• Tidak ada hasil yang ditemukan

renstra 2012 2017 renstra 2012 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "renstra 2012 2017 renstra 2012 2017"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan perkenan-Nya Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo dapat menyelesaikan dan menyajikan Dokumen Review Rencana Strategis (Renstra) Bab I – VII Tahun 2012-2017.

Tujuan penyusunan Renstra ini adalah sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Gorontalo, menyediakan blue prient serta pedoman untuk penyusunan Rencana Kinerja (Rencana Kerja Tahunan) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daeran (BLHRD) Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu tahun 2012-2017 dan meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLHRD beserta seluruh unit kerjanya dalam pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah.

Renstra OTK dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Provinsi Gorontalo khususnya di bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah.

Dokumen Renstra ini bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang, dan mengacu kepada visi misi Gubernur Gorontalo sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah Provinsi Gorontalo untuk lima tahun mendatang dapat bersinergi dengan arah pembangunan Gubernur sebagai Kepala Daerah terpilih untuk periode 2012-2017.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka penyusunan Rencana Strategis (Renstra) tahun 2012-2017 ini diucapkan terima kasih.

Gorontalo, Oktober 2013 Kepala Badan,

Ir. Nontje Lakadjo

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..Latar Belakang Penyusunan Renstra OTK 1

1.2..Landasan Hukum 2

1.3..Maksud dan Tujuan 5

1.4..Sistematika Penulisan 6

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN OTK

2.1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 9

2.2 Sumberdaya OTK 22

2.3 Kinerja Pelayanan OTK 33

2.4 Tantangan dan Peluang Pelayanan OTK 34

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan 38

Fungsi Pelayanan OTK

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan 39

Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra OTK Kabupaten/Kota 42

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 44

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis 45

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi OTK 58

4.2 Tujuan dan sasaran 62

4.3 Strategi dan Kebijakan OTK 65

BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR MINERJA 68

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB IV INDIKATOR KINERJA OTK YANG MENGACU PADA TUJUAN 74

DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan 76

7.2 Saran 77

(4)

1.1 Latar Belakang Penyusunan Renstra OTK

Rencana Strategis (RENSTRA) Organisasi dan Tata Kerja Badan

Lingkungan Hidup, dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo tahun

2012-2017 adalah Dokumen Rencana Strategis Pembangunan Jangka

Menengah Organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo yang

memuat Visi Misi Gubernur masa bakti 2012-2017, yang kemudian

dijabarkan dalam Visi dan Misi BLHRD Provinsi Gorontalo serta memuat

arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembanguan daerah,

kebijakan umum dan program OTK. Dokumen ini menjadi penting karena

dalam masa lima tahun tersebut, OTK berkewajiban untuk

mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan dokumen

perencanaan ini. Selain itu urgensi penyusunan Renstra OTK ini adalah

menjadi acuan penyusunan Renja OTK, dasar penilaian kinerja Kepala

(5)

tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi

Provinsi Gorontalo khususnya di bidang penaatan lingkungan,

pengembangan sistem informasi lingkungan, pengendalian dampak

lingkungan hidup dan pengembangan riset.

Dokumen Renstra ini bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap

diletakkan pada jangkauan jangka panjang, dan mengacu kepada visi

misi Gubernur Gorontalo sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan

pembangunan bidang penaatan lingkungan, pengembangan sistem

informasi lingkungan, pengendalian dampak lingkungan hidup dan

pengembangan riset Provinsi Gorontalo untuk lima tahun mendatang

dapat bersinergi dengan arah pembangunan Gubernur sebagai Kepala

Daerah terpilih untuk periode 2012-2017.

Usaha mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan yang tertuang dalam

dokumen renstra ini perlu didukung dengan strategi umum, yang

kemudian diterjemahkan kedalam program-program pembangunan yang

diuraikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mendukung

masing-masing program tersebut.

1.2 Landasan Hukum

1. Undang - Undang No.38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Gorontalo (Lembaran Negara RI Tahun 2000 No.258, Tambahan

Lembaran Negara RI No.4060);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);.

3. Undang - Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara RI tahun 2003 No.47, tambahan lembaran

(6)

Negara RI No.4437) sebagaimana diubah dengan UU No.8 tahun

2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.5

tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No.32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah Menjadi UU No.8 tahun 2005 (Lembaran

Negara RI tahun Undang - Undang No.26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara RI tahun 2007 No. 68,

Tambahan Lembaran Negara RI No.4725);

5. Undang - Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara RI tahun 2004 No.126, Tambahan Lembaran

Negara RI No.4438);

6. Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 61, Tambahan

Lemabaran Negara RI No.4868),

7. Undang - Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI tahun 2009

No.140, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5059);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 34 Tambahan

Lembaran Negara RI No. 3729)

9. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi

dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI

tahun 2007 No.82, Tambahan Lembaran Negara RI No.4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

(7)

Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

(sudsh sds PP pengganti )

13. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Gorontalo (Badan Lingkungan

Hidup, Riset dan Teknologi Informasi).

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008

tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Gorontalo dan Daerah Kabupaten/Kota ;

16. Keputusan Gubernur Gorontalo Tanggal 8 Maret 2012 Nomor :

112/20/III/2012 tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencanaan

Strategis Satuan Kerja Badan Lingkungan Hidup, Riset dan teknologi

Informasi Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016.

17. Surat Edaran Mendagri Nomor : 050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus

2005, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

(8)

A. Maksud

Penyusunan dan Penerapan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan

Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo untuk

kurun waktu tahun 2012-2017 dimaksudkan untuk:

1. Sebagai acuan dalam merencanakan dan merumuskan rencana

program dan kegiatan pembangunan di bidang ke sekretariatan

daerah.

2. Mendorong tercapainya sasaran pembangunan yang ditetapkan

dalam jangka waktu 5 (Lima) Tahun ke depan

3. Sebagai penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai

5 (lima) tahun.

4. Mengetahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, potensi yang

ada dan harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi

Visi dan Misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke

depan

B. Tujuan

Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset

Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 disusun untuk

menentukan arah dan tujuan dengan mempertimbangkan sumber

daya dan kemampuan yang dimiliki, dan untuk tujuan strategisnya,

sehingga setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki

indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan

tujuan tersebut dapat diuraikan Sebagai berikut:

1. Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan BLHRD

dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Gorontalo

2. Menyediakan blue prient serta pedoman untuk penyusunan

Rencana Kinerja (Rencana Kerja Tahunan) BLHRD Provinsi

(9)

lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan,

pengendalian dampak lingkungan hidup dan pengembangan riset

dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi.

