BADAN USAHA DALAM
HUKUM EKONOMI
SYARIAH
•
Masalah ekonomi sebenarnya bukan
terletak pada ada dan tidaknya harta
kekayaan, tetapi pada pandangan
(konsep) tentang perolehan harta atau
kepemilikan, pengelolaan kepemilikan,
dan distribusi kekayaan di
tengah-tengah masyarakat.
•
Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam
dibangun atas 3 konsep tentang: (1)
kepemilikan, (2)
tasharruf
(pengelolaan) kepemilikan, dan (3)
distribusi pendapatan di
tengah-tengah masyarakat.
BADAN USAHA VS PERUSAHAAN
-- Badan Usaha
adalah Kesatuan yuridis danekonomis dari faktor-faktor produksi yang
bertujuan mencari laba atau memberi pelayanan kepada masyarakat
-- Perusahaan
adalah kesatuan teknis dalamBADAN USAHA VS
PERUSAHAAN
ASPEK BADAN USAHA PERUSAHAAN
Tujuan Mencari laba atau memberi layanan
Menghasilkan barang atau jasa
Fungsi Kesatuan organisasi
(badan) untuk mengurus perusahaan
Alat badan usaha untuk mencapai tujuan
Bentuk Yuridis/hukum dapat berbentuk PT, CV, atau Koperasi
1. Untuk Hidup
2. Bebas dan tidak terikat 3. Dorongan Sosial
4. Mendapat Kekuasaan
5. Melanjutkan Usaha Orang Tua
Hal yang harus diperhatikan untuk
menentukan bentuk badan usaha
•
Modal yang diperlukan•
Tipe/bidang usaha•
Tingkat risiko yang dihadapi•
Luas operasional•
Analisis pasar•
Undang – undang dan peraturanPENGELOMPOKAN BADAN USAHA
•
Berdasarkan Kegiatan yang dilakukan / Aspekbidang usaha
•
Berdasarkan kepemilikan modal•
Berdasarkan wilayah negaraBerdasarkan Kegiatan yang
dilakukan / Aspek bidang usaha
•
Ekstraktif ambil dari alam•
Agraris olah dari alam•
Industri brg. mentah jadi•
Perdagangan beli jual dagangan u/ untungBerdasarkan kepemilikan modal
•
BUMN•
BUMS•
Badan Usaha Milik CampuranBadan usaha Berbadan Hukum
•
PT (Perseroan Terbatas)•
Koperasi•
YayasanBUMN
Jenis BUMN Dilihat dari segi
Tujuannya Modalnya Pimpinan Pegawai Contoh Perusahaan
Jawatan
Pelayanan Publik
Seluruhnya milik pemilik
Dirjen dari Dep. Perum Damri
Berdasarkan wilayah negara
•
Badan Usaha Penanaman Modal Dalam NegeriBerdasarkan aspek yuridis
•
Perusahaan Perseorangan•
Perseroan Terbatas•
CV (Commanditter Venootschaf)•
Firma (Fa)•
KoperasiPENGGOLONGAN BADAN
USAHA
•
Badan Usaha Berbadan Hukum•
Badan Usaha Non badan HukumArti Badan Hukum
•
tidak ada penjelasan secara tegas dalam undang-undang. Dalam Pasal 1653 KUHPerdata hanya disebutkan jenis perkumpulan, yaitu:–
Yang diadakan oleh kekuasaan umum–
Perkumpulan yang diakui kekuasaan umum–
Perkumpulan yang diperkenankan atau tidak untuk suatu maksud tertentu yang tidak berlawanan dengan undang-undang atau kesusilaan•
Para Ahli Hukum mencoba memberi kriteria tentang Badan Hukum yaitu :–
Adanya pemisahan harta kekayaan antara perusahaan dengan pemilik usaha–
mempunyai tujuan tertentu–
mempunyai kepentingan sendiri–
adanya organisasi yang teratur (=diatur oleh undang2)Badan Usaha Syariah
•
Di Indonesia, badan usaha syariah dankonvensional tidak dibedakan atas aspek kegiatan/ bidang usaha, aspek kepemilikan modal, wilayah kerja, dan aspek yuridisnya.
•
Tetapi dibedakan berdasarkan prinsipKOPERASI
Koperasi adalah jenis
badan
usaha
yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum
perkoperasian. Koperasi
melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat
yang
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:
•
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.•
Pengelolaan dilakukan secara demokratis.•
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).•
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.•
Kemandirian.•
Pendidikan perkoperasian.Jenis-jenis KOPERASI :
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Konsumen
Kegiatan Koperasi
•
Baitul Mal wa Tamwil termasuk dalam jenisKoperasi Simpan Pinjam (KSP) yang
kegiatan usahanya hanya usaha simpan
pinjamKeputusan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 138/KEP/M.UKM/X/2003 tentang Petunjuk Teknis Program Perkuatan KSP/USP Koperasi Pola Syariah Untuk
Cont’d
•
Perkembangan selanjutnya BMT termasukjenis Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang kegiatan usahanya meliputi pembiayaan, investasi, dan simpanan
dengan pola bagi hasil (syariah): Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah No.
91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang
BUMN
•
Badan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki olehPemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut adalah
Perjan
•
Perjan adalah bentuk badan usaha miliknegara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Perjan ini berorientasi
pelayanan pada masyarakat, Sehingga
selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan
Perum
•
Perum adalah perjan yang sudah dirubah.Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan
tetapi sudah profit oriented. Sama seperti
Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada
Persero
•
Persero adalah salah satu Badan Usahayang dikelola oleh Negara atau Daerah.
Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua
memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan negara yang
dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan
Jadi dari uraian di atas, ciri-ciri
Persero adalah:
•
Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)•
Modal sebagian atau seluruhnya berasaldari kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa saham-saham
•
Dipimpin oleh direksi•
Pegawainya berstatus sebagai pegawaiswasta
•
Badan usahanya ditulis PT (namaperusahaan) (Persero)
BUMN
Jenis BUMN
Dilihat dari segi
Tujuannya Modalnya Pimpinan Pegawai Contoh
Perusahaan Jawatan
Pelayanan Publik
Seluruhnya milik pemilik
Dirjen dari Dep.
BUMS
•
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMSadalah badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok
orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33,
bidang- bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta dibedakan atas :
•
Perusahaan Persekutuan•
Firma•
Persekutuan komanditer•
Perseroan terbatasBUMS
•
Perusahaan PersekutuanPerusahaan persekutuan adalah
perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 3 bentuk perusahaan
persekutuan
•
FirmaFirma (Fa) adalah badan usaha yang
didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota pendiri seta laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta
BUMS
•
Persekutuan komanditer•
Persekutuan Komanditer (commanditairevennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih. Persekutuan
komanditer mengenal 2 istilah yaitu :
•
Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
•
Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas resiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.BUMS
•
Perseroan terbatas•
Perusahaan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemengang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).•
Yayasan•
Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan karena tidak mencari keuntungan. Badan usaha iniBentuk Usaha Lain
1. Merger
horisontal, vertikal,
konglomerat
2. Yayasan
3. Kartel
4. Asosiasi
Pengertian Syirkah
•
Etimologi:
asy-syirkah
pencampuran, yaitu
pencampuran antara sesuatu dengan yang
lainya, sehingga sulit dibedakan.
•
Terminologi
esensi yang sama: ikatan
kerjasama antara orang-orang yang
berserikat dalam hal modal dan keuntungan.
•
KHES Pasal 20 ayat (3) menjelaskan:
Kerjasama antara dua orang atau lebih
dalam hal permodalan, keterampilan, atau
kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah
yang disepakati oleh pihak-pihak yang
Dasar Hukum
Syirkah
1.
Al-Qur`an:Q.S. Shad (38): 24 dan QS. An-Nisa (4):12. 2. Hadits Rasul:
–
Kemitraan usaha dianjurkan bahkan dicontohkan oleh Nabi–
Imam Ad-Daruquthni meriwayatkan dari Abu Hurairahdari Nabi saw. yang bersabda: Allah swt. berfirman:”Aku
adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada perseronya.
Apabila di antara mereka ada yang berkhianat, maka Aku
akan keluar dari mereka (tidak melindungi)”.
–
H.R. Abu Daud: “Umat Islam bersekutu dalam tiga hal: air, padang rumput dan api…”–
H.R Nasa`i: Dari Abdullah: “…Aku, Ammar dan Sa`adSyirkah
•
Syarat Umum Syirkah:–
Transaksi boleh diwakilkan oleh salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek perserikatan itu, dengan izin pihak lain.–
Persentase pembagian keuntungan masing-masing pihak yang berserikat jelas.–
Keuntungan diambilkan dari hasil laba perserikatan bukan dari harta lain.–
Syarat umum ini berlaku bagi syirkah inan dan wujuh.Sedangkan syarat khusus untuk masing-masing syirkah amlak dibahas dalam bab wasiat, hibah, wakaf, dan
waris.
