• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan tahun 2017 yang tersususn ini merupakan media pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan tahun 2017 yang tersususn ini merupakan media pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan tahun 2017 yang tersususn ini merupakan media pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Malang. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja yang telah dicapai selama tahun anggaran 2017. Dokumen laporan ini juga digunakan sebagai umpan balik dan tindak lanjut pengambilan keputusan dalam melakukan perbaikan di tahun berikutnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2017 ini merupakan laporan kinerja tahun ke-empat atas pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2014-2018. Dalam laporan ini disajikan tingkat pencapaian sasaran strategis beserta indikatornya yang telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2017 yang telah diperjanjikan. Pencapaian sasaran tersebut diarahkan untuk mencapai visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Malang.

Sesuai dengan dokumen Reviu Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2014-2018, Dinas Pendidikan Kota Malang mempunyai misi

“Mewujudkan Pendidikan Kota Malang Yang Berkualitas Dan Terjangkau Bagi Masyarakat”

Misi tersebut dijabarkan dalam saasaran strategis, setiap sasaran strategis memiliki indikator kinerja sebagai tolok ukur tingkat ketercapaian. Tingkat keterapaian indikator-indikator tersebut disajikan di dalam dokumen laporan ini.

Secara umum tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Pendidikan pada tahun 2017 dapat terlaksana dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu ditinjau kembali sesuai dengan kondisi terbaru di Kota Malang, serta merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi.

Berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian indikator sasaran Dinas Pendidikan Kota Malang menunjukkan bahwa dari 29 (dua puluh Sembilan) indikator sasaran yang telah ditentukan, 20 (dua puluh) indikator berkategori memuaskan. Walaupun demikian masih ada 3 (tiga) indikator yang berkategori kurang, untuk itu perlu adanya evaluasi dan identifikasi penyebab permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga dapat ditentukan rencana aksi perbaikan di tahun berikutnya.

Dinas Pendidikan Kota Malang akan tetap berusaha mengambil langkah-langkah strategis, baik berupa perubahan, penyesuaian dan pembaharuan dalam rangka menjamin tercapainya kinerja yang lebih baik dari tahun ke tahun. Dengan ketercapaian tersebut diharapkan mampu meraih visi Dinas Pendidikan Kota Malang

“Terwujudnya Insan Kota Malang Yang Cerdas, Bermartabat Dan Mampu Bersaing Di Era Global”

(4)

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii

BAB I PENDAHULUAN

menguraikan gambaran umum Dinas

Pendidikan Kota Malang, tugas dan fungsi, visi,

misi dan permasalahan yang dihadapi

1

13

21

60

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Menyajikan target-target kinerja yang akan

dicapai

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

menyajikan realisasi kinerja dan anggaran

3.1. Capaian Kinerja

Menyajiakan realisasi target dan analisis kinerja

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Menyajikan kategori capaian indikator

3.2. Capaian Kinerja Keuangan

Menyajikan daya serap anggaran

BAB IV PENUTUP

DAFTAR ISI

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

inas Pendidikan Kota Malang merupakan salah satu lembaga teknis yang menjalankan roda pemerintahan Kota Malang dibidang pendidikan. Pada era Otonomi Daerah, Kabupaten/Kota memiliki otonomi yang luas yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah itu sendiri. Tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka sejak 1 Januari 2001 Pemerintah Kota Malang secara efektif telah melaksanakan otonomi daerah dengan melakukan penataan kelembagaan atau pembentukan Lembaga Perangkat Daerah termasuk Dinas Pendidikan Kota Malang. Dinas Pendidikan Kota Malang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan dan Kantor sebagai Lembaga Teknis Daerah yang kemudian di ubah menjadi Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan dan Kantor sebagai Lembaga Teknis Pemerintah Kota Malang.

(6)

Bab I, Pendahuluan H a l.

2

Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Malang adalah lembaga yang mendapatkan legitimasi dari rakyat untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam melaksanakan program pembangunan dibidang pendidikan wajib mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya secara periodik melalui pengembangan sistem akuntabilitas dan media pertanggungjawaban sehingga tercipta pemerintahan yang baik dan terpercaya.

Dalam rangka peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, pemerintah menetapkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Selanjutnya mengacu pada Permenpan dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga dinyatakan bahwa laporan akuntabilitas kinerja merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis yang telah ditetapkan. Laporan akuntabilitas kinerja tersebut nantinya digunakan sebagai bahan evaluasi, penyempurnaan dokumen perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan periode yang akan datang serta sebagai bahan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada hakekatnya merupakan sinergi dari Akuntabilitas Manajerial, Akuntabilitas Proses dan Akuntabilitas Program yang saling mendukung dan saling terkait satu sama lain. Akuntabilitas managerial menitikberatkan pada efisiensi, efektifitas dan kehematan dalam penggunaan dana, harta kekayaan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Akuntabilitas proses menitikberatkan pada kebutuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai misi organisasi. Sedangkan Akuntabilitas program pada dasarnya memberikan perhatian yang besar dalam pencapaian hasil kegiatan instansi pemerintah. Dalam hal ini seluruh aparat pemerintahan dipandang berkemampuan untuk mencapai hasil sesuai dengan misi yang diembannya, bukan hanya sekedar patuh terhadap kebutuhan hirarki atau prosedur. Pelaksanaan akuntabilitas instansi pemerintah yang beraneka ragam dan kompleks memerlukan dukungan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku, pendanaan yang tidak boros, kerugian dan penyalahgunaan serta menjamin tersedianya data yang dapat dipercaya (akurat) dan

(7)

dapat disajikan secara memadai dalam suatu laporan secara berkala dan melembaga serta pentingnya pengungkapan proses pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan dengan dinamika interaksinya dengan lingkungan masyarakat.

Dengan demikian dalam sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, para pejabat dan pegawai yang berwenang diharuskan tidak saja bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga bertanggung jawab pada peningkatan kompetensi profesional dan daya saing melalui berbagai pengembangan kebijakan dan program secara efisien dan efektif atas sumber daya dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat, maka sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang semula lebih berfokus pada kegiatan yang dikaitkan dengan keluaran (outputs) menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih dihubungkan dengan hasil (result/outcomes) yang diperoleh. Akuntabilitas kinerja yang dimaksud harus dapat menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dan harus pula mampu menyajikan penjelasan tentang deviasi antara rencana yang telah ditetapkan dengan realisasi kegiatan yang dicapai.

Oleh karena itu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan tersebut diperlukan pola pengukuran kinerja yang dimulai dari perencanaan strategik dan berakhir pada pengukuran kinerja atas kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

1.2. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah :

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

d. Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

(8)

Bab I, Pendahuluan H a l.

