• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK ORGANIK GRANUL STUDI KASUS PT AGRINDO SURYA GRAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK ORGANIK GRANUL STUDI KASUS PT AGRINDO SURYA GRAHA"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHA PUPUK ORGANIK GRANUL STUDI KASUS

PT AGRINDO SURYA GRAHA

SKRIPSI

HARLIYADI BANGKIT KUNCORO H 34066053

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Organik Granul Studi Kasus PT.Agrindo Surya Graha” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2010

Harliyadi Bangkit Kuncoro H34066053

(3)

RINGKASAN

HARLIYADI BANGKIT KUNCORO, Analisis Kelayakan Dan Strategi

Pengembangan Usaha Pupuk Organik Granul Studi Kasus Pt Agrindo Surya Graha, Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN M. BAGA).

Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. berdasarkan data statistik tahun 2008, sekitar 75 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan dan lebih dari 54 persen diantaranya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian tahun 2008 triwulan II, luas lahan produksi padi nasional mencapai 12,38 juta hektar dengan pencapaian produksi 59,87 juta ton. Jika dibandingkan dengan data tahun 2007 pertumbuhan produksi lahan padi nasional mencapai 4,76 persen. Pupuk adalah salah satu dari faktor produksi yang sering menimbulkan kendala bagi petani. Pada musim tanam tahun 2008 terjadi kelangkaan pupuk urea. Hal ini dikarenakan pemerintah hanya mampu mengalokasikan pupuk urea sebanyak 4,3 juta ton dari kebutuhan pupuk urea 5,8 juta ton2. Melihat ini, pemerintah mencanangkan program Go Organik tahun 2010 dalam rangka menekan pemakaian pupuk kimia yang boros anggaran dan merusak lahan pertanian. Hal tersebut terlihat peluang usaha dan pengembangan pupuk organik. Pengembangan usaha pupuk organik merupakan suatu potensi usaha yang menjanjikan dan terbuka bagi siapapun karena didukung oleh pemerintah. Namun usaha ini perlu dikaji dari studi kelayakan usaha baik dari aspek finansial maupun non finansial agar didapat suatu kepastian layak atau tidaknya suatu usaha ini jika dijalankan. Terkait dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian nomor :76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 2007 menyebutkan pemerintah melalui Depertemen Pertanian mengalokasikan Pupuk Organik Sebanyak 345 ribu ton. Sedangkan kebutuhan satu hektar padi yaitu 350 - 400 kg pupuk organik1, seperti diketahui luas lahan pertanian di Indonesia tahun 2008 sebayak 51,27 juta hektar atau sekitar 12,38 juta hektar luas tanam padi musim hujan periode Oktober 2007-Maret 2008. Jika tahun 2010 pemerintah benar mencanangkan Go Organik dengan menukar pupuk kimia menjadi 30 persen dan mengunakan pupuk organik 70 persen secara keseluruhan kebutuhan pupuk organik indonesia mencapai 1,2 juta ton pupuk organik. Pupuk organik menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan dilihat dari tingkat perbedaan antara kebutuhan dan penawaran pupuk tersebut. Meskipun memiliki peluang yang besar, PT. Agrindo Surya Graha harus mengkaji kelayakan investasi usaha. Karena suatu usaha harus memiliki kelayakan dan mendatangkan profit.

Tujuan Penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi usaha pabrik pupuk organik PT. Agrindo Surya Graha dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial yang dikaji dengan tingkat sensitivitas tertentu. (2) Menganalisis strategi-strategi pengembangan yang dapat direkomendasikan untuk usaha PT. Agrindo Surya Graha. Penelitian ini dilaksanakan Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT. Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11, Desa Sunda Wenang, Parung Kuda, Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian ini

(4)

iii

dilakukan secara sengaja atau purposive. Pabrik baru berdiri pada tanggal 20 April 2009.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan berdasarkan kriteria kelayakan investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Period (PP) dan analisis sensitivitas switching value. Sedangakn untuk merumuskan strategi penelitian ini dilakukan

dengan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner oleh responden. Kemudian faktor-faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM.

Hasil analisis aspek finansial menunjukan bahwa kedua skenario yaitu skenario I (modal sendiri) dan skenario II (modal pinjaman) layak untuk dijalankan karena kedua skenario sudah memenuhi kriteria kelayakan investasi, diantaranya yaitu nilai Net Present Value (NPV) lebih dari nol, nilai Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C) lebih dari satu, Internal Rate Return (IRR) lebih dari tingkat

diskonto yang digunakan dan Payback Period (PP) berada sebelum masa proyek berakhir. Hasil analisis sensitivitas switching value dengan dua variabel parameter yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan penjualan pupuk organik menunjukan bahwa variabel parameter penurunan penjualan pupuk organik lebih sensitif terhadap perubahan harga. Dari kedua skenario menunjukan bahwa skenario II (modal pinjaman) lebih sensitif (peka) terhadap perubahan harga yang terjadi.

Hasil analisi strategis, faktor strategis yang merupakan peluang terbesar bagi PT. Agrindo Surya Graha adalah Kebijakan pemerintah Go Organik. Faktor eksternal yang menjadi ancaman terbesar adalah Isu-isu virus antraks pada kompos. Faktor internal strategis yang menjadi kekuatan bagi PT. Agrindo Surya Graha yaitu Saluran distribusi yang pendek dan cepat dengan sistem penjualan

direct selling. Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar adalah

Kemampuan Sumber Daya Manusia bagian produksi yang masih lemah. Hasil dari analisis matriks IE, menggambarkan perusahaan pada sel II sehingga strategi terbaik yang dapat diterapkan adalah strategi tumbuh dan bina. Hasil dari pengolahan QSPM diperoleh tiga prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Agrindo Surya Graha.

(5)

ABSTRACT

ANALYSIS of BUSINESS FEASIBILITY AND DEVELOPMET STRATEGY OF GRANULATED ORGANIC FERTILIZER; A CASE STUDY

OF AGRINDO SURYA GRAHA COMPANY By

Harliyadi Bangkit kuncoro Lukman M Baga

This research analyzed business feasibility and development strategy of granulated organic fertilizer of Agrindo Surya Graha company. The financial business feasibility and development strategy were analyzed using quantitative method to count net present value (NPV), internal rate return (IRR), net benefit cost ration (B/C), payback period (PP), external factor evaluation, internal factor evaluation and quantitative strategic planning matrix (QSPM). Qualitative analysis was done to examine market aspect, technical aspect, management aspect, social aspect and strengths-weaknesses-opportunities-threats matrix (SWOT Matrix). Result showed all researched aspects of this business were advisable to be carried out, and using self investment capital was better and more flexible in switching value than using other investment such as bank credit. The company development strategy was responsive enough to opportunities and threats with value 3,259. Its strengths and weaknesses had average value at 2,567. It meant the company was able to maximize its strengths and minimize its weaknesses. Three strategy based on quantitative strategic planning matrix (QSPM) were increasing production, market expansion and product variation.

