).

Informasi awal dalam pemilihan sampel dilakukan berdasarkan

pertimbangan dari guru bidang studi matematika. Agar penentuan sampel

tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam menentukan sampel

juga didasarkan pada perolehan nilai matematika siswa pada semester

sebelumnya. Peneliti memilih kelas VIII.8 sebagai kelas ETH berjumlah

34 siswa dan kelas VIII.9 sebagai kelas konvensional berjumlah 34 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang skor tes

kemampuan pemahaman matematis dan skor skala sikap kemandirian belajar

siswa yang merupakan hasil dari pembelajaran aktif tipe ETH.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Strategi

pembelajaran aktif tipe ETH sebagai variabel bebas dan kemampuan pemahaman

dan kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat.

(3)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran mengenai hal-hal

yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi

operasional sebagai berikut:

1. Kemampuan Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis pada penelitian ini mencakup pemahaman konsep

dan pemahaman relasional. Pemahaman matematis dalam penelitian ini memiliki

beberapa indikator yaitu:

a. Kemampuan Pemahaman Konsep, memuat indikator :

1. Kemampuan menjelaskan pengertian suatu konsep matematika dengan

bahasanya sendiri secara tertulis.

2. Kemampuan mengklasifikasi obyek-obyek matematika

3. Kemampuan menginterpretasikan gagasan atau konsep matematis.

4. Kemampuan mengubah suatu situasi atau kata-kata ke dalam model

matematika.

5. Kemampuan menerapkan konsep dalam perhitungan matematika untuk

menyelesaikan masalah matematika.

6. Kemampuan menyimpulkan kembali konsep matematika dengan

bahasa sendiri

b. Kemampuan Pemahaman Relasional, memuat indikator :

1. Mengidentifikasi konsep-konsep matematika yang terkandung dalam

suatu masalah dan menjelaskan hubungan antar konsep-konsep

tersebut dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2. Mengaitkan suatu konsep matematika dengan konsep lainnya

2. Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar memiliki karakteristik: 1. Merancang tujuan dalam

belajar, 2. Memilih strategi dalam belajar, 3. Memantau proses kognitif dan

afektif yang berlangsung ketika seseorang menyelesaikan tugas. Indikator

(4)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik.

2. Kebisaan mendiagnosa kebutuhan belajar.

3. Menetapkan tujuan/ target belajar.

4. Memonitor, mengatur, dan mengkonvensional belajar.

5. Memandang kesulitan sebagai tantangan.

6. Memanfaatkan dan mencari sumber belajar yang relevan.

7. Memilih, menerapkan strategi belajar.

8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

9. Self eficacy/konsep diri/kemampuan diri.

3. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ETH.

Strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang aktif

dan dinamis, melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa

dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran.

Pembelajaran tipe ETH dapat diartikan bahwa setiap siswa dapat menjadi

guru. Intinya dalam pembelajaran diminta partisipasi setiap siswa untuk membuat

pertanyaan, menjelaskan materi pelajaran, menjawab pertanyaan dan memberikan

tanggapan atas jawaban teman sebayanya.

4. Pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran model konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah

pembelajaran biasa yang dilakukan guru . Menurut Mulyana (2009: 4)

pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika memiliki pola sebagai

berikut: (1) guru menerangkan suatu konsep atau mendemonstrasikan

keterampilan dengan ceramah, dan siswa diberikan kesempatan bertanya; (2) guru

memberikan contoh penggunaan konsep atau prosedur menyelesaikan soal; (3)

siswa berlatih menyelesaikan soal-soal secara individual atau bersama teman

sebangku, sedikit tanya jawab; dan (4) mencatat materi yang diajarkan dan

soal-soal pekerjaan rumah.

D. Instrumen Penelitian

(5)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis. Tes

kemampuan pemahaman matematis pada penelitian ini berbentuk uraian yang

terdiri dari tujuh butir soal. Pemilihan tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan

pemahaman matematis siswa terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua

kelompok memperoleh pembelajaran. Instrumen tes ini digunakan pada saat

pretes dan postes dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes identik.

Setiap butir soal disesuaikan dengan indikator pemahaman matematis.

Penyusunan tes pemahaman matematis ini diawali dengan pembuatan

kisi-kisi tes yang mencakup kompetensi dasar, kemampuan yang diukur, indikator,

serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan

dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk

masing-masing butir soal.

Adapun pedoman pemberian skor yang digunakan adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

No

Soal

Aspek yang

diukur

Indikator Respon siswa terhadap

soal

Salah mendefinisikan 1

Benar mendefinisikan

tetapi tidak lengkap

2

Benar mendefinisikan 3

Mengklasifikasikan Tidak menjawab 1

Mengklasifikasikan dengan

benar

2

2. Pemahaman

Konsep

Menginterpretasikan Tidak menjawab 0

Salah menginterpretasikan 1

Benar menginterpretasikan

tetapi tdak lengkap

(6)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Benar menginterpretasikan

Indikator Respon siswa terhadap

soal

Skor

3 Pemahaman

Konsep

Menerapkan konsep Tidak menjawab 0

Benar menggunakan

konsep, tapi slaah solusi

akhir

5

Benar menggunakan

konsep dan benar solusi

akhir

salah dalam solusi akhir

5

Membuat model

matematika/sketsa dengan

benar tetapi salah dalam

solusi akhir

10

Membuat model

matematika/ skets dengan

benar dan benar dalam

solusi akhir

(7)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pemahaman

Konsep

Menginterpretasi Tidak menjawab 0

Salah menginterpretasikan 5

Benar menginterpretasikan

Indikator Respon siswa terhadap

soal

dengan benar tapi salah

dalam menghubungkan

konsep tersebut dalam

menyelesaikan soal

10

Menentukan konsep-konsep

dengan benar dan dapat

menghubungkan konsep

tersebut dalam

menyelesaikan soal

15

Salah dalam menyimpulkan 5

Menyimpulkan Menyimpulkan suatu

konsep dengan benar

10

(8)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Pemahaman

siswa yang telah mendapatkan materi yang akan disampaikan, dengan maksud

untuk mengetahui terpenuhi tidaknya validitas dan reliabilitasnya. Selain itu, dari

hasil uji coba, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan

daya pembedanya. Berdasarkan data hasil ujicoba, tes yang dibuat telah

memenuhi dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris.

Validitas logis dipenuhi melalui pertimbangan dan kajian dosen pembimbing dan

guru matematika. Untuk validitas empiris penulis melakukan uji coba soal

terhadap siswa kelas IX SMP N 52 Bandung . Adapun analisis data hasil uji coba

dilakukan sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas butir soal dilakukan untuk mengetahui butir-butir soal yang dapat

digunakan dan yang tidak dapat digunakan dalam penelitianPerhitungan dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson:

= ∑ ∑ ∑

(9)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan interpretasi:

(i) Jika rhit≤ rtabel , maka korelasi tidak signifikan.

(ii) Jika rhit > rtabel , maka korelasi signifikan.

Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam

penelitian ini dinyatakan pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas

Nilai Interpretasi

rxy≤ 0,00 Tidak Valid

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah

0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang

0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan

pengolahan data program Anates yang disesuaikan dengan perhitungan pada

Lampiran. Hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman matematis siswa

yang telah dilakukan dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

No

soal

thitung ttabel Signifikan Validitas

(10)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. 0,545 3,63 2,045 Signifikan Valid

Dalam menguji reliabilitas digunakaan uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

, (Arikunto, 2006: 196)

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reabilitas alat evaluasi dapat

digunakan sebagai berikut:

(11)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk

instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh nilai tingkat

reliabilitas sebesar 0,85 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa instrumen

kemampuan pemahaman matematis mempunyai reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan butir

soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa

berkemampuan rendah.

SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas

SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah

N = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah

Maks = skor maksimal

Klasifikasi koefisien daya pembeda dapat dilihat seperti pada tabel berikut

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Tiap Butir Soal

No. Nilai Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 DP≤ 0,00 Sangat Jelek

2 0,00 < DP≤ 0,20 Jelek

3 0,20 < DP≤ 0,40 Sedang

4 0,40 < DP≤ 0,70 Baik

5 0,70 < DP≤ 1,00 Sangat Baik Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990)

Dari hasil perhitungan daya pembeda instrumen kemampuan pemahaman

matematis siswa dirangkum dalam Tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6

Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Pemahaman

(12)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,28 Cukup

Tingkat kesukaran digunakan untuk melihat keberadaan butir soal apakah

dipandang sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran pada masing-masing

butir soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Maks

IK = indeks kesukaran tiap butir soal

SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas

SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah

n = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah

Maks = skor maksimal

Klasifikasi koefisien indeks kesukaran dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran

No. Nilai Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

1 IK = 0,00 Sangat Sukar

2 0,00 < IK≤ 0,30 Sukar

3 0,30 < IK≤ 0,70 Sedang

4 0,70 < IK< 1,00 Mudah

5 IK = 1,00 Sangat Mudah

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990)

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen kemampuan

(13)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8

Analisis Indeks Kesukaran

No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,63 Sedang

2 0,75 Mudah

3 0,57 Sedang

4 0,25 Sukar

5 0,32 Sedang

6 0,23 Sukar

7 0,039 Sangat Sukar

2. Skala Kemandirian Belajar Siswa

Penggunaan skala kemandirian belajar dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimanakah kemandirian belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika. Skala kemandirian belajar diberikan kepada kedua

kelas yang dijadikan sampel penelitian. Skala ini diberikan setelah siswa

mendapatkan pretes dan postes, dan disusun berdasarkan indiktor skala

kemandirian belajar siswa.