4

f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

h. Perpres Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

i. Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

j. Instruksi Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan pemberantasan korupsi;

k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

l. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

m. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

n. Permenpan 20/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

o. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi BirokrasiRepublik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

p. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

q. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Malang;

r. Peraturan Walikota Malang Nomor 25 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pendidikan;

(9)

s. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017;

t. Peraturan Walikota Malang Nomor 93 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017.

1.3. Maksud dan Tujuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini memiliki dua fungsi utama, yaitu :

a. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Dinas Pendidikan Kota Malang sebagai pertanggungjawaban kinerja kepada Walikota Malang, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat memberikan masukan dan umpan balik;

b. Merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang.

Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP.

Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP

Manajemen Kinerja

Akuntabilitas Kinerja

(10)

Bab I, Pendahuluan H a l.

6

Berdasarkan fungsi tersebut, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2017 mencakup hal-hal berikut:

a. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP tahun 2017 sebagai sarana pertanggungjawaban Dinas Pendidikan Kota Malang atas pencapaian kinerja yang berhasil diperoleh selama Tahun 2017. Esensi capaian kinerja yang berhasil dilaporkan merujuk kepada sejauh mana visi, misi dan tujuan serta sasaran strategis yang telah dicapai selama tahun 2017.

b. Aspek Manajemen LAKIP bagi keperluan internal organisasiadalah sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Dinas Pendidikan Kota Malang bagi upaya-upaya perbaikan kinerja dimasa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Kota Malang dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Dinas Pendidikan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. Dalam aspek ini harus ada komitmen dari pucuk pimpinan dan seluruh pelaksana untuk melakukan pengelolaan organisasi agar akuntabel.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang baik diharapkan dapat bermanfaat untuk :

a. Peningkatan akuntabilitas instansi;

b. Umpan balik bagi peningkatan kinerja instansi pemerintah;

c. Peningkatan perencanaan di segala bidang, maupun perencanaan penggunaan sumber daya organisasi;

d. Meningkatkan kredibilitas instansi dimana instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi;

e. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab instansi;

f. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan membangun secara baik, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;

g. Mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat di lingkungannya.

(11)

Hal ini sesuai dengan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Malang sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2016 Pasal 3 ayat (3) bahwa Kepala Dinas melalui Sekretariat mempunyai tugas dan fungsi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Rencana Strategis sebagai pelaksana Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

1.4. Kelembagaan

1.4.1. Pembentukan Organisasi

Dinas Pendidikan Kota Malang yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi Dinas sebagai unsur pelaksana pemerintah Kota Malang maka keluarlah Peraturan Walikota Malang Nomor 42 Tahun 2012 tentang Uraian tugas dan tata kerja Dinas Pendidikan Kota Malang. Dan diperbarui dengan Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pendidikan.

1.4.2. Kedudukan Organisasi

Dinas Pendidikan Kota Malang adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendidikan. Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

(12)

Bab I, Pendahuluan H a l.

9

1.4.3. Struktur Organisasi

Kepala Seksi Program dan Evaluasi

Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana prasarana

Kepala Seksi Peserta Didik Dan Kurikulum

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar

Kepala Seksi Program dan Evaluasi

Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana prasarana

Kepala Seksi Peserta Didik Dan Kurikulum

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah

Pertama

Kepala Seksi PembinaanKursus dan Pelatihan

Kepala Seksi Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan

Kepala Seksi Pembinaan PAUD Kepala Bidang Pembinaan Paud dan

Pendidikan Non Formal

Kepala Seksi Pembinaan Pendidik dan TenagaKependidikan PAUD dan Pendidikan

Nonformal

Kepala Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan SMP Kepala Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan SD Kepala Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Kepala Sub Bagian

Keuangan Kepala Sub Bagian

Perencanaan

SEKRETARIS KEPALA DINAS

UPT Kelp. Jab. Fungsional

(13)

Berdasarkan Peraturan WaliKota Malang Nomor 25 Tahun 2016 Tanggal 14 Desember 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pendidikan terdiri atas :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari : 1) Subbagian Perencanaan; 2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, terdiri dari :

1) Seksi Peserta Didik dan Kurikulum; 2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; 3) Seksi Program dan Evaluasi.

d. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, terdiri dari : 1) Seksi Peserta Didik dan Kurikulum;

2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; 3) Seksi Program dan Evaluasi.

e. Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal, terdiri dari : 1) Seksi Pembinaan PAUD;

2) Seksi Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan; 3) Seksi Pembinaan Kursus dan Pelatihan.

f. Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, terdiri dari : 1) Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar; 2) Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP;

3) Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenga Kependidikan PAUD dan Pendidikan Masyarakat.

g. UPT;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.4.4. Gambaran Umum Personalia

Gambaran umum Sumber Daya Aparatur (personil) dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 1. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Berdasarkan Jabatan/Eselon Tahun 2017

No. URAIAN JUMLAH %

1. Eselon II 1 1

(14)

Bab I, Pendahuluan H a

No. URAIAN JUMLAH %

3. Eselon IV 16 8

4. Pelaksana 176 88

J u m l a h 198 100

Tabel 1. 2. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017

No. PENDIDIKAN JUMLAH %

1. SD 4 2 2. SLTP 9 5 3. SLTA 79 40 4. D1/D2 5 2 5. D3 2 1 6. S1/D4 77 39 7. S2 22 11 8. S3 - - J u m l a h 198 100%

Tabel 1. 3. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Berdasarkan Tingkat Kepangkatan / Golongan Tahun 2017

No. GOLONGAN JUMLAH %

1. Gol. I 30 13

2. Gol. II 97 45

3. Gol. III 53 25

4. Gol. IV 18 8

J u m l a h 198 100

Tabel 1. 4. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Berdasarkan Tingkat Status Kepegawaian Tahun 2017

No. STATUS PEGAWAI JUMLAH %

1. PNS 198 91

2. Non PNS (TPOK) 20 9

(15)

1.4.5. Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas kelembagaan, Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok dibidang pendidikan sebagaimana Peraturan Walikota Malang Nomor 25 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Malang. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di Bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan Daerah.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Pendidikan mempunyai fungsi; 1. Pengelolaan Pendidikan Dasar, PAUD dan Pendidikan Nonformal;

2. penetapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar, PAUD dan Pendidikan Nonformal;

3. Koordinasi Dan Supervisi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar; 4. Pelaksanaan Sosialisasi Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum PAUD dan

Pendidikan Dasar;

5. Fasilitasi Implementasi Kurikulum PAUD dan Pendidikan Dasar; 6. Pengawasan Pelaksanaan Kurikulum PAUD dan Pendidikan Dasar;

7. Pengawasan Terhadap Pemenuhan Standar Nasional Sarana Dan Prasarana PAUD, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Nonformal;

8. Pengawasan Pendayagunaan Bantuan Sarana Dan Prasarana Pendidikan; 9. Pembinaan Dan Pengembangan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan PAUD,

Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Nonformal;

10.Pembantuan Pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Nonformal;

11.Evaluasi Pencapaian Standar Nasional Pendidikan Pada PAUD, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Nonformal;

12.Fasilitasi Akreditasi Pendidikan Nonformal;

(16)

Bab I, Pendahuluan H a

14.Pembinaan Bahasa Dan Sastra Yang Penuturnya Dalam Daerah; 15.Pengendalian Mutu Pendidikan Dasar;

16.Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan;

17.Pemberian Dukungan Sumber Daya Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan;

18.Pemberian Dan Pencabutan Perizinan Operasional Di Bidang Pendidikan Yang Menjadi Kewenangannya;

19.Pengelolaan Barang Milik Daerah Yang Berada Dalam Penguasaannya; 20.Pengelolaan Administrasi Umum;

21.Pemberdayaan Dan Pembinaan Jabatan Fungsional; Dan 22.Pengelolaan UPT.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Pendidikan memerlukan Sumber Daya Manusia yang handal dan berkualitas untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan. Dengan tersedianya SDM yang handal dan berkualitas maka tugas pelayanan pendidikan di lingkungan Kota Malang dapat dilayani secara prima dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Serta mampu menyediakan tenaga kependidikan yang handal dan sarana prasarana pembelajaran guna mempertahankan mutu pendidikan di Kota Malang.

(17)

BAB 2 PERENCANAAN

KINERJA

2.1. Rencana Strategis

encana strategis Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2014-2018 dapat dijabarkan sebagai berikut :

2.1.1. Visi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi kelembagaan, Dinas Pendidikan Kota Malang telah menetapkan visinya, yaitu: “Terwujudnya insan Kota Malang yang cerdas, bermartabat dan mampu bersaing di era global”.

2.1.2. Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Pendidikan mempunyai misi sesuai mandat yang diterima yaitu:

(18)

H a l

14

Ba b 2 , Pe r e nc a na a n Ki ne r j a

Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan

terjangkau bagi masyarakat.

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

Penjabaran lebih lanjut sebagai upaya mewujudkan visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Malang dilakukan dengan merealisasikan bebeberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu terwujudnya pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat;

Adapun sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut, meliputi:

a. Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis;

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Meningkatnya akses Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal;

d. Meningkatnya kualitas layanan Pendidikan;

e. Meningkatnya sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel.

2.1.4. Strategi dan Kebijakan

Strategi dan arah kebijakan Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2017 dirumuskan berdasarkan visi, misi, tujuan, strategis Dinas Pendidikan serta mengacu kepada RPJMD 2014-2018. Strategi dan arah kebijakan Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2017 disusun untuk memberikan arah dan pedoman bagi staf Dinas Pendidikan dan seluruh pelaksana pada tingkat satuan pendidikan dalam lingkungan Dinas Pendidikan. Adapun strategi yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan kualitas pendidikan yang berorientasi pada karakter bangsa dalam memperkuat kebhinekaan;

b. Pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Kota Malang; c. Peningkatan prestasi akademik dan non akademik;

d. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui pembinaan dan

peningkatan kompetensi, pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan karir guru;

(19)

e. Peningkatan akses PAUD;

f. Peningkatan lembaga PAUD terakreditasi; g. Peningkatan akses pelayanan melek huruf; h. Peningkatan Lembaga Kursus terakreditasi; i. Peningkatan Lembaga Kesetaraan terakreditasi; j. Peningkatan kualitas layanan pendidikan;

k. Peningkatan akuntabilitas transparansi pengelolaan pendidikan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Dinas Pendidikan Kota Malang membuat kebijakan, program dan kegiatan yang merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran yang ada. Menurut targetnya, kebijakan terdiri atas:

a. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas peserta didik bidang akademik maupun non akademik;

b. Mendorong agar peserta didik dan lembaga sekolah selalu inovatif dalam berkarya; c. Memberikan fasilitas bagi guru untuk meningkatkan kompetensi agar sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini;

d. Mengembangkan karier jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pendidikan; e. Menuntaskan program sertifikasi bagi tenaga pendidik;

f. Memfasilitasi kegiatan yang dapat menunjang profesionalisme, penguasaan teknologi dan kualifikasi tenaga aparatur;

g. Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan non kependidikan terutama bagi GTT dan PTT;

h. Mendorong kepada semua elemen agar selalu bersikap sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku serta menerapkan wawasan kebangsaan;

i. Mendorong kepada lembaga pendidikan, tenaga pendidik dan kependidkan serta siswa agar selalu mengutamakan kebersihan dan menjaga lingkungan yang bersih dan asri;

j. Meningkatkan budaya mutu Sekolah;

k. Melaksanakan program wajib belajar 9 tahun;

l. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7 – 15 tahun, yang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan formal untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan di jalur nonformal maupun pendidikan terpadu/inklusif bagi anak- anak yang berkebutuhan khusus;

(20)

H a l

16

Ba b 2 , Pe r e nc a na a n Ki ne r j a

n. Menyediakan sarana gedung sekolah yang layak dan berwawasan lingkungan yang bersih dan asri;

o. Menyediakan fasilitas penunjang sekolah yang memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi;

p. Mengarahkan penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan Teknologi Informasi;

q. Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan jalur non formal; r. Mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pendidikannya;

s. Menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat prasejahtera;

t. Memberikan bantuan sarana sekolah bagi masyarakat untuk mengurangi angka putus sekolah;

u. Mendorong siswa, pendidik, tanaga kependidikan dan lembaga sekolah untuk berprestasi.

2.2. Program dan Kegiatan

Dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan pada Reviuw Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang 2014 - 2018, Dinas Pendidikan Kota Malang melaksanakan sembilan program pembangunan pendidikan. Program-program tersebut disusun dalam rangka pencapaian sasaran Dinas Pendidikan kota Malang. Berikut sembilan program yang dimiliki Dinas Pendidikan Kota Malang :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur; c. Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

d. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan;

e. Program Pendidikan Anak Usia Dini; f. Program Pendidikan Non Formal; g. Program Pendidikan Sekolah Dasar;

h. Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;

(21)

2.3. Rencana Kinerja Tahun 2017

Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis pada tahun 2017 yang sudah tertuang dalam Renstra Kemendikbud 2014-2019, Dinas Pendidikan Kota Malang telah menyusun rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2017 ini. Untuk mengukur kinerja program pembangunan pendidikan diatas, Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Malang menetapkan berbagai Indikator Kinerja Utama sekaligus tergetnya sebagai parameter keberhasilan pada masing-masing pilar tersebut. Berikut adalah Indikator Kinerja Utama Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2017, yang dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2. 1. Rencana Kinerja Tahunan 2017

