• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsistensi representasi dalam pembelaja docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "konsistensi representasi dalam pembelaja docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Analisis Konsistensi Respon siswa Dalam Menyelesaikan Persoalan Fisika Dengan Menggunakan Tes Representatif Majemuk Pada Pokok Bahasan GLB dan GLBB

Nama : Sulastri Wahyuningsih

NIM : 06101011028

Dosen Pengampu : Dr. Sardianto MS, M.Si., M.Pd. Taufiq, M.Pd

Syuhendri, S.Pd., M.Pd

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membangun suatu bangsa berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini berarti pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa dan Negara. Di lingkungan sekolah pendidikan memberikan bekal yang kuat dalam hal pengetahuan.

(2)

bisa jika menyelesaikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik, dsb. Padahal jika siswa memahami konsep fisika secara utuh, siswa mampu menyelesaikan persoalan fisika meskipun disajikan dalam bentuk yang berbeda dan akan konsisten dengan jawaban mereka. Oleh karena itu, untuk memahami konsep-konsep fisika, siswa harus terampil dalam menuangkan konsep-konsep-konsep-konsep tersebut dengan berbagai cara atau bentuk/ reperesentasi majemuk (judyanto : 2010). Hal ini berarti siswa dituntut untuk lebih memahami konsep fisika secara utuh bukan hanya dalam satu cara atau bentuk.

Kemudian untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan fisika dengan berbagai bentuk (diagram, grafik, tabel, dsb) dapat menggunakan tes representasi majemuk. Judyanto (2010) mengatakan untuk mengukur kekonsistensian siswa dalam menginterpretasikan permasalahan fisika dengan representasi majemuk dapat dilakukan dengan menggunakan tes representasi majemuk.

Tes merupakan alat evaluasi yang umum digunakan. Tes adalah suatu rangkaian proses untuk mendapatkan informasi tentang penguasaan atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Kohl dan Noah (dalam Judyanto : 2010) mengatakan bahwa keterampilan representasi adalah kemampuan yang harus dimiliki untuk menginterpresentasi dan menerapkan berbagai konsep dalam memecahkan masalah-masalah secara tepat. Hal ini berarti bahwa keterampilan representatif juga dapat digunakan untuk menilai kekonsistensian siswa dalam menjawab persoalan fisika yang nantinya dapat memberikan petunjuk seberapa besar pemahaman konsep yang dimiliki siswa tersebut.

(3)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, konsisten mempunyai arti tetap, tidak berubah-ubah. Sedangkan konsistensi mempunyai arti ketetapan dan kemantapan dalam menjawab persoalan fisika walaupun disajikan dalam bentuk multi representasi. Menurut Ainsworth (dalam Judyanto: 2010) mengatakan bahwa konsistensi respon siswa dalam memahami konsep fisika menuntut pemahaman yang kebih dari siswa untuk melihat kesetaraan dari permasalahan fisika yang dituangkan dengan berbagai cara.

Berdasarkan dari uraian di atas, peneliti bermaksud meneliti tentang konsistensi siswa dalam menjawab persoalan fisika yang disajikan dalam bentuk multi representasi serta menemukan jenis representasi (verbal, fisis, dan matematis) yang lebih di pahami siswadalam memahami konsep fisika. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana tingkat konsistensi siswa dalam menyelesaikan soal fisika yang disajikan dalam bentuk tes representasi majemuk?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka peneliti mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat konsistensi siswa dalam menyelesaikan soal fisika yang disajikan dalam bentuk tes representasi majemuk.

1.4 manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. peneliti

Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana menganalisis tingkat konsistensi siswa dalam menyelesaikan soal fisika yang disajikan dalam bentuk tes representasi majemuk

(4)

Memberikan masukan dan informasi bagi guru mengenai representasi konsep atau konsep fisika yang paling dikuasai siswa dan tidak dikuasai siswa.

3. Siswa

Mengetahui tingkat konsistensi dalam menyelesaikan persoalan fisika dan diharapkan memperbaiki atau meningkatkan representasi konsep yang tidak di kuasai.

4. Sekolah

Masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Hakikat Tes

II.1.1Pengertian Tes

Tes merupakan jenis instrumen yang banyak digunakan dalam evaluasi. Tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur.

Menurut tarsidi, Secara umum tes terbagi atas:

1. Maximum Performance tes, mengukur seluruh kemampuan siswa dan seberapa baik dapat melakukannya. Dalam hal ini pertanyaan (tugas) yang diberikan harus jelas struktur dan tujuannya, serta arah jawaban yang dikehendakinya. Di sini ada jawaban betul dan salah, misalnya: tes kemampuan/bakat, dan tes hasil belajar.

2. Typical Performance tes, mengukur kecenderungan reaksi atau perilaku individu dalam situasi tertentu. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar – salah, misalnya: tes kepribadian, sikap, minat.

(5)

II.2.1Pengertian Representasi

Repersentasi memiliki pengertian mewakili atau perwakilan. Menurut Goldin dan Ulfarina (dalam Judyanto : 2010) mengatakan bahwa representasi merupakan suatu bentuk atau susunan yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Prain dan waldrip (dalam Judyanto:2010) mengatakan bahwa representasi majemuk (multi representasi) berarti mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik. Ainsworth (dalam Judyanto: 2010) mengungkapkan bahwa representasi majemuk merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperlihatkan suatu materi ataupun konsep dengan cara yang berbeda-beda, baik melalui gambar, teks, diagram, persaman, dan lain sebagainya. Dengan arti yang lebih sederhana representasi majemuk atau multi representasi merupakan representasi konsep yang dilakukan dengan menggunakan banyak cara.

II.2.2Peran dan Fungsi representasi Majemuk

Memahami dari pengertiannya, representasi majemuk dapat digunakan dalam mengukur kedalaman konsep yang dikuasi siswa. Representasi majemuk juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Ainsworth (dalam Judyanto:2010) mengungkapkan fungsi dari representasi majemuk dalam pembelajaran menjadi 3 bagian, yaitu:

(6)

2. Untuk membatasi dan memandu representasi lain. Misalnya, grafik dapat digunakan untuk memandu penafsiran persamaan.

3. Untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam. Lebih lengkapnya, fungsi dari representasi majemuk dapat dilihat dari skema

fungsi representasi majemuk yang tertuang dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1

skema fungsi representasi majemuk menurut Ainsworth (dalam Judyanto :2010)

II.2.3Format Representasi

Loviza (dalam judyanto : 2010) mengatakan bahwa dalma fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan. Format-format tersebut adalah :

(7)

Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah satu cara yang tepat untuk digunakan dalam suatu pembelajaran atau sebagai penarik kesimpulan.

2. Gambar/ diagram

Gambar membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika bentuk diagram yang digunakan disesuaika dengan konsep pelajaran. Misalnya diagram benda bebas, diagram muka gelombang , dan sebagainya.

3. Grafik

Grafik dapat mempersingkat penjelasan yang panjang mengenai suatu konsep. Akan tetapi penggunaan grafik memerlukan suatu kemampuan yang tinggi bagi siswa dalam menginterpretasikan konsep.

4. Matematik

Matematik dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan kuantitatif. Penggunaan representasi matematik ini misalnya menerapkan rumus-rumus fisika dalam menyelesaikan soal-soal fisika serta memerlukan penguasaan matematika yang baik.

II.3 Tes Berbasis Representasi Majemuk

(8)

mengenai konsep gaya. Dari 9 tema yang berbeda mengenai konsep gaya. Dari setiap tema tersebut, dibuat menjadi 3 soal dengan konsep dan konteks yang dibuat semirip mungkin pada stamp-nya untuk setiap soal namun dengan pilihan alternative (option) yang berbeda representasinya seperti menggunakan gambar, grafik, verbal, persamaan matematis, vektorial dan sebagainya. Tes berbasis representasi majemuk dikembanagkan dengan cara yang sama namun disesuaikan dengan konsep dan materi pelajaran yang berbeda. Dalam penelitian ini tes representasi yang dikembangkan mengenai konsep gerak.

II.4 Konsistensi

Mempertahankan jawaban, pemikiran, bahkan prinsip membutuhkan suatu konsistensi sikap yang baik. Kebenaran tidak pernah dicapai sekali untuk selamanya melainkan harus terus dicari, dikejar dan diusahakan. Kebenaran mustahil di dapatkan jika kita tidak memiliki sikap yang konsisten. Demikian pula dalam membangun argumentasi perlu suatu sikap konsisten untuk mempertahankan suatu argumentasi.

(9)

II.4.1 Konsisten Representasi

Konsistensi representasi merupakan kemampuan siswa untuk menggunakan representasi yang berbeda secara konsisten tanpa melihat kebenaran ilmiahnya (Judyanto:2010). Lebih lanjut menurut Judyanto, konsistensi representasi bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari kesetaraan dari berbagai representasi tanpa melihat benar atau tidaknya jawaban siswa dari segi konsep untuk permasalahan yang diberikan.

III. Metodologi Penelitian III.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dengan variabel terikat yaitu konsistensi siswa sedangkan variabel bebasnya adalah tes representasi majemuk.

III.2 Lokasi dan sampel penelitian

Penelitian akan dilakukan disalah satu SMA di kota Palembang. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian adalah satu kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih.pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling yaitu sampel dari anggota populasi diambli secara acak.

III.3 Prosedur penelitian

(10)

III.4 Instrumen penelitian

Instrumen penelitiannya adalah Tes. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda terdiri dari tes representasi majemuk dengan 5 pilihan jawaban. Butir soal dalma tes mencakup soal piliahn ganda yang saling berhubungan denag setiap tiga soal tes memiliki tema soal yang sma serta stamp dari ketiga soal tersebut dibuat semirip mungkin namun memiliki perebdaan dalam representasi pada optionnya. Sebelum diujikan pada sampel penelitian, soal

Perencanaan

menetukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

mengurus surat izin penelitian

men-judgment instrumen (tes) kepada dosen pembimbing dan satu guru mata

pelajaran fisika yang ada disekolah tempat penelitian akan dilaksanakan

merevisi/memperbaiki instrumen

melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama

dengan sampel

menganalisis secara statistik hasil uji coba instrumen meliputi validitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas

Perencanaan

menetukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

mengurus surat izin penelitian

men-judgment instrumen (tes) kepada dosen pembimbing dan satu guru mata

pelajaran fisika yang ada disekolah tempat penelitian akan dilaksanakan

merevisi/memperbaiki instrumen

melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama

dengan sampel

menganalisis secara statistik hasil uji coba instrumen meliputi validitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas

Tahap pelaksanaan

menganalisis dan membahas secara deskriptif

menarik kesimpulan

Tahap akhir

mengolah data

(11)

terlebih dahulu diujicobakan pada kelas yang memiliki persamaan criteria dengan sampel. Data hasil uji coba selanjutnya dianalisis secara statistic. Analisis ini meliputi validitas butir soal, uji daya pembeda butir soal, dan uji tingkat kesukaran butir soal.

a. Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto:2009). Sebuah instrumen dikatakn valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat.

Nilai validitas dapat ditentukan dengn menggunakan rumus :

rxy= N

XY

(

X

)(

Y

)

Dimana: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. Menurut Arikunto (2009:75), kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.1

moment. Jika

r

hitung >

r

tabel berarti butir soal valid.

(12)

Reliabilitas tes merupakan tingkat keajegan suatu tes untuk dapat dipercaya menghasilkan skor yang konsisten. Instrumen yang baik dapat memberikn data sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian ini

n = jumlah item soal

p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah s2 = standar deviasi dari tes

selanjutnya nilai r11 diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan criteria pada tabel 3.4.2 (Arikunto : 2009)

Tabel 3.4.2 Interpretasi reliabilitas

Koefesien Korelasi Kriteria reliablitas 0,81≤r11≤1,00 Sangat tinggi

0,61≤r11≤0,80 Tinggi

0,41≤r11≤0,60 Cukup

0,21≤r11≤0,40 Rendah

0,00≤r11≤0,20 Sangat rendah

c. Tingkat kesukaran butir soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus mencari P adalah:

P=B

JS (Arikunto, 2009:208)

Di mana:

P = Taraf kesukaran

(13)

Tabel 3.4.3 d. Daya pembeda butir soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Dalam hubungan ini, patokan yang umum dipakai adalah sebagai berikut:

Klasifikasi daya pembeda (Arikunto, 2009: 218): - D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

- D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) - D : 0,40 – 0,60 : baik (good)

- D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

- D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dapat

D : Indeks Diskriminasi Item

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

(14)

PA: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar III.5 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes berupa tes representasi majemuk yaitu tes pilihan ganda dengan 9 tema yang berbeda mengenai konsep GLB dan GLBB. Dari setiap tema tersebut dibuat menjadi 3 soal dengan konsep dan konteks yang dibuat semirip mungkin pada stamp-nya untuk setiap soal namun dengan pilihan alternative (option) yang berbeda representasinya seperti menggunakan gambar, grafik, verbal, persamaan matematis, vektorial dan sebagainya

III.6 Teknik analisis data a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data. Data pada penelitian ini berupa skor tes representasi majemuk. Untuk mendeskripsikan data penelitian maka digunakan teknik statistic.

b. Pemberian skor untuk setiap item tes

Penskoran pertama yang dilakukan adalah penskoran Right Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah diberi skor nol. Penskoran ini dilakukan pada keseluruhan item tes yang digunakan dalam penelitian. Skor setiap item tes ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar dari setiap siswa untuk setiap soal. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan :

si=R

Keterangan :

si =Skor untuk setiap item tes R = Jawaban siswa yang benar

c. Pemberian skor untuk setiap tema soal

(15)

a) Dua poin, bila memilih jawaban yang setara dari 3 soal dengan tema yang sama;

b) Satu poin, bila memilih jawaban yang setara dari 2 soal dengan tema yang sama;

c) Nol point, bila tidak ada jawaban yang setara dari soal dengan tema yang sama.

Penskoran diatas berlaku untuk semua jawaban dan tidak melihat apakah jawaban tersebut benar atau salah. Setelah mendapatkan skor dari setiap tema soal, maka diambil nilai rata-rata untuk setiap tema soal dan juga untuk setiap siswa. Untuk nilai rata-rata setiap tema soal diambil dari skor keseluruhan untuk tema tersebut dibagi dengan jumlah siswa. Sedangkan untuk nilai rata-rata siswa diambil dari jumlah skor siswa untuk semua tema soal dibagi dengan jumlah tema soal setiap pertemuan pembelajaran. Kemudian diinterpretasikan nilainya sesuai dengan tabel 3.1 (Nieminen at al, dalam Judyanto:2010 ).

Tabel 3.1

Interpretasi Tingkat Kekonsistenan Siswa Rata-rata Skor Tingkat Kekonsistenan

0,00 – 1,20 Tidak konsisten

1,21 – 1,69 Konsisten

1,70 – 2,00 Sangat Konsisten

d. Uji coba instrumen

(16)
(17)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Judyanto. 2010. Analisis konsistensi Respon Siswa SMA Terhadap Tes Representasi Majemuk Menggunakan Model Numbered Head Together Dalam Pembelajaran Fisika. [online]. Tersedia:

http://www. repository.upi.edu/skripsiview.php? export=word&no_skripsi... [diakses: 9 April 2013]

Patrick B. kohl dan Noah D. Finkelstein. (2006). Representational Format Studennt Choice, and Problem Solving in Physics. [online]. Tersedia:

http://www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/PK_PERC.pdf

[17 April 2013]

Tarsidi, Inding. (-). Fermormance Test. [online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.4.1
Tabel 3.4.2
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Since a direct relation between wave-speed perturbations and data residu- als exists for phase misfit functions, but not for envelope- or waveform-difference misfit, good performance

Barang / jasa Kegiatan APBD pada ersihan, Pertamanan dan Pemeliharaa nggaran 2014, berdasarkan Berita Acara. PLJ/2014 tanggal 26 Juni 2014 dan Su /TPA/DKPPLJ/2014 Tanggal

Tujuan : Mendapatkan gambaran retikulosit dan fraksinya pada orang Indonesia dewasa normal yang dapat digunakan sebagai nilai rujukan, serta pada pembawa sifat thalassemia- β

semester Ganjil rahun aja6n 2o17l2o1s.. DAFTAR HAOIR PESERTA

Kurikulum dan Disabilitas terhadap Isi dan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen bagi Anak dengan Tantangan Mental di Yayasan Sosial Elisabeth

Tidak lama kemudian, banjirlah ilmuan- ilmuan tafsir yang mencoba menyusun kitab tafsir sekaligus menjadikannya sebagai disiplin ilmu independen, yang asal mulanya

Memberikan informasi agregat yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal biaya layanan, efisiensi, serta prestasinya.. Manfaat laporan

Berdasarkan pada teori sinyal yang digunakan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa informasi perusahaan harus disampaikan kepada pihak eksternal untuk dapat