Skala ini disusun dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Empat pilihan ini

berguna untuk menghindari pilihan ragu-ragu siswa terhadap pernyataan yang

diberikan, dan peneliti menghindari pernyataan yang dapat membuat siswa

ragu-ragu dalam menjawab. Pernyataan yang diberikan bersifat pernyataan tertutup,

tentang pendapat siswa yang terdiri dari pernyataan pernyataan positif dan negatif.

Aspek-Aspek dan indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian

ini diadaptasi dari aspek dan indikator kemandirian belajar yang dikembangkan

oleh Sumarmo,2013 dengan modifikasi seperlunya.

Tabel 3.9

(14)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3. Lembar Observasi.

Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventarisasikan

data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Menurut

Riduwan (2002:30) menyatakan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan

secara langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan.

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara

langsung. Selain itu lembar observasi dilakukan untuk melihat suasana pada saat

pembelajaran berlangsung, dan mengevaluasi apakah tahap-tahap pada strategi

ETH dilaksanakan atau tidak oleh guru. Alat yang digunakan adalah lembar

observasi dan setiap observer membuat catatan lapangan.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP memuat komponen-komponen : standar kompetensi, kompetenesi

dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian

5. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk

Lembar Aktifitas Siswa (LAS), dan menggunakan buku paket dengan berbagai

penerbit seperti erlangga, bumi aksara dan BSE. Materi yang diberikan dalam

penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar yang merujuk pada Kurikulum 2006

yang dikembangkan dalam 8 LAS dan soal-soal yang berbentuk tes uraian.

(15)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menemukan dan merepresentasikan materi tersebut dalam menyelesaikan

soal-soal yang telah disediakan pada LAS

6. Pedoman wawancara siswa.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.(Sugiyono, 2012).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan

pretes dan postes yang diberikan kepada kelas ETH dan kelas konvensional.

Pretes dan postes ini terdiri dari tes kemampuan pemahaman matematis dan skala

kemandirian belajar siswa.

b. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa

Skala sikap diberikan kepada siswa kelas ETH dan kelas konvensional

sama seperti pretes dan postes

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat aktifitas siswa selama mengikuti

pembelajaran ETH. Selain itu observasi juga dilakukan untuk melihat tahap-tahap

pada strategi ETH dilaksanakan atau tidak oleh guru

d. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan

untuk melengkapi data kuantitatif . Wawancara akan dilakukan pada guru dan

beberapa siswa untuk melengkapi dan memperkuat data utama yang diperoleh

melalui angket.

(16)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012:147) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

“Dalam penelitian Kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Dengan demikian berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa

analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan.

Adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbedaan dua rata-rata

dengan menggunakan rumus uji-t. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka

harus ditentukan dahulu rata-rata skor hasil tesnya dan simpangan bakunya. Untuk

menentukan uji stastistika yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas

data dan homogenitas varians. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Office Excel dan SPSS 16.0. Data yang diperoleh secara lebih jelas

dianalisis dengan langkah berikut :

1. Menilai jawaban sesuai dengan pedoman penilaian

2. Membuat tabel nilai yang diperoleh siswa baik tes awal, tes akhir, maupun gain

ternormalisasi dari kelas ETH dan kelas konvensional dalam kemampuan

pemahaman matematis. Besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain

ternormalisasi oleh Hake (1999), yaitu:

Dengan

Hasil perhitungan skor gain ternormalisasi dapat diinterpretasi dalam tiga

kategori, yaitu:

(17)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

3. Pengujian perbedaan rerata untuk kelompok ETH dan kelompok konvensional

dengan tahapan sebagai berikut.

a) Uji normalitas

Digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang

menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis

selanjutnya. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Perhitungan selengkapnya dengan menggunakan SPSS 16 melalui Uji

Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel. Menurut Ruseffendi (1993) uji ini

digunakan sebagai pengganti uji kai kuadrat untuk ukuran sampel yang lebih

kecil. Kriteria pengujian adalah tolak H0 apabila Asymp.Sig < taraf signifikansi

(� = 0,05).

