• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA SKRIPSI"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI IMAN KEPADA ALLAH

DENGAN METODE MIND MAPPING

PADA SISWA KELAS X IPA 3

SMA NEGERI 3

SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRDIA AZIDAR NIM. 11114220

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI IMAN KEPADA ALLAH

DENGAN METODE MIND MAPPING

PADA SISWA KELAS X IPA 3

SMA NEGERI 3

SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRDIA AZIDAR NIM. 11114220

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

NOTA PEMBIMBING

Hal : Skripsi Sdr. Irdia Azidar NIM.11114220

Kepada:

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga Di

Tempat

Assalamu‟alaikum wr.wb

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka saya selaku pembimbing skripsi berpendapat bahwa skripsi saudara :

Nama : Irdia Azidar

NIM : 111-14-220

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul :

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqosyah skripsi guna memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Wassalamu‟alaikum wr.wb

Salatiga, 16 Juni 2018

Dosen Pembimbing

Dr. Miftahuddin, M.Ag. NIP. 19700922 199403 1002

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA

ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA

KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA

DISUSUN OLEH

IRDIA AZIDAR

NIM. 111-14-220

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Susunan Panitia Penguji

Salatiga, 25 September 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag

Sekretaris Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag

Penguji1 : Dr. Wahyudiana, M.Pd

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN

PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Irdia Azidar

NIM : 111-14-220

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah

Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3

SMA Negeri 3 Salatiga

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini dipublikasikan oleh

e-repository IAIN Salatiga

Salatiga, 4 Juni 2018

(7)

vii

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.Allah berfirman:

"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Sekripsi ini penulis persembahkan kepada:

`Kedua orangtuaku, Ayahanda Sudaryo dan Ibunda tercinta Sriatun kalian

adalah malaikatku, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji penulis haturkan kehadirah Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.

Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga;

3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI.

4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini;

5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya.

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis;

7. Kedua orang tua Ayahanda Sudaryo dan Ibunda Sriatun yang selalu memberikan dukungan moral dan material;

8. Dra. Yuliati Eko Atmojo, M,Pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;

(10)

x

10.Seluruh siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian;

11.Teman-teman PAI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo‟a, Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Salatiga, 29 Agustus 2018

Penulis,

(11)

xi ABSTRAK

Azidar, Irdia. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Metode Mind Mapping

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan sejauh mana penerapan metode Mind Mapping dengan materi iman kepada Allah dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Rumusan masalah ini adalah apakah metode

Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga yang berjumlah 25 siswa. Metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan dengan menghitung pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai tingkat pencapaian kriteria ketuntasan klasikal 85%.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwah metode Mind Mapping

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL. ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... iv

HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

F. Metode Penelitian... 9

1. Rancangan Penelitian ... 9

2. Subjek Penelitian ... 11

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Teknik Pengumpulan Data ... 13

5. Instrumen Penelitian... 14

6. Pengumpulan Data ... 14

7. Analisis Data ... 15

(13)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ... 19

1. Hasil Belajar ... 19

2. Klasifikasi Hasil belajar Belajar... 20

3. Macam-macam Hasil Belajar ... 22

4. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 23

5. Pengertian Metode Mind Mapping... 27

6. Langkah-langkah Metode Mind Mapping ... 29

7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping ... 29

1. PAI Materi Iman Kepada Allah ... 30

a. Pengertian PAI ... 30

b. Ruang Lingkup Ajaran Islam ... 32

c. Materi Al-Asma‟u Al-Husna... 33

2. SK dan KD PAI Kelas X Semester I ... 47

3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 47

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 47

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 49

c. Prinsip Penetapan KKM ... 51

a. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal... 52

B. Kajian Pustaka ... 53

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 57

1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Salatiga... 57

2. Visi,Misi dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga ... 58

3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 60

4. Keadaan Guru dan Siswa ... 61

B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 66

C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 69

D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 78

1. Deskripsi Pra Siklus ... 78

2. Deskripsi Data Siklus I... 80

3. Deskripsi Data Siklus II ... 84

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Siklus I ... 88

2. Siklus II ... 94

(14)

xiv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 102 B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