MISI : Mewujudkan Pendidikan Kota Malang Yang Berkualitas dan Terjangkau Bagi

Masyarakat

Tujuan : Terwujudnya Pendidikan Kota Malang Yang Berkualitas dan Terjangkau Bagi Masyarakat

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis

1. Angka Kelulusan SD/MI

SMP/MTs 100% 100%

2. Persentase Angka Putus Sekolah SD/MI

SMP/MTs 0% 0%

3. Angka Melanjutkan Dari SD/MI ke SMP/MTS

Dari SMP/MTS ke SMA/MA/SMK 95.34% 99.96% 4. Rerata Nilai Ujian Nasional/Sekolah

SD

SMP 75 60

5. Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTS

100% 6. Angka Partisipasi Murni

SD/MI

SMP/MTS 88.99% 71%

7. Angka Partisipasi Kasar SD/MI

SMP/MTS 99.63% 94.71%

8. Persentase satuan pendidikan yang memenuhi SPM

SD/MI

SMP/MTS 60% 65%

9. Persentase satuan pendidikan ber-akreditasi A SD SMP 48% 40% 10. Jumlah prestasi SD SMP 15 62

(22)

H a l

18

Ba b 2 , Pe r e nc a na a n Ki ne r j a

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

11. Persentase guru yang telah memiliki

sertifikat pendidik 74.06%

12. Nilai UKG 67.50

13. Persentase satuan pendidikan dengan

jumlah guru sesuai SPM 65% 3. Meningkatnya akses

PAUD dan Pendidikan Non Formal

14. Angka Partisipasi Kasar PAUD 85% 15. Persentase lembaga PAUD terakreditasi 25% 16. Angka Melek Huruf 99.94% 17. Persentase Program Kursus terakreditasi 23% 18. Persentase Program Kesetaraan

terakreditasi 25%

4. Meningkatnya kualitas

layanan pendidikan 19. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 79 5. Meningkatnya sistem tata

kelola yang transparan dan akuntabel

20. Nilai AKIP 79

2.4. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di Dinas Pendidikan Kota Malang karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai darisumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebutdiharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program ataukegiatan instansi yang lebih baik, sehingga diharapkan tidak adakegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Penetapan Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2017 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2014-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2017 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2017.

Dalam Penetapan Kinerja ini, tergambar program-program yang dilaksanakan pada tahun 2017 dimana target dana keseluruhan pagu setelah perubahan adalah sebesar Rp.580.402.669.225,00 (termasuk gaji pegawai). Dari dana tersebut untuk belanja langsung kegiatan adalah Rp.210.736.600.000,00 dan untuk belanja tidak langsung yang diperuntukkan gaji dan tunjangan pegawai sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp. 362.363.865.559,00.

(23)

Tabel 2. 2. Penetapan Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran Misi : Mewujudkan pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat

Tujuan : Terwujudnya pendidikan Kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat 1. Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis 1. Angka Kelulusan SD/MI SMP/MTs 100% 100% 1. Program Pendidikan SD 2. Program Pendidikan SMP 110.546.954.508,00 63.083.135.000,00 2. Persentase Angka Putus

Sekolah SD/MI SMP/MTs 0% 0% 3. Angka Melanjutkan Dari SD/MI ke SMP/MTS Dari SMP/MTS ke SMA/MA/SMK 95.35% 99.98% 4. Rerata Nilai Ujian

Nasional/Sekolah SD

SMP

75 60 5. Persentase anak usia sekolah

dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTS

100%

6. Angka Partisipasi Murni SD/MI

SMP/MTS 88.99% 71% 7. Angka Partisipasi Kasar

SD/MI

SMP/MTS 99.63% 94.71% 8. Persentase satuan pendidikan

yang memenuhi SPM SD/MI

SMP/MTS 60% 65%

9. Persentase satuan pendidikan ber-akreditasi A SD SMP 48% 40% 10. Jumlah prestasi SD SMP 15 62 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

11. Persentase guru yang telah

memiliki sertifikat pendidik 74.06% Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

19.315.800.000,00

12. Nilai UKG 67.50

13. Persentase satuan pendidikan dengan jumlah guru sesuai SPM

65% 3. Meningkatnya

akses PAUD dan Pendidikan Non Formal

14. Angka Partisipasi Kasar

PAUD 85% Program Pendidikan Anak Usia Dini

1.767.500.000,00 15. Persentase lembaga PAUD

terakreditasi 25%

16. Angka Melek Huruf 99.94% Program Pendidikan Non Formal

1.465.000.000,00 17. Persentase Program Kursus

terakreditasi 23%

18. Persentase Program

(24)

H a l

20

Ba b 2 , Pe r e nc a na a n Ki ne r j a

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran 4. Meningkatnya

kualitas layanan pendidikan

19. Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) 79 1.Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 12.459.687.782,00 5. Meningkatnya sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel

20. Nilai AKIP 79 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan, capaian kinerja dan keuangan 2.098.522.710,00

(25)

P

BAB 3 AKUNTABILITAS

KINERJA

ada awal tahun anggaran 2017 telah ditetapkan Penetapan Kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang. Dalam penetapan kinerja tersebut di tuliskan target-target yang akan dilaksanakan dan dicapai di tahun 2017. Dinas Pendidikan Kota Malang sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kota Malang dalam bidang Pendidikan mempunyai kewajiban mencapai target-target tersebut sesuai dengan Penetapan kinerja yang telah diperjanjikan serta melaporkan atas penggunaan anggaran negara yang telah dikeluarkan sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Pendidikan kepada stakeholders.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah perwujudan kewajiban Dinas Pendidikan Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan tingkat ketercapaian (keberhasilan atau kegagalan) dalam pelaksanaan Target Kinerja sesuai

(26)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

22

dengan Visi dan Misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta sebagai bahan Evaluasi Kinerja melalui instrument pertanggungjawaban secara periodik. yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Instrument pertanggungjawaban tersebut antara lain meliputi pengukuran, penilaian, evaluasi dan analisis kinerja, serta akuntabilitas keuangan yang dilaporkan secara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Di bawah ini diuraikan capaian kinerja atas pencapaian sasaran sasaran strategis beserta indikator kinerjanya sebagimana tercantum dalam Penetapan Kinerja tahun 2017. Selain menyajikan informasi tentang pencapaian sasaran strategis Dinas Pendidikan Kota Malang, dalam bab ini juga disajikan informasi kinerja bidang pendidikan lainnya yang telah dicapai selama tahun 2017.

3.1. Capaian Indikator Kinerja Dinas Pendidikan

Pengukuran Akuntabilitas Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Berikut kami sajikan capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Malang berdasarkan inikator sasaran Dinas Pendidikan Kota Malang.

3.1.1. Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis

Sasaran strategis meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis dan non akademis bertujuan untuk melihat sejauh mana dampak peningkatan kualitas pendidikan Kota Malang bagi siswa maupun lembaga baik itu jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah. Sasaran strategis ini ditetapkan untuk mendukung tujuan rencana strategis Dinas pendidikan yaitu terwujudnya pendidikan kota Malang yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat.

Ketercapaian sasaran strategis meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis dan non akademis didukung melalui 2 (dua) program yaitu Program Pendidikan Sekolah Dasar dan Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dengan indikator sasaran sebagai berikut :

(27)

1. Angka lulusan SD/MI;SMP/MTs 2. Angka putus sekolah SD/MI;SMP/MTs

3. Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs; dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 4. Nilai rerata ujian nasional/sekolah SD;SMP

5. Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs

6. Angka partisipasi murni SD/MI;SMP/MTs 7. Angka partisipasi kasar SD/MI;SMP/MTs

8. Persentase satuan pendidikan yang memenuhi SPM SD/MI;SMP/MTs 9. Persentase satuan pendidikan berakreditasi A SD;SMP

10.Jumlah prestasi SD;SMP

Dalam sasaran ini terdapat delapan Indikator Sasaran sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Prestasi Siswa dan Lembaga Sekolah Bidang Akademis Maupun Non Akademis

No. Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1. Meningkatnya

prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis 1. Angka Lulusan - SD/MI 98.52% 100% 99.35% 99.35 - SMP/MTs 98.76% 100% 99.79% 99.79 2. Angka Putus Sekolah

- SD/MI 0.06% 0% 0.04% -3 - SMP/MTs 0.18% 0% 0.09% -8 3. Angka Melanjutkan - Dari SD/MI ke SMP/MTs 111.15% 95.34% 112% 117.47 - Dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 106.55% 99.96% 103.48% 103.52 4. Rerata Nilai Ujian Nasional/

Sekolah

- SD - 75 75.55 100.73

- SMP - 60 57.12 95.2

5. Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang seklah lulus sampai dengan SMP/MTS

100% 100% 100% 100 6. Angka Partisipasi Murni

- SD/MI 94.67% 88.99% 95.81% 107.66 - SMP/MTs 78.42% 71% 81.51% 114.8 7. Angka Partisipasi Kasar

- SD/MI 106.01% 99.63% 105.89% 106.28 - SMP/MTs 102.2% 94.71% 100.22% 105.82 8. Persentase satuan pendidikan

(28)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

24

No. Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian %

- SD/MI - 60% 31.56% 52.6

- SMP/MTs - 65% 32.73% 30.35

9. Persentase satuan pendidikan ber-akreditasi A - SD - 48% 75.38% 157.04 - SMP - 40% 49% 122.5 10. Jumlah prestasi - SD - 15 71 473.3 - SMP - 62 180 290.3

Uraian keberhasilan capaian masing-masing indikator dalam tabel tersebut dapat dijabarkan dalam capaian sebagai berikut:

3.1.1.1 Angka Lulusan SD/MI dan SMP/MTs

Indikator ini menunjukkan angka lulusan siswa dengan cara membandingkan jumlah siswa yang lulus dengan jumlah siswa kelas tertinggi pada jenjang SD dan SMP. Tingkat ketercapaian indikator angka kelulusan siswa SD/MI dan SM/MTs pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2. Capaian Angka Lulusan SD/MI dan SMP/MTs

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1 Meningkatnya prestasi

siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis

Angka Lulusan SD/MI

SMP/MTs 98.52% 98.76% 100% 100% 99.35% 99.79% 99.35 99.79

Jumlah peserta ujian nasional jenjang SD/MI tahun 2017 adalah sejumlah 13.834 siswa. Target yang ingin dicapai pada tahun 2017 adalah sebesar 100% sedangkan realisasi kelulusan sebesar 99.35%. Apabila dihitung persentase capaiannya adalah 99%. Meskipun capaiannya menunjukkan angka yang meningkat dibandingkan capaian tahun 2016 tetapi apabila melihat target capaian empat tahun tiga tahun sebelumnya maka dapat dilihat bahwa capaiannya belum mencapai 100%. Permasalahan yang terjadi masih sama yaitu adanya kemungkinan siswa pindah atau berhalangan mengikuti ujian dikarenakan sakit dan sebagainya, sementara persentase angka kelulusan bukan didasarkan pada peserta ujian melainkan jumlah siswa pada kelas tertinggi di jenjang sekolah dasar. Pada tampilan grafik mulai tahun 2014 maka dapat terlihat bahwa angka kelulusan di tahun 2017 mencapai angka realisasi tertinggi.

(29)

Kegiatan yang mendukung meningkatnya angka kelulusan pada tahun 2017 adalah:

1. Try out SD/MI/SMP/MTs dan Try out Kejujuran SD/MI/SMP/MTs

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengasah keterampilan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diujikan. Esensi soal-soal try out dibuat berdasarkan SKL dan kisi-kisi UN sehingga siswa dapat berlatih mengerjakan soal-soal ujian. Selain itu Dinas Pendidikan Kota malang bekerja sama dengan Radar Malang juga menyelenggarakan Try out kejujuran. Tujuan utamanya adalah untuk memotivasi siswa mengerjakan soal try out berdasarkan kemampuannya sendiri sehingga diharapkan mereka dapat mendeteksi lebih dini kemampuannya dalam menghadapi ujian nasional.

2. Penyelenggaraan Ujian Sekolah

Terdapat beberapa kegiatan pada penyelenggaraan ujian sekolah yang tidak tercukupi oleh anggaran BOS yang bersumber dari pemerintah pusat. Oleh karena itu diperlukan anggaran yang bersumber dari APBD untuk mendukung pelaksanaan ujian nasional jenjang SD.

3. Penyediaan Biaya Operasional Daerah

Biaya Operasional Daerah (BOSDA) adalah anggaran yang diberikan kepada sekolah yang yang jumlahnya tergantung jumlah siswa. Bosda ini diberikan dengan tujuan untuk mengakomodir kegiatan yang tidak teranggarkan di anggaran BOSNAS dari pemerintah pusat. Dengan Bosda ini diharapkan satuan pendidikan jenjang SD dapat mendukung peserta didiknya untuk dapat lulus 100%.

4. Penyediaan Sarana Prasarana Pendidikan SD

Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut SPM adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Terpenuhinya target penyediaan sarana prasarana bidang SD diharapkan mampu mendukung persentase angka lulusan.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai target realisasi 100% adalah dengan melakukan evaluasi dan monitoring daftar nominatif peserta ujian sehingga dapat diketahui permasalahan sekaligus solusi pemecahannya. Selain itu peran orang tua,

(30)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

26

guru dan Kepala Sekolah juga harus ditingkatkan sebagai upaya pencapaian target angka lulusan.

Grafik 3.1. Angka Lulusan Tingkat SD/MI Tahun 2014-2017

Realisasi angka kelulusan pada jenjang SMP/MTs tahun 2017 sebesar 99.79%. Jumlah peserta ujian SMP/MTs sebesar 14.107. Permasalahan tidak tercapai 100% sama dengan permasalahan di bidang SD/MI. Apabila dibandingkan dengan jumlah peserta ujian maka persentase siswa yang lulus adalah 100%, akan tetapi karena pembandingnya adalah jumlah siswa kelas akhir maka target realisasinya tidak mencapai 100%. Permasalahan ketidaktercapaian target angka kelulusan jenjang SMP sama dengan jenjang SD, yaitu adanya siswa mutasi ke daerah lain atau karena sakit sehingga tidak bisa mengikuti ujian nasional.

Grafik 3.2. Angka Kelulusan Tingkat SMP/MTs Tahun 2014-2017

97.5 98 98.5 99 99.5 100 100.5 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka Lulusan tingkat SD/MI 2014-2018

angka kelulusan target

98 98.5 99 99.5 100 100.5 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka Lulusan tingkat SMP/MTs

2014-2018

(31)

Pencapaian target angka kelulusan tergantung pada sinergitas antara siswa, guru, komite dan orang tua siswa. Untuk mencapai target 100% perlu adanya upaya-upaya penyesuaian baik secara teknis maupun manajerial. Secara teknis Dinas Pendidikan melalui Bidang Pembinaan SMP telah menyusun kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian angka kelulusan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

1. Try out Sekolah Menengah Pertama dan Try out Kejujuran

Try out jenjang SMP dilaksanakan sebanyak dua kali. Penyusunan soal try out dilakukan oleh Tim sesuai dengan SK Kepala Dinas. Untuk lebih memperkuat mental serta kemampuan siswa dalam menghadapi ujian nasional maka Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Radar Malang menyelenggarakan Try out kejujuran. Dengan adanya dua jenis kegiatan try out ini diharapkan dapat meningkatkan target angka lulusan pada jenjang SMP.

2. Pelaksanaan Ujian Nasional

Kegiatan pelaksanan ujian nasional sangat berperan dalam meningkatkan angka kelulusan, karena ada beberapa kegiatan pelaksanaan ujian yang tidak teralokasikan oleh dana BOS dari pemerintah pusat. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini peserta didik jenjang SMP dapat melaksanakan kegiatan ujian dengan lancar.

3. Kegiatan Penunjang Angka Lulusan

Beberapa kegiatan yang juga mendukung angka lulusan SMP/MTs diantaranya yaitu Penyediaan sarana prasarana, penyediaan BOSDA SMP, penyediaan sarana sekolah bagi siswa pra sejahtera SMP.

3.1.1.2 Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs

Formulasi perhitungan angka putus sekolah adalah dengan membandingkan jumlah siswa putus sekolah dengan jumlah seluruh siswa yang ada, dari perhitungan tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.3. Capaian Angka Putus Sekolah (SD/MI dan SMP/MTs)

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1 Meningkatnya prestasi

siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis

Angka Putus Sekolah SD/MI

(32)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

28

Angka putus sekolah adalah proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun. Berdasarkan tabel hasil capaian angka putus sekolah tahun 2017 terlihat bahwa angka putus sekolah jenjang SD sebesar 0.04% sementara targetnya sebesar 0%. Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh Bidang pembinaan SD masih terdapatnya siswa yang putus sekolah ini disebabkan karena :

1. Pengaruh negatif dari lingkungan yang menyebabkan kenakalan siswa sehingga siswa tersebut tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi;

2. Motivasi anak yang masih rendah dan rendahnya pemahaman orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak

3. Beberapa sekolah yang letaknya berada di pinggiran dengan kondisi ekonomi yang masih rendah mempunyai pemikiran bahwan lebih baik anak bekerja daripada sekolah

Beberapa upaya yang telah dilakukan Dinas Pendidikan melalui Bidang Pembinaan SD dalam rangka menurunkan angka putus sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memberikan sosialisasi tentang wajib belajar 9 tahun melalui “program blusukan”

dengan Walikota Malang

2. Menganggarkan dana BOSDA SD yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa, guru dan satuan pendidikan dalam rangka pelaksanaan proses belajar mengajar. Dengan adanya dana BOSDA tersebut tidak ada lagi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orang tua siswa misalnya SPP.

3. Bantuan bagi siswa pra sejahtera berupa pengadaan pakaian seragam dengan harapan bagi para orang tua yang berasal dari keluarga pra sejahtera dapat menyekolahkan putra putrinya tanpa memikirkan untuk membeli seragam sekolah.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka putus sekolah jenjang SMP/MTs menunjukkan angka realisasi sebesar 0,09%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka angka putus sekolah pada tahun 2017 telah mengalami penurunan sebesar 0,09%. Faktor-faktor yang menjadi penyebab putus sekolah hampir sama dengan yang ada di Bidang SD tetapi yang harus diperhatikan bahwa jenis dan tingkat kenakalan siswa jenjang SD dan SMP berbeda. Oleh karena itu pada tahun 2017 Bidang Pembinaan SMP mengadakan kegiatan operasi sayang. Operasi sayang ini merupakan kegiatan Dinas Pendidikan yang bersifat inovatif. Tujuan operasi sayang adalah mendeteksi dini kenakalan siswa terhadap penyalahgunaan narkoba, pornografi, dan penggunaan obat-obat terlarang. Dinamakan operasi sayang karena siswa yang terindikasi pada hal-hal yang

(33)

tersebut di atas tidak dihukum melainkan diberikan pembinaan dan pendampingan supaya tidak terjerumus lebih jauh.

Grafik 3.3. Angka Putus Sekolah Tingkat SD/MI Tahun 2014-2017

Grafik 3.4. Angka Putus Sekolah Tingkat SMP/MTs Tahun 2014-2017

3.1.1.3 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke SMA/SMK

Angka melanjutkan dari jenjang SD/MI ke SMP/MTs tahun 2017 realisasinya sebesar 112% melebihi angka yang ditargetkan. Hal ini disebabkan karena angka kelulusan dihitung berdasarkan jumlah siswa yang melanjutkan pada jenjang SMP/MI dibagi jumlah lulusan pada jenjang sebelumnya. Sementara data jumlah siswa yang melanjutkan tidak dipisahkan antara siswa yang berasal dari Kota Malang dan siswa yang berasal dari luar Kota Malang sehingga targetnya dapat melebihi dari 95.34%. Hal menarik yang perlu diperhatikan yaitu dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2016

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka putus sekolah tingkat SD/MI

2014-2018

angka putus sekolah target

0 0.05 0.1 0.15 0.2 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka putus sekolah tingkat SMP/MTs

2014-2018

(34)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

30

maka angka melanjutkan menuju jenjang SMP/MI mengalami kenaikan sebesar 0,85%. Data tersebut menunjukkan bahwa minat penduduk dari luar Kota Malang untuk bersekolah di Kota Malang meningkat. Kondisi semacam ini perlu mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan agar penduduk Kota Malang tetap memperoleh kualitas layanan pendidikan yang terbaik.

Tabel 3.4. Capaian Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke SMA/SMK

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1 Meningkatnya prestasi

siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Dari SMP/MTs ke SMA/SMK 111.15% 106.55% 95.34% 99.96% 112% 103.48% 117.47 103.52

Pada tabel angka melanjutkan SMP/MTs/Paket B juga menunjukkan realisasi yang melebihi target yaitu 103.48%, sementara target pada tahun 2017 sebesar 99.96%. Pola perhitungan angka melanjutkan pada jenjang SMP/MTs/Paket B juga menggunakan rumus yang sama sperti pada jenjang SD/MI/Paket A. Hasil realisasi pada tahun 2017 mengalami penurunan dibanding tahun 2016 sebesar 3.07%.

Berdasarkan tabel di atas perlu dilakukan pendataan terpisah antara siswa yang berasal dari Kota Malang dan luar Kota Malang sehingga diperoleh angka yang dapat dijadikan dasar kebijakan bagi para pemangku kepentingan. Tujuan akhirnya adalah peningkatan kualitas pendidikan penduduk Kota Malang.

Grafik 3.5. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Tahun 2014-2017

0 50 100 150

2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka melanjutkan dari SD/MI ke

SMP/MTs 2014-2018

(35)

Grafik 3.6. Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK Tahun 2014-2017 3.1.1.4 Rerata Nilai Ujian Nasional/Sekolah SD dan SMP

Ujian nasional (UN) dan ujian sekolah merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan. Rerata ujian diperoleh dari jumlah nilai ujian dibagi dengan jumlah siswa. Rerata ujian merupakan indikator sasaran yang baru sebagai hasil review renstra tahun 2017. Tujuan menampilkan indikator nilai rerata ujian adalah agar diperoleh data tentang capaian mutu pendidikan Kota Malang. Data tersebut juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi peningkatan mutu pendidikan di Kota Malang.

Tabel 3.5. Capaian Rerata Nilai Ujian Nasional/Sekolah SD dan SMP

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1 Meningkatnya prestasi

siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Rerata Nilai Ujian Nasional/Sekolah SD SMP - - 75 60 75.55 57.12 100.73 95.2 Nilai rerata ujian nasional SD lebih besar dibandingkan target yang dibuat pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa kelas 6 SD menunjukkan hasil yang cukup baik mengingat target yang ditetapkan di atas standar nasional.

Berbeda dengan hasil rata-rata ujian nasional SD, pada tabel capaian indikator sasaran terlihat bahwa rata-rata ujian SMP berada di bawah target yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan pada beberapa sekolah menunjukkan bahwa penyebab tidak terlampauinya target tersebut adalah sebagai berikut:

85 90 95 100 105 110 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka melanjutkan dari SMP/MTs ke

SMA/SMK 2014-2018

(36)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

32

1. Adanya kebijakan pemerintah yang menjadikan ujian nasional bukan sebagai

penentu kelulusan menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk memperoleh nilai yang lebih baik;

2. Pada pelaksanaan ujian nasional tahun 2017 persentase soal yang sulit dinaikkan dari 5% menjadi 10%.

Berdasarkan fenomena tersebut diperlukan peran aktif guru, Kepala Sekolah dan para pemangku kepentingan untuk lebih memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas belajarnya. Selain itu diperlukan adanya peningkatan soal sulit dalam penyusunan soal try out sehingga bisa memberikan gambaran kepada siswa tentang tingkat kesulitan soal pada saat ujian nasional.

3.1.1.5 Persentase Anak Usia Sekolah dari Keluarga Prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs

Indikator sasaran ini merupakan indikator sasaran baru pada tahun 2017 sebagai hasil dari review renstra 2017. Tujuan penetapan indikator ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan yang dinilai mendukung angka kelulusan siswa pra sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan dana BOSDA

2. Penyediaan sarana sekolah bagi siswa pra sejahtera jenjang SD dan SMP

Tabel 3.6. Capaian Persentase Anak Usia Sekolah dari Keluarga Prasejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian % 1 Meningkatnya prestasi

siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Persentase anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang seklah lulus sampai dengan SMP/MTS 100% 100% 100% 100

(37)

3.1.1.6 Angka Partisipasi Murni SD/MI dan SMP/MTs

Angka partisipasi murni SD/MI diperoleh dari hasil pembagian jumlah siswa usia 7-12 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian angka partisipasi murni SD/MI sebesar 107,66% meningkat dibanding data capaian pada tahun 2016 yaitu 106,41%.

Tabel 3.7. Capaian Angka Partisipasi Murni SD/MI dan SMP/MTs

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian %

1 Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Angka Partisipasi Murni - SD/MI - SMP/MTs 94.67% 78.42% 88.99% 71% 95.81% 81.51% 107.66 114.8

Angka partisipasi murni (APM) mengukur anak yang bersekolah tepat waktu. Apabila seluruh anak bersekolah tepat waktu maka APM akan mencapai 100%. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi angka partisipasi murni SD/MI sebesar 95.81%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang belum sekolah tepat waktu. Salah satu faktor penyebab rendahnya APM SD/MI adalah meningkatnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan sehingga menyekolahkan putranya sebelum usia 7 tahun. Regulasi pemerintah tentang batas usia anak minimum masuk SD/MI negeri tidak membuat para orang tua menyurutkan niatnya. Mereka masih mempunyai peluang untuk menyekolahkan putranya ke sekolah swasta, akibatnya capaian APM SD/MI masih di bawah 100%.

Angka partisipasi murni SMP/MTs juga masih di bawah 100% yaitu sebesar 81,51%. Hal ini berkaitan dengan dampak siswa sekolah SD/MI yang tidak sekolah tepat waktu. Selain itu berdasarkan data tahun 2017 banyak siswa Kota Malang yang bersekolah di luar kota. Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah melaksanakan monitoring dan evaluasi pada jenjang SD dan SMP tentang permaslahan yang terjadi di lapang serta memberikan kesempatan yang lebih besar bagi siswa asal Kota Malang untuk bersekolah di Malang. Selain itu pembatasan kuota bagi siswa luar Kota Malang yang ingin bersekolah di Kota Malang perlu ditingkatkan.

(38)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

34

Grafik 3.7. Partisipasi Murni SD/MI Tahun 2014-2017

Grafik 3.8. Partisipasi Murni SMP/MTs Tahun 2014-2017 3.1.1.7 Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Capaian indikator kinerja Angka Partisipasi Kasar SD/MI; SMP/MTs dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8. Capaian Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian %

1 Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Angka Partisipasi Kasar - SD/MI - SMP/MTs 106.01% 102.2% 99.63% 94.71% 105.89% 100.22% 106.28 105.82 0 50 100 150 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka partisipasi murni SD/MI

2014-2018

angka partisipasi murni target

80 85 90 95 100 105 110 115 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka partisipasi kasar SMP/MTs

2014-2018

(39)

Pada tabel tersebut terlihat bahwa realisasi APK SD/MI sebesar 105.89% lebih tinggi daripada target yang ditentukan sebesar 99.63%. Nilai APK SD/MI mencapai angka lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi siswa yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh pada data DAPODIK dapat terlihat masih banyak anak-anak usia di atas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun sudah masuk sekolah SD. Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang pendidikan SD/MI menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usi standar yang duduk di suatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah di usia yang lebih muda.

Pada jenjang SMP/MTs persentase APK juga melebihi target sebesar 100.22% sementara target yang ditentukan sebesar 94.71%. Tetapi apabila dilihat pada realisasi tahun 2016 maka persentase APK pada tahun 2017 telah mengalami penurunan sebesar 2%. Hal ini menunjukkan:

1. Berkurangnya jumlah siswa yang bukan usia sekolah

2. Kualitas pendidikan yang semakin baik sehingga jumlah siswa yang tinggal kelas menurun

3. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua siswa sehingga tidak terlambat untuk menyekolahkan putra putrinya

Terdapat korelasi positif antara anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Daerah terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kota Malang.

Grafik 3.9. Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2014-2017

0 20 40 60 80 100 120 140 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka partisipasi kasar SD/MI 2014-2018

(40)

Bab 3, Akuntabilitas Kinerja Hal

36

Grafik 3.10. Partisipasi Kasar SMP/MTs Tahun 2014-2017

3.1.1.8 Persentase satuan Pendidikan yang memenuhi SPM SD/MI dan SMP/MTs

Angka Partisipasi Kasar (APK) dihitung dengan membandingkan jumlah Capaian indikator kinerja Angka Partisipasi Kasar SD/MI; SMP/MTs dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9. Capaian Persentase satuan Pendidikan yang memenuhi SPM SD/MI dan SMP/MTs

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017 Capaian %

1 Meningkatnya prestasi siswa dan lembaga sekolah bidang akademis maupun non akademis Persentase satuan pendidikan yang memenuhi SPM - SD/MI - SMP/MTs - - 60% 65% 31.56% 32.73% 52.6 30.35

Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010. Persentase satuan pendidikan yang mencapai SPM jenjang SD/MI dan SMP/MTs ini termasuk dalam indikator sasaran mulai tahun 2017 mengingat Standar Pelayanan Minimal pendidikan dasar merupakan tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan penganggaran pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota.

80 85 90 95 100 105 110 115 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

angka partisipasi kasar SMP/MTs

2014-2018

(41)

Tabel pencapaian persentase satuan pendidikan menunjukkan bahwa yang memenuhi SPM SD/MI 31.56% artinya masih sedikit sekolah jenjang SD/MI yang memenuhi standar SPM. Data tersebut harus menjadi bahan kajian dan analisa bagi Dinas Pendidikan dalam upaya meningkatkan jumlah sekolah SD/MI yang sesuai dengan SPM. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 dan perlu mendapat peningkatan pada tahun 2018 dalam rangka pemenuhan sekolah berstandar SPM. Kegiatan tersebut adalah:

1. Penyediaan sarana prasarana SD

2. Pembangunan/rehabilitasi sedang/berat gedung SD 3. Penyediaan Biaya Operasional sekolah dasar negeri SD

Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa capaian SPM untuk jenjang SMP/MTs juga masih rendah yaitu sebesar 32.73%. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan untuk meningkatkan jumlah sekolah sesuai dengan SPM apalagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 maka terdapat peningkatan indikator SPM bidang pendidikan. Saat ini yang harus dilakukan oleh Dinas Pendidikan adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sekolah-sekolah yang belum memenuhi SPM agar dapat digunakan sebagai bahan perencanaan untuk tahun 2018.

3.1.1.9 Persentase Satuan Pendidikann Ber-akreditasi A SD dan SMP

Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002, akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu: (1) memperolah gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; (2) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. Pada tabel capaian akreditasi A jenjang SD diperoleh realisasi sebesar 75.38% melebihi target yang ditentukan sebesar 48%. Hal ini menunjukkan bahwa:

1. Tingkat kinerja sekolah yang dijadikan sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan sekolah baik dari segi mutu, efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasinya cukup baik.

2. Total jumlah SD negeri di Kota Malang adalah 194. Jumlah sekolah yang terakreditasi A sejumlah 146 sekolah sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua sekolah negeri mampu menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi standar akreditasi nasional.

Gambar

Tabel 1. 3. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Berdasarkan Tingkat  Kepangkatan / Golongan Tahun 2017
Tabel 2. 2. Penetapan Kinerja Tahun 2017  No.  Sasaran
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Prestasi Siswa dan Lembaga  Sekolah Bidang Akademis Maupun Non Akademis
Tabel 3.2. Capaian Angka Lulusan SD/MI dan SMP/MTs
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel komitmen organisasi dan informasi asimetri sebagai variabel pemoderasi untuk mengetahui pengaruh variabel-

Penggunaan Activator ini berhubungan dengan organisme yang membantu dalam proses pengomposan. Dengan adanya activator dalam proses pengomposan akan mempercepat

Sedangkan menurut Syamsir Torang (2012:118) kinerja adalah kuantitas danatau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan

Oleh karena nilai tersebut berada di antara 2 dan 4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi otokorelasi untuk persamaan regresi variabel prestasi belajar atas variabel uang

Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja selama ini adalah terselenggaranya kegiatan rutin baik yang diprogramkan bersama dengan unit lain maupun yang

Gedung kantor Pengadilan Negeri Gianyar berdiri diatas tanah seluas 1.812 m² luas tanah untuk bangunan 621 m² berlantai 2, terletak disebelah utara Kantor Pemerintahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2020 ini merupakan perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan dinas untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Tahun 2016, dimaksudkan sebagai media pertanggungjawaban keberhasilan dan atau