b) Homogenitas

Pengujian homogenitas antara kelompok ETH dan kelompok konvensional

dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau

berbeda. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: varians skor kelompok ETH dan konvensional homogen

H1: varians skor kelompok ETH dan konvensional tidak homogen

Keterangan:

: varians kelompok ETH

: varians kelompok konvensional

Besarnya Gain (g) Interpretasi

Tinggi

Sedang

(18)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji statistiknya menggunakan Uji Levene melalui SPSS 16 dengan kriteria

pengujian adalah terima H0 apabila Sig. Based on Mean taraf signifikansi (� =

0,05).

c. Jika kedua variansinya homogen dilanjutkan dengan uji t

1. Menghitung rerata dari dua kelompok untuk kemampuan matematik yang

diukur dengan rumus : ̅ =∑

2. Menentukan Hipotesis

H0 : : Rerata pretes kelompok ETH sama dengan rerata pretes

kelompok konvensional

H1 : : Rerata pretes kelompok ETH tidak sama dengan rerata

pretes kelompok konvensional.

Pengujian hipotesis di atas menggunakan uji perbedaan rata-rata atau uji-t,

setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen menggunakan

Compare Means (Independent-Sample TTest) dengan SPSS 16.0

Selanjutnya untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman matematis

siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe ETH lebih baik

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, maka

rumusan hipotesis dilakukan uji satu pihak:

H0 : : Rerata gain ternormalisasi kelompok ETH sama dengan

rerata gain ternormalisasi kelompok konvensional

H1 : : Rerata gain ternormalisasi kelompok ETH lebih baik

daripada rerata gain ternormalisasi kelompok konvensional

Jika data normal dan homogen, menggunakan statistik uji-t dengan

Independen sample t-test. Hubungan nilai signifikansi uji satu arah dan dua arah

dari output SPSS ialah Sig.(1-tailed) = ½ Sig.(2-tailed). Untuk uji dua pihak

kriteria pengujian dengan taraf signifikansi � = 0,05 adalah terima H0 jika

Sig.(2-tailed) > � = 0,05 sedangkan kriteria pengujian untuk uji satu pihak untuk taraf

(19)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila data berdistribusi normal dan data tidak homogen maka digunakan uji t’ dan apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik untuk dua sampel yang saling bebas pengganti

uji-t yaitu uji Mann-Whitney.

2. Instrumen nontes

Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan sikap siswa antara

kelas ETH dengan kelas konvensional terhadap pembelajaran. Analisis data skala

sikap kemandirian belajar dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian

tentang kemandirian belajar siswa dalam matematika apakah peningkatan

kemandirian belajar siswa yang memperoleh model pembelajaran aktif tipe ETH

lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Data

skala ini merupakan data interval (Sugiyono, 2008). Akan tetapi dalam hal ini

disederhanakan menjadi skala dengan opsi jawaban sangat tidak setuju, tidak

setuju, setuju, dan sangat setuju. Oleh karena itu data, data tersebut harus

ditransformasi terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan MSI

Analisis dilakukan pertama kali dengan mentransformasikan kedalam

bentuk skala interval dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Hays

(Kandaga, 2012) yaitu Method of Successsive Interval (MSI). Langkah-langkah

transformasi data ordinal ke data interval adalah ebagai berikut:

1. Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaaan dalam kuesioner.

2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, dilakukan perhitungan banyaknya

responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, berdasarkan frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya adalah

proporsi (p).

4. Kemudian dihitung proporsi kumulatifnya (pk).

5. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal Z

untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan nilai fungsi kepadatan peluang (fkp) distribusi normal yang

(20)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.

8. Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang

nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan

jawaban responden yang terkecil melalui transformasi:

Transformed Scale Value: SV = - (Min data – Min SV)

Setelah data kemandirian belajarditransformasi menjadi data interval, maka

untuk melihat perbedaan rerata kemandirian belajarantara kelas yang memperoleh

strategi pembelajaran aktif tipe ETH dengan kelas yang memperoleh

pembelajaran konvensional terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji

Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene menggunakan

program SPSS 16. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan

dengan uji t, jika data tidak normal maka dilakukan uji nonparametris Uji

Mann-Whitney dan jika varians data tidak homogen maka dilakukan uji-t’.

Untuk melihat perbedaan peningkatan kemandirian belajarsiswa kelas ETH

dan kelas konvensional, dilakukan uji statistik yaitu uji perbedaan rerata

kemandirian belajarsiswa, dengan hipotesis sebagai berikut

H0 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ETH sama dengan

rerata kemandirian belajar kelompok konvensional

H1 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ekperimen lebih baik

daripada rerata kemandirian belajar kelompok konvensional.

