• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

1

PETUNJUK PELAKSANAAN

Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA

Februari 2017

(2)
(3)

3

PETUNJUK PELAKSANAAN

Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA

(4)
(5)

5

Daftar Isi

Kata Pengantar 7

1. Pendahuluan 9-11

2. Tujuan dan Cakupan Kegiatan 13-14

3. Pelaksana Kegiatan 15-17

4. Metode Pengumpulan Data 19-21

5. Instrumen dan Cara Pengisian Data 23-74

Blok I. Pengenalan Tempat 25-28

Blok II. Keterangan Petugas dan Responden 28-29

Blok III. Keterangan Perumahan 29-43

Blok IV. Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga 43-67 Blok V. Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program 67-74

(6)
(7)

7

KATA PENGANTAR SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)

Akurasi dan validitas data sasaran peserta atau penerima manfaat program menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Sejak lebih dari satu dekade lalu, pemerintah Indonesia telah merintis upaya pembangunan sebuah pangkalan data untuk sasaran program-program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Saat ini pemerintah Indonesia telah memiliki Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) yang dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Pengelola Data Terpadu PPFM. Data Terpadu PPFM memuat data terperinci rumah tangga miskin dan kurang mampu di Indonesia yang mencakup data karakteristik sosial-ekonomi rumah tangga, nama, alamat, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan nomor Kartu Keluarga.

Mengingat bahwa kondisi-sosial ekonomi masyarakat bersifat dinamis, pemerintah Indonesia saat ini mengembangkan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM), yaitu mekanisme untuk memutakhirkan Data Terpadu PPFM melalui keterlibatan aktif dan mandiri rumah tangga miskin atau kurang mampu serta pemerintah daerah. Proses pemutakhiran Data Terpadu PPFM melalui MPM terdiri atas 5 tahap utama, yaitu pendaftaran, identifikasi awal, verifikasi data rumah tangga, pemeringkatan ulang rumah tangga dalam Data Terpadu PPFM, dan pemutakhiran data sasaran program. Pelaksanaan tahap pendaftaran, identifikasi awal, dan verifikasi data rumah tangga dalam MPM menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sementara itu, tahap pemeringkatan ulang rumah tangga dan pemutakhiran data sasaran program menjadi tanggung jawab Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM.

Standardisasi dalam pelaksanaan verifikasi/validasi data rumah tangga sangat penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan lengkap dan tepat. Kelengkapan dan ketepatan data rumah tangga sangat memengaruhi hasil pemeringkatan rumah tangga yang pada akhirnya akan berkontribusi besar bagi upaya untuk mengurangi exclusion error dan inclusion error dalam penetapan sasaran program. Karena itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan menyusun buku Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin sebagai panduan teknis pelaksanaan tahap 3 Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (tahap verifikasi data rumah tangga).

Buku panduan ini merupakan dokumen yang diharapkan dapat terus disempurnakan. Kami sangat menghargai masukan dan saran semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini benar-benar bermanfaat bagi Unit Pengelola Data Rumah Tangga Kurang Mampu di daerah serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

Jakarta, Februari 2017

Bambang Widianto

(8)
(9)

9

Pendahuluan

(10)

1.1.

LATAR BELAKANG

Sejak tahun 1998, pemerintah Indonesia telah melaksanakan sejumlah program perlindungan sosial dengan sasaran penduduk miskin, antara Program Raskin, Jamkesmas, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain-lain. Namun, berdasarkan analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, hanya sekitar 30% penduduk miskin yang menerima ketiga program tersebut (Raskin, BLT, Jamkesmas). Hal ini menunjukkan bahwa sistem penargetan program perlindungan sosial/penanganan kemiskinan masih kurang efektif dimana tingkat kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi masih cukup tinggi. Dalam hal ini, adanya satu basis data sasaran yang dapat digunakan oleh banyak program diketahui dapat meningkatkan akurasi dan komplementaritas program.

Pembangunan satu basis data terpadu untuk penetapan sasaran program-program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan di Indonesia diawali dengan pelaksanaan Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS 2011). Dalam PPLS 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan data rinci kondisi sosial ekonomi dari sekitar 40% rumah tangga dengan peringkat kesejahteraan terendah di Indonesia. Data yang terkumpul kemudian diperingkat menggunakan metode Proxy Means Testing (PMT) oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sejak tahun 2012, data hasil PPLS 2011 tersebut telah dimanfaatkan untuk perencanaan dan pelaksanaan program—program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada tahun 2015, basis data terpadu hasil PPLS 2011 tersebut dimutakhirkan melalui proses Forum Konsultasi Publik (FKP) dan verifikasi-validasi data rumah tangga. FKP mengidentifikasi rumah tangga dalam basis data terpadu hasil PPLS 2011 yang dianggap masih miskin atau kurang mampu. Selain itu, FKP juga mengusulkan rumah tangga yang diduga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar di dalam basis data terpadu hasil PPLS 2011. Daftar rumah tangga miskin atau kurang mampu yang dihasilkan oleh FKP tersebut kemudian diverifikasi dan validasi oleh petugas dari BPS. Data hasil pemutakhiran basis data terpadu pada tahun 2015 tersebut kemudian ditetapkan sebagai Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 32 tahun 2016. Data Terpadu PPFM yang bersumber dari data pemutakhiran basis data terpadu tahun 2015 dikelola oleh Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan sudah digunakan sebagai acuan data tunggal rumah tangga dan individu kurang mampu sasaran penerima bantuan program perlindungan sosial di Indonesia.

(11)

11 mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mendata rumah tangga miskin dan kurang mampu di wilayahnya dengan metodologi yang terstandardisasi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) terdiri dari 5 tahapan, yaitu: 1. Pendaftaran

2. Identifikasi Awal

3. Verifikasi Rumah Tangga

4. Pemutakhiran Peringkat Kesejahteraan Data Terpadu PPFM 5. Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program

Sebagaimana diilustrasikan dalam skema Gambar 1, pelaksanaan tahap-tahap MPM memerlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah daerah berwenang sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Tahap Pendaftaran, Identifikasi Awal dan Verifikasi Rumah Tangga. Panduan umum untuk pelaksanaan masing-masing tahap tersebut telah dituangkan dalam buku ‘Pedoman Umum Pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin’. Buku Panduan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga ini dimaksudkan untuk menjadi panduan yang lebih rinci bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan tahap Verifikasi Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM.

Gambar 1. Tahapan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM

Pendaftar mendatangi Petugas Pendaftar (Aktif ) atau Petugas Pendaftar mendatangi ruta yang diduga miskin (Pasif )

Pendaftar menunjukkan KTP dan/atau KK

Pencocokan Data Rumah Tangga pendaftar dengan Data Terpadu PPFM

Penetapan daftar rumah tangga yang akan diverifikasi/validasi (prelist)

Menggunakan indikator PBDT 2015

Data elektronik hasil pendataan dikirimkan ke Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM

Pemeringkatan ulang rumah tangga lama

Kriteria sasaran penerima program

Pemerintah Daerah Pokja Data Terpadu PPFM

4

5

(12)
(13)

13

Tujuan dan

Cakupan

Kegiatan

(14)

2.1. TUJUAN

Tujuan kegiatan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) adalah untuk mengumpulkan data rinci rumah tangga dan individu anggota rumah tangga miskin dan kurang mampu sesuai dengan kondisi terkini. Data rinci rumah tangga diperlukan untuk mengetahui peringkat kesejahteraan suatu rumah tangga, sehingga dapat diketahui pula kelayakan rumah tangga tersebut sebagai penerima manfaat program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan.

2.2. CAKUPAN

Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu PPFM, rumah tangga sasaran kegiatan verifikasi/validasi data adalah rumah tangga yang terdaftar di dalam prelist (daftar awal) yang disusun oleh pemerintah daerah melalui pelaksanaan Tahap Pendaftaran dan Tahap Identifikasi Awal MPM. Sedangkan lingkup data yang dikumpulkan melalui kegiatan verifikasi/validasi data meliputi data jati diri dan keterangan sosial ekonomi rumah tangga dan individu anggota rumah tangga, yang sifatnya umum sehingga dapat digali dengan pengamatan dan wawancara (pengakuan). Tidak dilakukan pendataan yang bersifat pengujian laboratorium. Kebenaran isi data sangat tergantung pada kejujuran masyarakat serta kemampuan petugas dalam menggali keterangan.

Data yang dikumpulkan meliputi:

1. Nama dan alamat kepala rumah tangga.

2. Keterangan perumahan mencakup status penguasaan bangunan, penguasaan lahan, luas lantai, jenis lantai, jenis dinding terluas, jenis atap terluas, sumber air minum, sumber penerangan utama, bahan bakar/energi utama untuk memasak, fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja dan jumlah kamar tidur.

3. Keterangan sosial ekonomi setiap anggota rumah tangga (ART) yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, keluarga, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas, kecacatan, penyakit menahun/kronis, kehamilan, pendidikan, dan kegiatan ekonomi ART.

(15)

15

Pelaksana

Kegiatan

(16)

3.1. INSTANSI PELAKSANA

Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM), pemerintah daerah dapat menugaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat sebagai pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan kewenangan yang telah diatur. Sangat direkomendasikan untuk memilih SKPD dengan jaringan kerja (baik staf maupun honorer) yang mampu menjangkau sampai ke tingkat kelurahan/desa, atau struktur administrasi yang lebih rendah lagi.

3.2. PETUGAS PELAKSANA

Petugas pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data terdiri dari: 1. Petugas pengawas/pemeriksa (PML), dan

2. Petugas pencacah (PCL).

Dalam konteks pelaksanaan MPM, sangat direkomendasikan bagi pemerintah daerah untuk mengalokasikan 1 (satu) orang PML di setiap kecamatan dan minimal 1 (satu) orang PCL di setiap kelurahan/desa.

Petugas Pengawas/Pemeriksa (PML) a. Tugas dan tanggungjawab

Tugas dan tanggungjawab Pengawas/Pemeriksa (PML) meliputi:

1. Berkoordinasi dengan perangkat pemerintahan di tingkat kecamatan, kelurahan/desa dan RT/RW (atau kampung/nagari/dll) untuk pelaksanaan kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga.

2. Mendampingi PCL pada awal pelaksanaan pendataan dan membantu memecahkan kendala yang ditemui PCL.

3. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada instansi penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga. 4. Melaksanakan pengecekan berkala terhadap kualitas pekerjaan PCL (quality assurance). Kegiatan quality assurance tersebut dilaksanakan dengan cara

sebagai berikut:

1) Memeriksa kelengkapan setiap formulir hasil verifikasi/validasi data rumah tangga yang disampaikan oleh masing-masing PCL.

(17)

17 3) Mengumpulkan dan merekapitulasi dokumen hasil pendataan dari

PCL dan menyampaikan kepada instansi daerah yang ditunjuk sebagai penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga.

b. Persyaratan Minimal

Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PML perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

1. Berpendidikan SMU atau sederajat.

2. Mampu berkomunikasi dan mengelola sebuah tim. 3. Mengenal wilayah pengawasan dengan cukup baik. 4. Berpengalaman dalam kegiatan pendataan rumah tangga.

5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum standar pelatihan untuk pelatih PCL dapat dilihat pada Lampiran 1.

Petugas Pencacah Lapangan (PCL) a. Tugas dan Tanggungjawab

Tugas dan tanggungjawab Petugas Pencacah Lapangan (PCL) meliputi:

1. Mengumpulkan data rumah tangga yang ditentukan dalam prelist menggunakan formulir pendataan dalam dalam periode yang telah ditentukan.

2. Menyampaikan dokumen hasil pendataan rumah tangga yang telah diisi kepada PML pada waktu yang telah ditentukan.

b. Persyaratan Minimal

Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PCL perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

1. Diutamakan lulusan SMU atau sederajat.

2. Diutamakan pernah terlibat dalam PPLS 2011 dan PBDT 2015 dan berprestasi baik dalam pelatihan petugas maupun pelaksanaan sensus/survei yang dilakukan oleh BPS.

3. Jujur dan patuh terhadap semua ketentuan pendataan yang telah ditetapkan. 4. Mengenal wilayah pendataan dengan cukup baik.