PAI Kelas X SMA Semester I ... 12

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61

Tabel 3.2 Daftar Guru ... 62

Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ... 65

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 67

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus ... 78

Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 81

Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 84

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ... 87

Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 90

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 91

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 96

Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 97

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ... 9

Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ... 89

Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ... 95

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II

Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I

Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 12 Daftar Nilai SKK

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan anak merupakan suatu persoalan yang amat

menarik bagi seorang pendidik dan orang tua, karena setiap anak

membutuhkan pendidikan. Pendidikan menepati kedudukan yang paling

penting dalam kehidupan, ini berkaitan erat dengan generasi muda yang

masadepannya harus di persiapkan dengan baik, dan semuanya hanya dapat

tercapai melalui pendidikan. Keluarga menjadi tempat anak hidup dan dididik

untuk pertama kali. Sebagai lanjutan pendidikan dalam keluarga adalah

pendidikan dalam lingkungan sekolah. Islam dengan tegas telah mewajibkan

umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah dalam surat

Al-Mujadilah 58:11. antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat”.(QS.Al-Mujadilah:11)

Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

(19)

2

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan peubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan. (Trianto, 2014:1).

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah

menyelenggarakan perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai

jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. (Trianto, 2014:5).

Tujuan pendidikan seperti dalam rumusan diatas, merupakan rumusan

tujuan yang sangat ideal yang sulit diukur keberhasilannya, karena memang

tidak ada ukuran atau krikteria yang pasti. Sampai saat ini belum ada rumusan

dan ukuran yang jelas yang bagaimana yang berilmu itu atau manusia seperti

apa yang bertakwa itu. Oleh karena itulah, maka tujuan pendidikan yang

bersifat umum itu perlu dirumuskan lebih khusus. (Sanjaya, 2009:124).

Dalam situasi seperti ini peran guru sangatlah penting, guru

mempunyai peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peran

tersebut bisa dilihat perbedaannya tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama

sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara

(20)

3

membantu perkembangan intelektual, efektif dan psikomotor, melalui

penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah. Latihan latihan efektif dan

keterampilan. (Sukmadinata, 2003:252-253).

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan

pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna

kepentingan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah

bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak

didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan

guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai induvidu

dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahkluk sosial

dengan latar belakang yang berlainan. ( Bahri, 2002:1).

Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang

timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.

Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya

dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini, belajar adalah

perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah laku.

(21)

4

Penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar,

bukan karena akibat langsung dari pertumbuhan seseorang yang melakukan

kegiatan belajar. (Sudjana, 2005:103).

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan peserta didik.

Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari dua unsur

manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai

mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal

guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran

dilaksanakan.

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk

menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik

ketujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar

yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana

belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik

biasanya banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang

harmonis. ( Bahri, 200:43).

Kemudian, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Materi pelajaran dapat dipelajari

dengan baik bila peserta didik dapat memusatkan pemikirannya dan

menyenangi materi pelajaran tersebut. Peserta didik dapat menjadi kurang

(22)

5

tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan. Kemampuan intelektual

peserta didik juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam

memperoleh prestasi.

Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian

baik, atau setiap orang tua bercita cita mempunyai anak yang soleh, yang

senantiasa membawa harum nama orang tuanya, karena anak yang baik

merupakan kebanggaan orang tua, baik buruknya kelakuan akan

mempengaruhi nama baik orang tuanya.

Untuk mencapai hal yang diinginkan itu dapat diusahakan melalui

pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam sekolah,

maupun pendidikan di masyarakat. (Majid, 2012:21).

Model-model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep

itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses

pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

memahami, bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa. Strategi

pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. (Trianto, 2014:15).

Salah satu metode yang bisa memudahkan siswa untuk lebih

memahami materi pembelajaran adalah metode mind map atau peta pikiran.

(23)

6

potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya

secara simultan. (Alamsyah, 2015:172). Penerapan metode mind map selain

penggunaanya mencangkup manajemen organisasi serta pengembangan diri,

juga digunakan pada pembelajaran. Pemetaan pemikiran (mind map)

menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,

simbol, atau gambar dan melukiskannya secara sentral. Prinsip dasar mind

map seperti pola pemikiran pada otak manusia, dengan memiliki banyak

bahkan sampai jutaan sel-sel cabang membentuk akar pengetahuan. Prinsip

perkembangan cabang strategi mind map sesungguhnya tanpa batas

cabang-cabang, semakin banyak cabang-cabang yang ditampilkan semakin

menguatkan informasi pengetahuan yang dipelajari siswa. (Alamsyah,

2015:173).

Pada tanggal 13 Agustus 2018 peneliti melakukan observasi di SMA

Negeri 3 Salatiga dan menemukan beberapa masalah yang dihadapi guru yaitu

ketika guru menyampaikan materi pelajaran, peserta didik tidak

memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Guru masih

menggunakan metode pembelajaran yang kurang efektif, contohnya saja

menggunakan metode ceramah. Guru juga belum menggunakan metode yang

kreatif dan inovatif seperti metode Mind Mapping

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar PAI

Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Maaping Pada Siswa

(24)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dapat diambil sebuah

rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar

PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3

Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka peneliti dapat

menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

Untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Iman Kepada Allahmelalui

metode mind mapping pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa beberapa

manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Didapatnya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran Iman

Kepada Allah melalui metode mind mapping pada siswa kelas X IPA

3 SMA Negeri 3 Salatiga

b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan oleh

guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil

(25)

8 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan

cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan

berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa

diharapkan dapat meningkat.

b. Bagi Guru

PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki

pembelajaran yang dikelolahnya karena memang sasaran akhir PTK

adalah perbaikan pembelajaran. Dengan PTK guru dapat berkembang

secara profesonal karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai

dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolahnya.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan dugaan sementara dari penelitian yang

akan dilakukan. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI

materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3

Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

b. Penggunaan metode Mind Mapping dapat memenuhi target pencapaian

KKM PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA

(26)

9 2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode mind maping dapat dikatakan berhasil jika

indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a. Tindakan ini dikatakan berhasil jika hasil belajar PAI materi Iman

Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga

meningkat.

b. Tindakan ini dikatakn berhasil jika siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3

Salatiga 85% memperoleh ketuntasan atau memperoleh nilai minimal 67

sesuai dengan KKM.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat

disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitianyang

dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011:1.4).

Arikunto dalam bukunya mengungkapkan penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan (Arikunto, 2006:3). Secara keseluruhan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk

(27)

10

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas kolaboratif.

PTK bentuk kolaboratif merupakan penelitian yang melibatkan beberapa

pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan

tujuan meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang perkembangan teori

dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan dilaksanakan

oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah.

Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat kemitraan

sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan

yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam proses PTK

kolaboratif bukan hanya penelitti yang bertindak sebagai innovator. Guru juga

dapat melakukannya sebagai bentuk kerja sama, saling belajar dan saling

mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme masing-masing.

Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru,

sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan

adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan. Tahap-tahap penelitian

Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting, meliputi; (1) Planning

(rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4)

(28)

11

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas(Arikunto, 2006: 16)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X

IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga

3. Langkah-langkah Penelitian

Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting,

meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation

(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi).

Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,

wawancara dan pencatatan asrip. ?

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

(29)

12

2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat

menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah

mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat

merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.

3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode Mind Mapping.

4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat

proses pembelajaran.

5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus

sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.

b. Tindakan (Action)

1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang telah

direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas berdasarkan

metode pembelajaran Mind Mapping sebagaimana yang digunakan

peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi, Elaborasi dan

Konfirmasi) dan penutup.

2) Memberikan Motivasi

3) Menyajikan materi pelajaran

4) Memberi penjelasan tahapan Mind Mapping

5) Memberikan bimbingan

6) Memberikan penguatan dan kesimpulan

(30)

13 c. Pengamatan (Observation)

Pada tahapan pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan

data yang berkaitan dengan perbuatan yang terjadi dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bersama-sama dengan

guru sebagai mitra peneliti. Pengamatan tersebut digunakan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam

meningkatkan pemahaman belajar siswa.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulakan

selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisi

yang diperoleh sehinga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil

belajar setelah diadakan tindakan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

b. Tes

c. Dokumentasi

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

(31)

14

Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode mind mapp.

b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping

materi Iman Kepada Allah. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan

tertulis baik pilihan ganda maupun uraian.

c. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi untuk mengetahui kedaan sekolah sebagai tempat

penelitian yang berisi tentang profil sekolah, data sekolah dan foto

sekolah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa

sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.

6. Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti

menggunakan cara seperti berikut:

a. Observasi

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung

meliputi observasi aktivitas kegiatan siswa, observasi kegiatan guru

dalam penglolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar

yang berkaitan dengan upaya dari guru PAI dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode

(32)

15

pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada

siklus berikutnya.

b. Tes

Dengan pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan

menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami dan menguasai materi.

Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan

pembelajaran Iman Kepada Allah dengan metode mind mapping

dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan

antara siklus pertama dengan siklus kedua. Bentuk tes yang

diberikan berupa tes objektif pilihan ganda 4 option (a, b, c, dan d)

dan tes uraian.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi

adalah data tentang sekolah secara keseluruhan. Metode ini

mencangkup data tentang rencana pembelajaran dikelas.

Dokumentasi ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dan nilai siswa sebelum diterapkan metode mind mapping pada

(33)

16 7. Analisis Data

Data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan

mencangkup setiap aspek kegiatan penelitian, ketika pencatatan

lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan

pembelajaran dikelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang

diamatinya, iklim kelas suasana pembelajaran, cara guru mengajar dan

interaksi pembelajaran. Guru peneliti perlu memahami teknik analisis

data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi

yang terjadi didalam kelas (Mulyasa, 2009:70).

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes

b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-75 tidak tuntas

c. Data keatifan siswa diambil dari ketifan siswa, ketika pembelajaran,

kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus

d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus

maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan

maka akan dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif

(34)

17

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap

dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analis

diskriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat

dirumuskan:

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata)

x = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan

nilai setiap individu

N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).

Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase

kentuntasan belajar siswa, digunkan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Nilai dalam Persen

F = Frekuensi

(35)

18 G. Sistematika Penulisan

Sistematiaka penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri : Halaman Judul,

Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian Tertulis, Pengesahan

Kelulusan, Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi,

Daftar Tabel, Daftar tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.

Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:

Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesisi

Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Sistematika

Penulisan.

Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori, Kajian

Pustaka.

Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup:

Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi

Pelaksanaan Siklus III.

Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang

mencakup Analisis Hasil Pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil

Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan Pembahasan.

Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan

bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran yang terdiri

dari Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan

(36)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Disamping itu ada pula orang yang

memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada

latihan membaca dan menulis. Banyak definisi yang diberikan tentang

belajar. Menurut Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian

tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. (Muhibbin, 2010:64).

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar

merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui

intruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan

bimbingan dari seseorang pendidik atau guru. (Susanto, 2013:2).

Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang

kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang

berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh

pembelajaran. Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses

kognitif yang menubah sifat stimulasi lingkungan, melewati penglolahan

(37)

20

Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi (dalam K.Brhim

(2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

(Susanto, 2013:5).

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan

sesuia dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang

positif.

Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam

(Susanto. 2013:2), yaitu:

a. Ketrampilan Motoris (motor skill)

Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan,

misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari, dan

loncat.

b. Informasi Verbal

Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau

intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu

dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa

(38)

21 c. Kemampuan Intelektual

Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu

melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan

intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan

ukuran.

d. Strategi Kognitif

Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang

internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berfikir.

Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan tidak

dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan

terus-menerus yang serius.

e. Sikap (attitude)

Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa

kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang

dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari

belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian, kepribadian

dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu

kesadaran diri penuh.

3. Macam-macam Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar adalah

sebagai berikut:

(39)

22

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berapa hasil

penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan

menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah suatu

yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu

pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat

dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau

suatu pengertian. Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur

hasil belajar siswa yang berupa memahami konsep, guru dapat

melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya

dengan tujuan instruksional yang telah direncanakan guru sebelum

melakukan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat

dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan

maupun secara tertulis.

b. Keterampilan Proses

Indrawati dalam Susanto (2013:9) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan

(40)

23

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain

keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan

pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

c. Sikap

Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11) sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan suatu dengan cara, metode, pola, dan

teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa

individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,

perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan hasil

belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman

konsep. Karena pemahaman konsep, makadominan yang sangat

berperan adalah domainan kognitif.