4. Tersedianya suatu dokumen yang strategik dan komprehensif

yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau

masalah daerah, perencanaan arah kebijaksanaan, pembuatan

strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan

kebutuhan daerah dibidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, riset serta teknologi informasi.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi

Gorontalo tahun 2012-2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini diuraikan Latar Belakang Badan Lingkungan Hidup

dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo, Landasan Hukum, Maksud

dan Tujuan dan sistematika penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan OTK

Pada Bab II diuraikan tugas, fungsi dan struktur organisasi

Badan Lingkungan Hidup dan Riset dan Daerah Provinsi

Gorontalo, sumber daya, kinerja pelayanan OTK serta tantangan

dan peluang pengembangan pelayanan OTK

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan OTK diuraikan pada Bab III dikaitkan dengan telaahan

Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah

(10)

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Pada Bab ini diuraikan tentang Visi dan Misi OTK, tujuan dan

Sasaran Jangka Menegah OTK, serta Strategi dan Kebijakan OTK

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Pada bab ini diuraikan Isi Rancangan Renstra Badan Lingkungan

Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang mengacu pada

RPJMD 2012 - 2017.

Bab VI Indikator Kinerja OTK yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD

Pada bab ini diuraikan Indikator Kinerja Badan Lingkungan

Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang mengacu pada

RPJMD 2012 - 2017.

Bab VII Penutup

Pada Bab Penutup diuraikan kesimpulan dan saran dalam

rangka penyempurnaan penyusunan dokumen

(11)

Berdasarkan Review RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017 pada akhir tahun

2013 maka dilakukan review Renstra OTK dan pada tahun yang sama

dilakukan juga perubahan Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan

Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo menjadi

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo.

Dalam penjelasan review renstra tersebut akan terlihat beberapa program dan

kegiatan khususnya program dan kegiatan bidang teknologi informasi yang

tidak akan berlanjut pada tahun 2014-2017 karena bidang tersebut telah

beralih ke Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo.

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah yang disingkat BLHRD adalah

(12)

dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan,

pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah

sesuai visi dan misi yang diembannya dalam rangka mewujudkan Visi Misi

Provinsi Gorontalo.

Dalam rangka mewujudkan visi misi yang diembannya, telah banyak program

dan kegiatan dibidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan

sistem informasi lingkungan, pengendalian dan konservasi SDA dan

pengembangan penelitian didaerah yang telah dilaksanakan, namun diakui

hasilnya belum optimal, hal ini terjadi sebagai akibat dari kondisi BLHRD

Provinsi Gorontalo dewasa ini, yang secara umum dapat dikemukakan antara

lain pengaruh aspek-aspek sebagai berikut:

2.1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui azas

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dalam bidang

pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi

lingkungan, pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan

penelitian didaerah, perlu adanya unit organisasi atau OTK yang akan

melaksanakan tugas Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat dalam

bidang lingkungan hidup dan penelitian didearah.

Provinsi Gorontalo yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor

38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo memiliki

eksistensi untuk membangun kompetensi daerah yang berdayaguna dan

berhasil guna dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki

meliputi sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi dan

potensi sumberdaya alam demi peningkatan kualitas lingkungan, riset

dan teknologi informasi.

A. Kedudukan organisasi

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo

dibentuk berdasarkan pada Keputusan Peraturan Daerah PERDA

(13)

kerja Provinsi Gorontalo Badan Lingkungan Hidup dan Riset Dearah

unsur pelaksana Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo dalam

bidang lingkungan hidup dan penelitian di daerah.

B. Tugas Pokok

Tugas pokok Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah dan

(BLHRD) Provinsi Gorontalo sesuai dengan Peraturan Daerah

Provinsi Gorontalo Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Gorontalo adalah membantu

Gubernur dalam merumuskan kebijakan teknis di bidang

lingkungan hidup dan penelitian.

C. Fungsi

Dalam penyelenggraan tugas tersebut diatas Badan Lingkungan

Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang lingkungan hidup dan

riset

b. Penyusunan rencana dan evaluasi program pembangunan

dibidang lingkungan hidup dan riset daerah

c. Pembinaan kelembagaan dan SDM bidang lingkungan hidup dan

riset daerah

Dengan kedudukan tugas pokok dan fungsi tersebut maka BLHRD

merupakan lembaga yang memegang peranan yang sangat penting

dalam proses Pembangunan Provinsi Gorontalo, khususnya dalam

melakukan pembinaan dan koordinasi menpunyai tugas membantu

Gubernur sebagai penyelenggara Pemerintah Daerah Provinsi dalam

merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi bidang

lingkungan hidup dan penelitian sesuai dengan ruang lingkup

(14)

Uraian Tupoksi

a. Kepala Badan

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah mempunyai

tugas menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah

dalam bidang Lingkungan Hidup dan Riset yang menjadi

tanggung jawabnya, berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah mempunyai fungsi:  Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang Pengkajian

dan Penaatan Lingkungan Hidup, Pengembangan Sistem

Informasi Lingkungan Hidup, Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan Hidup dan Riset;

 Pemberian dukungan atas penyelengaraan pemerintahan daerah di bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan

Hidup, Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Hidup,

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

dan Riset;

 Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan Hidup, Pengembangan

Sistem Informasi Lingkungan Hidup, Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Riset;  Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan atau daerah

yang menjadi tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup dan

Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo;

 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan Hidup, Pengembangan

Sistem Informasi Lingkungan Hidup, Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Riset ;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai

tugas dan fungsinya.

(15)

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan,

mengkoordinasikan dan merencanakan bidang pengkajian dan

penataan lingkungan hidup, bidang sistem informasi lingkungan,

bidang pengendalian dan Konservasi SDA dan bidang

pengembangan riset di lingkungan pemerintah daerah.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, sekretariat mempunyai

fungsi :

 Merumuskan program, memantau, mengevaluasi dan

melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Lingkungan Hidup

dan Riset daerah;

 Melaksanakan urusan kesekretariatan meliputi surat-menyurat dan kearsipan serta urusan rumah tangga badan.  Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian.

 Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan antara bidang dan sub bidang/sub bagian.

 Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala. c. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas mengkoordinir penyusunan

rencana anggaran, menyiapkan administrasi keuangan,

mengawasi pelaksanaan anggaran, memverifikasi proses

pencairan dana dan Rencana Operasional Kegiatan serta

menyusun laporan keuangan.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, bagian Keuangan

mempunyai fungsi:

 Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran dan

menyiapkan administrasi keuangan.

 Melaksanakan dan mengawasi anggaran.

 Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan anggaran.

