• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN

KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III MI

MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA

SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ISMI DWI HASTUTI

NIM

-

-

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN

KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III MI

MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA

SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ISMI DWI HASTUTI

NIM

-

-

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(4)
(5)

v

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN

KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III MI

MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA

SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

DISUSUN OLEH

ISMI DWI HASTUTI

NIM:

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,

pada tanggal September dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ismi Dwi Hastuti

NIM :

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(7)

vii MOTTO

“Impian yang besar akan menjadi nyata bila bermusuhan

dengan rasa malas”. (Murad Maulana)

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh

keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan”.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang bermakna dalam hidup saya:

. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing saya dalam studi dan menyelesaikan skripsi.

. Kedua orang tuaku tercinta bapak Warno dan Ibu Harsini yang telah memberikan doa dan kasih sayangnya.

. Kakakku tersayang Sitti Khoifah dan Bambang Iswandi yang telah memberikan doa dan semangat.

. Bapak dan Ibu Guru MI Ma‟arif Tingkir Lor yang telah membatu dalampenyelesaian skripsi.

. Sahabat terbaikku Khoirul Amin, Amik Mayasari, Elly Fatmawati, Uswatun Khasanah yang selalu mensuport dan selalu ada baik suka maupun duka. . Sahabatku kos Titi, Eka, Ety, Faizah yang selalu menghibur saat penulis mulai

jenuh, dan memberikan semangat

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat-Mu ya Allah SubhanallahuWata‟ala, yang telah memberikan nikmat dan karunianya sehingga

penulisan skripsi ini dapatterselesaikan. Shalawat salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi MuhammadSAW. Semoga kita termasuk umatnya dan di akhirat mendapatkan syafaatnya.Amiin.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,arahan dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu ucapan trimakasih yangsetulus-tulusnya dari hati yang paling dalam kepada Yth:

. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. . Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si.selakuKetua Jurusan Program Studi PGMI IAIN Salatiga.

. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telahmengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.

. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. . Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

(10)

x

. Bapak H. Sadi Sarifudin, S. Agselaku Kepala sekolah MI Ma‟arif Tingkir Lor beserta jajarannya yang telah memberikan ijin dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

. Kedua orang tuaku Bapak Warno dan Ibu Harsini yang selalu memberikan dukungan yang tak terkira baik moril maupun spiritual dalamstudi penulis. . Amik Mayasari, Elly Fatmawati, Khoirul Amin, Uswatun Khasanah

sahabat terbaikku, teman berjuang, susah maupun senang.

. Sahabatku kos, Eka, Ety, Titi, Faizah, yang telah memberikan keceriaan

selama empat tahun ini, dan memberikan semangat bagi penulis.

. Rekan-rekan seperjuangan PGMI angkatan dan Semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi penulis.

Kepada Bapak/Ibu yang telah membantu penulis tidak dapat memberikan apa- apa selain untaian rasa terimakasih yang tulus dengan diiringi da‟o semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya untuk semua orang. Amin Yarobbal‟alamin.

Salatiga, Agustus

(11)

xi ABSTRAK

Hastuti, Ismi Dwi. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Nilai Tempat melalui Permainan Kantong Bilangan Pada Siswa Kelas III MI

Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran .Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Isntitut Agama IslamNegeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata kunci: Hasil belajar, Nilai tempat, Kantong bilangan.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas III di MI Ma‟arif Tingkir Lor pada materi nilai tempat. Berdasarkan pengamatan awal diketahui nilai rata-ratasiswa kelas III pada materi nilai tempat yaitu , . Salah satu penyebab rendahnya hasilbelajar yaitu kurangnya perencanaan dalam mengolah materi yang akan diajarkan. Masalahutama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran matematika melaluipermainan kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokokbahasan nilai tempat kelas III MI Ma‟arifTingkir Lor Tahun ajaran ?

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor dengan jumlah siswa. Datapada penelitian ini diperoleh dari lembar pengamatan, soal evaluasi berupa essay, dan dokumentasi pada pembelajaran nilai tempat melalui permainan kantong bilangan.

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ...i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGiv HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB I PENDAHULUAN

(13)

xiii

H. Sistematika Penulisan ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... . Pengertian Belajar ... . Ciri-ciri Belajar ... . Tujuan Belajar ...

. Faktor-faktor Belaja ... . Pengertian Hasil Belajar ...

. Penilaian Hasil Belajar ... B. Pengertian Matematika ...

. Pengertian Matematika... . Pembelajaran Matematika ... . Tujuan Pembelajaran Matematika ... C. Materi Nilai Tempat ... D. Permainan Kantong Bilangan ...

. Pengertian Bermain ... . Manfaat Bermain ... . Fungsi Bermain ...

. Permainan Kantong Bilangan ... E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)...

(14)

xiv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma‟arif Tingkir Lor ... B. Pelaksanaan Penelitian ... . Pra Siklus ... . Siklus I ...

. Siklus II ... . Siklus III ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian PerSiklus ... . Pra Siklus ...

. Siklus I ... . Siklus II ... . Siklus III ... B. Pembahasan Hasil Penelitian ... BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Saran ... C. Penutup ... DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel . Data Sarana dan Prasarana

Tabel . Data Guru dan Karyawan MI Ma‟arif Tingkir Lor Tabel . Data Jumlah Siswa MI Ma‟arif Tingkir Lor Tabel . Data Responden Siswa Kelas III

Tabel . Hasil Tes Formatif Pra Siklus Tabel . Hasil Tes Formatif Siklus I Tabel . Hasil Tes Formatif Siklus II Tabel . Hasil Tes Formatif Siklus III

Tabel . Perbandingan Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar . Siklus Penelitian Tindakan Kelas Gambar . Proses Belajar

Gambar . Grafik Ketuntasan Klasikal Pra Siklus, Siklus , Siklus II, dan Siklus III

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran Lembar pengamatan Siswa Siklus II Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus III

Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus I Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus II Lampiran Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus III Lampiran Foto Kegiatan

Lampiran Nota Pembimbing

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(19)

Aplikasi pembelajaran matematika saat ini sangat dibutuhkan.Karena dalam kenyataan yang ada sekarang, penguasaan matematika baik oleh siswa sekolah dasar (SD) maupun siswa sekolah menengah (SMP dan SMA), selalu menjadi permasalahan besar (Susanto, : - ).Anggapan yang semacam inilah yang melekat pada diri siswa sampai sekarang ini.

(20)

Disini guru menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan secara optimal, serta guru harus mampu menenmpatkan dirinya secara dinamis dan fleksibel sebagai informan, transformator, organizer, serta evaluator bagi terwujudnya kegiatan belajar siswa yang dinamis, inovatif dan efektif (Susanto, : - ). Namun sayangnya, sebagaimana dilaporkan oleh solihatin

Raharjo ( ), menyebutkan bahwa dalam pembelajaran di sekolah dasar saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga guru dalam proses pembelajaran masih mendominasi aktivitas belajar. Siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Solihatin juga menyebutkan bahwa model pembelajaran masih konvensional atau ceramah, pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa, karena guru selalu mendominasi pembelajaran (teacher centered), akibatnya proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga kegiatan pembelajaran hanya diarahkan pada mengetahui (learning to know), ke arah pengembangan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif serta psikomotor (Susanto, : ).

(21)

ۖ ِةَنَسَحْلا ِةَظِع ْىَمْل اَو ِةَمْكِحْل اِب َكَّبَر ِليِبَس ىَلِإ ُعْدِا

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS. An-Nahl: ).

Hal ini pula yang terjadi di MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga.Berdasarkan

(22)

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan metode pembelajaran yang mampu menjembatani siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.Salah satu metode yang dapat mendukung tercapainya pendidikan siswa secara optimal adalah pembelajaran melalui permainan.

Menurut Susanto ( : ), Prinsip belajar sambil bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena dengan bermain pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan daya fantasi anak berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar. Vygotsky ( ) berpendapat bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan masalah (Rifa, : ).

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT MELALUI PERMAINAN KANTONG BILANGAN PADA

SISWA KELAS III MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA

(23)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

. Apakah penerapan permainan kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi nilai tempat pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran ?

. Apakah penerapan permainan kantong bilangan dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika materinilai tempat pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran ?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas dapat ditarik tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi nilai tempat melalui penerapan permainan kantong bilangan pada siswa kelas III MI Ma‟arif

Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran .

. Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika materi nilai tempat melalui penerapan permainan kantong bilangan pada siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor

(24)

D. Hipotesis Tindakan dan Idikator Keberhasilan

.Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi (Mulyasa, ). Dengan demikian hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

a. Penerapan permainan kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi nilai tempat pada siswa kelas III MI Ma‟arif

Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran ”.

b. Penarapan permainan kantong bilangan dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika materi nilai tempat pada siswa kelas III MI Ma‟arif

Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran . . Indikator Keberhasilan

Penerapan media kantong bilangan bisa di katakana efektif apabila yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah:

a. Secara Individu

Adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi nilai tempat yaitu mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) .

b. Secara Klasikal

(25)

E. Manfaat Penelitian

. Manfaat Teoretis

Didapat sebuah pengetahuan baru mengenai pembelajaran matematika malalui metode bermain kantong bilangan pada siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran .

. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami materi nilai tempat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk mengetahui kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran matematika melalui permainan kantong bilangan sekaligus mengetahui keefektifitasan permainan kantong bilangan dalam menyelesaikan saol matematika materi nilai tempat.

c. Bagi Sekolah

Bila penelitian ini selesai dilaksanakan disekolah, dalam hal ini MI Ma‟arif Tingkir Lor dapat mengambil manfaat dengan adanya

(26)

F. Definisi Operasional

. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana ( : ) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Suprijono dalam bukunya Cooperative Learning ( : ), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, : ).

. Pengertian Metematika

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto. : ).

. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(27)

dinyatakan dengan angka maksimal (seratus).Angka maksimal merupakan kriteria ketuntasan ideal.Standar ketuntasan secara nasional ditetapkan sebesar . Satuan pendidikan dapat dimulai dari kriteria ketuntasan minimal dibawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik.Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk mengetahuinya (Kemendiknas, : ).

. Materi Nilai Tempat

Nilai tempat memiliki makna yang penting dalam system pengangkaan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk memberinama bilangan dan menuliskan angka. Nilai tempat memberikan makna terhadap suatu angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan angka tersebut dalam bilangan (Firnamawati, : )

. Permainan Kantong Bilangan

(28)

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Seorang ahli di bidang ini, yaitu Arikunto menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

b. Tindakan adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Menurut Carr dan Kemmis tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan (Suyadi, : - ).

(29)

. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Ma‟arif

Tingkir Lor Kota Salatiga yang berjumlah siswa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan subjek ini adalah karena siswa kelas III nilai mata pelajaran matematika pada materi nilai tempat masih banyak yang di bawah KKM, yaitu sebanyak siswa nilainya kurang dari .

b. Lokasi

Tempat penelitian ini dilakukan di MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota

Salatiga.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal April sampai dengan terselesainya penelitian ini.

. Langkah-langkah / Siklus Penelitian

(30)

Gambar . Siklus PTK (Suyadi, : )

Penjelasan alur PTK di atas adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang kegiatan pembelajaran matematika dengan materi nilai tempat, kegiatan ini meliputi:

) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). ) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran. ) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa.

) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

(31)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses kegiatan belajar-mengajar.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus selanjutnya. . Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Silabus.

(32)

. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

a. Teknik Observasi

Menurut Nana ( : ) observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas serta penerapan permainan kantong bilangan dalam proses pembelajaran matematika sebagai bentuk usaha meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori, dadil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.

Dokumentasi yang dimaksud di sini yaitu daftar nilai Matematika siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Dari data nilai

(33)

nilai tempat masih dibawah . c. Tes Formatif

Tes formatif yang digunakan peneliti berupa tes tertulis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada siswa.Tes ini diberikan disetiap akhir pelajaran yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan permainan kantong bilanganyang diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengurai (memecahkan) sesuatu ke dalam bagian-bagiannya. Analisis data ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode bermain yang digunakan peneliti dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi nilai tempat.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Data kuantitatif

(34)

Data mentah yang diperoleh dari hasil tes evaluasi kemudian diolah melalui cara penyekoran dan menghitung rata-rata nilai siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar matematika. Untuk menghitung nilai setiap siswa dan nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus menghitung nilai siswa

Rumus menghitung nilai rata-rata siswa

Hasil nilai tes yang diperoleh siswa kemudian dikonversikan terhadap KKM yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah siswa tersebut tuntas atau tidak tuntas.

Data yang telah dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk Gambar agar data tersebut mudah dibaca dan dipahami. Prestasi belajar akan terlihat dari nilai rata-rata kelas, nilai tertinggi dan nilai terendah. Data yang dianalisis secara kuntitatif yang berupa angka-angka

N

=

x

Keterangan: N = Nilai

R

=

Σ

Keterangan:

R = Nilai rata-rata

Σ R = Jumlah semua nilai siswa

(35)

kemudian dideskripsikan dengan teknik deskripsi presentase.

Untuk mengetahui persentase ketercapaian hasil belajar siswa, dihitung dengan menggunakan rumus:

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

. Bagian Awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi dan daftar lampiran. . Bagian inti

BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian hasil

X

=

Σ

x

%

Keterangan:

X = Ketuntasan belajar

Σ = Jumlah siswa yang tuntas belajar

(36)

belajar, permainan kantong bilangan, ruang lingkup palajaran Matematika.

BAB III : Pelaksanaan penelitian mencakup deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan seterusnya. BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan

BAB V : Penutup mencakup kesimpulan, saran dan penutup. . Bagian Akhir

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar

. Pengertian Belajar

Banyak sekali kita jumpai keanekaragaman definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli psikologi.Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas manusia untuk melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap.Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat dan sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain (Meity, ).Menurut N. Nasution (Kastolani, Mochlasin, : ) mendefinisikan belajar sebagai perubahan-perubahan dalam sistem syaraf, penambahan pengatahuan, dan perubahan kelakuaan berkat pengalaman dan latihan.Wittig menganggap belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Burton (Anisah & Syamsu, : ) berpendapat “Learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”, belajar adalah suatu perubahan dalam

(38)

adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku (Suprijono, : ).Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati & Mudjiono, : ). . Ciri-ciri belajar

Dari beberapa definisi belajar diatas, aktivitas belajar memiliki cirri-ciri tertentu. Menurut Baharuddin & Esa N.W (Lilik dkk, : ) cirri-ciri belajar meliputi:

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

d. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. . Tujuan Belajar

Proses pembelajaran yang dilaksanakan dilembaga pendidikan formal mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya antara satu lembaga dengan lembaga lain mengalami berbagai perbedaan. Oleh karena itu, tujuan-tujuan belajar mengalami beragam variasi. Secara umum tujuan belajar adalah:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

(39)

bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan ketrampilan

Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu ketrampilan baik ketrampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan tubuh seseorang yang sedang belajar, atau ketrampilan ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativita untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

c. Pembentukan sikap

Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa,.Ia harus cakap dalam pengarahan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah (Kastolani & Mochlasin, : - ).

. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dilihat dari sudut pandang filosofis tentang pengaruh belajar ada tiga: a. Aliran Empirisme

(40)

b. Aliran Nativisme

Nativisme merupakan aliran filsafat yang pesimis terhadap hasil pendidikan.Prinsipnya, pandangan nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak lahir manusia ke dunia.

c. Aliran Naturalisme

Naturalism mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir didunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan baik tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan. Sehingga naturalisme sering disebut negativisme. Sebaiknya pendidik membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan sejak lahir, dan proses pendidikan diserahkan pada alam (Lilik dkk, : ).

Sedangkan Muhibbin Syah dalam (Kastolani & Mochlasin, : ) mengemukakan secara global tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan ruhani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

(41)

. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana ( : ) adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, : ).

Proses belajar sampai pada hasil produk belajar dapat digambar kan sebagai berikut (Lilik dkk, : ):

Gambar . Proses Belajar . Penilaian Hasil Belajar

a. Pengertian Penilaian

Menurut Nana Sudjana ( : ) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah poses pemberian nilai terhadap „hasil- hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu. Pengalaman

dan latihan

(42)

b. Fungsi dan Tujuan Penilaian

Fungsi penilaian yaitu sebagai berikut:

) Alat untuk mengetahui tercapai- tidaknya tujuan instruksional.

) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar- mengajar.

) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua.

Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:

) Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau matapelajaran yang ditempuhnya.

) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukanperbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

(43)

B. Matematika

. Pengertian matematika

Dari Kemendiknas dalam (Susanto, ) kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan (Rully dkk, : ).

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikirdan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena iti matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa terutama sejak usia sekolah dasar (Susanto, ).

. Pembelajaran matematika

Susanto, mengatakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses belajat mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

(44)

pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaraan berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara efektif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.pertama, dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagaian besar peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Susanto, ).

. Tujuan pembelajaran matematika

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagaiaman yang disajikan oleh Kemendiknas dalam (Susanto, ) sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

(45)

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, Gambar, digram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Nilai tempat

Nilai tempat mempunyai makna yang penting dalam sistem pengangkaan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk memberi nama bilangan dan menuliskan angka. Nilai tempat memberikan makna terhadap suatu angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan angka tersebut dalam bilangan. Dengan kata lain, setiap angka dalam lambang desimal mempunyai nilai yang ditentukan oleh nilai angka itu sendiri dan nilai tempat angka tersebut. Pada sistem pengangkaan yang digunakan, nilai tempat dimulai dari satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya (Firmanawati, : ).

(46)

Contoh

 dan

Angka pada bilangan memiliki nilai berbeda dengan angka pada bilangan karena tempatnya berbeda. Angka pada bilangan bernilai satuan dan angka pada bilangan bernilai puluhan. Hal ini membuktikan bahwa tempat atau posisi suatu angka dalam lambang bilangan menentukan nilai tempatnya (Firmanawati, : ).

Di dalam sistem desimal, penulisan lambang bilangan menggunakan pengelompokkan kelipatan sepuluh:

. Bilangan-bilangan dari nol sampai dengan sembilan dilambangkan sama dengan lambang angka.

Nol = lima =

Satu = enam =

Dua = tujuh =

Tiga = delapan =

Empat = sembilan =

. Bilangan yang satu lebihnya dari bilangan Sembilan disebut sepuluh. Bilangan sepuluh terdiri dari sepuluh satuan. Pengelompokan sepuluh satuan menjadi satu menghasilkan satu puluhan | | | | | | | | | | =

Satuan = puluhan. Lambang satu puluhan adalah . Lambang-lambang kelipatan sepuluh adalah:

= dua puluh, memuat dua puluhan.

(47)

= Sembilan puluh, memuat Sembilan puluhan.

. Bilangan-bilangan yang memuat puluhan dan satuan dilambangkan sesuai dengan banyaknya puluhan dan banyaknya satuan yang tidak dapat terkelompokkan menjadi puluhan.

| | | | | | | = satu puluhan dan tujuh satuan.

. Dengan jalan yang sama pengelompokkan dilakukan untuk sepuluh puluhan, sepuluh sepuluh puluhan, dan seterusnya, masing-masing dengan sabutan atau nama tertentu.

Sepuluh puluhan = seratus, ditulis

Sepuluh sepuluh satuan = sepuluh ratusan = seribu, ditulis . Sepuluh ribuan = sepuluh ribu ditulis .

Ini berarti bahwa:

= dua ribuan, tiga ratusan, empat puluhan, dan lima satuan.

D. Permainan Kantong Bilangan

. Pengertian Bermain

Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan kebutuhan yang menyatu dengan dunia anak, yang didalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan kamampuan fisik motorik, kognitif, afektif, sosial, dst. Dengan bermain akan mengalami suatu proses yang mengarahkan pada perkembangan kemampuan manusiawinya (Meity, : ).

(48)

Menurut Teori Kognitif Vygotsky (Rifa, : ) bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Bermain merupakan cara bereksplorasi dan bereksperimen dengan lingkungan sekitar sehingga berpengaruh pada perkembangan diri anak meliputi dunia fisik, sosial, dan komunikasi.

. Manfaat Bermain

Manfaat bermain dapat dijelaskan sebagai berikut (Moeslichatoen, : )

a. Anak dapat melakukan koordinasi otot kasar.

b. Anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah.

c. Dapat mengembangkan kreativitas. d. Menumbuhkan rasa percaya diri.

e. Dapat mengembangkan kemampuan bersosial.

Menurut Iva Rifa ( : ), permainan memiliki banyak manfaat bagi siswa. Beberapa manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Melatih kemampuan motorik siswa.

b. Melatih konsentrasi.

c. Kemampuan sosialisasi meningkat (termasuk berkompetisi). d. Melatih keterampilan berbahasa.

e. Menambah wawasan.

(49)

g. Mengembangkan jiwa kepemimpinan.

h. Mengembangkan pengetahuan tentang norma dan nilai. i. Meningkatkan rasa percaya diri.

Manfaat bermain menurut Arini Yuli Astuti ( : ) adalah sebagai berikut:

a. Bermain baik bagi perkembangan dan kesehatan tubuh anak. b. Bermain berpotensi merangsang kecerdasan sosial anak. c. Memantapkan aspek emosi atau kepribadian anak. d. Merangsang aspek kognisi anak.

. Fungsi Bermain

(50)

Menurut Ismail dalam bukunya Education Game (Rifa, : ), fungsi permainan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar.

b. Merangsan pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar mampu menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik.

c. Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, membarikan rasa aman, dan menyanangkan.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran anak. . Permainan kantong bilangan

Tujuan dari permainan ini adalah agar anak dapat memahami nilai tempat suatu bilangan (ribuan, puluhan, ratusan, dan satuan) dengan mudah. Adapun langkah-langkah dalam bermain (Firmanawati, : ):

a. Sediakan kantong kain/kantong plastik/ kantong dari kertas karton

(51)

b. Sediakan kartu-kartu bertuliskan -

c. Nyatakan kantong tersebut secara berurutan sesuai nilai tempat, mulai dari satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan, dan seterusnya dalam urutan kiri ke kanan.

d. Mintalah anak memasukkan angka pada kantong ratusan, pada kantong puluhan, dan pada kantong satuan.

Ratusan puluhan satuan

e. Tanyakan berapakah bilangan yang dapat diperoleh (jawaban: ) f. Ajarkan anak membaca jawaban tersebut sebagai “tiga ratus dua puluh

sembilan”

g. Ulangi beberapa kali sehingga anak mengerti dan memahami posisi dan nilai tempat suatu bilangan.

(52)

E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mecapai ketuntasan dalam menentukan kelulusan peserta didik. KKM harus ditetapkan sebelum awal Tahun Pelajaran dimulai oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki kerakteristik yang hampir sama. Kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal (seratus).Standar ketuntasan secara nasional ditetapkan sebesar . Satuan pendidikan dapat dimulai dari kriteria ketuntasan minimal

dibawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik.Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk mengetahuinya(Kemendiknas, : ).

. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.

b. Sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.

(53)

d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.

e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran(Kemendiknas, : ).

. Langkah-langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK sehingga KKM mata pelajaran.

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.

c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. d. KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) pada saat

penilaian dilaporkan kepada orang tua atau wali peserta didik (Kemendiknas, : ).

KKM Indikator KKM KD

(54)

Adapun nilai KKM mata pelajaran matematika kelas III di MI Ma‟arif

(55)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor . Sejarah Berdirinya MI Ma’arif Tingkir Lor

MI Ma‟arif Tingkir Lor didirikan pada tanggal Januari

di atas tanah wakaf seluas . Pada tahun secara

formal MI Ma‟arif Tingkir Lor resmi bernaung di bawah Departemen

Agama Kota Salatiga dengan Nomor Surat Keputusan Pendirian Lk/ . /pgm.MI/

. Keadaan Geografis MI Ma’arif Tingkir Lor

MI Ma‟arif Tingkir Lor terletak di Jalan Kyai Zumri No. ,

Dusun Sanggrahan, Kelurahan Tingkir, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Madrasah ini letaknya sangat strategis karena berada di tengah lingkungan masyarakat desa Tingkir, dan juga lingkungan yang sejuk.Sehingga siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman. . Profil Madrasah MI Ma’arif Tingkir Lor

a. Identitas Madrasah

Nama MI Ma‟arif Tingkir Lor

NIS :

NPSN :

(56)

Alamat : Jl. Kyai Zumri No. Sanggrahan, Tingkir, Tingkir, Kota Salatiga

Kode Pos :

No. Telpon : Status Madrasah : Swasta

Tahun Berdiri : Luas tanah : ±

b. Struktur Organisasi Kepengurusan Komite MI Ma’arif Tingkir Lor

Penasehat : Kh. Sodiq M

Kepala Madrasah : Sadi Sarifudin, S. Ag

Ketua : H. Habib Daroni

Waka Komite : Drs. Muh Sulaiman

Sekretaris : Munir

Bendahara : H.MK. Hariyono. Sh

Bdg.Perencanaa : A. Tanwir

Bdg. Penelitian & Pengembangan : Drs. Ahsin Bahrudin, Nur Hudaya, S.Pd

(57)

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana MI Ma‟arif Tingkir Lor dapat dilihat

dalam tabel . berikut:

Tabel . Sarana dan Prasarana

No Keterangan Jumlah

. Ruang kelas buah

. Ruang komputer buah

. Perpustakaan buah

. Ruang kesehatan buah

. Ruang kepala Madrasah buah

. Ruang guru buah

. Kamar mandi guru buah

. Kamar mandi siswa buah

. Gudang buah

. Komputer- printer buah

. Telepon buah

. TV- VCD buah

. Mesin ketik buah

. Tape Recorder buah

(58)

d. Kegiatan Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan siswa di luar jam pelajaran biasa dengan tujuan untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional yang telah dijelaskan dalam UU NO. Tahun : Pasal , bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab”.

Kegiatan ekstrakurikuler MI Ma‟arif Tingkir Lor diadakan setiap

hari Sabtu.Siswa diberi kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya.Kegiatan ekstrakurikuler ini diampu oleh guru yang berkompeten dan juga mendatangkan tenaga dari luar yang memiliki keahliah dalam bidang tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler di MI Ma‟arif Mangunsari, antara lain:

(59)

) Pramuka

) Mewarnai e. Prestasi

MI Ma‟arif Tingkir Lor merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam yang mempunyai catatan prestasi baik. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun agama telah diraih MI Ma‟arif Tingkir Lor. Berbagai raihan prestasi tersebut diantaranya:

) Juara II Adzan tingkat Kecamatan Tingkir ) Juara II Adzan tingkat Kota Salatiga

) Juara II Sholat Putra tingkat Kecamatan Tingkir

) Juara I Ketrampilan sholat putra tingkat Kota Salatiga ) Juara I Lomba cerdas cermat tingkat Kota Salatiga

) Juara tingkat Olimpiade Sains tingkat Kota Salatiga

) Juara II Lomba lari m putra PORSENI tingkat Kota

Salatiga

. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor a. Visi MI Ma‟arif Tingkir Lor

MI Ma‟arif Tingkir Lor memiliki visi “Unggul dalam

(60)

b. Misi MI Ma‟arif Tingkir Lor

) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan IPTEK.

) Meningkatkan prestasi di semua bidang kegiatan peserta didik..

) Emperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. ) Meningkatkan akhlakul karimah peserta didik.

) Meningkatkan kemampuan guru menuju profesionalisme. ) Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi. . Keadaan Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tingkir Lor

Data guru dan karyawan MI Ma‟arif Tingkir Lor dapat

dilihat pada tabel . sebagai berikut: Tabel .

Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tingkir Lor

No Nama NIP Jabatan

Sadi Sarifudin, S. Ag Kepala Madrasah Rohmawati, S.Pd.I Guru

Shabirah, S.Pd.I Guru

Umi Ma‟rifah - Guru

Rahma Lina Jati - Guru

Syafiq Ahmad - Guru

(61)

Zair Naila Karimah, S.Pd.I - Guru

Kartika Andianti R, S. Pd - Guru

Pungki Sofia, S. Pd - Guru

Kholison - Penjaga

. Keadaan Siswa

Siswa adalah salah satu faktor utama dalam proses belajar mengajar. Didalam kelas maupun satu sekolahan tentunya ada beragam karakter, dengan perbedaan karakter itulah yang menjadikan setiap individu unik dan kreatif. Seperti halnya yang terlihat pada siswa MI Ma‟arif Tingkir Loryang kreatif , disiplin dan suka bermain.

Tentu mereka dilatarbelakangi keluarga yang berbeda- beda.

. Adapun rincian jumlah siswa MI Ma‟arif Tingkir Lor dapat

dilihat pada tabel . sebagai berikut: Tabel .

Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor

No Kelas

Keterangan

Jumlah Perempuan Laki-laki

I

II

III

IV

(62)

responden dapat dilihat pada tabel . sebagai berikut: Tabel .

Data Responden Siswa Kelas III

NO. L/P NAMA

(63)

matematika sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

. Siklus I : Senin, Juli . Siklus II : Rabu, Juli . Siklus III : Senin, Agustus

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi nilai tempat.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam mengajar. Selama ini proses pembelajaran terutama mata pelajaran Matematika menggunakan metode ceramah, sehingga siswa mengalami kejenuhan yang berakibat pada pasifnya siswa serta nilaimatematika yang diperolehnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti berusaha menerapkan model permainan kantong bilangan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khusunya mata pelajaran matematika materi nilai tempat.

(64)

ditargetkan, maka siklus dapat dihentikan. Namun apabila disiklus II masih terdapat kekurangan dan nilai siswa yang mencapai KKM kurang dari % maka penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya.

. Deskripsi Pra Siklus

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada MI Ma‟arif

Tingkir Lor, dengan subjek tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah siswa, dengan fokus penelitian pada pembelajaran matematika semester ganjil dengan masih menggunakan kurikulum KTSP pada materi nilai tempat

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari siklus.Penelitian ini menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru di kelas, yaitu dengan menerapkan pembelajaran sambil bermain.Dengan permainan kantong bilangan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Pre test dilakukan sebelum tindakan penelitian. Pre test

(65)

. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal Juli , diikuti oleh siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor.Dalam pelaksanaan siklus

ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I.

) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa. ) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru.

) Menyiapkan media pembelajaran kantong bilangan dan set kartu - .

) Membuat soal post-test yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa.

) Dokumentasi. b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu:

(66)

a) Guru memberikan salam.

b) Guru menunjuk salah satu siswa yang paling siap (anteng) untuk memimpin doa.

c) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

d) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh:

Siapa yang mempunyai uang koin ?

e) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari. f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ) Kegiatan Inti ( menit)

a) Eksplorasi

( ) Guru menunjuk siswa secara acak untuk memperlihatkan uang yang mereka bawa.

( ) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang nilai tempat.

( ) Guru menjelaskan pokok materi. b) Elaborasi

( ) Guru menyiapkan kantong dari kertas karton/plastik untuk puluhan, satuan dan ratusan.

(67)

( ) Guru mengajak siswa untuk memahami kantong tersebut

Kantong berwarna biru untuk ratusan

Kantong kecil berwarna hijau untuk puluhan Kantong berwarna merah untuk satuan

( ) Guru membagikan kartu yang tertuliskan angka -

( ) Mengajak siswa memasukkan kartu tersebut satu persatu kedalam kantong puluhan dan satuan.

Contoh: angka ratusan + puluhan + satuan Angka masuk kekantong ratusan, nilai angkanya

Angka masuk ke kantong puluhan, nilainya Angka masuk ke kantong satuan, nilainya

( ) Mengajarkan siswa untuk menuliskan bilangan tersebut dalam bentuk panjang.

Contoh: = + +

(68)

( ) Menanyakan kepada siswa angka berapa yang dihasilkan

Contoh :

( ) Mengajarkan siswa membaca jawaban tersebut dengan nama bilangan

Contoh: Lima ratus dua puluh satu. c) Konfirmasi

( ) Siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi sesuai instruksi yang diberikan oleh guru.

( ) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

( ) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan tentang materi yang telah disampaikan.

) Penutup ( menit)

a) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. b) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. c) Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Observasi

(69)

d. Refleksi

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui permainan kantng bilangan dalam menentukan nilai tempat suatu bilangan

. Deskripsi Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal Juli , diikuti oleh siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor.Dalam pelaksanaan siklus ini

terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa. ) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru.

) Menyiapkan media kantong bilangan dan menyiapkan set kartu - .

) Membuat soal post-test yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa.

(70)

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan yaitu:

) Kegiatan Awal ( menit) a) Guru memberikan salam.

b) Guru menunjuk salah satu siswa yang paling siap (anteng) untuk memimpin doa.

c) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

d) Guru memberikan semangat dan motivasi kepada siswa. e) Guru melakukan apersesi dengan meberikan pertanyaan

yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh:

Siapa yang tadi pagi berangkat kesekolah diberi uang saku oleh orang tuanya?

f) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari. g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ) Kegiatan Inti ( menit)

a) Explorasi

(71)

( ) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang nilai tempat ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan dengan benar.

b) Elaborasi

( ) Guru menyiapkan kantong dari kertas karton untuk ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.

Ribuan ratusan puluhan satuan ( ) Guru mengajak siswa untuk memahami kantong

tersebut

Kantong berwarna kuning untuk ribuan Kantong berwarna biru untuk ratusan Kantong berwarna hijau untuk puluhan Kantong berwarna merah untuk satuan

( ) Guru membagikan kartu yang tertuliskan angka -

( ) Mengajak siswa memasukkan kartu tersebut satu persatu kedalam kantong ribuan, ratusan, puluhan, satuan.

(72)

Contoh: angka ribuan + ratusan + puluhan + satuan

Angka masuk kekantong ribuan, nilai angkanya

Angka masuk ke kantong ratusan, nilainya Angka masuk ke kantong puluhan, nilainya Angka masuk ke kantong satuan, nilainya

( ) Mengajarkan siswa untuk menuliskan bilangan tersebut dalam bentuk panjang

Contoh: = + + +

( ) Menanyakan kepada siswa angka berapa yang dihasilkan

Contoh :

( ) Mengajarkan siswa membaca jawaban tersebut dengan nama bilangan

c) Konfirmasi

( ) Siswa mengerjakan soal evaluasi (post-test).

( ) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(73)

( ) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan tentang materi yang telah disampaikan.

) Penutup ( menit)

a) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

b) Guru menutup pembelajaran dengan salam. c. Observasi

Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung mulai dari awal hingga akhir.Pengamatan ini dilakukan secara kolaboratif yaitu oleh peneliti bersama guru kelas.

d. Refleksi

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran matematika melalui permainan kantong bilangan dalam menentukan nilai tempat suatu bilangan.

. Diskripsi Siklus III

(74)

Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus III.

) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa. ) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru.

) Menyiapkan media pembelajaran kantong bilangan dan set kartu - .

) Membuat soal post-test yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa.

) Dokumentasi. b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus III ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan yaitu:

) Kegiatan Awal ( menit) a) Guru memberikan salam.

b) Guru menunjuk salah satu siswa yang paling siap (anteng) untuk memimpin doa.

c) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

(75)

e) Guru melakukan apersesi dengan meberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh:

Siapa yang tadi pagi berangkat kesekolah diberi uang saku oleh orang tuanya?

f) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari. g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ) Kegiatan Inti ( menit)

a) Explorasi

( ) Guru meminta salah satu siswa untuk maju kedepan dengan memperlihatkan uang saku yang dibawa.

( ) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang nilai tempat ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan dengan benar.

b)Elaborasi

( ) Guru menyiapkan kantong dari kertas karton untuk ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.

Ribuan ratusan puluhan satuan ( ) Guru mengajak siswa untuk memahami kantong

tersebut

(76)

Kantong berwarna biru untuk ratusan Kantong berwarna hijau untuk puluhan Kantong berwarna merah untuk satuan

( ) Guru membagikan kartu yang tertuliskan angka -

( ) Mengajak siswa memasukkan kartu tersebut satu persatu kedalam kantong ribuan, ratusan, puluhan, satuan.

Contoh: angka ribuan + ratusan + puluhan + satuan

Angka masuk kekantong ribuan, nilai angkanya

Angka masuk ke kantong ratusan, nilainya Angka masuk ke kantong puluhan, nilainya Angka masuk ke kantong satuan, nilainya

(77)

( ) Mengajarkan siswa untuk menuliskan bilangan tersebut dalam bentuk panjang

Contoh: = + + +

( ) Menanyakan kepada siswa angka berapa yang dihasilkan

Contoh :

( ) Mengajarkan siswa membaca jawaban tersebut dengan nama bilangan

c) Konfirmasi

( ) Siswa mengerjakan soal evaluasi (post-test).

( ) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

( ) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan tentang materi yang telah disampaikan.

) Penutup ( menit)

(78)

c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan Pada tahap observing adalah: Peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar. Aspek yang diamati antara lain : pemahaman siswa terhadap nilai tempat puluhan dan satuan, siswa dapat menetukan nilai tempat dan nilai angka suatu bilangan ribuan, ratusan, puluhan dan satuan, siswa dapat menulis dalam bentuk panjang suatu bilangan ribuan, ratusan, puluhan dan satuan.

d. Refleksi

(79)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir

Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah siswa.Yang dinilai adalah hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Indikator keberhasilan diukur dari nilai yang diperoleh siswa pada saat proses pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan dari keaktifan siswa diukur dari perhatian siswa menjawab pertanyaan, memecahkan masalah masalah berupa soal dengan menggunakan permain kantong bilangan.

Penelitian ini dilakukan dengan siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan permainan kantong bilangan.Setiap penelitian digunakan lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, lembar soal evaluasi dan angket umpan balik untuk mengukur sejauh mana keaktifan siswa dan mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran nilai tempat (ribuan, ratusan, puluhan, satuan).

. Analisis Data Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilakukan dengan memberikan soal yang harus dikerjakan oleh siswa.Soal tersebut terdiri dari soal uraian. Berikut adalah hasil pra siklus dari kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor dapat dilihat

(80)

Tabel .

Hasil Belajar Pra Siklus kelas III MI Ma’arif Tingkir Lor

(81)

X = %

Hasil belajar pada kegiatan pra siklus yang diikuti oleh siswa ini diperoleh nilai tertinggi , dan nilai terendah .Siswa yang tuntas pada kegiatan pra siklus ini adalah siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah siswa. Nilai rata-rata siswa secara klasikal yaitu , dengan persentase ketuntasan belajar mencapai %. Nilai rata-rata tersebut masih sangat jauh di bawah nilai KKM mata pelajaran Matematika kelas III yang ditentukan yaitu , dan presentase kelulusan %.

. Analisis Data Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

Pada siklus I ini pembelajaran matematika dengan materi nilai tempat sudah mulai menerapkan permainan kantong bilangan. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, selain menyampaikan materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator untuk mengamati proses pembelajaran.

Gambar

Gambar  .  Siklus PTK (Suyadi,     :   )
Gambar agar data tersebut mudah dibaca dan dipahami. Prestasi belajar
Gambar   .  Proses Belajar
Tabel  .
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor terpenting yang berpengaruh pada proses pembuatan pulp dengan proses kraft adalah rasio cairan pemasak (AA charge ) yang berfungsi untuk mendegradasi dan melarutkan

Bahkan mereka yang telah terbiasa dengan aktivitas shopping akan menimbulkan sikap involvement terhadap fashion yang akan membuat para konsumen yang menyukai

Arah hubungan yang timbul antara ukuran dewan komisaris dengan Internet Financial Reporting (IFR) adalah berpengaruh positif karena semakin banyak jumlah

Tubuh dalam keadaan lapar, dan tidak ada asupan makanan, kadar glukosa dalam darah akan menurun, glukosa diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang

ASI -Panduan Pemberian MP- ASI -Jenis MP-ASI -Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP- ASI -Komposisi susu formula -Kerugian susu formula -Jenis susu formula Usia ibu

Angka ini memiliki arti bahwa secara keseluruhan, besarnya variabilitas nilai yang mampu dijelaskan oleh variabel pola asuh orang tua dan kemandirian belajar

Berdasarkan uraian diatas, wilayah kerja Puskesmas Mranggen I Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai daerah endemik DBD dan anak usia sekolah berisiko

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengembangkan aplikasi Hot Billing yang dapat digunakan untuk kebutuhan perhitungan tarif pada wartel VoIP yang menawarkan jasa