i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI IMAN KEPADA ALLAH
DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS X IPA 3
SMA NEGERI 3
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IRDIA AZIDAR NIM. 11114220
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI IMAN KEPADA ALLAH
DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA SISWA KELAS X IPA 3
SMA NEGERI 3
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
IRDIA AZIDAR NIM. 11114220
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi Sdr. Irdia Azidar NIM.11114220
Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga Di
Tempat
Assalamu‟alaikum wr.wb
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka saya selaku pembimbing skripsi berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama : Irdia Azidar
NIM : 111-14-220
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul :
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqosyah skripsi guna memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya disampaikan terimakasih.
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Salatiga, 16 Juni 2018
Dosen Pembimbing
Dr. Miftahuddin, M.Ag. NIP. 19700922 199403 1002
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA
ALLAH DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA
KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 SALATIGA
DISUSUN OLEH
IRDIA AZIDAR
NIM. 111-14-220
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Salatiga, 25 September 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002 Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag
Penguji1 : Dr. Wahyudiana, M.Pd
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Irdia Azidar
NIM : 111-14-220
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah
Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Salatiga
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini dipublikasikan oleh
e-repository IAIN Salatiga
Salatiga, 4 Juni 2018
vii
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
viii
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini penulis persembahkan kepada:
`Kedua orangtuaku, Ayahanda Sudaryo dan Ibunda tercinta Sriatun kalian
adalah malaikatku, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji penulis haturkan kehadirah Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga;
3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini;
5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis;
7. Kedua orang tua Ayahanda Sudaryo dan Ibunda Sriatun yang selalu memberikan dukungan moral dan material;
8. Dra. Yuliati Eko Atmojo, M,Pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;
x
10.Seluruh siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian;
11.Teman-teman PAI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo‟a, Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Salatiga, 29 Agustus 2018
Penulis,
xi ABSTRAK
Azidar, Irdia. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Metode Mind Mapping
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan sejauh mana penerapan metode Mind Mapping dengan materi iman kepada Allah dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Rumusan masalah ini adalah apakah metode
Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi iman kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga yang berjumlah 25 siswa. Metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan dengan menghitung pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai tingkat pencapaian kriteria ketuntasan klasikal 85%.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwah metode Mind Mapping
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR LOGO ... ii
HALAMAN JUDUL. ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... iv
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
F. Metode Penelitian... 9
1. Rancangan Penelitian ... 9
2. Subjek Penelitian ... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Teknik Pengumpulan Data ... 13
5. Instrumen Penelitian... 14
6. Pengumpulan Data ... 14
7. Analisis Data ... 15
xiii BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ... 19
1. Hasil Belajar ... 19
2. Klasifikasi Hasil belajar Belajar... 20
3. Macam-macam Hasil Belajar ... 22
4. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 23
5. Pengertian Metode Mind Mapping... 27
6. Langkah-langkah Metode Mind Mapping ... 29
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping ... 29
1. PAI Materi Iman Kepada Allah ... 30
a. Pengertian PAI ... 30
b. Ruang Lingkup Ajaran Islam ... 32
c. Materi Al-Asma‟u Al-Husna... 33
2. SK dan KD PAI Kelas X Semester I ... 47
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 47
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 47
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 49
c. Prinsip Penetapan KKM ... 51
a. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal... 52
B. Kajian Pustaka ... 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 57
1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Salatiga... 57
2. Visi,Misi dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga ... 58
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 60
4. Keadaan Guru dan Siswa ... 61
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 66
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 69
D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 78
1. Deskripsi Pra Siklus ... 78
2. Deskripsi Data Siklus I... 80
3. Deskripsi Data Siklus II ... 84
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86
1. Siklus I ... 88
2. Siklus II ... 94
xiv BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 102 B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
PAI Kelas X SMA Semester I ... 12
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61
Tabel 3.2 Daftar Guru ... 62
Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ... 65
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 67
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus ... 78
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 81
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 84
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ... 87
Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 90
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 91
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 96
Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ... 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ... 89
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ... 95
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan anak merupakan suatu persoalan yang amat
menarik bagi seorang pendidik dan orang tua, karena setiap anak
membutuhkan pendidikan. Pendidikan menepati kedudukan yang paling
penting dalam kehidupan, ini berkaitan erat dengan generasi muda yang
masadepannya harus di persiapkan dengan baik, dan semuanya hanya dapat
tercapai melalui pendidikan. Keluarga menjadi tempat anak hidup dan dididik
untuk pertama kali. Sebagai lanjutan pendidikan dalam keluarga adalah
pendidikan dalam lingkungan sekolah. Islam dengan tegas telah mewajibkan
umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Mujadilah 58:11. antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”.(QS.Al-Mujadilah:11)
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
2
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan peubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan. (Trianto, 2014:1).
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menyelenggarakan perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai
jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. (Trianto, 2014:5).
Tujuan pendidikan seperti dalam rumusan diatas, merupakan rumusan
tujuan yang sangat ideal yang sulit diukur keberhasilannya, karena memang
tidak ada ukuran atau krikteria yang pasti. Sampai saat ini belum ada rumusan
dan ukuran yang jelas yang bagaimana yang berilmu itu atau manusia seperti
apa yang bertakwa itu. Oleh karena itulah, maka tujuan pendidikan yang
bersifat umum itu perlu dirumuskan lebih khusus. (Sanjaya, 2009:124).
Dalam situasi seperti ini peran guru sangatlah penting, guru
mempunyai peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peran
tersebut bisa dilihat perbedaannya tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama
sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara
3
membantu perkembangan intelektual, efektif dan psikomotor, melalui
penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah. Latihan latihan efektif dan
keterampilan. (Sukmadinata, 2003:252-253).
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna
kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak
didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan
guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai induvidu
dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahkluk sosial
dengan latar belakang yang berlainan. ( Bahri, 2002:1).
Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang
timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya
dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini, belajar adalah
perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah laku.
4
Penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar,
bukan karena akibat langsung dari pertumbuhan seseorang yang melakukan
kegiatan belajar. (Sudjana, 2005:103).
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan peserta didik.
Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari dua unsur
manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai
mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran
dilaksanakan.
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk
menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik
ketujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana
belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik
biasanya banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang
harmonis. ( Bahri, 200:43).
Kemudian, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Materi pelajaran dapat dipelajari
dengan baik bila peserta didik dapat memusatkan pemikirannya dan
menyenangi materi pelajaran tersebut. Peserta didik dapat menjadi kurang
5
tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan. Kemampuan intelektual
peserta didik juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam
memperoleh prestasi.
Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian
baik, atau setiap orang tua bercita cita mempunyai anak yang soleh, yang
senantiasa membawa harum nama orang tuanya, karena anak yang baik
merupakan kebanggaan orang tua, baik buruknya kelakuan akan
mempengaruhi nama baik orang tuanya.
Untuk mencapai hal yang diinginkan itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam sekolah,
maupun pendidikan di masyarakat. (Majid, 2012:21).
Model-model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
memahami, bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. (Trianto, 2014:15).
Salah satu metode yang bisa memudahkan siswa untuk lebih
memahami materi pembelajaran adalah metode mind map atau peta pikiran.
6
potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya
secara simultan. (Alamsyah, 2015:172). Penerapan metode mind map selain
penggunaanya mencangkup manajemen organisasi serta pengembangan diri,
juga digunakan pada pembelajaran. Pemetaan pemikiran (mind map)
menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, atau gambar dan melukiskannya secara sentral. Prinsip dasar mind
map seperti pola pemikiran pada otak manusia, dengan memiliki banyak
bahkan sampai jutaan sel-sel cabang membentuk akar pengetahuan. Prinsip
perkembangan cabang strategi mind map sesungguhnya tanpa batas
cabang-cabang, semakin banyak cabang-cabang yang ditampilkan semakin
menguatkan informasi pengetahuan yang dipelajari siswa. (Alamsyah,
2015:173).
Pada tanggal 13 Agustus 2018 peneliti melakukan observasi di SMA
Negeri 3 Salatiga dan menemukan beberapa masalah yang dihadapi guru yaitu
ketika guru menyampaikan materi pelajaran, peserta didik tidak
memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang kurang efektif, contohnya saja
menggunakan metode ceramah. Guru juga belum menggunakan metode yang
kreatif dan inovatif seperti metode Mind Mapping
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar PAI
Materi Iman Kepada Allah Dengan Metode Mind Maaping Pada Siswa
7 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dapat diambil sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka peneliti dapat
menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
Untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Iman Kepada Allahmelalui
metode mind mapping pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa beberapa
manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Didapatnya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran Iman
Kepada Allah melalui metode mind mapping pada siswa kelas X IPA
3 SMA Negeri 3 Salatiga
b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan oleh
guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil
8 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan
cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan
berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa
diharapkan dapat meningkat.
b. Bagi Guru
PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolahnya karena memang sasaran akhir PTK
adalah perbaikan pembelajaran. Dengan PTK guru dapat berkembang
secara profesonal karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolahnya.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan dugaan sementara dari penelitian yang
akan dilakukan. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PAI
materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
b. Penggunaan metode Mind Mapping dapat memenuhi target pencapaian
KKM PAI materi Iman Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA
9 2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode mind maping dapat dikatakan berhasil jika
indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Tindakan ini dikatakan berhasil jika hasil belajar PAI materi Iman
Kepada Allah pada siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga
meningkat.
b. Tindakan ini dikatakn berhasil jika siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3
Salatiga 85% memperoleh ketuntasan atau memperoleh nilai minimal 67
sesuai dengan KKM.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat
disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitianyang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011:1.4).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan (Arikunto, 2006:3). Secara keseluruhan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk
10
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas kolaboratif.
PTK bentuk kolaboratif merupakan penelitian yang melibatkan beberapa
pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan
tujuan meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang perkembangan teori
dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan dilaksanakan
oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah.
Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat kemitraan
sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan
yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam proses PTK
kolaboratif bukan hanya penelitti yang bertindak sebagai innovator. Guru juga
dapat melakukannya sebagai bentuk kerja sama, saling belajar dan saling
mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme masing-masing.
Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru,
sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan
adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan. Tahap-tahap penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting, meliputi; (1) Planning
(rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4)
11
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas(Arikunto, 2006: 16)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X
IPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap penting,
meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi).
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,
wawancara dan pencatatan asrip. ?
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
12
2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah
mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat
merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran.
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus
sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas berdasarkan
metode pembelajaran Mind Mapping sebagaimana yang digunakan
peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi, Elaborasi dan
Konfirmasi) dan penutup.
2) Memberikan Motivasi
3) Menyajikan materi pelajaran
4) Memberi penjelasan tahapan Mind Mapping
5) Memberikan bimbingan
6) Memberikan penguatan dan kesimpulan
13 c. Pengamatan (Observation)
Pada tahapan pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan
data yang berkaitan dengan perbuatan yang terjadi dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bersama-sama dengan
guru sebagai mitra peneliti. Pengamatan tersebut digunakan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam
meningkatkan pemahaman belajar siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulakan
selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisi
yang diperoleh sehinga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil
belajar setelah diadakan tindakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
b. Tes
c. Dokumentasi
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
14
Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode mind mapp.
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping
materi Iman Kepada Allah. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan
tertulis baik pilihan ganda maupun uraian.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui kedaan sekolah sebagai tempat
penelitian yang berisi tentang profil sekolah, data sekolah dan foto
sekolah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa
sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.
6. Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan cara seperti berikut:
a. Observasi
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung
meliputi observasi aktivitas kegiatan siswa, observasi kegiatan guru
dalam penglolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar
yang berkaitan dengan upaya dari guru PAI dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode
15
pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada
siklus berikutnya.
b. Tes
Dengan pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan
menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami dan menguasai materi.
Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan
pembelajaran Iman Kepada Allah dengan metode mind mapping
dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan
antara siklus pertama dengan siklus kedua. Bentuk tes yang
diberikan berupa tes objektif pilihan ganda 4 option (a, b, c, dan d)
dan tes uraian.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi
adalah data tentang sekolah secara keseluruhan. Metode ini
mencangkup data tentang rencana pembelajaran dikelas.
Dokumentasi ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan nilai siswa sebelum diterapkan metode mind mapping pada
16 7. Analisis Data
Data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan
mencangkup setiap aspek kegiatan penelitian, ketika pencatatan
lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan
pembelajaran dikelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang
diamatinya, iklim kelas suasana pembelajaran, cara guru mengajar dan
interaksi pembelajaran. Guru peneliti perlu memahami teknik analisis
data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi
yang terjadi didalam kelas (Mulyasa, 2009:70).
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-75 tidak tuntas
c. Data keatifan siswa diambil dari ketifan siswa, ketika pembelajaran,
kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus
maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan
maka akan dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif
17
Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap
dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analis
diskriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat
dirumuskan:
∑
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata)
∑x = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan
nilai setiap individu
N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase
kentuntasan belajar siswa, digunkan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Nilai dalam Persen
F = Frekuensi
18 G. Sistematika Penulisan
Sistematiaka penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri : Halaman Judul,
Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian Tertulis, Pengesahan
Kelulusan, Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi,
Daftar Tabel, Daftar tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesisi
Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori, Kajian
Pustaka.
Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup:
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi
Pelaksanaan Siklus III.
Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang
mencakup Analisis Hasil Pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil
Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan Pembahasan.
Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan
bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran yang terdiri
dari Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan
19 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Disamping itu ada pula orang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada
latihan membaca dan menulis. Banyak definisi yang diberikan tentang
belajar. Menurut Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian
tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. (Muhibbin, 2010:64).
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar
merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui
intruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seseorang pendidik atau guru. (Susanto, 2013:2).
Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang
berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pembelajaran. Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses
kognitif yang menubah sifat stimulasi lingkungan, melewati penglolahan
20
Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi (dalam K.Brhim
(2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
(Susanto, 2013:5).
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan
sesuia dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang
positif.
Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam
(Susanto. 2013:2), yaitu:
a. Ketrampilan Motoris (motor skill)
Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan,
misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari, dan
loncat.
b. Informasi Verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau
intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu
dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa
21 c. Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu
melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan
intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan
ukuran.
d. Strategi Kognitif
Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang
internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berfikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan tidak
dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan
terus-menerus yang serius.
e. Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa
kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang
dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari
belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian, kepribadian
dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu
kesadaran diri penuh.
3. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar adalah
sebagai berikut:
22
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berapa hasil
penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan
menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah suatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat
dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau
suatu pengertian. Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur
hasil belajar siswa yang berupa memahami konsep, guru dapat
melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya
dengan tujuan instruksional yang telah direncanakan guru sebelum
melakukan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan
maupun secara tertulis.
b. Keterampilan Proses
Indrawati dalam Susanto (2013:9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan
23
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain
keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c. Sikap
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11) sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan suatu dengan cara, metode, pola, dan
teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa
individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan hasil
belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Karena pemahaman konsep, makadominan yang sangat
berperan adalah domainan kognitif.
4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar
Menurut Slameto (1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:
Faktor biologis, kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik,
ada beberapa hal yang berlu diperhatikan antara lain makan dan
24
juga dapat mempengarugi belajar siswa.faktor Psikologis, kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi
mental yang mantap dan stabil.
Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, perhatian. Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Ketiga, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Keempat, bakat. Bakat ini bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan
seseorang dalam suatu bidang. Kelima, motif. Motif yang kuat sangat
diperlukan dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu
dapat dilakukan dengan adanya latihan-latihan. Keenam, kematangan.
Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang) dengan
adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan. Kesiapan ini
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Faktor
kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk
menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi
yang menyebabkan kelelahan pada saat proses belajar.
25
Yang dimaksud faktor ekstren adalah lingkungan keluarga,
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar
belakang kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Faktor lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di disekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
Faktor lingkungan masyarakat, masyarakat merupakan faktor
ekstrn yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya dalam masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat. Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan, artinya secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama siswa, dalam
arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,
dan kesempatan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan yaitu sarana dan prasarana, serta dukungan lingkungan,
keluarga dan lingkungannya. (Susanto, 2013:12).
26
Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya
perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun
efektif. Benyamin Bloom (dalam Sudjana (1990:22-23), secara garis
besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, efektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah Afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi
dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotoris
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam
ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
27
gerakan keterampilan komleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjjadi objek penilaian hasil belajar, namun
di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam mengatasi isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang
dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif
siswa, di mana siswa dapat mengetahui, mamahami, menganalisis setiap
soal yang diberikan oleh guru.
5. Pengertian Mind Mapping
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti
suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan dalam dalam mencapai tujuan. Jika metode disandingkan
dengan kata pembelajaran, berarti suatu cara atau sistem yang digunakan
dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik mengetahui,
memahami, mempergunakan, menguasai bahan pembelajaran tertentu.
Pemilihan metode mengajar yang tepat sangat berpengaruh
terhadap efektifitas pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode
mengajar tersebutt dipengaruhi banyak faktor, diantaranya: sifat dari
tujuan yang hendak dicapai, keadaan peserta didik, bahan pengajaran dan
situasi belajar mengajar.
Mind Mapping adalah cara termudah untuk menepatkan
28
Mapping adalah cara mencatat kratif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana .
pemetaan pemikiran atau yang sering disebut mind map adalah cara
mencatat kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan
ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan
memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran,
mereka akan menentukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas
dan kreatif apa yang mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan.
Mind maping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan.
Memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan secara awal. Ini berarti
mengingat informasi yang leih mudah dan lebih bisa diandalkan dari
pada menggunakan teknik pencatatan secara tradisional. Semua mind
map mempunyai kesamaan. Semua menggunakan warna. Semua
memiliki struktur alami yang memancar dari pusaat. Semuannya
menggunakan garis lengkung, simbol, dan gambar yang sesuai
dengansatu aturan yang sederhana, mendasar alami dan sesuai dengan
cara kerja otak. Dengan mind map, daftar isi yang panjang dapat
dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah
diingat yang bekerja selaras dan cara kerja alami otak dalam melakukan
29 6. langkah-langkah Metode Mind Maping
Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan
bolpoint berwarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau biasa,
guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih
banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:
1) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkuplah
dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.
2) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi,
tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan warna yang
berbeda untuk tiap-tiap cabang.
3) Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkanya untuk detail. Kata kunci adalah kata-kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda. Jika
anda menggunakan sinkatan tersebut sehingga anda dengan mudah
segera mengingat artinya selama berminggu-minggu setelahnya.
4) Tambahkan simbul-simbul dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang lebih baik. (Buzan, 2003)
7. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping
Strategi Mind Mapping juga memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam proses pembelajarannya.
30
a) Mudah melihat gambaran keseluruhan.
b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
c) Memudahkan pemahaman informasi baru
d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
e) Setiap peta bersifat unik.
f) Meningkakan imajinasi. (Buzan, 2003)
2) Kekurangan Mind Mapping
a) Tidak bisa memasukan jumlah detail dari materi.
b) Pertama diterapkan pada proses pembelajaran siswa masih bingung
terhadap metode yang dipakai guru.
1. PAI Materi Iman Kepada Allah (Al-Asma’u Al-Husna)
a. Pengertian PAI
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan
istilah tarbiyah, ta‟lim, ta‟dib, riyadhah, irsyad, dan tadris.
Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna tersendidri ketika
sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun
kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah
satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang
lain. atas dasar itu, dalam beberapa buku pendidikan islam, semua
istilah itu digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan
31
Pendidikan (tarbiyah) dapat juga diartikan dengan proses
transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik,
agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami
dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi
pekerti, dan kepribadian yang luhur. Sebagai proses, pendidikan
menuntut adanya penjenjangan dalam tranformasi ilmu pengetahuan,
mulai dari pengetahuan yang dasar menuju pada pengetahuan yang
sulit. (Mujib. 2006:13).
Islam adalah doktrin agama, yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada hambanya melalui para rasul. Dalam islam memuat semua
ajaran yang tidak sebatas hanya aspek ritual, tetapi juga mencakup
aspek peradaban. Dengan misi utamanya sebagai rahmatan lil‟
alamin, islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang besifat plural
dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan. Para
ahli dari semua kalangan berusaha menerjemahkan dan menikmati
perjamuan islam menurut displinnya masing-masing. Tentu saja bagi
para pendidik, praktisi pendidikan dan teoretikus pendidikan lebih
care menikmati hidangan itu dalam suguhan yang dikemas dalam
bentuk pendidikan.
Islam adalah agama kepatuhan, kebersihan dari cacat, dan
perdamaian untuk memperoleh keselamatan dunia-akhirat. Hal itu
didasarkan atas arti harfiah islam yang seakar dengan kata: al-salam;
al-32
silm dan al-salm; berarti damai dan aman dan al-salamah; berarti
bersih dan selamatdari cacat, baik lahir maupun batin. Orang yang
berislam adalah orang menyerah, tunduk, patuh dalam melakukan
perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir batin yang pada
giliranya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup di
dunia dan akhirat. (Mujib. 2006:1).
b. Ruang lingkup ajaran islam yaitu:
1) Kepercayaan (i‟tiqodiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,
seperti iman kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasullah, hari
kebangkitan, dan takdir.
2) Perbuatan („amaliyah), yang terbagi menjadi dua bagian: (1) masalah ibadah, berkaitan dengan rukun islam, seperti syahadat,
shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah muamalah,
berkaitan dengan toleransi manusia dengan sesamanya, baik
perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran,
hukuman, hukum jinayah.
3) Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab
atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam
rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti jujur, terpercaya,
adil, sabar, syukur, pemaaf, zuhud, qana‟ah, berserah diri kepada
tolong-33
menolong, dan saling menanggung adalah serangkaian bentuk
dari budi pekerti yang luhur. (Mujib. 2006:2).
c. Materi Al-Asma’u Al-Husna
1) Pengertian Al-Asma’u Al-Husna
Al-Asma‟u Al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma‟
yang berarti nama-nama, dan husna berarti baik atau indah. Jadi,
al-Asma‟u al-Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik
lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti
keagungan-Nya. Kata al-Asma‟u al-Husna diambil dari ayat al-Qur‟an Q.S Toha 20:8. Yang artinya, “Allah Swt tidak ada Tuhan
melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma‟u al-Husna.
2) Dalil Tentang Al-Asma’u Al-Husna
a) Firman Allah Swt Dalam Q.S al-A‟raf 7:180
34
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma‟u al-Husna
merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang
tidak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma‟u al
-Husna sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.
b) Hadits Rasulullah SAW Yang Diriwayatkan Imam Bukhari
نِإ
SAW. Bersabda: sesungguhnya Allah SWT. Mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang menghafalnya, maka ia akan masuk surga”. (H.R Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan as-Asma‟u al
-Husna akan mengantarkan orang yang melakukannya akan
masuk kedalam surga Allah Swt. Apakah hanya dengan
menghafalkannya seseorang dengan mudah akan masuk
kedalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena
menghafalkan al-Asma‟u al-Husna harus diiringi juga dengan
menjaganya, baik menjaga hafalannya dan terus-menerus
menzikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari
perilaku-perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah
Swt. Dalam al-Asma‟u al-Husna tersebut.
3) Materi al-Asma’u al-Husna (al-Kariml, al-Mu’min, al-Wakil,
al-Matiin, al-Jaami, al-Adl,dan al-Akhiir)
35
Secara bahasa, Al-Karim mempunyai arti Yang Maha
Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah.
Secara istilah, al-Karim diartikan bahwa Allah Swt. Yang
Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau
rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai
sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha
Pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta
maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:
Artinya: ”Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha
Pemurah?”.(Q.S al-Infitar:6).
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt,
senantiasa memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya.
Manusia tidak boleh berputus asa dari kedermawanan Allah
Swt. Jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya
tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi
segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah
tidak sombong karena telah memiliki sifat dermawan karena
Allah Swt tidak menyukai kesombongan. Dengan demikian,
bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun orang tidak
36
bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah
dibeikan nikmat selain harta.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf
karena Allah Swt. Memaafkan dosa para hamba yang lalai
dalam melaksanakan kewajibannya kepada Allah Swt,
kemudian hamba itu mau bertobat kepada Allah Swt. Bagi
hamba yang berdosa, Allah Swt. Adalah Yang Maha
Pengampun, Allah Swt. Akan mengampuni seberapapun besar
dosa hamba-Nya selama hambanya tidak meragukan kasih
sayang dan kemurahan-Nya.
Menurut imam al-Gazali, al-Karim adalah Dia yang
apabila berjanji, menepatinya, bila memberi, melampaui batas
harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi
dan tidak rela bila da kebutuhan hambanya memohon kepada
selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecil hati
menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju
dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana
atau perantara.
b) Al-Mu‟min
Al-Mu‟min secara bahasa berasal dari kata amina yang
berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt.
Al-Mu‟min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua
37
hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan
berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan
karena Allah Swt. Yang memberikan rasa aman dalam hati,
niscaya kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas.
Perhatikan firman Allah Swt berikut ini.
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S al-An‟am 6:82).Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah
Swt dengan nama-Nya al-Mu‟min berarti kita memohon
diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana, dan
siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberi keamanan, Dia
Yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu‟min terdapat
kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan
perlindungan, ada jaminan dan ada balabantuan.
Berzikir dengan mama Allah Swt al-Mu‟min
disamping menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan
38
dirasakan manusia sebagai makhluk adalah suatu rahmat dan
karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai
al-Mu‟min, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga
terkandung pengertian bahwa sebagai hamba yang beriman,
seorang mukmin dituntut mampu menjadi bagian dari
pertumbuhan dan perkembangan rasa aman terhadap
lingkungannya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asma‟u al-Husna
al-Mu‟min artinya bahwa seorang yang beriman harus
menjadikan orang yang ada di sekelilingnya aman dari
ganguan lidah dan tangannya.
c) Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau
Pemlihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara),
yaitu Allah Swt yang memelihara dan mengurusi segala
kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun
urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang
diserahkan hambanya tanpa memberikan apa pun terbengkalai
39
Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala
urusannya kepada Allah Swt akan memiliki kepastian bahwa
semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya
dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah
Swt Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya
yang dapat dipercaya oeleh para hamba-Nya. Seseorang yang
melakukan urusanya dengan sebaik-baiknya dan kemudian
akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt untuk
menentukan karunia-Nya.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt
melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti
mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri
dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap
malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari
sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Hamba yang al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada
Allah Swt ketika hamba tersebut telah melihat “tangan” Allah
Swt dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia
menyerahkan seluruh kehidupanya ditangan al-Wakil.
d) Al-Matin
Al-Matin artinya Maha Kukuh, Allah Swt adalah Maha
40
dalam prinsip sifat-sifat-Nya Alah Swt juga Maha Kukuh
dalam kekuatan-kekuatannya-Nya. Oleh karena itu, sifat
al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari
kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian,
kekukuhan Allah Swt. Yang memiliki rahmat dan azab
terbukti ketika Allah Swt memberikan rahmat kepada
hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi
rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak
ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.
Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan
Allah Swt akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal,
memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah
di hadapan manusia lain manusia akan selalu merasa rendah
dihadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt Yang Maha Menilai.
Oleh karena itu, Allah Swt melarang manusia bersikap atau
merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt Yang
Maha Mengetahui baik buruknya seorang hamba Allah Swt
juga menganjurkan manusia bersabar karena Allah Swt Maha
Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kekuatan dan
kekukuhan-Nya tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh
manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya. Jadi,
karena kekukuhan-Nya, Allah Swt tidak terkalahkan dan tidak
41
Allah Swt? Tidak ada satupun makhluk yang dapat
menundukan Allah Swt. Meskipun seluruh makhluk di bumi
bekerja sam. Allah Swt berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.(Q.S az-Zariyat 51:58).
Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Matin
adalah dengan beristiqomah, beribadah dengan kesungguhan
hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus
berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang
lain sehingga menjadu lebih kuat.
e) Al-Jami
Al-jami secara bahasa artinya Yang Maha
Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt Maha
Mengumpulkan/menghimpun segala sesuatu yang tersebar
atau terserak. Allah Swt Maha Mengumpulkan apa yang dia
kehendaki-Nya dan dimanapun Allah Swt berkehendak.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya,
diantaranya adalah mengumpulkan makhluknya yang beraneka
42
ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar
pada hari kiamat. Allah Swt berfirman:
Artinya: "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau
mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.(Q.S Ali-Imran 3:9)
Allah Swt akan menghimpun manusia di akhirat kelak
sama dengan orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini
dapat dijadikan sebagai barometer, kepada siapa kita
berkumpul di dunia itulah yang akan menjadi teman kita di
akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, tetapi hati kita
berhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan
mereka. Begitupun sebaliknya, walaupun kita berdekatan secar
fisik, akan tetapi hati kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga
akan terhimpun dengan mereka. Begitupun sebaliknya,
walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi hati kita
jahu, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka.
Oleh karena itu, apabila di dunia kita terhimpun dengan