•
Berakhirnya Akad Syirkah: (Pengecualian)–
Syirkah Amwal (harta): bila semua atau sebagian modal perserikatan hilang.Bentuk Syirkah
1.
Syirkah Ibahah
: Persekutuan hak semua
orang untuk dibolehkan menikmati
manfaat sesuatu yang belum ada dibawah
kekuasaan seseorang.
2.
Syirkah Amlak
(Milik) : Persekutuan
antara dua orang atau lebih untuk
memiliki suatu benda.
Syirkah Amlak
(
Milik) terbagi dua yaitu:
a.
Syirkah Milik Jabriyah yang terjadi tanpa keinginan para pihak yang bersangkutan, seperti persekutuan ahli waris.b.
Syirkah Milik Ikhtiyariyah yang terjadi atas keinginan para pihak yang bersangkutan.Syirkah Akad
1. Syirkah Amwal: Persekutuan modal/harta.
a. Al-Inan: modal tidak sama, pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan.
b. Al Mufawadhah: pembagian modal, keuntungan dan hak melakukan tindakan hukum harus sama
2. Syirkah A‟mal/ Abdan: Persekutuan Kerja/ Fisik. 3. Syirkah Wujuh: mengelola modal dari pihak lain pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
4. Syirkah Mudharabah (Qiradh): Persekutuan pemilik harta dgn pengelola dengan membagi keuntungan sesuai
kesepakatan, kerugian dibebankan kepada harta.
a. Mudharabah Mutlaqah: kebebasan pengelola untuk mengelola modal dengan usaha apa saja asal sesuai syariat.
SKEMA JENIS-JENIS MUSYARAKAH
SYIRKAH
IKHTIAR JABR
INAN
MUFAWADAH WUJUH ABDAN
MUDHARABAH AMLAK
BENTUK SYIRKAH DALAM KHES
(Pasal 20)
1.
Mudharabah: kerjasama antara pemilik dana
atau penanam modal dengan pengelola modal
untuk melakukan usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.
2.
Muzaraah: kerjasama antara pemilik lahan
dengan penggarap untuk memanfaatkan lahan.
3.
Musaqah: kerjasama antara pihak-pihak dalam
pemeliharaan tanaman dengan pembagian hasil
antara pemilik dengan pemelihara tanaman
BENTUK SYIRKAH
PASAL 134-145 KHES
•
Syirkah dapat dilakukan dalam bentuk:
1. syirkah amwal,
2. syirkah abdan, dan
3. syirkah wujuh.
•
Syirkah amwal dan syirkah abdan dapat
dilakukan dalam bentuk:
a) syirkah
„
inan,
SYIRKAH DALAM KHES
•
Ketentuan Umum Syirkah: Pasal 134-145
•
Syirkah Amwal (modal): Pasal 146-147
•
Syirkah Abdan (akad kerjasama pekerjaan) Pasal
148-164 KHES
•
Syirkah Mufawadhah (akad kerjasama modal)
Pasal 165-172 KHES
•
Syirkah
„
inan (kerjasama modal dan keahlian)
Pasal 173- 177 KHES
•
Bentukan baru dari Syirkah dengan istilah
Syirkah
Musytarakah
. Pasal 178-186 :
“Perubahan bentuk kerjasama dapat dilakukan
dengan syarat disetujui oleh para pihak yang
Skema Musyarakah
Nasabah Parsial: Asset Value
Bank Syariah Parsial: Pembiayaan
PROYEK / USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi Hasil Keuntungan Sesuai porsi kontribusi modal
(nisbah)
Pengertian PLS
•
Profit-loss sharing (bagi hasil) adalah proporsi pembagian hasil usaha dalam ukuran prosentase atas kemungkinan keuntungan/kerugian riil yang akan diperoleh pihak-pihak yang bekerja sama.Faktor-faktor yang
mempengaruhi Nisbah Bagi
Hasil
•
Besarnya nisbah bagi hasil/ prosentase
profit loss sharing ditentukan
berdasarkan kesepakatan pihak-pihak
yang bekerja sama yang dipengaruhi
oleh:
1. Kontribusi masing-masing pihak dlm kerja
sama (share on partnership)
2. Prospek perolehan keuntungan (expected
return)
Dasar Hukum Syirkah
Mudharabah
1.
Al Qur‟an: Q.S. Al Muzammil (73):20
2.
Hadits Rasul:
a.
H.R. Thabrani: ttg memberikan dana ke mitrausahanya secara mudharabah dengan memberi syarat tertentu, jika menyalahi peraturan tersebut maka ybs
bertanggungjawab atas dana tersebut. Hal tersebut dibolehkan Rasullullah.
b.
H.R.Ibnu Majah: ttg tiga hal yang mendapatkeberkahan adalah: jual beli secara tangguh, mudharabah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.
3.
Ijtihad: Praktik mudharabah dilakukan
Dasar Hukum Mudharabah
•
- Fatwa DSN No. 07/DSN-MUI/IV/2000•
- KHES : Pasal 20 angka 4 Buku II.•
“Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana atau penanam modal dengan pengelola modal untukmelakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan
Rukun & Syarat Mudharabah
1.
Pemodal & Pengelola:a.
Mampu melakukan transaksi & sah secara hukumb.
Mampu bertindak sebagai wakil & kafil dari masing2 pihak2.
Sighat:a.
Para pihak tidak menolak syarat2 yg ditentukan.b.
Dapat dilakukan secara lisan, tertulis, korespondensi dan komunikasi modern.3.
Modal:a.
Diketahui jumlah & jenisnyab.
Tunai, dapat berbentuk aset perdagangan.4.
Nisbah Keuntungan:a.
Dibagi untuk kedua pihakb.
Proporsi keuntungan harus diketahui pada waktu kontrakc.
Nisbah dapat disepakati ditinjau dari waktu ke waktu bila jangka waktu mudharabah lama.d.
Kesepakatan biaya2 yang ditanggung pemodale.
Ketentuan waktu untuk menilai keuntungan.MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
•
Syarat Mudharabah•
Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan ataubarang yang berharga kepada pihak lain untuk melakukan kerjasama dalam usaha.
•
Penerima modal menjalankan usaha dalam bidangyang disepakati.
•
Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukanditetapkan dalam akad.
•
Rukun kerjasama dalam modal dan usaha adalah:MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
•
Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan dapatbersifat mutlak/bebas dan muqayyad/terbatas pada bidang usaha, tempat, dan waktu tertentu.
•
Pihak yang melakukan usaha harus memiliki keterampilan yang diperlukan dalam usaha.•
Modal harus berupa barang, uang dan atau barang yang berharga.•
Modal harus diserahkan kepada pihak yang berusaha/mudharib.•
Jumlah modal dalam suatu akad mudharabah harus dinyatakan dengan pasti.•
Pembagian keuntungan hasil usaha antara shahib al-mal dengan mudharib dinyatakan secara jelas dan pasti.MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
Ketentuan Mudharabah:
•
Status benda yang berada di tangan mudharib yang diterima dari shahib al-mal, adalah modal.•
Mudharib berkedudukan sebagai wakil shahib al-mal dalam menggunakan modal yang diterimanya.•
Keuntungan yang dihasilkan dalam mudharabah, menjadi milik bersama.Ketentuan Pemilik Modal:
•
Berhak atas keuntungan berdasarkan modalnya yang disepakati dalam akad.MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
Mudharib berhak:
•
membeli barang dengan maksud menjualnya kembali untuk memperoleh untung.•
menjual dengan harga tinggi atau rendah, baik dengan tunai maupun cicilan.•
menerima pembayaran dari harga barang dengan pengalihan piutang.•
memberi kuasa kepada pihak lain untuk bertindak sebagaiwakilnya untuk membeli dan menjual barang jika sudah disepakati dalam akad mudharabah.
•
mendepositokan dan menginvestasikan harta kerjasama dengan sistem syariah.•
menghubungi pihak lain untuk melakukan jual-beli barang sesuai dengan kesepakatan dalam akad.MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
Ketentuan Mudharib:
•
tidak boleh menjual barang dalam jangka waktu yang tidak biasa dilakukan oleh para pedagang.•
tidak boleh menghibahkan, menyedekahkan, dan ataumeminjamkan harta kerjasama, kecuali bila mendapat izin dari pemilik modal.
•
tidak berhak mendapatkan imbalan jika usaha yang dilakukannya rugi.•
tidak boleh mencampurkan kekayaanya sendiri dengan harta kerjasama dalam melakukan mudharabah, kecuali bila sudah menjadi kebiasaan di kalangan pelaku usaha.•
Boleh mencampurkan kekayaannya sendiri dengan harta mudharabah jika mendapat izin dari pemilik modal dalam melakukan usaha-usaha khusus tertentu.MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
Ketentuan Bagi Hasil:
•
Keuntungan hasil usaha yang menggunakan modal campuran/shahib al-mal dan mudharib, dibagi secara proporsional atau atas dasar kesepakatan semua pihak.•
Biaya perjalanan yang dilakukan oleh mudharib dalamrangka melaksanakan bisnis kerjasama, dibebankan pada modal dari shahib al-mal.
