• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA SATE DAN TONGSENG B1,B2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA SATE DAN TONGSENG B1,B2"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA

SATE DAN TONGSENG B1,B2

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh: Antonius Nugroho

NIM: 082214055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA

SATE DAN TONGSENG B1,B2

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh: Antonius Nugroho

NIM: 082214055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv   

Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada:

Ayahku, Fransiskus Xaverius Supardji

Ibuku, Tatiana Supeni S.pd

Adiku, Patricia Petty Bestari

(6)

v   

Motto:

“Manusia hanya dapat

(7)
(8)

vii 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA SATE DAN TONGSENG B1,B2 yang diajukan untuk diuji pada tanggal, 4 November 2013 adalah benar-benar karya saya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/pendapat/pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan/pendapat/pemikiran dari penulis lain tersebut seolah-olah sebagai gagasan/pendapat/pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/pendapat/pikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik karya tulis yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.

Yogyakarta, 23 Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

(9)

viii   

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir Laporan Pengembangan Usaha ini. Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini saya banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma,

2. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,

4. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku pembimbing Tugas Akhir Pengembangan Usaha yang telah mau berbaik hati meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu menyelesaikan dan menemukan berbagai solusi dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.

6. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah membimbing dan mendidik saya selama ini serta membantu penyelesaian tugas akhir ini.

7. Semua karyawan administratif Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

8. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini.

9. Ayahku F.X. Supardji dan ibuku Tatiana Supeni S.pd yang telah mendoakan dan membiayai demi kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(10)
(11)

x   

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN RINGKASAN EKSEKUTIF ... xvi

HALAMAN EXECUTIVE SUMMARY ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Mengenal Sate dan Tongseng ... 2

2. Latar Belakang Usaha ... 4

BAB II RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) ... 6

1. Deskripsi Usaha ... 6

1.1. Latar Belakang Pendirian Usaha ... 6

1.2. Informasi Bisnis Utama Usaha... 6

1.3. Informasi Tentang Pemilik Usaha ... 6

1.4. Lokasi Usaha ... 7

1.5. Bentuk Kepemilikan Usaha ... 7

1.6. Bagan Organisasi ... 8

2. Analisis Pasar ... 8

2.1. Analisis Kondisi Pasar ... 8

2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 12

3. Analisis Industri dan Persaingan ... 14

3.1. Persaingan Usaha ... 14

3.2. Posisi Usaha ... 14

4. Rencana Program Pemasaran ... 16

(12)

xi   

4.2. 4P (Product, Place, Promotion, Price) ... 17

4.3. Rencana Program Pemasaran Bulan Nevember 2013 – Maret 2014 18 5. Rencana Program Operasi ... 18

5.1. Kondisi Aktual Program Operasi ... 18

5.2. Keterampilan dan Teknologi ... 20

5.3. Keputusan Dalam Hal Kualitas Produk ... 20

5.4. Rencana Program Operasi Bulan November 2013 – Maret 2014 ... 21

6. Rencana Program Sumber Daya Manusia ... 22

6.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia ... 22

6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan November 2013 – Maret 2014 ... 22

7. Rencana Program Keuangan ... 23

7.1. Kondisi Aktual Program Keuangan ... 23

7.2. Perkiraan Pendapatan dan Penjualan ... 24

7.3. Rencana Program Keuangan November 2013 – Maret 2014... 28

7.4. Rencana Kebutuhan Bulan Maret 2013 – 2013 ... 28

BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN .. 30

BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ... 35

1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 35

1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Sate dan Tongseng B1,B2 ... 35

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 36

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 36

1.4. Produk yang Ditawarkan ... 39

1.5. Tahap Awal Usaha ... 39

1.6. Proses Berjalannya Usaha ... 41

1.7. Proses Penjualan ... 42

2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa Pengembangan Usaha ... 44

3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ... 46

3.1. Proses ... 46

3.2. Hasil ... 47

BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ... 48

1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 48

1.1. Kondisi Pasar Usaha Penjualan Masakan B1,B2 ... 48

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 48

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 49

(13)

xii   

1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan... 50

2. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 52

2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Usaha ... 52

3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ... 52

3.1. Program Pemasaran ... 52

3.2. Program Operasi ... 52

3.3. Program Sumber Daya Manusia ... 53

3.4. Program Keuangan ... 53

4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 54

4.1. Hambatan yang Terjadi Selama Masa Pengembangan Usaha ... 54

4.2. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan ... 54

5. Refleksi ... 54

5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha... 54

5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses Pengembangan Usaha ... 55

5.3. Makna yang Dapat Dipetik Selama Masa Pengembangan Usaha Bagi Pengembangan Diri ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(14)

xiii   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1. Rincian Modal Awal ... 24

Tabel II.2. Perkiraan Penjualan Perbulan (Tongseng B1) ... 24

Tabel II.3. Perkiraan Penjualan Perbulan (Sate B2) ... 25

Tabel II.4. Perkiraan Penjualan Perbulan (Tongseng B2) ... 25

Tabel II.5. Perhitungan Laba Tongseng B1+B2/bungkus ... 26

Tabel II.6. Perhitungan laba Sate B2/bungkus... 27

Tabel II.7. Perkiraan Laporan Laba Rugi Pada Bulan Maret 2014 ... 27

Tabel III.1. Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Sate dan Tongseng B1,B2 ... 31

Tabel IV.1. Hasil Penjualan Kotor Tongseng dan Sate B1,B2 Yang terhitung Sejak November 2013... 44

(15)

xiv   

Halaman

Gambar IV.1. Menusukan Daging B2 Setelah Diungkep ... 40

Gambar IV.2. Proses Pembakaran ... 40

Gambar IV.3. Sate B2 Pada Saat Dibakar Dan Sebelum Dibakar ... 41

(16)

xv   

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(17)

xvi 

Usaha penjualan Sate dan Tongseng B1/B2 adalah sebuah bisnis makanan yang berlokasi di Dusun Ngaranan Desa Sendangrejo, Minggir Sleman, Yogyakarta. Usaha ini dijalankan dengan tujuan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dari perkuliahan ke dunia bisnis yang sebenarnya, agar bisnis ini menghasilkan laba.

4 program untuk mencapai tujuan pengembangan usaha ini adalah program operasi: (Menyiapkan semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dan belajar cara mengolah daging). Sedangkan dalam program sumber daya manusia: (Melakukan kerjasama dengan tetangga untuk mengajarkan cara membuat tongseng dan cara memilih daging yang baik). Rencana program keuangan: (berisi kegiatan membuat pencatatan kas dengan rapi sehingga arus keluar masuknya dana jelas). Program pemasaran: (yang dilakukan adalah memasarkan masakan kepada teman kampus dan teman organisasi dan menyiapkan kemasan yang lebih baik sehingga konsumen tertarik untuk membelinya).

(18)

xvii   

Satay and Tongseng B1/B2

Antonius Nugroho Sanata Dharma University

Yogyakarta Excecutive Summary

Business of selling B1/B2satay and tongseng is a culinary business which locates at Dusun Ngaranan, Sendangrejo, Minggir Sleman, Yogyakarta. This business initiated to make a profit, through applying the management knowledge.

4 programs to achieve the goal of the development of this business are operation program (preparing all needed stuffs, learning how to process the meat, and many more). Human resources program (cooperation with neighbours in cooking tongseng and choosing the best meat. Finance program, (preparing an accounting reports), and marketing program (selling the product and preparing the packing).

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada masa-masa seperti ini banyak mahasiswa khususnya fakultas

ekonomi hanya mengharapkan kerja dengan memakai pakaian yang rapi dan

duduk diam selama 6-8 jam setiap harinya. Apakah mereka tidak sadar, bahwa

mereka yang bergelar SE seharunya bisa membuat lebih dari itu dan salah satunya

adalah berwirausaha. Oleh karena itu saya memutuskan bahwa untuk

membuktikan ilmu manajemen yang telah saya dapatkan selama ini saya akan

berwirausaha dengan usaha makanan sate dan tongseng B1 & B2.

Alasan saya untuk mrintis usaha Makanan ini karena selama masih ada

manusia usaha makanan tidak akan pernah sepi, apalagi bila memiliki kemasan

atau bentuk yang unik. Dari sana akhirnya saya mencoba untuk mengambil

peluang yang ada dan mencoba untuk membuka usaha jual sate dan tongseng B1

& B2.

Sebelum memasuki usaha tersebut, saya mendapatkan banyak rintangan

dan cobaan dan harus selalu berganti–ganti usaha mulai dari pengembangan hotel,

marketing di toko software dan hardware, bisnis kain flanel, budidaya jamur

tiram, dan konter pulsa. Namun, semua usaha tersebut gagal saya jalankan karena

saya kurang berani untuk mengambil keputusan. Namun, di usaha budidaya jamur

tiram kendala yang muncul berbeda dengan usaha-usaha yang lainnya. Dalam

budidaya jamur tiram saya memiliki dua orang rekan yang membantu saya.

(20)

dan teman saya dibohongi oleh rekan ketiga kami sehingga usaha tersebut gagal

dan tidak berjalan dengan baik.

Dari sana saya belajar untuk tidak sembarangan dalam memilih rekan

kerja lagi, hingga akhirnya saya memilih usaha makanan ini yang saya rintis

sendiri. Seperti yang saya utarakan di atas hal ini disebabkan karena saya melihat

banyaknya usaha makanan yang berkembang dikalangan mahasiswa dan

banyaknya peminat daging B1 dan B2 di kawasan kampus. Usaha yang saya

kembangkan ini termasuk usaha berskala kecil. Kenapa saya memilih usaha ini

karena saya melihat usaha ini sederhana dan dapat dikembangkan oleh mahasiswa

seperti saya. Apalagi saat ini saya tinggal di rumah sendiri dan tidak di kosan lagi.

Selain itu semua perlengkapan yang saya butuhkan untuk usaha ini sudah saya

miliki, sehingga saya hanya membeli beberapa saja sehingga untuk mahasiswa

seperti saya yang hanya dengan memiliki modal seadanya saya hanya membeli

beberapa barang saja; seperti daging, mika makan, sendok bebek, plastik, dsb.

1. Mengenal Sate dan Tongseng

Asal Mula Sate.

Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa

sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer

sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya

pendatang dari Arab ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan

populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan

(21)

Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang

terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan,

dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan

sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar

menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan

berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate).

Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di

negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura,

Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi

masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang

disebut yakitori.

Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi

dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa

dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi

resep sate yang kaya, lihat daftar sate.

Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal

kacang, atau yang lainnya. Untuk sate bebek Tambak menu

lengkapnya adalah sate, saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu

pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun. Lalu sate

dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan

(22)

Asal Mula Tongseng.

Tongseng adalah sejenis gulai dengan bumbu yang lebih "tajam".

Perbedaan yang lebih jelas adalah pada penggunaan dagingnya.

Tongseng dibuat dengan menggunakan daging yang masih melekat

pada tulang, terutama tulang iga dan tulang belakang. Tongseng pada

umumnya menggunakan daging kambing, meskipun ada pula tongseng

daging sapi dan kerbau. Sebagai tambahan, ke dalam kuah kental

dimasukkan sayuran seperti kol, bawang putih, tomat, dan kecap.

Bumbu merupakan oseng-oseng yang terdiri dari campuran garam,

bawang putih, kecap, dan lada. Biasanya tongseng dijual bersamaan

dengan sate kambing. Tongseng dianggap sebagai makanan khas

daerah Solo dan sekitarnya

2. Latar Belakang Pengembangan Usaha

Alasan saya memilih usaha ini karena :

a. Saya melihat ada peluang bisnis di Universitas Sanata Dharma,

khususnya kopma ataupun kantin, daging B2 lebih murah dari

pada yang dimulai pasar lain, dan sudah mendapat supplier

dengan harga yaitu Rp 45.000,00/Kg.

b. Peluang untuk mendapatkan laba dari usaha ini.

c. Media pembelajaran yang cukup baik bagi saya yang masih

tergolong baru untuk memasuki dunia bisnis atau

kewirausahaan.

(23)

e. Sambil belajar berwirausaha, sambil menulis dan bisa

(24)

6 BAB II

RENCANA USAHA ( BUSINESS PLAN )

1. Deskripsi usaha yang dikembangkan

1.1 Latar Belakang Pendirian Usaha

Tujuan pendirian usaha makanan B1 dan B2 ini karena saya

melihat adanya peluang yang dapat saya ambil. Selain itu, di Sanata

Dharma sendiri banyak sekali mahasiswa yang menggemari masakan

yang berbahan dasar daging B1 dan B2 tersebut, tetapi tidak ada yang

menjual baik itu di KOPMA maupun di UBSD..

1.2 Informasi Bisnis Utama Usaha

Seperti yang saya ceritakan diatas usaha ini adalah usaha

Makanan B1 dan B2, maka bisnis utama usaha ini adalah masakan

yang terbuat dari daging B1 dan B2. Saat ini saya telah memiliki stock

Daging B1 dan B2. Selain itu juga saya melayani pembeli yang

memesan untuk dihantarkan kerumah atau ke kos-kosannya.

1.3 Informasi tentang pemilik usaha

Usaha ini dimiliki dan dikelola oleh saya sendiri sebagai

penggagas ide dan pemilik dari usaha ini, selain itu saya juga dibantu

oleh ayah dan tetangga saya. Modal untuk usaha ini semua berasal

(25)

Lokasi produksi usaha yang saya dirikan saat ini bertempat di

desa ngaranan kelurahan sumber agung kecamatan minggir kabupaten

sleman yogyakarta yang juga tempat rumah saya saat ini. Alasan saya

tidak memilih lokasi lain adalah karena di dekat rumah saya sekarang

ini juga banyak peminat daging B1 dan B2. Alasan kedua kenapa saya

memilih tempat rumah saya sebagai tempat produksi usaha karena

saya belum memiliki modal yang cukup untuk membuka atau

menyewa sebuah ruko, atau toko. Dan saya menjual dagangan saya di

kampus.

1.5 Bentuk kepemilikan usaha

Usaha ini merupakan usaha perseorangan yang didirikan dan

dikelolah oleh satu orang saja, yang berperan sebagai pemilik,

manajer pemasaran, manajer operasional, manajer keuangan,

sedangkan manajemen sumber daya manusia saya dibantu oleh

tetangga saya yang bertindak sebagai pengolah bahan baku B1 yang

(26)

1.6 Bagan organisasi

2. ANALISIS PASAR

2.1 Analisis kondisi pasar

2.1.1 Pasar Aktual

Pasar aktual untuk bisnis makanan B1 dan B2 yang saya

geluti ini bisa dikatakan sangatlah banyak dan luas, tetapi

khususnya para penikmat daging B1 dan B2 itu sendiri di

kampus USD dan tidak menutup kemungkinan bagi khalayak

yang lebih luas. Untuk penjualan daging B1 di USD tidak

sebanyak penjualan daging B2, ini dikarenakan sedikitnya

penikmat daging B1 di USD dibandingkan penikmat daging B2.

(27)

menikmati dan senang terhadap daging tersebut, mereka semua

adalah pasar potensial karena mereka pasti akan membeli

makanan ini. Apalagi sekarang ini saya yang mendekati pasar

bukan pasar yang mendekati saya. Ini mempermudah saya untuk

menemukan pasar potensial karena melihat kesibukan mereka

yang padat dan hanya memiliki sedikit waktu untuk pergi dan

mencari orang yang menjual masakan ini. Selain itu pasar yang

telah ada saat ini masih kewalahan dalam memenuhi

permintaan, terutama pada daging B1. Saat ini target pasar saya

adalah teman-teman di kampus USD dan teman-teman di

organisasi yang saya ikuti terutama komunitas TKP.

2.1.3 Pengembangan Pasar

Karena usaha ini adalah usaha yang baru saya

kembangkan, maka sebelum itu saya harus melakukan

pengembangan pasar dengan cara meninjau pasar demografis

(demographic markets) yang dimulai dari USD. Di USD sendiri

potensi pasarnya sangat bagus karena banyak mahasiswa yang

menyukai masakan berbahan dasar daging B1 dan B2. Selain itu

saya juga memasarkan ke mahasiswa atmajaya dan potensi

pasarnya pun sangat bagus, terbukti banyak memesan kembali

(28)

2.1.4 Segmentasi Pasar

Sebelum benar-benar bisa menentukan pasar sasaran

diperlukan proses untuk mengklasifikasikan konsumen ke dalam

kelompok-kelompok yang memperlihatkan kebutuhan,

karakteristik, dan atau tingkah laku yang berbeda yang disebut

juga segmentasi pasar (Market Segmentation). Dari usaha

masakan B1 dan B2 ini dapat dilihat bahwa segmen pasarnya

terbagi atas 4 kelompok besar, yaitu: kelompok yang suka

tongseng B1, kelompok yang suka tongseng B2, kelompok yang

suka Sate B2 dan kelompok yang menyukai masakan B1 dan

B2. Setelah adanya pembagian 4 kelompok besar tersebut dibuat

lagi dua pembagian kelompok, yaitu kelompok yang menikmati

B1 saja, dan kelompok yang menikmati B1 dan B2. Selain itu

saya juga membedakan berdasarkan pendapatan uang saku

perbulan dari mahasiswa USD menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok yang memperoleh pendapatan Rp 500.000,00 s.d

Rp 1.000.000,00/bulan dan Rp 1.000.000,00 keatas/bulan.

Kelompok-kelompok ini harus saya bedakan karena

membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda untuk

masing-masing kelompok ketika saya akan melakukan promosi dan

(29)

Tiap pedagang atau penjual pasti memiliki pasar sasaran

yang akan dimasuki. Disini pasar sasaran saya untuk saat ini

adalah semua teman-teman saya baik itu yang ada di USD

tempat saya belajar sampai ke teman-teman organisasi dimana

saya bergabung salah satunya adalah komunitas TKP. Dengan

kata lain bisa dikatakan bahwa pasar sasaran utama saya adalah

kelompok yang menikmati sate dan tongseng B1 dan B2. Disana

saya melihat pasar sasaran yang sangat jelas karena hampir

semua teman-teman saya baik itu yang ada di USD maupun

yang ada di organisasi menyukai dan menikmati daging B1 dan

B2. Dari sini saya bisa membuat target selama satu minggu saya

harus bisa menjual 90 – 150 bungkus .

2.1.6 Prospek Pasar

Bisnis menjual makanan di kota Yogyakarta sendiri bisa

dibilang sangat cepat perkembangannya dan banyak sekali

variasinya ada yang memiliki nama yang unik dan ada juga yang

memiliki bentuk yang unik. Dari sini bisa dilihat bahwa bisnis

menjual makanan ini bisa membantu saya yang masih belajar ini

untuk menjadi sukses selama saya giat mencari pasar karena

(30)

usaha masakan B1 dan B2 sendiri masih jarang hasil ini sendiri

saya peroleh setelah saya melakukan survey kecil-kecilan.

2.2 Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran

2.2.1 Pola Perilaku Pasar Sasaran

a. Bisnis masakan B1 dan B2 ini sedikit berbeda

dengan bisnis-bisnis lainnya. Karena saat ini pasar yang

menginginkan daging B1 dan B2 banyak sehingga jelas

terlihat bahwa ini menjanjikan. Selama masyrakat masih

membutuhkan makan maka usaha makanan tidak akan

pernah berhenti.

b. Harga makanan yang dijual dipasaran memiliki

harga yang beraneka ragam. Hal ini terjadi karena

permintaan konsumen yang bisa berbeda-beda sesuai

dengan keinginan mereka masing-masing. Harga yang

biasa diterapkan dalam Usaha makanan ini berkisar

antara Rp 10.000,00 - Rp 12.000,00, ini dilihat dari

dimana tempat menjualnya, dan juga masakan apa yang

dipesan.

Pihak-Pihak yang Terlibat

a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator

(31)

telah memberi ide kepada saya, setelah saya membawa

contoh masakan ke kampus.

b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar

terhadap keputusan saya untuk masuk ke usaha ini

adalah teman dalam komunitas TKP dan

teman-teman lain yang berkumpul di KOPMA USD.

c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau

pengambil keputusan pada bisnis menjual masakan ini

adalah saya sendiri, setelah saya mendapat berbagai

masukan positif dan saya yakin.

d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli

pada bisnis menjual masakan ini adalah saya sendiri.

e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna

pada bisnis menjual masakan ini adalah saya sendiri.

f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator

bisnis menjual masakan ini adalah saya sebagai penjual,

teman-teman, dan para dosen sebagai konsumen.

(32)

3. Analisis Industri dan Pasar Persaingan

3.1 Persaingan Usaha

3.1.1 Pesaing Dari Usaha Sejenis

Untuk usaha sejenis, yaitu menjual masakan B1 dan B2

yang saya temui di daerah Yogyakarta sendiri ada 4 outlet yaitu

di daerah babarsari, terminal condong catur, daerah nologaten,

dan daerah gaten. Produk yang dijual pun lebih banyak dari

produk yang saya tawarkan. Selain itu mereka yang menggeluti

usaha ini rata-rata telah dikenal oleh masyarakat dan mengetahui

seluk beluk penjualan masakan tersebut. Sedangkan saya masih

harus banyak belajar. Namun, saya mempunyai keuntungan

dimana saya bisa menjual secara mulut ke mulut atau sistem

sales dan mendapatkan ijin untuk berjualan di area hall tengah

dimana banyak mahasiswa yang menggunakan area tersebut

untuk mengerjakan tugas, berkumpul dengan teman, dsb,

sedangkan kebanyak orang memilih pasif dan membuka sebuah

ruko atau warung makan.

3.1.2 Pesaing Dari Usaha Tidak Sejenis

Masakan B1 dan B2 memiliki begitu banyak pesaing tidak

sejenis terutama di bidang makanan, karena seperti yang kita

ketahui, dewasa ini telah banyak orang yang menjual makanan

seperti tongseng dan sate kambing, sapi, kuda, dll. Untuk di

(33)

saya tersebut sudah tidak melanjutkan usahanya tersebut.

3.2Posisi Usaha

Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif

yaitu, market leader, market challenger, market follower, dan

market nicher. Posisi usaha masakan B1 dan B2 ini sendiri dalam

strategi pemasaran kompetitif masuk dalam kategori market

follower. Market follower adalah perusahaan–perusahaan nomor 3

yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar dan laba yang

stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga, saluran distribusi,

dan program pemasaran pesaing. Market follower mempunyai ciri

secara terus menerus mengikuti cara–cara perusahaan-perusahaan

market leader dalam menawarkan produk,menetapkan harga, dan

menentukan saluran distribusi serta belajar dari pengalaman

market leader dalam mengembangkan produk baru serta program

pemasarannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader

dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha

saya berada di kawasan Babarsari dan terminal condong catur,

Sleman. Warung-warung tersebut memiliki jumlah produksi yang

lebih beragam, memiliki pangsa pasar lebih luas, serta sudah

dikenal oleh masyarakat sekitar. Usaha saya termasuk ke dalam

(34)

makanan B1 dan B2 di KOPMA tersebut tidak di lanjutkan oleh

pemiliknya kembali.

4. Rencana Program Pemasaran

4.1 Kondisi Aktual Program Pemasaran

Berbeda dari usaha makanan lain yang cenderung pasif, saya

memberanikan diri untuk sedikit lebih aktif yaitu, dengan menjual

masakan saya dengan sistem sales atau dimana saya yang mendekati

konsumen, selain itu saya juga menitipkan di kopma. Hal ini saya

lakukan karena dua alasan pertama, saya termasuk pemain baru di

dunia menjual masakan B1 dan B2 ini sehingga saya harus mendekati

pasar dengan tujuan mereka mengenal saya, dan yang kedua saya

masih berstatus sebagai mahasiswa yang notabene memiliki banyak

kegiatan diluar sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk

membuka toko/ruko namun, saya bisa mendapatkan banyak konsumen

dengan cara aktif bergerak diluar.

Pada awalnya, saya mengambil daging B1 di daerah godean setelah

beberapa lama saya baru berjualan B2 dengan mengambil daging di

daerah pojok. Awalnya daging B1 saya beli matang lalu saya jual

kembali.

Pasar saya saat ini adalah lingkungan tempat saya aktif

(35)

bahwa saat ini untuk masyarakat Indonesia, khususnya para penikmat

daging yang telah mulai menjadi kebutuhan pokok dan selalu dicari.

4.2 4P (Product, Place, Promotion, Price)

4P dari usaha yang sedang dikembangkan ini ialah yang pertama:

Product (Produk), Produk yang ditawarkan dalam usaha ini

ialah Tongseng B1 dan B2, serta sate B2.

Place (Tempat), tempat mengolah masakan ini ialah di dusun

Ngaranan Desa Sendangrejo, Minggir, Sleman Yogyakarta.

Sedangkan saya menjual di kopma Kampus Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta. Alasan dipilihnya tempat ini ialah karena dirumah

saya sendiri dan kopma sering kehabisan stok nasi apabila siang

hari.

Promotion (Promosi), Promosi yang saya gunakan adalah dari

mulut ke mulut melalui teman kost, teman kampus dan teman

komunitas saya dengan tujuan agar langsung dikenal oleh pasar.

Price (Harga), harga yang saya buka cukup bersaing dan bisa

(36)

4.3 Rencana Program Pemasaran November 2013 – Maret 2014

Rencana program pemasaran yang akan saya lakukan

adalah dengan cara menitip di kopma dan door to door, artinya

saya akan datang dari rumah ke rumah untuk menjual dagingnya

baik yang sudah maupun yang masih mentah atau belum diolah.

Setelah itu saya juga akan menerima pesanan, baik dalam partai

besar maupun dalam partai kecil.

5. Rencana Program Operasi

Karena ini merupakan usaha yang masih baru saya rintis. Maka,

sebagai langkah awal saya hanya membeli masakan yang sudah jadi

dan saya jual lagi. Dalam proses produksi saya hanya mengambil

masakan yang telah jadi dari daerah godean, namun seiring

berjalannya waktu saya juga mulai memotong sendiri dan

mengolahnya sendiri. Setiap sabtu atau malam minggu saya selalu

memotong satu ekor anjing. Anjing tersebut saya dapat dari daerah

Kulonprogo saya minta tolong kepada tetangga saya untuk

mencarikannya karena saya sendiri tidak bisa apabila saya mencari

sendiri. Setelah dapat baru saya datang dan membayar lunas anjing

(37)

Pada awalnya saya membeli daging B1 yang sudah diolah

dan saya jual lagi. Namun, seiring berjalannya waktu, saya

merasa sulit karena ternyata ada hari tertentu dia tidak jualan

sehingga saya jadi sulit untuk mencari gantinya, kalaupun ada

harganya lebih mahal dan rasanya juga berbeda. Pernah saya

ganti dan banyak konsumen yang komplain kepada saya

Akhirnya atas rekomendasi dari dosen saya, saya pun akhirnya

membeli anjing dan mengolahnya sendiri sehingga saya tidak

perlu mencari-cari tempat yang jual daging anjing matang lagi.

Selain itu keuntungan yang saya dapat juga lebih besar jika

dibandingkan dengan membeli sudah matang. Untuk proses

produksi sendiri peralatan dan perlengkapan utama dan yang

paling dibutuhkan adalah pisau, wajan, kompor, dan

perlengkapan masak lainnya. Sebagian perlengkapan tersebut

sudah ada di rumah dan saya membeli beberapa peralatan dan

perlengkapan yang belum ada dan saya membutuhkannya.

Pada awalnya saya sedikit bingung dimana harus membeli

bahan-bahan yang saya perlukan dengan harga yang murah.

Karena selama saya tinggal di rumah saya belum pernah

masuk ke pasar, sehingga saya selalu membeli di supermarket

yang menurut saya paling murah yaitu di lotte mart. Ternyata

(38)

murah ternyata mahal juga setelah saya bersama adik saya

mencoba masuk ke pasar Balangan. Disana semuanya serba

murah, mulai dari cabai, merica, ketumbar, dan lain

sebagainya. Untuk bawang merah dan bawang putih saya

langsung beli ke distributornya yang ternyata dekat dengan

rumah saya.

5.2 Keterampilan dan Teknologi

Untuk masalah keterampilan, saya merasa tidak

dibutuhkan kemampuan khusus dalam hal memasak, selama

saya sudah mengetahui resepnya sisanya tinggal menggunakan

insting dan keberanian dalam mencampur bumbu. Selama saya

teliti dan mengikuti langkah-langkah resep yang telah

diberikan oleh orang-orang. ini terbukti karena ketika proposal

ini ditulis saya telah berhasil menjual 120 bungkus. Untuk

teknologi, saya tidak membutuhkan teknologi sama sekali

dalam usaha ini. Kecuali, saya ingin menambah keuntungan

saya dengan mencoba membuat menu baru. Namun sampai

saat ini saya belum memikirkan hal tersebut karena selain

dibutuhkan teknologi saya harus menguasai

(39)

Salah satu peran terpenting dalam manajemen operasi

adalah bagaimana suatu usaha dapat terus mempertahankan

kualitas produk yang ditawarkan ke masyarakat. Apabila

kualitas suatu produk selalu berubah maka pasar tidak akan

mau lagi untuk membeli produk yang ditawarkan. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan untuk

mempertahankan kualitas produk, yang pertama adalah

bagaimana bentuk desain barang tersebut, ada yang berkata

bahwa penampilan dibutuhkan untuk menarik perhatian,

begitu pula seperti menjual produk kita. Kemasan yang

baik akan membuat pasar tertarik dan membeli produk yang

kita jual. Yang kedua adalah desain proses dan kapasitas,

disini dilihat bagaimana proses perusahaan membuat

produk tersebut, tentunya semakin baik teknologi yang

dipakai maka hasil produksi akan semakin baik pula dan

kapasitas akan meningkat. Disini saya juga mengunakan

standarisasi dalam hal rasa, karena sebelum saya

menggunakan standarisasi banyak sekali konsumen yang

memberikan komentar baik itu yang positif maupun negatif.

5.4Rencana Program Operasi November 2013 - Maret 2014

Rencana program operasi ini disusun agar nantinya saya

(40)

perlengkapan yang tersedia sampai 5 atau 6 bulan ke depan.

Hal ini harus saya lakukan mengingat saya sangat

membutuhkan perlengkapan yang bagus.

6. Rencana Program Sumber Daya Manusia

6.1 Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia

SDM yang ada saat ini adalah empat orang, yaitu saya

sendiri sebagai pemilik usaha, bendahara, sekaligus

memasarkan. Sedangkan yang mengelolah masakan B1 dan B2

ini adalah ayah saya dan tetangga saya. Usaha ini saya

jalankan bersama empat orang karena saya merasa saya masih

kurang mampu untuk melakukan semua sendiri dan juga belum

memiliki kemampuan dalam hal ini. Untuk segi keterampilan

saya merasa saya cukup kompeten untuk berperan sebagai

manajer operasional, sumber daya manusia dan keuangan.

Namun, saya masih harus banyak belajar dalam bidang

keuangan karena saya adalah tipe orang yang kurang teliti

dalam hal hitung-hitungan sehingga sedikit sulit bagi saya

untuk membuat keuangannya. Namun, untuk tujuan itulah saya

mengambil business plan dan bukan skripsi untuk melawan

(41)

Maret 2014

Untuk 5 – 6 bulan ke depan saya merasa dari semua cabang

manajemen baik itu operasional, pemasaran, dan keuangan.

sumber daya manusia yang paling memiliki masalah atau

hambatan, hal ini dikarenakan saya berperan langsung sebagai

sumber tenaga kerja tanpa melibatkan orang lain. Sehingga

ketika rasa malas menyerang saya, dan saya terlena dengan

kemalasan tersebut maka dapat dipastikan bahwa semua fungsi

manajemen yang lain akan lumpuh karena saya adalah

satu-satunya sumber daya manusia yang tesrsedia. Sehingga program

saya untuk 5-6 bulan kedepan adalah melawan rasa malas saya

dan bergerak keluar dari zona nyaman saya ke dunia yang msih

baru bagi saya, yaitu wirausaha yang saat ini sedang saya

lakukan.

7. Rencana Program Keuangan

7.1 Kondisi Aktual Program Keuangan

Penyusunan rencana program keuangan perlu direncanakan

dalam setiap usaha. Dengan rencana program keuangan maka

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan usaha

dapat dialokasikan dengan tepat, dikontrol dan tahu jumlah

(42)

untuk memulai usaha ini adalah Rp 173.800,00. Untuk

permulaan semua yang saya miliki ini telah lebih dari cukup

untuk merintis usaha menjual makanan B1 dan B2 berskala

kecil. Semua modal dan sumber dana berasal dari uang saku

saya sendiri yang dibantu juga dari dana orang tua saya. Semua

dana yang dikeluarkan lebih tepatnya dirinci ditabel berikut

ini.

Tabel 2.1

Rincian modal awal Pembuatan Sate dan Tongseng B2 Untuk 20 Porsi

(43)

Tabel 2.2

Perkiraan penjualan per bulan (Tongseng B1)

Jumlah

Harga Jual Per

Bungkus Pendapatan Kotor

Minggu 1 50 bungkus Rp 7 000,00 Rp 350,000.00

Minggu 2 50 bumgkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

Minggu 3 50 bungkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

Minggu 4 50 bungkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

Total Rp. 1.400.000,00

Tabel 2.3

Perkiraan penjualan per bulan (Sate B2)

Jumlah Jumlah

Harga Jual Per

Bungkus Pendapatan Kotor

Minggu 1 50 bungkus Rp 7 000,00 Rp 350,000.00

Minggu 2 50 bumgkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

Minggu 3 50 bungkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

Minggu 4 50 bungkus Rp 7.000,00 Rp 350,000.00

(44)

Tabel 2.3

Perkiraan penjualan per bulan (Tongseng B2)

Jumlah Jumlah

a. Perkiraan hasil penjualan tersebut bersumber dari harga yang saya tetapkan

b. Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan maksimal jumlah bungkus yang dapat saya jual tiap bulannya.

Dasar penerapan harga nasi itu sendiri berasal dari hasil pengamatan saya yang

melihat harga nasi yang dijual baik di Kopma maupun di UBSD sendiri paling mahal ≥ Rp 4.000,00 – Rp 5.000,00. Selain itu karena yang saya jual adalah daging yang menurut definisi mahasiswa itu mahal.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 2.5

Perhitungan Laba Tongseng B1 +B2 /bungkus

(45)

Laba Rp 500,00

Tabel 2.6

Perhitungan laba Sate B2 /bungkus

Daging Rp 4.000,00

Nasi Rp 1.000,00

Mika makan Rp 235,00

Timun + sendok + plastik Rp 765,00

Jumlah Rp 6.000,00

Harga Jual 1 bungkus Rp 7.000,00

Jumlah biaya Produksi Rp 6.000,00

Laba Rp1.000,00

Keterangan :

1. Disini saya membuat dua tabel untuk membedakan antara Tongseng dan Sate

Tabel 2.7

Perkiraan Laporan Laba Rugi

Penjualan Nasi Tongseng dan Sate B1 &B2

Pada Bulan Maret 2013

No Komponen Jumlah

1 Pendapatan Kotor

(46)

2 Biaya Produksi

 Daging Rp 45.000,00

 Beras Rp. 13.500,00

 Timun Rp. 1.000,00

 Bwng Merah, Bwng Putih, Ketumbar,

garam, cabai, Kecap Manis, Kecap asin,

jahe, Mika Makan, Plastik, Tusuk Sate,

Sendok bebek

1. Bensin dengan harga Rp. 6.500,00

7.3 Rencana Program Keuangan November 2013 - Maret 2014

Program keuangan sangatlah penting dalam sebuah usaha,

karena tiap usaha pasti membutuhkan dana dan juga salah satu

indikator sebuah perusahaan dapat dikatakan sehat adalah

apabila mempunyai pencatatan keuangan serta laporan

keuangan yang baik dan tersusun tiap bulannya.

7.4 Rencana Kebutuhan Pembiayaan Bulan November 2013 –

(47)

pengembangan usaha makanan, perlu juga direncanakan

sumber pendanaan tersebut. Seperti telah dikatakan di latar

belakang pengembangan usaha, tepatnya pada pengembangan

aspek keuangan, dalam pengembangan usaha ini pemenuhan

kebutuhan pembiayaan berasal dari uang pribadi saya sendiri

dan juga dibantu oleh kedua orang tua saya. Dana tersebut

akan dipergunakan untuk pembelian daging dan beras serta

(48)

30 BAB III

RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA

Setelah membuat semua rancangan program kerja di bab 2, sangatlah tepat

apabila saya membuat rencana implementasi program pengembangan usaha yang

lebih spesifik lagi agar nantinya tidak lupa dan selalu ingat dengan apa yang akan

saya implementasikan kelak. Semua ini dilakukan agar nanti kedepannya saya

telah siap dengan biaya – biaya, survei, dan juga langkah – langkah yang harus

saya ambil kedepannya. Namun, yang terpenting dari pembuatan rencana

implementasi program pengembangan usaha ini adalah untuk mengukur tingat

keberhasilan dari suatu program yang akan dijalankan karena semua indikator–

indikator akan tergambar dengan jelas dan rinci, mulai dari perkiraan biaya, kapan

waktu pelaksaan dan tujuan dilakukannya rencana tersebut.

Disini saya tidak merencanakan rencana yang besar karena mengingat

usaha ini adalah usaha yang baru saja didirikan dan juga sedikitnya modal yang

dimiliki. Sehingga saya membuat rencana – rencana implementasi program

pengembangan usaha ini sesederhana mungkin.Gambaran rencana dapat dilihat di

(49)

Jenis

Program Rincian Program Tujuan Program

Waktu cara mulut ke mulut dan

door to door

November 2013 Rp

20.000,00 Agar masyarakatmengenaldan membelimasakansaya

1.2 Pemakaian kemasan yang lebih baik

Menarik minat melaui

kemasan November 2013 Rp23.700,00

Meningkatkankuantitaspenjualanmakanandanmeningkatkan daya tarik

Memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap untuk memulai usaha

November 2013 Rp. 0 Semua alat dalam keadaan baik dan disimpan dengan aman

2.5Pengecekan persedian

November 2013 Rp. 0 Setiap jenis bahan dicek dan diperiksa kuantitasnya dengan baik

SDM

November 2013 Rp. 0 SDM lebih memahami tentang setiap fungsi kerja manajemen dengan baik dan mengerti lebih banyak tentang caramengolahdagingtersebut

Keuangan 4.1 Pencatatan transakasi

Pencatatan kas masukdan keluar tertata

rapi

(50)

Dari tabel di atasterdapat 4 program rencanaimplementasiyaitu

program operasi, program sumberdayamanusia, program keuangan, dan program

pemasaran.Pada program operasiadalahbagian program yang paling

banyakmemilikirincian program danmemerlukanbiaya paling tinggi.Hal

inidikarenakanusahapenjualanmakananinidilakukansendiridanmasihdalamtahapaw

alpengembanganusaha.Pada program sumberdayamanusiasaya yang sekaligus

menjadi tenaga kerja yang akan menjalankan usaha ini belum mempunyai bekal

pengetahuan yang cukup. Untuk itu program sumber daya manusia memiliki

tujuan mendapat informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih

saya agar dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar.

Penulis mendapat informasi dan pengetahuan tentang penjualan dan

pengolahan dari internet, dan tanya jawab kepada warung yang menjual terlebih

dahulu. Rencana program keuangan tidak mempunyai rincian program yang

banyak.Saya dapat menyediakan modal sendiri. Modal tersebut berasal dari uang

saku pribadi dan bantuan orang tua.Kemudian yang terakhir adalah program

pemasaran. Program ini merupakan progam paling penting bagi saya, karena

seperti yang sudah ditulis di bab 2, saya saya termasuk pemain baru di dunia

menjual masakan B1 dan B2 ini sehingga saya harus mendekati pasar dengan

tujuan mereka mengenal saya, dan yang kedua saya masih berstatus sebagai

mahasiswa yang notabene memiliki banyak kegiatan diluar sehingga tidak

mempunyai banyak waktu untuk membuka toko/ruko namun, saya bias

(51)

MemilihJenisDaging

Daging B2 (Babi) memiliki beberapa macam ada daging. Ada yang

daging no 1, daging no 2, sacam, iga, dll. Untuk membuat sate itu

sendiri banyak warung yang menggunakan daging jenis sacam, selain

harganya lebih murah daging jenis sacam memiliki minyak yang

sangat banyak, sehingga rasa gurih setelah selesai di bakar akan sangat

terasa dan sangat lezat. Akan tetapi daging jenis ini memiliki

kelemahan, yaitu pada saat dibakar bumbu tidak akan meresap

kedalam daging, karena minyak dari dalam daging akan keluar

sehingga menghambat penyerapan bumbu itu sendiri.

Selain itu cara membakarnya pun ada 2 cara, yaitu dengan dibakar

pada saat daging masih mentah dan dibakar pada saat daging sudah

matang (direbus terlebih dahulu). Dari kedua cara tersebut memiliki

keunggulan dan kelemahan juga. Apabila dibakar pada saat daging

masih mentah, kita tidak perlu melakukan banyak proses, setelah

daging kita iris, lalu kita tusuk daging tersebut lalu kita bakar. Apabila

menggunakan cara ini sate harus disajikan pada saat masih hangat,

karena apabila disajikan pada saat sudah dingin daging akan terasa

keras dan sulit kita lepas dari tusuknya.

Berbeda dengan cara kedua memang lebih banyak prosesnya.

Sebelum kita bakar, daging kita rebus dengan bumbu dengan tujuan

(52)

baru kita bakar. Jika kita menggunakan cara ini walaupun dalam

keadaan dingin daging masih terasa empuk karena sudah matang

terlebih dahulu. Untuk memasak tongseng, kita bebas memilih daging

(53)

35 BAB IV

PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA

1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha Sate dan

Tongseng B1,B2

Setelah melakukan implementasi pengembangan usaha sate dan

tongseng B1,B2 dari bulan November 2013 hingga Februari 2014, maka

dapat diketahui kondisi aktual berbagai indikator yang utama dalam

pengembangan usaha. Indikator yang utama dalam pengembangan ini

adalah sebagai berikut:

1.1 Kondisi Aktual Pasar Usaha Sate dan Tongseng B1,B2

1.1.1 Pasar Aktual

Pasar aktual untuk bisnis penjualan makan yang saya geluti

ini bisa dikatakan sangatlah banyak dan luas, Mulai dari pelajar,

mahasiswa, pegawai kantoran, bahkan petani. Rata-rata konsumen

saya disini adalah mahasiswa dari berbagai kampus karena saya

menawarkan produk saya di organisasi tempat saya bergabung baik

itu didalam maupun diluar kampus.

1.1.2 Pasar Potensial

untuk pasar potensial adalah mereka yang selama ini telah

menikmati daging B1 dan B2 itu sendiri, baik itu pelajar,

(54)

dan gemar manikmati daging tersebut, mereka semua adalah pasar

potensial bagi saya karena mereka pasti akan membeli dagangan

saya. Apalagi sekarang ini saya yang mendekati pasar bukan pasar

yang mendekati saya. Ini mempermudah saya untuk menemukan

pasar potensial karena melihat kesibukan mereka yang padat dan

hanya memiliki sedikit waktu untuk pergi ke warung.

1.1.3 Pasar Sasaran

Tiap pedagang atau penjual pasti memiliki pasar sasaran

yang akan dimasuki. Disini pasar sasaran saya untuk saat ini adalah

semua teman-teman saya, baik itu yang ada di universitas tempat

saya belajar sampai ke teman-teman organisasi dimana saya

bergabung. Disana saya melihat pasar sasaran yang sangat jelas

karena hampir semua teman-teman saya baik itu yang ada di

universitas dan yang ada di organisasi gemar menikmati daging B1

dan B2 ini. Dari sini saya bisa membuat target selama satu bulan

saya bisa menjual minimal 120 bungkus. Dalam bulan pertama yaitu

November saya berhasil mencapai target. Namun, pada bulan

Desember target saya gagal tercapai karena sudah masuk libur

semester.

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Setelah mengetahui pasar sasaran usaha penjualan masakan

(55)

menguraikan mengenai pola perilaku dari pasar sasaran tersebut

adalah para mahasiswa yang gemar menikmati daging B1 dan B2.

1.2.1. Pola Perilaku

Berikut ini adalah pola perilaku pasar sasaran usaha

yang dimaksud:

a. Waktu pembelian biasanya dilakukan oleh pasar sasaran

mereka lapar dan bosan dengan makanan yang di jual di

UBSD dan di KOPMA.

b. Kuantitas setiap pembelian tergantung pada seberapa

sering konsumen membeli masakan atau olahan yang

sama. Ada konsumen yang hanya membeli Sate karena

dia senang dengan olahan sate, dan ada pula konsumen

yang membeli Tongseng karena menurut mereka

tongseng lebih nikmat dimakan siang hari.

c. Pembayaran dilakukan secara langsung saat terjadi

transaksi.

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan

1.3.1. Pesaing Dari Usaha Sejenis

Untuk usaha sejenis, yaitu menjual masakan B1 dan B2

sudah banyak ditemui di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dan

produk yang dijual pun lebih banyak dari produk yang saya

tawarkan. Selain itu mereka yang menggeluti usaha sejenis,

(56)

masyarakat dan mengetahui seluk beluk penjualan masakan

tersebut. Sedangkan saya masih harus banyak belajar. Namun,

saya mempunyai keuntungan dimana saya bisa menjual secara

mulut ke mulut atau sistem sales dan mendapatkan ijin untuk

berjualan di area hall tengah dimana banyak mahasiswa yang

menggunakan area tersebut untuk mengerjakan tugas,

berkumpul dengan teman, dsb, sedangkan kebanyak orang

memilih pasif dan membuka sebuah ruko atau warung makan.

1.3.2 Pesaing Dari Usaha Tidak Sejenis

Masakan B1 dan B2 memiliki begitu banyak pesaing tidak

sejenis terutama di bidang makanan, karena seperti yang kita

ketahui, dewasa ini telah banyak orang yang menjual makanan

seperti tongseng dang sate kambing, sapi, kuda, dll.

1.3.3 Posisi Usaha

Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif

yaitu, market leader, market challenger, market follower, dan

market nicher. Posisi usaha masakan B1 dan B2 ini sendiri

dalam strategi pemasaran kompetitif masuk dalam kategori

market follower. Market follower adalah perusahaan–perusahaan

nomor 3 yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar dan

laba yang stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga,

(57)

follower mempunyai ciri secara terus menerus mengikuti cara–

cara perusahaan-perusahaan market leader dalam menawarkan

produk,menetapkan harga, dan menentukan saluran distribusi

serta belajar dari pengalaman market leader dalam

mengembangkan produk baru serta program pemasarannya.

Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader dan market

challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha saya berada di

kawasan Babarsari dan terminal condong catur, Sleman.

Warung-warung tersebut memiliki jumlah produksi yang lebih

beragam, memiliki pangsa pasar lebih luas, serta sudah dikenal

oleh masyarakat sekitar.

1.4. Produk yang Ditawarkan

Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah olahan dari

daging B1 dan B2 baik itu Sate dan ada pulang tongseng.

1.5. Tahap Awal Usaha

memasak sendiri dan membeli daging anjingnya sendiri.

(58)

yakin setelah saya coba dan saya berikan testernya kepada

teman dan tetangga saya. Komentar mereka bervariasi, ada yang

bilang enak, ada yang bilang kurang pedas, dan ada juga yang

bilang kurang banyak. Tetapi itu semua tidak membuat saya

menyerah saya terus mencoba sehingga saya berhasil membuat

tanpa ada komentar yang miring lagi.

Gambar 4.1

MENUSUKAN DAGING B2 SETELAH DI UNGKEP

Gambar 4.2

(59)

1.6. Proses Berjalannya Usaha

Setelah berjalan 2 bulan saya berjualan Tongseng B1 saya

mulai terkena kendala, yaitu saya mulai sulit mencari daging

anjingnya kembali. Saya sempat berhenti dan tidak jualan

selama 2 minggu. Sampai akhirnya saya beralih ke daging B2

(babi), karena sebelumnya saya pernah mengolah daging B2

maka saya tidak memperoleh kesulitan yang berarti.

Gambar 4.3

SATE B2 PADA SAAT DIBAKAR DAN SEBELUM

(60)

Gambar 4.4

TONGSENG YANG SUDAH MATANG

1.7. Proses Penjualan

1.7.1. Pemasaran

Tidak jauh beda pada bab 2 disini saya belum berani untuk

melakukan promosi ataupun iklan karena merasa belum dapat

memenuhi permintaan pasar. Sehingga pasar yang ada masih

sama ketika usaha saya berjalan dan sampai saat laporan ini saya

buat, masih terjadi transaksi baik itu dari teman-teman kost,

ataupun teman-teman organisasi saya. Selain itu saya juga

berjualan di kampus tepatnya student hall. Saya dapat berjualan

di sana selama 1 bulan atas bantuan dari Bapak John Philio

Simandjuntak, S.E., M.M.

1.7.2. Cakupan Daerah Penjualan

Masih sama seperti di bab 2, cakupan daerah penjualan dari

usaha saya ini masih terpusat pada teman-teman organisasi dan

juga teman-teman kost, teman-teman kampus, dan tetangga

dekat rumah saya. Saya belum memperluas daerah cakupan

(61)

masih sibuk dalam organisasi saya, setelah saya lulus nanti dan

juga lepas dari organisasi saya, saya ingin mencoba untuk

menyewa tempat dan mencoba berjualan dengan lebih serius.

1.7.3. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan

Masih sama seperti di bab 2, saya merasa dari semua cabang

manajemen baik itu operasional, pemasaran, dan keuangan,

sumber daya manusia yang paling memiliki masalah atau

hambatan, hal ini dikarenakan saya berperan langsung sebagai

sumber tenaga kerja tanpa melibatkan orang lain. Sehingga

ketika rasa malas menyerang saya, dan saya terlena dengan

kemalasan tersebut maka dapat dipastikan bahwa semua fungsi

manajemen yang lain akan lumpuh karena saya adalah

satu-satunya sumber daya manusia yang tersedia. Saat ini saya bisa

sedikit puas dengan berkata bahwa setidaknya sampai saat ini

saya berhasil keluar dari zona nyaman saya dan mampu

membagi waktu dengan baik.

2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa

Pengembangan Usaha

2.1 Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran

Semua program yang direncanakan telah terlaksana selama

masa pengembangan bulan November 2013 - Maret 2014.

(62)

saya butuhkan tidak begitu banyak. Sehingga dalam waktu

singkat saya dapat mengembalikan modal saya. Rincian pastinya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Penjualan Kotor Tongseng dan Sate B1 dan B2 Yang Terhitung

Dimulai Sejak November 2013

Bulan Banyak Bungkus

terjual Harga/bungkus Sub Total

November 2013 210 bungkus Rp. 7.000,00 Rp 1.470.000,00

Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Per bulan

Bulan Keterangan Banyak Jumlah

(63)

Januari 2014 Mika makan 140 pcs Rp 43.600,00

mengolahnya sendiri, selain itu saya juga menjual daging anjing mentah

2.2 Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Pengembangan

(64)

Setelah saya membuat rencana keuangan sebelumnya di

bab 2, sekarang telah diketahui hasil penjualan selama 5 bulan

masa pengembangan bulan November 2013 - Maret 2014, maka

dapat diketahui seberapa besar pendapatan, biaya dan laba yang

diperoleh usaha ini selama proses berjalannya waktu dapat

dilihat dibawah ini :

a. Total Pendapatan Rp. 7.350.000,00

b. Total Biaya Rp. Rp. 2.899.900,00

c. Total laba Bersih Saat Ini Rp. 4,450.100,00

.

3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha

3.1. Proses

Agar semua hal dapat berjalan dengan baik dan benar, saya

telah merencanakan semua hal yang harus saya lakukan mulai

dari perencanaan pemasaran, perencanaan operasional,

perencanaan keuangan dan perencanaan sumber daya manusia.

Semua telah dikonsep dan dicatat dengan baik.

Dari semua program perencanaan yang telah saya siapkan,

program perencanaan yang paling banyak adalah program

operasional, hal ini dikarenakan usaha kami ini baru saya rintis

dan mulai dari titik terendah sehingga masih banyak hal yang

harus dipersiapkan terutama dibidang operasional. Selain itu,

(65)

adalah program operasional, karena semua alat dan bahan telah

saya persiapkan sebaik mungkin dan tentunya telah saya hitung

juga biaya penyusutannya. Mulai dari bulan Februari kemarin

usaha saya telah berjalan dan yang menjadi pembeli pertama

adalah pak John Simandjuntak selaku dosen pembimbing saya,

setelah itu transaksi terus berjalan, mulai dari teman-teman

organisasi dan juga teman-teman kost, selain itu juga proses

penjualan dibantu oleh teman saya Yohanes yang menawarkan

dagangan saya kepada teman-teman kost-nya. Pembelian yang

terjadi bisa tidak tentu karena sesuai dengan kebutuhan pasar,

yang saya lakukan hanya membawa dagangan saya setiap hari

ke KOPMA setiap jam 13.00 – 16.00 dan saya juga membuka

stand di student hall pada bulan Maret 2014 setiap jam 07.30

pagi.

3.2. Hasil

Laba Bersih

Disini saya mendapat Keuntungan yang lumayan besar,

dari sini saya baru percaya jika usaha makanan sangat

menguntungkan dan kita bisa mendapatkan keuntungan yang

(66)

48 BAB V

EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA

1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha

Evaluasi indikator utama pengembangan usaha akan mencoba

membandingkan kondisi-kondisi indikator utama pengembangan usaha

sebelum masa pengembangan dan sesudah masa pengembangan.

1.1. Kondisi Pasar Usaha Penjualan Masakan B1 dan B2

Dengan melihat kondisi aktual pasar usaha penjualan

masakan B1 dan B2 sangat baik sebelum masa pengembangan

usaha dan sesudah masa pengembangan usaha, dapat dikatakan

tidak terdapat perbedaan. Di mana pasar aktual, pasar potensial dan

pasar sasaran usaha penjualan masakan B1 dan B2 sebelum dan

sesudah masa pengembangan tidak mengalami perubahan atau

perbedaan.

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Pada bagian ini sama dengan kondisi pasar usaha, pola

perilaku pasar sasaran usaha pengembangan usaha penjualan

masakan B1 dan B2 juga tidak berbeda antara pola perilaku pasar

sasaran sebelum dan sesudah pengembangan. Hal ini dikarenakan

pasar sasaran yang juga tidak berubah baik sebelum maupun

(67)

sama, yaitu teman-teman kampus, kost dan organisasi saya, yang

bisa dibilang pola prilakunya cenderung tidak memiliki perubahan.

Pada teman-teman kost dikarenakan saya sudah jarang ke kost lagi

maka tingkat pembeliannya menurun. Untuk teman-teman di

kampus semakin meningkat karena saat itu saya juga berjualan di

kampus tepatnya di student hall atas bantuan dari Bapak John

Philio Simandjuntak, S.E., M.M. sebagai dosen pembimbing saya.

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan

Berdasarkan analisis kondisi aktual industri dan persaingan

sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak mengalami

perbedaan. Untuk usaha sejenis, yaitu masakan B1 dan B2 sudah

banyak ditemui di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dan produk

yang dijual pun lebih banyak dari produk yang saya tawarkan.

Selain itu mereka yang menggeluti usaha sejenis, yaitu masakan

B1 dan B2 rata-rata telah dikenal oleh masyarakat dan mengetahui

seluk beluk dan cara mengolah masakan B1 dan B2. Sedangkan

saya masih harus banyak belajar. Namun, saya mempunyai

keuntungan dimana saya bisa menjual secara mulut ke mulut atau

sistem sales, sedangkan kebanyak orang memilih pasif dan

(68)

1.4. Produk yang Ditawarkan

Sama seperti sebelum dan sesudah masa pengembangan

usaha masakan B1 dan B2 ini olah menjadi dua jenis masakan ada

yang saya buat Sate dan ada pula yang saya buat Tongseng.

1.5. Proses Produksi

Dengan membandingkan proses usaha masakan B1 dan B2

yang tertulis pada BAB 2 (sebelum masa pengembangan) dengan

yang tertulis pada BAB 4 (sesudah masa pengembangan), dapat

ditegaskan bahwa proses produksi yang dilakukan oleh usaha

masakan B1 dan B2 sebelum dan sesudah masa pengembangan

tidak berbeda.

1.6. Proses Penjualan

Sama dengan sebelum masa pengembangan dan sesudah

masa pengembangan, dalam memasarkan produk makanan yang

saya jual, fokus ada pada daerah kampus Sanata Dharma Mrican,

dan teman-teman organisasi saya, seperti OMK (Orang Muda

Katolik) gereja Pringwulung, TKP (Tempat Kumpul Pengusaha),

teman-teman kost saya sendiri yang berlokasi di jalan beo 1 no 10,

dan tetangga saya.

1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan

Sama halanya di yang tertulis pada BAB 2 dan BAB 4,

(69)

B1 dan B2 ini. Saya menjalankan usaha ini sendirian, sehingga

saya berperan menjadi manajer operasional, manajer keuangan,

manajer sumber daya manusia, dan manajer pemasaran. Usaha ini

saya jalankan sendiri karena saya merasa saya masih mampu utnuk

melakukan semua sendiri dan juga belum membutuhkan tenaga

bantuan mengingat ini merupakan usaha kecil yang baru saya rintis

dan belum menjadi usaha yang besar. Untuk segi keterampilan

saya merasa saya cukup kompeten untuk berperan sebagai manajer

operasional, sumber daya manusia dan keuangan. Namun, saya

masih harus banyak belajar dalam bidang pemasaran Namun, untuk

tujuan itulah saya mengambil business plan dan bukan skripsi

untuk melawan diri saya sendiri. Ini juga alasan kenapa saya

memilih untuk menjalankan business plan ini sendirian, belajar

dari pengalaman masa lalu ketika saya mencoba usaha budidaya

jamur tiram dimana usaha itu dijalankan bertiga, benar-benar

terlihat bahwa saya seolah-olah lebih mengandalkan kedua rekan

saya. Oleh karena itu, pada usaha ini saya mencoba untuk

(70)

2. Evaluasi Kinerja Keuangan

2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan

Pengeluaran Usaha

Jika dibandingkan antara perkiraan pendapatan sebelum

masa pengembangan dan pendapatan sesudah masa pengembangan

maka pendapatan yang dicapai sudah cukup memuaskan. Hal ini

terjadi karena keuntungan yang saya dapat sudah lebih dari

perkiraan saya..

3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha

3.1. Program Pemasaran

Selama masa pengembangan masakan B1 dan B2, saya

melihat program pemasaran yang telah saya buat di bab 2 berjalan

dengan baik, selain itu saya juga diberikan tempat oleh dosen

pembimbing saya untuk berjualan. Pemasaran yang dilakukan

adalah saya menawarkan memlalui Broadcast Massager yang ada

di Handphone saya. ke teman-teman saya dan nampakanya hal

tersebut berhasil diukur dari adanya konsumen yang membeli

dagangan saya.

3.2. Program Operasi

Selama menjalankan program operasi, saya merasa saya

telah menjalankan dengan baik. Karena selama berjalannya usaha

Gambar

Gambar IV.3.  Sate B2 Pada Saat Dibakar Dan Sebelum Dibakar .................  41
Tabel 2.1 Rincian modal awal  Pembuatan Sate dan Tongseng B2 Untuk 20 Porsi
Tabel 2.3 Perkiraan penjualan per bulan (Sate B2)
Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan maksimal jumlah bungkus yang dapat saya jual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi bersaing usaha baglog Alas Jamur dibandingkan pesaing-pesaing utamanya, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa besar penerimaan, biaya, dan pendapatan yang diterima pengusaha baglog jamur tiram, menganalisis faktor internal dan

Implementasi pemasaran dalam usaha sate kelinci merupakan tahapan yang akan direalisasikan oleh usaha sate kelinci dengan cara mengambil langkah untuk meningkatkan pendapatan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih pada aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek teknis,

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembibitan markisa diantaranya adalah bibit markisa yang sebelumnya telah disemai selama satu bulan, tanah, dan pupuk kompos limbah baglog

Dana yang digunakan untuk usaha di warung biru adalah dana pribadi, karena usaha warung makan ini termasuk usaha yang dirintis dari usaha kecil jadi pada awal usaha dana yang

Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Kondisi eksternal usaha kecil sate lilit ikan laut yang menyangkut peluang adalah sebagai berikut: memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan