• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Lemah Putih Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Lemah Putih Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Motorik Kasar

2.1.1. Pengertian motorik kasar

Kemampuan Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang

menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik

kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga

dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007). Menurut Bambang Sujiono, (2007)

berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang

membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik

kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh

tubuh anak.

Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang menggunakan

otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu

sendiri. Saraf motorik kasar ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan

senam irama dan rangsangan yang kontinu. Seperti berlari, melompat, berdiri

diatas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga.

Perkembangan motorik kasar adalah pengendalian gerakan jasmaniah melalui

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock , 1978 ).

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil

(2)

erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Sehingga

keterampilan motorik berkembamg sejalan dengan kematamgan syaraf dan otot.

Oleh karena itu, gerakan sederhana seperti Senam Irama merupakan hasil interaksi

berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang

berfungsi mengatur dan mengontrol semua aktifitas fisik dan mental seseorang.

Karena kita tahu kecerdasan motorik kasar setiap anak berbeda-beda, dalam hal

kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan

anak dan stimulasi yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai

pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik kasar anak.Lingkungan

dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada

masa-masa pertama kehidupannya. Anak pada usia Taman Kanak-Kanak

termasuk dalam masa pra operasional dalam hal ini segala bentuk pembelajaran

hendaknya dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau media, sehingga anak

akan dapat mudah menerima apa yang diberikan atau yang diajarkan orang

dewasa (guru).

Keterampilan motorik kasar melibatkan kemampuan anak dalam

menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas

motoriknya. Dengan demikian keterampilan motorik kasar ini harus dipelajari

secara khusus serta memerlukan latihan-latihan terus menerus.

2.1.2. Tujuan pengembangan motorik kasar pada anak TK

Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan

(3)

gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara

hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan

terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih

gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya nanti

(Depdiknas, 2010).

2.1.3. Tahapan-Tahapan Perkembangan Motorik Kasar

Menurut Bambang Sujiono (2008). Proses belajar motorik anak usia dini

terjadi dalam 3 tahap yaitu:

1). Tahap verbal Kognitif

Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut

fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah

menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya

sendiri masih belum baik, karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada

tahap kognitif proses belajar gerak di awali dengan aktif berpikir tentang gerakan

yang dipelajari.

2). Tahap Asosiatif

Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini di tandai

gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya.

Dengan tahap mempraktekkan berulang-ulang, pelaksanaan gerakan akan menjadi

semakin efisien, dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah mampu

(4)

berkurang. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini memasuki masa

pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.

3). Tahap Otomasi

Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.

Karena pada tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak

mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.

2.1.4. Indikator Kemampuan Motorik Kasar

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009

dijelaskan bahwa anak usia 5 - 6 tahun, tingkat pencapaian motorik kasar pada

anak diantaranya adalah melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan, kepala

dalam melakukan tarian/senam. Tingkat pencapaian perkembangan ini terdiri dari

beberapa indikator diantaranya menggerakkan kepala, tangan, dan kaki dengan

benar secara bersamaan dalam gerak bervariasi, menampilkan gerakan kepala,

tangan, dan kaki dengan lincah, serta dapat bergerak sesuai dengan irama musik

yang didengar.

2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan motorik

kasar anak. Menurut Fitts dan Potsner (dalam Sumantri,2005) model

(5)

1). Faktor genetik/bawaan

Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang

perkembangan motorik kasar anak misalnya otot kuat bagian syaraf.

Perkembangan motorik kasar anak tersebut menjadi baik dan cepat meningkat

dapat di lakukan melalui kegiatan senam irama, dalam kegiatan ini dapat di

lakukan oleh anak laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan daya pikir,

imajinasi, kreativitas dan kemampuan sosial anak. Potensi genetik yang normal

hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh

hasil akhir yang meningkat.

2). Faktor lingkungan

Lingkungan keluarga dan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap

perkembangan motorik kasar anak.

3). Faktor fisik

Cuaca, keadaan geografis, musim kemarau yang panjang dan bencana

alam lainnya dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Antara lain sebagai akibat, banyak anak yang kurang gizi, banyaknya penyakit

sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

4). Kesulitan dalam melahirkan

Bayi yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnyan dalam

(6)

mengalami kerusakkan otak yang akan memperlambat perkembangan motorik

kasar anak.

5). Status Gizi

Gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat

perkembangan motorik kasar anak. Kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan

anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak.

6). Kelahiran sebelum waktunya

Premature akan memperlambat perkembangan motorik kasar anak. Karena

tingkat perkembangan motorik kasar pada waktu lahir berada di bawah tingkat

perkembangan bayi yang lahir tepat pada waktunya.

7). Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan yang di sebabkan oleh kurangnya

pengetahuan orang tua, sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak, misalnya

anak itu di gendong terus, ingin naik turun tangga tidak boleh, itu semua akan

memperlambat perkembangan motorik kasar anak.

2.2. Senam Irama

2.2.1. Pengertian Senam Irama

Senam irama yaitu gerakan yang dilakukan dengan iringan musik atau

latihan bebas yang dilakukan secara berirama.Senam irama dapat dilakukan tanpa

(7)

irama menuntut kepala, lengan, togok, dan kaki bergerak selaras dengan irama

yang mengiringi.

Menurut Bandi Delphi (2005), irama adalah gerakan diiringi musik

ataupun lagu-lagu. Adapun pada aktivitas senam irama ada tiga hal yang harus

diperhatikan, yakni fleksibilitas, kontinuitas, dan ketepatan dengan irama.

Gerakan-gerakan dalam senam irama bertujuan untuk melemaskan otot-otot

tubuh, memperluas gerak persendian, menghilangkan cedera otot, meningkatkan

kesehatan, dan kebugaran jasmani anak.

2.2.2. Manfaat Senam Irama

Menurut Agus Mahendra, (2000), manfaat senam irama yaitu:

a. Manfaat fisik

Yaitu perkembangan fisik yang seimbang serta meningkatkan kebugaran

anak seperti berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelenturan,

koordinasi, kelincahan, keseimbangan serta daya tahan tubuh jantung.

b. Manfaat mental dan sosial

Yaitu kemampuan berfikir secara kreatif melalui pemecahan

masalah-masalah gerak.

2.2.3. Aspek-Aspek senam Irama

Menurut Agus Mahendra (2000), kemampuan motorik kasar anak dapat

(8)

belajar mengajar. Ada beberapa aspek yang diukur dalam mengembangkan

kemampuan motorik kasar anak diantaranya: bahwa anak sering jatuh pada saat

berlari sambil melompat, anak belum mampu mengatur gerakkan keseimbangan

tubuhnya.

2.2.4. Langkah-Langkah pembelajaran senam Irama

Langkah-langkah pembelajaran senam menurut Zaenal Opih (2001) sama

dengan langkah-langkah senam secara umum yaitu:

a. warning up (pemanasan)

Tahap pemanasan bertujuan untuk mengkoordinasikan fungsi fisik agar

siap menerima pembebanan pada tahap conditioning, rangkaian gerak terdiri

dari jalan ditempat, langkah kaki.

b. Conditioning (kondisi)

Tahap ini terdiri dari gerak kontiyu ritmis dengan melibatkan otot-otot

besar. Bagian ini untuk melatih daya tahan paru jantung, memperbaiki

komposisi tubuh, meningkatkan kekuatan otot, pengenvangan maupun

pengembangan otot.

c. Cooling down (pendinginan)

Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisik seperti semula

sampai jantung kembali normal rangkaian pendinginan dapat berupa

(9)

2.3. Kerangka Pikir

Dari bagan kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan hal-hal berikut.

Perkembangan fisik anak merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan dan dikembangkan. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu metode

peningkatan yang mendukung perkembangan motorik kasar menjadi lebih baik.

Perkembangan kemampuan motorik kasar anak akan terlihat secara jelas

melalui berbagai gerakan dalam kegiatan senam irama yang dapat dilakukan, • Anak belum

(10)

peningkatan motorik kasar yang baik, cenderung diikuti oleh kemampuan seperti

keterampilan jalan ditempat, meniru gerakan kelinci melompat, berdiri satu kaki

seperti kapal terbang dan ayunkan kaki kedepan secara bergantian. Kegiatan

pengembangan motorik kasar anak dapat terlaksana dengan baik, maka perlu

konsentrasi sesuai kemampuan anak. Hal yang paling utama adalah membantu

anak mematangkan otot-otot besar dan melatih keterampilan anggota tubuhnya.

Dengan melakukan kegiatan senam irama, diharapkan akan

mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B TK Satya

Wacana Children Centre Salatiga dengan baik. Pengembangan motorik kasar anak

TK merupakan landasan terpenting bagi perkembangan peserta didik selanjutnya.

Kemampuan anak akan berkembang, apabila penerapan metode dan

langkah-langkah dalam kegiatan senam irama dilakukan sesuai prosedur.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah melalui Senam Irama Taman Kanak- Kanak

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti pemadatan yang kurang merata karena proses pembuatan benda uji yang dilakukan masih secara manual, daya serap abu

[r]

Yang masih perlu diperjuangkan adalah agar semangat pluralisme dapat di implementasikan secara lebih luas sehingga kalangan minoritas bangsa ini dapat menjalankan seluruh hak

tingginya tingkat laju kegagalan maka keandalan komponen tersebut juga semakin kecil. Secara un1um dapat ditunjukan bahwa tingkat kegagalan komponen pada sistem

Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan moving class di SMA Negeri 5 Purwokerto, (2) mengetahui alasan pihak sekolah menerapkan

Tabel 4.8 : Hasil Tanggapan Responden dari Indikator Keandalan 42 Tabel 4.9 : Hasil Tanggapan Responden dari Indikator Ketanggapan 44 Tabel 4.10 : Hasil Tanggapan Responden

Perbedaan usaha yang akan didirikan oleh penulis dibanding usaha sejenis yang lain dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek kualitas yang baik dengan

Dengan melihat perbandingan tingkat akurasi dan AUC, maka dapat diketahui bahwa algoritma C4.5 memiliki akurasi dan performansi terbaik, sehingga rule yang dihasilkan