•
Mudharib wajib bertanggungjawab terhadap risiko kerugian dan atau kerusakan yang diakibatkan olehusahanya yang melampaui batas yang diizinkan dan atau tidak sejalan dengan ketentuanketentuan yang telah
MUDHARABAH
Pasal 187- 210 KHES
Berakhirnya Akad
•
Waktu kerjasama yang disepakati dalam akad telah berakhir.•
Pemilik modal dapat memberhentikan atau memecat pihak yang melanggar kesepakatan dalam akad mudharabah:–
Pemberhentian kerjasama oleh pemilik modal diberitahukan kepada mudharib.–
Mudharib wajib mengembalikan modal dan keuntungan kepada pemilik modal yang menjadi hak pemilik modal dalam kerjasama mudharabah.–
Perselisihan antara pemilik modal dengan mudharib dapat diselesaikan dengan perdamaian/al-shulh dan atau melalui pengadilan.–
Kerugian usaha dan kerusakan barang dagangan dalam kerjasama mudharabah yang terjadi bukan karena kelalaian mudharib,dibebankan pada pemilik modal.
•
Berakhir dengan sendirinya jika pemilik modal atau mudharib meninggal dunia, atau tidak cakap melakukan perbuatan hukum:–
Pemilik modal berhak melakukan penagihan terhadap pihak lain berdasarkan bukti dari mudharib yang telah meninggal dunia.Skema Mudharabah
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN PROYEK / USAHA
PERJANJIAN BAGI HASIL
KEAHLIAN /
MUDHARIB BANK
MODAL
MODAL 100%
Pembayaran Kewajiban Aplikasi Teknis Perbankan
PENGERTIAN (Dalam Konteks Pembiayaan) :
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
1. MUDHARABAH adalah akad kerjasama pembiayaan antara bank syariah selaku pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan
semua kebutuhan modal dengan nasabah (mudharib) sebagai pihak yang mempunyai keahlian atau ketrampilan tertentu, untuk mengelola suatu kegiatan usaha yang produktif dan sesuai syariah. 2. Bank tidak mencampuri manajemen usaha, tetapi mempunyai hak
untuk melakukan pengawasan.
3. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati dan pada akhir periode kerjasama, nasabah harus
PENGERTIAN (Dalam Konteks Pembiayaan) :
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
.
4. Dalam hal terjadi kerugian, akan menjadi tanggungan bank, kecuali bila diakibatkan oleh kelalaian nasabah. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian, bank harus memahami karakteristik resiko usaha tersebut dan bekerjasama dengan nasabah untuk mengatasi berbagai
AL MUDHARABAH
APLIKASI (Dalam Konteks Pembiayaan) :
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
Pembiayaan MODAL KERJA
Modal kerja bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan dan jasa.
Pembiayaan INVESTASI
Untuk pengadaan barang-barang modal, aktiva tetap dsb.
Pembiayaan INVESTASI KHUSUS Bank bertindak dan memposisikan diri sebagai arranger yang mempertemukan kepentingan pemilik dana, seperti Yayasan dan
APLIKASI DALAM AKAD PENYALURAN DANA
•
Penyaluran dana: (Pasal 7; No.7/46/PBI/05)–
Mudharabah Muqayyadah (restrictedinvestment)
•
Persyaratan penyaluran dana dalam bentukpembiayaan Mudharabah Muqayyadah:
–
Bank bertindak sebagai agen penyalur danainvestor (chanelling agent) kepada nasabah yang bertindak sebagai pengelola dana untuk kegiatan usaha dengan persyaratan dan jenis kegiatan usaha yang ditentukan oleh investor
–
Jangka waktu pembiayaan, pengembalianLanjutan ……..!
–
Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah tetapi memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah–
Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/atau barang–
Dalam hal pembiayaan diberikan dalam bentuk barang, maka barang yang diserahkan harus dinilai dengan harga perolehan atau harga pasar–
Bank sebagai agen penyaluran dana dapat menerima fee(imbalan) yang perhitungannya diserahkan kepada kesepakatan para pihak
–
Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasidinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati antara investor dan nasabah
–
Bank sebagai agen penyaluran dana milik investor tidak menanggung risiko kerugian usaha yang dibiayai–
Investor sebagai pemilik dana mudharabah muqayyadahmenanggung seluruh risiko kerugian kegiatan usaha jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang