• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Penetapan KKM berdasar Kompleksitas Materi Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Telaah Penetapan KKM berdasar Kompleksitas Materi Pembelajaran"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Telaah Kompleksitas Materi Pembelajaran dalam Menetapkan tujuan berisi tujuan-tujuan spesifik pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai konten berisi daftar materi atau topik-topik untuk mencapai tujuan spesifik pembelajaran. Kurikulum sebagai perencanaan berisi perencanaan pembelajaran yang spesifik dengan menetapkan metode pembelajaran. Kurikulum sebagai dokumen memiliki makna pengintegrasian tujuan, konten dan perencanaan yang harus ditulis secara menyeluruh (silabus, RPP, LKS, Penilaian, Materi ajar). Terakhir kurikulum sebagai pengalaman adalah memfasilitasi aktivitas-aktivitas siswa sebagai proses mencapai tujuan.

Satu dekade terakhir, Indonesia mengacu kurikulum berbasis kompetensi. Salah satu prinsip dari kurikulum berbasis kompetensi adalah, bahwa penilaian kurikulumnya menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

(2)

1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)

2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar)

3. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar) (Depdiknas: 2009)

Intake adalah tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. Untuk kelas X, intake didasarkan pada hasil seleksi PPDB, nilai UN, rapor kelas 3 SMP, tes seleksi masuk, atau psikotes, sedangkan Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM peserta didik pada semester atau kelas sebelumnya

Tingkat Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD atau indikator yang harus dicapai oleh peserta didik. Kompleksitas tinggi, apabila dalam mencapai kompetensi diperlukan

a. Guru: memahami kompetensi yang harus dicapai peserta didik; kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran

b. Waktu: cukup lama karena perlu pengulangan

c. Peserta didik: penalaran dan kecermatan yang tinggi

Daya dukung mencakup ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan, biaya operasional pendidikan, manajemen sekolah, dan kepedilian stakeholder sekolah.

Kompleksitas Materi Pembelajaran

Kompleksitas materi pembelajaran saling berpengaruh dengan kompleksitas pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses membangun kemandirian melalui aktualisasi otoritas dan hak belajar siswa. Dalam prosesnya, siswa berhak untuk belajar (berpikir, berpendapat, bertanya), atau sebaliknya (misalnya tidak fokus belajar) serta memiliki otoritas menciptakan situasi belajarnya. Ketika siswa tidak termotivasi, tidak memiliki kesempatan berpendapat atau bertanya maka mereka telah dilanggar hak asasinya. Pelanggaran tersebut dapat menyebabkan anak menjadi tidak mandiri karena tidak belajar, tidak berdaya, terabaikan dan tertekan.

(3)

(proses mengetahui) dan sosial (interaksi insani yang bermakna) (Suratno, 2008). Keutuhan proses tersebut di kelas seringkali tereduksi dimana terlalu menekankan pada aspek konseptual saja. Kebijakan ujian nasional kiranya menambah beban ketimpangan tersebut. Padahal, ketiga aspek lainnya kiranya lebih penting karena di dalamnya menumbuhkan kreativitas, ruang diskusi serta kemandirian (independent learner).

Pada praktiknya, siswa secara alamiah mungkin mengalami situasi yang disebut kesulitan belajar (learning obstacle). Terdapat tiga faktor penyebabnya, yaitu hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar),

didaktis (akibat pengajaran guru) dan epistemologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi yang terbatas) (Brousseau, 1997). Jika bercermin pada situasi saat ini, mungkin selama ini telah terbentuk hambatan belajar sistemik bagi peserta didik. Barangkali selama ini anak tidak belajar, hanya sebatas hadir di kelas. Kenyataan tersebut menyiratkan bahwa menciptakan situasi belajar bagi peserta didik memerlukan kerangka pikir yang utuh.

Tingkat kompleksitas merupakan kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam hal ini guru harus betul-betul mencermati tingkat kerumitan dari suatu materi. Kompleksitas materi diberikan skor sesuai tingkat kerumitanya. Materi yang sangat kompleks/sukar diberi skor yang rendah, materi yang tidak komplek/dianggap mudah diberi skor tinggi. Lebih jauh sistem kompleks merupakan sistem yang berusaha dilihat secara holistik (Hokky Situngkir: 2003).

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

(4)

e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;

g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1.

SK 1 : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

KD: 1.3 : Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan

Indikator : Menentukan gaya total susunan pegas seri atau paralel dalam kehidupan

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan gaya total pegas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran

KD 1.1 : Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

(5)

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

Cara Penetapan KKM

a. Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan : 1. Kompleksitas : Tinggi = 1

Sedang = 2 Rendah = 3 2. Daya dukung : Tinggi = 3

Sedang = 2 Rendah = 1 3. Intake : Tinggi = 3

Sedang = 2 Rendah = 1

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang à nilainya adalah:

(3+3+2)x100

9 =88,89

b. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria 1. Kompleksitas : Tinggi = 50-64

Sedang = 65-80 Rendah = 81-100 2. Daya dukung : Tinggi = 81-100

(6)

3. Intake : Tinggi = 81-100 Sedang = 65-80 Rendah = 50-64

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake sedang à nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari kriteria yang kita tentukan.

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.

c. Dengan memberikan pertimbangan professional judgment pada setiap kriteria untuk menetapkan nilai :

1. Kompleksitas : Tinggi Sedang Rendah 2. Daya dukung : Tinggi

Sedang Rendah 3. Intake : Tinggi

Sedang Rendah

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang à maka dapat dikatakan hanya satu komponen yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan maksimal 100 yaitu intake sedang. Jadi guru dapat mengurangi nilai menjadi antara 65-80

(7)
(8)

Analisis ketuntasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Hasil analisis ditindaklanjuti dengan (enrichment) bagi yang sudah tuntas. Manfaat analisis untuk:

1. Sebagai dasar untuk menetapkan KKM pada tahun berikutnya 2. Perbaikan proses pembelajaran

memberikan perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum tuntas dan pengayaan

Penutup

Berdasarkan hasil penelitian terkait analisis korelasi kompleksitas materi, daya dukung, dan intake siswa terhadap prestasi belajar disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara terpisah dan simultan antara kompleksitas materi, daya dukung, dan intake siswa terhadap prestasi belajar

Terdapat gambaran nyata bahwa variabel prediktor baik secara terpisah maupun simultan mempunyai kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu, upaya untuk meningkatkan dampak ke tiga variabel tersebut harus diperhatikan. Upaya-upaya tersebut antara lain: menerapkan gaya kepemimpinan kepala yang efektif, menciptakan daya dukungyang kondusif, dan meningkatkan intake siswa

Daftar Pustaka

---. (2009). Materi Sosialisasi KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Brousseau,G. (1997). Theory of Didactical Situations (N.Balacheff,M. Cooper,R. Sutherland, V. Warfield Eds &Trans). Dordrecht, Netherland: KluwerAcademic.

Hokky Situngkir. (2003). Emerging the Emergence Sociology: the philosophical framework of agent based social. Journal of Social Complexity.

(9)

Shao-Wen Su. (2012). The Various Concepts of Curriculum and the Factors Involved in Curricula-making. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 3, No. 1, pp. 153-158, January 2012

Suratno,T. (2008). Relevansi kurikulum danpendidikan sains di abad21. EDUSAINS Vol.1 No.2 ,Desember 2008.

(10)

1. Kelompok guru mapel membuat kesepakatan menetapkan KKM Mapel berdasar mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik

2. Kelompok Guru Mapel membuat kesepakatan cara menetapkan KKM (a/ menetapkan point atau b/rentang nilai)

3. Melakukan anlisis kompleksitas setiap KD dengan menggunakan format

FORMAT PENETAPAN KKM SETIAP KD

Mapel : ………

Kelas : ………

Semester : ………

KD dan Indikator Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan KKM Komplek

sitas DukungDaya Intake

Catatan:

 Intake untuk setiap indikator relatif sama

(11)

Telaah Kompleksitas Materi Pembelajaran dalam

Menetapkan KKM

Oleh

Insih Wilujeng, FMIPA, UNY

Materi disampaikan dalam kegiatan Workshop Penetapan KKM Mata Pelajaran di SMK N 2 Yogyakarta, Kamis 15 September 2016

SMK NEGERI 2 KOTA YOGYAKARTA

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya Dukung tinggi dan intake siswa sedang  maka dapat dikatakan hanya satu komponen yang mempengaruhi untuk mencapai

INTAKE (TINGKAT KEMAMPUAN RATA-RATA) SISWA :.. 13 Kompetensi dasar dan Indikator Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan. Ketuntasan Nilai

Kedua : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan pada Mata Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud dalam diktum

Penentuan KKM harus mempertimbangkan setidaknya 3 aspek, yakni karakteristik peserta didik (intake), karakteristik muatan/mata pelajaran (kompleksitas), dan kondisi satuan

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake sedang  nilainya adalah rata-rata. setiap nilai dari kriteria yang

Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya

KKM dirumuskan dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan daya dukung satuan pendidikan. Aspek

0-100 0-100 0-100 KETERANGAN NO KD Karakteristik Peserta Didik Intake Penetapan Kriteria Minimal Nilai KKM PER KD Karakteristik Muatan Pelajaran Kompleksitas Kondisi