3. Korelasi Pemahaman Matematis dengan Kemandirian Belajar Siswa.

1. Jika kedua data berdistribsi normal maka untuk mengukur korelasi antara

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar, akan digunakan

korelasi Pearson Product Moment.

(21)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan . Jika r = 0 artinya tidak ada korelasi, nilai r

negatif artinya berkorelasi negatif, dan jika nilai r positif menyatakan

terdapat hubungan yang positif antara variabel yang diukur.

Keterangan untuk rumus di atas, X dan Y adalah dua variabel yang

akan dihitung korelasinya dan n adalah banyaknya data. Berikut

adalah tabel interpretasi nilai korelasi menurut Suherman dan Sukjaya

(1990)

Tabel 3.11

Interpretasi Nilai Korelasi

No. Nilai rxy Interpretasi

1. 0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

3. 0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang

4. 0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

5. 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

6. rxy≤0,00 Tidak Valid

Hipotesis korelasi pemahaman matematis dan kemandirian belajar sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

Kriteri pengujian

Jika , maka H0 ditolak

Besar dapat dilihat pada tabel nilai-nilai r Product Moment dengan α

dan N yang ditentukan.

2. Jika salah satu atau kedua datanya tidak berdistribusi normal, maka untuk

menghitung korelasi antara pemahaman matematis dengan kemandirian

belajar siswa, akan dihitung menggunakan Korelasi Kendal Tau ( ). Dengan

(22)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ (Sugiyono, 2011:253)

Keterangan = koefisien korelasi kendal Tau yang besarnya

( )

A = jumlah rangking atas

B = jumlah rangking bawah

N = jumlah anggota sampel

Uji signifikansi koefisien korelasi mengunaka rumus z, karena

distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah:

(Sugiyono, 2011:254)

Adapun hipotesis yang akan diujikan untuk mengetahui korelasi antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa yaitu:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

Untuk pengujian hipotesis, harus dibandingkan antara dengan

. Untuk .

Bila > , maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah

signifikan, dengan kata lain H1 diterima. Atau untuk menentukan tingkat

asosiasi digunakan rumus koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS

16.0.

G. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Prosedur penelitian ini

dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

(23)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

c) Merancang instrumen penelitian (seperti: RPP, soal tes kemampuan

pemahaman, LAS, pembagian kelompok, lembar observasi, dan angket

skala sikap) dan meminta penilaian ahli.

d) Melakukan uji coba instrumen penelitian dan dianalisis daya pembeda,

tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas instrumen tersebut.

e) Melakukan revisi instrumen bila diperlukan.

f) Melakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran siswa dan guru.

b. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut.

(a) Memberikan pretes kemampuan pemahaman matematis dan skala awal

kemandirian belajar siswa pada kelas konvensional dan kelas ETH.

(b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada kelas konvensional dilakukan

pembelajaran konvensional dan kelas ETH dilakukan pembelajaran dengan

strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(c) Mengisi lembar observasi pada setiap pertemuan oleh observer.

(d) Memberikan postes pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional

dan kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif

tipe ETH untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis.

(e) Memberikan skala kemandirian belajar siswa dalam matematika pada kelas

yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kelas yang memperoleh

pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(f) Pengolahan data hasil pretes dan postes, serta skala kemandirian belajar siswa

dalam matematika.

Selanjutnya prosedur penelitian tersebut dapat dilihat pada diagram alur

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur

Pengembangan dan Validasi Bahan Ajar, Pembelajaran,

Instrumen Penelitian

(24)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

(25)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3 Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Tiap Butir Soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Karena menanam tanaman terbukti dapat menghisap kuat gas karbon dioksida dan apalagi jika kita menanam tanaman apotek hidup akan lebih bermanfaat karena

Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada pH yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat,

Program Penyuluhan Pertanian Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang bedagai Tahun 2013.. Membangun Industri Benih Dalam Era

H UBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Aplikasi elektrokoagulasi menggunakan reaktor kontinyu dengan penambahan elektrolit pendukung NaCl teknis mampu menyisihkan warna sebesar 88,43%, kekeruhan 92,71%,

Judul : Perancangan Alat Ukur Kualitas Udara Berbasis Arduino Mini Menggunakan Sensor MQ-135 Kategori : Tugas Akhir.. Nama : Tri Hidayati Subrata Nomor Induk Mahasiswa

Bapak Soeharwinto, S.T., M.T., selaku dosen Wali yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasihat selama penulis menjalani perkuliahan di Departemen Teknik

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan