• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya dan Pemikirannya 126 1 10 20171017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya dan Pemikirannya 126 1 10 20171017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Syahdan lagi maka dengan surat ini kita mengunjuki tabi dan memberi selamat tinggal kepada sri paduka sahabat kita dengan pengharapan kita mudah-mudahan Tuhan seru sekalian alam melajutkan seumur zamannya sri paduka di dalam sehat dan sentosa yang seumpama istimewa limpah-limpah merahmatkan negerinya sri paduka sahabat kita jua adanya. Tammat al-kalim.

Termaktub warkat ini di dalam istana kita di negeri Betawi, kepada 29 hari, bulan Februari, tahun 1836, yaih1 13 hari bulan Zulkaidah, hijrat 1251.

Syeikh Yusuf Almakasari: Karya dan

Pemikirannya

Syabrial

Universitas Indonesia

Abstrak

Sycikh Yusuf was an ulama who is also known as hero fighting in the struggle for independence. Because of his great service, he was declared a national hero not only by the government of Indonesia but also by South Arican government. 1!1s thoughts regarding tasawuf are reflected in his works. A comprehensive 1csearch is needed on this important igure in order lo reveal one part the intel­ lectual history of our nation.

.nta kuuci: Syekh Yusuf, tasawuf, Arika Sclatan, pemikiran.

D

i antara sekian banyak pahlawan kemerdekaan yang gigih berjuang menentang penjajahan, Syeikh Yusuf Almakasari merupakan tokoh yang pantas diperbincangkan, setidaknya untuk dua alasan. Pertama, banyak 11rnng tidak mengenal tokoh ini. Kedua, kepahlawanannya tidak saja diakui 11lch pemerintah Indonesia, namun juga oleh pemerintah Arika Selatan �.,ng mengangkatnya sebagai pahlawan nasional. Kedua pemerintah lnsebut tampaknya melihat keistimewaan-keistimewaan pribadi yang dnuliki tokoh ini sehingga layak mendapat penghargaan demikian.

(2)

memiliki kecenderungan untuk lebih banyak melakukan kegiatan rohani yang bersiat individual dengan cara ber-khalwat di tempat-tempat sunyi. Dalam diri tokoh ini, kegiatan-kegiatan politik kenegaraan yang penuh dengan taktik dan siasat tampak sekali menonjol.

Sejarah mencatat, dia pernah menjadi penasihat raja, bahkan meminpin perang gerilya dengan jlllnlah pasukan yang cukup banyak untuk melawan Belanda. Karena tindakannya yang terakhir inilah, ia terpaksa menjadi orang buangan di dua tcmpat yang jauh, yaitu Caylon (kini Sri Lanka) dan Cape Town di Afrika Sclatan.

Riwayat Singkat Syeikh Yusuf

Syeh Yusuf Alrnakasari dilahirkan pada tahun 1036 H. (1626 M). Tidak ada penmjuk pasti mengenai tempat kelahirannya. Menurut Musa (1997) dan Hamid (2005), sepe1ti clikutip oleh Islam (2005: 18), Yusuf dilahirkan di daerah MoncongoloE, di nunah neneknya, yang bernama Gallarang MoncongoloE. Sumber lain menycbutkan bahwa ia dilahirkan di istana Tallo, li kcrjaan Gowa.

Sama halnya dengan tempat kclahirannya yang tidak pasti, asal-usul orangtua Yusuf pun sulit dipastikan. Dua buah sumber, yaitu Gowa dan Tallo, memberikan informasi yang berbeda mengcnai ha! ini. Sumber Gowa, seperti djelaskan oleh Musa (1997: 33), menyebutkan bahwa orang:ua Yusuf masih keturunan bangsawan Gowa. Tbunya, bemama Aminah, adalah putri Gallarang MoncongoloE. Bcliau adalah kerabat Raja Karaeng Bisei dan Raja Abdul Jalil. Ayah Yusufbcmama Abdullah, berasal dari kalangan orang biasa namun memiliki kelebihan sehingga amat disegani oleh masyarakat maupun pihak kerajaan.

Menurut sumber Tallo, ayah Yusuf adalah Gallarang MoncongoloE sedangkan ibunya adalah Aminah, putri Dampang Ko'maro. Pada usia 40 hari, Yusuf mulai hidup di istana, karena ibunya bercerai, kemudian diperistri oleh Raja Gowa. Dengan demikian, dia mendapat pengasuhan sebagaimana layaknya bangsawan setingkat anak rja (Hamid, 2005: 86).

Di kalangan istana, Yusuf dikenal dengan minatnya pada ilmu-ilmu agama. Yusuf belajar Alquran hingga khatam kepada seorang guru

benama Daeng ri Tasammang. Ia juga belajar ilmu fikih, tauhid, tasawuf, dan bahasa Arab di Bontoala, daerah yang pada waktu itu merupakan pusat penlidikan dan pengajaran agama Islam terkenal. Di tempat iui, ia berguru pada Sayyid Ba'alwi bin Abdullah Allamah Tahir. Pada usia 15 tahun, minat Yusuf terhadap tasawuf tampak semakin menonjol. Ia kcmudian berguru kepada seorang ahli tarikat bemama Syeikh Jalaluddin Alaidit. Guru ini, menurut beberapa sumber, berasal dari Aceh (Azra, 1999: 212).

Pada tahun 1644, Yusuf muda melanjutkan pelajarannya ke Timur Tcngah. Kepuusan ini diambil berkat dorongan para gurunya. Mereka memandang ilmu yang dipelajari Yusuf telah cukup sehingga harus belajar ke luar daerah jika ingin mempcrdalamnya. Pilihan yang tepat untuk iu adalah belajar pada beberapa tokoh sufi di Timur Tengah.

Dalam perjalanan ke TimurTengah, tempat pertama yang disinggahi Yusuf adalah Banten. Tempat inilah yang kelak mcnjadi tempat11ya mengabdi kepada masyarakat sekembalinya dari Timur Tengah. Di tempat ini pula ia menyempatkan diri untuk belajar kcpada beberapa ulama besar Banten. Satu ha! yang amat penting dalam kehidupan kemasyarakatan Yusufadalah persahabatannya dengan Pangcran Surya, putra mahkota kesultanan Banten. Tokoh ini lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Di tempat ini pula Yusuf berkenalan dengan karya-karya Nuruddin Arraniri. Berkat nama it:u pula pada akhinya ia helajar tasawuf di Aceh (Hamid, 2005: 90).

(3)

menyebarkan tarikat Naqsabandiyah dan Khalwatiyah di Sulawesi Selatan.

Setelah cukup lama belajar di Haramain, Yusuf pergi ke Damaskus untuk belajar tarikat Khalwatiyah hingga mendapat ijazah dari guru sui terkenal bemama Ayyub bin Ahmad Ayyubi Aldamasyqi Alkhalwati hingga selesai. Karena penguasaannya pada tarikat inilah, Yusuf mendapat gelarTajul Alkhalwati atau Mahkota Khalwatiyah (Azra, 1999: 219).

Setelah rnenghabiskan waktu sekitar 15 tahun di Timur Tengah, Yusuf kembali ke negerinya, namun ia tidak kembali ke Gowa, melainkan ke Banten karena pada waktu itu Gowa dalam pandangan Yusuf telah berubah dan berada di bawah kekuasaan penjajah. Di Banten, Yusuf diterirna baik oleh pihak kerajaan karena yang berkuasa pada waktu illt adalah sahabat karibnya sendiri, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.

Perjuangannya

Masyarakat Banten mcnerima Yusuf dengan baik karena pengetahuan tasawufnya yang luas, selain dikenal pemah berguu pada tokoh-tokoh besar. Karena latar belakang itulah dengan cepat ia rncndapat pengakuan dari masyarakat Banten dan diakui sebagai syeikh a tau ahli ta1ikat (Hamid, 2005: 95).

Paduan yang kuat antara persahabatan dengan raja dan ilmu yang tinggi membuat Yusuf mendapat kepercayaan untuk menjadi penasihat (mufti) kerajaan. Dia juga bertugas mengajarkan agama kepada keluarga kerajaan. Sebagai tanda persahabatan, Sultan Banten kemudian menikahkan putrinya yang bemama Siti Syarifah dengan Sycikh Yusuf (Lubis, 1996: 25-26).

Menjadi orang penting di lingkungan istana pada akhinya membuat Yusuf harus terlibat dalam masalah-masalab politik yang membelit kerajaan. Pada waktu itu tampak tanda-tanda yang kuat akan terjadinya pembangkangan putra mahkota terhadap raj a serta ada tanda-tanda bahwa hal itu dimanfaatkan pihak Belanda untuk memperlemah Banten dan kemudian menguasainya.

Awalnya adalah kepergian Pangeran Abdul Qohar, sang putra mahkota, ke Mekah dan ke Tmki untuk menunaikan ibadah haji dan

membuka hubungan persahabatan dengan penguasa di sana. Perjalanan ke dua kota itu berjalan lancar karena jaringan luas yang diliki oleh Yusuf di sana.

Selama Abdul Qohar pergi, Sultan Ageng dengan pertimbangannya scndiri mengangkat Pangeran Purbaya, putranya yang lain, sebagai sul­ tan. Keputusan ini amat nengecewakan Abdul Qohar sehingga nenyt1lut konflik dengan ayahnya (Azra, 1990: 224). Konflik ini kemudian berubah menjadi perang terbuka antara ayah dan anak dengan melibatkan dua pasukan. Dalam perang ini, Abdul Qohar yang kala itu telah dikenal sebagai Pangeran Haji meminta bantuan lelanda dengan janji jika ia berkuasa kelak Belanda boleh memonopoli perdagangan di wilayah perairan Banten. Tindakan Pangeran Haji yang membawa-bawa Belanda ke dalam konlik keluarga inilah yang membuat Yusuf berpihak kepada sultan. Keberpihakan ini dilandasi perhitungan bahwa Belanda pasti hanya memanfaatkan masalah ini untuk memperlemah Banten dan kemudian menaklukkan pusat perdagangan Nusantara ilu. Yusuf juga tidak ingin Banten menjadi Gowa kedua karena masalah yang sama, yang menyebabkan ia tidak mau lagi kembali ke tanah kelahirannya itu. Dalam perang ini Yusuf bertindak scbagai panglima. Dia didukung oleh sckitar 5.000 tentara, 1.000 orang di antaranya berasal dari Bugis dan Makasar. Mereka adalah para pelaul tangguh yang menjadi tulang punggung pertahanan Banten menghadapi ancaman dari luar di Jautan. Ketika pada akhimya kcsultanan jatuh ke tangan Pangeran Haji, Sultan Ageng ditangkap dan dipenjarakan. Yusuf bersama pasukannya melanjutkan perang dengan cara bergerilya di hampir scluruh wilayah Jawa Baral. Untuk wakllt yang lama, pihak Bclanda selalu tidak berhasil menaklukkan Yusuf dan menangkapnya hingga pada tahun 1683 terjadi pcrtempuran yang dahsyat di Padalarang. Dalam pertempuran yang hanyak memakan korban ini, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Eygel din van Happel berhasil menewaskan Pangeran Kidul, orang kcpercayaan Yusuf. Dalam perang ini tertangkap pula istri dan anak pcrampuan Yusuf(Hamid, 2005: 103-104).

(4)

P ke dalam pasukan Yusuf dan menggiring pasukannya ke dalam 01eoY115

�P yang telah disiapkan sehingga mereka terkepung. Dalam Peang� .. , Belanda mengirim anak perempuan Yusuf yang sudah, )W1 sitt1851

(lP sebagai umpan agar ayahnya keJuar dari persembunyian. tel0g_

0i rupanya berbasil. Yusuf pun terangkap pada 14 Desember Sias811

ra 1999: 25 dan Hamid, 2005: 106).

1683 (A; '

ye1gasingan

'1isa ditlwan, Yusufbersama keluarganya dibawa ke Cirebon, kemudian setelab ·a Sementara itu, anggota pasukannya yang berasal dari Makasar111 ke 9ata .5 dipulangkan ke dacrah asal mereka. Pada tanggal 12 Desember afl!Wgt diasingkan ke Ceylon, dengan harapan pengaruhnya pada

d18

1684, <at Jawa Barat, Bugis, dan Makasar hilang. o#Y3

011, ada satu ha! yang tampaknya di luar perhitungan Belanda. NI tidak memperhitungkan bahwa Ceylon pada waktu itu �4ere��an tempat singgah kapal-kapal yang akan ke Timur Tengah a tau lel8

ya. Kapal-kapal ini mengangkut banyak jemaah haji dari sebah�� daerah di Nusantara dan singgah di sana dalam waktu relatif beag��ogga jemaah haji memiliki waktu yang panjang untuk tinggal. ll35e

30 ini dimanfaatkan oleh Yusuf untuk tetap memelihara (eOYa

t�ya di Nusantara. Banyaknya jemaah haji yang belajar ilmu eoga�kepadanya membuat Yusuftetap memiliki akses yang amat luas 1asaw'II ielibara janngan dengan pengikuh1ya dalam me I a wan Belanda. l)ltlkliecara ini, beberapa sumber mencatat tcrjadinya pemberontakan pengao

oai daerah di Nusantara, seperti Lampung, Sumatra Baral, dan die�;rriberootakan ini dilancarkan para pengikut Yusuf di dalam JCeh._ ,ang mendapat "bimbingan" dari para haji yang pemah singgah Oeaep fl) n

diCeY1:;aian pemberontakan itu menyadarkan Bclanda bahwa tindakan Ra\enbuang Yusufke Ceylon salah. Tokoh ini perlu dibuang ke mereks:pat yang tidak memungkinkannya berhubungan dengan siapa soal�e�usantara. Kebetulan sekali pada waktu itu Belanda memiliki pn dl ·Jan baru yang sedang dibangun untuk dijadikan tempat singgah lh

JJ al-kapal dagang Belanda yang akan ke Timur Jauh atau i3gi k3P

sebaliknya. Tanah yang mereka rebut dari Portugis adalah Tanjung Harapan (Cape of Good Hope). Ke tempat inilah Yusuf kemudian diangkut bersama anak istri dan 48 pengikuhlya dengan menggunakan kapal Voetboeg dan tiba di sana pada tahun 1693 (Jafer, 1996: 19).

Yusuftinggal di Tanjung Harapan sclama lina tahun. Karena usianya yang sudah tua, ia habiskan waktu untuk mengajarkan Islam dan tarikat kepada masyarakat setcmpat. Selain itu, hal yang amat penting juga adalah usaha Yusuf untuk mendampingi para budak agar mereka terhindar dari sikap putus asa. Para budak yang berasal dari berbagai wilayah di Nusantara ini mendapat didikan dalam bidang keagamaan sehingga dapat tetap sabar. Para budak inilah yang kclak menjadi cikal bakal masyarakat Melayu di Arika Selatan sekarang.

Pada tanggal 23 Mei 1699, Syeikh Yusufmeninggal dan dimakamkan di dacrah Faure, salu jam perjalanan dengan mob ii dari kota Cape Town. Daerah tempat ia dinakamkan dikenal orang scbagai Kampung Makasar. Makamnya kini dikeramatkan oleh masyarakat setempat karena dianggap scbagai orang suci.

Karya dan Pemikirannya

Sclain aktif dalam pemerintahan di Banten, selama hidupnya Syeikh Yusuf thkenal sebagai penulis yang produkti. Banyak buku yang ia tulis dan

111cngupas berbagai masalah. Karya-karya itu sebagian besar ditulis di { 'cylon dan sebagian lagi di Banten. Tidak ada petunjuk yang menyebutkan ,tdanya karangan yang ditulis oleh beliau selama lima tahun menjalani pcmbuangan di Cape Town. Sela in menulis, ia juga banyak menyalin kitab­ k 1tab keagamaan yang dihasilkan oleh para sufi terkemuka.

Karya-karya Syeikh Yusuf pun banyak disalin kembali olch para unrid dan pengikutnya di tanah air. Hal ini membawa berkab tersendiri pada kita sekarang karena dengan begitu kita dapat mengenal dan 111cwarisi pikiran-pikirannya. Naskah-naskah tersebut kini masih ll·rsimpan dengan baik di berbagai lembaga maupun universitas di dalam 111.1upun luar negeri dan menjadi sumber kajian para ahli teologi, ilologi, 111nupun sejarah pemikiran Islam.

(5)

tersebut adalah sebagai berikut:

1.Albarakal, Alsaylaniyah 2.Bidayat Almubtadi 3.Daf Alba/a

4. Fath Kaflyat Alzikr

5.Alfawaih A/Yusufiyahji Bayan Tahqiq Assufiyyal,

6.Hasyiyah dafam Kitab Alanbah

i

I-Rab La ilia!, ,Ila Allah

7.Habi Afwarid Ii Saadati 1-Murid

8.Ha:ihi Fawaid La:imah Zikr La dia, ilfa Allah

9.Kafiyat Annafy wa Alisbat bi Alhadits Alqudsi

10.Matalib Afsalikin

11.Muqaddimat Afawaid Allati ma la budha r11111 Alaqaid 12. Alnaahat alsaylaniyah

13.Q11rrat Alain

14. Risa/ah Gyat Alikhtisar wa Nihyat Alintizar

15.Safinat Alnajat 16.Si-Alasrar

17. Surat Syeikh Yusuf kepada S11/ta11 Wazir Goa Karaeng Karungnmg Abdullah

18. Tahsil Alinayah wa 1-Hidayah

19.Taj Alasrar t Tahq,q Masyarib Alarln 20.!tlfat Alabrar Ii Ahl Alasrar

21.Tultfat A ltalib A lmubtad, wa Minhat A lsalik Almuhradi 22. Afwasiyyat Almunjiyat an Madarrat Alhijab

23. Zubdat Alasrar

i Tahqiq Bad Masyarib Alakhyar.

Berbeda dcngan Nuuddin Arraniri maupun Hamzah Fansuri, misalnya, Yusuf tampaknya lebih suka menuhs bukan dalam bahasa daerahnya a tau bahasa Melayu. I lal ini tcrlihat dari karya-karya yang semuanya ditulis

dalam bahasaArab. Soal mengapa ia menulis dalam bahasaArab dan bukan

dalam bahasa Melayu atau Bugis barangkali karena ia merasa leb1h fasih menggunakan bahasa itu dibandingkan yang lain, mengingat 1a lama bcrada di tanab Arab, dengan buku-buku yang berbahasa Arab pula. Namun, bisa juga dipergunakannya bahasa itu karena ia ingin menjangkau pembaca

yang leb1h luas, mengingat bahasa Arab umum d1gunakan oleh para pelaJar Islam pada masa 1tu.

Seperti halnya para sui lamnya, dalam karangan-karangannya, Syeikl1 Yusuf berfokus pada hubungan makhluk lan penciptanya dan bagaimana sang makhluk tersebut dapat mencapai kedekatan yang tenas­ menenis dengan sang pencipta. Secara garis bcsar, karangan-karangan Sye1kh Yusuf dapat dibagi dalam Jima topik utama.

Pertama, hubungan antara makhluk dan penc1ptanya scrta bagaimana

dalil kebcradaan dua hal 1tu. Bahkan, dalam Muqaddimat A fawaid Alla ti

ma la budha 111111 Alaqaid disebutkan kcberadaan Allah adalah bcradaan

yang hakiki. Kcberadaannya tidak dapat dibandingkan dengan keberadaan makhluk yang b1sa mat! dan menJadi tiada. Kcdua, sifat­ siat tuhan dan pentingnya siat-sifat 1tu bag1 seseorang yang beriman. Dcngan mengetahui siat-sifat Tuhan, makhlu. akan mcndapat tuntunan untuk sclalu bcrtaqwa kepada Tuhan. Ketiga, pcntingnya z1k1r dan tata caranya sebagai sarana untuk sclalu mcngingat dan dckat kepada Allah. Kcempat, semua tankat yang d1pelJari oleh Sye1.h Yusuf lengkap

dcngan silsilahnya. llal mi tcrgambar jclas dalam kitab Sajinat Alnrum

atau Bahtera Kcselamatan. Kclima, akhlak yang ba1k sebagai sarana untuk dckat kepada Allah.

Zubdad Alasrar yang menguraikan bcrbagai masalah kesufian, Yusuf

memulamya dari masalah tauhid (Lub1s, 1996). Hal yang sama Juga

ditemukan dalam Sirru Afasrar (!slam, 2005). Dalam kitab yang

kcmud1an ditelaah oleh Lu bis ( 1996) terse but, awalnya Yusuf menjelaskan pentingnya seseorang yang beriman untuk tetap yakin akan keberadaan Allah dengan cara berzik1r. Yusuf membedakan antara zikir orang awam dan zikir seorang ca Ion sui. Zik1r orang aw am adalah z1k1r

lidah. Dalam zikir ini orang awam cukup mengucapkan "la i/la ha ilia

/!ah". Akan tetapi, seorang calon sui harus leb1h dan 1tu. Z1k1r mereka

discbut zikir kalbu atau hati dan zikir rahasia. Dalam zikir kalbu yang

disebut adalah "Allah, Allah .. ", sedangkan dalam z1kir rahasia yang

diucapkan adalah "Huwa, Huwa ... ".

(6)

Al-lab. Dijelaskan bahwa hanya Allah saja yang betul-betul ada, sedangkan keberadaan makhluk bersifat semu. Hubungan ini diilustrasikan sebagai seseorang dengan bayangannya. ubuh seseorang itu jelas adanya karena dapat dirasa, sedangkan bayangan tubuh orang itu, walaupun kelihatan, tidak bisa dirasa, keberadaanuya tidak dapat dikatakan sama dengan keberadaan tubuh seseorang. Hal iui disebabkan keberadaan bayangan itu amat bergantung pada keberadaan tubuh. Melalui ilustrasi ini jelas bahwa, menurut Yusuf, makhluk itu sebenamya tidak ada, yang ada hanya Tuhan.

Masalah hubungan antara Tuhan dan makhluk ini juga diuraikan oleh Yusuf dalam Sirru A/asrar. Dalam kitabnya ini, Yusuf mengemukakan konsep ma 'iyat dan ihatah, yang hams dijadikan keyakinan oleh orang dalam menjalani kehidupan tasawuf (salik). Konsep ma 'iyah berarti bahwa Tuhan bersama dengan segala sesuatu, sedangkan konsep i/wtah berarti babwa Tuhan meliputi segala sesuatu (alam) (Islam, 2005: 124).

Dua konsep di atas diam bi I oleh Yusufberdasarkan sifat-sifat Tuhan yang sekilas tampak seperti berlawanan, nisalnya alawwal (yang pertama) dan alaklzir (yang terakhir) atau azzahir (yang tampak) dan

albatin (yang tersembunyi). Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa

dua konsep tersebut, bagi Yusuf, tidak perlu dipertentangkan karena selanjutnya ia mengatakan dalam Sirru Alasrar (halaman 68), seperti dikutip oleh Islam, bahwa "bagananapunAllah tidak dekian (bersama dan meliputi sesuatu), sedangkan Dia adalah Yang Pertana dan Yang Terakhir, Yang Tampak dan Yang Tersembunyi?" Pendapat ini berpijak dari ayat Quran yang berbunyi, "Tidak ada sesuatu yang menyamainya."

Di bagian akhir teks Zubdad A lasrar, Yusuf mengulang penjelasannya mengenai masalah ini, seperti diuraikan oleh Lubis ( 1996: 59), bahwa semua makhluk dapat menyaksikan keesaan Tuban yang mutlak dan manifestasi-Nya dan tiada wujud yang hakiki selain wujud Tuhan dan siat-sifat-Nya.

Topik-topik terse but jika dilihat lebih jauh tampak saliog melengkapi karena masalah yang ingin dibahas adalah sama, yaitu hubungan antara Tuhan dan makhluk, dalam ha! ini manusia, hanya aspek-aspek pembabasannyalah yang berbeda. Penelitian lebih lanjut penting dilakukan bukan saja untuk menyingkap penikiran Syiekh Yusuf secara

utuh, namun juga bagaimana dinamika kehidupan beragama, khususnya Islam, pada masa itu.

Acuan

Azra, Azyumardi. 1999. Jari11ga11 Ulama Timur Tengal, da11 Kep11/aua11 Nusantara Abad XJl/1 da11 XVl (Cetakan V). Bandung: Mizan.

Hamid, Abu. 2005. Syeikh Yusuf: Seorang Ulama da11 Pejuang (Cetakan II).

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Islam, M. Adib Misbahul Islam. 2005. Sirru AI-Asrar S1111ti11gan Teks da11 Telaah

lsi. Tcsis. Fakultas llmu Pcngctahuan Budaya UI. Belum ditcrbitkan.

Jatfcr, Mansoor (ed.). 2001. Guide to The Kramats o/The Western Cape. Cape Mazaar (Kramat) Society.

Lubis, Nabilah. 1996. Syeikl, Yusuf al-Taj af-Makasari: Me11yi11gkap /111isari Sgala Rahasia. Bandung: Mizan.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian dari tumbuhan benalu telah banyak dipublikasikan, namun masih jarang dilakukan penelitian dari bagian tumbuhan benalu yaitu batang, daun, bunga, dan

Mampu mengkoordinasikan pemanfaatan hasil riset dalam bidang pendidikan matematika, untuk digunakan dalam praktek pendidikan matematika sehari-hari dan pengembangan

Secara lebih lanjut Yusgiantoro (2000) mengungkapkan bahwa suatu industri kelistrikan yang memipunyai sifat monopoli alamiah membutuhkan intervensi dari pemerintah

 Menerapkan konsep transformasi dalam menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat memodelkan dan menyelesaikan

Inkubator adalah alat untuk Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol(umumnya diatas

Penulis mengakhiri masa studi di IPB dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Mutu Cookies Garut yang Digunakan pada Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk

Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75% Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75% untuk terjadi

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Service Recovery yang Dirasakan ( Perceived ) di Hyatt Regency Yogyakarta