TAX PLANNING SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI
PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA WAJIB
PAJAK BADAN
(STUDI KASUS PADA PT VARIA USAHA BETON)
Ayu Nidya Lestari, Syafi’i, Widya Susanti
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universits Bhayangkara Surabaya
ayunindyalestari@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT. Varia Usaha Betonuntuk meminimalkan beban pajak penghasilan perusahaan. Dengan adanya tax planning sangat berguna bagi perusahaan untuk mengefisiensikan dan mengetahui beban pajak PPh Badan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak PPh Badan. Penghematan pajak diperoleh dari koreksi fiskal dan mampu memperjelas pajak perusahaan. Data yang digunakan yaitu Laporan Keuangan Perusahaan dan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Perusahaan Tahun 2015. Setelah dilakukannya perencanaan pajak maka terjadi penghematan beban pajak penghasilan sebesar Rp. 3.243.219.918
Kata kunci: Perencanaan Pajak, Pajak Penghasilan, Penghematan Pajak
ABSTRACT
This study aims to find out how the planning is done by PT. Varia Usaha Beton for corporate tax displacement. The existence of tax planning is very useful for the company to make efficient and know the tax of corporate income tax in fulfillment of tax obligation of taxpayer of corporate income tax. Income tax collection. Tax Planning which has been done on PT Varia Usaha Beton is in accordance with applicable law. Data used are Company Financial Statement and Annual Business Entity Notification Year 2015. After this tax planning there is savings of Rp. 3.243.219.918
Keywords: Tax Planning, Income Tax, Tax Saving
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber pendanaan bagi negara, tetapi bagi perusahaan, pajak
akan dihitung sebagai beban yang dapat mengurangi laba bersih suatu perusahaan.
Kepentingan fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan rutin akan
bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran
pajak seminimum mungkin. Dalam meminimumkan jumlah pajak yang harus
Melalui tax planning, dana perusahaan menjadi lebih efektif karena beban pajak
yang dimungkinkan untuk diperkecil dapat dialihkan untuk pembayaran lainnya yang
lebih bermanfaat bagi perusahaan. Biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto dalam menghitung besarnya penghasilan karena pajak bagi wajib
pajak merupakan bagian penting dalam perencanaan perpajakan karena pada bagian ini
terdapat berbagai peluang untuk meminimalkan penghasilan kena pajak sehingga beban
pajak dapat ditekan.
PT Varia Usaha Beton adalah perusahaan manufaktur berskala nasional yang
bergerak di bidang pengadaan beton dan bangunan. Setiap tahun PT. Varia Usaha Beton
berkewajiban membayar pajak penghasilan atas badan usahanya kepada negara. Pajak
yang wajib dibayarkan ke pemerintah cukup besar, oleh karena itu penulis ingin
mencoba melakukan suatu perencanaan pajak perusahaan, agar pajak yang wajib
dibayar oleh perusahaan menjadi berkurang.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian
ini antara lain:
Untuk mengetahui apakah strategi perencanaaan pajak (tax planning) yang
diterapkan dapat bermanfaat untuk meminimalkan Pajak terutang Badan pada
perusahaan PT. Varia Usaha Beton
Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan Tjokrowardojo (2012), Penerapan Tax Planning
dalam memberikan ketepatan perhitungan pajak penghasilan badan pada PT.
Manado Mitra Mandiri..
2. Larasati ( Universitas Bhayangkara Surabaya, 2012 ) yang berjudul “ Penerapan
Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi Untuk Meminimalkan
Beban Pajak ( Studi Kasus pada PT. Kolang Citra Abadi dapat dilakukan pada
perhitungan PPh 21 Karyawan
3. Wulandari ( Universitas Bhayangkara Surabaya, 2013 ) yang berjudul “
Pemenuhan Kewajiban Pajak Penghasilan ( Studi Kasus pada PT. Fullmoon
Express)”.
4. Winarto (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,2014) yang berjudul “
Analisis Implementasi Tax Planning pajak penghasilan 21 karyawan pada
Perusahaan Manufaktur ( Studi Kasus pada PT. “UPA”)’.
TINJAUAN PUSTAKA
Tax planning menurut Crumbley, Friedman, dan Anders dalam Suandy
(2013:7) adalah analisis sistematis menangguhkan pajak ditujukan untuk meminimalkan
kewajiban pajak di masa pajak saat ini dan masa depan. Menurut Lyons dalam Suandy
(2013:7) perencanaan pajak adalah skema atas usaha perorangan dan atau perusahaan
privat untuk meminimalkan kewajiban pajak.
Tahapan Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Menurut Charil Anwar (2013:28) agar perencanaan pajak dapat berjalan sesuai
dengan tujuan diperlukan tahapan-tahapan terencana sebagai berikut:
1. Menganalisa informasi yang ada
Pada tahap ini perencanaan pajak harus menganalisa komponen – komponen yang
berbeda pengakuannya antara komersial dan fiskal, dan menghitung seakurat
mungkin beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.
2. Membuat satu model atau lebih rencana pajak
Pembuatan model – moedel tersebut dimaksudkan sebagai alternatif untuk
menentukan tax plan.
Tahap evaluasi yang sekaligus merupakan tahap pengendalian pajak ini merupakan
langkah akhir dalam manajemen pajak.
3. Pengawasan dan pengendalian
Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak adalah bentuk
pengawasan. Perencanaan pajak yang telah diimplementasikan harus di monitor dan
dicari kelemahan dan kekurangannya.
4. Proyeksi Perubahan
Dalam melaksanakan perencanaan pajak, perlu proyeksi perubahan yang terjadi saat
Tujuan Penerapan Perencanaan Pajak pada Perusahaan
Tujuan penerapan perencanaan pajak (tax planning) dalam kegiatan usaha wajib
pajak adalah untuk mencapai sasaran perusahaan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan, dengan cara menggunakan tax planningsecara lengkap, benar dan tepat
waktu yang sesuai dengan Undang-undang Perpajakan,sehingga tidak terkena sanksi
administrative (denda, bunga, kenaikan pajak) dan sanksi pidana. Hal tersebut untuk
efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber daya, guna meningkatkan kinerja
perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal.
Manfaat Perencanaan Pajak
Menurut Chairil Anwar Pohan (2015:20), beberapa manfaat yang biasa
diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat :
1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupajkan unsur biaya dapat
dilurangi.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak
yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
Penerapan Perencanaan Pajak
Dalam perencanaan pajak terdapat strategi yang dapat dilakukan seperti yang
dikemukakan menurut Chairil Anwar (2013:10) antara lain :
1. Tax Saving
Tax saving adalah upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui pemilihan
alternatif pengenaan pajak dengan tariff yang lebih rendah.
2. Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya mengefisienkan beban pajak dengan cara menghindari
pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi yang bukan objek pajak .
3. Penundaan/Penggeseran Pembayaran Pajak
Penundaan/penggeseran kewajiban pajak dapat dilakukan tanpa melanggar peraturan
perpajakan yang berlaku.
4. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai pembayaran yang dapat
Persyaratan Tax Planning Yang Baik
Menurut Chairil Anwar Pohan (2015:21), tax planning yang baik mensyaratkan
beberapa hal :
1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan.
2. Secara bisnis masuk akal.
3. Didukung oleh bukti-bukti pendukung yang memadai (misalnya kontrak, invoice,
faktur pajak, PO, dan DO)
Perangkat Tax Planning
Chairil Anwar Pohan (2013:32) Pajak dianggap suatu beban dan secara umum
orang menerimanya sebagai suatu kebenaran.
Dalam pengorganisasian dibuat perangkat – perangkat sedemikian rupa sehingga
perencanaan pajak dapat dilakukan dengan baik. Perangkat itu adalah :
1. Pemahaman Ketentuan Perpajakan
2. Pengadministrasian atau Pendokumentasian yang Baik
3. Menjaga Hubungan dan Komunikasi yang Baik
4. Implementasi Perencanaan Pajak
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan
menggunakan pendekatan studi kasus.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer, dan data sekunder :
Data primer
Sumber data primer diperoleh dari data-data dari narasumber dengan melakukan
interview secara langsung di Sidoarjo.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data company profile atau data administratif yang diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain, secara tidak langsung
Sumber Data
Bagian Keuangan dan Sekretariat, serta wawancara dengan selaku Kepala Sub Bagian.
Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini adalah pada laporan keuangan perusahaan yang akan
dijadikan startegi penerapan tax planning pada Perusahaan.
Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian merupakan suatu satuan tertentu dimana telah
diperhitungkan akan menjadi subjek penelitian . unit analisis pada penelitian ini adalah
laporan keuangan laba rugi pada PT. Varia Usaha Beton
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Kajian Teoritis
b) Studi Lapang
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dengan melaksanakan studi lapang
adalah sebagai berikut :
1) Observasi/Pengamatan.
2) Interview/Wawancara.
Tabel 1
LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam Rupiah) Amortasi Keuntungan Ditangguhkan Sewa dan Jual Balik
K E T E R A N G A N JUMLAH
Biaya Litbang - Biaya Pajak 5.079.000
Sub Total 339.038.000
BIAYA BUNGA
Biaya Bunga Investasi -
Biaya Bunga Modal Kerja 38.569.000
TOTAL BIAYA BUNGA 38.569.000
TOTAL BEBAN USAHA UMUM
dan ADMINISTRASI 67.359.357.000
BEBAN DISTRIBUSI 2.413.785.197
HASIL ANALISIS
Analisis Perhitungan saat Perencanaan Pajak
1. Koreksi Fiskal Positif
Dari hasil laporan Laba/ Rugi Pada PT. Varia Usaha Beton yang telah disajikan,
peneliti menemukan adanya koreksi fiskal, sehingga diperlukan koreksi fiskal baik
secara fiskal positif maupun koreksi fiskal negatif, berdasarkan keadaan tersebut.
Berikut ini peneliti sajikan koreksi fiskal yang terjadi pada perusahaan, sehingga
perhitungan pajak untuk periode 2015 :
1. Biaya Pemeliharaan kendaraan termasuk katagori koreksi positif. Biaya
kendaraan kantor fasilitas untuk manajer yang dibawa pulang ke rumah,dan
dikuasai pegawai, 50% dari biaya ini diperbolehkan menjadi biaya deductible,
sisanya harus dikoreksi fiskal positif. Sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf b UU PPh no
36 Tahun 2008.
Beban Pemeliharaan kendaraan Rp. 198.141.500
2. Biaya penyusutan kendaraan termasuk katagori koreksi fiskal positif. Biaya
kendaraan kantor fasilitas untuk manajer yang dibawa pulang ke rumah,dan
sisanya harus dikoreksi fiskal positif. Sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf b UU PPh no
36 Tahun 2008.
Biaya Penyusutan Kendaraan Rp.248.360.000
3. Biaya Perjalanan dinas termasuk katagori koreksi positif. Pembayaran tiket
pesawat keluarga direktur adalah kepentingan pribadi, tidak terkait dengan
kegiatan perusahaan, sehingga harus dikoreksi fiskal positif. karena Tidak dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu atau anggota, seperti perbaikan rumah pribadi, biaya
perjalanan, biaya premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan untuk
kepentingan pribadi para pemegang saham atau keluarganya sesuai UU PPh no
36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) b.
Biaya Perjalanan Dinas Rp. 8.398.000
4. Biaya Sewa dan asuransi peralatan, bangunan dan persediaan termasuk katagori
koreksi fiskal positif. Karena pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 tahun tidak boleh dibebankan sekaligus melainkan dibebankan melalui
penyusutan dan amortisasi yang telah diatur dalam UU PPh no 36 Tahun 2008
pasal 9 ayat (2).
Biaya sewa dan asuransi Rp.2.292.219.000
5. Biaya Komunikasi 50% dari biaya ini diperbolehkan menjadi biaya deductible,
karena terdapat pemberian voucher pulsa untuk kepentingan anggota pribadi.
harus dikoreksi fiskal positif seseuai UU PPh no 36 Tahun 2008. pasal 9 ayat (1)
huruf b
Biaya Komunikasi Rp. 7.210.000
Laba kotor Sebelum Pajak Rp. 99.402.121.388
Koreksi Fiskal Positif :
a) Beban Pemeliharaan kendaraan Rp. 198.141.500
b) Biaya Penyusutan Kendaraan Rp. 248.360.000
c) Biaya Perjalanan Dinas Rp. 8.398.000
d) Biaya Sewa dan Asuransi Rp. 2.292.219.000
Jumlah Rp. 2.754.328.500
Jumlah Beban Usaha Rp. 73.022.355.939
Jumlah Koreksi Fiskal Positif Rp (2.754.328.500)
Jumlah Beban Usaha (fiskal) Rp. 70.268.027.439
Laba kotor Sebelum Pajak Rp. 99.402.121.388
Jumlah Beban Usaha (fiskal) Rp. (70.268.027.439)
Laba Usaha Rp. 29.134.093.949
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih Rp. (7.367.082.993)
Laba Sebelum pajak penghasilan Rp. 21.767.010.956
Perhitungan PPh Badan PT. Varia Usaha Beton tahun 2015 :
PPh Badan : Rp. 4.800.000.000 x Rp. 21.767.010.956 = Rp. 1.051.100.832
Rp. 99.402.121.388
Strategi Perencanaan Pajak (Tax Planning) pada PT. Varia Usaha Beton
Strategi perencanaan pajak PT Varia Usaha Beton yaitu dengan cara menghitung
penyesuaian fiskal positif yang bersifat menambah atau memperbesar penghasilan
berdasarkan laporan keuangan komersial, karena adanya biaya, pengeluaran, dan
kerugian yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dalam menghitung
penghasilan kena pajak. Koreksi Fiskal positif yang telah dianalisis dalam menjalankan
perencanaan pajak PT Varia Usaha Beton yaitu Biaya pemeliharaan kendaraan , biaya
penyusutan kendaraan, biaya dinas karyawan, biaya sewa dan asuransi , dan biaya
komunikasi yang penerapannya telah diatur berdasarkan ketentuan Undang – Undang
pajak penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya.
Tabel 2
Hasil Analisis setelah Tax Planning PT. VARIA USAHA BETON Tahun Periode 2015
Keterangan Sebelum Perencanaan Setelah Perencanaan Penghasilan Kena Pajak
PPh Badan
Rp. 19.012.682.456 Rp. 21.767.010.956
Interprestasi
Setelah diterapkan Tax Planning yang dilakukan pada PT. Varia Usaha Beton
Waru Sidoarjo adalah penghasilan kena pajak sebelum perencanan pajak pada tahun
2015 terjadi peningkatan, meningkat dari Rp 19.012.682.456 menjadi
Rp . 21.767.010.956. Sebelum Tax Planning PPh Badan tahun 2015 Rp. 4.294.320.750
menurun menjadi Rp 1.051.100.832. Sehingga Perusahaan mendapatkan Penghematan
beban pajak sebesar Rp. 3.243.219.918.
Menurunnya PPh Badan saat perhitungan Tax Planing terjadi karena
Perhitungan penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh
fasilitas berdasarkan pasal 31E yang sebelumnya perusahaan belum menerapkan dan
menggunakan fasilitas tersebut. Laba setelah pajak sebelum Tax Planning Rp.
13.588.895.203 meningkat menjadi Rp. 19.586.443.621. Sehingga Perusahaan
mendapatkan Peningkatan laba bersih sebesar Rp. 5.997.548.418
SIMPULAN
Dengan dilakukannya perencanaan pajak (tax planning) oleh PT. Varia Usaha
Beton untuk meminimalkan beban pajak penghasilan, perusahaan menghasilkan
beberapa kesimpulan :
1. Perusahaan telah menempuh strategi perencanaan pajak dengan opsi fiskal yang
menghasilkan penghematan pajak.
2. Terdapat pengaruh penerapan perencanaan pajak (tax planning) terhadap beban pajak
terutang perusahaan.
3. Perusahaan dapat memanfaatkan peningkatan laba bersih tersebut dengan
mengalihkan ke kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan
seperti memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia perusahaan.
SARAN
1. Perusahaan juga harus senantiasa mengikuti perkembangan undang-undang
perpajakan ataupun isi-isu yang terkait dengan perpajakan. Serta perusahaan
diharapkan dapat menerapkan beberapa opsi fiskal yang masih belum ditempuh
2. Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran agar
perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan oleh PT. Varia Usaha Beton tetap
dipertahankan karena telah sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.
3. Peneliti memberikan saran diharapkan pengalihan laba bersih yang di dapat setelah
penerapan tax planning agar digunakan dengan efisien agar laba bersih dapat
bermanfaat untuk perusahaan. Dan adanya perencanaan pajak (tax planning) maka
tingkat kepatuhan wajib pajak pada PT. Varia Usaha Beton menjadi semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2013. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ikatan Akuntansi Indonesia (2012), Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Islahuzzaman. 2012. Istilah – istilah akuntansi & auditing. Edisi kesatu.Jakarta. Bumi Aksara.
Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2016 .Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ompusunggu, Arles P, 2011. Cara Legal Siasati Pajak, Puspa Swara, Jakarta.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Resmi Siti, 2014. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Suandy,Erly 2011, Perencanaan Pajak,Jakarta :Salemba Empat
Subramanyam. K. R dan John J. Wild. 2014. Analisi Laporan Keuangan. Penerjemah Dewi Y. Jakarta: Salemba Empat.
Sutedi, Andrian. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika