• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel medan listrik magnet jarak bebas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tabel medan listrik magnet jarak bebas"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 2.1 Jarak Bebas Minimum Vertikal Dari Konduktor (C) Berdasarkan SNI 04-6918-2002

“b” jarak bebas minimum vertikal dihitung sampai titik tertinggi / terdekatnya

2.2.6.2Jarak Bebas Minimum Horizontal Pada SUTT dan SUTET

Jarak bebas minimum horizontal merupakan jarak terpendek secara

horizontal dari sumbu vertikal menara atau tiang ke bidang vertikal ruang bebas.

Ruang bebas adalah ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal dan horizontal di

sekeliling dan di sepanjang konduktor SUTT atau SUTET di mana tidak boleh ada 1

2

Lapangan terbuka atau daerah terbuka a

7,5 8,5 10,5 12,5

2.1

.

Daerah dengan keadaan

tertentu Banunan 4,5 5,0 7,0 9,0 tertinggi pada lalu lintas air b

(2)

benda di dalamnya demi keselamatan manusia, makhluk hidup dan benda lainnya

serta keamanan operasi SUTT dan SUTET

Tabel 2.2 Jarak Bebas Minimum Horizontal Dari Sumbu Vertikal Menara Atau Tiang

Berdasarkan SNI 04-6918-2002

No

Saluran Udara Jarak dari sumbu vertical menara / SUTT 66 kV tiang beton SUTT 66 kV menara SUTT 150 kV tiang baja SUTT 150 kV tiang

2.2.6.3Ruang Bebas Pada SUTT dan SUTET

Ruang bebas adalah daerah yang dibentuk oleh jarak bebas minimum

(3)

manusia, makhluk hidup atau bangunan tidak boleh ada di dalamnya. Gambar 2.9

merupakan gambar yang menunjukan letak ruang bebas pada SUTT dan SUTET.

Gambar 2.7 Ruang Bebas Pada SUTT dan SUTET

(Sumber: SNI 04-6918-2002)

2.2.7 Medan Listrik

2.2.7.1 Pengertian Medan Listrik

Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih

mengalami gaya listrik. Jika muatan lain berada di dalam medan listrik dari

(4)

berupa gaya tarik atau gaya tolak-menolak. Medan listrik adalah gaya listrik per

satuan muatan. Karena gaya listrik mengikuti prinsip superposisi secara vektor,

demikian juga yang terjadi pada medan listrik. Hal ini berarti kuat medan listrik

dari beberapa muatan titik adalah jumlah vektor kuat medan listrik dari masing –

masing muatan titik. Sehingga kuat medan listrik dari beberapa muatan titik

adalah jumlah vektor kuat medan listrik dari masing – masing muatan titik.

Suatu titik dikatakan berada dalam medan listrik apabila suatu benda yang

bermuatan listrik ditempatkan pada titik tersebut akan mengalami gaya listrik.

Untuk memvisualisasikan medan listrik, dilakukan dengan menggambarkan

serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik pada berbagai titik di

ruang, yang disebut garis-garis gaya listrik seperti yang ditunjukan pada gambar

2.7.

Gambar 2.8. (a) Garis Gaya Listrik bermuatan Positif (b) Garis Gaya Listrik Bermuatan Negatif

(Sumber : Halliday dkk, 1986)

Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang keluar

dari partikel a disebut dengan medan listrik. Arah medan listrik pada gambar a

keluar dari partikel bermuatan positif. Pada gambar b, merupakan partikel

bermuatan negatif, sama dengan gambar a garis-garis yang ada pada gambar b

merupakan medan listrik. Perbedaanya dengan partikel bermuatan positif, arah

medan listrik pada partikel bermuatan negatif menuju pusat arah partikel.

2.2.7.2 Hukum Eksperimental Coulomb

Charles Augustin Coulomb (1736-1806), adalah orang yang pertama kali

yang melakukan percobaan tentang muatan listrik statis. Dari hasil percobaannya

(5)

di antara dua buah objek yang sangat kecil, berada di dalam ruang hampa dan

saling dipisahkan oleh jarak yang relative besar dibandingkan ukurannya

sebanding dengan muatan pada masing – masing objek dan berbanding terbalik

dengan kuadrat jarak antara keduanya yang dapat dirumuskan dalam bentuk

persamaan 2.4 (Hayt 1982) :

... 2.4

Dimana Q1 dan Q2 adalah nilai – nilai positif atau negatif muatan listrik

pada kedua objek, R adalah jarak antara kedua objek, dan k adalah sebuah

konstanta kesebandingan. Apabila kita menggunakan Sistem Satuan Internasional

(SI), maka Q dinyatakan dalam Coulomb (C), R dalam meter (m) dan gaya diukur

dalam Newton (N). Konsistensi satuan ini dapat dicapai jika konstanta

kesebandingan K adalah (Hayt 1982) :

... 2.5

Faktor muncul pada bagian pembagi (denominator) dari persamaan

Hukum Coulomb, namun tidak akan muncul pada persamaan – persamaan yang

lebih sering digunakan (termasuk persamaan Maxwell), yang akan diturunkan

dengan bantuan hukum Coulomb ini. Konstanta disebut seabgai permitivitas

ruang hampa, permitivitas ruang hampa nilainya mendekati permitivitas ruang

udara. Permitivitas ruang hampa memiliki magnitude yang dinyatakan dalam

farad per meter (F/m) sebesar (Hayt 1982) :

Gaya merupakan besaran vektor, oleh sebab itu, gaya memiliki besar dan

arah. Jika Persamaan 2.4 ditulis sebagai persamaan vektor dengan

mensubstitusikan nilai k, maka diperoleh (Hayt 1982):

(6)

Persaman 2.6 merupakan persamaan vektoris Hukum Coulomb secara lengkap

dalam satuan SI. Arah gaya yang timbul pada muatan listrik mengikuti arah garis

yang menghubungkan kedua muatan tersebut dan juga ditentukan oleh kedua jenis

muatan tersebut, seperti yang tergambar pada gambar 2.9. Pada gambar 2.10(a),

gaya mengarah ke luar (gaya tolak) jika kedua muatan sejenis, gambar 2.10(b),

gaya mengarah ke dalam (gaya tarik) jika kedua muatan berbeda jenis.

(a)

(b)

Gambar 2.9 Arah Gaya Pada Muatan Listrik Yang Saling Berdekatan (A) 2 Muatan Yang Sejenis, (B) 2 Muatan Yang Berlawanan Jenis.

2.2.7.3 Intensitas Medan Listrik

Sebuah muatan Q1 yang diam di suatu titik dan menggerakan sebuah

muatan lainnya secara perlahan – lahan mengelilinginya, maka dapat diketahui

bahwa di setiap titik di sekitar Q1 ada gaya yang akan bekerja pada muatan kedua.

Dengan kata lain, muatan kedua mengungkapkan keberadaan sebuah medan gaya

di ruang sekitar Q1.

(7)

Sebut saja muatan kedua ini sebagai muatan uji Qt. Gaya yang bekerja pada

muatan uji ini diberikan oleh Hukum Coulomb sebagai (Hayt 1982):

... 2.7

Menuliskan gaya ini sebagai gaya yang dikerahkan pada setiap muatan listrik

sebesar satu satuan, sehingga didapatkan :

... 2.8

Kuantitas di ruas kanan pada persamaan 2.8 merupakan fungsi yang besar dan

arahnya ditentukan oleh Q1 dan vektor yang mempresentasikan jarak dari Q1 ke

posisi muatan uji. Fungsi ini mendefinisikan medan vektor yang disebut sebagai

intensitas medan listrik.

Intensitas medan listrik, dengan demikian menjabarkan gaya yang dialami

oleh sebuah muatan uji bernilai satu satuan muatan positif. Intensitas medan listrik

dilambangkan dengan huruf E dan dalam satuan SI medan listrik diukur dalam

satuan Newton per Coulomb (N/C) dan satuan lain yang sering digunakan adalah

volt per meter (V/m) sehingga dalam persamaan dapat ditulis sebagai berikut

(Hayt 1982) :

... 2.9

Berdasarkan persamaan 2.9, muatan titik Q1 dikelilingi oleh suatu medan listrik

dengan intensitas sebesar E yang sebanding dengan besar Q1 dan berbanding

terbalik terhadap kuadrat jarak (R2). Intensitas medan listrik E merupakan sebuah

vektor yang memiliki arah yang sama dengan arah gaya F tetapi berbeda dimensi

dan besarnya (magnitude).

2.2.7.4 Medan Listrik Oleh Sebuah Muatan Garis

Persamaan kuat medan yang dihasilkan oleh suatu muatan garis

(8)

konduktor silinder, karena pada konduktor silinder muatan listrik terdistribusi

secara merata di sepanjang konduktor. Misalkan suatu muatan sebesar Q

terdistribusi secara merata di garis tipis sepanjang 2a dengan titik tengahnya

berada di titik pusat, seperti terlihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Muatan Garis Sepanjang 2a

Kerapatan muatan ρL (muatan per satuan panjang) dirumuskan dengan:

... 2.10

Dimana dalam satuan Coulomb per meter ketika Q dalam Coulomb dan a

dalam meter. Pada titik P di sumbu r, medan listrik dE akibat sebagian kecil dari

muatan garis dz dirumuskan dengan:

̂

... 2.11

Dimana √ dan ̂ vektor satuan ke arah I. Karena sumbu z pada

Gambar 2.11 merupakan sumbu simetri, medan hanya memiliki komponen z dan

(9)

... 2.12

Dan

... 2.13

Resultan atau total komponen Er pada sumbu r diperoleh dengan cara

mengintegrasikan persamaan 2.14 sepanjang keseluruhan garis, yaitu :

... 2.14

Dan hasilnya adalah :

√ ... 2.15

Secara simetri, resultan dari komponen pada suatu titik di sumbu r nilainya

nol, sehingga total medan E pada titik di sumbu r arahnya radial dan besarnya :

| |

... 2.16

Persamaan ini menyatakan medan sebagai fungsi r pada suatu titik di sumbu r

untuk muatan garis sepanjang 2a dan kerapatan medan yang uniform.

Muatan garis pada gambar 2.11, apabila diperpanjang sampai tak terhingga

ke arah positif dan negatif dari sumbu Z dan pembilang dan penyebut pada

persamaan 2.16 dibagi dengan a dan nilai tak berhingga disubstitusikan ke a,

maka diperoleh intensitas medan listrik akibat muatan garis yang panjangnya tak

berhingga, yaitu :

| |

... 2.17

2.2.7.5 Beda Potensial Listrik

Beda potensial (V) didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan (oleh suatu

(10)

titik ke titik lainnya di dalam medan listrik. Dalam perhitungan medan listrik,

beda potensial antara konduktor dengan muatan di luar konduktor dikatakan

sebagai V21 yang berarti energi yang diperlukan per satuan muatan untuk

memindahkan sebuah muatan dari r2 menuju r1.

Gambar 2.12 Medan listrik Pada Konduktor Silinder

Misalkan r2 > r1, maka beda potensial ini merupakan integral garis Er dari r2

menuju r1. Potensial di r1 akan lebih tinggi daripada potensial di r2, jika muatan

garisnya positif, Maka:

Atau

[ ]

... 2.18

2.2.7.6 Perhitungan Medan Listrik di Sekitar Konduktor Silinder Pada

Saluran Transmisi

Nilai kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh saluran transmisi tidak

diperbolehkan melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan sehingga tidak

membahayakan dan memberikan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan

(11)

Untuk memperoleh persamaan untuk mendapatkan nilai intensitas medan

listrik di sekitar konduktor silinder, maka Persamaan 2.17 dan 2.18

disubstitusikan. Persamaan 2.17 menyatakan bahwa:

Maka :

Misalkan titik uji berada pada jarak x dari pusat lingkaran, maka persamaan di

atas menjadi:

... 2.19

Persamaan 2.19 ini kemudian disubstitusikan ke Persamaan 2.18, sehingga

diperoleh:

Maka :

... 2.20

Persamaan 2.20 inilah yang akan digunakan untuk menghitung kuat medan listrik

di sekitar konduktor silinder. Gambar 2.13 merupakan gambar ilustrasi

perhitungan intensitas medan listrik di sekitar konduktor silinder pada saluran

transmisi konfigurasi horizontal, Untuk lebih mudah memahami persamaan 2.20

(12)

Gambar 2.13 Ilustrasi Perhitungan Kuat Medan Listrik

Dimana:

Ex = Kuat medan listrik di titik x (kV/m)

V21 = Tegangan (kV)