 Memantau pemungutan, penyetoran dan pelaporan atas

(16)

 Melakukan pengawasan, pembinaan dan penilaian kinerja pegawai Bagian Keuangan.

d. Bidang Pengkajian dan Penataan Lingkungan

Bidang Pengkajian dan Penataan Lingkungan, mempunyai tugas

mengkoordinasikan penyusunan program, perumusan kebijakan,

pelaksanaan sistem penataan, pengendalian pencemaran dan

kerusakan lingkungan, konservasi sumber daya alam, penilaian

dokumen dan pemberian ijin lingkungan, melaksanakan standar

pelayanan minimal bidang lingkungan hidup dan peningkatan

kapasitas serta mengawasi regulasi di bidang penaatan

lingkungan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, bidang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, mempunyai fungsi:

 Perumusan kebijakan di bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan;

 Pelaksanaan dan koordinasi Pengkajian dan Penaatan Lingkungan;

 Pelaksanaan, pembinaan, pengawasan, analisis, evaluasi dan pelaporan bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan;  Pelaksanaan Rapat Tim Teknis Komisi Penilai Amdal;

 Penyusunan rumusan untuk penerbitan rekomendasi

kelayakan lingkungan;

 Pernyusunan rumusan untuk penerbitan izin lingkungan sesuai dengan kewenangan;

 Penyusunan rumusan untuk penetapan dan pelaksanaan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(RPPLH) dan instrumen pengelolaan lingkungan hidup;

 Penyusunan Rumusan pengembangan perangkat Ekonomi lingkungan;

 Pelaksanaan fungsi teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di bidang pengkajian dan penaatan

(17)

 Penyiapan rumusan penyusunan produk hukum lingkungan;  Pembinaan dan penilaian kinerja pegawai bidang Pengkajian

dan Penaatan Lingkungan;

e. Bidang Sistem Informasi Lingkungan

Bidang Sistem Informasi Lingkungan mempunyai tugas

menyiapkan rumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan pengembangan Sistem Informasi Lingkungan dan

peningkatan kapasitas dalam Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang

Sistem Informasi Lingkungan mempunyai fungsi:

 Penyusunan panduan dan prosedur mutu serta instruksi kerja Bidang Sistem Informasi Lingkungan;

 Penyusunan rencana program dan/atau kegiatan panduan dan prosedur mutu serta instruksi kerja Bidang Sistem

Informasi Lingkungan dan peningkatan kapasitas kapasitas;  Penyusunan bahan kebijakan teknis Sistem Informasi

Lingkungan dan peningkatan kapasitas;

 Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program dan atau kegiatan pengembangan Sistem Informasi

Lingkunan dan peningkatan kapasitas;

 Melaksanakan pengelolaan sistem informasi lingkungan;  Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, analisis, evaluasi dan

pelaporan Sistem Informasi Lingkungan dan peningkaan

kapasitas;

 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur dalam Sistem Informasi Lingkungan serta fasilitas laboratorium

lingkungan;

 Pengembangan instrumen data lingkungan dan instrumen layanan data lingkungan;

(18)

 Pelaksanaan fungsi teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di bidang sistem informasi lingkungan;  Pelaksanaan penilaian kinerja staf dan pembinaan karier staf; f. Bidang Pengendalian dan Konservasi SDA

Bidang Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya Alam

mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan

koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pengendalian dan

Konservasi Sumber Daya Alam. Dalam melaksanakan tugasnya,

Bidang Pengendalian dan Konservasi SDA mempunyai fungsi:  Penyusunan panduan dan prosedur mutu serta instruksi

kerja Bidang Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya

Alam;

 Penyusunan rencana program dan/atau kegiatan panduan dan prosedur mutu serta instruksi kerja Bidang Pengendalian

dan Konservasi Sumber Daya Alam;

 Penyusunan bahan kebijakan teknis Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya Alam;

 Pelaksanaan dan koordinasi di bidang Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya Alam;

 Pelaksanaan dan koordinasi adaptasi dan mitigasi akibat perubahan iklim;

 Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan Bahan berbahaya Beracun (B3) dan limbah B3;

 Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan sampah dan limbah domestik

 Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, analisis, evaluasi dan pelaporan bidang Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya

Alam;

(19)

 Pelaksanaan fungsi teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada Pengendalian dan Konservasi Sumber

SDA;

 Pelaksanaan penilaian kinerja staf dan pembinaan karier staf; g. Bidang Riset

Bidang Riset mempunyai tugas menyusun, merumuskan dan

mengkoordinasi serta mengevaluasi program pengembangan

penelitian dan sumberdaya serta aplikasi teknologi tepat guna.

Dalam melaksanakan tugas bidang Riset mempunyai fungsi:

 Merumuskan kebijakan, pengaturan, perencanaan dan

penetapan penelitian daerah.

 Merumuskan dan analisis rancangan kebijakan

pembangunan dan pengembangan daerah.

 Mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang pemerintahan, ekonomi, kemasyarakatan, sosial

ekonomi, keuangan, pendidikan, SDA dan teknologi tepat

guna.

 Menganalisa permasalahan pengembangan daerah serta merumuskan alternatif-alternatif kebijakan.

 Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi bidang pengembangan riset.

 Melaksanakan pembinaan fasilitas perencanaan

pembangunan dibidang pengembangan riset.

 Pelaksanaan penilaian kinerja staf dan pembinaan karier staf; D.. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah

Provinsi Gorontalo, sesuai dengan Peraturan Gubernur Gorontalo

Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 13 Tahun 2013 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Gorontalo, salah

satunya adalah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi

(20)

Gambar 1: Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo

Bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan

SUB.BAGI AN PERENCANAAN

KEPALA BADAN

SEKRETARI S

SUB. BAGI AN KEUANGAN

SUBBAG UMUM, KEPEGAWAI AN DAN

PERLENGKAPAN

Bidang Sistem I nformasi Lingkungan

Sub. Bidang Pengelolaan, Standarisasi dan I nformasi Lingkungan

Sub. Bidang Pengembangan SI L Sub. Bidang Pengawasan dan

Bina Hukum Lingkungan Sub. Bidang

Pengkajian dan Pembinaan AMDAL

KEL. JABATAN FUNGSI ONAL

Bidang Pengendalian dan

Konservasi SDA Bidang Pengembangan Riset

Sub. Bidang

Pengembangan Penelitian dan sumberdaya

Sub. Bidang Aplikasi Teknologi Tepat

Guna & Diseminasi Sub. Bidang Konservasi SDA dan

Pemanfaatan Ruang Sub bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan Bidang Sistem I nformasi

(21)

2.2 Sumber Daya OTK

A. Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan BLHRD

Provinsi Gorontalo termasuk pengembangan teknologi dan model

kelembangaan sangat dibutuhkan ketersediaan sumber daya manusia

aparatur yang cukup dan handal dari berbagai disiplin ilmu

pengetahuan dan teknologi yang memiliki kemampuan profesional

dalam menunjang tugas yang diembannya.

Jumlah dan kualitas personil pada BLHRD belum memadai untuk

melakukan kegiatan pengkajian dan penataan lingkungan,

pengembangan sistem informasi lingkungan, pengendalian

pencemaran dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah.

Secara keseluruhan personil yang ada saat ini berjumlah 64 orang

dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah aparatur BLHRD menurut komposisi struktur Administrasi

No Komposisi Struktur Administrasi Jumlah

1 Kepala Badan 1 orang

2 Sekretariat 12 orang

3 Bagian Keuangan 11 orang

4 Bidang Lingkungan Hidup 16 orang

5 Bidang Riset 10 orang

6 Bidang Teknologi Informasi 14 orang

Jumlah 64 orang

Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013

Tabel 2. Jumlah Aparatur di BLHRD menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Strata 2 15 orang

2 Strata 1 29 orang

3 Diploma/D3 3 orang

4 SMU/Sederajat 17 orang

Jumlah 64 orang

(22)

Tabel 3. Jumlah Aparatur menurut Pendidikan Struktural

No Pendidikan Struktural Jumlah

1 PIM I -

2 PIM II -

3 PIM III 6 orang

4 PIM IV 3 orang

Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013

Dari jumlah PNS tersebut diatas melihat tugas dan fungsi BLHRD

dimensinya begitu luas maka kualifikasi sumber daya manusia

secara kualitatif maupun kuantitatif belum memenuhi harapan.

B.. Sarana dan Prasarana

Gambaran sarana dan prasarana yang dimiliki BLHRD dalam

menunjang kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, riset dan

teknologi informasi, adalah:

Tabel 4. Alat-alat angkutan

NO JENIS BARANG /

NAMA BARANG MERK / TYPE

TAHUN PEMBELIAN

1 Motor Suzuki Shogun FD 2003

2 Motor Suzuki Satria 2003

3 Motor Yamaha Yupiter 2004

4 Motor Bosowa Dinasti 2004

5 Motor Suzuki Shogun FD 2004

6 Motor Suzuki Shogun FD 2004

7 Mobil Nissan X-Trail 2008

(23)

Tabel 5. Alat Pertanian dan Perikanan

3 Alat perikanan Modal Pembenihan 2005

4 Alat Pengolahan Pompa Air Tenaga Surya 2006 5 Alat Pengelohan Alat-alat Pengolahan 2006

6 Alat Diving Alat-alat Diving 2006

Tabel 6. Alat Pepustakaan dan Buku

No. Jenis/Nama Barang

Spesifikasi/Merk/Type

Barang Tahun

1 Buku Perpustakaan 2003

2 Dokumen

Tabel 7. Mesin dan Peralatan Studio dan Komunikasi

No. Jenis/Nama Barang Spesifikasi/Merk/Type

(24)

7 Wireless CDMA PABX Mrk Huawei 2008

Faximili All In One HP Offiecejet 6310

2009

14 Modem GSM/CDMA 2009

15

Radio HF/FM Handy

Talkie Tape Recorder Digital

2009

Tabel 8. Peralatan Kantor dan Rumah Tangga

No Jenis Barang /

6 Kursi Pimpinan Hidrolik Ergotec 2003

7 Kursi Chitose 2003

8 Kipas Angin Nasional 2003

9 Dispenser Matsunaga 2003

10 Filling Cabinet Exall Palstik 2003

(25)

17 Meja 2003

18 Sofa Kanopi 2004

19 Kursi NBK 2004

20 Kursi Chitose 2004

21 Lemari / Rak 2004

22 Lemari / Rak 2004

23 Lemari / Rak 2004

24 Note Book Acer Pentium 2004

25 A C L G 2005

26 A C L G 2005

27 Lemari Arsip 2005

28 Lemaei Arsip 2005

29 Meja 2005

30 Tenda Kafilah 2005

31 Komputer 2005

32 Kursi Putar 2005

33 Brankas 2006

34 Kursi kerja 2007

35 Kursi kerja 2007

36 Kursi kerja 2007

37 Meja kerja 2007

38 Meja kerja 2007

39 Meja kerja 2007

40 Komputer notebook Dialogue Type V33 2007

41 Komputer notebook Toshiba Razio R315 2007

42 Komputer/PC Intel Core 2 Duo

(GC-965) Plus 2007

43 Komputer/PC 2007

44 Almari 2007

45 Almari 2007

46 Mesin hitung Secure LD 60A 2007

47 Mesin tik Olimpia 2007

48 AC Split Panasonic 2008

49 Komputer

Mainframe/Server Server WEB 2008

50 Komputer

Mainframe/Server Server WEB 2008

51 Komputer

Mainframe/Server Data Base 2008

52 Komputer/PC Intel Core 2 Duo, 2,4

Ghz 2008

(26)

54 Komputer/PC Intel Core 2,4 LGA 2008

68 Mesin Fotocopy Optional GDI Printer

functionality 2009

69 Almari Lemari Arsip 2009

70 Almari Teleconferance 2009

71 AC Panasonic 2009

73 Notebook Acer Type Aspire

4730Z/4330 2009

Crimping, LAN Tester 2009

77 Printer Canon Pixma IP 1980 2009

78 Peralatan Jaringan

Komputer Alat Mobile Internet 2009

79 Notebook Toshiba NB200, Intel

Atom 1,66 GHz 2009

80 Notebook Asus Eee-pc Prosessor

(27)

81 Peralatan Jaringan

Komputer Radio wireless, antena 2009

82 Peralatan Jaringan

Komputer Tiang Internet 2009

83 Meja Kerja Batu Marmer 2009

84 Meja Kerja Meja Kerja Direksi

Sailen B 2009

85 Kursi Kerja Direksi Trojan 2009

86 Gorden Merk Vertical Blinds 2009

87 AC Panasonic 2010

88 AC LG 2010

89 Almari Lemari arsip 2010

90 Almari Lemari gantung/arsip 2010

91 AC Panasonic 2010

Komp. Jaringan Simda 2010

95 Printer Canon Pixma 1980 2010

96 Hardisk external WD pasport 2010

97 Peralatan Jaringan

Komputer Tower Radiotik 2010

98 Peralatan Jaringan

102 UPS/Stabilizer Prolink 700 2010

103 Ethernet Card Crimping tool 2010

104 Mouse, Flasdisk,

Hardisk 2010

105 Meja Kerja Olimpic 2010

106 Kursi Kerja Olympic 2010

107 Kursi Kerja Hidrolic dan Olympic 2010

108 Meja Kerja Olympic 2010

109 Meja Operator 2010

110 Rak Server 2010

111 Meja Kerja 2010

112 Kursi Kerja Hydrolic (merk tiger,

type T100 H CT-88) 2010

(28)

114 Kelengkapan

Komputer Toshiba 2011

115 Meja kerja 1/2 Biro 2011

116 Kursi kerja Guandra 2011

117 Kelengkapan

Komputer HP 2011

Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013

C.. Sumber Daya Finansial

Faktor yang dominan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi adalah

adanya dukungan sumber daya finansial untuk melakukan kegiatan

operasional baik kegiatan rutin maupun pembangunan. Dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, BLHRD Provinsi Gorontalo

menggunakan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD). Dimasa yang akan datang diharapkan pelaksanaan

kegiatan bersumber dari dana APBD, APBN, Pinjaman dan Hibah

Luar Negeri, kerjasama antar instansi, pihak swasta dan

sumber-sumber lainnya yang sah. Gambaran alokasi anggaran BLHRD sejak

tahun 2009-2012, adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Gambaran Anggaran BLHRD tahun 2009-2012

