JENIS PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERSONIL DALAM DIKLAT Bayu Eko Risdiyanto, Dana Kurniawan, Nila Rukmi K N, Rizka Dita A, Tri Noor K..
Program Studi S1 Teknologi Pendidikan nilasuma14@gmail.com
Ence Surahman, S.Pd., M.Pd dan Dr. Sulthoni, M.Pd
A. Pendahuluan
Menurut Spencer and Spencer (1993), kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Poerwadarminta (1993:518), mendefinisikan kompetensi adalah kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan/memutuskan suatu hal. Secara general, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Melakukan pengembangan kompetensi personil di dalam organisasi merupakan hal penting yang harus diterapkan secara terus menerus selama waktu tertentu. Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Personil sendiri bisa disebut sebagai sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM yang merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di dalam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
B. Pembahasan
Kompetensi adalah keterampilan yang diperlukan seseorang dalam bekerja. Kompeten harus dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam pemakaian umum istilah ini digunakan dapat dipertukarkan. Upaya awal untuk menentukan kualitas dari manajer yang efektif didasarkan pada sejumlah sifat-sifat kepribadian dan keterampilan manajer yang ideal.
Ini adalah suatu pendekatan model input, yang fokus pada keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Keterampilan-keterampilan ini adalah kompetensi dan mencerminkan kemampuan potensial untuk melakukan sesuatu. Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif.
karyawan dapat optimal apabila karyawan tersebut memiliki kompetensi yang handal dibidangnya. Kehandalan kompetensi personil atau SDM sebenarnya dapat dibentuk. Dimana pembentukannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam me-manage anggotanya ke dalam difersifikasi kompetensi individu, yaitu: (1) kompetensi pencapaian tujuan, (2) kompetensi pemecahan masalah, (3) kompetensi interaksi sesama, (4) kompetensi teamwork. (Husaini, 1999).
Pengembangan kompetensi personil atau pegawai pada setiap instansi harus dilaksanakan jika instansi atau sebuah organisasi tersebut ingin berkembang dengan melakukan DIKLAT atau pendidikan dan pelatihan. Menurut Moeheriono (2009) salah satu manfaat dan keuntungan dalam pengembangan kompetensi dapat dikatakan sebagai acuan kesuksesan awal bekerja seseorang. Maka dari itu makalah ini akan membahas jenis pengembangan kompetensi personil yang terlibat dalam DIKLAT.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Menurut Ernest J. Mc Cormick bahwa suatu organisasi perlu melibatkan sumber daya/pegawai pada aktivitas pelatihan hanya jika hal itu merupakan keputusan terbaik dari manajer. Pelatihan diharapkan dapat mencapai hasil lain daripada memodifikasi perilaku pegawai.
Terdapat beberapa pengembangan yang terlibat di dalam program pelatihan diantaranya yaitu, pengembangan kepemimpinan, pengembangan organisasi, pengembangan eksekutif, pengembangan manajemen, dan pengembangan keterampilan. Menurut ketentuan UU ASN #9 Pasal 69 kompetensi meliput, kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial kultural, integritas, dan moralitas. Penjelasan dari beberapa pengembangan dan kompetensi akan di bahas lebih lanjut.
a. Pengembangan kepemimpinan (Leadership Development)
Pengembangkan ketrampilan kepemimpinan atau leadership skills yang bagus adalah salah satu faktor kunci keberhasilan organisasi. Jika kita memiliki mutu leadership yang bagus pada setiap level organisasi, maka kita bisa mengembangkan kinerja organisasi kita secara optimal. Menurut Kartini Kartono pengembangan keterampilan adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemahiran teknis, ketrampilan sosial, sikap, dan tingkah laku pemimpin melalui pendidikan dan pelatihan dan berbagai penugasan.
keras untuk melakukan segala sesuatunya dengan yang terbaik. (4) Mempertahankan posisi Anda. Seorang pemimpin memerlukan reputasi yang menonjol. Ketika seseorang mendengar namanya, maka akan mengaitkanya dengan pekerjaan besar yang pernah dilakukannya, atau bagaimana mereka bisa mengelola sesuatu. (5) Belajar dari kesalahan. Mereka belajar dari kesalahan dan merubahnya menjadi sesuatu yang produktif. Ini harus dilakukan atau jika tidak Anda akan berputar-putar di masalah yang sama. (6) Berpikiran terbuka. Orang-orang disekitar Anda mungkin memiliki sesuatu untuk dikontribusikan dan dengan berpikiran terbuka Anda akan memiliki peluang yang tidak terbatas. (7) Percaya diri. Anda tidak bisa berharap orang lain percaya pada Anda jika Anda tidak percaya pada diri sendiri. Percaya diri tidak membuat Anda lebih baik dari orang lain, ini hanya menunjukkan Anda memiliki kelas dan karakter. (8) Memberi. Bersedia untuk memberi. Jika Anda melakukan ini, makin banyak orang yang bersedia melakukan sesuatu tanpa mengeluh. (9) Memenuhi janji. Jika Anda bilang akan melakukan sesuatu, pastikan Anda melakukannya. (10) Mendengarkan. Anda harus mau mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan sekitar Anda. Mungkin Anda pemimpinnya, tapi perasaan mereka sama pentingnya seperti Anda.