(6)

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHA PUPUK ORAGNIK GRANUL STUDI KASUS

PT AGRINDO SURYA GRAHA

SKRIPSI

Harliyadi Bangkit Kuncoro

H 34066053

Skripsi Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Agribisnis

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUTE PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(7)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Organik Granul Studi Kasus PT.Agrindo Surya Graha.

Nama : Harliyadi Bangkit Kuncoro

NIM : H34066053

Disetujui, Pembimbing

Ir. Lukman M. Baga, M.AEc NIP. 196402201989031001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Organik Granul Studi Kasus PT.Agrindo Surya Graha”

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan investasi dan merumuskan strategi pengembangan pengusahaan PT. Agrindo Surya Graha dalam memproduksi pupuk organik. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan saran untuk sektor pertanian khususnya sektor produksi pupuk oragnik yang mampu member sumbangsih pada pertanian Indonesia.

Namun demikian sangat disadari masih tedapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2010 Harliyadi B Kuncoro

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Purbalingga Jawa Tengah pada tanggal 06 Februari 1986. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Imam Harjianto dan Ila Dahlia Betty.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 017 pulau Batam pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 4 Batam. Pendidikan lanjutan menengah atas penulis melanjutkan di SMA Negeri 2 Tarogong Garut dan selesai pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma Teknologi Industri Pakan IPB melalui jalur Penyelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Kemudian tahun 2006 penulis lulus dengan IPK 3.76 Predikat Cum Laude. Setelah lulus Diploma tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu pada Program Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Di awal tahun 2007 penulis mulai bekerja di Hotel Salak Bogor sambil menempuh S1 Agribisnis IPB. Kemudian di tahun 2008 penulis pindah bekerja di kantor pusat PT Bank Bukopin, Tbk sebagai staff Divisi Pelayanan sampai selesai menempuh Sarjana di Institut Pertanian Bogor tahun 2010.

(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Lukaman M. Baga, M.AEc selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.

2. Rahmat Yanuar, SP. MSi. selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penelitian penulis yang telah menyampaikan masukan dan saran.

3. Tanti Novianti, ST. Msi dan Arief Karyadi Uswandi, SP selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Ayah dan Bunda tercinta di Batam yang tak pernah lelah memberikan yang terbaik dalam cinta, kasih dan doa untuk anak-anaknya. Semoga ini bisa menjadi awal persembahan yang terbaik. Dan terima kasih untuk adik-adiku terkasih atas doa dan dukunganya.

5. Santi Susanti tercinta dan terkasih yang tak pernah lelah menjadi pendamping penulis dalam susah dan senang. Semoga ini menjadi awal motivasi untuk terus berprestasi.

6. Keluarga besar Kakek E. Sukandi, keluarga besar Eyang Soeharjo dan keluarga besar Bapak Ujang S. atas dukungan doa dan moril kepada penulis selama ini.

7. Keluarga besar dan staf PT Agrindo Surya Graha yang telah memberikan ijin dan dukungan untuk penelitian ini.

8. Sahabat terbaiku Hari Budi Wibowo, Ragel Reakara (GM PT Agrindo Surya Graha), Edinho, Arif, Teh Uum, M. Zeini, Candra, Mas Budi dan semua sahabat kosan Riau, Bangka, serta semua anak AGB Ekstensi 2006.

9. Keluarga besar PT Bank Bukopin,Tbk terutama Divisi Pelayanan dan teman-teman Customer Service atas semua dukungan dan doanya.

Bogor, Juli 2010 Harliyadi B Kuncoro

(11)

i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 6 1.4. Manfaat Penelitian ... 6 1.5. Ruang Lingkup ... 6 II TINJAUAN PUSTAKA ... 8 2.1. Pupuk ... 8 2.2. Pupuk Organik ... 9

2.2.1. Kelebihan Pupuk Organik ... 10

2.2.2. Jenis-Jenis Pupuk Organik ... 10

2.2.2.1. Pupuk Organik Padat ... 10

2.2.2.2. Pupuk Cair ... 13

2.3. Penelitian Terdahulu ... 14

2.3.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya ... 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18

3.1.1. Studi Kelayakan Investasi ... 18

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek ... 19

3.1.2.1. Aspek Teknis ... 19

3.1.2.2. Aspek Manajemen ... 20

3.1.2.3. Aspek Pasar ... 20

3.1.2.4. Aspek Sosial ... 21

3.1.2.5. Aspek Finansial ... 21

3.1.3. Kriteria Kelayakan Investasi ... 21

3.1.4. Analisis Sensitivitas ... 23

3.1.5. Analisis Lingkunan Eksternal ... 24

3.1.6. Analisis Lingkungan Internal ... 28

3.1.7. Perumusan Strategi ... 30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31

IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 34

4.3.1. Analisis Kualitatif ... 35

(12)

ii

4.3.2.1. Net Present Value (NPV) ... 36

4.3.2.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ... 36

4.3.2.3. Internal Rate of Return (IRR) ... 37

4.3.2.4. Payback Period (Masa Pembayaran Kembali ... 37

4.3.3. Analisis Sensitivitas ... 38

4.4. Asumsi Dasar ... 38

4.5. Proses Perumusan Strategi ... 39

4.5.1. Tahap Pengumpulan Data ... 39

4.5.2. Tahap Analisis ... 40

4.6. Matrix IFE dan EFE ... 40

4.7. Penentuan Bobot setiap Variabel ... 42

4.8. Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman ... 44

4.9. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ... 47

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 50

5.1. Sejarah Perusahaan ... 50

5.2. Lokasi Perusahaan ... 50

5.3. Tujuan Perusahaan ... 51

5.4. Deskripsi Kegiatan Bisnis PT Agrindo Surya Graha ... 51

VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL SERTA IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL ... 52

6.1. Aspek Pasar ... 52

6.2. Aspek Teknis ... 55

6.3. Aspek Manajemen ... 62

6.4. Identifikas Lingkungan Ekternal Perusahaan ... 66

6.5. Identifikas Lingkungan Internal Perusahaan ... 72

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL ... 77

7.1. Arus Kas ( CashFlow) ... 77

7.1.1. Arus Penerimaan atau Manfaat (Inflow) ... 78

7.1.2. Arus Pengeluaran (OutFlow) ... 81

7.2. Analisis Laba Rugi ... 85

7.3. Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha ... 87

7.4. Analisis Sensitivitas Switching Value ... 89

VIII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ... 91

8.1. Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman ... 91

8.2. Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) ... 94

8.3. Tahap Masukan (Input Stage) ... 98

8.3.1. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 98

8.4. Tahap Pencocokan (Matching Stage) ... 102

8.4.1. Matriks IE (Internal-External Matrix) ... 102

8.4.2. Matriks SWOT ... 105

8.5. Tahap Keputusan (Decision Stage) ... 109

8.6. Keterbatasan Penelitian ... 110

IX KESIMPULAN DAN SARAN ... 114

9.1. Kesimpulan ... 114

(13)

iii DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 118

(14)

iv DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan Produksi

Padi Nasional Pada Tahun 2004-2008* ... 1

2. Data Alokasi dan Distribusi Produksi Pupuk Organik ... 3

3. Daftar Harga Pupuk Subsidi Sektor Pertanian Tahun 2009 ... 4

4. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 17

5. Bentuk Matriks IFE (Intenal Factor Evaluation) ... 40

6. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 40

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ... 41

8. Penilaian Bobot Faktor trategis Internal Organisasi ... 41

9. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ... 46

10. Data Legalitas PT Agrindo Surya Graha ... 62

11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Staff PT ASG ... 64

12. Pencari Kerja di Kabupaten Sukabumi Tahun 2004-2007 ... 67

13. Proyeksi Produksi Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha ... 77

14. Proyeksi Penjualan Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha .... 78

15. Data Investasi dan Nilai Sisa PT Agrindo Surya Graha ... 79

16. Data Rincian Biaya Re-Investasi PT Agrindo Surya Graha ... 80

17. Biaya Gaji PT Agrindo Surya Graha ... 81

18. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan dalam Satu Tahun ... 82

19. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan ... 82

20. Angsuran Pembayaran Pinjaman ... 83

21. Rincian Biaya Variabel ... 83

22. Nilai Penyusutan per Tahun ... 85

23. Perbandingan Laba Rugi Skenario I dan II ... 86

24. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha .... 87

25. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I & II ... 88

26. Peluang dan Ancaman Pada PT Agrindo Surya Graha ... 92

27. Kekuatan dan Kelemahan Pada PT Agrindo Surya Graha ... 96

28. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 98

(15)

v DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri . 26

2. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi ... 30

3. Bagan-bagan Alur Kerangka Pemkiran Operasional ... 32

4. Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 42

5. Matriks SWOT ... 45

6. Bagan Proses Pembuatan Pupuk Organik Granul ... 57

7. Struktur Organisasi PT Agrindo Surya Graha ... 63

8. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 102

9. Matriks SWOT PT Agrindo Surya Graha ... 105

(16)

vi DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuisioner SKB ... 119

2. Kuisioner Penelitian ... 121

3. Kuisioner Penentuan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score-AS) ... 127

4. Cash Flow I ... 131

5. Laporan Laba Rugi Modal Sendiri ... 132

6. Cash Flow Modal Sendiri Switching Value Penurunan Penjualan 12,76 persen ... 133

7. Cash Flow Modal Sendiri Switching Value Kenaikan Biaya Variabel 19, 62 persen ... 134

8. Cash Flow Modal 60 persen Pinjam dari Bank ... 135

9. Laporan Laba Rugi Modal 60 persen Pinjam dari Bank ... 136

10. Cash Flow Modal 60 persen Pinjam dari Bank Switching Value Penurunan Penjualan 10,72 persen ... 137

11. Cash Flow Modal 60 persen Pinjam dari Bank Switching Value Kenaikan Biaya Variabel 16,44 persen ... 138

12. Data Rataan Peringkat Faktor Internal dan Eksternal dari Responden ... 139

13. Data Rata-Rata Pembobotan Dari Ketiga Koresponden ... 140

14. Data Rata-Rata Pembobotan Dari Ketiga Koresponden ... 141

15. Data Nilai Tertimbang Faktor Internal dan Eksternal ... 142

16. Data Pengolahan QSPM ... 143

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk

sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung

berkembangnya sektor pertanian dengan sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sektor pertanian memberikan kontribusi langsung terhadap negara seperti penyedia lapangan kerja. Berdasarkan data statistik tahun 2008, sekitar 75 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan dan lebih dari 54 persen diantaranya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Pada sektor pertanian inilah mayoritas penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya. Mulai dari sebagai petani produsen, pedagang pengumpul hingga pedagang eceran yang langsung berhubungan dengan konsumen

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian tahun 2008 triwulan II, luas lahan produksi padi nasional mencapai 12,38 juta hektar dengan pencapaian produksi 59,87 juta ton. Jika dibandingkan dengan data tahun 2007 pertumbuhan produksi lahan padi nasional mencapai 4,76 persen. Secara lengkap data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan Produksi Padi Nasional Pada Tahun 2004 – 2008*

Tahun Luas Lahan

(Ha) Produktivitas (Qu/Ha) Produksi (Ton) Pertumbuhan Produksi(%) 2004 11.922.974 45,41 54.088.468 3,74 2005 11.839.060 45,74 54.151.097 0,12 2006 11.786.430 46,20 54.454.937 0,56 2007 12.147.637 47,05 57.157.435 4,96 2008* 12.385.242 48,35 59.877.219 4,76

Sumber : Pusat Data dan Informasi, Departemen Pertanian, 2008 Keterangan : )* Data Triwulan II Tahun 2008

Pada tahun 2008 Indonesia mencapai swasembada beras. Produksi beras tahun 2008 meningkat 3,1 juta ton atau setara 5 juta ton gabah kering giling1.

(18)

2

Kebijakan pro pertanian yang konsisten dan berkelanjutan manjadikan pertanian tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi. Ada beberapa faktor penting dalam mendukung peningkatan produktivitas, antara lain iklim kondusif, benih unggul, pupuk, supply air, serangan hama penyakit, dan pengelolaan pasca panen. Pupuk adalah salah satu dari faktor produksi yang sering menimbulkan kendala bagi petani. Pada musim tanam tahun 2008 terjadi kelangkaan pupuk urea. Hal ini dikarenakan pemerintah hanya mampu mengalokasikan pupuk urea sebanyak 4,3 juta ton dari kebutuhan pupuk urea 5,8 juta ton2. Industri pupuk dalam negeri khususnya pabrik pupuk urea, 60 persen bahan bakunya adalah gas alam. Sedangkan akses gas alam di Indonesia tidak dapat secara maksimal diperoleh rakyat Indonesia karena kepemilikan mayoritas dikuasai oleh swasta. Kondisi tersebut turut diperparah dengan ketentuan tataniaga yang lebih bergantung pada distributor dan kios pupuk. Hal ini menimbulkan manipulasi harga antara distributor, kios, dan broker pupuk. Bahkan tak jarang distributor yang menjual pupuk ke perkebunan besar dan diekspor keluar negeri karena harga jual yang lebih tinggi.

Departemen Pertanian fokus mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik dan bio-organik sebagai substitusi pupuk kimia. Hal itu dilakukan dalam rangka menekan pemakaian pupuk kimia yang boros anggaran dan merusak lahan pertanian. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik sintesis secara terus menerus akan mengakibatkan kesuburan menurun karena tanah akan menjadi keras, mudah pecah dan hilang keanekaragaman hayati tanah (Husnain et al.2005). Dari data September 2008 luas lahan kritis Indonesia mencapai 77,8 juta hektar, agak kritis 47,6 juta ha, kritis 23,3 juga ha dan sangat kritis 6,8 juta ha. Sementara itu Jawa Barat memiliki lahan kritis mencapai 580.000 ha3. Melihat ini, maka pupuk organik tersebut ditujukan untuk memperbaiki struktur tanah, yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia bertahun-tahun.

2 Prabowo,Hermas E. 16 Desember 2008. Setelah Swasembada Beras, Lalu Apa Lagi?. Jakarta. Kompas

3. http://www.perumperhutani.com.Lahan Kritis Indonesia Yang Belum Dihijaukan. 03 September 2008.13:10.

(19)

3

4. Adimistrators.25 Maret 2009.Deptan Akan Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik.Jakarta. Kompas

Pemerintah juga mendorong untuk memproduksi lebih besar lagi pupuk organik guna mendukung program pemerintah Go Organik tahun 2010 yang mencanangkan pertanian menggunakan pupuk organik dan menarik pupuk kimia dari pasar4. Melihat dari hal tersebut maka dapat terlihat peluang usaha dan pengembangan pupuk organik. Pengembangan usaha pupuk organik merupakan suatu potensi usaha yang menjanjikan dan terbuka bagi siapapun karena didukung oleh pemerintah. Namun usaha ini perlu dikaji dari studi kelayakan usaha baik dari aspek finansial maupun non finansial agar didapat suatu kepastian layak atau tidaknya suatu usaha ini jika dijalankan.

1.2. Perumusan Masalah

Terkait dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 2007 menyebutkan pemerintah melalui Depertemen Pertanian mengalokasikan subsidi pupuk organik untuk tanaman pangan. Produksi dan distribusinya pupuk organik tersebut diserahkan kepada empat BUMN. Data rincian alokasi produksi dan distribusi pupuk organik pada empat BUMN dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Data Alokasi dan Distribusi Produksi Pupuk Organik

No Nama BUMN Jumlah Produksi

1. PT Petrokimia Gresik 300.000 ton

2. PT Pupuk Kalimantan Timur 25.000 ton

3. PT Pupuk Sriwijaya 10.000 ton

4. PT Pupuk Kujang 10.000 ton

Sumber : Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 76/Permentan/O.T.140/12/2007

Pemerintah melakukan alokasi pupuk organik yang pertama kali dari sekian banyak peraturan Menteri Pertanian yang pernah ada. Sebanyak 345 ribu ton pupuk organik ditujukan untuk memperbaiki tekstur tanah, yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia bertahun-tahun

.

Kebijakan peraturan pemerintah ini akan mempengaruhi alokasi subsidi pemerintah terhadap pupuk organik dan anorganik.

Hal ini didukung Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

04/Permetan/OT/.140/09/2008 tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2009.

(20)

4

Peraturan ini dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa peranan pupuk sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian. Kemudian untuk meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan adanya subsidi pupuk. Berdasarkan hal-hal tersebut pemerintah perlu menetapkan kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET). Hasil peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2009 sebagai berikut :

Tabel 3. Daftar Harga Pupuk Subsidi Sektor pertanian Tahun 2009

No Jenis Pupuk Harga

1 Pupuk Urea Rp 1.200,- per kg;

2 Pupuk ZA Rp 1.050,- per kg;

3 Pupuk Superphos Rp 1.550,- per kg

4 Pupuk NPKphonska (15:15:15) Rp 1.750,- per kg

5 Pupuk NPKpelangi (20:10:10) Rp 1.830,- per kg

6 Pupuk NPKkujang (30: 6: 8) Rp 1.586,- per kg;

7 Pupuk Organik Rp 500,- per kg.

Sumber : Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 42/Permentan/OT.140/09/2008

Tabel 3 menunjukan pupuk anorganik seperti Urea, ZA, Superphos, dan NPK memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan dengan pupuk organik. Harga pupuk anorganik hampir mencapai dua sampai tiga kali lipat pupuk organik. Bagi para petani pupuk organik jauh lebih terjangkau dibanding dengan pupuk anorganik. Hal ini akan akan mempengaruhi tingkat permintaan dan pasokan pupuk organik dalam negeri karena adanya potensi pupuk organik yang cukup besar. Saat ini kebutuhan satu hektar padi yaitu 350 - 400 kg pupuk organik5, seperti diketahui luas lahan pertanian di Indonesia tahun 2008 sebayak 51,27 juta hektar atau sekitar 12,38 juta hektar luas tanam padi musim hujan periode Oktober 2007-Maret 2008. Jika saat ini pengunaan pupuk kimia 70 persen dan pupuk organik masih 30 persen dari luas lahan tanam padi, maka asumsi kebutuhan pupuk organik indonesia mencapai 1,2 juta ton pupuk organik. Kemudian jika tahun 2010 pemerintah benar mencanagkan Go Organik dengan menukar pupuk kimia menjadi 30 persen dan mengunakan pupuk organik 70 persen secara keseluruhan maka jumlah kebutuhan pupuk organik yang dibutuhkan di Indonesia pertahun dapat mencapai 3 juta ton.

(21)

5

Melihat supply pupuk organik dari Peraturan Menteri Pertanian Nomor

76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 2007 yang

mencanangkan produksi pupuk organik sebesar 345 ribu ton, ini merupakan potensi pasar yang cukup terbuka karena ada tingkat permintaan yang lebih besar dari jumlah penawaran yang ada. Terbukti pada hasil survei tahun 2008 terjadi lonjakan permintaan pupuk organik pada PT Petrokimia Gresik. Kebutuhan pupuk organik pada di Sumatra Utara mencapai 36.000 ton per tahun. Padahal Petrokimia hanya mampu memasok pupuk organik sebanyak 29.000 ton per tahun6. Permintaan pengunaan pupuk organik sudah menyebar ke setiap daerah seperti di Sulawesi Selatan, namun penggunaan pupuk organik masih terkendala keterbatasan dalam supply.

Pupuk organik menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan dilihat dari tingkat perbedaan antara kebutuhan dan penawaran pupuk tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik perlu dilakukan proses produksi yang mengahasilkan Out Put pupuk organik yang diinginkan pasar. Melihat hal ini pemerintah mengeluarkan acuan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Pert/Hk.060/2/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenahan Tanah. Dalam aturan tersebut pasal empat bahwa pengadaan pupuk organik dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum. Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di daerah Sukabumi, Jawa Barat. PT Agrindo Surya Graha merupakan salah satu rekanan bisnis dari PT Pertani (Persero) yang memiliki kerja sama dalam produksi pupuk organik untuk pemerintah. Perusahaan memandang ini adalah suatu peluang usaha yang menjanjikan karena pemerintah dan para petani akan mulai beralih ke pupuk organik. Meskipun memiliki peluang yang besar, PT Agrindo Surya Graha harus mengkaji kelayakan investasi usaha. Karena suatu usaha harus memiliki kelayakan dan mendatangkan profit. Untuk melihat suatu kelayakan usaha perlu dilakukan analisis apakah usaha tersebut layak secara finansial maupun non finansial, dan bagaimana strategi pengembangan usaha tersebut jika layak dijalankan.

6. Sihotang, M. 5 Mei 2009. Petrokimia tak penuhi permintaan pupuk organik Jakarta. Bisnis Indonesia

(22)

6

Hal inilah yang mendasari kajian dalam skripsi ini. Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kelayakan investasi usaha pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial?

2. Bagaimana strategi pengembangan usaha pada PT Agrindo Surya Graha?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yag telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kelayakan investasi usaha pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial yang dikaji dengan tingkat sensitivitas tertentu.

2. Merumuskan strategi-strategi pengembangan yang dapat direkomendasikan untuk usaha PT Agrindo Surya Graha.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna baik untuk penulis, PT Agrindo Surya Graha, maupun bagi pembaca. Bagi penulis sendiri, penelitian adalah media untuk penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu masukan apakah pendirian usaha tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan dan strategi pengembangan yang didapat mampu menjadi masukan pada usaha ini. Bagi pembaca dapat sebagai bahan kajian mengenai analisis kelayakan investasi dan pengembangan usaha pabrik pupuk organik dan sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang kelayakan investasi usaha pabrik pupuk organik granul PT Agrindo Surya Graha dengan melihat aspek-aspek dalam analisis kelayakan yaitu aspek tenis, aspek manajemen, aspek pasar, aspek sosial dan aspek finansial. Aspek ekonomi tidak dibahas dalam penelitian ini karena keterbatasan peneliti. Kemudian penelitian ini juga mencoba mengkaji

(23)

strategi-7

strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan analisis SWOT. Karena perusahaan ini baru didirikan tepatnya tanggal 20 April 2009, maka penelitian ini dilakukan sampai tahap keputusan dengan mengunakan

matriks perencanaan strategi kuantitatif. Hal ini dilakukan agar strategi yang ada

dapat lebih cocok dijalankan terlebih dahulu. Kemudian semua strategi pengembangan yang ditemukan akan direkomendasikan pada perusahaan dengan tujuan suatu saat nanti dapat dimanfaatkan di waktu yang akan datang.

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pupuk

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian nomor 505 tahun 2006, Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut karena terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan bagi tanaman dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun Pupuk terbuat dari bahan organik atau anorganik baik secara alami atau buatan yang dapat meningkatkan kesuburan media tanam dengan menambah satu atau lebih esensial (Fort,1990). Pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan dan pupuk organik. Pupuk alam adalah pupuk yang berlangsung di dapat dari alam misalnya posfat alam dan pupuk organik Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Manfaat pupuk dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Berkaitan dengan sifat fisika tanah

Manfaat pupuk dalam hal ini adalah memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah, berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus air.

2. Berkaitan dengan kimia

Menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan unsur hara seperti N, P, K yang sifatnya sangat mudah hilang karena penguapan.

(25)

9 2.2. Pupuk Organik.

Berdasarkan Peraturan menteri pertanian Nomor : 02/pert/hk.060/2/2006, pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensupply bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Formula pupuk organik adalah kandungan bahan-bahan organik dan unsur hara makro dan atau unsur hara mikro.

Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah pupuk organik granul. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang dan pupuk organik granul. Sedangkan Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan didalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.

Asam humik dan asam fulvat memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Sedangkan Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai kapasitas tukar kation tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Pupuk organik memiliki hara mikro dan hara makro, sebagian hara langsung diserap tanaman dan sebagian dilepas untuk menunjang pertumbuhan mikro organisme. Mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman.

(26)

10 2.2.1. Kelebihan Pupuk Organik

Menurut Marson dan Paulus 2001, pupuk organik memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih baik.

2. Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga cadangan air bagi tanaman.

3. Memperbaiki kehidupan organisme tanah.

2.2.2. Jenis-Jenis Pupuk Organik

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunaan lebih mudah, tidak mengandung kotoran dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang.

2.2.2.1. Pupuk Organik Padat

A. Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan seperti rumput gajah. Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air, serta mencegah adanya erosi dan mengendalikan hama dan penyakit berasal dari tanah dan gulma.

B. Pupuk Serasah

Pupuk serasah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung dan lain-lain. Pupuk serasah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu

(27)

11

ditutupkan pada permukaan tanah disekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya adalah:

1. Dapat menjaga kelambaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan.

2. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air.

3. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan. 4. Menghambat pertumbuhan gulma.

5. Menjaga tektur tanah tetap remah.

6. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan.

7. Mempelancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.

C. Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasinya mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran perkotaan.

D. Pupuk Kandang.

Pupuk kandang merupakan pupuk yang sangat mudah dibuat dan biaya yang diperlukan sangat murah. Pupuk kandang merupakan perpaduan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan konsep pertanian organik. Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih menguntungkan dari pada pupuk anorganik dan pupuk organik lain. Keuntungan tersebut antara lain:

1. Pupuk kandang mengandung unsur hara organik yang diperlukan tanah guna mempertahankan struktur tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produsi tanaman.

(28)

12

2. Pupuk kandang memiliki unsur hara mikro dan makro yang terdapat pada pupuk lain seperti unsur Belerang, Mangan, Cobal, dan Brom.

3. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membantu pembentukan humus dalam tanah guna mensistesis senyawa yang berguna bagi tanaman.

E. Pupuk Guano

Pupuk Guano merupakan sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung dan kalelawar yang telah mengalami perubahan waktu dalam waktu relatif lama. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah Nitrogen, Kalium dan Fosfor.

F. Pupuk Organik Granul

Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, tabel, pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah granul. Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari pupuk kandang. Tapi perlu diingat pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah matang bukan yang baru keluar dari binatang. Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah pertanian, kompos dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah. Adapun cara pembuatan pupuk organik granul sebagai berikut7:

1. Pengeringan

Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos kering kurang lebih dua puluh persen lebih kering lebih bagus.

2. Penggilingan dan Pengayakan

Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan mesin giling. Atau ditumbuk saja juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang diperlukan minimal 80

mesh. Kompos halus ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100 mesh.

Sisa bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.

(29)

13

3. Penambahan Bahan-bahan Lain

Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa bahan lain. Beberapa bahan yang sering ditambahkan adalah pupuk anorganik untuk meningkatkan kandungan hara N, P, K, atau hara mikro lainnya. Dapat pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat atau hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula ditambahkan dengan mikroba-mikroba. Tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke dalam pupuk granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan rahasia perusahaan masing-masing. 4. Granulasi

Granul dapat dibuat dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan nampan biasa. Biasanya cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan yang diperlukan sekitar 300 gr - 500 gr. Bahan dimasukkan ke dalam nampan, tambahakan air atau perekat. Kemudian nampan digoyang-goyang sampai terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penambahan air atau perekat dengan takaran yang tidak boleh berlebih atau terlalu sedikit. Di sinilah seninya membuat granul. Alat lain yang juga dapat digunakan untuk membuat granul adalah molen pengaduk semen dan pan granulator dengan prinsip kerja yang sama.

5. Pengemasan

Langkah berikutnya adalah pengemasan pupuk granul. Ukuran kemasan bisa bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg, 5 kg, atau 10 kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 - 30 kg. Kemasan biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner). Kemasan bagian luar diberi merek atau logo perusahaan.

2.2.2.2. Pupuk Cair

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan melakukan perendaman terlebih dahulu dan hanya diambil sari cairanya. Pupuk cair mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur di dalamnya sudah terurai dan proses manfaatnya dapat lebih terasa.

(30)

14 2.3. Penelitian Terdahulu

Hendratno (2006) dalam penelitiannya mengenai Kelayakan Finansial Pengembangan usahatani Salak lokal menjadi salak pondoh, menyimpulkan bahwa investasi pengusahaan pengembangan usahatani salak pondoh menunjukan bahwa salak pondoh tidaklah layak untuk dikembangkan di Waringinkurung. Hal ini ditunjukan dengan nilai NPV, IRR, dan Net B/C secara berturut-turut adalah Rp 43.818.375,00, 15,72 persen dan 1,7566. Melihat dari hasil analisis tersebut pengembangan usahatani salak pondoh di Waringinkurung dapat menutupi biaya investasi tetapi selama kurun waktu sepuluh tahun, sehingga dirasa tidak layak dilaksanakan. Dari hasil penggembangan yang telah dilakukan dilihat nilai kelayakan finansial menunjukan bahwa proyek ini tidak memberikan keuntungan seperti salak yang telah ada, sehingga ada baiknya salak lokal lebih dioptimalkan kembali dalam pengusahaanya. Proyek ini dapat dilanjutkan bila prasarana pendukung telah tersedia terutama pasar dan harga input yang bersaing.

Chaerunnisa (2007), mengenai studi kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor. Bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial. Menghitung besarnya nilai

NPV, Nett B/C, IRR dan payback period. Kriteria yang dapat dilihat layak atau

tidaknya suatu proyek adalah NPV, Nett B/C, IRR dan payback period. Hasil dari penelitian ini untuk NPV adalah sebesar Rp. 254.889.000,00. Nett B/C adalah sebesar 8,54 satuan manfaat, artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan 8,54 satuan manfaat. IRR adalah sebesar 40,8 persen dimana tingkat diskonto saat itu adalah 12 persen dan nilai dari payback period adalah 0,8 tahun dimana umur proyek adalah 5 tahun. Syarat suatu proyek dikatakan layak adalah NPV > 0, Nett B/C > 1, IRR > tingkat diskonto, dan payback period < umur proyek. Melihat kriteria tersebut telah memenuhi syarat layak dari suatu proyek, maka pendirian usaha penggilingan gabah tersebut layak untuk didirikan.

Oktawidya (2008) dalam penelitiannya tentang analisis kelayakan usaha Franchise kebab Turki Baba Rafi cabang Bogor. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis aspek pasar, teknis, manajemen, lingkungan dan finansial serta

(31)

15

menganalisis tingkat kepekaan kelayakan investasi kebab turki baba rafi. Dalam penelitian tersebut hasil NPV sebesar Rp. 159.462.413, dikatakan layak karena memberikan keuntungan perusahaan sebesar Rp. 159.462.413. Nett B/C adalah sebesar 18, yang bearti setiap terjadi kenaikan 1 satuan biaya akan mengalami kenaikan keuntungan sebesar 18 kali, sehingga layak untuk dijalankan. Tingkat IRR adalah sebesar 5,24 persen pada kondisi tingkat suku bunga deposito yaitu 4 persen, yang mana IRR > tingkat suku bunga, maka perusahaan tersebut layak.

Ferdiman (2007), meneliti tentang strategi pengembangan usaha sapi potong PT Kariyana Gita Utama, Sukabumi. Metode yang digunakan yaitu analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, Threat) dan QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix). Berdasarkan analisis SWOT, terdapat

beberapa alternatif strategi dari kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat diterapkan. Berdasarkan kombinasi strengths dan

opportunities, maka starteginya adalah mempertahankan kapasitas dan kualitas

produksi sapi potong hasil penggemukan dan membuka divisi Rumah Potong Hewan serta pengolahan pupuk. Berdasarkan kombinasi strengts dan threats, maka strateginya adalah menjaga loyalitas konsumen, memperkuat kerjasama dengan pemasok, dan pemanfaatan sapi lokal sebagai sapi bakalan. Berdasarkan kombinasi weeknesses dan opportunities, maka strateginya adalah adalah peningkatan modal dengan memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah dan swasta, dan perbaikan sistem manajemen. Berdasarkan kombinasi weaknesses dan

threats, maka strateginya adalah memanfaatkan teknologi yang tepat guna dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Berdasarkan analisis IE (Internal Eksternal), pengaruh dari faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan menempatkan PT KGU berada pada posisi pertahankan dan pelihara. Posisi ini menunjukan bahwa strategi – strategi yang cocok bagi perusahaan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar. Berdasarkan analisis QSPM dari nilai total daya tarik (TAS), maka urutan alternatif strategi yang dapat diimplementasikan adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Erlianingsih (2008), mengenai pemasaran restoran pondok makan mirah, Jakarta Selatan. Bertujuan untuk menganalisis strategi bauran pemasaran yang

(32)

16

diterapkan, mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi bisnis restoran, serta merumuskan alternatif strategi pemasaran. Hasil dalam penelitian tersebut dilihat dari lingkungan industri dimana terdapat ancaman dari pendatang baru, perusahaan menyiapkan diferensiasi dan diversifikasi produk sebagai solusinya. Produk substitusi juga menjadi ancaman sehingga perusahaan akan menjamin kualitas produknya agar konsumen tetap loyal. Industri sejenis akan mejadi kompetitor yang kuat, maka perusahaan akan melakukan pengembangan produk untuk menyiasati kejenuhan dari konsumen. Melihat dari lingkungan internal peusahaan fokus pada bagain keuangan dimana manajemen keuangan yang baik akan memudahkan perusahaan untuk melihat kondisi untung atau rugi dan tetap dapat melihat peluang adanya pengembangan usaha. Lingkungan eksternal, konsumen atau pembeli menjadi perhatian bagi perusahaan, karena perusahaan dapat menentukan produk apa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya.

2.3.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada kriteria analisis kelayakan usaha yaitu menggunakan alat analisis data seperti metode NPV, IRR, Gross B/C, Payback Period atau Masa Pengembalian Investasi dan analisis sensitivitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah mengambil topik yang berbeda mengenai analisis kelayakan investasi usaha pupuk organik granul pada PT Agrindo Surya Graha.

Selain itu, perusahaan yang diteliti merupakan suatu perusahaan baru yang akan menjalankan usaha pembuatan pupuk organik granul. Data diolah dengan

Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskritif untuk melihat

apakah investasi pada usaha ini nantinya akan layak untuk dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 4.

(33)

17

Tabel 4. Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Tahun Metode Analisis

1 Hendratno

Kelayakan Finansial Pengembangan usahatani Salak lokal menjadi salak pondoh

2006 Analisis Finansial (Kriteria Investasi) Analisis Sensitivitas 2 R. Ririn Chaerunnisa SD Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor 2007 Analisis Finansial (Kriteria Investasi) Analisis Sensitivitas 3 Ratih Oktawidya K Analisis Kelayakan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi Cabang Bogor 2008 Analisis Finansial (Kriteria Investasi) Analisis Sensitivitas 4 Ferdiman Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong PT Kariyana Gita Utama, Sukabumi

2007 Analisis SWOT dan QSPM

5 Sari Erlianingsih

Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah,

Jakarta Selatan 2008

Analisis strategi Bauran Matriks IFE dan EFE

Matriks IE dan SWOT

(34)

18 BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka teoritis merupakan kumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Dari semua teori ilmiah yang ada, teori yang relevan pada penelitian ini sebagai berikut :

3.1.1. Studi Kelayakan Investasi

Studi kelayakan investasi dalam arti sempit merupakan dapat atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan dengan pertimbangan akan mendapat manfaat ekonomis (Kamaluddin, 2004). Pada pengertian tersebut, jika hasil penelitian dari investasi yang dilakukan memberikan tambahan manfaat bagi pelaku investasi, maka investasi tersebut dianggap layak. Studi kelayakan investasi dalam arti luas merupakan suatu penelitian tentang dapat atau tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara layak dengan indikasi adanya penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah di lokasi tempat dilakukannya investasi, penambahan atau penghematan devisa bagi pemerintah dan pembukaan peluang usaha lain akibat adanya proyek investasi tersebut (Kamaluddin, 2004).

Sebuah proyek pertanian merupakan suatu kegiatan investasi di bidang pertanian yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa waktu tertentu (Gittinger, 1986). Manfaat studi kelayakan investasi menurut Kamaluddin (2004), terdiri dari:

1. Manfaat Finansial

Investasi layak bagi pelaku investasi apabila investasi tersebut memberikan manfaaat lebih besar dibandingkan dengan resiko yang ditanggung.

2. Manfaat Ekonomi Nasional

Investasi tersebut apabila dijalankan akan memberikan manfaat makro bagi masyarakat.

(35)

19

3. Manfaat Sosial

Masyarakat di sekitar lokasi investasi tersebut akan memperoleh manfaat atas investasi yang dilaksanakan.

Studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus mempertimbangkan pada setiap tahap perencanaan proyek dan siklus pelaksanaan (Gittinger, 1986). Beberapa aspek tersebut adalah aspek teknis, aspek manajemen, aspek pasar, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek finansial. Analisis pada setiap aspek dilakukan berdasarkan penting atau tidaknya aspek tersebut untuk suatu proyek dan dapat dilakukan dengan metode yang berbeda untuk setiap aspek proyek.

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek

Gittinger (1986) menyatakan bahwa proyek pertanian memiliki enam aspek yang harus dipertimbangkan yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek pasar, aspek sosial, aspek finansial dan aspek ekonomi. Dalam penelitian ini akan dibahas lima aspek pertama dalam proyek pendirian perusahaan pupuk organik.

3.1.2.1. Aspek Teknis

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa (Gittinger, 1986). Analisis ini akan menguji hubungan teknis yang mungkin diusulkan dalam suatu proyek pertanian. Analisis ini akan mengidentifikasi perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus terus menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis tersebut berjalan dengan lancar dan tepat dilakukan. Selain itu, perkiraan-perkiraan teknis akan cocok dengan kondisi sebenarnya.

Dalam studi kelayakan ini, aspek teknis memegang peranan terpenting. Hal ini dikarenakan aspek teknis merupakan awal dari penelitian aspek-aspek lain. Untuk usaha pertanian, aspek-aspek lain dari analisis kelayakan akan dapat dilaksanakan apabila secara teknis pengusahaan tersebut telah layak dilakukan. Kriteria yang harus dipenuhi agar proyek dapat layak secara teknis dilihat dari kondisi iklim, tanah dan ketersediaan batang bawah serta batang atas.

(36)

20 3.1.2.2. Aspek Manajemen

Aspek manajemen adalah suatu hal yang menentukan untuk rancangan dan proyek yang baik (Gittinger, 1986). Aspek manajemen berkisar di antara penetapan institusi, organisasi dan manajerial yang tepat dan tidak tumpang tindih, yang secara jelas memiliki pengaruh yang penting terhadap pelaksanaan proyek. Usulan organisasi proyek harus diteliti untuk mengetahui apakah proyek dapat diarahkan. Masalah-masalah manajerial merupakan hal yang menentukan untuk rancangan dan pelaksanaan proyek yang baik. Kemampuan dan keahlian pelaku dalam proyek ini harus diteliti agar dapat dipastikan bahwa mereka sanggup menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama umur proyek.

Suatu lembaga pemasaran yang berorientasi keuntungan diperlukan suatu manajemen yang dikelola secara professional. Kriteria yang harus dipenuhi agar proyek dapat layak dilihat dari aspek institusional manajerial adalah:

1. Analisis Intern Perusahaan

Mengkaji struktur organisasi, sumberdaya manusia, job description dan gaji atau upah karyawan.

2. Analisis Ekstern Perusahaan

Mengkaji hubungan dengan pihak luar perusahaan seperti instansi pemerintah maupun pihak swasta lainnya.

3.1.2.3. Aspek Pasar

Aspek pasar yaitu rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana persediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Kajian aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar dari produk yang dipasarkan. Potensi pasar adalah seluruh permintaan atau kebutuhan konsumen yang didasarkan atas faktor jumlah konsumen potensial dan daya beli. Analisis aspek ini bertujuan untuk mengetahui pasar dari pupuk organik, daya saing produk terhadap pesaing dan strategi terbaik dalam memasarkan produk agar pembibitan layak untuk dilakukan. Analisis pasar yaitu mengkaji peluang daerah penjualan, bibit yang sesuai dengan keinginan konsumen, waktu penjualan yang tepat dan harga bibit yang sesuai dengan daya beli konsumen.

(37)

21 3.1.2.4. Aspek Sosial

Aspek sosial merupakan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang dilaksanakan (Gittinger, 1986). Analisis sosial harus mempertimbangkan pola dan kebiasaan dari pihak yang berkepentingan dengan proyek, karena pertimbangan ini berhubungan langsung dengan kelangsungan suatu proyek. Selain itu, suatu proyek juga harus tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan dan lain-lain. Aspek sosial seperti ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami masyarakat, sulit dikuantifikasikan yang biasa disepakati secara bersama, tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dapat dirasakan.

3.1.2.5. Aspek Finasial

Aspek finansial merupakan proyeksi anggaran yang akan mengestimasi penerimaan dan pengeluaran bruto pada masa yang akan datang setiap tahunnya (Gittinger, 1986). Tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor adalah suatu tingkat keuntungan yang diukur berdasarkan kas bukan berdasarkan laba akuntansi. Secara umum aliran arus kas proyek dapat dikelompokkan pada aliran kas, penilaian investasi harus mempertimbangkan konsep nilai waktu uang (time value of money). Nilai waktu uang adalah nilai uang pada suatu waktu dimana nilai sekarang (present value) lebih baik dari pada nilai yang sama pada masa yang akan datang (Gittinger, 1986). Konsep nilai waktu uang sangat penting mengingat semakin lama waktu berjalan maka nilai uang semakin menurun. Berbagai teknik analisis yang digunakan adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), PBP (Payback Period), dan switching value.

3.1.3. Kriteria Kelayakan Investasi 1. NPV (Net Present Value)

NPV merupakan suatu ukuran manfaat proyek yang didiskontokan. Nilai sekarang dari manfaat neto tambahan atau uang tunai tambahan dan daya suatu proyek. Nilai sekarang atas manfaat suatu dikurangi nilai sekarang atas biaya

(38)

22

proyek (Gittinger, 1986). Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu dicantumkan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan layak sehingga diterima. Apabila hasilnya lebih kecil (NPV negatif), maka proyek ditolak karena dinilai tidak layak. Kelebihan menggunakan NPV adalah memakai nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan dalam pengembalian keputusan (Husnan, 2000).

2. IRR (Internal Rate of Return)

IRR merupakan suatu ukuran manfaat proyek terdiskontokan, dengan memakai tingkat diskonto akan diperoleh nilai sekarang neto dari tambahan arus manfaat neto, atau tambahan arus keuntungan menjadi nol. Bunga maksimal yang dapat dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan proyek untuk menutupi pengeluaran investasi dan operasional dan proyek masih berada pada posisi pulang pokok (break even point) (Gittinger, 1986).

Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Kelebihan IRR adalah memakai nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan dalam pengambilan keputusan (Husnan, 2000).

3. Net B/C

Net B/C merupakan perbandingan antara nilai sekarang permintaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Jika Net B/C lebih besar dari satu, maka proyek dikatakan layak, dan jika kurang dari satu dikatakan tidak layak (Gittinger, 1986). Kelebihan Net B/C adalah memakai nilai waktu uang dan semua aliran kas diperhitungkan dalam pengambilan keputusan (Husnan, 2000).

4. PBP (Payback Period)

Metode Payback period digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Jika periode payback ini lebih pendek dari yang diisyarakatkan, maka proyek dikatakan layak, sedangkan jika lebih lama proyek

(39)

23

ditolak (Gittinger, 1986). Kelemahan utama payback period adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang digunakan sebagai angka pembanding. Kelemahan lainnya adalah diabaikannya nilai waktu uang dan aliran kas setelah payback period. Penggunaan metode payback period digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas atau untuk kelancaran keuangan jangka pendek (Husnan, 2000).

3.1.4. Analisis Sensitivitas

Suatu investasi memiliki resiko akibat dari ketidakpastian kondisi yang berlangsung. Resiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil atau berbagai akibat dari usaha tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu investasi, hal ini untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut (Gittinger, 1986).

Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila kejadiannya berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan (Gittinger, 1986). Perubahan yang terjadi dalam tingkat penerimaan dan biaya akan mempengaruhi kondisi kelayakan usaha tersebut dilihat dari nilai NPV setelah terjadi perubahan. Dalam analisis sensitivitas dapat dilakukan perubahan pada arus penerimaan dan pengeluaran yaitu perubahan pada tingkat output produksi, perubahan pada harga input variabel dan harga input.

Analisa sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan switching value atau nilai pengganti. Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output dan produksi sehingga keuntungan mendekati normal dimana NPV sama dengan nol (Gittinger, 1986). Analisa switching value dilakukan dengan metode menguji coba sehingga mendapatkan nilai NPV sama dengan nol. Metode uji coba dilakukan dengan mengikuti prosedur apabila nilai NPV yang dihasilkan pada kondisi normal positif maka yang dilakukan adalah melakukan penurunan produksi dan harga output dan peningkatan biaya. Sebaliknya apabila kondisi normal proyek menghasilkan nilai NPV negatif, maka perubahan yang dilakukan adalah dengan menaikkan produksi, menaikkan harga dan menurunkan biaya.

(40)

24

Pada bidang pertanian, proyek berubah sensitif akibat empat masalah utama yaitu harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikkan biaya dan hasil (Gittinger, 1986). Jadi, switching value dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi pada aspek finansial yaitu dari layak menjadi tidak layak dilaksanakan.

3.1.5. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Analisis ini menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi ancaman.

Perubahan dalam eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan eksternal mempengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor. Identifikasi dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan.

Faktor eksternal dapat berubah seiring berjalannya waktu dan berdasar industri. Hubungan baik dengan pemasok dan distributor sering kali menjadi faktor penting untuk kesuksesan. Variabel lain yang umum digunakan mencakup pangsa pasar, keberagaman produk pesaing, ekonomi dunia, afiliasi asing, keunggulan atas kepemilikan dan pelanggan besar, harga yang bersaing, kemajuan teknologi, pergeseran populasi, tingkat suku bunga, dan penurunan populasi. Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori

Gambar

Tabel  3.  Daftar Harga Pupuk Subsidi Sektor pertanian Tahun 2009
Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi pada  prinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama,  yaitu :
Gambar 5. Matriks SWOT
Tabel    9.  Matriks  Perencanaan  Strategi  Kuantitatif  (Quantitative  Strategic  Planning Matrix-QSPM)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2012 Dinas Bina Marga

Hal ini merujuk pada hasil nilai rataan pada variabel indikator perilaku kewirausahaan lebih banyak berada sedang dan satu indikator yang memiliki skor penilaian indikator

Untuk melakukan registrasi user diminta untuk memasukkan username, password, diminta untuk mengulangi memasukkan password, alamat email yang aktif karena konfirmasi

• Muatan Democratic Learning yang harus diterapkan dalam pendidikan Akpol (khususnya dalam kegiatan Pengasuhan) antara lain adalah : (1) memperkuat kapasitas individu dan.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul Ekonomi Kompetensi dasar

[r]

English speakers focus very much on the relationship between the local stress and the global stress in

Grafik biplot analisis komponen utama (PCA) antara varibel kualitas perairan dengan populasi sidat ( A.bicolor bicolor ) (a), dan dendrogram kedekatan antar lokasi