XR = Jarak titik x terhadap konduktor R (m)

r2 = Jarak konduktor terhadap tanah (m)

r1 = Jari-jari kawat konduktor (m)

2.2.7.7 Prinsip Superposisi Medan Listrik

Untuk mencari intensitas medan listrik (E) yang dihasilkan oleh

sekumpulan muatan titik yaitu dapat dilakukan dengan menghitung En yang

dihasilkan oleh setiap muatan titik yang diberikan dengan menganggap seakan –

seakan tiap muatan tersebut adalah satu – satunya muatan yang hadir, setelah itu

medan – medan listrik yang telah dihitung secara terpisah ini dijumlahkan secara

vektor untuk mencari resultan medan E pada titik tersebut yang dapat dilihat

dalam persamaan berikut :

... 2.21

Persamaan 2.23 merupakan rumus aplikasi prinsip superposisi dalam

(13)

titik adalah penjumlahan vektoris dari tiap – tiap komponen medan pada titik

tersebut. Berdasarkan gambar 2.15 intensitas medan listrik pada titik P akibat

muatan Q1 adalah E1 dan akibat muatan Q2adalah E2. Total medan listrik pada titik

P akibat kedua muatan titik merupakan penjumlahan vektoris dari E1 dan E2, atau

E.

Gambar 2.14 Prinsip Superposisi Pada Medan Listrik.

2.2.8 Standar Ambang Batas Medan Listrik

2.2.8.1 Berdasarkan SPLN-112-1994

Berdasarkan SPLN-112-1994 pada Pasal 3 mengenai ambang batas kuat

medan listrik dan induksi medan magnet untuk melindungi manusia bahwa

ambang batas nilai efektif kuat medan listrik (Eb) secara terus menerus adalah Eb

= l0 kV/m. Diukur/dihitung pada ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah pada

medan yang tidak terganggu. Serta ambang batas nilai efektif induksi medan

magnet (Bb) secara terus menerus adalah Bb = 0,5 mT. Diukur/dihitung pada

ketinggian 1 m di atas tanah pada medan yang tidak terganggu.

2.2.8.2Berdasarkan Rekomendasi SNI 04-6950-2003

Badan Standarisai Nasional tentang Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)- Nilai Ambang

Batas Medan Listrik dan Medan Magnet. Standar ini berlaku sebagai pedoman

untuk menetapkan ruang batas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan EkstraTinggi (SUTET).

(14)

serta SUTET dengan tegangan nominal 275 kV dan 500 kV di Indonesia, balk

dengan menggunakan menara baja maupun tiang baja/beton.

Tabel 2.3 Rekomendasi SNI 04-6950-2003 Untuk Batas Pemaparan Terhadap Medan Listrik Dan Medan Magnet Yang Berlaku Pada Lingkungan Kerja Dan Umum Untuk Frekuensi 50/60 Hz

Klasifikasi

Kuat Medan Listrik Kuat Medan Magnit

(kV/m) (mT)

Yang berhubungan

dengan pekerjaan

Seluruh hari kerja 10 0.5

Jangka pendek 30 a) 5 b)

Hanya pada lengan - 25

Yang berhubungan

dengan masyarakat umum

Sampai 24 jam/hari c) 5 0.1

Beberapa jam/harid) 10 1

Catatan:

a. Durasi pemaparan untuk kuat medan listrik antara 10-30 kV/m dapat dihitung

dengan rumus : t ≤ 80/ E dimana t = lama exposure (jam) dan E = Kuat medan

listrik (kV/m)

b. Durasi pemaparan maksimum per hari adalah 2 jam

c. Pembatasan ini berlaku untuk ruang terbuka dimana anggota masyarakat umum dapat secara wajar diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktu selama satu hari, seperti misalnya kawasan rekreasi, lapangan untuk bertemu dan lain-lain yang semacam itu.

d. Nilai kuat medan listrik dan kuat medan magnet dapat dilampaui untuk durasi beberapa menit/hari asalkan diambil tindakan pencegahan untuk mencegah efek kopling tak langsung.

2.2.8.3Berdasarkan Rekomendasi WHO 1990

WHO pada tahun 1990 memberikan rekomendasi untuk nilai ambang

(15)

Tabel 2.4 Nilai Ambang Batas Medan Listrik Berdasarkan Rekomendasi WHO 1990

Intensitas Medan Listrik Lama Exposure per 24 jam

(kV/m) yang diperbolehkan (menit)

5 Tidak Terbatas

10 180

15 90

20 10

25 5

Bagi masyarakat umum, WHO 1990 merekomendasikan tingkat

pemaparan maksimum adalah 5 kV/m untuk medan listrik.

2.2.9 Pengukuran Tinggi Benda ke Permukaan Tanah

Pengukuran tinggi suatu benda ke permukaan tanah dapat dilakukan

menggunakan clinometer. Clinometer merupakan alat untuk mengukur ketinggian

suatu benda yang bekerja dengan mengukur sudut elevasi yang dibentuk antara

garis datar dengan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis

datar tersebut dengan titik puncak suatu obyek. Clinometer dapat dibuat secara

sederhana dengan menggunakan alat – alat sebagai berikut :

1. Busur derajat

2. Tali benang / senar

3. Bandul dari kayu atau besi

Cara untuk membuat clinometer sederhana yaitu dengan mengkaitkan bandul

dengan benang di tengah-tenggah busur derajat seperti terlihat pada gambar 2.15.

(16)

Berikut adalah ilustrasi mengukur ketinggian suatu benda dengan

menggunakan clinometer sederhana :

Gambar 2.16 Ilustrasi Pengukuran Tinggi Suatu Benda Menggunakan Clinometer.

Keterangan gambar :

= Sudut elevasi yang di bentuk oleh clinometer terhadap benda yang diukur

ketinggiannya.

d = Jarak antara pengamat dengan benda yang diukur ketinggiannya.

h = Tinggi pengamat dari permukaan tanah sampai ke mata.

H = Tinggi benda yang dihitung menggunakan persamaan 2.15.

Sesuai dengan gambar 2.16 untuk mendapatkan tinggi benda dari

permukaan tanah dilakukan dengan cara menjumlahkan h dengan H. H didapatkan

dari data antara pengamat dengan benda yang diukur ketinggiannya (d) dan sudut

elevasi yang di bentuk oleh clinometer terhadap benda yang diukur ketinggiannya

( ) yang dihitung menggunakan persamaan 2.22.

... 2.22

... 2.23

2.10 Kesalahan Dalam Pengukuran

Dalam proses pengukuran ada tiga faktor yang terlibat, yaitu alat ukur,

benda ukur dan orang yang melakukan pengukuran. Hasil pengukuran tidak

Gambar

Tabel 2.1 Jarak Bebas Minimum Vertikal Dari Konduktor (C) Berdasarkan SNI 04-6918-2002
Tabel 2.2 Jarak Bebas Minimum Horizontal Dari Sumbu Vertikal Menara Atau Tiang
Gambar 2.7 Ruang Bebas Pada SUTT dan SUTET
Gambar 2.8. (a) Garis Gaya Listrik bermuatan Positif   (b) Garis Gaya Listrik Bermuatan Negatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan adalah peniliti lebih mengarah pada persepsi masyarakat Tanjung Seloka Kabupaten Kotabaru terhadap kesepakatan akkeang

Dari hasil penelitian pengaruh kompos TKKS dan abu boiler di lahan gambut terhadap pertumbuhan dan produksi semangka (Citrullus lanatus) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Bentuk perlindungan hukum preventif bagi para pihak terutama terhadap kontraktor dalam perjanjian pemborongan pekerjaan dapat diwujudkan dengan pengaturan ketentuan

Pandangan Geertz yang mengungkapkan tentang adanya trikotomi--abangan, santri dan priyayi--di dalam masyarakat Jawa, ternyata telah mempengaruhi banyak orang dalam

Switch merupakan perangkat yang dapat menghubungkan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke salah satu atau semua port yang terdapat pada switch

Maksud dari penggunaan metode dewatering adalah untuk menghindari rembesan muka air tanah memasuki area pekerjaan dan mengatasi genangan akibat debit air hujan, sehingga

Harus dicatat bahwa walaupun kontribusi AS tampaknya terbesar, bantuan ini termasuk total kontribusi atas Dana Untuk Korban Perang Leahy (sekitar $14.4

Untuk indra penglihatan, pemilik usaha dapat merancang tempat usaha mereka agar memudahkan ruang gerak konsumen, memudahkan pemilik untuk menyajikan barang atau