b. Pengembangan organisasi (Organizational Development)
Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi. Pengembangan organisasi menekankan pada perubahan, pertumbuhan dan pengembangan yang menyuluruh. Adapun tujuan dari pengembangan organisasi yaitu: (1) Menciptakan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan staf anggota organisasi. (2) Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka. (3) Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi. (4) Menciptakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.
c. Pengembangan eksekutif (Executive Development)
Istilah Eksekutif digunakan untuk mengidentifikasikan manajer tingkat puncak yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perusahaan yaitu semua manajer yang berada pada tingkat perencanaan strategis. Pengembangan eksekutif (executive development) adalah program pendidikan dan latihan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan mendorong pengembangan keterampilan kepemimpinan untuk eksekutif dan karyawan manajerial tingkat senior.
d. Pengembangan manajemen (Management Development)
Tujuan utama dari program-program pengembangan tersebut tentu saja untuk meningkatkan performance organisasi di masa mendatang. Oleh karena itu, proses pengembangan manajemen secara umum terdiri dari:
1. Penilaian kebutuhan (misalnya untuk mengisi lowongan eksekutif masa mendatang atau untuk membuat perusahaan lebih responsive).
2. Menilai performance para manajer.
3. Mengembangkan manajer.
e. Pengembangan supervisor (Supervisor Development)
Supervisor adalah ujung tombak perusahaan yang dipercayakan untuk mendayagunakan semua sumber daya, bahan baku, mesin, waktu, anggaran, dan SDM. Begitu kompleknya tugas dan tanggung jawabnya maka seorang Supervisor selain harus menguasai teknis pekerjaan, setiap Supervisor dituntut untuk memiliki sikap kepemimpinan, kemampuan mengawasi anak buah, mengelola waktu dan kemampuan problem solving yang memadai. Untuk itu, siapapun karyawan yang dipercaya memegang jabatan sebagai Supervisor wajib mengikuti pelatihan supervisor.
Tujuan pelatihan Supervisor
1. Meningkatkan kemampuan supervisor untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang dan kelompok lain dalam organisasi.
2. Meningkatkan kemampuan supervisor untuk bekerja dalam teamwork.
3. Meningkatkan motivasi dan keyakinan diri supervisor akan kemampuan diri serta kemampuan berfikir kreatif dan inovatif.
C. Penutup
Dari pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa, untuk memudahkan dalam mengadakan program pengembangan kompetensi dan juga skills ada baiknya perusahaan tersebut menggunakan jasa atau bantuan dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang kompeten sehingga hasil yang didapat bisa sesuai dengan harapan instansi terkait. Pendidikan dan pelatihan yang dilatihkan tersebut dapat meliputi pengembangan dalam berbagai hal, misalnya dalam kepemimpinan; organisasi; eksekutif; manajemen; dan supervisor.
Pendidikan dan pelatihan yang kompeten dapat menghindarkan personil melakukan tindak kecurangan dalam mendapatkan posisi atau kedudukan tertentu dalam perannya di kehidupan sosial. Seperti tujuan utama yang diharapkan dari adanya pendidikan dan pelatihan yaitu untuk meningkatkan kompetensi dari personil atau sumber daya manusia sehingga kinerjanya menjadi lebih baik. Selain itu, ada hal lain yang harus diperhatikan juga yaitu tentang sportifitas yang harus tetap dijadikan acuan dalam melaksanakan kompetensi tersebut. Layaknya mengikuti suatu lomba atau pertandingan yang akan memperebutkan sebuah trofi yang berharga, maka diperlukan suatu usaha yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan.
Daftar Pustaka:
Tim Diklat. Training dan Pelatihan Leadership untuk Supervisior .Bandung.PT Gama Semesta Konsultindo (Online)
http://www.trainingindonesia.net/our-training/human-resources-development/training-pelatihan-leadership/, dikases 4 maret 2018
Huseini, Martani (1999). Mencermati Misteri Globalisasi : Menata Ulang Strategi
Pemasaran Internasional Indonesia Melalui Pendekatan Resource-Based. FISIP UI : Jakarta.