4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar

Menurut Slameto (1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor

intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:

Faktor biologis, kondisi fisik yang sehat dan segar sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik,

ada beberapa hal yang berlu diperhatikan antara lain makan dan

(41)

24

juga dapat mempengarugi belajar siswa.faktor Psikologis, kondisi

mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi

mental yang mantap dan stabil.

Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,

intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang

memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.

Kedua, perhatian. Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

Ketiga, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu

keberhasilan belajar seseorang. Keempat, bakat. Bakat ini bukan

menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,

melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan

seseorang dalam suatu bidang. Kelima, motif. Motif yang kuat sangat

diperlukan dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu

dapat dilakukan dengan adanya latihan-latihan. Keenam, kematangan.

Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang) dengan

adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan. Kesiapan ini

perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Faktor

kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk

menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi

yang menyebabkan kelelahan pada saat proses belajar.

(42)

25

Yang dimaksud faktor ekstren adalah lingkungan keluarga,

cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar

belakang kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Faktor lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi

keberhasilan belajar para siswa di disekolah mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

Faktor lingkungan masyarakat, masyarakat merupakan faktor

ekstrn yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena

keberadaannya dalam masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam

masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan

masyarakat. Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan, artinya secara kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama siswa, dalam

arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,

dan kesempatan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua,

lingkungan yaitu sarana dan prasarana, serta dukungan lingkungan,

keluarga dan lingkungannya. (Susanto, 2013:12).

(43)

26

Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya

perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan

keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun

efektif. Benyamin Bloom (dalam Sudjana (1990:22-23), secara garis

besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, efektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai

berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah Afekif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi

dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam

ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan

(44)

27

gerakan keterampilan komleks dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjjadi objek penilaian hasil belajar, namun

di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam mengatasi isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang

dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif

siswa, di mana siswa dapat mengetahui, mamahami, menganalisis setiap

soal yang diberikan oleh guru.

5. Pengertian Mind Mapping

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti

suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan

kegiatan dalam dalam mencapai tujuan. Jika metode disandingkan

dengan kata pembelajaran, berarti suatu cara atau sistem yang digunakan

dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik mengetahui,

memahami, mempergunakan, menguasai bahan pembelajaran tertentu.

Pemilihan metode mengajar yang tepat sangat berpengaruh

terhadap efektifitas pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode

mengajar tersebutt dipengaruhi banyak faktor, diantaranya: sifat dari

tujuan yang hendak dicapai, keadaan peserta didik, bahan pengajaran dan

situasi belajar mengajar.

Mind Mapping adalah cara termudah untuk menepatkan

(45)

28

Mapping adalah cara mencatat kratif, efektif, dan secara harfiah akan

memetakan pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana .

pemetaan pemikiran atau yang sering disebut mind map adalah cara

mencatat kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan

ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan

memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran,

mereka akan menentukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas

dan kreatif apa yang mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan.

Mind maping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan.

Memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa

sehingga cara kerja alami otak dilibatkan secara awal. Ini berarti

mengingat informasi yang leih mudah dan lebih bisa diandalkan dari

pada menggunakan teknik pencatatan secara tradisional. Semua mind

map mempunyai kesamaan. Semua menggunakan warna. Semua

memiliki struktur alami yang memancar dari pusaat. Semuannya

menggunakan garis lengkung, simbol, dan gambar yang sesuai

dengansatu aturan yang sederhana, mendasar alami dan sesuai dengan

cara kerja otak. Dengan mind map, daftar isi yang panjang dapat

dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah

diingat yang bekerja selaras dan cara kerja alami otak dalam melakukan

(46)

29 6. langkah-langkah Metode Mind Maping

Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan

bolpoint berwarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau biasa,

guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih

banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:

1) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkuplah

dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.

2) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap

poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi,

tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan warna yang

berbeda untuk tiap-tiap cabang.

3) Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang

dikembangkanya untuk detail. Kata kunci adalah kata-kata yang

menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda. Jika

anda menggunakan sinkatan tersebut sehingga anda dengan mudah

segera mengingat artinya selama berminggu-minggu setelahnya.

4) Tambahkan simbul-simbul dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan

ingatan yang lebih baik. (Buzan, 2003)

7. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

Strategi Mind Mapping juga memiliki kelebihan dan kekurangan

dalam proses pembelajarannya.

(47)

30

a) Mudah melihat gambaran keseluruhan.

b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan

membuat hubungan.

c) Memudahkan pemahaman informasi baru

d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.

e) Setiap peta bersifat unik.

f) Meningkakan imajinasi. (Buzan, 2003)

2) Kekurangan Mind Mapping

a) Tidak bisa memasukan jumlah detail dari materi.

b) Pertama diterapkan pada proses pembelajaran siswa masih bingung

terhadap metode yang dipakai guru.

1. PAI Materi Iman Kepada Allah (Al-Asma’u Al-Husna)

a. Pengertian PAI

Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan

istilah tarbiyah, ta‟lim, ta‟dib, riyadhah, irsyad, dan tadris.

Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna tersendidri ketika

sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun

kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah

satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang

lain. atas dasar itu, dalam beberapa buku pendidikan islam, semua

istilah itu digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan

(48)

31

Pendidikan (tarbiyah) dapat juga diartikan dengan proses

transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik,

agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami

dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi

pekerti, dan kepribadian yang luhur. Sebagai proses, pendidikan

menuntut adanya penjenjangan dalam tranformasi ilmu pengetahuan,

mulai dari pengetahuan yang dasar menuju pada pengetahuan yang

sulit. (Mujib. 2006:13).

Islam adalah doktrin agama, yang diturunkan oleh Allah SWT

kepada hambanya melalui para rasul. Dalam islam memuat semua

ajaran yang tidak sebatas hanya aspek ritual, tetapi juga mencakup

aspek peradaban. Dengan misi utamanya sebagai rahmatan lil‟

alamin, islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang besifat plural

dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan. Para

ahli dari semua kalangan berusaha menerjemahkan dan menikmati

perjamuan islam menurut displinnya masing-masing. Tentu saja bagi

para pendidik, praktisi pendidikan dan teoretikus pendidikan lebih

care menikmati hidangan itu dalam suguhan yang dikemas dalam

bentuk pendidikan.

Islam adalah agama kepatuhan, kebersihan dari cacat, dan

perdamaian untuk memperoleh keselamatan dunia-akhirat. Hal itu

didasarkan atas arti harfiah islam yang seakar dengan kata: al-salam;

(49)

al-32

silm dan al-salm; berarti damai dan aman dan al-salamah; berarti

bersih dan selamatdari cacat, baik lahir maupun batin. Orang yang

berislam adalah orang menyerah, tunduk, patuh dalam melakukan

perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir batin yang pada

giliranya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup di

dunia dan akhirat. (Mujib. 2006:1).

b. Ruang lingkup ajaran islam yaitu:

1) Kepercayaan (i‟tiqodiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,

seperti iman kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasullah, hari

kebangkitan, dan takdir.

2) Perbuatan („amaliyah), yang terbagi menjadi dua bagian: (1) masalah ibadah, berkaitan dengan rukun islam, seperti syahadat,

shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur

hubungan manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah muamalah,

berkaitan dengan toleransi manusia dengan sesamanya, baik

perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran,

hukuman, hukum jinayah.

3) Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab

atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam

rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti jujur, terpercaya,

adil, sabar, syukur, pemaaf, zuhud, qana‟ah, berserah diri kepada

(50)

tolong-33

menolong, dan saling menanggung adalah serangkaian bentuk

dari budi pekerti yang luhur. (Mujib. 2006:2).

c. Materi Al-Asma’u Al-Husna

1) Pengertian Al-Asma’u Al-Husna

Al-Asma‟u Al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma‟

yang berarti nama-nama, dan husna berarti baik atau indah. Jadi,

al-Asma‟u al-Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik

lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti

keagungan-Nya. Kata al-Asma‟u al-Husna diambil dari ayat al-Qur‟an Q.S Toha 20:8. Yang artinya, “Allah Swt tidak ada Tuhan

melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma‟u al-Husna.

2) Dalil Tentang Al-Asma’u Al-Husna

a) Firman Allah Swt Dalam Q.S al-A‟raf 7:180



(51)

34

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma‟u al-Husna

merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang

tidak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma‟u al

-Husna sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.

b) Hadits Rasulullah SAW Yang Diriwayatkan Imam Bukhari

نِإ

SAW. Bersabda: sesungguhnya Allah SWT. Mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang

siapa yang menghafalnya, maka ia akan masuk surga”. (H.R Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan as-Asma‟u al

-Husna akan mengantarkan orang yang melakukannya akan

masuk kedalam surga Allah Swt. Apakah hanya dengan

menghafalkannya seseorang dengan mudah akan masuk

kedalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena

menghafalkan al-Asma‟u al-Husna harus diiringi juga dengan

menjaganya, baik menjaga hafalannya dan terus-menerus

menzikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari

perilaku-perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah

Swt. Dalam al-Asma‟u al-Husna tersebut.

3) Materi al-Asma’u al-Husna (al-Kariml, al-Mu’min, al-Wakil,

al-Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)

(52)

35

Secara bahasa, Al-Karim mempunyai arti Yang Maha

Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah.

Secara istilah, al-Karim diartikan bahwa Allah Swt. Yang

Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau

rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai

sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha

Pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta

maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:





Artinya: ”Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha

Pemurah?”.(Q.S al-Infitar:6).

Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt,

senantiasa memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya.

Manusia tidak boleh berputus asa dari kedermawanan Allah

Swt. Jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya

tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi

segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah

tidak sombong karena telah memiliki sifat dermawan karena

Allah Swt tidak menyukai kesombongan. Dengan demikian,

bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun orang tidak

(53)

36

bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah

dibeikan nikmat selain harta.

Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf

karena Allah Swt. Memaafkan dosa para hamba yang lalai

dalam melaksanakan kewajibannya kepada Allah Swt,

kemudian hamba itu mau bertobat kepada Allah Swt. Bagi

hamba yang berdosa, Allah Swt. Adalah Yang Maha

Pengampun, Allah Swt. Akan mengampuni seberapapun besar

dosa hamba-Nya selama hambanya tidak meragukan kasih

sayang dan kemurahan-Nya.

Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang

apabila berjanji, menepatinya, bila memberi, melampaui batas

harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi

dan tidak rela bila da kebutuhan hambanya memohon kepada

selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecil hati

menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju

dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana

atau perantara.

b) Al-Mu‟min

Al-Mu‟min secara bahasa berasal dari kata amina yang

berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt.

Al-Mu‟min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua

(54)

37

hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan

berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan

karena Allah Swt. Yang memberikan rasa aman dalam hati,

niscaya kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas.

Perhatikan firman Allah Swt berikut ini.

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S al-An‟am 6:82).

Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah

Swt dengan nama-Nya al-Mu‟min berarti kita memohon

diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana, dan

siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberi keamanan, Dia

Yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu‟min terdapat

kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan

perlindungan, ada jaminan dan ada balabantuan.

Berzikir dengan mama Allah Swt al-Mu‟min

disamping menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan

(55)

38

dirasakan manusia sebagai makhluk adalah suatu rahmat dan

karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai

al-Mu‟min, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga

terkandung pengertian bahwa sebagai hamba yang beriman,

seorang mukmin dituntut mampu menjadi bagian dari

pertumbuhan dan perkembangan rasa aman terhadap

lingkungannya.

Mengamalkan dan meneladani al-Asma‟u al-Husna

al-Mu‟min artinya bahwa seorang yang beriman harus

menjadikan orang yang ada di sekelilingnya aman dari

ganguan lidah dan tangannya.

c) Al-Wakil

Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau

Pemlihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara),

yaitu Allah Swt yang memelihara dan mengurusi segala

kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun

urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang

diserahkan hambanya tanpa memberikan apa pun terbengkalai

(56)

39

Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala

urusannya kepada Allah Swt akan memiliki kepastian bahwa

semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya

dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah

Swt Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya

yang dapat dipercaya oeleh para hamba-Nya. Seseorang yang

melakukan urusanya dengan sebaik-baiknya dan kemudian

akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt untuk

menentukan karunia-Nya.

Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt

melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti

mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri

dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap

malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari

sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa

yang diinginkannya.

Hamba yang al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada

Allah Swt ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah

Swt dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia

menyerahkan seluruh kehidupanya ditangan al-Wakil.

d) Al-Matin

Al-Matin artinya Maha Kukuh, Allah Swt adalah Maha

(57)

40

dalam prinsip sifat-sifat-Nya Alah Swt juga Maha Kukuh

dalam kekuatan-kekuatannya-Nya. Oleh karena itu, sifat

al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari

kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian,

kekukuhan Allah Swt. Yang memiliki rahmat dan azab

terbukti ketika Allah Swt memberikan rahmat kepada

hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi

rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak

ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.

Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan

Allah Swt akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal,

memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah

di hadapan manusia lain manusia akan selalu merasa rendah

dihadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt Yang Maha Menilai.

Oleh karena itu, Allah Swt melarang manusia bersikap atau

merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt Yang

Maha Mengetahui baik buruknya seorang hamba Allah Swt

juga menganjurkan manusia bersabar karena Allah Swt Maha

Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kekuatan dan

kekukuhan-Nya tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh

manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya. Jadi,

karena kekukuhan-Nya, Allah Swt tidak terkalahkan dan tidak

(58)

41

Allah Swt? Tidak ada satupun makhluk yang dapat

menundukan Allah Swt. Meskipun seluruh makhluk di bumi

bekerja sam. Allah Swt berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.(Q.S az-Zariyat 51:58).

Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin

adalah dengan beristiqomah, beribadah dengan kesungguhan

hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus

berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang

lain sehingga menjadu lebih kuat.

e) Al-Jami

Al-jami secara bahasa artinya Yang Maha

Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt Maha

Mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar

atau terserak. Allah Swt Maha Mengumpulkan apa yang dia

kehendaki-Nya dan dimanapun Allah Swt berkehendak.

Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya,

diantaranya adalah mengumpulkan makhluknya yang beraneka

(59)

42

ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar

pada hari kiamat. Allah Swt berfirman:





Artinya: "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau

mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.(Q.S Ali-Imran 3:9)

Allah Swt akan menghimpun manusia di akhirat kelak

sama dengan orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini

dapat dijadikan sebagai barometer, kepada siapa kita

berkumpul di dunia itulah yang akan menjadi teman kita di

akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, tetapi hati kita

berhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan

mereka. Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secar

fisik, akan tetapi hati kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga

akan terhimpun dengan mereka. Begitupun sebaliknya,

walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi hati kita

jahu, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka.

Oleh karena itu, apabila di dunia kita terhimpun dengan

Gambar

Gambar  1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 16)
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI Kelas X
Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Negeri 3 Salatiga
Tabel  3.3 Data Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

SFA dibangun dengan konfigurasi intrakavitas dengan menempatkan sel fotoakustik dalam rongga laser yang menjadikan sampel merasakan radiasi multipass sehingga

Langkah-langkah PBL meliputi 5 fase menurut Arends (2008), yaitu: 1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, yaitu guru membahas tujuan pelajaran dan

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

Hasil observasi terhadap data historis kerusakan menunjukkan bahwa nilai perhitungan MTTF akan memberikan nilai reliability untuk komponen van belt dan heater pada kondisi

j udul, “ Hubungan antara Likuiditas dan Pembiayaan dengan Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakya t Syariah Tahun 2012”.

Dari hasil skenario pesimis penilaian investasi menunjukan pay back period 4 tahun 2 bulan, NPV menunjukan hasil negatif – 87.588.002, IRR sebesar 8,35% dan PI sebesar 0,791 sehingga

Oleh karena itu penulis berupaya membahas mengenai waktu dengan cara menjelaskan definisi waktu, term- term waktu dalam al-Qur’an dengan memaparkan Asbâb al-Nuzul,

Jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel yang didapatkan dari hasil estimasi < taraf nyata maka tolak H0 yang artinya variabel bebas tersebut berpengaruh secara