(18)
(19)

19

Metode

Pengumpulan

Data

(20)

Pengumpulan data dalam kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga dilakukan melalui 2 metode, yaitu:

1. Wawancara, dan

2. Observasi/pengamatan.

Sebelum memulai proses wawancara maupun pengamatan, PCL wajib melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perkenalan dan Penjelasan

Sebelum memulai wawancara, PCL wajib memperkenalkan diri kepada calon responden dengan jelas serta menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungan PCL sangat diperlukan untuk memotivasi responden agar bersedia berpartisipasi dalam wawancara. Sebaiknya sebelum melakukan wawacara petugas harus memahami isi dari form Verifikasi dan Validasi tersebut dan berlatih terlebih dahulu sehingga ketika melakukan wawancara sudah siap, selain itu petugas wawancara harus dapat memberikan kenyamanan kepada responden. Perkenalan dan penjelasan cukup singkat saja, namun harus cukup dimengerti dan mendapat ijin dan kesediaan responden untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan saudara. Jangan meninggalkan keraguan pada Responden. Jika responden masih mempunyai pertanyaan lain, berikan kartu pengenal/ kartu identitas Saudara (Pewawancara). Tetapi jika responden sudah mengerti maksud kedatangan kita, mulailah lakukan wawancara. Perlu diingat dalam menanyakan setiap pertanyaan jangan terburu-buru. Pewawancara harus tahu dengan pasti apakah pertanyaan tersebut sudah cukup dimengerti sehingga responden bisa diajak kerjasama dengan memberikan jawaban yang jujur.

2. Mendapatkan Pernyataan Persetujuan Tertulis

Setelah perkenalan dan penjelasan dari maksud dan tujuan kunjungan, PCL melanjutkan dengan permintaan persetujuan oleh responden mengenai kesediaan mereka untuk diwawancarai. Persetujuan ini bisa diperoleh melalui jawaban secara lisan ataupun tertulis seperti tanda tangan, cap jempol, dll. Perlu dijelaskan juga kepada responden bahwa wawancara ini bersifat rahasia dan informasi yang diperoleh dari responden tidak akan disebarluaskan sehingga mereka tidak perlu takut untuk menyetujui pelaksanaan wawancara dan bisa menjawab dengan jujur sesuai dengan keadaan mereka masing-masing.

Contoh teks perkenalan sebelum memulai pendataan

(21)

21

nantinya akan ditetapkan oleh pemerintah sesuai tujuan dan ketersediaan anggaran pemerintah. Dengan demikian tidak semua rumah tangga yang kita verifikasi akan mendapat bantuan. Untuk itu kami akan bertanya kepada bapak/ibu mengenai kondisi sosial ekonomi pada rumah tangga. Dan kami harap bapak/ibu bisa menjawab dengan jujur dan tidak perlu khawatir Karena wawancara ini bersifat rahasia. Terima kasih atas kesediaan bapak/ibu dan ijinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini.

3. Observasi

(22)
(23)

23

Instrumen dan

Cara Pengisian

Data

(24)

5.1. INSTRUMEN

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan verifikasi-validasi Data Terpadu PPFM adalah

Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (lihat Lampiran 3). Formulir tersebut terdiri dari 5 (lima) blok variabel data, yaitu:

Blok I : Pengenalan Tempat.

Blok II : Keterangan Petugas dan Responden.

Blok III : Keterangan Perumahan.

Blok IV : Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga, dan

Blok V : Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program.

Satu formulir digunakan untuk mendata satu rumah tangga.

5.2. CARA PENGISIAN DATA

Secara umum, cara pengisian data dalam Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Menuliskan nama di tempat yang tersedia dan mengisikan kode pada kotak yang tersedia;

Contoh: pada Blok IV, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

2. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan kode ke kotak yang tersedia;

Contoh: pada Rincian 7 – 10, Blok III, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA

(Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di rumah tangga ini BAIK DEWASA, ANAK-ANAK,

MAUPUN BAYI. Tuliskan nama sesuai dengan identitas, beserta Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Hubungan 8. Cara memperoleh air minum

01. Air kemasan bermerek

09. Mata air tak terlindung 10. Air sungai/danau/waduk

(25)

25 3. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan dan langsung

memindahkan pada kotak yang tersedia;

Contoh:pada Rincian 2 dan Rincian 6, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

4. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,misalnya harus dilewati.

Contoh: pada Rincian 11.b, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

BLOK I

PENGENALAN TEMPAT

Rincian 1-5

Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, dan Nama SLS

Rincian 1 sudah tercetak, sedangkan Rincian 2 - 5 di salin dari Daftar Awal (prelist) Penulisan nama SLS pada Rincian 5 di mulai dari SLS terkecil. Contoh RT 01 RW 04.

Rincian 6

Alamat

Tuliskan alamat secara jelas. Alamat ini disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila ditemui perbedaan antara alamat yang tercetak pada Daftar Awal (prelist) dengan kondisi di lapangan, perbaiki alamat sesuai kondisi di lapangan. Tuliskan secara lengkap dan benar dengan memakai huruf besar [HURUF BALOK].

Rincian 7

Nomor urut rumah tangga (dari Daftar Awal (prelist)

Nomor urut rumah tangga ini disalin dari Daftar Awal (prelist).

Rumah Tangga (Ruta) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya.

2. Luas lantai 200 m2

6. Jumlah kamar tidur 2

2

2 0 0

kamar

11a. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar:

b. Jenis kloset:

12. Tempat pembuangan akhir tinja:

(26)

Rincian 8:

Nama Kepala Rumah Tangga (KRT)

Nama KRT disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara yang disalin dengan keadaan lapangan, tuliskan nama KRT yang sesuai kondisi di lapangan di samping nama yang telah disalin dengan diberi garis miring (/). Perbaikan nama KRT hanya boleh dilakukan pada Daftar Awal (prelist). Perbedaan ini dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan ada ART lain yang menggantikannya.

Contoh: di dalam Daftar Awal (prelist) tertulis Agus, pada saat pendataan ternyata Agus meninggal dan yang menjadi kepala rumah tangganya adalah istrinya yang bernama Erni. Untuk penulisan Agus/Erni Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dituakan/dianggap/ ditunjuk sebagai KRT.

Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di tempat ia berada paling lama. Khusus untuk kepala rumah tangga yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya.

Contoh:

1. Untuk menghidupi keluarganya, Anton berjualan sate di Jakarta. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Sukabumi yang berjarak 100 km dari Jakarta. Anton pulang ke Sukabumi setiap akhir bulan. Karena Anton adalah KRT, maka ia tetap dicatat sebagai KRT di Sukabumi.

2. Ibu Martilah tinggal bersama anaknya, yang bernama Subagyo yang masih menganggur. Karena ibunya sudah tua dan menjanda, maka segala urusan dengan lingkungan dan orang lain diurus oleh Subagyo. Dalam contoh ini, Subagyo dapat dicatat sebagai kepala rumah tangga, karena ia ditunjuk oleh ibunya untuk menjadi kepala rumah tangga.

Rincian 9:

Jumlah Anggota Rumah Tangga (ART)

Isikan jumlah ART ke dalam kotak yang tersedia. Jumlah ART harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IV. Rincian ini diisi setelah Blok IV selesai diisi.

(27)

27

Contoh:

Hendro dan istrinya tinggal menumpang di rumah bapak ibunya (Seto dan Tiara). Hendro adalah pencari barang bekas dan Seto adalah tukang becak. Penghasilan Hendro dan Seto setiap hari disatukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya. Dalam contoh ini, di rumah Pak Seto hanya ada 1 rumah tangga. Hendro dengan istrinya dan Tiara merupakan ART.

Termasuk anggota ruta:

1. Bayi yang baru lahir.

2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). 4. Pembantu ruta, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan ruta majikan.

5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.

6. Kepala ruta yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang.

Tidak termasuk anggota ruta:

5.3. Anak yang tinggal di tempat lain (di luar SLS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk ruta sendiri atau bergabung dengan ruta lain di tempat tinggalnya sehari-hari.

5.4. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. 5.5. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.

5.6. Pembantu ruta yang tidak tinggal di ruta majikan. 5.7. Orang yang mondok tidak dengan makan.

5.8. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.

Catatan:

Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu ruta istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.

Rincian 10

Jumlah keluarga

Isikan jumlah keluarga di rumah tangga ini di kotak yang tersedia. Jumlah keluarga adalah nilai tertinggi pada Blok IV Kolom (4). Dalam satu rumah tangga minimal ada 1 keluarga.

(28)

Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

BLOK II

KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN

Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang melakukan pendataan verifikasi rumah tangga.

Rincian 1-2

Tanggal pencacahan, nama pencacah, kode dan tanda tangan pencacah

Setelah selesai mencacah dalam satu rumah tangga maka PCL wajib menuliskan tanggal dan bulan pencacahan, nama PCL, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pencacah merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota.

Rincian 3-4

Tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa, kode dan tanda tangan pemeriksa

Setelah selesai memeriksa Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang telah diserahkan oleh PCL, maka PML wajib menuliskan tanggal, dan bulan pemeriksaan, nama PML, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pemeriksa merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota.

Rincian 5

Hasil pencacahan rumah tangga

Rincian ini diisi apabila pencacah sudah selesai mendatangai rumah tangga yang bersangkutan. 1. Selesai dicacah: apabila pencacah berhasil mewawancarai responden

2. Rumah tangga tidak ditemukan: apabila rumah tangga tersebut tidak ditemukan di SLS ini. 3. Rumah tangga pindah atau bangunan sensus sudah tidak ada: apabila rumah tangga pada

waktu pendataan sudah pindah dari lingkungan ini. Bangunan sensusadalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan.

Nama dan tanda tangan responden

(29)

29 tangan adalah responden yang berhasil dicacah (B2R5 = 1) dan responden yang merupakan bagian dari rumah tangga di dokumen Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (B2R5 = 4). Nama dan tanda tangan responden ditulis langsung oleh responden. Jika responden tidak dapat menulis nama dan tanda tangan, nama ditulis oleh pencacah dan responden membuat tanda sendiri menggunakan pulpen.

BLOK III

KETERANGAN PERUMAHAN

Rincian 1a

Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati

Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 5 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.

Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;

Kode 2: Kontrak/sewa,

Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;

Sewa,jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu;

Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun;

Kode 4: Dinas,jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak;

(30)

kategori ’lainnya’ adalah bila seseorang yang menempati rumah adat karena statusnya di lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan.

Rincian 1b:

Status lahan tempat tinggal yang ditempati

Rincian 1b hanya akan terisi jika rincian 1a berkode 1.

Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 4 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.

Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul- betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;

Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang lain (baik famili/bukan famili) baik dengan membayar sewa maupun tidak;

Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara;

(31)

31

Rincian 2:

Luas lantai ……(m2)

Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang , lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus.

Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-lain.

Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.

Catatan:

1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantai bangunan tempat tinggal satu rumah tangga adalah luas lantai ruangan yang dipakai bersama dibagi dengan banyaknya rumah tangga yang menggunakannya, kemudian ditambah luas lantai ruangan yang dipakai sendiri.

2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu blok sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya.

3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap, semuanya ditambahkan sebagai luas lantai.

4. Jika luas lantai lebih dari 998 m2 ditulis 998.

Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia (dalam m2).Isian pada rincian ini harus lebih besar dari nol.

Rincian 3:

Jenis lantai terluas

Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga responden, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.

Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer/keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu:

Kode 1: Marmer/granit, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul- betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;

(32)

Granit adalah batuan keras yang keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan lantai dapat bertahan lebih lama dari marmer/keramik.

Kode 2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain;

Kode 3: Parket/vinil/permadani,

Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup lantai;

Viniladalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan plastik, yang di lapis dengan motif pada permukaannya;

Permadani adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai, biasanya terbuat dari benang tebal yang dirajut/dianyam.

Kode 4: Ubin/tegel/teraso,

Tegeladalah ubin yang dibuat dari semen.

Terasoadalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dulu adukan kapur pasir, dituang di atas dasar batu, lalu digiling.

Kode 5: Kayu/papan kualitas tinggi adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat bertahan lama (lebih dari 20 tahun) dan kuat. Biasanya harga kayu/papan ini lebih mahal dari kayu biasa, seperti kayu jati, kayu ulin, kayu kelapa, kayu akasia, kayu gelam, kayu merbau, kayu bangkirai/yellow balau.

Kode 6: Semen/bata merah,

Lantai semenadalah lantai yang terbuat dari adukan semen tambah pasir atau semen saja.

Lantai bata merah adalah lantai yang tersusun dari bata merah.

Kode 7: Bambu adalah lantai yang terbuat dari tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

Kode 8: Kayu/papan kualitas rendah adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat bertahan kurang dari 10 tahun, seperti kayu meranti, kayu kamper.

Kode 9: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti pasir, tanah atau batu.

Kode 10: Lainnyaadalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas.

Rincian 4a:

Jenis dinding terluas

(33)

33 Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 7 (tujuh), yaitu:

Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak 1-1½ m.

Kode 2: Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir.

Kode 3: Kayu adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan.

Kode 4: Anyaman bambu adalah merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut seperti kain dan berbentuk lebar.

Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah terlebih dahulu.

Kode 6: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus.

Rincian 4b:

Jika 4a berkode 1, 2 atau 3, kondisi dinding

Rincian 4b akan terisi bila isian 4a adalah tembok (kode 1), plesteran anyaman bambu/kawat (kode 2) atau kayu kode3). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia.

Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah jika dinding terbuat dari tembok atau plesteran anyaman bambu/kawat atau kayu dan masih dalam keadaan baik dan terawat.

Kode 2: jelek/berkualitas rendah: adalah dinding yang terbuat dari tembok atau plesteran anyaman bambu/kawat atau kayu dengan keadaan jelek seperti tembok yang tidak diplester/ disemen, atau diplester/disemen tetapi dalam keadaan usang dan tidak terawat, atau berlumut.

Rincian 5a: Jenis atap terluas

(34)

tempat rumah tangga responden berada, kemudian tuliskan dalam kotak yang tersedia.

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu:

Kode 01: Beton atau genteng beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur dengan air.

Kode 02: Genteng keramik adalah genteng yang terbuat dari tanah liat, pasir, padas dan samot. Sebagai bahan pelapis genteng dapat diberi lapisan glazur atau di cat dengan cat acrylic.

Kode 03: Genteng metal adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Bentuknya berupa lembaran, menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di balok gording dari rangka atap (kuda-kuda), menggunakan baut. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120 cm (lebar), dengan ketebalan 0,3 mm dan panjang antara 1,2-12 m.

Kode 04: Genteng tanah liat adalah genteng tanah yang dicetak. Seperti genteng kodok, plentong, dan murando.

Kode 05: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang.

Kode 06: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic).

Kode 07: Sirapadalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.

Kode 08: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

Kode 09: Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/ enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.

Kode 10: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus.

Rincian 5b:

Jika 5a berkode 01,02, 03, 04, 05, 06 atau 07, kondisi atap

(35)

35 kotak yang tersedia.

Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang terawat baik dan rapi.

Kode 2: jelek/kualitas rendah: adalah atap yang terbuat dari beton/genteng beton/genteng keramik/genteng metal/genteng tanah liat/asbes/seng/sirap yang tidak rapi, pecah-pecah,

berupa tambalan, atau terbuat dari bahan-bahan bekas.

Rincian 6:

Jumlah kamar tidur

Kamar tidur adalah ruangan yang benar-benar difungsikan hanya untuk tidur. Jika suatu ruangan memiliki fungsi lebih dari 1 (satu), seperti untuk tidur dan untuk ruang tamu maka tidak dihitung sebagai kamar tidur.

Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x lebar) minimum sekitar 3 m2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap minimal pada 3 sisi dan tertutup dari

lantai hingga langit-langit, atau tingginya dinding/sekat minimal sekitar 2 m. Isikan jumlah kamar tidur yang berada di dalam bangunan tempat tinggal yang ditempati.

Rincian 7:

Sumber air minum

Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dan tuliskan di dalam kotak yang tersedia.

Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumbernya. Jika rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.

Kode untuk pertanyaan ini ada 12, yaitu:

Kode 01: Air kemasan bermerek adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (330 ml, 600 ml, 1,5 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, 2Tang, VIT, dsb.

Kode 02: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merek.

(36)

Kode 03: Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air sampai di rumah responden. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Kode 04: Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan.

Kode 05: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek).

Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilan air sumur terlindung maupun tak terlindung dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Air sumur dikelompokkan menjadi air sumur terlindung dan tidak terlindung.

Kode 06: Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, dan ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/perigi, serta terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.

Contoh Leding Meteran Contoh Leding Eceran

Contoh Sumur Bor/Pompa

(37)

37

Contoh Sumur Terlindung

Kode 07: Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai sumur terlindung.

Kode 08: Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.

Kode 09: Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.

Kode 10: Air sungai/danau/waduk adalah air yang berasal dari sungai/danau/waduk.

Kode 11: Air hujan adalah air yang berasal dari hujan, biasanya di daerah yang sulit air, sehingga pada musim penghujan mereka menampung air hujan tersebut di suatu bak/kolam, sehingga pada waktu musim kemarau air tersebut bisa dipergunakan.

Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas, seperti air laut yang disuling.

Penjelasan:

a. Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling dianggap mempunyai sumber air minum leding eceran.

b. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan.

c. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir.

Contoh Sumur Tidak Terlindung

(38)

d. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut tetap dikategorikan sebagai sumur terlindung.

e. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku baik yang terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum.

Rincian 8: Cara memperoleh air minum

Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu:

Kode 1: Membeli eceran adalah apabila membeli air untuk minum secara bukan langganan biasanya saat membeli langsung bayar.

Kode 2: Langganan adalah apabila membeli air untuk minum secara periodik/bulanan. Contoh: Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air kemasan yang dibeli secara berlangganan.

Kode 3: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus membayar.

Penjelasan:

Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah, cara memperoleh air minum dianggap membeli eceran.

Rincian 9a: Sumber penerangan utama

Lingkari salah satu kode sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden, lalu tuliskan di dalam kotak yang tersedia. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang paling lama dipakai satu bulan terakhir. Jika waktu penggunaan sama, maka pilih kode yang terkecil.

Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu:

Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Ruta responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik).

Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).

(39)

39

Rincian 9b. Jika R.9a berkode 1, daya terpasang

Rincian ini ditanyakan jika rincian 9a berkode 1 (Listrik PLN). Lingkari salah satu kode daya terpasang listrik.

Catatan:

Jika ada beberapa rumah tangga yang memakai satu meteran, maka daya yang terpasang dibagi jumlah rumah tangga yang memakai. Jika hasil pembagian tersebut tidak terdapat dalam pilihan, maka pilih daya yang paling mendekati.

Contoh: Daya 1.300 watt digunakan oleh 3 rumah tangga, maka daya yang terpasang di setiap rumah tangga adalah 1.300 watt dibagi 3 ruta, yaitu 433,33 watt. Jadi, daya yang terpasang di setiap rumah tangga dituliskan 450 watt (kode 1).

Rincian 10: Bahan bakar/energi utama untuk memasak

Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan bakar utama yang digunakan ruta untuk memasak. Bila menggunakan bahan bakar lebih dari satu maka dipilih bahan bakar yang paling banyak digunakan. Memasak termasuk memasak nasi, memasak air untuk membuat kopi, teh, dan sebagainya.

Gambar Macam-Macam Bahan Bakar Utama untuk Memasak

Rincian 11a: Penggunaan fasilitas tempat buang air besar

Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan jamban atau kakus yang digunakan oleh rumah tangga responden. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia.

Kode untuk pertanyaan ini ada 4 (empat), yaitu:

Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang.

Listrik Bluegaz Elpiji 12 Kg

Briket/Batubara Minyak Tanah

Biogas

Elpiji 3 Kg

Arang

Gas Kota

(40)

Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan beberapa

rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang menggunakan secara bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada beberapa rumah tangga.

Kode 3: Umum, bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya. Contoh MCK yang disediakan pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya.

Kode 4: Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah/kebun/halaman/ semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam dan lainnya.

Gambar Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar (TBAB)

Rincian 11b: Jenis kloset

Kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus.

Kloset leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf “U” (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar bau tinja tidak keluar.

TBAB sendiri TBAB bersama TBAB umum

Catatan : Jika menggunakan fasilitas tempat buang air besar yang memiliki bilik di sungai/ danau, maka dianggap ada fasilitas.

(41)

41

Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran.

Kloset cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya.

Rincian 12: Tempat Pembuangan Akhir Tinja (TPAT)

Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode untuk pertanyaan ini ada 6 (enam), yaitu:

Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik mempunyai bak resapan maupun tidak. Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki.

Contoh kloset plengsengan dengan tutup

Contoh kloset plengsengan tanpa tutup

Contoh klosetcemplung/cubluk

(42)

Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah ruta tidak ditampung di dalam tangki atau wadah, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai SPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.

Kode 3: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air).

Contoh Tangki Septik Gambar SPAL

(43)

43

Kode 4: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah atau sungai/danau/laut.

Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun.

Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas.

BLOK IV

KETERANGAN SOSIAL EKONOMI ANGGOTA RUMAH TANGGA

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok sosial ekonomi Anggota Rumah Tangga (ART). Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), nomor urut keluarga, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas, jenis cacat, penyakit kronis/menahun, pendidikan, dan pekerjaan.

Kolom (1): Nomor urut

Nomor urut sudah tertulis dari nomor 1-10. Jika banyaknya ART lebih dari 10, gunakan kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan ”bersambung” di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan ”sambungan” pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar Awal (prelist) dan ganti nomor urut pada Kolom (1) Blok IV menjadi 11, ...,20, dst.

Kolom (2): Nama anggota rumah tangga

Konsep dan definisi anggota rumah tangga sama dengan konsep di Blok I R 9.Tuliskan semua nama ART dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari ART yang tinggal di rumah tangga. Penulisan nama ART diurutkan seperti berikut:

1. Nomor urut pertama adalah kepala rumah tangga dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-

anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua.

3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari kepala rumah tangga yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. 4. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga selain anak, yang sudah menikah diikuti

oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah.

(44)

Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Apabila KRT memiliki nama panggilan maka tulis nama panggilan di dalam kurung (…) setelah nama aslinya. Setelah semua selesai dicatat bacakan kembali nama-nama tersebut untuk memastikan tidak ada nama ART yang terlewat. Untuk ART yang masih bersekolah, tuliskan namanya sesuai dengan yang tertulis di buku laporan sekolah (rapor).

Pada kolom ini juga di tanyakan Nomor Induk Kepependudukan (NIK). Data NIK diambil dari KTP atau dari kartu keluarga, Petugas di dalam mengisi data ini harus meminjam kepada responden kartu keluarga atau KTP, agar penulisannya tidak terjadi kesalahan.

Kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga

Konsep dan definisi kepala rumah tangga sama dengan Blok I R 8. Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga (kode 1), ikuti aturan baku susunan ART.

Kode pada pertanyaan ini ada 8 (delapan), yaitu: 1. Kepala rumah tangga.

2. Istri/suami adalah istri/suami dari kepala ruta.

3. Anak mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat dari istri/suami KRT. 4. Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. 5. Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat.

6. Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT.

7. Pembantu ruta, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di ruta tersebut dan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang.

8. Lainnya, yaitu:

Famili lain adalah orang yang ada hubungan famili dengan kepala ruta atau dengan istri/ suami kepala ruta, seperti adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek.

Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala ruta atau istri/suami kepala ruta yang berada di ruta tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di ruta majikannya.

Kolom (4): Nomor urut keluarga

Konsep dan definisi keluarga dijelaskan pada Blok IV kolom (5). Isikan nomor urut keluarga setiap ART. Apabila di rumah tangga ini hanya ada 1 keluarga maka isian pada kolom ini semua ART berkode ”1”. Apabila ada 2 keluarga, maka isian pada kolom ini ada yang berkode ”1” dan ”2”, dan minimal ada dua kode yang sama.

(45)

45

Kolom (5): Hubungan dengan kepala keluarga

Tanyakan hubungan anggota keluarga (AK) dengan kepala keluarga. Tuliskan kode sesuai hubungan dengan kepala keluarga. Kode hubungan AK dengan kepala keluarga seperti hubungan ART dengan kepala rumah tangga pada Kolom (3).

Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Jumlah keluarga dalam suatu rumah tangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan suami-istri di rumah tangga tersebut. Bisa disebut keluarga apabila ada 2 status hubungan dengan kepala keluarga yang berbeda, misalnya suami dan istri, suami dan anak atau ibu dan anak.

Contoh:

1. Rumah tangga Pak Mursid terdiri dari Pak Mursid, istri, anak dan ibu mertua yang tinggal dalam satu bangunan rumah yang sama. Rumah tangga Pak Mursyid dihitung 1 keluarga.

(46)

3. Rumah tangga Pak Joko terdiri dari Pak Joko, istri, anak, Abdul (bapak mertua) beserta Wawan (famili dari mertua) yang tinggal dalam satu rumah. Pak Joko, istri, anak dan Wawan tercantum dalam satu Kartu Keluarga. Pak Abdul mempunyai Kartu Keluarga yang terpisah yang terdiri dari Pak Abdul dan Budi (anaknya) yang sudah tidak tinggal di rumah tangga tersebut. Walaupun rumah tangga tersebut mempunyai 2 Kartu Keluarga yang terpisah dihitung sebagai 1 keluarga.

4. Untuk kasus 3, apabila Budi masih tinggal di rumah Pak Joko sebagai ART maka di rumah tangga Pak Joko terdapat 2 keluarga.

Catatan: pembantu rumah tangga yang tidak ada hubungan keluarga dengan majikannya dianggap keluarga tersendiri.

Kolom (6): Jenis kelamin

Tuliskan kode sesuai dengan jenis kelamin. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, untuk meyakinkan tanyakan kembali apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan.

Kolom (7): Umur

Dalam pengertian demografis, umur diartikan sebagai satuan waktu (hari, bulan atau tahun) yang pernah dilalui oleh seseorang dalam kehidupannya. Karena ini umur selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Pengalaman menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai umur cenderung dibulatkan ke atas. Untuk itu, perlu ditanyakan kembali apakah responden sudah mencapai umur pada jawaban tersebut. Setelah yakin dengan jawaban mengenai umur responden, isikan umur tersebut ke dalam kotak jawaban. Isian pada kolom ini antara 0 – 98 tahun.

Contoh:

1. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 7 Agustus 1950, dan Pencacahan pada tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 64 tahun (2015 – 1950-1).

2. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 2 Juli 1950, dan Pencacahan pada tanggal 10 Juli 2015 maka umur responden adalah 65 tahun (2015–1950).

Tanyakan dulu semua nama ART, hubungan dengan KRT, nomor urut keluarga, hubungan dengan kepala keluarga dan jenis kelamin. Setelah terisi semua, lanjutkan rincian untuk

setiap ART yang dimulai dari Kolom (7) sampai dengan Kolom (21).

Untuk pengisian umur hanya disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun harus ditambahkan angka 0 di kotak pertama dan yang umurnya 98 tahun atau

(47)

47

Contoh:

10 bulan

5 tahun 01 bulan

102 tahun

Kolom (8): Status Perkawinan

Tanyakan status perkawinan seluruh ART dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia.

Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan.

Kode 2: kawin/nikah adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dsb), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Kode 3: cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Kode 4: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

Kolom (9): Kepemilikan Akta/Buku Nikah Atau Akta Cerai

Tanyakan apakah memiliki akta nikah/buku nikah untuk yang berkode 2 (kawin), atau akta cerai untuk yang berkode 3 (cerai hidup).

Kode 0: tidak.

Kode 1: Ya, dapat ditunjukkan. Yang disebut dengan “dapat ditunjukkan” adalah ketika pencacah dapat melihat langsung akta/buku nikah atau akta cerai secara fisik.

Kode 2: Ya, tidak dapat ditunjukkan. 0

0

9

0

5

(48)

Kolom (10): Tercantum Dalam Kartu Keluarga (KK) di Rumah Tangga Ini

Dalam sebuah rumah tangga dapat dijumpai anggota rumah tangga (ART) yang tidak tercantum dalam Kartu Keluarga (KK). Misalnya anggota keluarga lain (keponakan, cucu, atau pembantu rumah tangga). Tanyakan apakah ART tercantum dalam KK yang dimiliki oleh salah satu keluarga yang terdapat di rumah tangga yang didata. Lingkari Kode 1 jika ‘Ya’ dan Kode 2 jika ‘Tidak’.

Kolom (11): Kepemilikan Kartu Identitas

Tanda pengenal pribadi diperlukan dalam berbagai hal, untuk itu perlu diketahui jenis tanda pengenal/kartu identitas yang dimiliki oleh ART. Tanyakan apakah setiap ART memiliki kartu identitas yang masih berlaku.

Kode 0: Tidak memiliki tanda pengenal, jika ART tidak memiliki kartu identitas seperti KTP, SIM, Kartu Pelajar yang masih berlaku atau akta kelahiran.

Kode 1: Akta Kelahiran adalah surat tanda bukti kelahiran yang dikeluarkan oleh kantor catatan sipil. Akta kelahiran bukan merupakan surat keterangan lahir dari rumah sakit/dokter/bidan/ kelurahan.

Kode 2: Kartu Pelajar, jika ART memiliki kartu pelajar yang masih berlaku.

Kode 4: KTP, jika ART memiliki KTP yang masih berlaku.

Kode 8: SIM, jika ART memiliki SIM yang masih berlaku.

Jika ART memiliki lebih dari satu kartu indentitas, jumlahkan kode dari kartu yang dimiliki.

Contoh:

1. Budi memiliki akta kelahiran (kode 1) dan KTP (kode 4), maka isian pada kotak adalah 1 + 4 = 05. 2. Amin memiliki akta kelahiran (kode 1), KTP (kode 4), dan SIM (kode 8), maka isian pada kotak adalah

1+ 4+ 8 = 13.

Kolom (12): Untuk Wanita Usia 10 – 49 Tahun dan Kol (8) = 2, Status Kehamilan

Tanyakan kepada wanita usia 10-49 tahun dan berstatus kawin/nikah, apakah sedang hamil. Tulis Kode 1 jika ’Ya’ dan Kode 2 jika ’Tidak’.

Kolom (13): Jenis Cacat

Kolom ini bisa berisikan kode 00 sampai dengan 12. Kode 00 apabila ART tidak mempunyai kecacatan.

(49)

49

Cacat fisik terdiri dari tuna daksa/cacat tubuh, cacat netra/buta, cacat rungu, dan cacat wicara.

1. Tuna daksa/cacat tubuh: adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi anggota gerak dan tubuh, tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas dan anggota gerak bawah sehingga menimbulkan gangguan gerak.

2. Tuna netra/buta: adalah orang yang kedua matanya tidak dapat melihat sama sekali. Tidak termasuk yang hanya salah satu matanya buta atau yang kurang awas.

3. Tuna rungu: apabila kedua telinganya tidak dapat mendengar suara atau perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar.

4. Tuna wicara: apabila tidak dapat bicara sama sekali atau pembicaraannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Cacat mental kelainan mental dan/atau tingkah laku, baik cacat bawaan maupun akibat dari penyakit.

1. Cacat mental retardasi: keadaan dengan intelegensia/kepandaian yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama adalah intelegensia/kepandaian yang terbelakang. Cacat ini dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri.

Misalnya anak yang terhambat perkembangan kepandaiannya (duduk, berdiri, jalan, bicara, berpakaian, makan), orang tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain seusianya (berkomunikasi dengan orang lain), orang tidak dapat mengikuti sekolah biasa. Wajah penderita terlihat seperti wajah dungu.

2. Mantan penderita gangguan jiwa: seseorang yang pernah menderita gangguan jiwa/gila.

Jenis kecacatan dalam pertanyaan ini berbeda dengan disabilitas yang ditanyakan pada SUPAS.

Jika seseorang memiliki kecacatan tetapi fungsinya tidak terganggu, maka tidak termasuk dalam kecacatan.

(50)

Kolom (14): Penyakit Kronis/Menahun

1. Penyakit kronis adalah adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbulan- bulan atau bertahun-tahun), tidak terjadi secara tiba-tiba/spontan, dan penyembuhannya pun memakan waktu yang lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya, hipertensi, rematik, asma, penyakit jantung kronis/masalah jantung, diabetes/kencing manis, TBC, stroke, kanker/tumor ganas, dan lain-lain. Isikan sesuai dengan penyakit kronis yang diderita. Apabila ART menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan jenis penyakit yang paling berat dirasakan oleh ART.

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi): peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tekanan darah yang tinggi dalam arteri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit ginjal, pengerasan dari arteri, kerusakan mata dan stroke. Penderita hipertensi memiliki tekanan darah di atas 140/90.

3. Rematik:penyakit yang menyerang sendi dan bagian tubuh lainnya.

4. Asma: keadaan saluran nafas yang mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan peradangan. Gejala asma adalah sesak nafas yang terjadi sewaktu-waktu, mengalami batuk dan bengek.

5. Masalah jantung:penyakit ini bisa diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah. Gejala seperti nyeri di dada, nyeri ulu hati, keringat dingin, pusing, pingsan, dan mual/muntah.

6. Diabetes (kencing manis): keadaan kadar gula dalam darah tinggi. Gejala diabet adalah sering buang air kecil, haus berlebihan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan secara cepat.

7. Stroke: terjadi ketika penyediaan darah ke bagian dari otak terganggu yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi/hipertensi.

8. Kanker/tumor ganas: kanker atau biasa disebut tumor ganas adalah sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal, seperti kanker payudara, kanker otak, kanker rahim, kanker darah, kanker kulit dan sebagainya.

9. Lainnya: seperti gagal ginjal dan sejenisnya.

Kolom (15): Partisipasi Sekolah

Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktifmengikuti proses belajar baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal khususnya program kesetaraan (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kemdikbud maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif

(51)

51 mengikuti paket A, paket B atau paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar pada kegiatan paket.

Pertanyaan ini diisi dengan cara menuliskan salah satu kode 0 s.d 2 pada kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 1 lanjutkan pertanyaan ke anggota ruta berikutnya, jika berkode 2 atau 3, maka lanjutkan ke rincian kolom 16-18.

Kode untuk pertanyaan ini ada 3 (tiga), yaitu:

Kode 0: Tidak/belum pernah bersekolah adalah anggota ruta berumur 5 tahun ke atas yang tidak pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM
Gambar Macam-Macam Bahan Bakar Utama untuk Memasak
Gambar Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar (TBAB)
• Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan Gambar SPAL
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, skor tes kompetensi pengetahuan yang diperoleh peserta didik dikonversikan ke dalam nilai dengan skala 0 – 100 dengan rumus sebagai berikut:4. Skor Akhir

Pekerja Bebas di pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/ institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian

Perancangan basis data dengan mendefinisikan tabel-tabel yang terlibat dalam pembuatan sistem pemantauan perolehan suara partai dalam pemilu.Tabel-tabel yang diperlukan untuk

Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan Asas, Teori dan Konsep International Legal Personality dan Subyek Hukum Internasional: Studi Kasus dalam kasus-kasus

Prosentase skor concept map yang menunjukkan kemampuan menemukan dan menghubungkan konsep mengalami peningkatan dari prasiklus sampai dengan siklus II. Perbandingan skor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas terbesar ditunjukkan oleh ekstrak tembakau dengan berbagai konsentrasi mencapai 100% tidak berbeda nyata dengan

Bagi yang minta bantu klaim garansi hardisk ke saya, saya butuh ongkos kirim PP hardisk ke mangga 2 jakarta Rp 45.000, khusus hardisk eksternal 3,5 beratnya 2kg jadi Rp 90.000

1) Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. 2) Kepala keluarga