• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Lingkungan kerja, Produktivitas kerja, Kinerja perawat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Lingkungan kerja, Produktivitas kerja, Kinerja perawat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD BALUNG JEMBER

Wafiq Marsuqi1, Asmuji., SKM., M.Kep2 1

Mahasiswa FIKES Universitas Muhammadiyah Jember 2

Dosen FIKES Universitas Muhammadiyah Jember

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2014

Wafiq.ns10@gmail.com Abstrak

Introduksi : Kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar perawat dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang di bebankan. Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan fisik meliputi suhu, ventilasi, penerangan, kebersihan, kebisingan, dan keamanan. Sedangkan lingkungan nonfisik meliputi kepemimpinan, hubungan interpersonal dan beban kerja.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas perawat dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Balung Jember sejumlah 36 orang yang semuanya dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian in adalah koesioner. Data dianalisis dengan komputerisasi uji Spearment Rho dengan signifikan 5% (α = 0.05).

Result : Hasil analisis diskriptif menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja cukup nyaman 41,7% dan produktivitas perawat 47,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai p value = 0.000 (p < 0.05) dengan tingkat kekuatan hubungan (Rho = 0.568) kekuatan sedang.

Diskusi : Dengan demikian H1 diterima yang berarti ada hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas perawat di RSUD Balung Jember. Saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini adalah menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman atau menyenangkan, membuat kotak saran, memperbaiki dan melengkapi sarana yang membuat nyaman ruangan tempat kerja perawat, melengkapi sarana dan perlengkapan kerja yang memadai dan serta memperhatikan kebersihan tempat kerja.

(2)

2 Abstract

Introductions : Working environment is everything around the nurse and can affect in doing his duty . The working environment consists of the physical environment include temperature, ventilation, lighting, cleanliness, noise, and safety. While the non-physical environment include leadership, interpersonal relationships and work load.

Method : This research is the correlation study which aimed to identify the correlation of working environmental condition and productivity of nurse by using cross sectional approach. The population of this study are all nurses who work in Inpatient Room Class III, Balung Hospital, Jember with 36 people who all are research sample. This study was conducted in April-May 2014. The equipment used in data collecting is questionnaire. Data was analyzed by a computerized test with significant Rho Spearment 5% (α = 0.05 level).

Result : he results of descriptive analysis showed that the working environment is quite comfortable 41.7% and 47.2% of nurse productivity. The results of bivariate analysis showed that the p value = 0.000 (p <0.05), with the level of correlation strength (Rho = 0.568), medium power.

Discussion : Thus H1 is accepted, which means there is a correlation between working environmental conditions and productivity of nurses in Balung Hospital, Jember. Suggestion that can be recommended in this research is to implement the job rotation periodically, creating a comfortable or pleasure working environmental condition , make the suggestion box, repair and equip facilities that create a comfortable atmosphere for workplaces nurse, complementary the facility and adequate working equipment and pay attention for hygiene workplace.

Keywords: work environment, work productivity, nurse performance

PENDAHULUAN

Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Kunci utama

dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi (Mulyono, 2013).

Kinerja seorang perawat dapat dinilai dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan digunakan standar parktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam

(3)

3 melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2002). Sedangkan produktifitas kerja perawat dapat dinilai dari kinerja perawat itu sendiri dalam memberikan pelayanan keperawatan.

Konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengonsumsi masukan tertentu. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu konsep yang universal yang berlaku bagi semua sistem, karena setiap kegiatan memerlukan produktivitas dalam pelaksanaannya (Davis dan Newstrom,1985 dalam Mukaromah, 2009). Hal senada juga diungkapkan Hasibuan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan hasil (output) dengan masukan (input) dan produksi yang dihasilkan harus mempunyai nilai tambah. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif.

Produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa produktif suatu proses menghasilkan suatu keluaran, produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara masukan dan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang (Muchdarsyah, 2003 dalam Mukaromah, 2009).

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang dibebankan (Robbins, 2003 dalam Herfina, 2010). Produktifitas perawat dalam bekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh lingkungan kerja baik fisik (fasilitas, cahaya, ventilasi, dan kebersihan lingkungan) ataupun non fisik (kepemimpinan, dan budaya; keamanan dalam bekerja; kendali terhadap beban kerja; dan sumber – sumber yang adekuat bagi terlaksananya pelayanan keperawatan

(4)

4 yang berkualitas dan hubungan antar teman kerja).

Kenyamanan lingkungan kerja karyawan dapat memicu karyawan untuk bekerja lebih baik sehingga produktivitas kerja dapat dicapai secara maksimal. Lingkungan kerja yang baik diharapkan dapat memacu produktivitas kerja perawat yang tinggi. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan perusahaan dalam usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kapadanya yang akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas kinerja perawat, lingkungan yang baik akan meningkatkan kerja, begitupula sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang tenang, akan dapat mempertinggi tingkat kesalahan yang mereka lakukan ( Mukaromah,2009).

Untuk memperoleh produktifitas atau kinerja perawat yang optimal dalam memberikan pelayanan keperawatan maka perlu adanya lingkungan yang mendukung untuk mencapai produktifitas kerja yang optimal tersebut. Kenyamanan lingkungan kerja perawat dapat memicu perawat untuk bekerja lebih baik sehingga

produktivitas kerja dapat dicapai secara maksimal.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen (Kondisi Lingkungan Kerja) dan variable dependen (Produktivitas Kerja Perawat) dengan pendekatan cross sectional dimana jenis penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data hanya satu kali pada satu saat.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukukan di Ruang Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balung Jember. Alasan peneliti memilih tempat terbut ialah karena sebelumnya peneliti pernah mejalankan praktik lapangan di tempat tersebut selama satu bulan sehingga peneliti mengetahui tempat tersebut yang kemudian menangkap fenomena-fenomena yang terjadi di tempat tersebut salah satunya adalah fenomena mengenai penelitian ini. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan April - Mei 2014.

(5)

5 HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan di interpretasikan pada tiap hasilnya. Data diperoleh melalui pembagian koesioner, dari 36 responden yang mengisi koesioner tersebut didapatkan hasil sebagi berikut:

Tabel 1 Distribusi Kondisi Lingkungan Kerja di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Balung Jember,

2014 (n=36). Kondisi

Lingkungan Jumlah Persentase Tidak nyaman Cukup nyaman nyaman 10 15 11 27.8% 41.7% 30,6% Total 36 100%

Berdasarkan tabel 1 dapat di jelaskan bahwa dari 36 responden, 10 (27.8%) responden menyatakan kondisi lingkungan kerjanya tidak nyaman

selebihnya menyatakan cukup nyaman dan nyaman.

Tabel 2 Distribusi Produktivitas Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas

III RSUD balung Jember, 2014 (n=36) Produktivita s Kerja Jumla h Persentas e Kurang baik Cukup baik Baik 7 12 17 19.4% 33.3% 47.2% Total 36 100%

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dari 36 responden, diketahui bahwa masih ada perawat yang menyatakan produktivitasnya kurang baik yaitu sebanyak 7 (19.4%) perawat.

Tabel 3 Hubungan Kondisi Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Balung Jember, 2014 (N=36)

Kondisi Lingkungan Produktivitas Jumlah p value QR Kurang Baik Cukup Baik Baik Tidak Nyaman 4 (40%) 4 (40%) 2 (20%) 10 (100%) 0.000 0.568 Cukup Nyaman 3 (20.0%) 7 (46.7%) 5 (33.3%) 15 (100%) Nyaman 0 1 (9.1%) 10 (90.9%) 11 (100%) Total 7 12 17 36

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 10 responden yang menyatakan kondisi

lingkungan kerjanya tidak nyaman, yang merasa memiliki produktivitas

(6)

6 kurang baik sebanyak 4 (40%) responden. Data lainnya menunjukkan dari 15 responden, yang menyatakan kondisi lingkungan kerjanya cukup nyaman, yang merasa memiliki produktivitas kurang baik sebanyak 3 (20.3%) responden. Sedangkan dari 11 responden yang menyatakan kondisi lingkungannya nyaman tidak satupun yang memiliki produktivitas kurang baik, mayoritas responden memiliki produktivitas baik yaitu sebanyak 10 (90.9%) responden.

Berdasarkan uji statistik Spearman Rho (α = 0.05) diperoleh hasil p value = 0.000. Nilai tersebut < 0.05 sehingga H1 diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna dalam kategori sedang antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas kerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD Balung Jember. (p value = 0.000; α = 0.05; QR = 0.568)

Mengidentifikasi Kondisi Lingkungan Kerja Di RSUD Balung Jember

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mengalami kondisi lingkungan yang cukup. hal ini dapat dilihat pada tabel

1 bahwa sebagian besar responden mengalami lingkungan cukup nyaman sebanyak 15 responden (41.7%) sedangkan kondisi lingkungan tidak nyaman sebanyak 10 responden (27.8%) serta sebanyak 11 responden (30.6%) menyatakan kondisi lingkungan nyaman.

Kondisi lingkungan kerja dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif seperti yang disampaikan As’ad (1991 dalam Nur, 2011) bahwa lingkungan kerja yang baik akan membawa dampak pada meningkatnya kualitas pekerjaan, mengurangi ketenangan pada mata dan keinginan rohaniah, serta yang terpenting semangat kerja lebih baik dan prestise yang lebih baik untuk instalasi yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 5 responden menyatakan kondisi ventilasi di ruangan masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena masih ada jendela yang seharusnya dibuka untuk ventilasi dalam keadaan tertutup. Meskipun hanya sedikit yang hal ini penting bagi perawat karena di dalam ruangan kerja diperlukan suatu pertukaran udara yang cukup.

(7)

7 Pertukaran udara yang cukup akan menyebabkan kesegaran fisik dari para karyawan. Tetapi sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan menimbulkan kelelahan dari para perawat sehingga kegairahan dalam bekerja menjadi turun, hal ini akan berdampak pada produktivitas kerjanya pula. Selain itu terdapat 16 (44,4%) responden yang merasakan kondisi lingkungannya panas. Hal ini salah satunya disebabkan karena terdapat ruangan yang masih belum memiliki pendingin ruangan sehingga perawat yang ada di ruangan tersebut merasakan suhu panas terutama pada siang hari. Kemudia faktor selanjutnya yaitu penerangan diketahui bahwa masih terdapat 8 (22,2%) responden yang menyatakan tidak setuju kalau kondisi penerangan di ruangan sudah cukup. Hal ini menjadi sangat penting bagi managemen rumah sakit untuk menyediakan penerangan yang baik karena cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,

sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa separuh responden menyatakan beban kerjanya sedang yaitu sebanyak 18 (50%) sebagian lagi yakni 8 (22,2%) responden menyatakan baban kerjanya sudah baik. Sedangkan sisanya yaitu 10 (27.8%) responden menyatakan beban kerjanya berat. Hal ini terjadi bisa dikarenakan masih belum tepatnya pembagian shift kerja dan jumlah tenaga perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien sehingga hal ini menjadi beban tambahan kerja bagi perawat.

Mengidentifikasi Produktivitas Kerja Perawat Di RSUD Balung Jember

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden menyatakan produktivitasnya baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.7 bahwa 17 (47,2%) responden menyatakan produktivitasnya baik, sedangkan 7 (19,4%) responden produktivitasnya kurang baik dan 12 (33,3%) responden menyatakan produktivitasnya cukup baik.

Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan

(8)

8 kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi (Mulyono, 2013).

Hasil di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat menyatakan produktivitasnya baik. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas itu sendiri, tidak hanya kondisi lingkungan saja namun faktor lain juga sangat memperngaruhi. Jadi apabila kondisi lingkungannya tidak baik namun belum tentu produktivitasnya tidak baik juga dan begitu pula sebaliknya apabila kondisi lingkungannya baik belum tentu produktivitasnya baik pula. Namun tidak menutup kemungkinan juga ada perawat yang menyatakan kondisi lingkunganlah yang memperngaruhi produktivitasnya.

Hubungan Kondisi Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Perawat di RSUD Balung Jember.

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran

(barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, barang, uang). Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil pengeluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam ke-satuan fisik, bentuk dan nilai (Sutrisno, 2009).

Karakteristik kondisi lingkungan kerja yang terbanyak adalah kondisi lingkungan kerja cukup nyaman yaitu 41.7%. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan perusahaan dalam usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kapadanya yang akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas kinerja perawat, lingkungan yang baik akan meningkatkan kerja, begitupula sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang tenang, akan dapat mempertinggi tingkat kesalahan yang mereka lakukan ( Mukaromah, 2009). Karakteristik produktivitas perawat yang banyak adalah produktivitas baik yaitu 17 (47.2%) responden. Produktivitas merupakan rasio atau perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Kesadaran akan peningkatan produktivitas

(9)

9 semakin dituntut karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas dapat memberikan kontribusi positif dalam perbaikan ekonomi. Pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari kehidupan hari kemarin dan kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini merupakan suatu pandangan yang member dorongan dorongan pemikiran kearah produktivitas (Adam, 2011). Menurut analisa peneliti bahwa kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Sehingga ketika kondisi lingkungan kerja tidak nyaman maka produktivitas kerja juga akan menurun, begitu pula sebaliknya apabila kondisi lingkungan nyaman, maka produktivitas kerja akan baik pula. Meskipun faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja tidak hanya kondisi lingkungan kerja saja artinya pada suatu kondisi dimana kondisi lingkungan kerja tidak nyaman namun hal itu tidak menurunkan produktivitas kerjanya. Hal ini disebabkan karena faktor lain yang mendominasi ditempat tersebut.

Selain lingkungan kerja, faktor lain yang berperan dalam produktifitas

kerja adalah pendidikan, motivasi, pengalaman kerja, usia dan gaji atau upah. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan memiliki wawasan yang lebih luas. Diruang rawat inap kelas III mayoritas berpendidikan D III. Selain itu lama kerja juga mempengaruhi dimana semakin lama seseorang bekerja akan semakin terbiasa dengan keadaan di lingkungan kerja mereka sehingga produktivitas mereka tetap baik. Faktor selanjutnya yaitu motivasi, dimana tentunya antara individu dengan individu lain memiliki motivasi yang berbeda – beda. Pengalaman kerja, ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas perawat dimana pengalaman kerja mentukan kemampuan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Serta faktor usia dan gaji atu upah, kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi kinerja dan produktivitas. Hal hal ini dikarenakan oleh seiring berjalannya waktu usia semakin tua sehingga berdampak pada kemampuan seseorang untuk bekerja secara maksimal. Begitu pula dengan gaji atau upah, upah yang sedikit atau tidak sesuai dengan pekerjaanya maka mempunyai kecenderungan perawat

(10)

10 tersebut memiliki kinerja atau produktifitas yang kurang baik.

Keterbatasan Penelitian 1. Instrument

Pada penelitian ini instrument yang dipakai tanpa melalui uji validitas ini dikarenakan uji validitas memerlukan banyak waktu, penelitian ini hanya memiliki waktu yang sedikit sehingga peneliti berkeputusan tidak menguji validitas instrument. Apabila instrument yang digunakan tersebut telah melewati uji validitas terlebih dahulu maka hasil penelitian akan lebih baik.

2. Data hasil penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini menggunakan koesioner yang mana kecenderungan data yang diperoleh adalah data subyektif jadi peneliti tidak bisa ikut memberikan penilaian juga secara obyektif. Apabila data yang diperoleh adalah data objektif maka hasilnya akan lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagian besar perawat yang berada di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Balung Jember menyatakan bahwa merasakan lingkungan kerjanya cukup nyaman.

2. Sebagian besar perawat yang berada di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Balung Jember menyatakan bahwa memiliki produktivitas kerjanya baik.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di RSUD Balung Jember

Saran

1. Bagi Rumah Sakit

a. Meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang nyaman atau menyenangkan dengan berbagai hal seperti memperhatikan hak karyawan, mengadakan kegiatan olahraga, pembinaan terhadap karyawan

(11)

11 dan adanya petunjuk kerja yang jelas.

b. Membuat kotak saran untuk mengumpulkan informasi tentang permasalahan yang ada di ruangan sebagai bahan masukan bagi rumah sakit. c. Untuk meningkatkan

produktivitas kerja perawat, berbagai cara yang dilakukan oleh pihak rumah sakit diantaranya adalah

1) Memperbaiki dan melengkapi sarana yang mendukung dan membuat nyaman ruangan tempat kerja perawat, misalnya dengan melengkapi tempat kerja dengan AC.

2) Melengkapi sarana dan perlengkapan kerja yang memadai.

3) Memperhatikan kebersihan tempat kerja misalnya kondisi lantai dan kamar kecil (WC)..

2. Bagi Perawat

a. Bekerja sesuai prosedur dan tidak bekerja secara berlebihan yang tidak ada hubungannya

dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat.

b. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan tindakan keperawatan di ruangan dengan cara mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

c. Menciptakan kerjasama antara tenaga kesehatan di rumah sakit untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Adam .J.M. (2011) Keselamatan,

Kesehatan Kerjadan

Lingkungan Hidup pada

Industri Busana. Jakarta : KTSP

Herfina D. (2010) Hubungan Lingkungan Kerja Organisasi

Terhadap Kinerja Perawat

Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

Mukaromah, S. (2009) .Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan Produktivitas Karyawan pada Cv Codo Wajak Malang. Skripsi. Universitas Islam Negri Malang

Mulyono (2013) Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit

(12)

12 Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, Vol 2 No 1, Januari 201,hal 18-26

Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nur J. (2011) Pengaruh Hubungan Interpersonal dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata

Prov. Kaltim. Skripsi.

Universitas Mulawarman

Sutrisno Edi.(2009) Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Gambar

Tabel 1 Distribusi Kondisi  Lingkungan Kerja di Ruang Rawat  Inap Kelas III RSUD Balung Jember,

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Konstitusionalitas Pembatasan Selisih Perolehan Suara Dalam Permohonan Pembatalan Penetapan Hasil Pemilihan Kepala Daerah Dalam Konteks Hak Demokrasi

Tujuan perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhnya, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada

Berdasarkan sifat-sifat unsur penyusunnya dan data dari toxicology , dalam kondisi yang sama maka dalam hal ini epoxy dianggap sebagai bahan beracun dan menyebabkan iritasi pada

Menurut laporan penapisan awal panel pakar, diketahui bahwa PT PINDO DELI KARAWANG MILL telah menerapkan sistem lacak balak pada proses produksi paper, paperboard

Warna tangkai daun tua : Bagian atas hijau kekuningan dengan becak merah ungu di bagian pangkal bagian bawah hijau kekuningan dengan becak merah ungu di bagian pangkal Warna batang

Hasil penelitian : Hasil penelitian ini didapatkan bahwa; (1) dari 70 responden terdapat 2 (3%) responden memiliki tingkat kecemasan yang berat, 56 (80%) responden memiliki

Arti wadhribūhunna disini adalah memukul yang tidak menyakitkan atau memukul dengan tangan ke pundaknya tiga kali, atau memukulnya dengan alat siwak atau ranting pohon,

Abstrak: Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui hasil angket dan wawancara siswa mengenai penerapan permainan Mistery Bag pada pembelajaran bahasa Jepang.