No Tahun Jumlah Anggaran

APBD APBN

1 2009 7.198.928.200 500.000.000

2 2010 8.283.621.649 500.000.000

3 2011 7.893.047.720 500.000.000

4 2012 10.100.461.628 2.061.955.000

5 2013 10.100.461.628 2.953.650.000

Sumber : Bagian Keuangan BLHRD, 2013

(29)

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Informasi Provinsi

Gorontalo sejak tahun 2004-2013 telah melaksanakan beberapa

kajian dibidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan dan

kelautan, pendidikan dan kesehatan; ekonomi, sosial dan budaya

maupun dibidang lingkungan hidup. Kajian yang telah dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

Hasil Kajian Tahun 2004

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

(30)

Kabupaten Gorontalo dan

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Kajian Pengembangan 3 Kajian tentang Tarif

Rasional Pelayanan

5 Kajian Perencanaan dan Pengembangan Panti

(31)

Pembenihan Udang dan berada di Provinsi Gorontalo

6 Kajian Evaluasi DAS di Provinsi Gorontalo

Untuk mengkaji dan

mengevaluasi Daerah Aliran sungai yang berada di Provinsi Gorontalo dan peningkatan kualitas daerah aliran sungai 7 Penelitian Potensi Sumber

Daya Perikanan Laut dan

9 Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di

(32)

1 Optimalisasi Kebutuhan

2 Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di

kesesuaian lahan per desa dan menghasilkan data serta peta 3 Efektivitas dan Efisiensi

Pompa Air Energi Surya di Pertanaman Jagung

Untuk menghasilkan model pemanfaatan Energi Surya pada areal pertanian jagung 4 Dampak agropolitan jagung

(33)

6 Studi Fishing Capacity 7 Evaluasi Policy Coherence

Provinsi Gorontalo Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Peningkatan Kapasitas

Pimpinan dan Anggota DPRD

Untuk mengetahui tingkat 3 Kajian tentang akar

(34)

kemiskinan dan

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Kajian Peranan (Partisipasi) Masyarakat Dalam BBM dari fosil yang digantikan dengan bahan bakar nabati, dan terciptanya bahan bakar yang ramah lingkungan dan lebih bias diuraikan

disbanding minyak bumi. 3 Kajian Kawasan Pemetaan

Budidaya Rumput Laut

(35)

area budidaya; Kecepatan arus di Kawasan Budidaya; Kadar garam (salinitas)

perairan, Kedalaman perairan, dan Kecerahan Air.

4 Penelitian dan Pemanfaatan Jagung Komposit dan TTG

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

(36)

3 Dampak Implementasi

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Analisis Potensi Sumber Daerah dan Penyusunan Model Spasio-Ekologis Terhadap Problem Daerah

Untuk mengkaji potensi

sumberdaya alam yang ada di Provinsi Gorontalo untuk lebih

(37)

pemilihan kepala daerah secara langsung.

5 Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Pengembangan Desa

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Pengembangan Desa Mandiri Energi di Kabupaten Bone Bolango

Untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi listrik

2 Strategi pengembangan Model Implementasi Pendidikan

(38)

• Menganalisa potensi, kendala,

Peluang dan tantangan dalam membangun peternakan di Provinsi Gorontalo.

• Menentukan arah, sasaran dan

target serta strategi

pelaksanaan pembangunan peternakan.

• Menyelaraskan program Pusat

dengan Daerah. guna oleh UMKM yang berada di wilayah Kabupaten gorontalo guna pada UMKM yang berada di Kabupaten gorontalo.

(39)

 Terwujudnya kelembagaan desa

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian

1 Studi persepsi masyarakat tentang kinerja Pemerintah

2 Model rehabilitasi lahan dalam rangka manajemen lahan analisis aspek biofisik lahan dan kondisi sosial ekonomi

Tabel 2.3.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan BLHRD Provinsi Gorontalo Tahun

2007-2011 (dapat dilihat dilampiran 1)

Tabel 2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLHRD Provinsi

(40)

2.4 Tantangan dan Peluang Pelayanan OTK

A. Analisis Lingkungan Internal

1. Analisis Kekuatan (Strength)

Kekuatan BLHRD Provinsi Gorontalo adalah:  Visi dan Misi yang jelas

 Sturuktur Organisasi yang jelas

 Tersedianya OTK yang menangani Pengelolaan Lingkungan Hidup

 SDM yang memadai dari segi jumlah dan latar belakang pendidikannya

 Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota

 Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kab./Kota.

 Political Will Pemerintah 2. Analisis Kelemahan (Weakness)

Kelemahan – kelemahan yang ada di BLHRD, antara lain:

 Masih kurangnya tenaga PPNS dan PPLHD sebagai instrumen pengawasan terhadap pelaku pencemaran.

 Belum tersedianya laboratorium lingkungan sebagai alat pemantauan kualitas lingkungan.

 Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLHRD Masih kurang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas;

 Manajemen anggaran yang tidak tepat guna dalam rangka peningkatan SDM;

 Masih kurangnya tingkat koordinasi antar bidang/bagian  Padatnya volume pekerjaan;

 Beban kerja yang tidak seimbang;  Jumlah peneliti belum memadai

(41)

 Standar pelayanan minimal bidang riset belum tersedia B. Analisis Lingkungan Internal

1. Analisis Peluang (Opportunities)

Berdasarkan analisa eksternal yang dilakukan, maka

peluang-peluang yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut:

 Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota

 Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kab./Kota.

 Adanya motivasi, keyakinan dan komitmen yang terus tumbuh berkembang dari aparatur pengelola lingkungan hidup untuk

meningkatkan kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan yang lebih mengedepankan aspek

dan penyelamatan fungsi lingkungan hidup

 Adanya sektor perbankan yang dapat mendukung program pengendalian pencemaran lingkungan seperti adanya bunga

lunak dan pembebasan biaya bea cukai untuk import peralatan

pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran

kredit terhadap industri yang tidak ramah lingkungan

 Tersedinya akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi pencemaran

lingkungan

 Adanya tuntutan global terhadap pelaku usaha untuk

menerapkan teknologi ramah lingkungan

 Adanya dukungan kerjasama baik dari institusi Akademisi, LSM pemerhati lingkungan maupun dari negara-negara maju

pemerhati lingkungan berupa studi dan transfer ilmu dan

teknologi mengenai usaha pengelolaan lingkungan hidup yang

lebih baik

(42)

pendanaan Dana dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Dana

Alokasi Khusus dari kementerian Lingkungan Hidup

 Terlaksananya revitalisasi kepengurusan Dewan Riset Daerah di Provinsi Gorontalo

 Tersedianya agenda riset daerah 2010-2025 yang akan menjadi arahan dalam pelaksanaan penelitian di Provinsi Gorontalo  Kebutuhan hasil-hasil penelitian untuk menunjang program

unggulan Pemerintah Provinsi

2. Analisis Ancaman (Threat)

Munculnya peluang di berbagai sektor akan menjadi suatu

tantangan bagi BLHRD Provinsi Gorontalo. Tantangan yang harus

dijawab adalah sebagai berikut:

 Kesadaran lingkungan dari masyarakat  Political will dari pemerintah Kab/Kota

 Keselarasan kebijakan lingkungan antar Kab/Kota dan Provinsi maupun antar OTK belum selaras

 Laju kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pencegahan, pemulihan dan

pengelolaan lingkungan yang dilakukan.

 Adanya pola pemikiran (mindset) dari sebagian masyarakat baik dari kalangan industri maupun masyarakat umum untuk tetap

menghalalkan segala cara serta mengabaikan aturan

pengelolaan lingkungan hidup karena alasan desakan atau

motif keuntungan ekonomi yang lebih besar

 Kurangnya kesadaran masyarakat akan kewajibannya untuk menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup

 Jumlah penduduk yang semakin meningkat memicu

peningkatan pencemaran dari sumber domestik dan emisi

kendaraan bermotor

(43)
(44)
(45)

3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

OTK

Beberapa permasalahan yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan

Lingkungan Hidup dan Riset Dearah Provinsi Gorontalo adalah, sebagai

berikut:

1. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi antara pemerintah

provinsi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah

Kabupaten/Kota dalam pengkajian dan penataan lingkungan,

pengembangan sistem informasi lingkungan, pengendalian dan

(46)

2. Pelaksanaan pengawasan pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan belum maksimal karena masih kurangnya tenaga PPNS,

Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) dan belum

laboratorium lingkungan

3. Belum optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Lingkungan

(SIL), pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan;

4. Belum optimalnya diseminasi hasil-hasil penelitian di Provinsi

Gorontalo

5. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas

aparatur, dan masyarakat dalam pengkajian dan penataan

lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan,

pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian

didaerah

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah Terpilih

A.. Visi Kepala Daerah

Visi Pemerintah Provinsi Gorontalo adalah “Terwujudnya Percepatan

Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi

Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”

B.. Misi Kepala Daerah

Untuk pencapaian visi pembangunan tersebut ditetapkan Misi

Pembangunan Gorontalo 2012-2017 yaitu:

1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi

potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan

pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus

mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi

secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui

pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kualitas

(47)

3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya

Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan, Danau Limboto dan

potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi

serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat.

4. Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama

yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman

budaya serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender

dalam Pembangunan.

5. Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi

daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan public,

menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata

pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.

Untuk tercapainya visi dan misi di atas, maka ditetapkan 10 Arah

Pembangunan Provinsi Gorontalo 2012 – 2017, yaitu:

1. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokasl

dimasing-masing wilayah

2. Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Kredit

Usaha Rakyat

3. Meningkatkan laju serta kualitas iklim investasi

4. Meningkatkan kualitas Sumebr Daya Manusia

5. Penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan Gratis

6. Percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan dan

penunjang sektor produksi pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan kelautan dan pariwisata

7. Meningkatkan integrasi manajemen pengelolaan lingkungan,

khususnya tata kelola potensi sumber daya Kelautan, Hutan,

Tanah, Air, dan Danau Limboto secara lebih baik

8. Meningkatkan nilai-nilai pemberdayaan Perempuan dan

(48)

9. Mengembangkan nilai-nilai religi serta keragaman agama dan

budaya

10. Meningkatkan kualitas manajemen tata pemerintahan yang

baik terhadap kualitas pelayanan publik

Berdasarkan visi, misi dan arah kebijakan kepala daerah dan wakil

kepala daerah, maka Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi

Informasi Provinsi Gorontalo akan mendukung pencapaian dalam hal

sebagai berikut:

1. Melakukan pengembangan manajemen pengelolaan potensi sumber

daya Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan melalui kegiatan

penelitian

2. Mengkoordinasikan kegiatan pelestarian Danau Limboto antara

pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat, Pemerintah

Kabupaten Gorontalo, Pemerintah Kota Gorontalo maupun dengan

masyarakat

3. Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir

Danau Limboto dalam pelestarian Danau Limboto, seperti

pemanfaatan eceng gondok menjadi kerajinan tangan, pupuk kompos

maupun biogas

4. Meningkatkan upaya-upaya pengendalian pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo

5. Mengkoordinasikan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup di antara pemerintah pusat, pemerintah Provinsi,

pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat.

6. Meningkatkan kualitas manajemen tata pemerintahan yang baik

terhadap kualitas pelayanan publik melalui kegiatan penelitian dan

berbasis teknologi informasi

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra OTK Kabupaten/Kota

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Negara Lingkungan Hidup

seiring dengan dengan tujuan yang dicapai Badan Lingkungan Hidup dan

(49)

fokus pada upaya pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan

sistem informasi lingkungan, pengendalian dan konservasi SDA dan

pengembangan penelitian didaerah. Dan juga penyusunan renstra

tersebut mengakomodir usulan program dan kegiatan yang tidak

terakomodir dalam renstra Kabupaten/Kota berdasarkan kewenangan.

Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam menunjang

pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan

Hidup dan Kementerian Riset dan Teknologi dan kabupaten/Kota adalah:

 Masih kurangnya tenaga PPNS dan PPLHD sebagai instrumen

pengawasan terhadap pelaku pencemaran.

 Belum tersedianya laboratorium lingkungan sebagai alat pemantauan kualitas lingkungan.

 Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLHRD Masih kurang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas;

 Manajemen anggaran yang tidak tepat guna dalam rangka

peningkatan SDM;

Beberapa Pendorong yang akan akan menunjang pencapaian Indikator

Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian

Riset dan Teknologi dan Kabupaten/Kota adalah:

 Visi dan Misi serta Sturuktur Organisasi yang jelas

 Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo akan mendapatkan anggaran yang semakin meningkat melalui

pendanaan Dana dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Dana

Alokasi Khusus dari kementerian Lingkungan Hidup

 Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota

 Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan,

pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian

didaerah baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun

(50)

 Adanya motivasi, keyakinan dan komitmen yang terus tumbuh berkembang dari aparatur pengelola lingkungan hidup untuk

meningkatkan kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan yang lebih mengedepankan aspek dan

penyelamatan fungsi lingkungan hidup

 Adanya sektor perbankan yang dapat mendukung program

pengendalian pencemaran lingkungan seperti adanya bunga lunak

dan pembebasan biaya bea cukai untuk import peralatan

pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran kredit

terhadap industri yang tidak ramah lingkungan

 Tersedinya akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi pencemaran lingkungan  Adanya tuntutan global terhadap pelaku usaha untuk menerapkan

teknologi ramah lingkungan

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

akan menjadi pedoman atau arahan dan pertimbangan utama dalam

pemberian ijin lingkungan maupun pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan/usaha yang dilakukan di Provinsi Gorontalo.

Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan program

dan kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo terkait dengan RTRW dan KLHS,

adalah sebagai berikut:

 Akan berhadapan dengan kemungkinan akan terjadinya perubahan kualitas lingkungan khususnya kejadian banjir akibat kegiatan

Pertambangan yang sebelumnya berada dalam wilayah Taman

Nasional dan Hutan Lindung yang telah diakomodir dalam RTRW

Provinsi Gorontalo

 Diperlukan upaya-upaya yang berkelanjutan dalam mengantisipasi persoalan lingkungan akibat suatu kegiatan khususnya kegiatan

(51)

Beberapa faktor pendorong dalam menunjang pelaksanaan program dan

kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo terkait dengan RTRW dan KLHS,

adalah sebagai berikut:

 Pelaksanaan kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo akan tertata dengan baik dan berwawasan lingkungan

 Terjadinya minimalisasi dampak akibat suatu kegiatan karena akan bersesuaian dengan RTRW dan KLHS

 RTRW dan KLHS akan menjadi kontorol, pedoman atau arahan dan pertimbangan utama dalam pemberian ijin lingkungan maupun

pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan/usaha yang dilakukan di

Provinsi Gorontalo

3.5 Penentuan isu-isu strategis

A. Lingkungan Hidup

1. Kerusakan Danau Limboto

Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan

pendangkalan danau. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau

Limboto 30 meter dengan

luas areal 7.000 Ha, pada

tahun 1961 rata-rata

kedalaman Danau

Limboto berkurang

menjadi 10 meter dan

luas areal menjadi 4.250

Ha. Pada tahun

1990-2011 kedalaman Danau

Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha.

Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat

(52)

2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto

Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau

juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini

kualitas air Danau Limboto

mengalami penurunan

akibat limbah domestik,

aktivitas budidaya yang

dilakukan di dalam danau,

dan sedimentasi danau

akibat erosi di daerah hulu

sungai. Monitoring kualitas

air danau menunjukkan

beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang

melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan

oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l,

dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total

fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu

tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat

pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh

meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari

luasan danau.

3. Pencemaran Air Sungai

Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo rendah. Hasil

pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BLHRD

bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta

Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun

2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang

batas yang dipersyaratkan, seperti:

 Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran nilai

(53)

(CEMAR BERAT) dan di bagian hilir kisaran nilai skor – 71

(CEMAR BERAT). Di bagian hulu terdapat tiga parameter yang

menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform

dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi

polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform,

sedangkan di bagian hilir terdapat empat parameter yang menjadi

polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan

E.Coli.

 Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar

SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG,

dan Sungai Biongan masih tergolong cemar RINGAN

Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan

menurun kualitasnya akan meningkat 75%.

4. Penurunan Kualitas Udara

Berdasarkan hasil

pemantauan kualitas

udara di Provinsi

Gorontalo pada tahun

2007-2011

menunjukkan bahwa

kualitas udara di

Provinsi Gorontalo pada

umumnya masih dalam

kategori baik, namun

mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa

lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota

Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut

disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat

maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila

(54)

udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku

mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang

diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian

pencemaran udara. Salah satu kegiatan pengendalian pencemaran

udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara

tersebut.

5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang

Salah satu potensi pesisir di Provinsi

Gorontalo adalah terumbu karang dan

hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini

diperkirakan telah berada dalam ambang

kerusakan. Tingkat kerusakan

diperkirakan rata-rata mencapai 40-65%.

Apabila tidak dilakukan tindakan

konservasi secepatnya, maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan

semakin meluas hingga mencapai 60-75 %.

6. Kerusakan DAS dan Banjir

Kejadian banjir di Provinsi

Gorontalo terjadi hampir setiap

tahun dan mengakibatkan

kerusakan dan kerugian

terhadap infrastruktur, seperti

jalan, jembatan, sekolah,dan

lain-lain. Jumlah kerugian

akibat banjir di Provinsi

Gorontalo, apabila di lakukan penanganan maka di proyeksikan

untuk 5 tahun ke depan kerugian tersebut akan semakin meningkat

(55)

7. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI)

Kegiatan pertambangan

sangat potensial

menimbulkan degradasi

lingkungan hidup jika

tidak dilakukan secara

hati-hati. Kegiatan

pertambangan emas di

Provinsi Gorontalo

tersebar di beberapa

wilayah yaitu Wilayah

Marisa Kabupaten

Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan

wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai

Kabupaten Bone Bolango, wilayah Suwawa Kabupaten Bone Bolango,

dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang

terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam

berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai

tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya

akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan

BLHRD tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa

Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam

berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai

Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar

Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar

penambangan pasolo) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002

– 0,016038 mg/l dan 104,2172 – 927,2519 mg/l, sedang konsentrasi

Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar

penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara

(56)

8. Tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan

Lingkungan

Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan

masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011

menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam

pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat

berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti

perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan

pencemaran tanah.

9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City)

Perkembangan penduduk

yang pesat terutama

karena urbanisasi telah

menimbulkan masalah

meningkatnya jumlah

sampah yang dihasilkan

dan menyempitnya Ruang

Terbuka Hijau (RTH) akibat

pesatnya pembangunan

perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah

kendaraan bermotor yang pesat, meningkatkan resiko polusi udara.

Pemerintah Pusat melaksanakan Program Adipura dalam upaya

peningkatan kebersihan dan kehijauan kota. Masalah-masalah yang

dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah:

 Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683

m3/hari, sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 383 m3/hari

atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana

pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang

(57)

 Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten dalam pengelolaan lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan

kehijauan kota yang tercermin dari kesiapan institusi lingkungan

hidup dan dana yang dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan

hidup.

 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 10. Partisipasi Masyarakat

Hasil penelitian terdapat partisipasi masyarakat terhadap kelestarian

lingkungan hidup

menunjukkan hal-hal

sebagai berikut:

 Pemahaman dan

wawasan masyarakat

pedesaan, pesisir laut,

dan perkotaan terhadap

pengelolaan lingkungan

perumahan dan

sekitarnya cukup baik. Namun demikian, penggunaan zat sintetis

yang berpotensi untuk pencemaran lingkungan sebagian besar

masyarakat beranggapan tidak berbahaya. Sekitar 39%

masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar,

31% masyarakat pesisir buang air besar di pantai dan 19 %

masyarakat pesisir buang air di sungai.

 Hampir 40% laki-laki dan 48% perempuan di pedesaan menyadari akan bahaya penggunaan pestisida terhadap lingkungan.

 Sebagian besar masyarakat pedesaan (40%) belum menyadari bahaya erosi dan banjir jika berkebun di lahan miring tanpa teras.  Lebih dari 25% responden menyatakan setuju untuk membuka

(58)

 Sekitar 30% masyarakat laki-laki dan perempuan menyatakan setuju pemanfaatan kayu hutan untuk pembangunan rumah dan

diperdagangkan.

 Sebagian besar responden laki-laki (57.4%) dan perempuan (78.1%) menyatakan setuju memanfaatkan kayu mangrove untuk

kepentingan ekonomi (tambak dan kayu bakar).

 Keterlibatan masyarakat pesisir laut dalam memanfaatkan terumbu karang untuk hiasan, pondasi rumah dan kepentingan

lainnya cukup tinggi. Sebanyak 78.6% laki-laki dan 53.3%

perempuan terlibat dalam pengambilan terumbu karang.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup baru berkisar 25-30%,

dan apabila tidak dilakukan upaya peningkatan partisipasi

masyarakat maka diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan partisipasi

masyarakat tidak akan meningkat secara signifikan.

11. Nilai tambah produk pertanian, perikanan, perkebunan dan

peternakan rendah

Potensi perikanan di Provinsi Gorontalo relatif besar yaitu potensi

perikanan darat, payau dan perikanan laut. Potensi perikanan

Gorontalo berada di Perairan Teluk Tomini dan Laut Sulawesi. Potensi

perikanan di Teluk Tomini sebesar 595.620 ton dan yang

dimanfaatkan 33.2 %, sedangkan di Laut Sulawesi sebesar 630.470

ton tetapi yang dimanfaatkan sebesar 37.6 %.

B. Bidang Riset

Di Provinsi Gorontalo program pembangunan penelitian di sesuaikan

dengan program unggulan pemerintah daerah yakni (1) pertanian dan

ketahanan pangan; (2). perikanan dan kelautan ; (3). pendidikan dan

kesehatan; (4) ekonomi, social dan budaya dan (5). tata ruang,

(59)

1. Pertanian dan Ketahanan Pangan

Pembangunan Iptek ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, sesuai

selera, dan keyakinannya melalui peningkatan produktivitas, kualitas,

dan efisiensi produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan secara

berkelanjutan, pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan.

Prioritas utama adalah untuk mendukung terwujudnya kemandirian

ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan

kemitraan antar-kelembagaan. Komoditas pangan yang menjadi

prioritas diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan

pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kerangka kebijakan Iptek

ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan daya dukung teknologi

untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat kapasitas

kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang

handal dalam pengelolaan pangan.

2. Perikanan dan Kelautan

Pembangunan iptek perikanan dan kelautan diarahkan untuk

mendukung kebijakan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil,

memperkuat kelembagaan dan jaringan, dan mendorong iklim yang

kondusif untuk inovasi berbasis sumberdaya pesisir dan laut. Kerangka

kebijakan mencakup pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan

yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis, sesuai sumberdaya lokal,

dan berwawasan masa depan.

3. Pendidikan

Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi

terhadap masing-masing daerah untuk mengembangkan pendidikan

sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, akan terdapat

variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada

masing-masing daerah. Pengembangan produk berkualitas yang kompetitif

diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang keahliannya

(60)

Pergeseran nilai paradigma pendidikan sebagai sebuah investasi

terjadi. Banyak lulusan SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang tidak

melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan berikutnya sehingga lebih

banyak menciptakan pengangguran. Demikian pula lulusan perguruan

tinggi yang ada, belum mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

Banyak anak DO yang tidak memiliki keterampilan. Dengan demikian

untuk menciptakan SDM berkualitas yang memiliki keahlian sesuai

potensi daerah tempat anak tersebut bermukim, diperlukan konsep dan

paradigma pendidikan yang baik

4. Kesehatan

Permasalahan utama dibidang kesehatan adalah masih tingginya angka

kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, serta tingginya proporsi

balita yang menderita gizi kurang; masih tingginya angka kematian

akibat penyakit menular serta kecenderungan semakin meningkatnya

penyakit tidak menular; kesenjangan kualitas kesehatan dan akses

terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah/daerah,

gender, dan antar kelompok status sosial ekonomi; belum memadainya

jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; serta

terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan dan belum optimalnya

alokasi pembiayaan kesehatan. Dengan demikian untuk menciptakan

masyarakat yang sehat dan berkualitas, maka diperlukan konsep dan

paradigma kesehatan yang baik

5. Ekonomi, sosial dan Buadaya

Pengembangan pembangunan iptek ekonomi, sosial dan budaya

mengarah pada peningkatan kemampuan Iptek menjawab

masalah-masalah pengembangan suatu wilayah dan sosial-ekonomi-budaya

masyarakat dan juga untuk meningkatkan kemampuan sarana dan

prasarana dalam menunjang aktifitas eknomi dan sosial. Prioritas

utama adalah untuk riset pengembangan ekonomi, social dan budaya

adalah peningkatan penggunaan komponen lokal, dan efisiensi pada

(61)

6. Tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup

Pengembangan Tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tata ruang, menjaga

kelangsungan lingkungan hidup dan mempertajam prioritas penelitian,

pengembangan, dan rekayasa Iptek yang diprioritaskan pada

pencapaian kestabilan masing-masing ekosistem yang menopang

kehidupan untuk mewujudkan kemandirian dalam penyediaan

(62)

Gambar

Gambar 1:  Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo
Tabel 2.  Jumlah Aparatur di BLHRD menurut tingkat          pendidikan
Tabel 4. Alat-alat angkutan
Tabel 5. Alat Pertanian dan Perikanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakhadiran saudara dalam pembuktian kualifikasi dapat menggugurkan keikutsertaan dalam proses selesksi sederhana pekerjaan tersebut.. Demikian undangan ini disampaikan

mapping), whih maps the state spae into some nite dimensional Eulidian.. spae, assigning states to data derived from the output tra jetories

Hal yang kurang jelas t erhadap inform asi RUP ini dapat dit anyakan langsung ke kant or PTKI. Pendidikan Teknologi Kim ia Indust ri M edan Kuasa

Tabel 67D : Pola penyakit penderita rawat inap di Rumah Sakit umur 5 – 44 tahun Kota Depok.

[r]

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap data kualifikasi yang masuk pada paket Pekerjaan Rehabilitasi Pasar Ikan Tanjungpandan (Lelang Ulang), dengan ini Kami

Di era globalisasi ini, segela aktifitas kita tidak terlepas dari yang namanya teknologi komunikasi dan informasi. Baik disaat kuliah ataupun bekerja. Dengan kemajuan ilmu

Positioning the ultrasonic unit and the multimeter behind the reflector screen at some distance from the measurement area is recommended.. In addition, the person carrying out