• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manfaat Sumberdaya Air - Analisa Kadar Fosfat Pada Limbah Cair Rumah Sakit Dan Air Sungai Disekitarnya Secara Spektrofotometri UV - VIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manfaat Sumberdaya Air - Analisa Kadar Fosfat Pada Limbah Cair Rumah Sakit Dan Air Sungai Disekitarnya Secara Spektrofotometri UV - VIS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manfaat Sumberdaya Air

a. Untuk kebutuhan domestik, penduduk yang bertempat tinggal di

perkampungan/desa memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk mendapat

air untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai tempat pembuangan

limbah.

b. Untuk kebutuhan pertanian, untuk mengairi sawah dan ladang umumnya

digunakan air sungai, air danau, air irigasi serta air hujan. Sisa air yang tak

terambil oleh tanaman akan menguap, masuk kedalam tanah menjadi air

tanah dan masuk kedalam aliran air sungai.

c. Untuk industri, air di butuhkan di berbagai industri sebagai penunjang

proses industri, misalnya untuk pemanasan atau pendinginan mesin-mesin

industri serta juga sebagai komponen yang dibutuhkan untuk proses

produksi industri yang terletak dengan aliran air sungai umumnya

mengambil kebutuhan airnya dari sungai dan membuang limbahnya

kembali kedalam sungai.

d. Untuk perikanan, rekreasi dan alin-lain, untuk perikanan dan lain-lain

dapat memanfaatkan air sungai, air danau, air payau dan air laut sesuai

(2)

2.1.1 Pengolahan Air

1. Pengolahan fisika, yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk

mengurangi/ menghilangkan kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan

pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang

akan diolah.

2. Pengolahan kimia, yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan

zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya.

3. Pengolahan bakteriologis, yaitu suatu tingkat pengolahan untuk

membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air

minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit ( zat desinfektan ).

2.1.2 Parameter Uji Kualitas Air

Untuk mengetahui apakah suatu perairan tercemar atau tidak, dilakukan

serangkaian tahap pengujian untuk menentukn tingkat pencemaran tersebut.

Beberapa parameter uji yang umumnya harus diketahui, yaitu:

a. Nilai keasaman (pH) dan alkalinitas

Umumnya air yang normal memiliki pH sekitar netral, berkisar antara 6

hingga 8. Air limbah atau air yang tercemar memiliki pH sangat asam atau

pH cenderung basa, tergantung dari jenis limbah dan komponen

pencemarnya.

b. Suhu

(3)

kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi

seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke

permukaan air pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan

kematian ikan dan hewan lainnya.

c. BOD/COD

BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut

yang dibutuhkan oleh organisme hidup didalam air untuk menguraikan

atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air.

COD (Chemical Oxygen Demand), merupakan uji yang lebih cepat

daripada uji BOD yaitu suatu uji yang berdasarkan suatu reaksi kimia

tertentu untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan

oksidan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam

air.

d. Warna, rasa dan bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal

terjadinya polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan

dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut,

ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup

maupun yang mati.

e. Jumlah padatan

Padatan yang dapat mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan

sifat-sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap (sedimen),

(4)

f. Kehadiran mikroba pencemar

Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti alga, protozoa dan

bakteri. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau

merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak

dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut dapat berperan sebagai

bioindikator kualitas perairan.

g. Kandungan minyak dan lemak

Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap,

namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak

tidak dapat larut didalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di

air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah

disekeliling sungai. Minyak yang menutupi permukaan air akan

menghalangi penetrasi sinar mataharike dalam air. Selain itu, lapisan

minyak juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air

karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhabat. Akibatnya, terjadi

ketidakseimbangan ratai makanan di dalam air.

h. Kandungan bahan radioaktif

Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri

peleburan dan pengolahan logam, sering kali ditemukan bahan-bahan

radioaktif seperti uranium, thorium-230 dan radium-226.

Komponen-komponen tersebut dapat terlarut dalam air hujan dan masuk ke

(5)

i. Kandungan logam berat

Logam berat atau logam toksik adalah terminologi yang umumnya

digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam

hkebanyakan tergolong berbahaya bila masuk kedalam tubuh manusia

dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace metals.

j. Phospat

Banyak terdapat di peraiaran dalam bentuk inorganik dan organik sebagai

larutan , debu, dan tubuh organisme. Sumber utama phospat inorganik dari

penggunaan detergen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau

industri, dan pupuk pertanian.

k. Nitrat, nitrit dan amonia

Merupakan senyawa nitrogen organik yang sangat banyak mendapat

perhatian pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di permukaan dalam

konsentrasi kecil, dan kemungkinan mencapai konsentrasi tinggi pada air

tanah. Dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan kelainan pada

bayi yang disebut inflantile methomolobinemia. Nitrit adalah unsur

penting dalam proses photosintesis tanaman air. Nitrit merupakan bentuk

antara oksida amonia ke nitrit atau reduksi nitrat ke amonia. Nitrit dapat

masuk perairan melalui air limbah industri. Nitrit adalah penyebab

sebenarnya, karena di dalam rubuh dapat mengikat zat besi dari

hemoglobin yang membentuk methemoglobinemia. Asam yang dibentuk

dari nitrat dapat bereaksi membentuk nitrosamin yang kebanyakan

diketahui potensi karsinogenik. Amonia secara alamiah ada di air

(6)

karena terikt pada partikel tanah sehingga tidak lepas dari tanah. Amonia

dihasilkan dari determinasi urea dan dan nitrogen organik melalui proses

hidrolisis.

2.1.3. Dampak pencemaran

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragam atau punahnya

populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton dan plankton. Dengan

menurunya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologis perairan

dapat terganggu. Sistem ekologis perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan

untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh beban

pencemaran masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang

bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya dukung lingkungannya

maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi.

Pencemaran air selain menyebabkan dampak lingkungan yang buruk,

seperti timbulnya bau, menurunya keanekaragaman dan mengganggu estetika juga

berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena di dalam air yang

tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak

(7)

2.2. Limbah

2.2.1 Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalansi

kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium. Selain itu, limbah layanan

kesehatan juga mencakup limbah yang berasal dari sumber-sumber kecil atau

menyebar misalnya limbah hasil perawatan yang dilakukan di rumah sakit

(dialisis, suntikan insulin, dan sebagainya ).

Klasifikasi limbah berbahaya yang berasal dari layanan kesehatan

masyarakat yaitu: limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah

farmasi, limbah genotoksik, limbah kimia, limbah yang mengandung logam berat,

limbah radioaktif.

a. Limbah infeksius

Limbah infeksius adalah limbah yang diduga mengandung patogen

(bakteri, virus parasit, atau jamur) dalam konsentrasi atau jumlah yang

cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu yang rentan.

b. Limbah patologis

Limbah patologis terdiri dari jaringan, organ, bagian tubuh, janin manusia

dan bangkai hewan, darah dan cairan tubuh.

c. Limbah benda tajam

Benda tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau

luka tusuk antara lain jarum, jarum suntik, skalpel, pisau ,peralatan infus,

(8)

d. Limbah farmasi

Limbah farmasi mencakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin, dan serum

yang sudah kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi yang

tidak diperlukan lagi dan harus dibuang dengan tepat.

e. Limbah genotoksik

Limbah genotoksik sangat berbahaya dan bersifat mutagenik, teratogenik,

atau karsinogenik. Limbah ini menimbulkan persoalan pelik, baik di dalam

area kesehatan itu sendiri maupun setelah pembuangan sehingga

membutuhkan perhatian khusus. Limbah genotoksik dapat mencakup obat-

obatan sitostatik tertentu, muntahan, urine atau tinja pasien yang diterapi

dengan obat-obatan sitostatik, zat kimia, maupun radioaktif.

f. Limbah kimia

Limbah kimia mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair maupun

gas yang berasal dari, misalnya dari aktivitas diagnostik dan eksperiment

serta dari pemeliharaan kebersihan, aktivitas keseharian, dan prosedur

pemberian desinfektan. Limbah kimia dari instalansi kesehatan bisa

berupa limbah berbahaya, bisa juga tidak. pemeliharaan anstalasi

kesehatan dan kemungkinan ditemukan di dalam limbah yaitu,

formaldehid, zat kimia fotografis, solven, zat kimia organik, dan zat kimia

anorganik.

g. Limbah yang mengandung logam berat

Limbah yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk

(9)

Contohnya adalah limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan

kedokteran yang rusak.

h. Limbah radioaktif

Limbah radioaktif juga mencakup benda padat, cair dan gas yang

terkontaminasi radionuklida. Limbah ini terbentuk akibat pelaksanaan

prosedur seperti analisis in-vitro pada jaringan dan cairan tubuh,

pencitraan organ dan lokalisasi tumor secara in- vivo, dan berbagai jenis

metode investigasi dan terapi lainnya.

2.2.2. Limbah Cair Rumah Sakit

Limbah cair dari layanan kesehatan mutunya serupa dengan limbah cair yang

berasal dari daerah perkotaan, tetapi mungkin juga mengandung berbagai

komponen berbahaya yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Patogen mikrobiologis

Keprihatinan utama saat ini berkaitan dengan limbah cair yang

mengandung begitu banyak patogen usus, termasuk bakteri, virus, dan

cacing, yang mudah menular melalui air.

b. Zat kimia berbahaya

Sejumlah kecil zat kimia yang berasal dari aktivitas pembersihan dan

desinfektan biasanya dibuang secara teratur ke selokan. Jika rekomendasi

yang ada tidak diikuti, maka akan semakin banyak jenis zat kimia yang

(10)

c. Sediaan farmasi

Sejumlah kecil sediaan farmasi biasanya juga dibuang ke selokan dari

apotik rumah sakit dan dari berbagai bangsal. Jika rekomendasi pada

limbah sediaan farmasi tidak diikuti, akan semakin banyak jenis sediaan

farmasi, termasuk antibiotik dan obat-obatan genetoksik yang juga akan

dibuang ke selokan.

d. Isotop radioaktif

Sejumlah kecil isotop radioaktif akan dibuang ke selokan dari bagian

onkologi, tetapi pembuangan tersebut tidak akan menimbulkan resiko

terhadap kesehatan jika rekomendasi yang ada dipatuhi.

2.2.3. Pengolahan Limbah Rumah Sakit

Banyak rumah sakit, terutama rumah sakit yang sistem pembuangannya tidak

terhubung dengan instalasi pengolahan limbah kota, memiliki instalasi

pengolahan limbahnya sendiri. Pengolahan limbah cair rumah sakit ditempat

hanya akan efisien jika mencakup aktivitas sebagai berikut:

a. Pengolahan primer

b. Purifikasi biologis sekunder. Sebagian besar cacing akan mengendap

dalam lumpur akibat proses purifikasi sekunder, demikian pula dengan

bakteri (90-95%) dan virus; dengan demikian walau sudah terbebas dari

cacing efluen masih mengandung bakteri dan virus dalam konsentrasi

yang infektif.

c. Pengolahan tersier. Efluen sekunder kemungkinan akan mengandung

(11)

hasilnya tidak akan efisien. Dengan demikian, efluen harus menjalani

pengolahan tersier, misalnya pengolaman; jika tidak tersedia cukup ruang

untuk membuat kolam, teknik filtrasi pasir cepat dapat dipakai untuk

menghasilkan efluen tersier dengan kadar zat organik yang jauh lebih

berkurang (<10 mg/L).

d. Desinfeksi klor. Agar konsentrasi patogen sebanding dengan konsentrasi

yang ditemukan dalam air di alam, efluen tersier harus menjalani

desinfeksi klor sampai mencapai kadar yang ditetapkan. Desinfeksi

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan klor dioksida, natrium

hipoklorit, atau gas klor. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan

desinfeksi sinar ultraviolet.

2.2.4. Pengolahan Lumpur

Lumpur yang bersal dari instalansi pengolahan limbah perlu menjalani proses

pengolahanan aerob dahulu untuk memastikan musnahnya sebagian besar patogen

melalui metode pemanasan. Cara lain adalah dengan menghamparkan lumpur

tersebut dalam kolam-kolam pengeringan kemudian dimasukkan insenerator

bersama dengan limbah layanan kesehatan yang infeksius. Pengolahan limbah

rumah sakit di tempat akan menghasilkan lumpur yang mengandung cacing dan

(12)

2.3. Fosfor

Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup.

Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan

senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan

hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana

fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di

sedimen. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan

unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup.

Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air

dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan

eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah

2.3.1. Sifat Fosfor

1. Sifat Fisika Unsur Fosfor

a. Titik didih : 550 K

b. Wujud : padat

c. Warna : tidak berwarna/merah/putih

d. Titik leleh : 317,3 K (44,2 oC)¬(277 oC)

e. Massa jenis (fosfor putih) : 1,823 g/cm3¬2,34 g/cm3

f. Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8. (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3

g. Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket

(13)

i. Fosfor putih mudah menguap

j. Larut dalam pelarut nonpolar

k. Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut (benzena)

l. Fosfor putih bersifat sangat reaktif.

2. Sifat Kimia Unsur Fosfor

a. Memancarkan cahaya.

b. Mudah terbakar di udara, beracun.

c. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat

di industri.

d. Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah

digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan

bidang gesek korek api.

http://www.slideshare.net/aghnanprahas/fosfor-14710430

2.3.2. Terjadinya Fosfor

Hanya beberapa persen saja fosfor yang ada di dalam tanah yang tersedia bagi

tumbuh- tumbuhan berderajat tinggi. Kebanyakan fosfat- fosfat dalam tanah

secara relatif tidak dapat larut. Fosfat-fosfat besi dan kelompok kombinasi-

kombinasi kalsium secara khusus tak dapat larut. Sumber fosfor yang langsung

untuk menumbuhkan tanaman-tanaman adalah dalam bentuk ion fosfat anorganik

dalam larutan tanah. Struktur tanah dan aerasi adalah sangat penting dalam

mengatur dapat diperolehnya fosfat pada tanah-tanah berkapur. Pencucian dari

(14)

itu. Suatu struktur tanah yang lepas meningkatkan daya serap dan aerasi yang

baik. Dalam kondisi-kondisi ini, jasad-jasad tanah disuplai dengan oksigen secara

baik. Keadaan demikian menyuburkan akan adanya karbon dioksida bebas.

2.3.3. Tersedianya Fosfor

Air limbah yang berasal dari rumah tangga sangat kaya akan senyawa-senyawa

fosfor. Kadar fosfor anorganik biasanya berkisar antara 2 sampai 3 mg/L;

bagian-bagian yang organik bervariasi dari 0,4 hingga 1 mg/L. Hal ini kebanyakan

tergantung pada , penduduk yang memberi sumbangan, dimana jumlah fosfor

yang dilepaskan merupakan suatu fungsi kadar fosfor air limbah rumah tangga

dengan cepat meningkat.(Mahida,U.N,1993)

2.3.4. Manfaat Fosfor

Kegunaan Fosfor/Fosfat. Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan

pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol

dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi.

Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor

dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran

bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai

pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor

(15)

Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam

bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel

fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim

menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat

digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya

/pertumbuhannnya.

Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati

serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang

dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut

dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau,

kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.

Kegunaan Fosfor dalam kehidupan mikroorganisme membutuhkan fosfor

untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organik

fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organik fosfor yang dibutuhkan, untuk

metabolisme karbohidrat, lemak. bahan makanan utama yang digunakan oleh

semua organisme untuk energi dan pertumbuhan.

Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda

(CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai

jenis mainan yang dapat berpendar dalam Asam fosfor yang mengandung 70% –

75% P2O5, gelap (glow in the dark). telah menjadi bahan penting pertanian dan

(16)

fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen

pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.

Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan

saraf dan tulang. Bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan

insektisida. Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Fosfor Emitting

Diode) untuk menghasilkan cahaya putih. bahan makanan utama yang digunakan

oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan.

2.3.5. Efek Fosfor

Ada beberapa efek dari fosfor, antara lain:

1. fosfor berdampak negatif apabila bijih fosfor yang diolah menjadi fosfat

larut dalam air, sehingga menyebabkan terjadinya limbah radioaktif

(disebabkan bijih fosfor mengandung uranium)

2. meningkatnya unsur fosfor dalam air akan dapat meningkatkan populasi

algae secara massal yang dapat menimbulkan eutrofikasi dalam ekosistem

air

3. efek yang ditimbulkan akibat menghirup asam fosfor putih dalam jangka

pendek adalah batuk- batuk dan iritasi pada tenggorokan serta paru – paru.

Sedangkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan patahnya tulang

(17)

4. fosfor kuning memberi efek kronis terhadap gangguan kesehatan dapat

menyebabkan kropos tulang. Dan fosfor kuning ini dapat mengeluarkan

uap sehingga apabila terhirup akan mengganggu kesehatan.

5. Mengkonsumsi fosfor putih yang terdapat pada minuman soda dalam

jumlah tertentu dapat menyebabkan kerusakan hati dan jantung, gagal

ginjal, muntah – muntah, lemas, dan bahkan kematian.

6. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Kerugian

Fosfor bom yaitu memiliki sifat utama membakar.

2.3.6. Penghilangan Unsur Fosfor

Pada senyawa kimia, nitrogen dan fosfor adalah kunci penyebab pencemaran

dalam limbah cair. Oleh karena itu dalam konsentrasi yang tinggi, kita harus

mengurangi kandungan unsur-unsur ini didalam limbah cair. Cara penghilangan

unsur fosfor adalah sebagai berikut:

a. Penghilangan unsur fosfor oleh koagulan

Senyawa Ca(PO4)2 terdapat pada tulang ternak dan gigi hewan serta

senyawa protein yang terdiri atas unsur C,H,O,N,S,P dari bahan pangan

yang menyebabkan adanya limbah kimia fosfor (P). Pengendalian unsur

fosfor dilakukan dengan penambahan superfosfat. Unsur fosfor dalam

limbah cair harus dihilangkan dengan cara pengendapan menggunakan

bahan koagulan seperti garam Ca2+, ferro sulfat, Fe2+, dan ferri sulfat, Fe3+,

tawas atau aluminium sulfat Al2(SO4).18 H2O, dan bahan koagulan FeCl3

(18)

Penggunaan bahan koagulan tersebut harus diatur nilai pH dalam

limbah cair terlebih dahulu agar metode pengendapan berlangsung

maksimal. Nilai pH dalam limbah cair dijaga sekitar 6 sampai 8,5 agar

dapat digunakan bahan koagulan Fe(SO4)3 dan Al2(SO4)4. 18H2O.

Endapan yang diperoleh dipisahkan cairannya dengan cara filtrasi.

b. Pengambilan unsur fosfor oleh mikroba

Bakteri acinotebacter sp mampu mengambil fosfor dalam limbah cair

berbentuk polifosfat proses berlangsung secara anaerobik dan diikuti

dengan aerobik. Proses lumpur aktif termasuk perlakuan biologi aerobik

yang menggunakan oksigen untuk tumbuh dan berkembang biak mikroba

adalah perlakuan sinambung atau kontinu yang berupa sistem dengan

pertumbuhan sel mikrobah tersuspensi, hidup atau mati dalam limbah cair.

Lumpur aktif adalah kumpulan endapan sejumlah mikroba aktif yang

menyeruapai lumpur. (Suharto, 2011)

2.4. Fosfat

Dalam kimia ortofosfat (bahasa inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi)

atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri

dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, dia membawa

sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan

(19)

kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida

fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10 (PO4)6.F2) yang terbentuk selama

proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan

batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.

Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut

dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan

menambahkan asam .Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara

4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan

N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potasium cair atau K2O).

Didalam air limbah fosfat terdapat sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat

dan fosfat organis. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H2PO4- , HPO4

2-dan PO43-, sedangkan polifosfat merupakan senyawa polimer seperti (PO3)6

3-(heksametafosfat), P3O105- (tripolifosfat) dan P2O74- (pirofosfat); fosfat organis

adalah P yang terikat dengan senyawa-senyawa organis sehingga tidak berada

dalam larutan secara terlepas. Dalam air alam atau buangan, fosfor yang terlepas

dan senyawa P selain yang disebut diatas hampir tidak ditemui.

Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi

atau terikat didalam sel organisme. Berdasarkan ikatan kimia, senyawa fosfat

dibedakan sebagai berikut: ortofosfat, polifosfat, dan fosfat organis. Sedangkan

klasifikasi penting lain berdasarkan sifat fisis adalah fosfat terlarut, fosfat

(20)

Analisis fosfat terdiri dari 4 tahap yang dapat digabungkan sedemikian

rupa sehingga setiap unsur fosfat dapat ditentukan. Adapun 4 tahap analisa fosfat

yaitu:

A. Penyaringan pendahuluan

Tahap ini dilakukan untuk dapat membedakan antara fosfat total dan fosfat

terlarut. Sebagai saringan digunakan filter membran dengan pori 0,45µm; bila

sampel terlalu sulit disaring karena sangat keruh, maka sampel dapat disaring

dahulu pada saringan kasar terbuat dari glass-fiber, kemudian disaring lagi dengan

filter membran.

B. Hidrolisa pendahuluan: analisis polifosfat

Bila sampel dipanaskan dalam suasana asam, maka akan dihidrolisa semua

polifosfat, pirofosfat, trifosfat, heksafosfat serta sebagian kecil fosfat organis

menjadi ortofosfat. Jumlah polifosfat (sebenarnya”acid hydrolyzable phosphate”)

adalah perbedaan jumlah ortofosfat pada sampel yang didapatkan setelah

pengolahan hidrolisa dalam suasana asam dan ortofosfat pada sampel tanpa

hidrolisa.

Pada analisis ortofosfat sebelum hidrolisa sebagian kecil polifosfat ikut

teranalisa namun dapat diabaikan. Kedua analisa ortofosfat dengan dan tanpa

hidrolisa dapat dilakukan pada sampel yang tidak disaring (polifosfat total) atau

sampel yang telah disaring (polifosfat terlarut).

(21)

Fosfat total adalah semua zat ortofosfat, polifosfat baik yang terlarut

maupun yang terikat dalam senyawa organis. Untuk melepaskan fosfat (atau

fosfor) dari senyawa organis maka diperlukan proses peleburan dengan asam serta

reaksi oksidasi. Setelah peleburan semua fosfat dan fosfat yang telah menjadi

ortofosfat dapat ditentukan dengan metode asam askorbik.

D. Analisis ortofosfat (metode asam askorbik)

Amonium molibdat dan antimoniltartrat bereaksi dalam suasana asam

dengan ortofosfat hingga membentuk asam fosfomolibdik; asam fosfomolibdik

tersebut kemudian direduksi oleh asam asorbik sampai menjadi molibden biru.

Warna ini sebanding dengan konsentrasi fosfor. Skala kadar P yang dapat diliputi

adalah 0,01 mg P/L sampai 2 mgP/L (Alaert,G.1987).

2.5. Spektrofotometri

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual,

yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh

macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta

kuantitatifnya dengan ketelitian yang lebih besar. Dalam penggunaan pada masa

sekarang, istilah spektrofotometri merupakan metode pengukuran berapa jauh

energi radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari

radiasi, maupun pengukuran absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombag

(22)

2.5.1. Spektrum UV- Visible

Spektrum absorpsi dalam daerah- daerah ultra violet dan visble umumnya terdiri

dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar seperti terlihat pada gambar.

Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV- visible, oleh karena

mereka mengandung elektron, baik yang dipakai bersama maupun tidak yang

dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada

waktu absorpsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat didalam

molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal erat terikat, dan radiasi

dengan energi tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan untuk

eksitasinya.

Spektofotometer UV- visible biasanya bekerja dari sekitar 220-1000 nm.

Identifikasi senyawa organik dalam daerah ini jauh lebih terbatas daripada

inframerah. Hal ini oleh karena pita absorpsi adalah luas dan kekurangan

perincian. Akan tetapi gugus-gugus fungsi tertentu, seperti karbonil, nitro, dan

sistem konjugat, memang menunjukkan puncak- puncak yang khas, dan

keterangan – keterangan berguna sering dapat diperoleh mengenai ada atau tidak

adanya gugus – gugus demikian didalam molekul.

Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang jalan melalui medium yang

menyerap pertama kali dirumuskan oleh Bouguer (1729), dan hubungan antara

konsentrasi macam zat penyerap dan besarnya absorpsi dirumuskan oleh Beer

dalam tahun 1859. Hukum Bouguer dan Beer dengan mudah digabung menjadi

pernyataan yang sesuai. Telah diketahui bahwa perubahan konsentrasi terhadap

(23)

tergantung pada besarnya harga tetapan. Dengan perkataan lain, dalam hukum

Beer tertulis, k4 = f(b). Demikian pula dalam hukum Bouguer, k2 = f(c). Substitusi

hubungan- hubungan dasar ini kedalam hukum – hukum Bouguer dan Beer

menghasilkan

log 𝑃o

𝑃 = f(c)b dan log 𝑃𝑜

𝑃 = f(f)c

(Bouguer) (Beer)

Kedua hukum harus diberlakukan bersamaan pada setiap titik, sehingga

f(c)b = f(b)c

atau kalau dipisahkan variabelnya,

𝒇(𝒄)

𝒄 =

𝒇(𝒃) 𝒄

Substitusi pernyataan Bouguer maupun Beer menghasilkan pendapatan yang

sama:

log𝑃𝑜

𝑃 = f(c)b = Kbc

log𝑃𝑜

𝑃 = f(c)c = Kbc

Tanda- tanda Po dan P seperti digunakan disini disarankan untuk

tenaga-tenaga radiasi berturutan, untuk yang jatuh dan untuk ditransmisi. Istilah log

(24)

Tanda untuk panjang b diterima untuk panjang jalan lewat medium

penyerap: biasanya dinyatakan dalam sentimeter.

Dua satuan c yang berbeda untuk c, konsentrasi solut yang menyerap,

sering digunakan, gram per liter atau mol per liter.

Transmitans, T= 𝑃𝑜 𝑃⁄ adalah hanya fraksi tenaga jatuh yang

ditransmisikan oleh suatu contoh. Transmitans persen, %T = P/PO x 100.

Jika A= log(Po/P) dan T= P/Po, maka A= log (1/T).

Karena dari hukum Beer, absorbansi adalah berbanding lurus dengan konsentrasi,

maka adalah jelas bahwa transmitans tidak demikian; log Tdigambarkan harus

digambarkan terhadap c untuk memperoleh suatu grafik linear.

2.5.2. Peralatan untuk Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu

contoh sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap suatu deretan

contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan.

Spektrofotometer sinar tunggal amupun sinar rangkap dan alat-alat yang

bekerja dalam bermacam- macam daerah dari spektrum, semuanya mempunyai

unsur – unsur penting ini. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada

(25)

1. Sumber

Sumber energi radiasi yang biasa bagi daerah tampa k dari spektrum

maupun inframerah dan ultraviolet adalah suatu lampu pijar dengan

filamen wolfram. Pada kondisi operasi biasa, hasil lampu wolfram ini

adalah memadai dari kira-kira 325 atau 350 nm hingga kira-kira 3µm.

2. Monokromator

Ini merupakan peralatan optik untuk mengisolasi dari sumber kontinu

suatu berkas radiasi dengan kemurnian spektral yang tinggi dari panjang

gelombang apapun yang dikehendaki. Unsur – unsur terpenting sebuah

monokromator adalah sistem celah dan unsur dispersif. Radiasi dari

sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian dikumpulkan oleh sebuah

lensa atau cermin sehingga sinar paralel jatuh pada unsur dispersi yang

merupakan suatu prisma atau suatu fisi difraksi. Dengan pemutaran secara

mekanik prisma atau kisi, bermacam – macam bagian spektrum yang

dihasilkan oleh unsur dispersif difokuskan ke celah keluar, yang dari sini

melalui suatu jalan optik selanjutnya, menjumpai contohnya.

3. Wadah contoh

Wadah contoh merupakan sel untuk menempatkan cairan didalam sinar

dari spektrofotometer. Sel harus memancarkan energi radiasi dalam daerah

spektral yang penting; maka sel gelas melayani dalam daerah tampak,

kuarsa atau gelas berkadar silikat yang tinggi dan garam batuan dalam

inframerah. Sel – sel untuk UV-visible mempunyai panjang lintasan

(26)

batas lintasan sangat pendek, fraksi dari 1 milliliter, keatas sampai10 cm

atau bahkan lebih.

4. Detektor

Detektor untuk suatu spektrofotometer, kita mengharapkan kepekaan

tinggi di dalam daerah spektral yang penting, tanggap linear untuk tenaga

radiasi, waktu tanggap yang cepat, dapat dipengaruhi oleh amplifikasi, dan

tingkat stabilitas tinggi. Jenis deteksi yang digunakan paling luas

berdasarkan perubahan fotokimia, efek fotoelektrik, dan efek

termoelektrik. Fotografi tidak digunakan lebih lama dalam

spektrofotometri biasa; pada umumnya detektor fotoelektrik dipergunakan

dalam daerah tampak dan ultraviolet.

5. Penguatan dan pembacaan

Adalah alat elektronika yang terperinci dari penguatan (amplifikasi) dan

pembacaan. Unsur ini dapat menguatkan tahanan pemasukan yang tinggi

sehingga rangkaian fototabung tidak terkuras. Malahan voltase pada

tahanan beban digunakan untuk mengendalikan suatu rangkaian yang

menarik teganganya dari suatu sumber bebas dan yang mempunyai tenaga

cukup besar untuk menjalankan sebuah meteran atau peralatan pembaca

lain.

2.5.3. Prinsip Kerja Alat Spektrofotometer

Cahaya polikromatis yang berasal dari lampu wolfram sebagai sumber cahaya

(27)

untuk melewati monokromator untuk diuraikan menjadi cahaya monokromatis

yang diteruskan ke celah untuk memperoleh panjang gelombang tertentu yang

kemudian masuk ke sel absorbansi dan sebagian lagi ditransmisikan dalam bentuk

energi radiasi ke detektor yang akan diubah menjadi sinyal – sinyal elektronik dan

diperkuat oleh amflifier untuk dibaca oleh recorder sebagai %T.

2.5.4. Kesalahan-Kesalahan dalam Spektrofotometri

Kesalahan dalam pengukuran secara spektrofotometri dapat timbul dari banyak

sekali sebab, beberapa diantaranya adalah:

1. Sel – sel contoh harus bersih

2. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik

3. Penerapan panjang gelombang harus teliti

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat ditemukan berbagai masalah yang ada kaitanya dengan usaha meningkatkan kualitas belajar siswa, maka dapat

Dengan ini pula kami atas nama pengurus organisasi Karang Taruna Taruna Sari Sambeng III periode 2008-2010 mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Dusun

Ada keeratan hubungan pengaksesan situs pornografi dengan sikap seksual pranikah pada Remaja kelas XI di SMA 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2016 yaitu dengan nilai 0,387

Begitu sampainya beliau ketempat Imam Abu Hanifah, beliau ditunjuk oleh murid Imam Syafi’i sebagai imam ditempat Imam Abu Hanifah, lalu murid Imam Syafi’i mengira

Biogas merupakan bahan bakar gas dan bahan bakar yang dapat diperbaharui yang dihasilkan secara anaerobic digestion atau fermentasi anaerob dari bahan organik dengan

1) Dua garis tersebut akan berpotongan, maka himpunan penyelesaiaanya tunggal. 2) Dua garis tersebut akan saling berimpit, maka himpunan penyelesaiannya tak hingga. 3) Dua

Pengembangan Model Intuition Based Learning (IBL) dengan Scientific Approach Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran

Sementara itu, berdasarkan nilai tracking signal diketahui bahwa permalan IHK Kota Padangsidempuan baik dengan metode SSA maupun SARIMA stabil pada peramalan